NovelToon NovelToon

Mystery Of Love In The Shadow City

Aruna Putri Anindira

Di sebuah kota yang terlupakan, ada sebuah rahasia yang dapat merubah kehidupan seseorang selamanya. di mana kisah nya berawal dari Aruna, seorang gadis berusia 19 tahun. Gadis yang memiliki tinggi lebih kurang 162 cm,dengan kulit putih. Ia mempunyai mata yang teduh,serta bulu mata yang lentik.

Aruna adalah tipe gadis tomboy namun kalem, yang tidak terlalu suka dengan keramaian, ia lebih suka menyendiri, dimana tidak ada seorang pun yang mengganggu nya. Karena itu membuat nya sangat tenang dan merasa lebih aman tampa membuat masalah bagi orang lain.

Aruna juga sering kali sulit untuk berinteraksi dengan orang baru, menjadi sangat gugup saat bicara, dan tidak bisa menatap mata lawan bicara nya . Malah belibet saat bicara ketimbang dengan yang sudah akrab. Atau bahasa keren nya biasa di sebut INTROVERT.

Aruna gadis yang pendiam, yang kalau tidak di ajak bicara dia juga tidak akan bicara. Memang agak sedikit aneh tapi, di balik diam nya ada keceriaan di dalam diri nya.

Orang yang baru mengenal nya mungkin akan menilai dirinya kelihatan pendiam, cuek, jutek, di tambah dengan pandangan mata nya yang tajam. Disisi lain, yang sudah mengenal nya akan bicara kalau dia adalah gadis yang baik, ramah dan banyak lagi sifat yang tersembunyi di dalam dirinya.

Bagi aruna, setiap orang yang dekat dengan nya terlihat baik baginya. Meski orang itu membenci diri nya, ia hanya akan membalas orang itu dengan senyuman, walau memang dalam hati dan fikiran nya campur aduk, antara ingin membenci balik atau membiarkan orang seperti itu terus berkeliaran di sekitar nya.

Aruna merupakan anak pertama di keluarga nya, ia memiliki dua adik perempuan. Dimana yang satu masih berada di kursi smk, sementara satu nya lagi masih berusia tiga tahun. Memang selisih umur nya beda jauh, tapi tak ada yang membedakan diantara mereka bertiga. Wajah pun hampir sama, termasuk ibunya aruna yang sering di sangka adalah kakak nya aruna.

Hari-hari aruna dirumah ialah membantu ibunya, mengerjakan pekerjaan rumah. Beres-beres, sesekali juga menggembala kan sapi milik nya. Karena aruna sudah lulus sekolah, jadi dia seharian hanya dirumah. Jika luang sesekali ke lapangan untuk memuaskan hobi nya, yaitu bermain voly bersama teman-teman nya.

Karena sudah lama nganggur, aruna berinisiatif untuk mencari pekerjaan, biar bisa nambah penghasilan untuk orang tua nya. Cuman karena badan nya yang mungil, jadi mungkin di sangka masih anak sekolah sama orang-orang. Bahkan pas ngelamar kerja pun cuman hanya mengantar surat lamaran saja, tidak ada panggilan dari perusahaan tempat ia mengajukan lamaran tersebut.

Akhirnya aruna memutuskan untuk tetap di rumah dulu, sampai dapat pekerjaan yang sesuai dengan nya. Hingga pada suatu hari sepupu aruna pulang kampung, dan mengatakan pada aruna juga ibunya , bahwa dia sudah berhenti sekolah dan sudah bekerja dalam seminggu terakhir. Dan nama sepupu nya itu adalah "Stevanny."

Mendengar hal itu sontak membuat aruna dan juga ibu nya sedikit kaget, karena ga ada aba-aba atau kabar, tiba-tiba dia bilang kalau dia sudah tidak lagi bersekolah. Ibu aruna pun menanyakan alasan kenapa stevanny tiba-tiba berhenti sekolah, tapi stevanny hanya bilang ga ada apa-apa.

Kedatangan yang tiba-tiba

"Gapapa kok mi,cuman karena masalah sepele aja kok, lagian kalau Stevanny kerja,bisa bantu-bantu ibu juga nanti," ungkap stevanny sembari tersenyum kepada ibu nya aruna.

"Yaudah istirahat dulu sana!nanti aja cerita-ceritanya, kamu capek kan? Baru pulang juga..." ucap aruna memotong pembicaraan ibu dengan sepupu nya itu, aruna pun menarik tangan stevanny dan langsung menyuruh nya menuju ke kamar untuk beristirahat.

Stevanny yang kecapekan baru pulang pun langsung beristirahat di kamar kakak nya, yaitu kamar aruna. Sementara aruna keluar dan kembali mengerjakan pekerjaan nya yang tadi belum terselesaikan, karena kedatangan stevanny yang begitu tiba-tiba.

Hari pun berlalu dengan begitu cepat, Stevanny yang baru saja datang pun sudah mulai berkemas untuk kembali ke tempat ia bekerja. Stevanny pun berkemas dengan cepat, karena yang menjemput nya adalah senior nya. Itu sebab nya stevanny berkemas lebih awal, agar tidak membuat senior nya itu menunggu.

Sambil menemani stevanny berkemas, aruna pun iseng-iseng betanya kepada stevanny, "Van?Disana ada lowongan gak? Atau di sekitarnya ada yang cari karyawan gitu??" tanya aruna sambil menyeringai bergurau pada sepupunya itu.

"ehmm?? Kak aruna lagi nyari loker ya? Kebetulan banget kak, ditempat aku kerja sekarang kurang satu karyawan...Kalau kakak mau datang aja, sekalian nanti pas balik dari sini aku bilangin kalau kakak mau kerja di sana.

Atau kalau kakak mau langsung ikut sama aku juga boleh!" Ajak Stevanny sambil tersenyum menatap pada wajah aruna.memikirkan tawaran yang di ajukan oleh stevanny sepupu nya itu. Aruna merasa bingung antara ia ingin ikut dengan stevanny atau tetap dirumah saja membantu ibu nya. Dan setelah berfikir panjang akhir nya aruna angkat suara.

"Ehmm aku mau sih van, tapi ga sekarang. Aku coba tanya dulu sama ayah dan ibu, boleh atau ngga nya nanti aku bekerja di sana," Sambung aruna sambil menghela nafas nya, berfikir mungkin ibunya tidak akan mengizin kan ia untuk ikut bersama Stevanny.

"Tenang aja kak," sahut Stevanny sambil merangkul bahu aruna dari belakang. "Umi sama abi pasti izinin kak aruna kok, yaudah aku udah selesai nih kak!Tinggal nunggu senior jemput kesini." Lirih nya berjalan merangkul aruna.

"Iya, yaudah ayok kerumah! sekalian bilang sama ibu, kalau aku mau masuk kerja di tempat kamu," ujar aruna yang udah ga sabar mau bilang kalau ia akan bekerja, pada ibu nya.

Sesampai nya dirumah aruna langsung memanggil ibu nya, yang padahal sudah berada di depan nya. Hal itu membuat ibu nya bertanya-tanya, apa yang membuat putri nya begitu semangat sampai tidak melihat ibu nya sudah berada di hadapan nya sedari tadi.

"Ada apa? Kenapa kamu manggil-manggil ibu dari tadi? Padahal ibu sudah di depan kamu..."

"Heheh gapapa kok bu, Aruna cuman mau bilang kalau runa mau kerja di tempat Stevanny juga. I-iya itu pun kalau ibu sama ayah izinin aruna sih, kalau ga di izinin ya aruna ga jadi ikut kesana."

"Ya itu terserah kamu sayang, kalau kamu sanggup kerja di sana pergi lah, tapi kalau kamu ga kuat di rumah aja dulu, toh ayah sama ibu juga masih bisa penuhi kebutuhan kamu," jelas ibu nya yang sudah berat buat lepas putri nya itu, karena untuk pertama kali nya ia akan pisah tempat tinggal dengan putri nya tersebut.

"Gapapa aruna kuat kok bu, meski badan aruna kecil tapi tenaga nya lumayan kalau buat kerja!" ucap aruna yang sudah semangat buat kerja, karena pertama kali nya ia akan bekerja, dan dia juga bahagia karena mulai sekarang dia bisa bantu ibu juga ayah nya.

"Yaudah nanti malam bilang sama ayah kalau kamu besok mau ketempat kerja nya Stevanny."

"Iya nanti Aruna bilang sama ayah..."

Aruna pun merasa sangat senang, karena sudah mendapat izin dari ibunya. Disisi lain Aruna juga merasa sedih karena dia bakal ninggalin ibu, ayah dan dua adik perempuan nya.

Sementara senior Stevanny sudah datang, ia pun pamit kepada Aruna dan juga ibu nya. Dan beranjak pergi sekaligus bersalaman dengan ibunya aruna.

"Stevanny berangkat ya umi, kalau liburan nanti Stevanny pulang kesini lagi," seru stevanny sambil beranjak mengemasi barang-barang nya.

"Iya hati-hati, bilang sama senior kamu jangan ngebut bawa motor. Pelan-pelan aja bawa motor nya, jangan karena buru-buru terjadi hal yang tidak di inginkan di jalan. Jangan lupa kabarin kakak kamu kalau semisal sudah sampai nanti!"

"Iya, yaudah mi aku berangkat! kak Aruna nanti juga kabarin aku ya, kapan kakak mau datang.Nanti aku bilang juga sama bos nya, kalau kakak mau kerja disana. Dah umi, kak Aruna, dek , aku berangkat dulu."

Stevanny pun beranjak pergi, sementara Aruna masih memikirkan cara untuk bicara kepada ayah nya.

Penantian 1

Hari sudah mulai gelap, ayah Aruna pun juga sudah pulang bekerja. Saat semua berkumpul di ruang keluarga, Aruna mencoba untuk bicara kepada ayah nya mengenai pekerjaan yang di tawarkan oleh Stevanny tadi siang.

"A-ayah," panggil aruna sedikit gugup, karena ia takut ayah nya tidak mengizin kan ia untuk kesana.

"Hmm? Iya kenapa manggil ayah?" tanya pria itu menatap putri nya, bertanya-tanya dalam batin nya apa yang ingin di katakan oleh putri nya itu.

"Mmmm itu yah...Aruna mau izin sama ayah, kalau Aruna mau kerja di tempat nya Stevanny. Itu juga kalau ayah izinin,kalau ga boleh juga gapapa kok yah..."

"Emang nya Stevanny udah kerja? Bukan nya dia masih sekolah na? Tanya nya lagi karena ia ingin memastikan putri nya kerja di tempat yang aman.

"Dia udah berhenti sekolah yah, dan sekarang dia bekerja di tempat ibu nya dulu bekerja. Ayah tau tempat itu kan? Dulu ayah sama temen-temen ayah sering mampir disana pas pergi mancing ke daerah sana..."

"Ooo jadi Stevanny kerja disana sekarang? Iya ayah ingat tempat nya, emang kamu sanggup kerja di sana? Di sana kerja sampe subuh kan?"

"Gapapa kok yah, aruna kuat kok. Aruna kan anak laki-laki ayah, jadi ayah ga perlu hawatir soal aruna." lirih nya tersenyum tipis mencoba meyakin kan ayah nya.

"Hhhh kamu ini bisa aja, ada aja cara kamu buat luluh in ayah. Yaudah kalau emang kamu bener-bener ingin bekerja disana, oke ayah izinin kamu, tapi hati-hati kerja disana. Soalnya disana pelanggan nya kebanyakan laki-laki. Jadi kamu jaga diri baik-baik disana nanti.Kapan kamu mau kesana? Nanti biar ayah yang ngantar kamu, sekalian ayah mau bicara sama bos kamu itu juga nanti." ucap ayah nya itu, sambil menjelaskan gimana kehidupan dunia pekerjaan di luar sana padanya.

Aruna yang terlalu semangat, langsung mengiyakan apa yang di katakan oleh ayah nya itu. Sementara itu, Stevanny juga memberi kabar, bahwa ia sudah bicara kepada bos nya kalau aruna mau datang kesana, Stevanny memberi kabar melalui pesan whatsapp kepada aruna.

......Stevanny......

Kak, gimana?

Kak Aruna jadi kesini?

Aku juga udah bilang sama bos aku

kalau kakak mau kesini.

^^^Iya, jadi kok van:) ^^^

^^^Rencana nya besok berangkat, mungkin ^^^

^^^sekitaran jam 10. Dan aku juga diantar sama ^^^

^^^ayah besok.^^^

Sip👍Kabarin aku semisal kakak udah

sampai, oke👌

^^^Oke👌 aman kalau soal itu mah😁^^^

Keesokan harinya...

"Bu, Aruna berangkat ya!"

"Iya, barang-barang kamu udah semua? Gak ada yang lupa Kan? Ingat-ingat dulu siapa tau ada yang belum kamu masukin dalam tas kamu,"

"Kek nya udah semua deh bu, Aruna udah masukin semua ke dalam tas."

"Yaudah, kamu hati-hati nanti disana!! Jaga diri kamu baik-baik, oke!!"

"Iya bu, tenang aja. Disana kan aku ga sendirian, ada Stevanny juga. Lagian ayah juga sering mampir kan di sana kalau abis pulang mancing, jadi ayah bisa jengukin aruna juga nanti. Iya kan yah?"

"Iya, yaudah ayok berangkat! Udah mau jam sepuluh ini." Tutur sang ayah.

"Iya yah, bu Aruna sama ayah berangkat ya." ujar nya sambil mengambil tangan ibu dan mencium nya.

"Iyah, bilang juga sama ayah, jangan ngebut bawa motor!!" Ucap sang ibu mengingatkan agar ayahnya berhati-hati.

"Heheh sip, dah ibu, adek..." Pamit nya melambaikan tangan pada ibu dan adik nya yang tengah berdiri di depan pintu.

Aruna pun berangkat menuju lokasi dimana sepupu nya itu bekerja.Sepanjang jalan aruna hanya tersenyum, melihat kiri dan kanan jalan. Karena ia belum pernah keluar sejauh itu dari rumah nya.

Aruna bertanya pada ayah nya, apakah tempat yang mereka tuju sudah dekat atau masih jauh. Dan ayah nya menjawab sambil tersenyum, kalau mereka baru melewati kota tempat tinggal mereka, ini bahkan belum separuh jalan untuk mereka sampai di tempat Stevanny.

Di perjalanan aruna dan ayah nya mengalami kejadian yang tidak terduga, hal yang sama sekali tidak terbayang kan oleh aruna, jika saja itu terjadi. Mereka hampir saja mengalami kecelakaan maut, mereka hampir bertabrakan dengan mobil yang melaju begitu kencang dari arah yang berlawanan.

Itu disebab kan karena ada mobil yang berhenti di pinggir jalan arah mereka melaju yang memakan banyak tempat untuk parkir mobil tersebut, sementara di arah yang berlawanan juga ada mobil yang sedang berpacu kecepatan yang juga memakan banyak ruang jalan hingga tersisa sedikit saja untuk aruna dan ayah nya lewati, itu pun jika mereka masuk pasti akan langsung menabrak salah satu dari mobil.

"A-AYAHHH!!!" Aruna berteriak namun, tidak bisa mengeluarkan suaranya. Aruna berfikir jika dia berteriak akan membuat ayah nya tambah panik, dan tidak bisa mengendalikan laju kendaraan mereka.

Aruna menutup mata dan bicara dalam batin nya, apakah mereka bisa lolos lewat jalur yang begitu kecil dalam keadaan laju yang juga begitu cepat dengan aman tampa ada masalah. Seketika terasa jantung nya berhenti berdetak, dan semua nya juga terasa gelap tidak ada pergerakan.

Namun, beberapa saat kemudian Aruna mulai membuka matanya perlahan, yang ternyata ia masih bernafas dan dalam keadaan yang cukup aman dengan motor yang terus melaju. Aruna menghela nafas lega, karena bahaya yang hampir menimpa diri nya beserta sang ayah sudah berlalu.

Disisi lain, ayah Aruna juga sudah mulai kembali bicara dengan nya perlahan. Ayah nya pun mengatakan bahwa rem motor yang mereka kendarai kurang cakram, karena itulah motor nya tetap melaju kencang meski sudah memakai kedua rem depan belakang. Aruna pun meminta ayah nya untuk melaju lebih pelan saja, ia takut hal seperti tadi terulang kembali.

Mereka pun melanjut kan kembali perjalanan mereka, karena tempat yang dituju masih terlalu jauh. Di perjalanan berikut nya, tiba-tiba motor yang mereka kendarai mati mendadak. Mereka pun berhenti dahulu dan memeriksa apa masalah nya. Setelah diperiksa, ayah nya tidak menemukan penyebab kenapa motor mereka itu bisa tiba-tiba mogok. Ayah nya pun mencoba menyalakan kembali, dan ternya bisa nyala lagi seperti biasa.

Aruna dan ayah nya pun kembali melanjutkan perjalanan nya. Hingga setelah beberpa jam perjalanan, akhir nya merka samapai ditempat yang mereka tuju. Aruna pun turun dari motor dan meregangkan otot-otot nya,karena terasa pegal setelah menempuh jarak yang begitu cukup jauh.

Begitu pun dengan ayah aruna, yang juga menepis kan tangan dan kaki nya yang sudah kesemutan karena terlalu lama berkendara.Aruna juga terus tersenyum sambil menghirup dan menikmati suasana di sana.

"Hmmm ternyata begini ya rasa nya berada di kota orang, suasananya beda jauh sama di lingkungan biasa kita tinggali. Disini juga terlalu bising, buat aku yang lebih suka keheningan.Tapi gapapa,yang penting aku bisa bantu ibu sama ayah dengan bekerja disini. Se enggak nya aku bisa ngurangin beban yang ibu sama ayah tanggung selama ini." Batin nya, lalu ia pun langsung menghubungi Stevanny dan mengatakan bahwa ia telah sampai.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!