NovelToon NovelToon

MATA SAKTI MERUBAH TAKDIR

episode 1 PENJARA

Rangga adalah seorang pemuda yang masih merupakan seorang pelajar di sebuah universitas. Demi melindungi pacarnya dari jeratan hukum, Rangga bersedia menggantikannya masuk ke dalam penjara.

Pacar Rangga ini bernama Yolanda, mereka baru saja berpacaran selama satu Minggu. Yolanda ini tanpa sengaja menabrak seorang anak kecil di jalanan. Walaupun anak kecil itu tidak sampai meninggal, namun dirinya tetap harus menjalani proses hukum selama 2 bulan di penjara.

Rangga menjadi tidak tega terhadap Yolanda, dengan masuk ke dalam penjara, tentu ini bisa mempengaruhi masa depannya kelak. Akhirnya Rangga memutuskan untuk menggantikan Yolanda masuk ke dalam penjara. Rangga mengaku kepada pihak kepolisian bahwa dirinyalah yang menabrak anak kecil itu.

Rangga menjelaskan bahwa pada waktu itu dirinya sedang tidak fokus menyetir karena sibuk memainkan ponselnya dan alhasil malah menabrak seorang anak kecil di jalan.

Akhirnya pihak kepolisian tetap masukan Rangga ke penjara selama 2 bulan akibat kelalaian dan keteledoran yang dapat membahayakan nyawa seseorang.

Yolanda ini bukannya berterima kasih kepada Rangga karena telah berkorban untuknya. Yolanda malah meminta putus darinya dan yang lebih parahnya lagi, dalam waktu sekejap saja sudah mendapatkan pacar baru lagi.

Hal ini tentu saja membuat Rangga terpukul juga terluka dan membuatnya begitu menderita di dalam penjara. Dirinya telah berkorban begitu besar, namun justru penghianatan yang dia dapatkan.

Perasaannya terhadap Yolanda juga hilang tak tersisa dan menjadi rasa dendam yang sangat mendalam.

Di dalam penjara, Rangga di kurung bersama seorang kakek tua yang berusia 100 tahun lebih. Walaupun usianya sudah satu abad, namun tubuh kakek tua itu masih terlihat sehat dan bugar dan pandangan matanya masih begitu tajam.

Kakek tua itu hampir setiap waktu melihat Adrian yang selalu berdoa. Tampak ketulusan dari setiap doa yang di panjatkan oleh Rangga. Bahkan tak jarang air mata Rangga sampai menetas di setiap doanya. Kakek tua itu juga tersentuh dengan perilaku Rangga ini.

"Akhirnya aku menemukan orang yang tepat," pikir Kakek tua dengan senyuman di bibirnya.

Kemudian Kakek tua itu mendekati Rangga yang barusan selesai berdoa.

"Anak muda, tampaknya doa mu akan segera terkabul," ujar kakek tua itu sambil tersenyum.

Seketika Rangga langsung terkejut dengan perkataan kakek tua ini dan tidak mengerti maksudnya.

"Aku sudah hidup lama, usiaku juga sudah tidak muda, aku sudah lelah dengan kehidupan dunia," ujar kakek tua itu.

"Apa maksud kakek?" Rangga semakin tidak mengerti.

"Aku akan memberikan warisan kepadamu," jelas kakek tua.

"Warisan...?" ulang Rangga.

Kemudian kakek tua itu langsung memegangi kedua pundak Rangga. Mata kakek tua itu langsung menatap ke arah mata Rangga dengan begitu tajam.

Rangga mulai melihat mata kakek tua itu tampak begitu sangat bercahaya. Cahaya itu tiba-tiba saja terbang dan langsung masuk ke dalam kedua matanya.

Seketika Rangga terkejut, namun dia mendapati tubuhnya tidak dapat di gerakkan. Perlahan kedua matanya terasa begitu hangat.

Cahaya itu terus masuk ke dalam kedua mata Rangga seolah Kakek tua sedang mentransferkan cahaya itu dari matanya ke mata Rangga.

Sesaat kemudian cahaya itu juga mulai meredup dan pandangan Rangga juga mulai menjadi gelap.

Kakek tua itu tampak menunjukkan senyuman di bibirnya kepada Rangga sebelum Rangga benar-benar kehilangan kesadarannya. Hingga akhirnya Rangga terjatuh dan tidak sadarkan diri.

Rangga yang tidak sadarkan diri melihat sosok kakek tua itu masuk kedalam pikirannya.

Kakek tua itu mengatakan bahwa dirinya telah mewariskan sepasang mata sakti kepada Rangga. Namun mata sakit itu tidak di berikan dengan begitu mudahnya.

Untuk menyempurnakan kekuatan dari mata sakti itu, maka Rangga harus berkorban. Kakek tua itu mengatakan bahwa selama lima tahun Rangga akan kehilangan suaranya dan menjadi bisu.

Itu adalah pengorbanan yang harus di jalani oleh Rangga dalam menerima sepasang mata sakti ini. Rangga akan kembali bisa berbicara setelah lima tahun lamanya dan akan mendapatkan kekuatan dari mata sakti yang sangat luar biasa.

Setelah mengatakan semua itu, tiba-tiba saja kakek tua itu hilang dalam benaknya secara mendadak tanpa jejak sedikitpun.

Siang berganti malam, malam berganti pagi, waktu berlalu begitu cepat. Tidak terasa Rangga tidak sadarkan diri selama belasan jam.

Baru pada pukul 10 pagi, Rangga mulai tersadar dan perlahan membuka matanya.

"Kepalaku sakit sekali, bisa-bisanya aku memimpikan tentang kakek tua ini," pikir Rangga yang baru tersadar sambil memegangi kepalanya.

Rangga beranggapan bahwa yang terjadi kepadanya hanyalah sebuah mimpi saja, tapi terasa begitu nyata.

Namun Rangga langsung terkejut ketika dia hendak berkata sesuatu, tapi tidak ada sedikitpun suara yang keluar dari mulutnya.

Rangga seketika menjadi panik, dia mencoba lagi dengan berteriak. Namun tetap saja, hanya ludahnya saja yang muncrat, tapi tidak ada sedikitpun suara yang keluar dari mulutnya.

Rangga yang panik seketika langsung ingat perkataan kakek dalam mimpinya yang mengatakan bahwa dirinya akan menjadi bisu selama 5 tahun.

Rangga yang panik langsung mencari kakek yang biasanya sedang duduk di sudut selnya. Namun Rangga mendapati kakek tua itu sudah tidak ada dan kini di selnya hanya tinggal dirinya saja.

Rangga yang panik segera memukul jeruji besi dengan tujuan memanggil petugas penjaga.

Petugas penjara yang mendengarnya juga langsung mendatangi Rangga dengan membawa pentungan di tangannya.

"Ada apa kamu begitu berisik?" tanya penjaga penjara.

Rangga yang tidak bisa bicara sekarang mulai melakukan gerakan isyarat. Gerakan isyarat ini seolah menanyakan di mana kakek tua yang satu sel dengannya.

Petugas penjara juga langsung mengerti maksud dari Rangga ini. Kemudian petugas penjaga itu menyampaikan bahwa Kakek tua itu sudah meninggal dan saat ini tubuhnya sudah di kuburkan.

Sontak saja Rangga terkejut bukan main mendengarnya. Padahal kakek tua itu terlihat begitu sangat sehat dan tidak pernah sakit. Rangga juga mulai terduduk diam dan membatu.

Petugas penjaga itu juga kembali ke tempatnya meninggalkan Rangga di selnya.

Rangga sendiri mulai berpikir dengan sangat keras. Rangga mulai memahami arti di dalam mimpinya dan menghubungkannya dengan kematian kakek tua yang secara tiba-tiba ini.

"Kamu adalah orang yang aku pilih, kelak selalu berbuat baik kepada semua orang," tiba-tiba saja Rangga seolah mendengar suara dari kakek tua itu.

Rangga kembali kaget dan mencari di sekelilingnya, namun sama sekali tidak ada siapapun.

Setelah satu jam lamanya Rangga memikirkan, akhirnya dia mulai paham bahwa mimpi yang dia alami bukan mimpi yang biasa.

Untuk dapat mengetahuinya dia hanya perlu menunggu selama 5 tahun kedepan untuk membuktikan semuanya.

Waktu berjalan begitu cepat, Rangga kini sudah di bebaskan dari penjara. Rangga kini kembali melanjutkan aktivitasnya sebagai seorang pelajar universitas.

Namun semua sudah tidak seperti dulu, Rangga kini sering di diskriminasi dan di buli oleh rekan-rekannya sesama mahasiswa di sana.

Selain di ejek sebagai mantan narapidana, Rangga selalu mendapatkan cemooh karena dirinya yang bisu.

Beberapa tahun telah berlalu dengan begitu cepat. Rangga juga sudah lulus kuliah dan langsung menikah.

Rangga menikah dengan teman sekampusnya yang merupakan primadona di sana. Wanita itu kecantikan nya bagaikan dewi di kampus. Tidak pernah terbayangkan oleh Rangga, dirinya bisa menikah dengan wanita sempurna seperti itu.

Dewi itu bernama Miranda Darmawan, Miranda merupakan wanita tercantik di kampusnya pada waktu itu.

Dengan rambut panjang bergelombang membuatnya begitu sangat anggun. Kulit putih dan kaki yang jenjang membuatnya semakin sempurna bak seorang dewi yang turun dari langit.

Rangga sadar bahwa Miranda mau menikah dengan nya karena memiliki tujuan lain. Pada kenyataannya sekarang Rangga bahkan tidak pernah di izinkan untuk menyentuhnya dan tidur juga di kamar yang terpisah.

Miranda sendiri menikah dengan Rangga karena terpaksa dan juga memang rencana darinya. Miranda di jodohkan oleh seorang pria yang kaya raya, namun Miranda tidak menyukainya.

episode 2 MUNCULNYA MATA SAKTI

Di bawah paksaan itu, Miranda justru mengambil keputusan untuk menikah dengan Rangga. Miranda hanya mengharapkan status saja, yang terpenting dirinya bisa terlepas dari paksaan keluarganya.

Dari pada dia menghabiskan hidupnya bersama orang yang tidak dia sukai, Miranda lebih memilih menjalani kehidupan dengan Rangga yang bisa di aturnya dan selalu menuruti kata-katanya.

Pada intinya ini, Miranda hanya mau hidup bebas dengan memanfaatkan Rangga saja.

Pada pagi hari, waktu menunjukkan pukul 9 pagi. Rangga kini sedang berada di sebuah kampus untuk menjemput adik dari Miranda yang bernama Sonia Darmawan.

Sonia adalah seorang gadis muda cantik yang tidak kalah dari Miranda. Rambut panjang dan kulit putihnya membuatnya semakin tampil mempesona. Pada intinya kakek beradik ini sama-sama cantik dengan ciri khasnya masing-masing.

Rangga kini sedang berdiri di dekat mobil yang di bawanya sambil menunggu Sonia keluar dari kampusnya.

"Kenapa orang bisu sepertimu yang menjemput ku?" ujar Sonia yang baru saja keluar dari gerbang universitasnya.

Terlihat raut wajah dari Sonia yang tidak suka dengan kakak iparnya ini. Sejak menikah dengan kakaknya, Sonia dan Rangga tidak memiliki hubungan yang baik. Sonia begitu membenci Rangga yang tidak berguna dan hanya membuat malu keluarganya saja.

"Itu bukannya kakak iparnya yang tidak berguna itu," ujar salah seorang teman satu kampus Sonia mengatai Rangga.

"Selain tidak berguna, aku dengar dia juga seorang pria yang bisu," ujar teman sekampus yang lain.

"Kabarnya sehari-hari dia tidak bekerja, dan hanya menumpang hidup di keluarga Sonia," ujar teman sekampus yang lain lagi.

"Tenyata masih ada seorang pria dewasa yang tidak tahu malu seperti itu," ujar teman sekampus yang lain lagi.

Teman-teman kampus Sonia juga mulai mengejek dan merendahkan Rangga. Hal ini tentu saja membuat Sonia juga menjadi malu dan kesal.

"Rangga, kamu bisa tidak jangan mempermalukan diri sendiri," ujar Sonia kepada Rangga dengan kesal.

Sonia mulai berjalan menuju ke mobil dan langsung melemparkan tasnya kepadanya Rangga.

"Kamu benar-benar menyusahkan keluarga saja," ujar Sonia.

"Cepat jalan, jangan biarkan teman sekampus ku semakin banyak yang melihat kita," sambung Sonia membuka pintu mobil.

Sonia duduk di kursi belakang dan menutup pintu mobil dengan keras. Rangga juga mulai masuk ke dalam mobil dan hendak menjalankannya.

"Kedepannya kamu tidak perlu menjemput ku, itu sangat memalukan bagiku," ujar Sonia dengan sinis di dalam mobil.

Rangga yang bisu juga tidak menjawabnya. Rangga hanya mencengkram dengan keras setir kemudi mobil untuk melampiaskan emosinya.

Di sepanjang perjalanan Sonia terus saja menghina Rangga dengan semaunya. Sonia bahkan mengatakan bahwa seharusnya kakaknya tidak menikahi orang tidak berguna sepertinya.

Selama ini Rangga tidak bekerja dan hanya mengerjakan pekerjaan rumah saja. Karena dia bisu, jadi sangat sulit untuknya mendapatkan pekerjaan di luar.

Sonia juga mengatakan bahwa Rangga hanya bermodal wajah tampan saja, tapi tidak memiliki kemampuan, itu lebih rendah dari seorang pengemis di jalanan.

Rangga juga sangat kesal sekali mendapatkan penghinaan seperti ini. Jika Sonia bukanlah adik dari istrinya, ingin sekali Rangga menamparnya dengan keras.

Setengah jam kemudian kini Rangga dan Sonia telah sampai di rumah keluarga Darmawan.

Rangga langsung menuju ke kamarnya dengan terburu-buru. Hari ini hanya kurang beberapa menit saja tepat 5 tahun setelah kejadian di penjara waktu itu.

Rangga melihat ke arah jam dinding di kamarnya. Waktu menunjukkan pukul 9 lewat 58 menit, tepat pukul 10 nanti genap 5 tahun Rangga menjadi bisu.

Rangga sudah tidak sabar menunggu apa yang akan terjadi kepada dirinya setelah melewati masa sulit selama 5 tahun ini.

Tepat pukul 10 seketika Rangga merasakan matanya begitu sangat sakit. Seketika Rangga langsung memegangi kedua matanya sambil berguling di atas ranjangnya.

Rangga mulai merasakan dalam benaknya begitu sangat terang seolah cahaya yang dulu di berikan oleh kakek tua mulai keluar kembali.

Seketika muncul di benak Rangga berbagai macam pemandangan yang luar biasa. Rangga melihat berbagai macam teknik pengobatan legendaris, ilmu beladiri kuno dan mata yang dapat menembus gelapnya malam. Itu semua seolah melebur dan masuk ke dalam mata Rangga dengan sangat cepat.

Beberapa menit kemudian Rangga merasakan matanya sudah tidak sakit lagi dan bahkan terasa begitu hangat dan nyaman.

Rangga segera berdiri kembali dan merasakan kejadian yang dia alami barusan tampak begitu nyata.

"Apakah ini yang di maksud oleh kakek tua itu," ucap Rangga secara spontan.

Alhasil Rangga langsung menyadari bahwa dirinya kembali dapat berbicara seperti sebelumnya. Di tambah lagi kini Rangga merasakan tubuhnya seolah di aliri oleh energi yang begitu besar.

Rangga mulai berdiri menghadap ke cermin di kamarnya dan mendapati kedua matanya begitu bersinar dan berkilau. Bahkan boa matanya terlihat seperti bola api yang membara.

"Ini..." ucap Rangga mencoba memahami perubahan pada matanya.

Rangga kemudian mencoba mengibaskan telapak tangannya ke arah cermin dan seketika kibasan itu menghantar angin dan menghantam kaca cermin itu.

"Krak," kaca cermin itu langsung retak di semua bagian.

Rangga kemudian coba melihat ke arah sebuah guci kecil di kamarnya. Sekilas cahaya keemasan terlintas di matanya dan pandangan Rangga mampu menembus ke dalam guci itu. Rangga dapat melihat di dalam guci itu ada seekor semut merah yang sangat kecil.

"Ini hebat sekali," ucapan Rangga dengan takjub dan sangat bersemangat.

Rangga seketika menjadi sangat senang dengan kemampuan yang dia miliki ini. tidak di sangka semua yang di katakan oleh kakek tua itu dalam mimpinya, kini setelah 5 tahun lamanya telah terbukti.

Rangga duduk di atas ranjangnya, sangking senangnya hingga membuatnya tubuhnya bergetar hebat.

"5 tahun ini aku begitu menderita," ucap Rangga tanpa sadar air matanya mulai menetes.

"Dengan mata sakti ini, takdirku akan berubah," sambung Rangga.

Sementara itu di ruang tamu rumah keluarga Darmawan, terlihat ibu mertua dari Rangga yang bernama Ratih sedang mengobrol dengan seorang pria muda.

Pria muda itu bernama Lukas yang merupakan seorang pengusaha muda. Lukas terlihat begitu rapi dengan menggunakan stelan jasnya dan jam tangan mewah di tangannya.

"Lukas memang orang yang sangat berbakat, selama ini bibi tidak salah menilai mu," ujar Ratih begitu ramah kepada Lukas.

Di sini terlihat bahwa Ratih begitu sangat menyukai Lukas. Ratih melihat Lukas begitu luar biasa, dia sudah menjadi orang sukses di usianya yang masih begitu muda.

"Kalau bukan pada waktu itu aku harus keluar negeri untuk melanjutkan study ku, mungkin aku sudah menikah dengan Miranda," ujar Lukas.

Lukas merupakan teman sekelas dari Miranda saat masih di kampus dulu. Bahkan Lukas dan Miranda juga merupakan teman masa kecil. Lukas begitu sangat menyukai Miranda yang sangat cantik, namun dirinya justru harus pergi keluar negeri untuk melanjutkan pendidikannya.

Ketika berada di luar negeri Lukas terkejut mendengar bahwa Miranda telah menikah. Ketika sudah kembali dirinya memiliki tujuan untuk kembali mengejar Miranda.

"Bibi, dimana Miranda, aku tidak melihatnya?" sambung Lukas bertanya.

"Miranda masih bekerja di perusahaan, sekarang dia belum pulang," jawab Ratih.

"Dimana suami Miranda, aku dengar karena dia tidak bisa berbicara, maka dia selalu berdiam diri di rumah?" tanya Lukas.

"Aku ingin bertemu dengan seseorang menantu laki-laki yang tinggal di rumah mertuanya," sambung Lukas dengan sindiran menghina.

Jangan lupa untuk memberikan like ya, agar author lebih bersemangat menulis terima kasih.

episode 3 TEMBUS PANDANG

Lukas merasa selain tampang, dirinya jauh lebih sempurna dan kaya dari pada Rangga. Lukas tidak terima wanita yang telah dia sukai sejak lama malah di nikahi oleh seorang pria bisu seperti Rangga.

"Oh si bisu Rangga, dia baru saja kembali dari menjemput Sonia, seharian di rumah juga tidak tahu mau melakukan apa," balas Ratih.

"Nanti aku akan menyuruh Miranda untuk menceraikannya," sambung Ratih.

Ratih juga tidak suka dengan Rangga, jika bukan karena Miranda yang begitu gegabah secara tiba-tiba sudah menikah, mana mungkin Ratih mau menerimanya.

"Sonia tolong kamu panggilkan Rangga, ada tamu yang ingin bertemu dengannya!" pinta Ratih kepada Sonia yang baru muncul.

"Sepulangnya dari menjemputmu hanya berdiam diri saja, benar-benar tidak berguna," sambung Ratih mencemooh Rangga.

Sonia juga mulai berjalan menuju ke kamar Rangga. Kamar Rangga terletak di lantai dua bersebelahan langsung dengan kamar Miranda. Hanya saja kamar Rangga jauh lebih kecil di bandingkan semua kamar yang ada di rumah itu, atau bisa di katakan bahwa dahulu kamar itu adalah gudang yang kemudian di tempati oleh Rangga.

"Rangga cepat keluar, ibuku mencarimu!" panggil Sonia dengan suara keras.

Namun setelah beberapa detik masih tidak ada jawaban dari Rangga sehingga membuat Sonia menjadi kesal.

"Brengsek, dia benar-benar menganggap ini seperti rumahnya sendiri," ucap Sonia dengan kesal.

Dengan emosi Sonia hendak membuka pintu kamar Rangga, tapi tiba-tiba saja pintu kamarnya sudah terbuka lebih dulu.

"Kamu selain tidak bisa bicara, ternyata juga tuli," ujar Sonia dengan makian begitu melihat Rangga keluar dari balik pintu.

Sementara Rangga sendiri seketika matanya langsung melotot menatap tubuh dari Sonia. Di mata Rangga Sonia pada saat ini hanya menggunakan pakaian dalam saja.

Tubuh Sonia terlihat begitu sangat indah dengan kulit putih mulusnya. Walaupun dadanya tidak terlalu besar karena sedang dalam masa pertumbuhan, namun bentuknya sangat luar biasa. Di tambah lagi pakaian dalamnya yang berwarna pink, membuatnya menjadi sangat imut.

Menyadari Rangga sedang menatap tubuhnya membuat Sonia menjadi kesal dan marah.

"Beraninya kamu menatapku dengan mesum, tunggu saja aku akan melaporkan nya kepada kakak agar dia segera menceraikan mu," ujar Sonia.

Rangga juga mulai tersadar dan kemudian mengedipkan matanya. Alhasil Sonia kembali terlihat sudah mengenakan pakaian nya lagi.

"Tampaknya mata ini mengeluarkan kemampuannya dengan sendirinya, aku masih belum terbiasa untuk mengontrolnya," pikir Rangga.

"Kamu ada apa mencari ku?" tanya Rangga.

"Kamu... kamu bisa bicara," ujar Sonia dengan terkejut.

Selama menikah dengan kakaknya dan masuk ke dalam keluarga mereka, Sonia baru pertama kalinya mendengar Rangga bisa berbicara.

Tapi mau bisa bicara atau tidak, itu tidak penting bagi Sonia, Rangga tetap saja orang yang tidak berguna di matanya.

"Ehem, kamu bisa berbicara itu juga tidak merubah bahwa kamu tetap tidak berguna," ujar Sonia.

"Ibuku mencarimu di bawah," sambung Sonia berjalan pergi.

Rangga juga menutup pintu kamarnya dan mulai berjalan menuruni tangga menuju ke ruang tamu.

"Rangga, apa kakimu juga bermasalah, lama sekali," marah Ratih melihat Rangga yang baru datang.

Rangga mulai melihat ke arah ibu mertuanya ini dan sekilas cahaya keemasan mulai terlintas di kedua matanya.

Terlihat tubuh Ratih oleh Rangga dimana Ratih hanya menggunakan pakaian dalam saja. Walaupun kulitnya sudah mulai kendur, namun masih terlihat cukup bagus. Harus Adrian akui ibu mertuanya lumayan cantik untuk wanita berumur sepertinya.

"Orang tua ini memakai bra begitu ketat agar terlihat kencang, bukankah itu akan membuatnya sesak nafas," pikir Rangga mengatai ibu mertuanya.

Lukas yang melihat Rangga telah muncul juga langsung menghampirinya.

"Kamu Rangga bukan, aku Lukas," ujar Lukas memajukan tangannya hendak menyalami Rangga.

Rangga juga dengan santai menjabat tangan dari Lukas. Lukas mulai memandang Rangga dengan tatapan meremehkan.

"Aku dengar kamu bisu dan sekarang Miranda harus bekerja keras untuk menafkahi mu," ujar Lukas sambil berjabat tangan.

Lukas memprovokasi Rangga dengan suara yang pelan yang hanya di dengar oleh mereka berdua saja.

"Kamu bocah cacat, jangan pikir aku tidak tahu isi pikiranmu, kamu masuk ke dalam keluarga Darmawan hanya mengincar harta," ujar Lukas.

"Kamu tidak pantas bersama dengan Miranda," sambung Lukas menggertakkan giginya.

"Aku bisa memberikanmu 200 juta, tapi kamu harus pergi dari sini," sambung Lukas lagi.

Namun detik berikutnya Rangga langsung mencengkram tangan Lukas dengan kuat dan keras.

"Aaaa..." seketika Lukas berteriak kesakitan.

"Ada apa denganmu?" ujar Rangga kepada Lukas.

Seketika Ratih yang ada di sana juga langsung terkejut mendengar Rangga mengatakan sesuatu dan sudah bisa bicara.

"Ternyata kamu bisa bicara," ujar Lukas sambil memicingkan matanya menahan sakit.

"Kamu bisa bicara, tapi berpura-pura bisu, kamu menipu Miranda selama ini, kamu benar-benar tidak tahu malu," sambung Lukas.

Rangga yang semakin kesal juga semakin lebih kuat lagi mencengkram tangan Lukas.

"Aaaa..." Lukas kesakitan sekali seolah tangannya akan remuk sebentar lagi.

"Rangga, cepat hentikan!" teriak Ratih yang marah karena melihat itu.

Rangga juga melepaskan cengkeramannya dari tangan Lukas. Terlihat Lukas masih merintih kesakitan memegangi tangannya.

Kemudian tiba-tiba saja Sonia muncul dengan tergesa-gesa sambil memegangi ponsel miliknya.

"Ibu gawat," ujar Sonia.

Sonia mulai mengatakan bahwa baru saja kakaknya menelepon nya. Kakaknya mengatakan bahwa perusahaan sekarang sedang dalam masalah dan kakaknya akan segera di tangkap oleh polisi.

Seketika semua orang langsung menjadi panik mendengar Miranda akan di tangkap oleh polisi.

Rangga langsung berjalan pergi dan tidak bisa membiarkan istrinya berada dalam bahaya dan di tangkap oleh polisi. Kehidupan di penjara yang pernah Rangga rasakan tidak boleh di rasakan oleh istrinya juga.

"Rangga, cepat kembali ke kamarmu!" teriak Ratih melihat Rangga akan pergi.

"Kamu jangan keluar rumah dan mempermalukan ku," sambung Ratih.

Namun Rangga tidak memperdulikannya dan terus berjalan dengan cepat untuk pergi ke perusahaan istrinya.

"Bibi ada apa dengan Miranda?" tanya Lukas sambil memegangi tangannya yang sakit.

"Sepertinya terjadi masalah pada perusahaan Miranda, polisi akan datang untuk menangkapnya," jawab Ratih dengan wajah panik.

"Aku punya koneksi dengan beberapa pejabat, aku akan meminta bantuan mereka, tidak akan terjadi masalah kepada Miranda," ujar Lukas.

"Bibi tidak perlu khawatir, ayo kita kesana," sambung Lukas.

"Iya," balas Ratih dengan lemah karena mengkhawatirkan Miranda.

Miranda adalah putri pertamanya dan merupakan tulang punggung keluarga mereka. Jika sampai Miranda di penjara tidak bisa terbayangkan apa yang akan terjadi pada keluarga mereka.

Sementara itu di perusahaan milik Miranda sudah ramai dengan orang-orang. Perusahaan Miranda bergerak dalam bidang kosmetik. Walaupun tidak terlalu besar, tapi produk kosmetik perusahaan Miranda cukup terkenal.

Namun kemudian masalah terjadi seorang wanita yang menggunakan produk kosmetik dari perusahaan Miranda tiba-tiba wajahnya tumbuh banyak benjolan jerawat.

Jerawat itu memenuhi wajah wanita itu dengan ukuran benjolan yang besar-besar. Hal itu membuat wajahnya kini terlihat menyeramkan.

Miranda sudah mengatakan bahwa sudah banyak yang menggunakan kosmetik dari perusahaannya dan semuanya baik-baik saja, namun wanita itu tetap menyalahkannya.

"Aku beri kamu pilihan, ganti rugi 20 milyar atau masuk penjara," ujar wanita dengan banyak benjolan jerawat di wajahnya sambil menunjuk Miranda.

Miranda hanya berdiri diam saja serta tampak bingung dan tidak berdaya mendapatkan tekanan seperti ini. Keributan ini juga menjadi tontonan banyak orang.

"20 milyar, ini tidak masuk akal," ujar Ratih yang baru saja tiba.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!