-Sebelum membaca pastikan di halaman sampul sudah memberikan rate 5
-Setelah membaca pastikan sudah menekan like, dan beri vote jika berkenan, tinggalkan komentar juga boleh
-Mengandung kata dan adegan kasar dalam banyak bentuk, dimohon jangan mencontoh
.......
.......
.......
1. Nauralifya Hanasta
17 tahun
2. Angkasa Deandra
18 tahun
3. Rahen Arfarezel
18 tahun
4. Rendy Adiwiyata
18 tahun
5. Ervan Calvino
18 tahun
6. Viren Praditya
18 tahun
7. David Erlangga
18 tahun
8. Kenzo Gibran Hanasta
25 tahun
9. ****Olivya Remoera****
17 tahun
10. Difa A****thailla
17 tahu
11. Laila Nafisa
17 tahun
14. Nagia Fara
22 tahun
.......
.......
.......
Matahari menyinari penduduk bumi, langit berwarna biru menambah kesan indah pagi ini. Jalan raya ramai dengan kendaraan berlalu lalang, tentu saja, karena hari ini adalah tahun ajaran baru bagi para murid, juga mahasiswa.
Tepatnya hari Jum'at, SMA KEBANGSAAN memasuki tahun ajaran baru. Para peserta didik baru berkeliling kesana kemari, mengikuti instrupsi kakak osis untuk melaksanakan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah. Berbeda dengan kelas lain yang tertib dan hening, Xl IPA 3 terlihat sangat ramai dan gaduh karena belum ada guru yang mengajar. Akhirnya setelah tiga minggu liburan, mereka kini dipertemukan kembali di tahun ajaran baru.
"Duuh! Ini nggak bisa tuker teman sebangku ya?! Bosen tiap hari lihat wajah sengak satwanya kebun binatang!" Pekik Laila sambil menunjuk wajah teman sebangkunya.
"Ck, berisik amat lo. Ganggu orang lagi tidur aja, gue melek salah, tidur salah, mau lo apa sih?" balas Cakra kesal, orang di sebelahnya ini benar-benar cerewet.
"Udahlah, baru hari pertama masuk sekolah ribut mulu," sahut Difa melerai.
Sementara di belahan bumi lain....
Sebuah rumah dengan tinga penghuni sangat gaduh akan teriakan menggema dibarengi gedoran pintu dari pria muda, namun tersangka utama yang sedang di dalam kamar tak kunjung bangun dari tidur nyenyaknya.
"Dek bangun Lo! Udah mau jam tujuh nih, kebo banget!" Teriak Kenzo sembari mengetuk pintu kamar adiknya dengan keras.
"Dek, kuping Lo udah mati rasa ya?!"
"Woii!"
Ceklek...
"Berisik banget lo bang ke, udah bangun nih gue," jawab Naura malas.
Nauralifya Hanasta, gadis berusia 17 tahun yang sangat susah diatur itu tinggal bersama abang satu-satunya dan seorang asisten rumah tangga. Perceraian kedua orang tua tujuh tahun lalu, menjadikannya gadis urakan dan suka membantah, karena berkurangnya kasih sayang kedua orang tua yang lebih mementingkan kerja.
Naura mengambil tas, lalu mengemas perlengkapan sekolah barunya. Keduanya baru sehari pindah ke Jakarta setelah empat tahun di Bogor.
"Sekali lagi manggil gue bang ke, gue buang lo ke kandang ayam!!" Kenzo menjewer telinga adiknya kesal, membuat Naura mengaduh kesakitan.
"Eh tapi tumben lo udah siap, mandi kagak tuh?" bukan bertanya, lebih tepatnya perkataan Kenzo adalah ledekan.
"Ngaco lo bang ke, mandilah gue!" balas Naura kesal, tangannya menguncir rambut dengan sembarangan.
"Rapiin dikit penampilan lo, urakan banget," Kenzo mengomentari penampilan adiknya setelah meneliti beberapa saat.
"Bacot!"Jawab Naura sembari keluar kamar, melewati abangnya begitu saja.
"Woi setan, pamit dulu sama abangmu!" Kenzo mengulurkan tangan.
"Assalamualaikum abang ke yang terhormat," pamit Naura menyalami, lalu di detik kemudian menampar tangan sang kakak.
"Walikumussalam."
**********
Naura melepas helm dan langsung menuruni mogenya yang berwarna hitam begitu sampai di SMA KABANGSAAN, parkiran motor sangat sepi, setelah mematikan mesin motor, ia berjalan menyusuri koridor, mencari ruang kepsek. Berbeda dengan parkiran yang sepi, begitu memasuki lapangan sekolah banyak murid yang berkeliaran.
Bruk....
Di tengah perjalanan, dari arah depan, seorang pemuda berjaket hitam yang tengah memakai earphone di telinga menabraknya hingga jatuh tersungkur.
"Woi liat pake kaki, jalan pake mata!" Dumel Naura sambil bersumpah serapah, namun ketiga pemuda itu tetap lanjut berjalan tanpa berniat menolongnya.
"Kebalik geblek!" Sahut salah satu dari cowok itu.
"Terserah lah, gue yang ngomong!"
"Wah, rese banget tuh cewek!"
Akhirnya setelah mencari hampir ke seluruh penjuru, Naura menemukan ruang kepala sekolah, kini dirinya tinggal mencari kelas barunya, Xl IPA 3.
"Xl IPA 1, Xl IPA 2, berati pojok kiri Xl IPA 3," gumam Naura sambil melihat plat beberapa kelas yang dilewatinya.
Bruk...
Lagi dan lagi seorang cowok menabraknya, dan sama seperti yang tadi tak berniat menolong.
"Ini sekolah lomba tabrakan apa gimana sih?!" Teriak Naura kesal, suaranya masih terdengar ketiga pemuda itu, terutama si penabrak yang memakai hoodie ungu.
"Cewek tadi gila kayaknya," ujar Viren saat sudah jauh dari kelas Xl IPA 3.
"Tau tuh, cantik tapi gangguan jiwa," jawab David sambil tertawa kecil.
"Sama kaya lo berdua!" Tegas Rahen.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
NB:
Bang ke bukanlah suatu umpatan atau sarkas ya, melainkan singkatan dari 'Abang Kenzo'.
Kepsek: Kepala sekolah
Semoga revisiku memuaskan dan kalian suka😻.
To Be Continue****d~~
Jangan Lupakan Like, Vote, and coment.
"Misii, Gue masuk ya!!" suara Naura seketika membuat para penduduk kelas Xl IPA 3 menoleh ke arahnya.
"Iya masuk! siapa Lo? murid baru ya?" tanya Firdan sang ketua kelas.
"Yess. Gue boleh duduk gak nih? capek tauk!" jawab Naura malas.
"Kenalan dulu lah!" suruh Firdan kepadanya.
"Wiih modus Abang firdan." sorak sorai kelas Xl IPA 3.
"Kenalin Nauralifya Hanasta, panggil Naura aja." jelas Naura.
"Duduk samping Oliv tuh!" balas Firdan sembari menunjuk perempuan paling belakang.
"Olivya Remoera!!" panggil Naura saat melihat name tag yang tertera di baju siswi tersebut.
"Ya Nauralifya Hanasta." balas Oliv sambil menepuk pundak Naura.
"Ada micin mereknya sasa, salam kenal Gue Laila Nafisaa!" pantun tersebut meluncur dari siswi di depannya.
"Pantun lo, ngarang banget!" sahut Beno si mulut lemes.
"Salken Laila, Gue Naura."
"Remahan tempe, sok ngepantun Lo." sahut Cakra.
"Sial, gini kalo anak kambing disuruh bicara!" geram Laila membalas perkataan orang di sebelahnya.
"Anak kambing juga ada gunanya geblek!" jawab Cakra tak mau kalah.
"Beno si mulut lemes Ra, nggak usah ditanggepin." ucap Laila meledek.
"Mending Lo tidur aja. Pengeng kuping Gue denger lo ngebacot!"
"Udahla malu-maluin aja lo berdua." sahut Beno.
"Lo lebih dari memalukan!"
"Apa tuh?" tanya Difa ikut kepo.
"MENJIJIKKAN." jawab Cakra dan Laila bebarengan.
"Aduhaii, serokan ama kain pel, sweetnya." ucap Beno manjahh.
"Sepupu Gue ini, alamakbana." jawab Cakra dan melempar pulpen ke jidat Beno.
"Gurunya mau dateng, udah diem deh Lo pada!" peringat Firdan pada temannya yang terus berceloteh ria.
"Orang Gue dulu aja waktu masih kelas X malu banget pas disuruh kenalan, eh Naura biasa aja tuh." sahut Difa.
"Sekarang malu-maluin lo Fa." balas Beno.
"Lambe turah, kagak usah ikutan ngomong,ngerusak susana!" ucap Laila menyaut.
"Suasana La." sahut Oliv.
"Enak aja kalo ngomong, Gue imut gini kok." balas Beno memasang muka sok imut.
"Gak usah gitu muka Lo, jijik Gue, bahkan, bulu idung Lo aja gaada gunanya! sok-sokan masang muka cute." ucap Laila menatap Beno remeh.
"Kayak bulu idung situ ada gunanya aja, huh!" pekik Beno kesal seraya pergi meninggalkan kelas. Belum ada lima menit Beno kembali masuk kelas dengan terburu-buru.
"Gurunya datengg.." teriak Beno kencang.
"Selamat pagi anak-anak!! perkenalkan Saya Bu Nilla, guru mapel fisika, berhubung waktu tinggal 15 menit lagi maka untuk perkenalan nama kalian lain waktu saja!" ucap Bu Nilla seraya membuka lembarr demi lembar bukunya.
"Pagi Buu!!" jawab para murid serentak.
"Bu, saya ada saos tiram nih, mau nggak?" tanya Beno entah untuk apa.
"Buat apa?" tanya balik Bu Nilla.
"Buat bikin makanan dari ikan yang nyantol di nama Bu Nilla." jawab Beno nyeleneh.
"Firdan urus temen kamu ini, gila banget, pengen Saya jadiin makanan ayam nih!" sertak Bu Nilla yg tersulut emosi.
"Iya Bu, maaf." sahut Firdan.
"Kaga usah dateng aja ya, mendingan." bisik Naura kepada Oliv.
"Satu server Gue Ra." balas Oliv lalu mereka terkikik bebarengan.
"Kalian yang di belakang itu ngapain ketawa? ada yang lucu?" tanya Bu Nilla kesal.
"Ada, Ibu kan imut-imut lucu." jawab Naura yang berhasil membuat guru itu salting (salah tingkah).
"Sudah-sudah, sekarang kalian baca hukum kekekalan momentum, kerjakan soal di bawahnya! dikumpulkan minggu depan, permisi." pamit Bu Nilla pergi dengan keadaan salting juga kesal tumpah ruah menjadi satu.
"Bisa aja Lo Ra, bikin guru salting." sahut Cakra ketawa sembari menggebrak meja.
"Santai aja keles kalo ketawa, bisa luka memar nih meja!" jawab Laila menggampar pipi orang di sebelahnya.
"Gue kali yang luka mema, gegara lo tampar." balaas Cakra.
"Huh salah terus, kasiannya Abang becak." sahut Novan seraya ketawa.
********
Kringg Kringg.
Bel berbunyi dua kali menandakan waktu istirahat telah tiba, tak terkecuali keempat cewek ini yang sudah memesan makanan juga minuman.
"Liv anterin ke toilet, Gue kebelet!" desak Naura menggandeng tangan Oliv. Taklama Naura selesai tinggal kembali ke kantin, namun di tengah perjalanannya.
Bruk.
"Aduh, Lo lagi nih, bisa jalan gak sih? nabrak orang muluk kerjaan!" dumel Naura pada cowok di depannya. Namun cowok di depannya itu hanya menyernyitkan dahi.
"Maksimal tolongin, minimal minta maaf!" ucap Naura sembari mengibaskan rambutnya layak iklan shampoo.
"Wah, duta shampo laen nih!" sahut Ervan.
"Situ gila?" tanya lelaki di depannya yang heran dengan kelakuannya.
"Angkasa, huh Gue kutuk juga lo jadi bujang lapuk!!!" ucap Naura saat melihat name tag yang tertera di baju orang di depannya itu, lalu pergi meninggalkan ketiga orang itu.
"Waduhh mukanya cantik, tapi sakit ayan, kudu waspada emang sama cewek zaman sekarang!" ucap Ervan seraya mengelus dada.
"termasuk sama cowok kaya lo kudu waspada!" sahut Rendy. "Moga kutukannya berlaku." lanjutnya.
"Kampret." singkat Angkasa dengan muka datar lalu memukul kepala Rendy.
Sementara di sisi lain....
"Aminin Liv! biar nge-bujang lapuk dah tuh orang." ucap Naura sembari terus melangkah cepat menuju kelasnya.
"Udah ada yang ngatur Ra."
"Huh, pengen nampok rasanya!!!" Naura berucap dengan kesal sampai tak memperhatikan jalan dan menabrak seseorang lagi.
"Huh, Samudra!" Naura melihat name tag yang tertera di baju orang tersebut. "Tukang tabrak lo?!"
"Cewek itu lagi beneran kurang waras." ucap Viren menatap punggung cewek itu yang menjauhh.
"Kesetanan mungkin." sahur David.
"Setan aja males ngerasukin tubuhnya!" sahut Samudra.
Oliv terus berjalan mengerjar Naura sampai kelas, namun dirinya malah melihat hal menjengkelkan.
"RAA!" teriak Oliv kencang. "Gue lari-lari ngejar, Lo malah nyantai gini!!" protes Oliv melihat Naura yang asyik main kejar domba di ponselnya.
"Ehehe sorry."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued~~
Jangan Lupakan Like, Vote, and Coment.
Matahari mulai menampakkan wujudnya dari arah timur, warna putih keabuan, nampak menyertai langit yang biru.
"Liv, Gue ada niat bolos pelajaran, Lo mau ikut nggak?" tanya Naura di perjalanan masuk kelas.
"Kalo yang itumah, Gue gabisa nolak!"
"Menurut Lo, kita bolos pas mapel apa?"
"Matematika aja, jam terakhir, Sekalian pulang ntar!"
"Okee."
*********
Kring kring kring...
Bel masuk berbunyi, semua murid berhamburan masuk. Namun tidak dengan dua curut ini yang malah menuju rooftop untuk melancarkan aksinya.
"Ra, mending balik yuk! ada orang laen loh disini." ucap Oliv mendadak panik.
"Huh, Gue udah bawa jajan se kresek nih!" balas Naura sembari mengangkat kantong kresek putih yang dibawanya.
"Yaudah serah." namun ternyata, perkataan Oliv benar. Ada tiga cowok sedang bersantai disana.
"Woii! Lo pada ngapain disini?" tanya Ervan yang bersantai disitu.
"Nyervis motor, udah tau mau bolos masih nanya!" jawab Naura seraya duduk santai.
"Weh bagi dongg." teriak Ervan mendekati orang yang sedang makan jajan itu.
"Beli sendiri!"
"Pelit amat."
"Terserah Gue lah."
"Kalo liat biasa aja, tuh mata mau dicolok?" sindir Naura pada Angkasa yang menatapnya tajam.
"Hormat dikit ama senior!" sahut Angkasa dengan nada yang menusuk jantung.
"Jadi contoh yang bener dulu, baruu pantes disebut senior!" jawab Naura santai.
"Emang gue suami lo?" kalimat itu meluncur dari mulut Angkasa dengan penuh penekanan.
"Amit-amit lahir batin."
"Siapa juga yang nawarin lo jadi istri gue?!"
"Setann!!!"
"Lo lebih serem dari setan."
"Terserahh."
"Dasar gak ngotak!"
"Tinggal beli otak-otak banyak."
"Gila."
"Daripada gak punya nyawa."
"Weeh ko'id dong." sahut Ervan.
"Diem netizen!" balas Oliv.
"Emang, Lo itu cewek siluman!" ledek Angkasa.
"Weeh, ntar sebutan cool badboy lo ilang Sa!" kata Ervan.
"Ga peduli."
"Cih, cool badboy?" tanya Naura meledek. "Orang mulut lemes gitu, kok."
"Nyari ribut Lo?!"
"Kalo iya kenapa!!" tentang Naura.
"Gak masalah." tangan Angkasa langsung ditahan Rendy juga Ervan.
"Sanss, cewek Sa." peringat Rendy.
"Gak peduli, tuh cewek gila!"
"Ayo, katanya ribut!" tangan Naura pun langsung ditahan Oliv.
"Sialann!" Angkasa langsung memberontak dengan keras, hingga tangannya terlepas dan kedua temannya jatih tersungkur. Namun karna jarak Naura juga Angkasa dekat jadilah sudut bibir Naura terkena bogeman.
"Sa jangan nekat, memar tuh cewek!" Rendy langsung menepuk bahu Angkasa.
"Nantang tuh orang."
"Tenang sa, kontrol emosi Lo!" Ervan dan Rendy menenangkan. Naura yang geram menendang tulang kering Angkasa dari belakang membuatnya tersungkur karna kaget.
"Lo, yang gila!" sergah Naura kesal. Angkasa berbalik akan membogem Naura, namun kalah cepat jadilah dirinya terkena bogeman.
"Damn it!" pekik Angkasa refleks mengusap sudut bibirnya. "Urusan ini belom kelar." tegasnya lalu pergi.
"Yaampun Ra, ke Uks yuk!" ajak Oliv yang cemas melihat sudut bibir temannya yang tak henti mengeluarkan darah.
"Gue pulang aja!" balas Naura lalu pergi meninggalkan rooftop. "Gila emang tuh orang!" Naura terus bersumpah serapah dan menendangi setiap barang di depannya.
"Auh siall!" ringis Samudra kala jidatnya terhantam sepatu Naura.
"Maaf." singkat Naura.
"Lo cewek, kasar banget," keluh Samudra mengusap jidatnya yang memar.
"Kan gue udah minta maap, musti disembah dulu lo?!" ucap Naura kesal.
"Disayang ajah." David menjawabnya.
"Gigi lo noh, sayang sendiri!"
"Raa tungguin.." teriak Oliv sambil berlari mengejar Naura sampai terpeleset dan langsung dengan sigap Viren menangkapnya.
"Oo may darling i love you." David yang melihat adegan itu langsung berjoget ria.
"Apaan sih lo!" pekik Viren langsung menendang kaki teman gilanya itu.
**********
"Siall banget gue, hari ini!"
"Ini rumah steril dari perkataan kotor ya!" ucap Kenzo sembari langsung melempar koran yang dibacanya ke muka Adiknya. "Muka Lo napa tuh? abis karnaval?"
"Iya, karnaval di sekolahan!!"
"Kenapa nggak di Taman Mini aja?"
"Situ aja kesono sendiri, Bang ke!" balas Naura langsung melempar bungkus snack tepat ke muka Abangnya.
"Sini Adikku tersayang, ku obati luka kau!" ucap Kenzo dengan nada aneh tapi nyata.
"Gausah."
"Sini gak!!"
"Males." jawab Naura ngacir ke kamarnya.
1 menit
5 menit
15 menit
20 menit
Kenzo bergegas menyusul adiknya.
"Jadi cewek itu kalem, lemah lembut!" omel Kenzo.
"Emang gue pasir?!"
"Iya pasirian!" jawab Kenzo seraya duduk di sofa kamar itu. "Kalo tiap hari Lo geger, pulang tinggal nama Lo bisa-bisa!"
"Heh, doain Gue mati Lo, bang ke?!" tanya Naura masih dengan kekesalannya langsung melempar sandal jepitnya.
"Bacot! sini Bue obatin tuh luka!" ucap Kenzo seraya mengompres sudut bibir Naura yang berdarah.
"Ngapain Lo? udah dibilangin kagak usah!"
"Gue kan care, sama adekquee tersayanggg." ucap Kenzo.
"Merinding bulu kuduk Gue, denger lo omong gitu!" jawab Naura.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued~~
Jangan lupakan Like, Vote, and Coment.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!