NovelToon NovelToon

Berubah Setelah Di Sia - Siakan

Bab 1

"Dika, apa kamu ga malu? Liat istrimu sungguh tak pandai merawat diri. Sudahlah badannya bengkak , wajah kucel dan bajunya daster buluk melulu." begitulah perkataan pedes dari mertuaku saat tak sengaja aku dengar tengah berbincang dengan suamiku, Dika.

"Ga taulah, ma. Capek aku bilangnya ." ucap Dika tanpa sedikitpun mau membela aku sebagai istrinya.

Aku hanya mampu diam sambil urut dada karna memang seperti itu tiap harinya. Jika aku menjawab dan jawabannya salah sedikit saja masalah akan bertambah besar.

Hinaan dan cemoohan sudah menjadi makananya sehari - hari bagiku. Baik itu dari mertuaku, iparku bahkan suamiku sendiri.

Tubuh ini terasa lelah, semua pekerjaan rumah aku sendiri yang pikul tanpa ada bantuan dari mertua atau iparku yang juga ikut tinggal bersama di rumah mertua.

Mertuaku mempunyai anak dua orang laki - laki dan sudah berkeluarga dua - duanya. Semua anaknya tidak di diperbolehkan tinggal sendiri, setelah menikah mereka harus tinggal bersama di rumah mertua.

Nasibku terlalu buruk, berharap setelah menikah di manjakan suami dan disayang mertua tapi kenyataanya malah di jadikan babu.

Aku terpaku memandang kaca lemari. Ada wajah lusuh tak terawat. Tak sadar air kata mengalir membasahi pipi. Aku hanya bisa meratapi nasib yang kurang berpihak padaku.

Semua uang gaji suamiku dipegang mertua. Aku hanya di beri jatah tiga ratus ribu rupiah itu juga kalau kadang - kadang suak diminta kembali oleh mertuaku. Suamiku seakan menutup mata, ia tidak mau jika aku merengek meminta lebih hanya sekedar untuk membeli kebutuhan sendiri dan juga putri kecilku.

"Mas aku minta uang dong untuk beli baju baru, bajuku yang lama sudah pada usang dan lusuh." mohon Tika.

"Aalah, buat apa kamu beli baju baru. Kamu ga kemana - kemana ini, baju lama juga sudah cukup." bentak Dika.

"Tapi, mas. Kasihan Dina anak kita, mas. Masa pakai baju bekas anak mbak Sila mulu. Sesekali belikan Dina baju baru ya, mas." Tika masih mencoba merayu suaminya.

"Kamu ini cerewet amat sih, pakai aja yang ada ga boleh boros - boros jadi orang. Hemat buat masa depan." sarkas Dika.

"Ada apa ini?" tanya mengerti yang tiba - tiba sudah ada dikamar mereka.

"Ga taulah,bu. Tika bawel minta baju baru." Ada Dika.

"Baju ,baru. Buat apa? Boros kamu." bentak mertua.

"Tapi ma....." Ucapan Tika terpotong oleh mertuanya.

"Sudahlah, mama mau apa kesini?" tanya Dika.

"Minta uang dong, mama mau kondangan. Baju mama ga ada yang baru. Masa mama kalah sama teman - teman mama yang pada beli baju baru." rayu mama sambil menegadahkan tanganya di muka putranya.

"Aku ga punya uang, ma. Kan semua gaji aku mama yang pegang." tolak Dika.

"Bonus kamu kan ada, mama ga minta banyak kok, lima ratus ribu aja cukup." ujar mama sambil tersenyum.

Dika tidak bisa menolak keinginan mamanya. Ia tidak mau di bilang anak tidak berbakti. Lantas mengeluarkan dompetnya dan memberikan lima lembar uang merah ke mamanya. Tika melihat itu semua dengan hati yang perih. Saat ia yang minta suaminya tidak pernah mengabulkan tapi saat mamanya yang meminta pasti langsung di berikan.

"Nah gitu dong, makasih, sayang." mama mertua berlalu meninggalkan kamar setelah mendapatkan uang dari Dika.

"Mas, aku juga mau dong. Tadi aku lihat masih ada uang di dompet kamu." Tika berusaha merayu suaminya kembali agar mau memberinya sedikit uang.

"Berisik tau, kalau aku bilang ga ya ga. Ngeyel. " Dika membanting pintu kamar saking marahnya pada istrinya. Tika hanya bisa menarik nafas dan mengatakan sabar.

...****************...

Assalamualaikum kk,thor telah menerbitkan karya terbaru lagi. Moga kakak semuanya suka ya. Di tunggu masukan dan saran - saranya. Dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor semakin semangat menulis bab selanjutnya 😘😘🙏🙏🙏

Bab 2

Tika termenung duduk seorang diri dikamar. Lamunannya terhenti saat ponselnya berbunyi. Sebuah notifikasi pesan masuk dan tertera nama ayahnya. Tika segera menghubungi ayahnya.

"Assalamualaikum, nak. Kamu apa kabar?" sapa Iwan ayahnya Tika.

"Waalaikumsalam, yah. Alhamdulillah baik, yah. Ayah apa kabar?" Tika balik bertanya.

"Alhamdulillah ayah sehat, kamu sibuk tidak?" tanya ayah.

"Ga yah. Ini lagi duduk santai dikamar . Ada apa yah?" jawab Tika jujur.

"Ini nak, ibu mu sudah beberapa hari ini bermimpi buruk tentang kamu. Kamu benar tidak ada lagi masalah kan, nak?" Sesaat Tika terdiam , ternyata feeling orang tau itu selalu benar. Ibunya bisa tau jika dirinya sedang tidak baik - baik di rumah suaminya.

"Tika...Tik. Kamu masih bisa dengar ayah tidak?" panggil sang ayah saat putrinya tidak menjawab pertanyaanya.

"oh maaf yah. Tika baik - baik saja kok si sini. Bilang sama ibu Tika ga apa - apa. Ibu sehat kan yah?" tanya Tika gugup

"Alhamdulillah ibu sehat, nak. Nanti kalau ada apa - apa kamu segera hubungi ayah atau kakaknya." ujar Ayah yang sangat mencintai putrinya itu.

"Baik ayah, pasti Tika akan langsung mengabari ayah jika terjadi sesuatu di sini." kekeh Tika .

"Cucu ayah sehat kan? mana ayah mau dengar suaranya." ujar ayah.

"Dan lagi main di belakang, yah sama sepupunya."

"Ya sudah kalau begitu, ayah cuma mau tau kabar kamu dan cucu ayah . Nanti kita lanjutkan obrolannya. Ayah mau kerja dulu." pamit ayah.

"Iya ayah, semangat kerjanya. Jangan lupa jaga kesehatan. Tika sayang ayah." Tika yang sedang menhan tangis langsung menutup komunikasi. Air matanya turun membasahi pipinya.

"Maafin Tika yah, sudah berbohong sama ayah. Nanti ada waktunya Tika akan meminta ayah atau kakak menjemput Tika dan Dina kesini. " Gumam Tika sambil menatap layar ponselnya yang berlatar belakang foto ayah, ibu , kakak dan dirinya.

Semenjak menikah dengan Dika, Tika jarang berkomunikasi dengan orang tuanya. Ia merasa malu menceritakan perihal rumah tangganya kepada ayah dan ibunya.

Sebenarnya Tika tidak pernah kekurangan uang, ayah, ibu dan kakaknya sering mengirimi dirinya uang tanpa sepengetahuan suaminya.

Ia juga jarang mempergunakan uang itu, ia hanya akan menggunakan bila benar - benar terdesak saja.

Mertuanya hanya tau jika dirinya hanya gadis miskin yang beruntung di nikahi putranya. Gimana tidak Dika lelaki mapan yang punya penghasilan tetap serta wajah yang lumayan tampan. Wanita mana yang tidak akan jatuh cinta pada putranya itu.

Dulu mamanya Dika sudah melarang Dika menikahi Tika yang kedua orang tuanya miskinn. Tapi karna Dika terus memaksa dan mengancam mamanya akhirnya menyetujui Dika menikahi Tika.

Kehidupan Yang di impikan Tika akan bahagia ternyata neraka bagi dirinya. Mertuanya sama sekali tidak pernah menghargai dirinya, hanya hinaan dan cemoohan yang setiap hati mesti ia dengar.

"Dasar miskin, pemalas. Kalau numpang itu harus tau diri." umpat mama mertua.

"Ada pa lagi sih, ma." sahut Dika.

"Itu liat istrimu kerjaan rumah belum beres sudah enak - enakan duduk santai. " Adu mama.

"Aku lagi nyuapin Dina, ma. Nanti juga akan aku beres kan." jawab Tika kesal.

"Tuh liat istrimu , sudah pintar ngejawabkan?" mama mencoba memprovokasi putranya agar memarahi istrinya.

Tika sama seklai tidak bergeming saat suaminya memarahi dirinya. Ia sudah terbiasa di caci, dihina dan dimarahi jadi tidak masalah baik suami maupun mertuanya bicara apa saja ia sudah tak peduli.

...****************...

Malam kk, thor up lagi ya. Moga kakak2 menyukai karya terbaru thor. di tunggu supportnya. Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor semakin semangat menulis bab selanjutnya 😘🙏🙏🙏

Bab 3

Begitulah setiap hari yang di hadapi Tika. Tak ada seorangpun yang peduli akan hidupnya di rumah ini. Pernah terlintas dalam hatinya untuk kabur dari neraka ini. Tapi demi rasa cintanya ia yakin suaminya akan berubah ditambah dengan adanya seorang buah hati membaut hatinya terasa berat. Ia tidak mau putrinya tidak mempunyai keluarga yang utuh.

"Tika...." teriak mama mertua kencang. Dan teriakan wanita tua itu membuat semua penghuni terbangun.

"Ada apa Sih, ma. Ini masih pagi aku masih ngantuk." tegur Dika saat keluar dari kamarnya.

"Istrimu mana?" tanya mama.

"Biasalah, ma. Pasti lagi beberes dan masak, kan sudah seperti itu setiap harinya." jawab Dika dengan mata masih setengah mengantuk.

"Kamu liat rumah masih berantakan dan tidak ada apa apa di meja makan." ujar mama emosi.

"Lah tumben tuh orang ga seperti biasanya. Mama udah cari di belakang belum?" tanya Dika heran.

"Sudah, makanya mama ga menemukan sama seklai istri kamu dimana? Kalau ga asistenku siapa yang menyiapkan sarapan?"

"Sesekali mama atau mbak Sila kek yang masak." jawab Dika enteng.

"Apa aku di suruh masak? Ogah." gumam Sila yang kebetulan mengintip mama mertua dan Iparnya berdebat. Ia buru - buru kembali kekamar tidur kembali di samping suaminya.

"Kamu habis dari mana, Yang?" tanya Farel suami Sila saat merasakan pergerakan istrinya.

"Habis liat mama yang teriak - teriak ga jelas di luar, mas." jawab Sila dengan bibir di monjong - monjongkan.

"Ya mas juga dengar, ada apa sih?" tanya Farel kepo.

"Ga tau tuh, Si gemuk berulah." ujar Sila sinis.

"Berulah gimana?" Farel merasa heran dengan perkataan istrinya dan juga penasaran.

"Entah hilang kemana dia, sama sekali tidak menyiapkan sarapan buat kita seperti biasa dan rumah masih berantakan." cerita Sila.

"Kalau Tika ga masak, mas sarapan apa dong nantinya?" keluh Farel.

"Ya terpaksa mas sarapan di kantin kantor. " saran istrinya.

"Kenapa bukan kamu saja yang masak, Yang." ujar Farel.

"Aku mana pernah masak, mas. Mas kan tau kalau aku ga bisa masak." jawab Sila yang dari dahulu selalu di manja mamanya. Jangankan masak masuk dapur saja ia hampir tidak pernah.

"Kalau ga mama aja kali yang masak, mas." Sila memberikan solusi.

"Kita liat aja, nanti. Kita pura - pura ga tau aja dulu. Nanti kita keluar pas mas mau berangkat kerja aja." kekeh Farel bersama istrinya.

Keduanya adalah benalu di rumah ini. Maunya hidup enak tapi tidak mau melakukan apapun bahkan biaya hidup mereka hampir semuanya Dika yang tanggung.

Dika memang gampang di bodoh abang dan istrinya. Ia lebih mengutamakan orang lain dari pada istrinya sendiri.

Pagi itu baik Dika maupun Farel berangkat kerja dengan perut kosong. Mama dan Sila tidak mau menyiapkan sarapan sama sekali.

Miris memang saat kita tidak dianggap keberadaannya. Hanya Saat di butuhkan baru mereka mencari keberadaan kita.

Bertahan sakit pergi aku sulit. Hubungan ini membuat ku sakit. Batinku hanya bisa menjerit, Menjerit menahan sakit. Bertahun tahun sudah Aku menahan luka. Tapi aku tak bisa, Untuk berbuat apa apa. Bertahan hanya demi si buah hati dan setitik cinta.

...****************...

Pagi kk, Moga ceritanya menarik ya,kk. Di tunggu supportnya dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor semakin semangat menulis bab selanjutnya 😊😘😘🙏🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!