NovelToon NovelToon

Magical Love

Prolog

21.00 PM,

Malam itu, jalanan kota Ottawa sangatlah sunyi, hanya ada beberapa kendaraan yang melintas di sana, terlihat seorang perempuan sedang berjalan sendirian dengan langkah yang berat.

Sesekali rambutnya yang panjang bergelombang itu tertiup angin malam yang dingin, tangannya mengusap lengan dan lehernya yang kedinginan, dengan perasaan sedih dia berjalan sambil berharap ada sebuah taxi melintasi di jalan itu.

Dia adalah Natasha, perempuan cantik yang berusia 20 tahun. Kulit yang putih bersih dengan mata berwarna coklat. Kecantikan yang benar benar natural.Tapi itu semua tidak berlaku pada Jonathan Anggara.

Ini semua adalah perbuatannya, Jonathan yang dengan sengaja menurunkan Natasha dari mobil di tengah jalan. Mereka berdua adalah teman dari kecil, tapi lebih tepatnya musuh dari kecil, tidak pernah akur sedikitpun.

“Aku tidak bawa jaket. Ini benar benar dingin sekali"

"Menyebalkan! aku benar benar tidak habis pikir, tega sekali dia menurunkan ku di tengah jalan yang sepi seperti ini” Ucap Natasha, dia berjalan sambil melihat mobil putih Jonathan yang pergi meninggalkannya.

Mata coklatnya terlihat mengeluarkan air mata dan dengan cepat dia menghapusnya “Jo, kau benar benar jahat!”

~Sekitar Satu jam yang lalu di rumah orang tua Jonathan.

Keluarga Jonathan dan Natasha baru saja selesai makan malam bersama. Orang tua mereka adalah sahabat dekat.

Karena itu Jonathan dan Natasha sudah mengenal satu sama lain dari kecil. Tapi sangat di sayangkan hubungan anak mereka tidak sebaik itu, bahkan kebalikannya.

Jonathan adalah anak tunggal dari Key dan Sara. Badannya tinggi dan tegap, wajahnya yang tampan, di tambah lagi mata biru dan rahang tegas membuat ia dikagumi para wanita, bahkan kekayaan Jonathan membuat wanita tidak akan menolak jika di sandingkan dengannya.

Dia mempunyai perusahaan sendiri yang dikelolanya dari nol, tapi sampai saat ini belum ada wanita yang bisa meluluhkan hatinya karena sifatnya yang sangat dingin.

Ibu Natasha sudah lama meninggal sejak Natasha masih berumur 10 tahun, Roy ayah Natasha tidak menikah lagi karena rasa cintanya kepada ibu Natasha tidak dapat di gantikan dengan wanita lain, Roy hanya fokus mengurus anaknya sendiri, Natasha.

Setelah beberapa menit berbincang, Natasha sepertinya tidak nyaman berlama lama di rumah itu, tentu saja karena ada Jonathan di sana.

Kalau tidak ada Jonathan, mungkin dia bisa berlama lama, karena Natasha sudah menganggap orang tua Jonathan seperti keluarganya sendiri, bahkan Sara, Ibu Jonathan yang memperlakukan Natasha seperti anak kandungnya.

“Ayah, Aku ingin pulang” Ucap Natasha.

“Sebentar ya sayang, ayah masih ada urusan dengan om Key, ada yang perlu dibicarakan” kata Roy.

“Berapa lama lagi? Tasha lelah, besok kan harus masuk kerja” Rayu Natasha agar ayahnya mau diajak untuk pulang.

“Kalau begitu biar Jo yang mengantarkanmu pulang” ucap Sara, ibu dari Jonathan.

“Dia kan bisa pulang naik taxi” jawab Jonathan.

“Jonathan, Tasha itu perempuan, tidak baik kalau pulang malam sendirian. Cepat antarkan dia pulang” Ucap key

“Merepotkan saja” terpaksa Jo menuruti perintah ayahnya.

Kemudian berdiri menuju pintu sambil melihat Natasha kesal.

“Ayo cepat. kenapa kau masih saja duduk disana”

“Bawel sekali” Balas natasha. Kemudian dia berpamitan kepada ayah dan orang tua Jonathan.

“Ayah, paman, bibi. Tasha pulang dulu ya” sapa natasha lembut dengan senyumannya.

“Iya sayang, hati hati ya. Kalau Jo kasar padamu bilang pada bibi, oke?” jawab Sara.

Natasha mengiyakan sambil tertawa, Sara selalu saja memperlakukan Natasha seperti itu. Terlebih lagi sara tidak mempunyai anak selain Jonathan, membuatnya sangat menyayangi Natasha.

Melihat Natasha, Jonathan hanya memutar bola matanya “Pintar sekali aktingnya, jauh berbeda kalau tidak ada papa dan mama” gumam Jonathan.

***

Saat sudah di perjalanan pun Natasha menunjukan sifatnya yang berbeda, sebenarnya dia mempunyai pribadi yang lembut dan sopan. Dia hanya akan berlagak galak dan menyebalkan saat dengan Jonathan. Itu pun karena Jonathan sendiri yang selalu mengganggunya dari kecil.

 

“Jo. Kau sangat jelek sekali saat sedang kesal” ejek natasha sambil tertawa puas.

“...”

“kau tahu Jo, aku pun sangat malas satu mobil denganmu. Tapi aku senang melihat wajah kesal mu itu”

“...” Jo hanya diam mendengar natasha, dia sedang tidak berselera bertengkar sekarang.

“Oh ya aku mau bilang, ada gosip yang beredar di kantor, kalau kau itu seorang Gay. Apa itu benar?" Ucap Natasha. Karena tidak mendapat respon apapun dari Jonathan, Natasha semakin tertarik membuatnya kesal.

"Ya ampun, aku sangat tidak menyangka kalau kau seperti itu. Jadi itu alasan mu tidak pernah mau dekat dengan perempuan. Apa harus ku beritahu Bibi dan paman tentang berita ini?” Natasha terus bicara tanpa melihat Jonathan yang mulai terpancing kesal.

“Hei kenapa kau hanya diam, aku tidak sedang berbicara dengan batu kan?” Mendengar itu, Jonathan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Natasha tersentak membulatkan matanya.

“Kau gila ya…. kenapa malah mempercepat mobilnya. Kau mau membunuhku ?”

“Kalau iya kenapa?”Jonathan menjawabnya sinis.

“Berhenti.. aku bisa mati karena serangan jantung” Jonathan hanya diam tidak menjawabnya.

“Kalau kau tidak mau melambatkan mobilmu, aku mau turun! lebih baik aku naik taxi daripada satu mobil dengan orang bar bar sepertimu”

“Bisa kau tenang sedikit! telingaku sakit mendengarmu mengoceh!” Jonathan mulai berbicara dengan nada tinggi.

“Cepat hentikan mobilnya!” Balas Natasha

 

Jonathan menepikan mobil nya dengan mendadak. Natasha yang kaget langsung membentaknya.

“Dasar orang gila! kenapa kau menghentikan mobilnya seperti itu!” Ucap Natasha sambil menatap tajam kearah Jonathan.

“Tadi kan kau yang meminta aku berhenti!” Balas jonathan tidak mau kalah.

“Lihat saja. Aku akan adukan kau ke bibi kalau anak kesayangannya seorang gay”

Kesabaran Jonathan sudah habis, dia dengan spontan menutup mulut Natasha dengan telapak tangannya.

“Kalau kau bicara sekali lagi, ku jahit mulut besarmu itu!” Jonathan menatap mata Natasha dengan kesal. Natasha melepas kasar dan menggigit tangan Jonathan yang menutupi mulutnya.

“Aakkhh.. Sial! Kenapa kau menggigitku! Turun dari mobilku sekarang” Natasha hanya diam menatap kearah depan

“Apa kau tuli? Ku bilang TURUN!!” Bentak Jonathan.

Jantung Natasha terasa di hantam. Baru pertama kali dia di bentak dengan sangat keras dengan Jonathan, walaupun dirinya sering jadi bahan jahil dan kata kata kejamnya, dia tidak pernah mendengar suara Jonathan setinggi itu.

“Apa gigitan ku sakit, dia sepertinya marah” gumam natasha.

 

“TURUN SEKARANG!” Dia mengulang kalimatnya agar Natasha mau turun dari mobil.

“Jo-” Natasha belum sempat melanjutkan perkataan nya. Jonathan keluar dari mobil dan menarik natasha agar turun dari mobil.

“Aw, sakit!” Ujar natasha sambil melepaskan genggaman Jonathan dari lengan nya, dia terlalu kuat menarik natasha.

“Cari taxi sendiri, tadi kau kan yang meminta turun dari mobil dan tidak mau bersama orang bar bar sepertiku” Ucap Jonathan.

Kemudian jonathan masuk kembali kedalam mobil dan melajukannya dengan cepat meninggalkan Natasha di belakang.

***

Natasha memilih berjalan perlahan mencari taxi, tapi setelah beberapa menit berlalu, tidak ada taxi yang melintas di sana.

“Disini sepi sekali, ibu.. aku takut” Lirih Natasha, air matanya menggenang. Dia mengambil ponsel nya dan berniat menghubungi Mikael, mantan kekasihnya.

Sebenarnya ini jalan satu satunya agar dia bisa pulang. Dulu Natasha lah yang mengakhiri hubungan mereka, karena dia tidak suka dengan sikap berlebihan Mikael, dia cemburu kepada Jonathan yang dekat dan sering mengganggu Natasha, Natasha merasa terkekang dan sulit untuk bersosialisasi bahkan dengan teman wanita, karena itu dia memilih mengakhiri hubungan mereka sepihak.

Tapi Mikael terlihat masih ingin berteman dengan Natasha sampai saat ini, walaupun seringkali Natasha menolak untuk bertemu, namun Mikael tidak pernah keberatan jika harus menolong Natasha, dia orang pertama yang selalu menawarkan bantuan kalau Natasha kesulitan.

“Yah. Lowbat..”Natasha melihat ponselnya sudah dalam keadaan mati, habis sudah harapan natasha, ia menghembuskan nafasnya berat.

Tidak lama kemudian ada sebuah mobil berhenti di depan natasha.

“Tasha? apa itu kau?” Tanya seseorang yang datang menepikan mobilnya dan turun menghampiri Natasha.

“Kak Kevin?” Tanya Natasha. Kevin adalah senior Natasha, dia teman sekelas Jonathan saat Senior High school. Umur mereka hanya berjarak satu tahun dan disekolahkan disekolah yang sama oleh orang tua mereka.

“Astaga, kau sedang apa sendirian di jalan, ini sudah malam. Ayo masuk, biar aku antar sampai rumah” Sejenak kevin memperhatikan wajah Natasha yang terlihat sembab.

“Kau menangis?”

“T-Tidak kak, aku tidak menangis” Bantah Natasha.

“Yasudah, ayo aku antar sampai rumah” Ajak Kevin. Natasha mengiyakan nya dan masuk kedalam mobil Kevin.

“Tasha..” Panggil Kevin, Natasha pun menoleh kearahnya.

“Apa Jo yang meninggalkan mu di sana?” Natasha mengiyakan pertanyaan Kevin dengan anggukan.

“Dasar bocah itu, pasti dia sedang kebingungan mencari Natasha” Gumam Kevin. Dia sangat tau watak sahabatnya, Jonathan mudah emosi namun cepat reda dan menyesali perbuatannya.

Dan benar dugaan Kevin, Jonathan saat ini sedang kebingungan mencari keberadaan Natasha.

“Aakhh.. Aku tidak bisa pulang kalau Natasha hilang, mama bisa membunuhku. Kemana dia sebenarnya” Jonathan menggaruk kepalanya kebingungan, dia mencari Natasha mengitari area dimana dia menurunkan Natasha bahkan ini sudah ketiga kalinya dia memutari jalan yang sama, Jonathan hanya berniat menggertak Natasha agar dia tidak berbuat seenaknya.

Dan diluar dugaan, saat dia berbalik arah menjemput Natasha, dia sudah tidak ada, padahal dia tidak melihat satupun taxi melintasi jalan itu.

Drrtt.. drttt..drrt

Ponsel Jonathan bergetar diatas laci kecil, dia mengambilnya dan terlihat nama Kevin memanggil dilayar ponselnya.

“Duh mengganggu saja” Jonathan mamatikan panggilan dari Kevin.

“Sialan, dia reject.” Kevin yang kesal karena panggilan nya di tolak kemudian menulis pesan singkat untuk Jonathan.

Hei Jo, Aku menculik Tasha.

-Kevin

Hanya dengan lima kalimat yang ditulis Kevin membuat Jonathan menelfon kembali sahabatnya.

“wah wah.. sebegitu khawatirnya dengan Natasha” Ujar Kevin saat mengangkat panggilan Jonathan.

“Jangan banyak bicara, dimana dia? kenapa bisa bersama mu?” Balas Jonathan.

“Hahahaha kau itu membuat aku seakan yang bersalah di sini, padahal yang meninggalkannya ditengah jalanan sepi sendirian itu dirimu, kau benar benar jahat Jo.”

“Hei, jawab dulu pertanyaanku. Dimana dia?” Ujar Jonathan.

“Tasha ya.. mungkin dia sudah di kamarnya sambil menangis karena dirimu” Balas Kevin. Jonathan bernafas lega saat tau kalau Natasha sudah sampai rumahnya.

“Apa kau bercanda?” Sahut Jonathan membalas perkataan Kevin, kenyataannya natasha jarang sekali menangis walaupun Jonathan sering berbuat jahil kepadanya. Bahkan semua perbuatan Jonathan kepada Natasha tidak pernah dia adukan ke orangtuanya maupun orangtua Jonathan.

“Tentu saja aku serius, untuk apa aku bercanda. Mana ada wanita yang mau di perlakukan seperti itu. Setelah ini dia benar benar akan membencimu Jo. Kau bodoh sekali” sahut Kevin lalu menutup panggilan dengan Jonathan.

“Sial, dia mematikan telfon nya” Jonathan membanting handphonenya ke kursi sebelahnya dan mengusap wajahnya kasar, perasaan cemas dan bersalah menyelimutinya.

“Besok aku harus meminta maaf pada Tasha”

 

***

~Di rumah Jonathan

“Roy, apa Tasha mempunya kekasih?” Tanya Sara.

“Dulu punya, tapi belum lama ini dia bercerita padaku kalau sudah memutuskan hubungannya dengan Mikael” Jawab Roy.

“Kenapa?” Tanya Key penasaran.

“Entahlah, tapi sepertinya Tasha juga tidak terlalu menyukai anak itu.”

“Apa sebaiknya kita jodohkan Jo dengan Tasha? aku sangat ingin tasha menjadi menantuku” Balas Sara dengan wajah yang senang membayangkan kalau mereka menikah.

“Sayang, kau kan tahu kalau Jo tidak suka di paksa” Ujar Key sambil melihat kearah Sara.

“Iya, dari yang aku lihat sepertinya Jo juga tidak begitu menyukai Tasha” Sambung Roy.

Sara yang tadinya senang berubah menjadi sedikit kecewa dengan jawaban suaminya dan juga Roy.

“Aku tidak akan memaksa, hanya menyarankan. Apa sebaiknya kita tanyakan dulu pada Jo dan Tasha?”

“Baiklah, tapi kalau salah satu diantara mereka ada yang menolak, kita tidak boleh memaksanya ya, mereka sudah dewasa dan berhak menentukan pasangan mereka masing masing” Key memberikan pengertian kepada istrinya dan Sara mengiyakannya.

“Jonathan tidak pernah dekat dengan wanita manapun, dari kecil hanya Natasha perempuan yang datang kerumah ini, aku hanya sedikit khawatir” Sara berbicara dalam hati.

Mereka melanjutkan pembicaran lain sampai akhirnya Jonathan pulang kerumah.

“Kau sudah pulang Jo” Sara menyapa anaknya yang baru datang.

“Iya ma. Jo pamit keatas ya. Aku ingin istirahat” Ucap Jonathan. Kemudian saat Jonathan hendak meninggalkan ruang tamu, Key memanggilnya.

“Jonathan, apa kau mempunyai kekasih?”

Jonathan menghentikan langkahnya dan berbalik melihat key “Tidak pa, kenapa?” jawab Jonathan singkat.

“Menurutmu, bagaimana dengan Natasha?” Tanya Sara to the point.

“Natasha sudah ku anggap adik ma, tidak mungkin aku berpacaran dengan nya” Tegas Jonathan.

Sara terpaksa tersenyum pahit, sepertinya Jonathan memang tidak bisa di paksa.

“Yasudah kalau begitu” Sara menyudahi pembicaraan mereka. Jonathan pun pamit untuk kembali ke kamarnya.

***

Mohon Like, Coment, dan Vote nya ya kak, biar aku semangat Nulisnya.

~Terimakasih~ ^^

Minta Maaf

Keesokan pagi

Natasha seharian ini menghindari Jonathan, dia selalu pergi ke arah lain agar tidak bertemu dengan Jonathan. Saat ini dia bekerja sebagai karyawan di kantor jonathan.

Ayah natasha meminta agar Jonathan mendidiknya untuk bekerja sebagai karyawan biasa sebelum dipercayakan mengelola perusahaan sendiri. Di perusahaan Jonathan tidak ada yang mengetahui jika natasha adalah anak dari Roy William, salah satu pemilik perusahaan besar di Kanada

Jonathan menyadari sikap natasha yang seharian ini mencoba menghindarinya. Dia menyuruh Hanna sekertarisnya untuk memanggil Natasha ke ruang kerjanya.

“Natasha, kau di panggil pak Jonathan ke ruangannya” Hanna memberitahu Natasha yang sedang duduk di meja kerjanya.

Natasha membuang nafasnya berat “Memang sepertinya sulit menghindari orang itu di kantornya sendiri” Gumam Natasha.

“Baiklah, aku akan kesana”jawab natasha sambil tersenyum ramah kearah Hanna “Oh iya Hanna, perutmu sudah sangat besar, apa tidak sebaiknya sudah ambil cuti ?”

“Sebenarnya mau ku juga begitu, tapi kau tau pak Jonathan. Susah sekali menemukan pengganti yang cocok dengannya. Apalagi lusa dia harus meeting di Italia, tidak mungkin aku bisa ikut”Jawab Hanna sedih, dia sudah berkali kali merekrut orang tapi semuanya tidak sesuai kriteria Jonathan.

“Oh begitu ya, semoga semuanya lancar ya Hanna.” Natasha mengelus pelan perut hanna yang sedang mengandung.

“Aku pamit ke ruang pak Jonathan ya” Ujar Natasha dan hanna mengiyakannya.

***

“Iya masuk” Ujar jonathan saat seseorang mengetuk pintunya. Natasha pun masuk keruangan jonathan.

“Ada apa bapak memanggil saya ?” Natasha bersikap layaknya karyawan yang tidak dekat dengan Jonathan.

“Duduklah dulu”Jonathan menjawab tanpa melihat Natasha dan masih sibuk dengan berkas yang di pegang nya. Natasha pun duduk di sebuah sofa penjang sebelah kiri ruangan Jonathan.

Beberapa menit berlalu Jonathan masih diam membolak balik kertas di atas mejanya

“Sebenarnya apa maunya, dia yang memanggilku tapi bersikap seolah olah aku tidak ada di sini” Ujar natasha dalam hati.

Jonathan yang seakan mengerti pikiran Natasha akhirnya berdiri menghampiri Natasha dan duduk di sebelahnya.

Matanya melihat mata natasha.

“Maafkan aku” Hanya dua kata yang keluar dari mulut Jonathan.

“Hanya itu saja?” Natasha menghembuskan nafasnya kasar.

“Sebaiknya aku kembali ke mejaku” Saat berdiri dan hendak pergi Jonathan menahan tangan Natasha.

“Aku sungguh sungguh meminta maaf, kenapa kau mau pergi? Bahkan aku belum selesai bicara!” Seru Jonathan.

“Cepatlah katakan, kau membuang buang waktuku dari tadi!”

“Kau ini sedang berbicara dengan atasan mu, tolong lebih sopan sedikit dan duduk” Jonathan menarik tangan Natasha untuk duduk kembali ke sofa.

“Aku akan pergi ke Italia untuk menemui rekan bisnis” Ujar Jonathan

“Lalu, apa hubungan nya dengan ku?” Natasha mengerutkan alisnya bingung.

“Kau akan menggantikan Hanna. Lusa kita pergi ke Italia”

“Apa? Tidak mau! Kau cari saja sekertaris lain”

"Ini perintah! bukan ajakan, Jadi kau harus mau!"

"Tidak akan!" Natasha melipat kedua tangannya di depan dada.

“Kalau kau menolak aku akan bilang pada ayahmu!” Ancam Jonathan.

“Kau itu suka sekali memaksa orang!” Natasha membulatkan matanya kesal pada sikap Jonathan yang seenaknya.

“Jadi begini caramu meminta maaf? Kau ingat ini baik baik, aku tidak akan memaafkan mu Jo!” Kata natasha dan pergi meninggalkan ruangan Jonathan.

Kemudian natasha kembali melakukan aktifitasnya seperti biasa di meja kerjanya.

Setelah mendekati jam pulang terlihat Hanna menghampiri natasha.

"Natasha. Ini berkas yang kau perlukan untuk lusa ya, pak Jonathan akhirnya mengizinkanku untuk cuti mulai besok.." Wajah Hanna terlihat sangat senang, kemudian meletakan beberapa berkas diatas meja. Natasha hanya terdiam melihat tumpukan kertas dan wajah Hanna bergantian.

"Terima kasih sudah mau menjadi sekertaris pengganti untuk sementara waktu. Natasha, kau penolongku.." Kata Hanna sambil meraih kedua tangan Natasha dan menggenggamnya. Natasha hanya bisa tersenyum dan mengangguk, rasanya dia tidak tega melihat Hanna yang pusing karena ulah Jonathan.

"Baiklah Natasha, aku pulang dulu. Sekali lagi terima kasih" Ujar Hanna. Dia pun pergi meninggalkan natasha.

"Jonathan.. kau benar benar menyebalkan, aku sangat membencimu" Gumam natasha sambil menutup matanya, rasanya dia akan melewati hari yang panjang mulai lusa.

***

Mohon Like, Coment, dan Vote nya ya kak, biar aku semangat Nulisnya.

~Terimakasih~ ^^

.

.

.

.

Roma, Italia

12.00PM

Natasha dan Jonathan sampai di Bandara Internasional Leonardo da Vinci. Mereka terlihat tidak saling menyapa sama sekali selama perjalanan. Bahkan terlihat wajah natasha sangat tidak senang karena di paksa pergi mendampingi Jonathan.

Jonathan dan Natasha duduk menunggu seseorang yang akan datang menjemput untuk membawa mereka ke hotel.

"Kita akan makan siang dulu sebelum ke hotel" Ucap Jonathan

"hmm" Jawab Natasha singkat sambil memainkan ponselnya.

"Kau mau makan apa nanti?"

"Terserah"

"Kau ingin coffee? Aku akan membelinya di sana" Tanya Jonathan sambil menunjuk Coffee Bar.

"Aku tidak suka coffee" Balas Natasha.

"Green Tea ?"

"Tidak"

"Baiklah" Jonathan diam sesaat.

"Kalau coklat kau mau?" Sambung Jonathan.

"Pergilah beli untuk dirimu sendiri! kenapa banyak sekali bertanya!" Seru Natasha

"Kau ini! Aku sudah baik padamu masih saja salah, apa sebenarnya mau mu!" Jonathan mulai merasa kesal dengan Natasha. Natasha hanya diam tidak menjawab Jonathan.

"Ya Tuhan.. Dia ini lama lama membuatku darah tinggi" Gumam Jonathan sambil membuang nafas untuk meredakan kekesalannya.

Jonathan pergi meninggalkan natasha untuk ke Coffee bar. Dia membelikan satu gelas coklat untuk natasha.

"Ini.. Mau kau minum atau tidak itu urusanmu" Sambil menaruh coklat di meja depan Natasha. Natasha melihat gelas coklat di hadapannya sekilas kemudian kembali melihat ponselnya.

"Kau tidak usah pura pura baik padaku" Ucap Natasha.

"Yasudah akan aku buang coklat ini"

"Buang saja, aku tidak perduli. Lagipula aku tidak menyuruhmu membelikan minum" Balas Natasha tanpa melihat wajah Jonathan.

Saat Jonathan hendak mengambil gelas coklatnya tiba tiba seseorang memanggil Jonathan, saat itu dia mengalihkan pandangannya untuk melihat siapa yang memanggil.

"Hei Jo! Maaf aku telat untuk menjemputmu" Seru Richard. Dia teman dekat Jonathan dan tinggal di Italia.

"Hei.. Richard" Jonathan pun bersalaman dan menepuk pundak Richard. "Tidak apa, aku juga baru beberapa menit sampai disini."

"Ini Natasha, dia menggantikan Hanna untuk mendampingiku meeting besok dengan Mr.Thomas" Ucap Jonathan

Natasha pun berdiri melihat Richard dan bersalaman dengan nya.

"Senang berkenalan denganmu nona cantik" Seru richard menggoda Natasha. Natasha pun tersenyum mendengar pujian orang yang baru saja dia temui itu.

Jonathan mengambil segelas coklat di meja dan memberikannya kepada Richard.

"Ini untukmu." Seru Jonathan kepada richard. Richard pun melepas jabatan tangan nya dengan natasha dan menerima gelas dari Jonathan.

"Oh. Thankyou" Dia pun meminum coklat yang dia terima.

"Ayo kita berangkat" Ucap Jonathan. Setelah itu mereka pun berjalan untuk menaiki mobil Richard.

"Richard, Kita akan makan siang dulu sebelum ke Hotel"

"Baiklah, mau makan siang dimana?" Tanya Richard.

"Kita makan di L'Arcangelo, yang dekat dengan Hotel saja" Seru Jonathan, Richard pun mengiyakannya.

"Nona, apa ini pertama kali kau pergi ke Italia?" Tanya Richard sambil melirik ke kaca untuk melihat Natasha.

"Iya, Ini pertama kali aku ke Italia" Jawab Natasha.

"Nanti aku akan menemanimu berkeliling kalau perjalanan bisnismu dengan Jo sudah selesai, bagaimana? Kau mau?" Tanya Richard.

Natasha melirik ke arah Jonathan sekilas, dia tampak tidak memperdulikan obrolan Richard dengan Natasha dan sibuk memperhatikan jalan di depan.

"Baiklah, lagipula tidak mungkin aku berkeliling dengan Jo-, maksudku Pak Jonathan"

Richard tampak senang mendengarnya. "Oke kita akan ke Kota Venesia kalau ada waktu nanti"

"Aku akan ikut dengan kalian" Seru Jonathan.

Richard dan Natasha melihat ke arah Jonathan, alis mereka berdua berkerut seakan bertanya untuk apa kau mengikuti kita?

"Kenapa kalian melihatku seperti itu? Tidak bolehkah aku ikut?"

"Tidak"Jawab Richard spontan, Jonathan pun menajamkan matanya.

"M-aksudku tidak mungkin kita meninggalkanmu kan Jo. Kau harus ikut dengan kita" Kata Richard agak takut dengan sikap Jo.

Sekitar satu jam perjalanan, sampailah mereka di Restaurant yang mereka tuju. Setelah selesai makan mereka Check in ke Hotel, butuh waktu 15 menit dari restaurant meuju hotel J.K Place Roma.

***

15.00 PM

J.K Place Roma

Natasha merebahkan tubuhnya di atas kasur hotel. Rasanya hari ini dia lelah sekali dan ingin langsung beristirahat.

Baru saja akan memejamkan matanya Jonathan mengetuk pintu kamar Natasha. Natasha pun membuka pintu dan kesal saat melihat Jonathan lah yang ada di balik pintu itu.

"Kenapa kau kesini?" Tanya Natasha tidak suka.

"Nanti malam aku ada acara dinner dengan Mr.Thomas, pakailah ini nanti. Jam 8 Malam dan jangan telat" Kata Jonathan sambil memberikan sebuah paper bag ke Natasha. Natasha menerimanya.

"Iya.."Jawab Natasha singkat. Dan menutup pintu kamarnya.

Dia meletakan paper bag diatas meja dan kembali merebahkan tubuhnya di kasur dan istirahat untuk beberapa jam kedepan.

***

Mohon Like, Coment, dan Vote nya ya kak, biar aku semangat Nulisnya.

~Terimakasih~ ^^

.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!