NovelToon NovelToon

Anak Yang Tak Di Inginkan

Bab 1

" Lihat ini Pak , Buk , Bayi nya aktif dan sehat yah " ucap seorang Dokter yang tengah melakukan USG pada pasien nya.

Pasien itu adalah Andi dan Risma, sepasangan suami istri yang saat ini akan dikaruniai anak ketiga mereka,  kandungan Risma sudah menginjak usia enam bulan, kini mereka hanya tinggal menunggu tiga bulan lagi untuk bertemu sang buah hati.

Risma yang melihat tumbuh kembang bayi dalam rahim nya itu, tak kuasa menahan tangis haru, ditatapnya mata sang suami dengan senyuman hangat, sementara sang suami tak pernah berhenti memuji dan merangkul istri yang sangat ia kasihi.

Andi dan Risma merupakan pasangan suami - istri yang harmonis, tak pernah ada perselisihan apapun dalam rumah tangga mereka,semua mereka jalani dengan penuh cinta dan kasih sayang,sebelum nya, mereka sudah dikaruniai dua anak laki - laki.

Si sulung bernama Anton yang kini sudah menginjak usia 12 tahun,dan anak kedua mereka bernama Aris yang masih berusia lima tahun.

"bagaimana dengan jenis kelamin nya dok ? apa sudah terlihat jelas? " tanya Andi yang penasaran , karena Andi sungguh menginginkan anak perempuan lahir dalam keluarga kecil nya, namun jika pun mereka mendapat anak laki - laki lagi,  Andi dan Risma juga tak akan mempermasalahkan itu, hanya saja dengan hadirnya anak perempuan akan membuat keluarga mereka lebih lengkap.

"Ah ! perempuan pak, sudah terlihat jelas " jawab Dokter yang sedang fokus menatap layar monitor USG nya dengan teliti.

Andi dan Risma tersenyum penuh kegembiraan karena keinginan mereka akan segera terwujud.

Andi dan Risma pulang ke rumah dengan penuh senyuman kegembiraan.

..

"Ibu !" Aris yang sedari tadi sudah merindukan ibunda nya,segera memeluk sang ibu yang baru saja melangkahkan kaki memasuki rumah.

"Aris gak nakal kan?" Risma segera menyambut pelukan anak kedua nya itu dan menggendongnya.

"enggak bu, Aris baik kok ,tanya aja nenek kalo gak percaya, Aris gak nakal sama sekali" jawab Aris.

"hey ! jangan digendong ibu dong sayang, kasihan dede nya keberatan" Andi yang khawatir akan kandungan istri nya segera mengambil Aris dan menggendong nya menggantikan sang istri.

"Aris gak sabar deh pa ,pengen main sama dede ,kak Anton sibuk sekolah terus sekarang ,gak pernah mau main sama Aris"

Aris memanyun kan bibir nya membuat Anton dan Risma gemas. "nanti kalo dede udah lahir, Aris harus jadi kakak yang baik yah" Aris mengangguk semangat mendengar nasihat dari sang ayah.

mereka pun memasuki rumah mewah nya, Andi merupakan seorang pengusaha yang sukses, Andi memiliki banyak perkebunan jeruk dan durian yang sudah berhasil ia ekspor keluar negeri,membuat Andi menjadi salah satu orang kaya yang terpandang di kotanya.

"Waktu kok rasa nya lambat sekali yah ma, papa udah gak sabar buat gendong dede, pasti dia cantik mirip mama" Andi mengelus perut buncit istrinya.

"hahaha papa ini , mama juga udah gak sabar, pasti anak kita nanti jadi anak yang kuat dan pantang menyerah mirip papa nya" Risma yang tak mau kalah ikut memuji suami nya.

mereka benar - benar terhanyut dalam kebahagiaan,hari demi hari mereka lalui dengan penuh rasa bahagia, Andi dan Risma benar - benar sudah tidak sabar untuk menyambut kelahiaran si bungsu,begitupun dengan Anton dan Aris yang juga menantikan kehadiran adik nya itu.

..

Perut Risma semakin membuncit, kini usia kandungan nya sudah menginjak 8 bulan 3 minggu , mereka hanya tinggal menunggu waktu saja.

Andi yang memang sudah berpengalaman dalam menemani istri nya bersalin,sudah siap menjadi suami siaga, ia sudah mempersiapkan semua kebutuhan dengan baik kalau - kalau istrinya tiba - tiba sudah akan melahirkan, Andi bahkan sengaja tak pergi ke kantor perkebunan nya, untuk menemani risma 24 jam, Andi sudah menyerahkan tanggung jawab pekerjaan kepada orang kepercayaan Andi di kantor selama Andi harus menemani sang istri.

"papa? anak sulung kita kan namanya Anton ,terus anak kedua kita Aris ,nah si bungsu juga harus dari huruf A " ujar Risma pada suaminya.

"oh , karena dia perempuan, kenapa tidak dari huruf R ? supaya sama seperti inisial nama mama nya" Andi memberikan ide lain kepada istrinya.

"tidak pa , mama gak mau anak kita nanti merasakan sedikit pun perbedaan dengan kakak - kakak nya ,mama ingin anak kita nanti merasa sama derajat nya di keluarga ini" Risma menatap dalam mata suami nya , Andi merasakan perasaan yang aneh saat melihat tatapan mata istri nya ini,seperti sesuatu yang membuat Andi tiba - tiba saja khawatir tidak jelas.

"papa janji kan? papa bakal memperlakukan semua anak - anak kita tanpa perbedaan?" Risma bertanya pada suami nya dengan serius

" tentu saja sayang,papa janji ,kita akan membesarkan anak - anak kita dengan penuh kasih sayang ,tanpa perbedaan" jawab Andi meyakin kan istri nya.

Risma sangat puas dengan jawaban Andi dan melanjutkan membaca buku nya ,untuk mencari nama yang tepat untuk bayi perempuan nya jika sudah lahir nanti.

"Annisa" ucap Risma tiba - tiba.

"kita selalu menginginkan anak perempuan dan sekarang kita benar - benar dikaruniai anak perempuan , Annisa itu sebagai simbol bahwa orang tua nya benar - benar menginginkan kehadiran nya di dunia ini"

tambah Risma.

Andi yang mendengarnya cukup kagum dengan penjelasan dari sang istri, Andi setuju dan mereka sepakat untuk menamai anak nya nanti dengan nama 'Annisa' .

.....

.....

"tahan yah ma , bentar lagi kita sampai ! "

Andi yang tengah menyetir mencoba menenangkan istri nya yang saat ini tengah menahan sakit ,selesai shalat isya tadi , Risma tiba - tiba mengalami kontraksi , Andi ditemani sang ibu membawa Risma ke rumah sakit untuk melahirkan.

sesampai nya di rumah sakit, Andi dengan siaga ikut mendorong ranjang Risma menuju ruang bersalin.

Risma menggenggam erat tangan Andi seraya berdzikir.

Andi menemani Risma melahirkan,tangisnya tak bisa ia tahan tat kala melihat perjuangan Risma untuk melahirkan buah hati mereka.

Satu jam telah berlalu , Risma masih berjuang untuk melahirkan anak bungsu nya,tubuh nya sudah mulai lemas,nafas nya mulai tersenggal tak beraturan,  melihat kondisi Risma, Dokter segera memasang oksigen untuk membantu Risma, Andi yang melihat nya sangat khawatir dan terus berdoa, juga tak henti untuk menyemangati istri nya.

"euuuuuuuunghh !! " tenaga Risma seakan habis,ia sudah dua kali melahirkan dengan normal dan lancar namun kali ini sangat terasa berat bagi Risma.

"Oeeeee ... oeeeee " tangisan lirih terdengar , Risma berhasil melahirkan bayi nya dengan selamat,ditatap nya wajah sang suami, Risma merasa lega walau tubuhnya sama sekali tak bisa ia rasakan , Risma seakan mati rasa.

"makasih ma ,kamu udah berhasil" Andi tak kuasa menahan tangisan nya dan mencium kening sang istri .

"selamat pak ,buk ,bayi nya perempuan Alhamdulillah sehat dan normal ,tidak ada yang kurang sedikit pun dan cantik mirip sekali dengan mama nya" ucap Dokter seraya menyerahkan bayi cantik yang tak berhenti menangis kepada gendongan Andi.

Andi tak kuasa menahan haru nya dan segera mengadzani anak bungsunya ,menyambut hari pertama nya di dunia.

"Annisa ,papa janji buat jaga dia dengan baik" bisik Risma lirih, Andi yang khawatir dengan kondisi Risma yang terlihat lemah segera menyerahkan bayi nya pada perawat.

mata Risma perlahan terpejam, Dokter segera memeriksa kondisi Risma.

"Dok istri saya kenapa Dok?" Andi yang panik mencoba membangun kan istri nya yang saat ini sudah sepenuh nya menutup mata.

"pak keluar dulu yah pak, biar kami tangani istri bapak" ucap seorang perawat.

Andi berjalan keluar dan menutup pintu ruangan dengan khawatir ,ibu nya menghampiri dan menguatkan nya.

"Risma pasti baik - baik aja kan buk?" tanya Andi pada buk Sari,ibu nya.

"pasti nak, Risma pasti baik - baik aja tenanglah, dan berdoa " sang ibu menguat kan Andi memeluk erat putra semata wayang nya itu.

Tak berselang lama, Dokter yang merawat Risma keluar.  "pak Andi ,maaf pak istri bapak menderita preeklamsia , semacam tekanan darah tinggi pasca melahirkan saya benar-benar meminta maaf karena istri bapak tak bisa kami selamatkan"

bagai disambar petir disiang bolong , Andi terdiam mendengar ucapan Dokter itu,sang ibu yang juga menangis histeris segera memeluk Andi,namun Andi tak bergeming.

sedetik kemudian Andi berlari memasuki ruangan, melihat tubuh kaku sang istri yang telah pergi meninggal kan ia dan anak - anak nya , di iringi suara tangisan anak bungsu mereka yang baru saja lahir.

Andi mengelus rambut istrinya dan mencium tangan nya, tangis nya sudah tak bisa ia bendung lagi, team Dokter yang sudah berusaha sekuat tenaga mereka untuk menyelamatkan Risma hanya bisa tertunduk sedih melihat kesedihan Andi.

betapa hancur hati Andi saat ini, istri yang benar - benar ia sayangi , dan istri yang menyayangi nya juga, istri yang berjuang dengan nya dari titik terendah hingga sekarang harus pergi meninggalkan Andi untuk selamanya.

..

Bab 2

Andi masih terduduk di pusara makam Risma yang baru saja dikebumikan, Andi seolah tak sanggup meninggalkan Risma sendirian.

Anton dan Aris memeluk Andi seraya menatap kuburan sang ibu , Aris yang masih berusia 5 tahun belum terlalu mengerti , yang ia tahu ibunya sedang tidur dibawah tanah.

"mama pasti takut , mama kan takut gelap" celetuk Aris ,membuat Andi dan Anton terpukul mendengar nya.

"dibawah sana ada cahaya terang banget,jadi mama gak bakal takut, apalagi kalo Aris rajin doain mama" ucap Andi berusaha tegar dan menghibur anak nya walaupun dirinya lah yang butuh dihibur.

Andi tak ingin kedua anak nya semakin bersedih , Andi bangkit dari duduk nya dan menuntun kedua anak nya untuk pulang, Andi Soraya melirik kebelakang seolah melihat istrinya tersenyum melambaikan tangan.

"Annisa ,papa udah janji buat jaga anak kita dengan baik"

Andi menggelengkan kepalanya menghilangkan halusinasi yang mulai muncul , Andi menaiki mobil nya dan melaju pergi meninggalkan TPU .

..

"oeeeekkk ... oeeek.. " terdengar suara tangis bayi perempuan yang kehausan dan sangat membutuhkan kasih sayang ibu nya.

Bayi perempuan yang diberi nama Annisa itu kini dirawat oleh sang nenek dan pengasuh sewaan Andi bernama  buk Mirah yang ditugaskan untuk merawat Annisa sekaligus menjadi asisten rumah tangga di kediaman Andi, sebelum nya Andi sama sekali tak mau menyewa jasa ART karena mendiang Risma yang rajin mengurus rumah,dan tak mau ada orang lain dirumah nya selain keluarga saja ,namun setelah kepergian Risma ditambah kehadiran Annisa, Andi tak mau ibu nya kerepotan mengurus rumah sendirian.

Aris dan Anton yang baru pulang dari kuburan segera menghampiri si bungsu dengan ceria.

Andi hanya melirik sekilas anak bungsunya yang tengah meminum susu formula itu, Andi berlalu pergi menuju kamarnya,  saat Andi membuka pintu kamar, Sekilas terbayang istrinya yang sedang berbaring sambil membaca buku kegemaran nya, Andi melihat lemari baju dan aksesoris istrinya,memegang satu persatu barang - barang yang biasa istri nya gunakan sehari - hari.

"Andai saja Annisa tak pernah dilahirkan ,mungkin istriku masih hidup sampai sekarang ,kenapa ! kenapa istriku yang harus pergi ! "

Andi terbuai dalam emosi nya,ia secara tak sadar menyalahkan kelahiran Annisa yang merenggut nyawa Risma , Andi sama sekali belum menerima kenyataan ini dengan lapang dada , belum ikhlas Andi kehilangan Risma.

..

..

..

Satu tahun telah berlalu,Annisa sudah mulai belajar berjalan walau masih sering terjatuh,selama setahun ini ,Annisa dilimpahi kasih sayang dari sang nenek,juga kedua kakak nya, bahkan buk Mirah yang merupakan pengasuh nya ,juga sangat menyayangi Annisa.

"Annisa yang sedang memakan biskuit, menghampiri Andi yang tengah sibuk dengan berkas - berkas pekerjaan "

Bruuk..

Annisa menumpahkan gelas berisi kopi membuat berkas pekerjaan Andi menjadi rusak tersiram air kopi.

"Annisa ! apa yang kamu lakukan? berkas papa jadi rusak gara - gara kamu" Andi membentak Annisa ,anak satu tahun itu hanya diam memandang  ayah nya dan mulai menangis,sang nenek yang mendengar tangisan Annisa segera menghampiri.

"Apa - apaan kamu ini Andi ? ,dia baru satu tahun ! " marah sang ibu "udah buk ,bawa anak ini dari hadapan ku dan jangan ganggu aku kerja ! " pinta Andi pada ibunya.

"Andi ! , selama satu tahun Annisa belum pernah kamu gendong sekalipun ,dia anak kamu Andi tolong kasih dia perhatian " nasihat sang ibu yang jengkel dengan Andi karena sejak Annisa lahir , sampai saat ini,  Andi belum pernah sekali pun merawat Annisa, bahkan Andi tak pernah mau menyentuh Annisa.

"buk, dia udah bikin istri saya pergi selamanya, jadi jauhkan dia dari hadapan Andi, dan ibuk urus dia kalau bosen bawa ke panti asuhan aja !  " Andi berlalu pergi setelah mengucapkan kata yang cukup kasar pada ibu nya, Andi sudah beberapa kali mencoba mengeluarkan Annisa dari rumah nya,namun buk Sari dan buk Mirah berhasil mencegah itu.

"Ya Allah, semoga anak ku segera disadarkan secepat nya" ibu Andi berdoa, ia tak tahan dengan Andi yang masih menyalahkan Annisa akan takdir mendiang istrinya.

..

waktu terus berlalu dengan cepatnya ,hari ini tepat 6 tahun kepergian Risma , sekaligus ulang tahun ke 6 Annisa ,selesai berziarah kubur ,keluarga Andi merayakan ulang tahun Annisa dihadiri teman - teman nya dan kerabat dekat.

Si sulung Anton yang kini sudah berusia 18 tahun dan baru saja lulus SMA ditemani Aris yang duduk di bangku SMP menggotong kotak besar, hadiah untuk adik kesayangan mereka,walau pun papa mereka tak pernah peduli kepada Annisa,  namun Anton dan Aris sangat menyayangi Annisa ,mereka menjaga Annisa dengan baik dan selalu bermain dengan Annisa.

"tadaaaaa! happy birthday my little princess" Anton menggendong Annisa dan menciumi adik cantik nya itu, memberikan hadiah yang ternyata sebuah boneka teddy bear besar.

"sekarang saat nya potong kue yah ! " ucap nenek Annisa.

"papa mana nek?" Annisa yang memang sudah beranjak besar mulai menanyakan ayah nya, setiap tahun nya , Andi sama sekali tak pernah ikut merayakan ulang tahun Annisa ,atau pun memberi hadiah pada anak bungsu nya itu, Andi hanya akan berpartisipasi dalam ulang tahun Anton atau Aris.

"Ica tunggu bentar disini yah, nenek coba panggil ayah dulu" ucap sang nenek berlalu pergi menuju ruangan Andi, Annisa sudah lama dipanggil 'Ica' sebagai nama panggilan nya.

"Andi " panggil sang ibu lembut.

"kenapa buk?" jawab Andi yang tengah asyik menonton tv di kamar nya.

"kamu gak keluar? diluar pesta seru loh , Ica udah gede ,dia udah nanyain kamu tadi"

Namun Andi tak merespon , "ayolah Andi, Ica butuh sosok ayah dia udah ditinggalin sosok ibu,seditaknya dia masih punya ayah kan? ayo keluar sebentar aja " bujuk sang ibu

"buk , lanjutin pesta nya saja bisa kan ? atau aku suruh mereka semua pergi dan mengakhiri pesta gak guna itu ! " Andi yang sudah tak nyaman dengan permintaan ibu nya berteriak dengan tegas,dan mengancam akan membubarkan pesta ulang tahun Annisa jika buk Sari masih terus membujuk Andi untuk bergabung dalam pesta.

sang ibu hanya menggelengkan kepalanya dan segera pergi meninggalkan kamar Andi.

"papa mana nek?" tanya Annisa yang belum juga melihat kehadiran papa nya.

Anton yang sedih dengan adik nya ini segera berbalik untuk memakai kumis palsu yang Anton buat dari selotip hitam.

"ini papa hohoho" ucap Anton membuat Annisa seketika tertawa dan melupakan papanya, Annisa kemudian bermain bersama kakak - kakak dan teman - teman nya yang hadir ke pesta ini.

Ibu Andi tersenyum lega melihat cucu laki - laki nya yang menyayangi Annisa, ia bersyukur setidak nya Annisa memiliki dua kakak yang sangat menyayangi nya.

..

"Ica besok udah mulai sekolah sd , Ica udah gede sekarang dan tambah cantik juga"

buk Mirah yang sudah merawat Annisa sejak bayi kini tengah menyiapkan baju dan juga peralatan sekolah untuk Annisa besok

"buk Mirah , Ica pengen di anterin papa besok ke sekolah " buk Mirah yang mendengar permintaan Annisa cukup bingung untuk menjawab, ia tahu Andi tak akan mungkin mau mengantar Annisa sekolah.

"papa besok harus kerja, jadi Ica sama buk Mirah yah, dianter sama nenek juga loh " bujuk bu Mirah yang dilema  harus menjawab apa lagi , Annisa hanya tertunduk sedih ,  Annisa tak mengerti kenapa papa nya tak pernah mau bermain dengan nya ,bahkan Annisa tak bisa bertatap lama dengan sosok ayah nya itu  ,jika Annisa datang menghampiri, ayah nya akan mencari alasan untuk pergi.

"papa gasuka yah sama Ica buk ? papa benci Ica yah buk? "

mata anak itu mulai berkaca - kaca,sadar ayah nya tak menyukai nya.

"temen - temen Ica semua selalu sama papa atau mama nya ,kenapa Ica cuma di anter nenek atau buk Mirah kemana - mana ? Ica juga pengen di antar papa ! " Annisa mulai mengeluarkan tangisan nya, Andi yang sedang berada tak jauh dari kamar Annisa segera menghampiri ruangan itu ,bu Mirah yang melihat itu merasa senang berharap Andi akan menenangkan Annisa.

"Annisa ! kamu tuh udah gede jangan manja gitu dong , kamu itu terlalu berisik !  kakak - kakak kamu lagi belajar" bentak Andi seketika membuat Annisa berhenti menangis.

"buk Mirah , tolong urus Annisa dengan baik jangan terlalu di manja ! " perintah Andi seraya pergi meninggalkan kamar Annisa.

Annisa terdiam , anak itu takut ayah nya marah lagi,buk Mirah memeluk Annisa dan mencoba menidurkan nya berharap Annisa segera terlelap dan melupakan bentakan Andi.

"Anton , kamu ambil jurusan pertanian kuliah nanti , agar kamu bisa mengembangkan potensi perkebunan kita jadi lebih baik ,kamu lihat sendiri kan, papa udah mulai tua sudah waktunya kamu ikut serta dalam bisnis keluarga " Andi menasehati si sulung yang kini tengah asyik bermain game.

"iya pa , Anton udah pikirin itu kok " jawab Anton santai

"oh iya pa ,besok hari pertama Annisa masuk sekolah dasar ,gak kerasa si cantik itu udah gede aja yah pa" Anton menghentikan aktivitas bermain game nya ,dan mencoba mengobrol dengan sang ayah.

Namun Andi tak menggubris ia hanya berdehem dan fokus membaca koran nya.

"gimana kalo kita anter dia besok pa ? " tanya Anton , Andi melirik anak sulung nya itu.

"besok papa kerja pagi - pagi ,ada klien dari luar kota ,kamu aja lah yang pergi " Andi berdiri dan berjalan pergi meninggalkan Anton.

Anton yang sudah mulai dewasa itu bingung dengan sikap ayah nya ini ,entah apa yang harus Anton lakukan agar Andi bisa menerima Annisa seperti seharus nya,sudah banyak cara yang Anton dan Aris lakukan namun hasil nya nihil, Andi tak pernah sekali pun mau mendengar kan mereka.

ke esokan pagi nya , Annisa sudah bersiap untuk pergi sekolah , Annisa cukup antusias di hari pertama nya ini, buk Mirah dan sang nenek sudah sibuk dari subuh tadi menyiapkan segala sesuatu agar tak ada yang tertinggal.

"aihh adik nya kakak yang cantik ini udah mau sekolah aja " Anton menghampiri Annisa yang sedang mencoba memakai sepatu nya sendiri.

"wah Ica udah bisa pake sepatu sendiri ! hebat " puji Aris yang juga sudah siap berangkat sekolah.

"yuk kak Anton anterin pake mobil kak Anton" ajak Anton pada Annisa yang masih duduk di teras depan rumah nya.

"gak mau , Ica mau di anter ayah ! " tegas Annisa pada kakak nya itu, buk Mirah dan nenek segera membujuk Annisa agar mau berangkat sekolah tanpa di antar Andi.

"Ica cantik ,ayah harus kerja jadi gak bisa nganterin, Ica sama nenek yah " nenek merentangkan tangan nya mencoba mengajak Annisa kedalam gendongan nya.

"gak mau ! Ica mau sama papa ! " Annisa sudah tak bisa di bujuk lagi , Annisa mulai menangis dengan kencang nya , Andi yang sudah bersiap pergi bekerja keluar rumah, ia hanya menggelengkan kepalanya dan melangkah pergi melewati Annisa begitu saja.

Andi membuka pintu mobil nya namun  sang ibu menghampiri dan mencegah nya pergi, "Andi tolong nak,tolong ibu,  lihat tuh malu sama tetangga ,sekali ini saja antar Annisa sekolah ! "

Andi mendengus tanda malas , ia melihat ke sekitar rumah nya memang banyak tetangga yang melihat Annisa menangis dan berbisik menggosip. " cepat bawa masuk anak itu ke mobil " ucap Andi seraya membuka pintu mobil nya.

Ibu Andi tersenyum bahagia,buk Mirah yang mendengar itu pun ikut senang dan segera membawa Annisa memasuki mobil Andi.

"papa ,! Aris ikut papa juga" Aris berlari menyusul Annisa memasuki mobil ayah nya itu, tanpa banyak bicara Andi segera menginjak gas dan melaju dengan cepat.

Anton tersenyum melihat adegan itu ,kali pertama ayah nya bisa di bujuk.

"Papa sudah bilang kamu jadi anak jangan manja ! malu - malu in papa saja kamu " Andi yang tak bisa menahan emosi nya memarahi Annisa di perjalanan, Andi menyanggupi untuk mengantar Annisa hanya karena takut jadi bahan omongan buruk para tetangganya.

"sudah Andi, namanya juga anak - anak" ibu nya mencoba menenangkan Andi , Andi hanya terdiam.

mobil Andi berhenti tepat di depan gerbang sekolah SD yang akan menjadi sekolah Annisa,

"yuk kita udah sampai" ucap buk Mirah pada Annisa ,buk Mirah merapikan rambut panjang Annisa yang sedikit berantakan,setelah mereka bertiga turun , Andi melajukan mobil nya tanpa basa - basi lagi,meninggalkan ketiganya dan berlalu menuju sekolah Aris.

"Subhanallah Andi !" ibu Andi hanya mengelus dada dengan kelakuan Andi yang benar - benar belum bisa memberikan kasih sayang pada Annisa.

..

"kakak !  Ica pulang" Annisa yang baru tiba dirumah setelah bersekolah,berlari mencari keberadaan Anton untuk menunjukan hasil belajar nya hari ini.

Anton dengan terburu - buru menyambut Annisa dan kemudian menggendong nya

"aduh adik nya kakak yang cantik ,gimana seneng sekolah umm ?" Annisa mengangguk dan memberikan kertas kepada Anton , Anton membaca tulisan di kertas itu , Annisa berhasil menuliskan nama nya dengan ejaan yang benar.

"ih Ica pinter banget sih ! yuk sekarang kak Anton masakin sosis special untuk Annisa" Anton membawa Annisa ke ruang makan.

"Alhamdulillah yah buk Sari , kakak - kakak nya sangat sayang sama Ica ,beda sama bapak nya" ucap buk Mirah yang melihat Anton dan Annisa.

"huss jangan ngomong gitu ! Andi juga sayang sama Annisa, dia cuman butuh waktu buat itu" jawab ibu Andi mencoba selalu berpikir positif.

"butuh waktu sampe kapan atuh buk , ini udah enam tahun ! " buk Mirah memang sudah lama kesal dengan sikap Andi yang seolah tak peduli apapapun tentang Annisa.

"Kita berdoa saja yang terbaik buat Annisa "

buk Mirah menangguk mendengar ucapan buk Sari ,buk Mirah hanya bisa berharap suatu saat nanti, Annisa bisa meluluhkan hati ayah - nya .

..

Seiring berjalan nya waktu, Annisa tumbuh menjadi remaja  berparas  cantik mewarisi kecantikan mendiang Risma, Annisa juga di berkahi kecerdasan yang luar biasa , kini Annisa sudah duduk di bangku kelas 3 Smp, di kamarnya berjajar piala dan piagam penghargaan, Annisa sudah langganan memenangkan kompetisi matematika dan juga kompetisi akademik lain nya, Annisa tumbuh menjadi remaja yang sedikit pendiam dan tak terlalu suka akan keramaian, karena Annisa yang sudah matang pikiran nya sudah mengerti dengan sikap ayah nya , Annisa sudah mulai membaca situasi bahwa ayah nya sudah membenci nya sejak ia dilahirkan,namun Annisa bertekad ia akan terus mendekati sang ayah hingga ayah nya bisa memperlakukan nya seperti bagaimana ayah nya memperlakukan kedua kakak nya.

Sang kakak, Anton  saat ini membantu Andi berbisnis , Anton sudah memiliki berhektar - hektar perkebunan nya sendiri,namun tetap dalam pengawasan dan bantuan dari  Andi, sementara Aris sudah mulai kuliah, berbeda dengan kakak nya , Aris sama sekali tak tertarik dengan bisnis keluarga, Aris lebih memilih masuk ke fakultas kedokteran, Aris ingin mewujudkan cita - citanya untuk menjadi dokter.

Buk Sari yang sudah lansia,saat ini sudah sering sakit - sakitan dan tak bisa keluar rumah,buk Sari keluar rumah hanya di waktu jadwal pengobatan nya saja di rumah sakit, buk Mirah masih setia bekerja di keluarga  Andi ,buk Mirah sudah dianggap seperti keluarga sendiri.

"nenek lihat , Aris dapet nilai bagus dari dosen " Aris menunjukan hasil kuis nya dikampus

"Ica juga ! tadi Ica dapet nilai tertinggi nih lihat" Annisa tak mau kalah dan segera menunjukkan nilai nya.

"aduh iya - iya ,cucu nenek Aris dan Ica memang anak - anak yang  pintar " respon sang nenek dan mencium Aris juga Ica.

"Assalamualaikum papa pulang" Andi yang baru saja tiba menyapa keluarganya

"Waalaikumsalam papa ! liat ini" Aris dan Ica berlari menghampiri ayah mereka.

Andi dengan tersenyum mengambil kertas ujian Aris "wah anak papa pasti bakal jadi dokter yang hebat !" puji Andi pada Aris

"papa ! liat punya Ica juga" Ica menyodorkan kertas ujian nya, Andi hanya melirik kertas itu sekilas tanpa mengambil nya.

"bagus Ica " ucap Andi singkat seperti biasanya, Andi memang merespon Annisa ,namun hanya respon singkat dan cuek.

"Aris , nanti kalo Aris udah jadi dokter, Aris harus jadi dokter yang handal yah" Andi merangkul Aris dan berjalan mengajak Aris mengobrol meninggalkan sibungsu yang tengah menatap tajam ke arah ayah nya itu.

"heuuuh dasar pilih kasih!" dengus Annisa kesal seraya menggebrakkan kakinya dan melempar kertas ujian nya.

"Ica ! " buk Mirah yang sedari tadi berada di situ menemani buk Sari mencoba menyusul Annisa.

"sudah Mirah, biarin Ica melampiaskan emosi nya , dia lagi masa pubertas emosi nya masih labil" buk Sari mencegah buk Mirah  yang khawatir dengan Annisa.

"Assalamualaikum "

Salam seorang laki - laki yang memang sudah tak asing.

"Waalaikumsalam" jawab buk Sari dan buk Mirah

"Anton , Mirna , kalian dari mana aja  "  sapa buk Sari menyambut Anton dan pacarnya Mirna yang berkunjung, Mirna sudah sering datang ke kediaman keluarga Andi dan sudah mendapat restu dari Andi juga semua anggota keluarga.

"Kayak nya Anton seneng banget sumringah gitu wajah nya" goda buk Mirah.

"Nenek ,buk Mirah, Anton sama Mirna ada yang mau di sampaikan sebelum kita ngomong ke papa" ucap Anton semangat

"apa itu sayang?" tanya nenek nya penasaran

"Anton dan Mirna mau minta restu nenek dan buk Mirah untuk menikah.."

Bab 3

"Alhamdulillah"

Buk Sari dan buk Mirah bersamaan mengucap syukur setelah mendengar rencana Anton dan Mirna yang akan segera menikah.

"papa kalian pasti senang mendengar kabar baik ini ,ayo segera sampaikan berita baik ini nak " buk Sari sungguh bersemangat dengan rencana pernikahan Anton , mengingat usia nya yang sudah lanjut ,buk Sari sangat ingin melihat cucu nya menikah dan berumah tangga sukur - sukur ia masih diberi kesempatan untuk menimang cucu buyut nya kelak.

"Gak boleh!"

Annisa berlari memeluk kakak sulung nya itu,  tangis nya pecah ,takut kakak nya meninggalkan nya.

Anton yang amat paham dengan ketakunan Annisa mencoba menenangkan nya.

"Ca, kakak mau nikah bukan mau ninggalin Ica, malah Ica dapet bonus kakak perempuan nanti" ucap Anton menenangkan Annisa seraya melirik Mirna.

"iya ca , kakak janji bakal jadi kakak yang baik buat Ica dan kakak juga bakal nganggap Ica adik kandung kak Mirna sendiri " Mirna yang juga sudah mengerti dengan Annisa mencoba ikut membantu Anton menenangkan adik bungsu nya itu.

"janji ? " tanya Annisa memastikan

"janji dong " jawab Anton dan Mirna.

"yuk kita temuin papa" ajak Anton pada Annisa yang masih menempel padanya ,walau Annisa sudah remaja namun Annisa masih bersikap manja tak hanya pada Anton , Annisa juga sangat manja kepada Aris.

Annisa , Anton dan Mirna segera menuju ruang keluarga untuk menemui ayah mereka.

"buk Mirah , ayo kita juga ikut"

buk Murah segera mendorong kursi roda buk Sari, buk Sari sudah tak kuat berjalan dan selalu memakai kursi roda. Annisa dan Anton menunggu sang nenek dan berjalan bersamaan menuju ruang tamu rumah mewah itu.

"eh ada Mirna ternyata " sapa Andi dengan ramah kepada pacar Anak sulung nya itu.

"Assalamualaikum pa, Anton ingin menyampaikan sesuatu yang penting " Anton mulai berbicara setelah mereka semua duduk di sofa.

"Waalaikumsalam , ada apa nak ? bicaralah" Andi cukup penasaran.

"Anton ingin menikahi mirna bulan depan, Anton juga sudah bicara pada keluarga Mirna " Anton to the point menyampaikan niat baik nya itu.

Andi tentu saja bahagia mendengarnya.

"ha ha ha , papa bangga sama kamu nak , jadi kamu sudah dapat restu orang tua Mirna?"

"sudah pa , kita tinggal melakukan lamaran dan menentukan tanggal " jawab Anton .

"baiklah , papa sebagai ayah kamu , sangat menyetujui keinginan kamu ini nak ,papa juga udah tua ,pengen rasanya menimang cucu"

Andi merasa bahagia dengan keputusan  Anton,sudah lama ia ingin menimang cucu mengingat usianya yang sudah menginjak 50 tahun.

"kalo gitu, lusa  kita semua ke rumah Mirna untuk melamar Mirna secara resmi" ucap Andi

"Ica juga ikut kan pa?" tanya Annisa semangat , Andi hanya mengangguk,namun anggukan kecil itu cukup untuk membuat Annisa senang.

"yess ! makasi pa " ujar Annisa yang sama sekali tak direspon lagi oleh Andi.

..

"Kak Anton kalo udah nikah nanti , masih disini kan sama kita? " tanya Aris.

Menjelang malam hari, Aris , Anton dan Annisa berkumpul di kamar Anton seperti biasanya ,ketiganya memang menjadikan kamar Anton sebagai markas mereka.

"mau nya sih gitu , tapi sebagai suami yang baik kakak juga harus pertimbangkan keinginan istri kakak" jawab Anton tak yakin Mirna akan mau tinggal bersama keluarganya , Anton sangat mengenal Mirna ,sosok wanita yang mandiri dan tak enakan, Mirna pasti nya ingin punya rumah sendiri setelah menikah nanti.

"gampang aja kan ,bujuk aja kak Mirna buat tinggal disini, disini kan semua nya ada ,ditambah kak Anton juga anak emas nya papa" celetuk Annisa dengan sindiran di akhir kalimat nya ,membuat Anton melemparkan bantal yang ia pegang kepada Annisa.

"kita semua sama dimata ayah " timpal Anton

"nyenyenye" ledek Annisa kepada Anton.

"tapi kalo udah nikah ,kita ganti markas dong?" ujar Aris

"iyalah ,kita pindah ke kamar Ica" Anton memberi ide.

"oh tidak ! kamarku yang sempurna dan selalu bersih bakal berantakan kalo kalian masuk kesana huhuhu " Annisa menolak nya mentah - mentah, Annisa tak ingin kamar nya yang sempurna menjadi berantakan jika dimasuki kedua kakak laki - laki nya.

"perasaan banyak kamar tamu deh, dan jarang ada tamu yang nginep juga, kenapa kita gak bikin satu ruangan buat kita " Aris memberikan ide yang lebih bagus.

"kenapa gak dari dulu sih,jadi kamar kakak mu ini aman"

Anton melemparkan bantal lain nya kepada Aris.

"baru kepikiran hehehe" ujar Aris cengengesan.

ketiganya melanjutkan obrolan seperti biasa ,sampai mereka lelah dan kembali ke kamar masing - masing untuk tidur.

..

hari lamaran Anton telah tiba , Anton biasanya malas untuk bangun pagi, namun kali ini Anton sudah bangun sejak sepertiga malam tadi , Anton menunaikan shalat hajat dan mengaji ,meminta restu kepada sang pencipta agar hari ini keluarganya bisa diterima dengan baik dan lamaran nya berjalan lancar tanpa kendala apapun.

"Subhanallah ganteng nya kakak ku " puji Annisa pada Anton yang sudah rapi dengan jasnya.

"ah bisa aja kamu cantik" jawab Anton malu - malu dengan pujian dari adik nya itu.

Andi , Anton , Aris , Annisa ,buk Sari dan juga buk Mirah sudah siap untuk pergi.

"yuk semua nya naik,kita bawa satu mobil aja biar gak ribet" ajak Andi.

"siapa yang nyetir?" tanya Anton.

"papa dong kamu gugup nanti bahaya hahaha" jawab Andi sembari menggoda anak sulung nya yang akan melamar sang kekasih hari ini.

"Ica di depan yah pa ,? kalo dibelakang mual nanti " Annisa memegang tangan sang ayah meminta izin.

"kamu di belakang jaga nenek,ayo Anton di depan sama papa " Andi menepis tangan Annisa dan segera memasuki mobil.

Aris menggandeng tangan Annisa sebagai ganti nya ,mencoba menenangkan adik nya itu, Annisa sedikit terdiam sebal dengan sikap ayah nya yang tak pernah berubah.

Mereka berangkat menuju rumah Mirna, sesampai nya disana ,keluarga Mirna yang memang sudah menunggu calon menantu dan besan nya itu ,menyambut keluarga Andi dengan baik.

Acara lamaran berjalan dengan baik, keluarga Mirna yang sudah mengenal baik Anton dan keluarganya tanpa ragu menerima lamaran ini, mereka segera menentukan tanggal , hasil nya satu bulan lagi Anton dan Mirna akan melangsung kan akad nikah.

selesai lamaran, dua keluarga itu berbincang seraya menikmati suguhan yang di sediakan keluarga Mirna.

"jadi ini Annisa ? anak bungsu pak Andi itu ,wah Annisa cantik banget yah pak " tanya ayah mirna diselingi pujian untuk Annisa yang memang sangat cantik.

Andi sebenar nya tak ingin membahas Annisa namun Andi harus menjaga nama baik keluarga nya " iya ini anak bungsu saya dia cantik mirip mendiang ibu nya ,persis sekali pak , saya aja kadang seperti melihat mendiang istri saya " jawab Andi memuji Annisa di depan semua orang.

Annisa yang mendengar nya terharu hampir saja air mata nya menetes mendengar pujian pertama dari ayah nya.

"kami dengar Annisa juga pintar disekolah , Mirna sering di ajak Anton menemani Annisa untuk menghadiri kejuaraan matematika" ujar ibu Mirna , Mirna sudah banyak bercerita tentang keluarga pacar nya, Mirna juga sering menemani Annisa untuk acara sekolah nya.

"eemm tentu saja Ica pintar kan turunan ayah nya hahaha " jawab Andi dengan candaan nya membuat semua orang tertawa.

Annisa sangat bahagia mendengar pujian tak langsung dari ayah nya, buk Sari dan bu Mirah juga ikut bahagia.

"baik lah besan , saya pamit pulang terimakasih sambutan hangat dari besan saya benar - benar beruntung bisa menjadikan Mirna yang sempurna untuk menjadi menantu saya" pamit Andi

"tentu saja besan ,kami juga beruntung Mirna dilamar orang sebaik dan sehebat Anton, hati - hati diperjalanan , kami janji akan mempersiapkan pernikahan anak - anak dengan sempurna" jawab ayah Mirna .

keluarga Andi pun berpamitan pulang , di antar keluarga Mirna hingga depan rumah nya.

..

"bagus ca, terus aja bengong  ,sampe lebaran monyet ! " Rani ,teman sekelas sekaligus sahabat Annisa menegur Annisa yang melamun sejak sampai di kelas pagi tadi.

"kenapa sih lu ? papa lu lagi?" tanya Gala , yang juga sahabat Annisa

"kalo gue jadi lu ca, udah minggat dari rumah" tambah Gala yang kesal dengan perlakuan Andi kepada sahabat nya itu ,ia tak habis pikir bagaimana seorang ayah bisa mengabaikan anak nya seperti itu.

"sok tahu kalian ini ya , gue udah 15 tahun jadi udah kebal gue,segala cara udah gue lakuin ,gue selalu mencoba buat dapet perhatian papa, tapi ya sudah lah udah nasib gue"  jawab Annisa pasrah.

"terus apaan?" tanya Rani penasaran

"kak Anton mau nikah bulan depan" jawab Annisa.

"yaelah lu harus nya bahagia lah " celetuk Gala.

"iya ca ngapain sedih , lu juga bakal dapet kakak ipar yang baik" tambah Rani ,yang memang sudah tahu semua tentang Annisa tak ada rahasia apapun antara mereka bertiga.

"masalah nya kalo kak Anton mutusin buat pindah rumah gimana ? , ah tau ah ! kesel gue " Annisa menidurkan kepala nya diatas meja, Gala dan Rani saling memandang mencoba mencari cara untuk menghibur Annisa.

"ca ,kan masih ada Kita " ujar Gala.

" iya lu ,lagian ka Anton juga kan gak bakal lupain lu ,lu bisa mengunjungi dia kalau pun kakak lu pisah rumah " Rani juga mencoba menghibur Annisa.

"makasih friends ,kalian memang sahabat paling baik" Annisa berhasil terhibur dan mengakhiri lamunan nya.

..

"kalo jadi lu , udah minggat dari rumah"

perkataan Gala terus terngiang - ngiang dikepala Annisa yang saat ini tengah menunggu jemputan supir nya ,sudah sejak Anton sibuk bekerja keluarga nya menyewa supir pribadi untuk urusan antar - jemput sekolah atau keperluan lain nya.

"kalo aku minggat ,apa papa bakal nyari aku yah ? ahh tapi minggat kemana yah" Annisa bicara sendiri, mempertimbangkan keputusan nya yang seakan ingin kabur dari rumah agar mendapat perhatian dari Andi.

Annisa melihat teman - teman nya menaiki angkot, terbesit ide untuk ikut masuk dan kabur dari rumah nya, Annisa ingin melihat reaksi sang ayah.

Annisa berlari memasuki angkot.

"lah tumben princess naik angkot ?" tanya salah satu teman kelas Annisa yang bingung, Sudah bukan rahasia umum lagi satu sekolah sudah mengetahui kekayaan keluarga Annisa.

"hehe sesekali boleh dong " jawab Annisa beralasan.

satu persatu teman nya turun,namun Annisa masih bingung mau turun dimana ia yang tak pernah bermain jauh dari rumah nya sama sekali tak mengenal jalan ataupun daerah sekitar.

"neng mau turun dimana?" tanya sopir angkot melihat hanya satu penumpang tersisa.

"disini aja deh bang, tuh di depan toko buah itu" jawab Annisa asal.

"10 rebu yah neng soalnya neng yang terakhir turun " ucap sopir angkot menagih ongkos.

"loh murah banget" jawab Annisa yang memang tak tahu harga ongkos angkot.

"nih bang " Annisa memberikan uang 50 ribu dan turun dari angkot.

"woy neng kebanyakan " teriak pak sopir

"ambil aja bang kembalian nya,saya ikhlas"

jawab Annisa,pak sopir angkot berterimakasih dan lalu pergi meninggalkan Annisa sendirian ditempat yang belum pernah ia datangi.

Annisa yang kelaparan memasuki sebuah minimarket,beruntung pagi tadi Anton memberinya uang saku yang cukup banyak, Annisa menikmati aksi minggat nya ini, Annisa yang biasanya dimanja tak pernah bisa bebas memakan - makanan yang di jual di pinggir jalan.

..

tok .. tok .. tok 

"pak Andi ! "

Buk Mirah menggedor pintu kamar Andi, membuat Andi yang sedang menikmati tidur siang nya terbangun, buru - buru Andi membuka pintu.

"ada apa buk Mirah ? bikin kaget saja"

tanya Andi sedikit emosi tidur siang nya terganggu.

"anu pak , Annisa gak ada dimana - mana, tadi supir kita udah jemput tapi Annisa ga ada ! " jawab bu Mirah panik karena Annisa belum pulang.

"kurang ajar anak itu , sudah berani keluyuran" Andi sama sekali tak khawatir ia justru marah.

"sudah biarkan, kalau pulang nanti biar saya hukum " Andi menutup pintu dan melanjutkan tidur nya.

sementara itu buk Mirah dan buk Sari dilanda rasa khawatir.

"udah Anton tanyain ke pihak sekolah, katanya Ica udah pulang seperti biasa " Anton yang baru saja mendatangi sekolah Annisa pulang memberi kabar.

"Aris cari pake motor ,kakak pake mobil yah,  ayo cepet!" Aris mengajak Anton untuk berkeliling mencari Annisa.

keduanya berlari keluar rumah untuk segera mencari Annisa ,khawatir sesuatu yang tak di inginkan menimpa adik kesayangan mereka itu , buk Sari tak henti berdoa memohon perlindungan untuk Annisa.

"belum pulang juga anak itu?" Andi yang sudah terbangun mulai menghampiri ibu nya dan buk Mirah yang masih menunggu kepulangan Annisa.

"belum pak , Anton dan Aris masih nyari tapi belum ada kabar" jawab buk Mirah.

Andi sebenarnya khawatir namun rasa benci nya menutup ke khawatiran itu.

"dia bawa ponsel kan?" tanya Andi.

"enggak, tapi dia bawa smart watch nya" jawab buk Sari.

"Anton dari tadi udah nyoba nelpon ke smart watch nya Ica tp gak di respon" jawab bu Mirah.

Andi yang mau tak mau harus ikut mencari Annisa segera menelepon teman nya yang seorang polisi, Andi meminta bantuan untuk melacak keberadaan Annisa dengan sinyal dari smart watch nya.

"gimana bisa?" tanya buk Sari semakin khawatir karena hari sudah mulai gelap.

"katanya belum tentu akurat , tapi nanti dikabarin kalo udah bisa, ibu tenang yah jangan panik gitu ah,gak baik buat kesehatan ibu" jawab Andi yang khawatir dengan ibunya.

Anton dan Aris yang masih mencari Annisa tak kunjung mendapat hasil , namun mereka tak menyerah dan terus menyusuri jalan, mereka juga sudah menanyakan pada beberapa teman - teman Annisa namun tak ada yang tahu keberadaan Annisa.

..

"yah ! habis deh" Annisa yang sedang  berjalan mengeluh karena minuman nya habis, Annisa melihat sekitarnya mulai gelap,perasaan nya mulai tak enak.

"perasaan, tadi rame yang jualan deh kok jadi sepi gini sih " ujarnya,hari sudah mulai gelap sementara Annisa berada di daerah yang tak terlalu ramai jika malam ,hanya beberapa kendaraan besar dan motor yang lewat itupun mengebut membuat Annisa bingung harus kemana.

Annisa memutuskan untuk istirahat sejenak dan duduk di sebuah pos ronda, Annisa merasa sedikit menyesal sudah kabur.

"wih ada anak smp keluyuran malam - malam nih cuy" ucap seorang laki - laki berpenampilan seperti preman kepada teman nya yang juga berpenampilan sama dengan nya ,membuat Annisa terkejut dan takut akan kehadiran mereka.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!