NovelToon NovelToon

Kisah Couple Yang Cocok

Chapter 1 Rumor

Tokyo, 28, November

POV Rumor Gadis Sadis.

"Apa maksudmu.... Gadis...?! Memangnya Gadis bisa mengalahkan 30 orang preman yang nongkrong disini, di gang ini... Jangan main main deh, kita ini Geng Viper dan Bos kita saja bertubuh besar kenapa kau bilang ada gadis yang sangat kuat."

"Ini memang benar, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Menggunakan satu earphone di telinga kanan nya, dan menghantam siapa saja menggunakan ponsel miliknya."

"Ha.... Ponsel android kah?"

"Ya jelas, sekali hantam langsung hancur, dia hanya meninggalkan ponsel itu saja."

"Aku masih belum percaya sih."

Mereka berdua adalah dua orang pria yang duduk nongkrong di sebuah jalanan gang. Di temani rokok dan cuaca yang sedikit mendung. Mereka ada di sebuah gang jalanan gelap tanpa adanya siapapun.

Rumor yang tersebar mengatakan, di negara luas ini, banyak kriminalitas yang bergerak dengan bebas dan semaunya sendiri dan juga, mereka tinggal di gang gang sepi sebagai tempat mangkal mereka. Di dunia luas pastinya tak akan bisa bebas dari mereka yang mendukung kriminalitas.

Jalanan bebas di sini, dinamakan jalanan bebas kematian milik gerombolan gangster. Karena pekerjaan yang sulit, orang orang memilih menjadi anggota gangster untuk kesenangan mereka sendiri.

Meremas, menindas, dan melakukan sesuka hati pada makhluk sesamanya.

Awalnya keberadaan mereka ini menjadi luas tanpa takut pada siapapun yang menghentikan mereka, bahkan termasuk hukum sudah sangat kewalahan dengan orang orang seperti itu.

Tetapi setelah adanya rumor Gadis mematikan itu, mereka menjadi bingung, antara harus waspada atau malah harus tertawa. Seorang gadis mematikan yang bahkan di sebut tidak jelas. Bagaimana bisa seorang gadis bisa dikatakan mematikan di kalangan orang yang telah di hantam olehnya, kecuali mereka yang belum di hantam, jelas tidak mempercayainya.

Tapi kali ini kedua orang itu telah bertemu sesuatu yang harus membuat mereka diam dan tanpa tertawa.

"Hahaha.... Payah, gadis kau bilang!?! Hahaha... Aku benar benar tidak percaya, bahwa seorang Gadis bisa mengalahkan orang kita bahkan yang kuat sekalipun?"

"Hiz... Bisakah kau tidak terlalu meremehkan hal ini, ini memang benar nyata. Bahkan mereka yang pernah sekalipun bertemu dengan nya, bercerita padaku bahwa mereka itu masuk rumah sakit, gigi mereka copot, hidung mereka patah dan yang lain nya."

"Hm? Hanya karena di hantam ponsel, mereka sampai begitu?"

"Ck, kau tidak paham dari tadi, tak hanya menghantam ponsel tapi dia juga memukul dan menendang."

"Bwahahaha.... Aku berpikir sampai mana kakinya wkwkwk," satunya tertawa, satunya lagi cemas, benar benar suasana yang buruk.

Di saat itu juga, ada seseorang mendekat. Dengan suara langkah kaki kecil dan sepatu ikat berwarna putih bersih yang menginjak kan kaki di tempat yang kotor itu.

Membuat mereka menoleh.

Seorang Gadis dengan tinggi hanya 157 cm dan menggunakan kaus lengan panjang dan mantel lengan pendek di lengkapi celana hitam levis pendeknya.

Rambutnya memiliki warna putih panjang dengan mata birunya.

Mereka berdua terdiam bingung ketika menoleh mendengar suara langkah kaki tersebut. Tapi mereka berdua terkejut setelah melihat di telinga Gadis berkuncir kuda itu ada earphone di telinga kanan nya. Dan di lengan Gadis itu menggenggam ponsel miliknya.

"Apakah itu dia?!" Mereka berdua berbisik sendiri.

"Aku kurang yakin, bisa saja ada Gadis sok sok an yang menyamar jadi dia."

"Tapi apa kau lihat tatapan nya, pupil matanya berwarna biru dan lebih mengarah warna es yang dingin, rambut putih itu bukan berarti dia albino. Kau tahu, dia sama seperti yang di deskripsi kan, putih semua tetapi bukan albino."

"Kita coba dekati dia dulu dengan tampang menyeramkan, jika dia takut, itu berarti bukan Gadis yang di rumor kan," mereka seperti berdiskusi membuat Gadis itu terdiam menunggu dengan bibirnya yang datar.

Lalu mereka berdua berdiri dan mendekat ke Gadis itu dengan arogan dan sombong.

"Hoi Gadis manis, kenapa kau ada disini.... " tatap mereka. Tapi mereka mendadak bermata sangat besar ketika melihat dada Gadis itu yang besar untuk ukuran tubuhnya.

"Hoho, rupanya tidak sekecil yang aku lihat tadi... Hei kau Gadis yang manis, lebih baik temani kita malam ini," kata salah satu Pria itu.

"Jezz... Apa yang kau lakukan?" teman nya menatap kesal.

"Apa.... Lihat kulitnya yang putih itu dan ukuran dadanya sangat besar dan dewasa. Itu sangat menggoda."

"Hm... Jika di lihat benar juga.... Hoi Gadis kau masih perawan kah kalau sudah tidak, ayo ikut kami tapi kalo masih perawan juga gak papa, tambah enak," kata mereka. Tampang mereka kini memasang wajah mesum dan memaksa, jari jari di tangan mereka melambangkan kecabulan Pria tua.

Gadis itu menatap menengadah dengan terdiam dan tersenyum kecil.

"Ah... Aku salah jalan rupanya, aku akan pergi," dia menatap dan berbalik membuat mereka berdua bingung.

"E... Apa dia baru saja...?"

"Bukankah yang kudengar, Gadis sadis itu akan melawan..."

"Hah....?! Hei, jangan buat kami bingung! Apaan itu tadi.... Kupikir dia akan menantang, ternyata hanya kucing kecil.... Dia hanya Gadis biasa... Kita salah mengira dia adalah gadis yang di rumor kan itu."

"Kau benar, Gadis kecil yang hanya nyali kecil, beraninya menginjak kan kaki kemari, kau harus membayarnya," tunjuk Pria itu pada gadis yang berjalan pergi itu.

"Tapi tak apa kan... Dia terlihat masih perawan... Ayo gasak saja."

"Hm... Itu ide yang bagus," tawa kecil nya. Mereka merencanakan sesuatu dan salah satu dari mereka menahan bahu Gadis itu.

"Hei Gadis... Mari ikut paman."

Gadis itu terdiam sebentar menatap polos membuat 2 orang itu kembali terdiam bingung.

"Dia terlihat sangat polos... Ayo ikut, nanti kita belikan permen," kata mereka yang merayu tapi masih dengan wajah preman mereka.

"Baiklah tapi aku ingin melakukan sesuatu dulu disini," tatap Gadis itu dengan senyuman dan mata lebarnya layaknya Gadis dengan sifat yang menyenangkan.

"Baiklah tapi cepat."

Tapi tiba tiba saja, tangan Gadis itu yang menggenggam ponsel bergerak mengarah ke satu pria itu dan ponsel yang ada di tangan nya menghantam kepala Pria itu hingga dia tak sadarkan diri. Tapi bangun dengan kesakitan rintihan. "Akhh.... Sialan.... Hidung ku patah!!"

"Apa yang???!!" teman nya menjadi terkejut tapi gadis itu juga menendang kepalanya dengan sangat keras membuatnya terpental.

"Ups... Maaf," Gadis itu menatap dengan wajah tanpa bersalahnya.

"Sialan, gadis nakal.... Kau benar-benar telah memancing kami!!" orang itu kembali bangun dan berlari akan menyerang nya.

Tapi gadis itu terdiam dan tiba-tiba saja, dia menghindari pukulan pria itu lalu mengepal tangan dengan kuat dan mendorong tangan nya memukul pria itu hingga ia benar-benar belur di pipinya dan jatuh.

Tidak sampai di sana, gadis itu menginjak kepala nya dan menekan nya membuat pria itu kesakitan.

"Aduh... Duh... Akh... Lepaskan aku!!" dia kesakitan pada kepala nya.

"Hoi!! Gadis jalang!! Jangan buat kepala nya pecah!!" orang yang terluka di hidung nya tadi bangun menatap nya dengan kesal.

Gadis itu hanya menoleh dengan tatapan tajam, padahal tadi, dia menggunakan wajah polos.

"Sialan.... Kenapa malah jadi hantu begitu wajah mu!! Aku akan menyiksa mu!!" dia berlari mendekat akan menyerang meskipun hidung nya terluka.

Sama seperti tadi, Gadis itu menghindar dan langsung menyerang, yakni memukul, tapi orang itu tidak tumbang, alhasil dia menambah dengan menendang wajah pria itu hingga tumbang dan mereka berdua benar benar tak sadarkan diri sekarang, hanya dikalahkan oleh seorang gadis.

Di akhir perkelahian, gadis itu mengambil sapu tangan dari sakunya dan mengelap tangan nya lalu membuang nya tepat di wajah salah satu pria itu yang tak sadarkan diri.

Setelah itu berbalik dan berjalan pergi meninggalkan tempat kotor itu.

Mengapa gadis itu begitu kuat, itu karena dia adalah Lex Luthor, wanita sadis bertubuh gadis. Umurnya sudah 25 tahun dan terlihat seperti gadis berusia 15 tahun dengan adanya sesuatu yang menarik lelaki yakni dada besarnya yang berukuran 38 b... Sangat tidak memungkinkan untuk tubuhnya tapi dia terlihat sangat cantik dan imut dengan postur dan warna kulitnya yang seperti keramik porselin.

Dulu dia adalah yang tersadis dari para gangster yang tinggal di kota tokyo. Di sebutkan dalam rumor yang hampir hilang karena kejahatan gangster berkurang, dia juga tak harus repot repot selalu menunjukan diri.

Hidupnya penuh misteri, hanya datang seperti orang biasa dan pergi seperti tak meninggal kan jejak. Sebelum ada dia, para gangster memang memegang kendali Jepang, tapi semenjak dia terkenal, para gangster mulai jatuh tumbang masuk ke dalam pemakaman. Belum diketahui pekerjaan gadis satu ini, dari outfit nya, dia seperti gadis biasa yang suka jalan jalan dan baju yang ia pakai selalu saja bagus di mata yang imut.

"Hahaha.... Sangat menyenangkan... Aku akan pergi, lain kali... Bawa atasan kalian, sebentar lagi kalian pasti akan mengadu ke padanya," kata Lex Luthor. Kedua orang tadi hanya bisa pingsan dan merasakan kematian nya sebentar lagi.

"Sebenarnya sangat tidak menyenangkan, aku kemari itu karena ada sesuatu yang menarik, kalian yang suka mencuri tas wanita, aku jadi tahu beritanya dan kemari sendiri, kupikir kalian kuat ternyata hanya cecenguk kecil, maaf soal tadi... Aku bukan gadis yang polos maupun bodoh, aku lebih pintar dari pada kalian," tambahnya dengan nada yang menunjukan bahwa dia sudah bosan.

Lalu dia berjalan pergi meninggalkan mereka yang tak berdaya.

Lex Luthor, gadis yang dirumorkan sebagai gadis sadis, dia sebenarnya adalah penolong dalam menyingkirkan kejahatan, tetapi sifat kerasnya membuat hukum juga penasaran dengan nya karena dia memiliki temperamen keras ketika hanya sedikit saja terganggu oleh orang baik sekalipun.

Tidak ada yang mengenal nya sebagai apa karena dunia yang luas, membuat orang berpikir bahwa dia sama seperti gadis yang biasa bahkan melebihi biasa saja. Dari hasil ini, ditetapkan bahwa dia keturunan dari Luthor.

Chapter 2 Kampus

POV Lelaki Kampus Biasa.

Seorang mahasiswa yang terkenal sangat tinggi dan bertubuh dominan gym sangat terkenal di kampus karena tak hanya ketampanannya tapi juga sifat yang sangat aneh. Dia pendiam dan selalu memakai masker hitam di wajahnya. Kaca mata minus yang tampak dingin dan sangat datar, baju yang selalu sama setiap hari dan tidak pernah berganti model yang berbeda.

Dia bernama, "Alandra...!!"

Para wanita datang memanggilnya yang sedang berjalan pulang dari kampusnya sendirian. Lalu Alandra menoleh diam.

"Kau mau ikut kami ke tempat karaoke."

"Ya benar, tubuhmu sangat menarik wanita bagaimana jika ikut?" tawar mereka.

Awalnya Alandra terdiam sebentar, dia benar-benar belum menjawab hingga para wanita itu menambah perkataan mereka.

"Alandra, ini kesempatan emas untuk menarik banyak wanita cantik bukan? Di sana banyak wanita dan mungkin kamu juga bisa membawa pulang salah satu dari kita, hehe.... Benar kan?" tatap mereka.

"Benar-benar mengganggu," Alandra tampak kesal dalam hati lalu ia membalas. "Maaf... Aku harus segera pergi," Alandra membalas begitu saja dan berjalan pergi. Hal itu membuat mereka terdiam seperti telah di abaikan.

"Ada apa dengannya? Kenapa menolak? Padahal banyak lelaki yang kita ajak selalu menerima saja."

"Dia memang seperti itu, tertutup dan pendiam tapi sifatnya itu akan di tutupi oleh wajahnya yang tampan, sayang nya... Dia memakai masker terus menerus menutupi wajahnya. "

"Kau benar, dia tampan bahkan kita bisa melihat ketampanan meskipun terhalang masker dan belum satu kali pun melihat nya tidak memakai masker dan tubuhnya benar benar tinggi besar."

"Apa dia pernah menolak wanita?"

"Entahlah aku dengar banyak wanita yang suka padanya tapi mereka tak bisa mengutarakan nya karena takut Alandra tak menyukai mereka dan malah menolak cinta mereka. Dia juga di nilai dingin dengan tatapan nya itu."

"Benarkah, apa jangan jangan dia dari suatu geng, tampilan nya juga agak mengerikan, padahal pakaiannya biasa biasa saja," kata mereka sambil membicarakan Alandra yang sudah pergi.

"Aku jadi ingin mencoba menembak nya," kata salah satu wanita itu. Seketika wanita lain tersenyum dan menepuk punggungnya. "Kami hanya akan mendukung mu Pftt..."

"Hah, kenapa ketawa? Ada yang aneh kah?"

"Yah, kami hanya berpikir bahwa dia juga pasti akan menolak dengan cara yang halus, tapi tak apa. Paling tidak, dia membalas, karena ada banyak lelaki yang menolak wanita yang menembak nya dengan kasar tapi dia benar benar sangat baik, membalas lembut dengan perkataan yang begitu membuat hati kita tertutup untuk nya."

"Eh benarkah, apa dia sebaik itu? Tapi belum tentu juga seleranya adalah kita kan?"

"Mana mungkin! Lelaki di sini saja tertarik pada wanita cantik sejenis kita ini."

"Aku bicara soal selera Alandra, dia mungkin berbeda," kata salah satu dari mereka membuat yang lain nya diam berpikir dengan kalimat itu.

Sementara Alandra pulang dengan menaiki kereta, di dalam kereta, dia ke bagian tempat duduk dan untuk mengisi kebosanan nya dia bermain ponsel. "Apa di sini tak ada sesuatu yang bisa membuatku berpikir soal referensi cerita lain?" pikirnya. Ia bahkan masih memakai maskernya itu, lalu tak sengaja melihat sesuatu di media sosial di ponsel nya.

Kucing putih yang sangat imut dan lucu. Ia terdiam menatap gambar kucing putih yang sangat manis itu. Lalu di balik masker nya, dia tersenyum kecil.

Namun di samping nya, ada seorang wanita dewasa tengah menatap nya. "Di samping ku ternyata seorang lelaki, tubuhnya besar juga.... Kira kira seberapa tampan wajah nya itu yang memakai masker dan dari tadi menatap ponselnya sendiri..." dia mencoba mendekat sedikit dan melirik ponsel Alandra yang berisi kucing putih.

"Oh ya ampun, manis nya... Dia lebih memilih kucing.... Sangat keren," dia terpukau dalam hatinya. "Aku sepertinya tertarik padanya... Um Halo," wanita itu menyapa Alandra yang melirik lalu menoleh padanya.

"Halo, aku sudah melihat mu dari tadi, dan jika dilihat, kamu sangat tampan, apa kamu bisa berkenalan dengan ku dan bisa aku tanya, apakah kamu punya pacar?" wanita itu menatap lembut.

Alandra terdiam sebentar lalu menjawab. "Aku masih mahasiswa," balasnya. Seketika wanita itu terkejut kaku mendengar itu.

Ia mengepal tangan. "Bi-bisa bisa nya dia mengejek ku begitu!? Dia mengejek ku tua begitu!! Memang benar umur ku sudah hampir 30 tahun... Tapi kan wajah ku muda...!" ia kesal tapi menyimpan nya dalam hati.

Sementara Alandra kembali menatap ke ponselnya. Dia benar benar datar setelah mengatakan kalimat nya tadi, dan karena kesal, wanita itu menjadi membuang wajah dan menatap ke ponselnya saja.

Lalu tak lama kemudian kereta penuh dan tak di sangka sangka ada gadis yang berdiri di depan nya tak dapat tempat duduk.

Alandra menengadah melihat gadis itu dan terkejut melihat ukuran dadanya. Apalagi pandangan nya langsung mengarah pada hal itu.

Bagaimana bisa gadis yang seperti itu memiliki ukuran dada yang dominan cantik.

Gadis itu terdiam tak menatapnya, ia lebih memilih mendengarkan sesuatu dari headset kabel yang terpakai di telinga kanan nya saja sambil bermain ponsel berdiri. Tak peduli sekitarnya sedang ramai dan di hadapan nya pas yakni Alandra.

Dan rupanya gadis itu adalah Lex Luthor. Dengan wajah santainya, bermain di banyak nya orang berdiri di samping maupun di belakangnya karena tak kebagian tempat duduk.

"Gadis ini... Kenapa wajahnya biasa saja?" pikir Alandra. Dia berpikir bahwa ekspresi yang di pasang Lex Luthor begitu dingin dan terlihat gampang melirik orang lain.

Ia lalu menatap leher di tubuh Lex Luthor.

"Dia.... Kulitnya sungguh putih dan terlihat lembut, rambutnya putih salju sangat cantik," pikir kembali Alandra. Ia terus menatap dan tak di sangka sangka, mata Lex Luthor meliriknya membuat Alandra terkejut dan mengalihkan pandangan menjadi menundukan wajahnya.

"Sebaiknya aku tidak mencari gara gara, dia tadi sudah melirik ku saat melihat," ia lebih memilih menatap ke ponsel nya.

Di saat itu juga, Alandra kembali melihat kucing putih di ponsel nya itu, dia awal nya melihat dengan baik namun dia terdiam baru sadar melihat kucing putih dan gadis itu dan mulai membandingkan dengan Lex Luthor. "Dia mirip kucing manis ini...?!"

"Hei..." panggil Lex Luthor dengan tiba tiba. Itu benar benar sangat mendadak apalagi suaranya langsung menuju ke telinga Alandra. Seketika Alandra terkejut sedikit dan langsung menengadah menoleh.

"Dari gang mana kamu?" tatap Lex Luthor dengan datar dan tangan satu terangkat memegang tiang kereta.

"Pardon?" Alandra menatap tak mengerti dengan ucapan Lex Luthor.

"Lupakan," Lex Luthor kembali menatap ke jendela, dia tadi mengira Alandra termasuk gangster, mungkin karena tubuhnya.

"Apa yang dia tanyakan tadi, Gang? Apa dia berpikir aku gangster? Tapi kenapa dia bertanya begitu? Apa dia ada hubungan nya dengan gangster?" pikir Alandra kembali menatapnya terus.

Tapi tiba tiba Lex Luthor berwajah sedikit terkejut membuat Alandra terbingung. Wajah Lex Luthor tak menatap apapun. Dia terkejut seperti ada sesuatu yang terjadi pada tubuhnya.

"Apa yang terjadi? Kenapa dia tampak terkejut dengan ekspresi nya? Apa ada sesuatu?"

Lalu Alandra melihat bahwa ada pria di belakang Lex Luthor melecehkan nya dengan meraba bagian belakang nya.

"Gadis ini... Di lecehkan tapi kenapa... Wajahnya?" Alandra terdiam melihat wajah Lex Luthor yang rupanya kembali hanya biasa dan di saat itu juga ponsel yang ada di tangan nya terpukul kan oleh pria itu membuat pria itu jatuh babak belur dalam sekali hantam dan itu membuat Alandra terkejut terpelongoh.

"Kau mencoba melakukan apa huh.... Melecehkan ku," Lex Luthor dengan suara berat nya menarik kerah pria itu yang ketakutan gemetar. Lalu Lex Luthor menoleh ke Alandra. "Kau juga... Dari tadi melihatku seperti ini tapi kau hanya diam saja huh?!" tatap nya pada Alandra yang terdiam.

"D-dia memang... Termasuk gangster?!" Alandra gemetar dalam tubuhnya.

"Ikut denganku kau, turun," Lex Luthor menarik kerah pria itu dan menyeretnya, dia bahkan kuat menyeret pria itu. Lalu setelah kereta berhenti di stasiun. Bahkan semua orang hanya diam saja melihat itu dengan wajah yang masih terpelongoh tak percaya.

Tapi Alandra terdiam. "Siapa gadis itu, dia seperti... Berani, apa dia bukan gadis biasa, apa dia gangster? Tapi tubuhnya tak terlihat seperti menyeramkan... Dia terlihat seperti masih sekolah menengah," pikirnya sangat lama lalu ia menggeleng. Karena penasaran, pastinya dia menjadi turun dengan cepat karena berpikir Lex Luthor belum jauh.

Dan rupanya benar, tak lama kemudian ia melihat Lex Luthor berjalan keluar dari stasiun. Berjalan sendirian dengan langkah kaki yang anggun menatap ke depan.

"Tunggu... Permisi," Alandra datang mendekat dan hal itu membuat Lex Luthor menoleh dengan wajah dingin nya. "Apa yang kau inginkan...?"

"Aku... Aku minta maaf soal tadi," tatap Alandra.

"Untuk apa... Itu sudah berlalu," Lex Luthor membalas.

"Syukurlah jika dia tidak terlalu menganggap itu tadi... Kalau begitu... Bisa aku tahu nama mu?" Alandra kembali menatap, tapi suasana terdiam di antara mereka yang bertatapan di banyak nya orang berlalu lalang di stasiun itu, lalu Lex Luthor tersenyum kecil, dia juga menjadi menatap leher Alandra.

Lelaki besar itu di tatap oleh gadis yang tampak manis di luar itu. Ia tersenyum kecil dan melepas headset yang di pakainya.

Lalu ia memberikannya dengan mengulurkan tangan pada Alandra yang bingung. Alandra juga mengulur tangan dan Lex Luthor meletakan headset itu di telapak tangan Alandra.

"Di sana ada namaku... Aku pergi dulu," kata Lex Luthor lalu berjalan pergi menitipkan barangnya itu.

Alandra terdiam membawa headset itu dan melihat nama Lex Luthor di sana. Headset itu berwarna biru muda sangat cantik dan ada ukuran tulisan gelap membentuk tulisan. 'Lex Luthor' dengan gaya penulisan yang cantik.

"Lex Luthor... Apa aku bisa bertemu denganmu lagi?"

Chapter 3 Kehidupan

Tokyo, 29 November

Alandra terdiam duduk di ranjang miliknya sambil melihat sebuah headset yang ada di tangan nya.

Sambil mengingat Lex Luthor, gadis rambut putih kemarin. Dia sendiri bahkan sudah memakai masker hitam itu lagi. Wajahnya seperti tak terlihat di sini, sekali kali dia harusnya membuka maskernya sebenarnya ada masalah apa dengan wajahnya, padahal dia terlihat sangat tampan jika masker itu coba di lepas.

"Rasanya sangat aneh, kenapa aku terus teringat padanya. Yang aku ingat dia memakai celana pendek jeans levis berwarna biru tua dan outfit pendeknya, kulitnya seputih keramik porseline dan rambut panjang berwarna putihnya sangat lah cantik. Warna mata miliknya berwarna biru seperti kucing putih yang lembut tapi..." dia teringat saat Lex Luthor bersikap layaknya preman pada pria yang melecehkannya di kereta kemarin.

"Apa dia seorang gangster.... Tapi tidak mungkin bukan... Tubuhnya seperti gadis... Apa dia benar benar masih gadis?" Alandra benar benar tidak menyadari bahwa yang dia pikirkan tidak pernah ia lakukan sebelumnya.

"Mengapa aku memikirkan seseorang, sebelumnya aku tak pernah memikirkan orang sampai seperti ini, apa jangan jangan... Aku tertarik padanya... Mungkin itu yang dinamakan tertarik pada pandangan pertama."

Ia masih berpikir lalu melihat jam dinding dan berdiri sambil menyimpan headset itu di lacinya. Lalu pergi berjalan ke kampus.

"Apa aku benar bisa bertemu dengan nya lagi... Aku benar benar ragu soal ini, apa yang harus kulakukan jika aku bertemu dengan nya, ini pertama kalinya aku tertarik dengan perempuan," dia terus berpikir sambil berjalan ke kampus membawa tas ransel di punggung nya yang ia bawa di satu pundaknya saja.

Hingga tak sengaja ada perempuan berlari dari depan dan menabrak bahu nya membuat perempuan itu oleng akan jatuh. "Ak...!"

Untungnya Alandra yang baik-baik saja tanpa reaksi apapun termasuk jatuh, langsung menolongnya dengan menahan tangan perempuan itu.

"Huf... Terima kasih," tatap nya dengan sedikit terpesona pada Alandra.

Alandra hanya diam cuek lalu berjalan pergi. Perempuan itu pun juga masih menatap nya.

"Siapa dia.... Kenapa sangat tampan... Apa senior atas...? Aku ingin berkenalan dengan nya. Anu...." ia memanggil membuat Alandra melirik tanpa berhenti berjalan.

"Um... Bisa aku-

"Maaf, tidak bisa," Alandra langsung membalas begitu membuat perempuan tersebut terdiam.

"Kenapa dia langsung menyela ku, dia tampak buru buru dan tatapan nya tadi, benar benar sangat dingin... Tunggu, memakai masker? Sepertinya aku tahu, satu satunya mahasiswa yang selalu memakai masker tampan di wajahnya..." ia mengenal dari rumor Alandra.

Di kelas, Alandra diam seperti biasanya dan kali ini, dia tak mendengarkan Profesor yang mengajar di depan kelas. Ia beberapa kali menulis nama Lex Luthor di buku catatan nya.

"Kenapa aku begitu tertarik dengan nya, selama ini menyukai perempuan sangat susah untukku, dan kenapa sekarang aku tertarik dengan gadis muda dengan tubuh yang bagus itu. Kenapa rasanya sangat aneh," ia terdiam. Tapi lelaki teman sebangku nya tiba tiba merangkulnya. "Yo bro... Apa kabar, kau dari tadi melamun, lihat... Professor sudah pergi baru saja dan kau tahu apa yang dia terangkan tadi?" tatap nya.

"Aku, tidak tahu," balas Alandra dengan mata mengarah ke buku, tatapan mata yang sinis tapi mensifatkan wajah yang sedang kebosanan atau lebih tepatnya orang yang melihatnya akan teras bosan.

Lelaki itu adalah Lucky teman sebangku Alandra yang sangat pandai bergaul. Tak jarang banyak orang yang tertarik pada Lucky juga. Tubuh mereka memiliki dominan yang sama dan di sebut sebagai duo lelaki yang menonjol dalam rumor populer kampus. Yang satu begitu friendly dan yang satunya begitu datar.

"Apa yang kau tulis...?" Lucky menoleh ke buku Alandra dan menemukan nama. "Lex... Luthor? Siapa dia?" tatap lucky dengan bingung.

"Dia... Hanya seseorang saja," balas Alandra sambil menutup bukunya dengan lirikan dingin pada Lucky.

"Apa lelaki...? Namanya seperti sangar sekali... Seperti bukan nama aslinya, atau malah perempuan?" tatap Lucky, mendengar itu tentu saja Alandra menjadi terdiam terpikir sesuatu.

"Benar juga... Nama Lex Luthor adalah nama yang sangat menyeramkan, tidak mungkin kan ini nama gadis itu?" dia terdiam membuat Lucky bingung.

Tak lama kemudian ada beberapa lelaki datang mendekat ke Lucky. "Hei Lucky kau mau gabung kita basket, kau bisa ajak Alandra," kata mereka sambil menawar.

"Oh boleh juga... Bagaimana denganmu Alandra?" tatap Lucky.

Alandra terdiam dan melihat ke jam dinding. "Maafkan aku... Aku harus pergi," dia berdiri. Tapi Lucky mengatakan sesuatu yang membuatnya berhenti berjalan.

"Kau beneran tidak mau ikut, apa kau pengecut kawan, ini hanyalah basket saja," tatap nya.

Alandra hanya menoleh dengan lirikan nya. Masker nya tak terbuka sama sekali. "Aku akan gabung kapan kapan," tambahnya sambil mengepal tangan dan pupil mata yang menipis.

"Hoho... Baiklah," balas Lucky. Dia bahkan masih tenang ketika hampir melihat khodam Alandra. Lalu Alandra berjalan pergi meninggalkan mereka.

"Wah sikapnya benar-benar keren, dia bahkan tak mau membagi waktunya menikmati bermain disini," kata mereka.

"Yah dia memang begitu, banyak perempuan tertarik padanya juga karena sikapnya... Antara dewasa dan pendiam," Lucky menambah.

Tapi dia menjadi berpikir sesuatu. "Aura apa itu tadi, dia tak pernah menggunakan nya, kupikir Alandra itu lelaki yang pendiam dan sekarang aku seperti melihat iblis yang ada di dalam tubuhnya, apa setelah aku mengatakan sesuatu padanya, padahal aku tadi hanya main main, tapi paling tidak, kapan kapan aku bisa melihat lelaki besar itu menunjukan kelincahan nya ketika bermain basket nanti," ia tersenyum kecil sendiri.

Alandra memang tak pernah bergabung dalam klub olahraga apapun, bahkan klub ringan pun tak mau ikut, dia lebih memilih pulang duluan tapi ketika di kelas, dia menjadi mahasiswa paling pintar dalam memahami apa yang di ajarkan dosen.

"Hei Lucky, menurut mu, apakah Alandra memiliki masa lalu yang membuat nya begitu?" tanya salah satu rekan menatap Lucky.

Lucky terdiam sebentar sambil tersenyum kecil, lalu membalas. "Tidak ada hal yang aneh dalam masa lalunya, dia tidak memiliki kekurangan apapun, hanya saja... Ini di sebut sebagai sikap yang dewasa...."

Saat ini, Alandra menatap ke ponselnya sambil berjalan ke stasiun kereta. "Aku akan langsung pulang saja, kafe sedang libur, aku tak bisa kerja sambilan," dia mengecek sebuah web situs Novel, dimana dia memiliki akun sendiri dengan banyaknya kisah yang telah dia buat, rupanya Alandra seorang novelis. Pengikut dan suka, penambahan buku dan suport sangat lah banyak.

"Aku masih bingung dengan cerita yang aku buat," dia terdiam, rupanya dia memang seorang pencipta cerita, novel novel yang trend pastinya dia yang membuat.

Namun sekarang, dia tengah kesusahan dalam mencari ide novel nya yang baru karena sudah waktunya dia harus membuat cerita yang baru.

"Pikirkan ide yang bagus.... Semuanya tidak masuk akal dan sudah terlalu umum," dia bingung, tapi tiba tiba ia teringat saat bertemu dengan Lex Luthor di dalam gerbong kereta saat itu. Lalu berhenti berjalan dan berpikir. "Serius? Apa aku harus membuat kisah ini?" dia menatap langit dengan ragu. Dia berencana membuat kisah tentangnya yang bertemu Lex Luthor. Sesuatu soal hal ini pastinya tidak bisa dilupakan dan harus di abadikan, karena ini bisa jadi sebuah takdir.

"Tapi ini masih kurang meyakinkan, aku tidak mungkin bertemu dengan nya lagi, seperti nya aku tak perlu repot repot membuat cerita yang terlalu berbohong sekarang... Karena tadi mungkin tidak mau mengakui bahwa aku bertemu dengan nya lagi," dia menjadi ragu sambil menatap ke bawah.

Tapi tak di sangka sangka di seberang ada Lex Luthor berjalan sambil menatap ponsel, dia menyebrang begitu saja tanpa mempedulikan lampu jalanan dan anehnya dia sudah bisa sampai di seberang dan berjalan pergi ke stasiun.

Karena jalan penyebrangan ada di depan Alandra, jadi Lex Luthor berjalan tidak ke arah Alandra, dia berjalan menjauh.

Sementara Alandra menghela napas, dia masih belum tahu siapa yang sudah berjalan menjauh di depannya lalu dia berjalan. Tapi ia sadar melihat Lex Luthor.

"Itu....!?" dia terkejut melihat Lex Luthor dari belakang, seketika ia berlari mengejar.

Lex Luthor hanya berjalan sambil mengetik pesan di ponsel dan mendengarkan musik lewat headset yang dia pakai satu saja di telinga kirinya.

Lalu ia membuka sebuah novel dan membacanya sambil berjalan dengan ponselnya. Dia membaca dengan seksama dan seperti nya dia menyukai novel tersebut. "Aku harap orang yang punya banyak novel ini menciptakan karya barunya, aku pasti akan membacanya, banyak kisah romantis yang sangat menyayat hati di sini," pikirnya.

Rupanya dia membaca novel online dan tak di sangka sangka, akun pemilik novel itu sama seperti milik Alandra. Apa itu platform milik Alandra sendiri.

Di sisi lain, Alandra berhenti berlari dengan terengah engah sambil melihat sekitar hampir kehilangan Lex Luthor.

"Dimana?! Dimana dia?!" ia menoleh ke sekitar hingga ia melihat Lex Luthor masuk ke gerbong kereta. Dengan cepat Alandra berlari dan untungnya bisa masuk tepat waktu, ia melihat Lex luthor sudah duduk di salah satu bangku dengan masih menatap ke ponselnya.

Alandra yang melihat itu menjadi menghela napas dengan pelan lalu berjalan perlahan mendekat.

Lex Luthor masih terdiam lalu merasakan sesuatu di depan nya, seseorang yang berdiri tepat di depan nya membuat nya melihat ke atas, tepat dimana Alandra berdiri agak jauh di sampingnya, Lex Luthor terdiam membuat hati Alandra berdegup kencang. Alandra tak berani melihat, dia pura pura tidak mengenal tapi pandangan nya tak mau terkontrol, ia menatap ke Lex Luthor yang rupanya juga menatapnya. Tatapan yang begitu datar tapi menggambarkan ingin Alandra menatap juga sehingga mereka melakukan kontak mata.

"Kita bertemu lagi," kata Lex Luthor dengan sedikit senyuman akrab. Hal itu membuat Alandra terdiam kaku. "Apa dia baru saja.... Tersenyum?!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!