Siu..
Pa..
Ugh..
Ahkkk
Buk..
Bam....
Seorang pemuda berusia tiga belasan,terpental belasan meter,lalu jatuh keras keatas permukaan tanah.
beberapa pemuda remaja melesat mendekatinya,lalu kembali memukul sipemuda tanggung.
Pa
Pa
Pa
Ahk..
Siu..
Bam
Bam
Darah menetes dari bibir pemuda tanggung tiga belasan tahun itu.
"hei..hentikan" terdengar suara teriakan keras.
Siu..
Pha..
seorang gadis remaja berusia lima belasan muncul dan berdiri didepan pemuda tanggung yang masih terbaring dipermukaan tanah.
Lalu gadis itu berbalik dan memegang bahu pemuda tanggung "adik apakah kamu baik?" kata gadis tersebut.
senyuman pahit hiasi bibir pemuda itu "kakak aku..aku..ugh..sakit sekali" keluh sipemuda tanggung.
gadis itu memapah adiknya agar berdiri,lalu ia melirik tajam pada pemimpin beberapa pria yang memukul adiknya.
matanya menatap marah "Lu Sing!anda pengecut hina,beraninya memukul yang lemah saja,jika anda memiliki nyali,ayo lawan aku" teriak gadis cantik lima belasan tahun.
"hehehehehehehe Guo Ying,apakah kalian bosan hidup,aku memukul adikmu karna dia menghalangi langkahku,jika nyali mu sebesar itu,silahkan maju dan lawan kami" jawab pemimpin beberapa pemuda itu.
Gadis cantik bernama Guo Ying menggertakan giginya,ia sangatlah marah,namun ia mengerti,bila ia bertindak keras kali ini,maka ia dan adiknya akan menderita.
beberapa pemuda tanggung itu bisa ia hadapi,tapi dibelakang pemuda itu,ia memiliki pendukung yang kuat.
"pergilah!cepat" teriak sigadis.
pemimpin kelompok itu tersenyum sinis,lalu ia memberi isyarat pada bawahannya dan mereka pun pergi meninggalkan kawasan itu.
setelah kepergian mereka Guo Ying melirik adiknya,lalu memapah adiknya berjalan kembali kehunian mereka.
dari area jalanan kecil dimana pertikaian sebelumnya terjadi,menuju kehunian mereka,sekitaran ratusan meter saja.
Memapah adiknya gadis itu menatap sedih "hais..adik maafkan kakakmu ini" kata Guo Ying.
sipemuda tanggung tersenyum "kakak ini telah biasa kualami,jadi kakak jangan khawatir padaku" kata sipemuda.
gadis cantik itu tersenyum sedih,memang apa yang dialami oleh adiknya,itu bukanlah yang pertama.
sejak beberapa tahun belakangan ini,adiknya selalu diintimidasi,dipukuli,bahkan dihina.
mereka berada dilingkungan dimana kekuatan adalah yang utama,siapa kuat,maka mereka dihargai.
bahkan memiki keluarga atau kenalan seorang yang kuat saja,maka akan dihargai.
sejak berusia sepuluh tahun,Guo Ying dan adiknya telah kehilangan kedua orang tua mereka.
kedua orang tua mereka telah terbunuh saat perkampungan hunian mereka diserbu perampok.
perkampungan mereka dikenal sebagai perkampungan hunian keluarga Lu.
kampung itu dikuasai oleh klan Lu,dimana ibu mereka berasal dari perkampungan itu.
namun dikarenakan ayah mereka hanyalah seorang menantu dari pemimpin klan Lu.
ayah dan ibu mereka pun kurang dihargai,dan setelah kedua orang tua mereka meninggal.
dua saudara itu pun tersingkirkan dari hunian utama keluarga lu,dan saat ini mereka tinggal diperkebunan kecil.
Guo Ying dan adiknya Guo Liang,bertahan hidup dengan cara bertani.
untungnya kedua saudara itu mendapat bantuan dari tetangga sekitar,sehingga mereka pun mampu mengelolah lahan pertanian mereka.
sejak kecil dua saudara itu memiliki nasib yang berbeda,Guo Ying sangat berbakat dalam seni beladiri dan kultivasi.
sedangkan Guo Liang,sekeras apa pun ia berusaha,ia tetap sulit untuk berkultivasi.
ketidak mampuannya itulah yang selalu menjadikan nya direndahkan oleh para pemuda perkampungan Lu.
Dua saudara itu berjalan tertatih tatih,hingga akhirnya tiba dihunian kecil mereka.
Guo Ying langsung membersihkan luka diwajah dan tubuh adiknya.
kesedihan nampak jelas diwajah gadis itu,melihat kakaknya,walau seluruh tubuhnya terasa sakit.Guo Liang nampak tersenyum.
"kakak aku baik baik saja,jangan terlalu dikhawatirkan" kata Guo Liang.
Guo Ying tersenyum,dua tetes air mata jatuh dipipinya "dasar konyol,apakah anda kira kakakmu ini bodoh" gerutu Guo Ying.
Adiknya tidak memiliki level kultivasi,bahkan teknik dasar seni beladiri saja,adiknya tidak bisa.
jadi tanpa secuil kekuatan pun,mana mungkin adiknya mampu menerima pukulan beberapa pemuda itu.
untungnya,walau suka memukul dan mengintimidasi adiknya,Lu Sing dan teman temannya,masih menahan diri.
Lu Sing adalah cucu dalam pemimpin perkampungan Lu,statusnya sangatlah mulia.
ia memiliki kekuatan dan kekuasaan,namun tetap saja,walau ia sangat tidak suka pada Guo Liang.
Lu Sing akan sangat berhati hati saat memukul Guo Liang.
sebab jika tanpa sengaja Guo Liang terbunuh,maka itu akan menjadi sebuah masalah.
walau Guo Ying dan Guo Liang hanyalah cucu luar,tetap saja mereka juga cucu pemimpin perkampungan.
jadi bila mereka terbunuh,penghuni perkampungan akan tetap mempertanyakan keadilan pada pemimpin perkampungan.
sebagai pemimpin yang dihormati,pastinya Lu Kong akan menjaga nama baiknya.
oleh karna alasan itulah,sebenci apa pun Lu Sing pada Guo Liang,ia tidak akan membunuhnya.
Guo Liang memang lemah,dan dianggap sampah diperkampungan itu,oleh karna ia tidak mampu berkultivasi.
namun ia memiliki sesuatu yang membuat iri banyak orang,yaitu wajahnya yang sangat gagah,tampan rupawan.
ketampanan Guo Liang itulah yang membuat banyak pemuda remaja membencinya.
sebab Guo Liang disukai oleh banyak gadis diperkampungan itu.
Hanya saja,kelemahannya yang tidak mampu berkultivasi,membuat beberapa gadis yang menyukainya,menahan diri bahkan mundur.
Dialam itu kekuatan,kekayaan dan kekuasaan tetaplah menjadi yang utama.
Dan Guo Liang tidak memiliki itu semua.
Guo Liang menatap kakaknya,rasa kasih dan terimakasih nampak jelas Dimata pemuda itu.
kakaknya memiliki bakat yang baik untuk mempelajari seni beladiri dan kultivasi.
Dan kakaknya memiliki kesempatan untuk belajar diperguruan hebat yang terdapat dikerajaan mereka.
namun untuk mempelajari seni beladiri dan kultivasi,Guo Ying wajib meninggalkan kampung halamannya.
Dan itulah yang Guo Ying tidak bisa,sebab ia tidak tega meninggalkan adiknya.
mengerti akan hal itulah,memuat Guo Liang merasa bersalah pada kakaknya.
Tapi ia juga merasa bangga dan sayang pada kakaknya,sebab demi dia,kakaknya rela melepaskan kesempatan belajar diperguruan yang hebat.
Guo Ying membersihkan luka diwajah dan tubuh Guo Liang dengan teliti,setelah itu memberi obat luka dan memar.
selesai mengobati Guo Liang,Guo Ying mengambil bubur masakannya sendiri,lalu menyuapi adiknya.
selesai merawat adiknya,ia pun memerintahkan Guo Liang untuk beristirahat.
dengan senyuman manis,Guo Liang menuruti perintah kakaknya.
pemuda berusia tiga belasan itu memejamkan matanya dan beristirahat didalam kamar kecil miliknya.
Guo Ying melangkah keluar dari kamar adiknya.
gadis cantik berusia lima belasan itu duduk diteras hunian mereka,saat itu hari mulai malam.
Guo Ying mengangkat wajahnya dan menatap langit,saat itu langit nampak gelap tanpa bulan dan bintang.
"ppppppffffffff" Guo Ying menghela nafas.
"ayah.."
"ibu"
gumam Guo Ying.
"aku baru merawat adik hanya untuk beberapa tahun saja,namun aku bisa rasakan,betapa sulitnya"
"kalian telah merawat kami begitu lamanya,aku bisa bayangkan,betapa sulitnya itu"
Air mata mengalir disudut mata Guo Ying,ia gadis yang cantik,gadis yang baik,juga tabah.
Namun dikala ia sendirian,gadis itu selalu menatap langit,mengingat kedua orang tuanya.
Lalu bergumam sendirian,seakan akan dengan cara itu,ia ingin melepaskan segala keluh kesahnya.
_
Guo Ying masih duduk diteras rumahnya,gadis itu masih larut dalam alam fikirannya.
Apa yang ia lakukan,adalah kebiasaan yang sering ia kerjakan dikala hati dan fikirannya,merasa khawatir.
Dan disaat yang sama,berbaring diatas tempat tidurnya,Guo Liang nampak merenungi semua yang ia alami selama ini.
Remaja berusia tiga belasan itu,selalu nampak tersenyum dan ramah.
Kesehariannya akan selalu seperti itu.
Namun apa yang ia rasakan,hanyalah ia yang paling mengerti.
Ia adalah seorang pria,dimana disetiap alam dan kehidupan,seorang pria akan dianggap sebagai pemimpin.
Seorang pria akan selalu menjadi tolak ukur dari keberhasilan sebuah keluarga.
tapi ia justru terlahir lemah,dimana didunia yang selalu mengagungkan kekuatan.
Guo Liang justru terlahir sebagai pria yang lemah,yang tidak bisa menjadi seperti pria pada umumnya dialam itu.
Dimana semua orang,walau berbakat buruk sekali pun didalam seni beladiri dan kultivasi.
Namun siapa pun itu,pasti mampu berkultivasi.
Sedangkan ia,untuk mencapai tahap awal kultivasi saja,ia tidak mampu.
Apa yang ia alami,pastinya selalu menjadi beban dihati dan fikirannya.
Namun Guo Liang,nampak selalu sabar dan tersenyum didepan kakak nya.
Guo Liang menatap langit langit kamar tidurnya.
Atap hunian nya hanya terbuat dari rumput kering yang disusun rapi khas hunian desa terpencil.
Jelas itu sebuah hunian terkategori miskin diperkampungan mereka.
Namun Guo Liang dan kakaknya telah tinggal dihunian itu untuk waktu yang lumayan lama.
Menatap langit langit kamarnya,fikiran Guo Liang saat itu mengembara dalam renungan.
"ppppffffffff" Guo Liang menghela nafas.
"mengapa aku terlahir seperti ini?!" gumam remaja itu.
Kesedihan nampak diwajah tampannya.
"kakak perempuan Guo Ying"
"aih..sebagai seorang pria,aku bahkan tidak mampu menjadi penjaga saudari Perempuanku"
"malah setiap saat,aku selalu membuat ia khawatir padaku"
"benar benar tidak berguna" gumam Guo Liang.
Dua tetesan air mata mengalir dari sudut matanya,kesedihan nampak semakin mengikat hatinya.
"Sejak dulu legenda selalu mengatakan,bahwa langit itu adil"
"Sungguhkah begitu?!" gumam Guo Liang.
Air matanya nampak mengalir semakin banyak.
"jika benar langit sangatlah adil,mengapa aku terlahir sebagai sampah" keluhnya.
Apa yang ia alami hari ini,dimana ia dipukuli hingga babak belur,itu bukanlah yang pertama kalinya.
Guo Liang hidup disebuah perkampungan yang dikenal sebagai perkampungan para ahli kultivasi.
Dan perkampungan mereka bukanlah satu satunya,masih banyak perkampungan lainnya dan beberapa kota,baik besar dan kecil.
Dimana disetiap daerah,kekuatan adalah kekuasaan,siapa kuat maka ia akan dipuja.
Bahkan kawasan dimana ia tinggal merupakan kekuasaan sebuah kerajaan itu,dimana kerajaan yang berkuasa,juga sama.
Dipenuhi para ahli kelas atas,dan disetiap area kawasan pedesaan dan perkotaan,kekuatan adalah yang utama.
Menjadi lemah,pastinya sesuatu yang menjadi mimpi buruk bagi siapa pun juga.
perkampungan keluarga Lu,berada disebuah kawasan terujung dari kerajaan Sung.
Walau disebut sebuah perkampungan,namun perkampungan itu lumayan luas.
Dan saat itu,Guo Liang dan kakaknya,diberi sebuah lahan diarea terujung perkampungan.
Dimana dikawasan ujung perkampungan itu,terdapat sebuah pegunungan tinggi dan luas.
Sedangkan dibalik pegunungan tapal batas itu,terdapat kerajaan lainnya.
Sebuah kerajaan yang tak kalah kuatnya dari kerajaan Sung.
Jadi bila terjadi peperangan antara dua kerjaan,maka dapat dipastikan,betapa bahayanya dua saudara yang tinggal diarea perbatasan itu.
Untungnya pegunungan tapal batas termasuk kawasan yang disegani.
Sebab pegunungan itu,selain tinggi dan luas,juga ditinggal berbagai macam binatang buas dan binatang roh.
Binatang roh adalah mahkluk yang berwujud binatang,namun mereka berbeda dengan binatang pada umumnya.
Sebab binatang roh mirip manusia,mereka juga mampu berkultivasi.
Hanya saja binatang roh walau mampu berkultivasi,mereka sama dengan binatang pada umumnya.
Yaitu memiliki kecerdasan yang sangat tipis.
Tapi hal itu juga bisa dikatakan bahaya,sebab binatang yang mampu berkultivasi,namun bersifat seperti binatang,pastinya sangatlah menakutkan.
Itu alasannya mengapa walau berada didekat perbatasan sebuah kerajaan asing,namun kawasan hunian Guo Liang dan kakaknya terkategori lumayan aman.
Guo Liang masih nampak bersedih dan larut dalam lamunannya.
"Langit,mengapa ini terjadi padaku?apakah keluarga kami mempunyai dosa yang besar,hingga aku dihukum menjadi pria yang tidak berguna" gumam Guo Liang dalam hatinya.
Setiap mengingat akan betapa tidak bergunanya dia,Guo Liang akan selalu bersedih.
Lumayan lama ia larut dalam alam fikirannya saat itu,hingga hati dan jiwanya merasa lelah.
Dan tanpa terasa waktu berlalu lumayan cepat saat itu.
Guo Liang sendiri tertidur pulas setelah lelah memikirkan segala kesedihan hatinya.
Disisi lain,Guo Ying sendiri telah masuk kedalam hunian mereka,dan tidur di kamarnya.
_
Matahari pagi bersinar cerah hari itu.
Guo Liang terbangun dengan tubuh terasa pegal dibeberapa area.
Ia nampak meringis menahan perih dibeberapa bagian tubuhnya.
Pemuda remaja itu bangkit dari tempat tidurnya,lalu berjalan keruangan tamu.
Hunian itu tidaklah seberapa besar,hanya terdapat dua kamar tidur sempit,ruang tamu kecil.
sedangkan dapurnya berada dibelakang,dan itu pun hanya dipagari bambu saja.
Guo Liang mencari kakaknya,mencari sesaat,namun ia tidak menemukannya.
"Sepertinya kakak telah pergi keladang" gumam pemuda itu.
Lalu ia mencuci mukanya,kemudian minum beberapa teguk air.
Setelah itu ia pun keluar dari hunian kecil mereka dan pergi keladang milik ia dan kakaknya.
Ladang itu adalah pemberian penguasa perkampungan pada dua saudara itu.
mereka memang tidak perlu membayar pajak apa pun juga.
Tapi,bila ingin makan dan mendapatkan uang,maka mereka wajib mengerjakan ladang itu sendiri.
Ladang milik Guo Liang dan kakaknya tidaklah seberapa jauh.
hanya puluhan meter saja jaraknya dari hunian mereka.
Berjalan keladang yang luas dan mencari kakaknya.
Nampak Guo Liang mengerutkan dahinya,kakaknya tidak ada.
"kakak..
"kakak...
panggil Guo Liang.
Namun tidak ada jawaban.
Pemuda itu pun mengerutkan dahinya "apakah kakak pergi kekota Lian" gumam pemuda itu.
Kota Lian adalah sebuah kota kecil dikawasan itu.
Dan kota Lian adalah kota terdekat dari perkampungan Lu.
Biasanya para penduduk desa Lu selalu menjual hasil perkebunan mereka kekota Lian.
Berfikir seperti itu Guo Liang pun merasa yakin bahwa kakaknya kekota Lian.
Pemuda itu melirik kearah pegunungan tapal batas.
Sejak mereka tinggal dikawasan itu,kakaknya selalu melarangnya pergi kearea pegunungan.
Jarak pegunungan dengan hunian mereka lumayan dekat.
Dari hunian Guo Liang,lima puluhan meter merupakan ladang mereka.
Luas ladang lumayan,panjangnya ratusan meter,lalu diujung ladang terdapat sebuah mata air yang mengalir.
Mata air sangatlah panjang,membentang dilereng pegunungan.
membelah area lereng gunung dengan kawasan ladang milik mereka.
Lebar mata air puluhan meter,setelah itu lereng pegunungan tapal batas.
Guo Liang pergi kearah sumber air mengalir.
Ia telah biasa berada dikawasan itu,dan itu adalah kawasan terjauh yang pernah ia tempuh diarea itu.
Sebab setelah aliran air,habis itu adalah pegunungan tapal batas,area yang selalu dilarang oleh kakaknya untuk ia dekati.
Guo Liang duduk dipinggiran aliran sungai,ia menatap aliran air yang mengalir.
Menatap beberapa saat,ia menghela nafas,lalu mengangkat wajahnya dan menatap kearea pegunungan tapal batas.
Menatap lereng pegunungan yang hijau,lalu melirik kearah puncak gunung yang tinggi.
"sesungguhnya ada apakah disana?"
"mengapa kakak selalu melarang ku mendekati pegunungan itu"
Gumam Guo Liang.
Fokus menatap untuk beberapa saat,hatinya merasa penasaran pada gunung didepannya.
Godaan untuk melihat lebih dekat terasa dihatinya.
Guo Liang mengepal erat tangannya.
Nampak keinginan dan penasaran dimatanya saat itu,pada gunung tinggi yang ada didepannya.
_
Semakin Guo Liang menatap hutan lebat dilereng pegunungan didepannya.
Godaan pun semakin besar,terasa dihati dan bahkan jiwanya.
Ia mengepal erat tangannya,matanya nampak jelas akan niat dan keinginannya.
Untuk mencari tahu,apa yang ada dipegungan itu.
Menatap penuh rasa penasaran,Guo Liang nampak melangkah satu tapak kedepannya.
Namun langkahnya terhenti saat tiba tiba wajah cantik kakaknya muncul di benaknya.
"kakak.." gumam Guo Liang.
Bayangan segala kebaikan dan perhatian yang kakaknya berikan,membayang dimatanya.
"oh..tidak.ini tidak benar" keluh Guo Liang.
Kakaknya selalu baik padanya,dan ia telah berpesan padanya agar jangan mendekati pegunungan itu.
Didunia ini bila ada satu orang yang paling ia percayai,maka orang itu adalah kakaknya.
Dan didunia ini,bila ada satu orang yang tidak ingin ia buat bersedih,orang itu adalah kakaknya.
Guo Liang tertunduk lesu,bibirnya tersenyum kecut "pppppppfffffff.." pemuda remaja itu menghela nafas,seakan akan membuang semua niat dan keinginannya.
Lalu ia terduduk lesu diatas tanah,tepat dipinggiran aliran mata air.
Ia pun kembali hanya duduk diam dan menatap aliran air yang mengalir.
Saat itu,Guo Ying baru saja keluar dari pintu gerbang kota Lian.
Persis seperti dugaan Guo Liang,kakaknya memang pergi kepasar dan menjual hasil perkebunan mereka.
Guo Ying,menaiki gerobak kayu yng ditarik oleh seekor sapi jantan.
Gerobak sapi adalah milik tetangga mereka,yang memang sering dipinjam oleh dua saudara itu.
Selama ini mereka memang lebih sering mendapatkan bantuan dari para tetangga.
Yang untungnya,para tetangga yang pastinya sama miskinnya dengan dua saudara itu.
Selalu ringan tangan dalam membantu dua saudara itu.
Gerobak sapi melaju lumayan kencang saat itu,menyusuri jalanan umum yang biasa dilalui penduduk perkampungan.
Meninggalkan gerbang kota Lian semakin jauh,nampak perjalanan yang menyusuri hutan lebat itu,semakin sepi.
Guo Ying nampak biasa saja,walau ia hanyalah seorang gadis berusia lima belasan.
Namun gadis cantik itu tidak merasa takut sedikit pun.
Gerobak melaju sedikit perlahan saat melewati sebuah arah yang menikung.
Ketika sapi pembawa gerobak berbelok,tiba tiba sapi dan gerobak pun berhenti.
Guo Ying mengangkat tatapannya dan melihat kendala apa yang membuat sapinya berhenti.
Saat melihat beberapa pemuda berdiri ditengah jalan dan mengenali siapa mereka,dua alis Guo Ying nampak berkerut.
"Lu Sing apa maksudmu menghalangi perjalananku,pergilah" teriak Guo Ying.
Pemuda berusia empat belasan yang bukan lain adalah cucu pemimpin perkampungan Lu,telihat tersenyum.
Lu Sing adalah pemuda remaja yang sama,yang saat itu memukul Guo Liang.
Kali ini ia bersama beberapa temannya dan salah satunya adalah murid senior klan Lu.
Lu Sing tersenyum sinis "Guo Ying,selama ini anda selalu menjadi penghalang dalam urusan ku dengan Guo Liang,hari ini aku akan memberimu pelajaran,agar anda mengerti perbedaan status antara kamu dan aku" kata Lu Sing.
Mendengar itu Guo Ying tersenyum sinis "oh..jadi anda ingin bertarung?"
"baik,mari datanglah" kata Guo Ying.
Siu..
Pha..
Guo Ying meloncat turun dari gerobak sapinya dan menatap tajam pada Lu Sing.
Lu Sing tidak bergerak,namun seorang pemuda berusia dua puluhan yang sedari awal berdiri dibelakang,bergerak maju.
Pria itu menatap Guo Ying dan tersenyum sinis.
Guo Ying mengerutkan dua alisnya "senior Lu Bei,ini urusan pribadi antara aku dan Lu Sing,menyingkirlah" kata Guo Ying.
Pemuda yang bernama Lu Bei tersenyum "anda berurusan dengan cucu tersayang pemimpin klan Lu,aku disini diperintahkan untuk menghukum mu,gadis kecil,menyerah lah" kata Lu Bei.
"Diperintahkan!?siapa yang memerintahkan mu" kata Guo Ying.
Lu Bei tersenyum "apakah anda pantas mengetahui siapa itu,huh" dengus Lu Bei.
Wuz..
Lalu tanpa banyak kata lagi,Lu Bei melesat kearah Guo Ying.
Sebuah tinju yang kuat juga cepat Lu Bei lepaskan.
Merasai cepat nya pukulan Lu Bei,Guo Ying pun melempar tubuhnya kesamping.
Wuz..
Siu..
Pa..
Buz..
Angin pukulan tinju Lu Bei mengenai tempat kosong.
Dan dari samping posisi Lu Bei berdiri,Guo Ying melepaskan sebuah tamparan keras.
Siu..
Pa..
Angin tamparan berhembus kearah wajah Lu Bei,merasai itu wajah Lu Bei memerah.
Bila tamparan itu mendarat dipipinya bukankah itu penghinaan namanya.
Lu Bei mengangkat tangan kiri nya melintang disisi wajahnya.
Plak..
Des..
Tamparan kuat Guo Ying mengenai tangan kiri Lu Bei.
Pemuda itu memutar tubuhnya sambil mengirimkan satu pukulan tinju yang kuat.
Siu..
Pa..
Posisi yang berdekatan,membuat pukulan tinju Lu Bei melesat sangatlah cepat.
Guo Ying mengangkat dua tangannya kedepan wajahnya berusaha menahan pukulan itu.
Pa..
siu..
Bam..
Pukulan Lu Bei mendarat keras kearah dua tangan Guo Ying yang menahan didepan wajahnya.
Tubuh gadis itu nampak bergetar lalu mundur dua langkah akibat kerasnya pukulan itu.
Tangan Guo Ying yang mungil nampak memerah akibat pukulan Lu Bei.
Guo Ying gadis muda berbakat baik,namun minimnya waktu berlatih yang ia miliki,membuat ia saat ini berada dilevel kultivasi yang sama dengan Lu Sing.
Padahal Lu Sing lebih muda satu tahunan darinya.
Hal itu terjadi oleh karna Lu Sing amat dimanja oleh pemimpin klan Lu.
Jadi pemuda itu selalu mendapatkan sumberdaya kultivasi yang melimpah.
Sedangkan Guo Ying,ia berkultivasi hanya mengandalkan dirinya sendiri.
Lu Bei memiliki level kultivasi satu ranah penuh diatas Guo Ying.
Bila Guo Ying berada dilevel 9 ranah jendral,maka Lu Bei berada dilevel 9 ranah panglima.
Dengan kekuatan kultivasi yang satu ranah penuh diatas Guo Ying,pastinya Lu Bei sangatlah kuat.
Satu ranah penuh level kultivasi,itu sama dengan sembilan ranah kecil.
Artinya antara Guo Ying dan Lu Bei,level kultivasi mereka berjarak sembilan level kecil.
Bibir Guo Ying meringis menahan sakit ditangannya.
Mata nya melotot marah,lalu ia melesat kearah Lu Sing.
melihat itu Lu Bei tersentak kaget "anda berani" teriak Lu Bei.
Siu..
kecepatan pergerakan Guo Ying yang justru tidak disangka oleh semua orang.membuat Lu Sing kaget.
Siu..
Pa..
Des..
Ugh..
Siu..
Bam..
Satu pukulan keras mendarat diwajah Lu Sing,tubuh pemuda itu terpental belasan meter lalu jatuh kepermukaan tanah.
Buz..
Lu Bei melesat kearah Guo Ying dan menyerang.
Pa
Pa
siu
Bam
Dengan gesit Guo Ying menepis lalu melesat menjauh.
Gadis itu menarik perhatian lawan agar mengikutinya.
Dan ia melesat kearah tikungan sebelumnya yang mengarah kearah kota Lian.
"kalian cepat kejar" teriak Lu Sing.
beberapa teman Lu Sing pun ikutan melesat kearah Guo Ying bersama Lu Bei.
Sedangkan Lu Sing sendiri,begitu bangkit dari tanah,ia juga ikut mengejar.
_
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!