NovelToon NovelToon

Rahasia Dibalik Pernikahanku

eps 1

Besok adalah hari - hari yang ditunggu oleh syahla, hari yang akan menjadi saksi perjalanan cintanya selama dua tahun. Hari dimana sangkekasihnya akan mengucapkan janji suci.

syahla tidak menyangka kalau besok adalah hari pernikahannya dengan kekasihnya muhammad akram, besok dia akan resmi menjadi istri sah dari akram

Sudah lebih dari setengah jam Syahla memandangi baju pengantinya yang akan dikenakanya dihari yang paling bahagia menurutnya, rasanya syahla ingin menari nari dibawah hujan karena rasa bahagianya menunggu awal baru berumah tangga dengan kekasih tercintanya

" oh tuhan aku sangat bahagia dan jantungku berdetuk kencang kalau mengingat hari besok adalah hari pernikahanku " kata syahla dalam hati.

syahla yang masih asik melihat baju pengantinnya tiba-tiba dikagetkan dengan suara handponenya yang menandakan ada panggilan masuk.

syahla yang mendengar ada nada panggilan masuk mengalihkan pandangannya dari baju pengantin dan mencari cari handphonenya

"siapa si yang nelpon mengagetkan saja" gerutu syahla. syahla yang melihat nama yang tertera di panggilan masuknya pun tersenyum lebar.

"sepertinya calon suamiku juga tidak sabar untuk menunggu hari besok" kata syahla dalam hati dan langsung menerima panggilan masuk dari sangkekasihnya

" halo sayang " sapa syahla sambil menahan senyumnya.

" halo sayang " sapa syahla lagi. yang disebrang sana tidak menjawab sapaan syahla

"sayang"

"sayang" suara syahla mulai khawatir ketika tidak ada jawaban dari sang kekasihnya

"sayang kamu baik-baik sajakan?"

"sayang kamu dengarkan suara aku?" masih tidak ada jawaban dari kekasihnya, syahla menari napasnya dalam dalam untuk menghilangkan kekhawatirannya yang tak kunjung mendapat balasan dari kekasihnya

"akram" suara syahla mulai meninggi

"syahla" dengan suara berat akhirnya akram mengeluarkan suaranya dengan lirih ada rasa sedih di nada suaranya

syahla menarik napasnya dalam dalam menandakan kelegaan dalam hatinya setelah mendengar suara kekasihnya, sungguh syahla sangat khawatir ketika kekasihnya itu tak kunjung membalas panggilanya.

" kenapa diam mulu? berpa kali aku panggil panggil kamu enggak jawab jawab" tanya syahla dengan suara lembut.

akram kembali terdiam, tidak menjawab pertanyaan syahla

"kamu baik baik sajakan?" tanya syahla lagi

syahla yang mulai geram dengan akram yang kembali diam tak menjawab pertanyaannya

" kalau kamu diam terus, aku matikan saja telponya, buat apa kamu nelpon kalau diam terus? aku tau kamu ga sabar menunggu hari besok tapi jangan bercanda kaya gini " ancam syahla.

syahla yang tahu kelakuan kekasihnya itu yang sedikit jahil, suka menjahili syahla yang terkadang tidak peduli mereka berada dimana dan seperti apa kondisinya.

"itungan ketiga kalau kamu enggak bicara, aku matikan telponnya" ancam syahla lagi

itulah yang sering syahla lakukan ketika kekasihnya itu tak berhenti henti menjahilinya, " saaaatttuuu, duuuuuaaa beneran ya aku matiin telponnya" syahla mengingatkan

"tiiiiigggaaa, ok aku matiin telponnya"

syahla langsung mematikan telponnya, karena kekasihnya itu diam terus dari awal. sebenarnya syahla sedikit khawatir karena kekasihnya itu tak bersuara suara.

" ah palingan dia mau menjahiliku, awas saja kalau kita udah satu rumah, akan ku balas kejahilanmu itu" kata syahla penuh penekanan.

syahla meletakan hpnya kembali dan menatap kembali pakaian pengantinnya dan langsung menghilangkan pikiran negatifnya terhadap kekasihnya.

"sabar ya nanti besok aku pakai kamu, uuu aku ga sabar mau pakai baju penganti ini, ok syahla sabar sabar tinggal beberapa jam lagi" kata syahla pada dirinya sendiri dengan penuh kegembiraan.

ketika syahla mau keluar kamar, hpnya berderinig lagi ada panggilan masuk, syahla pun mengurungkan niatnya untuk keluar kamar.

dilihatnyalah siapa yang menelpon, ternyata kekasihnya lagi yang menelpon

"kamu mau apasi nelpon hah? kalau diam terus"

" syahla sebelumnya tolong maafkan aku" suara akram terdengar bergetar ditelinga syahla, syahla baru pertama kali mendengar suara kekasihnya itu seperti putus harapan, penuh kesedihan

syahla mulai khawatir mendengar suara akram " oh tuhan semoga kekasihku ini sedang bercanda" kata syahla penuh harapan dalam hatinya.

"kamu baik-baik sajakan sayang?" tanya syahla

"syahla sepertinya aku gak bisa lanjutin pernikahan ini" jawab akram yang penuh kesedihan

Eps 1

Mita melangkahkan kaki masuk kedalam kamar, rasanya hari ini begitu melelahkan bagi dirinya. Dan Mita pun masih tidak menyangka bahwa hari ini akan tiba di kehidupannya. Hari yang akan bersejarah bagi dirinya, dan hari yang diimpikan oleh semua pasang kekasih. Ya, Lima hari lagi adalah hari Pernikahannya dengan Abian. Kekasih Mita yang sangat Mita cintai.

Mita merebahkan badannya yang lelah di atas kasur kesayangannya. Pandangannya terarah ke Langit-langit kamar dan terbayang akan kisah perjalanan percintaannya dengan sang kekasih yaitu Abian Adhitama. Perjalanan percintaan yang begitu rumit dan penuh cerita. Mita tersenyum mengingat pertama mereka berkenalan dan mengingat raut wajah Abian ketika mengajaknya untuk berpacaran dengan dirinya, sangat lucu dan menggemaskan.

Mita beranjak dari kasur lalu berjalan menuju Baju Pengantin yang digantung tidak jauh dari tempat tidurnya. "Hei Gaun Pengantin, lima hari lagi aku akan memakaimu! Semoga aku akan terlihat seperti seorang putri ketika kau melekat di tubuhku," kata Mita pada Baju Pengantinnya.

Mita memandang Gaun Pengantin sambil tersenyum lembut. Gaun Model Ball Gown yang merekah di bagian bawahnya dan bagian dalam terbuat dari Kain Satin atau Kain Organza. Lalu dilapisi Kain Brokat. Gaun itu Terlihat sangat elegan dan mewah.

Mita teringat kejadian ketika memilih Gaun Pengantin, ia harus beberapa kali berganti gaun karena Abian tidak setuju pada Gaun-gaun yang ada di toko, menurut Abian semua Gaun Pengantin itu terlalu terbuka sehingga memperlihatkan lekuk tubuh sexy kekasihnya. Sampai akhirnya Mita kesal, dan berniat tidak perlu memakai Gaun Pengantin di hari pernikahannya, biarkan saja nanti dirinya memakai Baju Tidur di Hari Pernikahan nanti, hingga akhirnya Abian menyetujui Gaun Pengantin terakhir  yang dipilih Mita.

Mita menggeleng-gelengkan kepala mengingat hal itu, menghadapi sikap Abian yang lumayan posesif terhadap dirinya.

Ketika Mita masih asik mengagumi Gaun Pengantinnya tiba-tiba ada panggilan masuk ke ponselnya. Melihat nama yang tertera pada layar ponsel  Mita tersenyum senang. Ya, Abian lah yang menelpon. Baru Tiga Jam yang lalu Abian menelpon, sekarang sudah menelpon lagi.

Semenjak dipingit dua hari yang lalu, Abian dan Mita lebih sering berkomunikasi lewat Video Call atau Chat dan sebagainnya. Abian sempat protes dengan adanya Adat Pingit atau Pingitan yang menurutnya itu Adat Zaman dulu tidak berlaku pada zaman sekarang. Tetapi mamanya Mita tetap bersikeras mereka berdua harus dipingit karena mamanya Mita orang Jawa asli, yang memegang kuat Tradisi Jawa dan pernikahan Miita pun memakai Adat Jawa.

"Hallo sayang," sapa Mita ketika teleponnya sudah tersambung.

"Aku tau kamu kangen sama aku, tapi baru Tiga Jam yang lalu loh kita ngobrol bareng! Aku baru saja sampai dirumah dari tempat spa," lanjut kata Mita.

Mita merasa aneh biasanya Abian akan cerewet ketika bertelepon, tapi kenapa dari tadi Abian hanya diam tidak mengeluarkan sepatah kata pun atau Abian tidak sengaja meneleponnya.?

"Sayang, kok diam aja?" tanya Mita

Tetap tidak ada jawaban dari Abian

"Kayanya kamu gak sengaja nelepon aku! Yaudah aku matiin aja ya" ketika Mita mau memutuskan panggilannya Abian baru bersuara.

"Mita jangan di matiin dulu teleponnya" kata Abian,

"Kenapa diam terus dari tadi,? Kirain aku kamu gak sengaja menelpon aku" kata Mita sambil berjalan menuju sofa dekat jendela kamarnya. Ia melihat suasana di luar rumah yang sudah lumayan ramai, ada beberapa saudaranya yang dari jauh sudah datang dan menginap untuk menunggu hari pernikahannya nanti.

"Tuh, kan diam lagi, kamu niat telepon gak sih? Kalau diam terus aku matiin aja ya telponnya! Aku mau menyapa saudara aku yang udah nyampe dari luar kota." Mita sudah mulai kesal pada Abian yang kembali terdiam.

"Mita ada sesuatu yang mau aku bicarakan sama kamu!" Suara abian terdengar bergetar di seberang sana dan Mita merasa ada yang aneh dengan Abian. Biasanya Abian memanggilnya dengan sebutan sayang atau panggilan romantis lainnya, Abian akan memanggil sebutan nama ketika dia sedang kesal atau marah kepada Mita, tapi kenapa tiba-tiba Abian memanggilnya dengan sebutan nama.? Apakah abian sedang marah pada dirinya? tapi Tiga Jam yang lalu, saat mereka bertelepon semuanya baik-baik saja, justru tadi mereka sempat bercanda dan Abian merengek mengatakan bahwa dirinya sudah sangat merindukan Mita. tiba-tiba Mita dilanda rasa tidak enak di hatinya.

Mita hanya diam menunggu kelanjutan perkataan Abian dengan hati yang merasa was-was.

"Katanya tadi ada yang mau di omongin, ko malah diam aja?" Mita masih menahan kekesalannya dan berusaha bicara dengan nada biasa. "Lama-lama aku kesel loh, nungguin kamu ngomong! Ooohhh... Atau kamu mau ngerjain aku biar aku kesel, gitu?"

Mita sudah tidak kaget lagi dengan sikap Abian yang lumayan jahil. Pria itu sering membuat  Mita kesal dengan tingkah ajaib Abian. Dan pria itu akan tertawa puas ketika mendapati Mita sudah mengerucutkan bibir menahan kesal  sambil bersikap merajuk kepada dirinya. Menurut Abian wajah Mita terlihat lucu dan menggemaskan ketika wanita yang dicintainya sedang kesal.

"Mita... aku mau membatalkan pernikahan kita. Aku nggak bisa melanjutkan pernikahan, kita" kata Abian dalam sekali tarikan nafas.

Mita terdiam mencerna kata-kata Abian yang mengagetkan dirinya. "Hahahaha.. tuhkan aku sudah tahu pasti kamu mau ngerjain aku! Kamu mau jahilin aku, kan,? tapi maaf aku udah kebal sama kejahilan kamu itu. Jadi, aku nggak akan ketipu." Kata Mita sambil tertawa ringan.

"Mita aku serius mau batalkan pernikahan ini, aku lagi gak bercanda atau ngejahilin kamu.! Aku serius mau batalkan pernikahan ini! semoga kamu menerima keputusanku" kata Abian dengan tegas, tidak ada nada bercanda dalam ucapan dari Mulut pria itu.

Mita menelan ludah yang anehnya terasa menyakitkan di tenggorokannya. Apakah Abian benar-benar mau membatalkan pernikahan ini atau hanya bercanda.? Tapi mendengar suara Abian yang begitu serius, membuat jantung Mita mulai berdetak tak karuan. Abian jarang sekali berbicara serius, bahkan saat di acara lamaran pun pria itu masih sempat-sempatnya mengeluarkan lelucon. Abian pria yang santai, saking santainya dia selalu tidak menganggap serius pada sesuatu hal yang seharusnya di anggap serius. Dan hal itu yang kadang membuat Mita merasa kesal. Pria itu terlalu santai, sangat terbalik dengan sikap Mita yang kadang langsung panik menghadapi sesuatu hal yang lumayan mengguncang hatinya, dan mungkin saja ia dan Abian memang di takdirkan bersama untuk saling melengkapi.

Tetapi kenapa Tiba-tiba Abian ingin membatalkan pernikahan mereka yang tinggal beberapa hari lagi? Apakah Abian menganggap pernikahan itu sebuah lelucon, yang kapan saja bisa di batalkan dan dilanjutkan kembali?

"Mita, aku minta maaf. Aku tahu, aku pria brengsek yang membatalkan pernikahan ini lewat telepon. Dan aku tahu, aku tidak pantas mendapatkan maaf darimu, tapi keputusan ini yang terbaik untuk kita, walaupun aku tahu bahwa keputusan ini menyakiti hati kamu," kata Abian memutuskan keheningan diantara mereka dan menyadarkan Mita akan kondisinya saat ini.

perlahan air Mata mita turun dari sudut matanya. Ada rasa yang tidak bisa ia jelaskan, tetapi rasanya sangat begitu jelas di dalam hatinya. Rasa sakit yang begitu luar biasa yang belum pernah ia rasakan selama umur hidupnya.

Oh Tuhan, apakah ini hanya mimpi? Kenapa abian tiba-tiba membatalkan pernikahan kami,? Pernikahan ini sudah kami impikan sejak Satu Tahun yang lalu. Tapi kenapa dengan mudahnya batal begitu saja? Apakah aku sudah membuat kesalahan yang begitu besar, hingga Abian tidak sudi lagi menikah denganku? gumam mita dalam Hati.

...----------------...

- Udah di Revisi.

Jangan lupa Like, Komen, dan Vote Guys.

eps 2

Banyak yang bingung karena ada tua cerita dalam novel ini. Sebenarnya yang cerita ikram dan Syahla udah author hapus, tapi ternyata author baru tahu, cerita yang udah di up gak bisa di hapus. Jadi cerita Syahla dan Ikram di abaikan aja ya :) maaf ya udah bikin kalian bingung, maklum ini cerita pertama author. Happy Reading gaes, semoga kalian suka ceritanya :)

-------------------

perlahan air Mata mita turun dari sudut matanya. Ada rasa yang tidak bisa ia jelaskan, tetapi rasanya sangat begitu jelas di dalam hatinya. Rasa sakit yang begitu luar biasa yang belum pernah ia rasakan selama umur hidupnya.

Oh Tuhan, apakah ini hanya mimpi? Kenapa abian tiba-tiba membatalkan pernikahan kami,? Pernikahan ini sudah kami impikan sejak Satu Tahun yang lalu. Tapi kenapa dengan mudahnya batal begitu saja? Apakah aku sudah membuat kesalahan yang begitu besar, hingga Abian tidak sudi lagi menikah denganku? gumam mita dalam Hati.

Ada begitu banyak pertanyaan yang ingin Mita tanyakan kepada Abian, namun jangankan untuk bertanya, untuk mengambil napas saja rasanya sangat sulit. Seperti ada sebuah batu yang menghalangi alat pernapasan yang membuat dada terasa sangat sesak.

Selama beberapa saat keduanya sama-sama terdiam. Abian bisa mendengar suara lirih Mita yang menahan suara tangisnya.

"Mita jangan menangis, aku mohon. Kamu tidak boleh menangisi pria brengsek seperti aku." ucap Abian.

Mita membekap mulut dengan satu tangan agar suara tangisnya tidak terdengar jelas oleh Abian. Ia mana bisa tidak menangis jika hal buruk baru saja menimpa nasibnya. Dan dengan bodohnya Abian mengatakan 'jangan menangis.' jika pria itu tidak ingin membuatnya menangis seharusnya pria itu tidak mengatakan suatu hal yang begitu melukai hatinya.

“Bian... kenapa kamu mau membatalkan pernikahan ini?” Suara Mita terdengar terendam. Wanita itu menahan nafas beberapa detik untuk mengatakan hal itu, dan air matanya bertambah deras meluncur melewati pipinya yang mulus.

“Aku nggak bisa ngasih tahu kamu alasan kenapa aku membatalkan pernikahan ini, yang kamu harus tahu bahwa ini keputusan paling terbaik untuk kita!”

Mita terkekeh sinis dalam tangisnya. Ia menyeka air mata yang terus meluncur dengan deras dan mencoba agar suaranya terdengar lebih tegas. “Kata kamu keputusan terbaik,? Apanya yang terbaik, Bian? Kamu baru saja membatalkan pernikahan kita yang sudah kita rencanakan satu tahun lalu-” Mita sudah tidak kuat untuk melanjutkan ucapannya. Ternyata tidak mudah untuk berpura-pura tegas di saat kondisi seperti ini, selanjutnya hanya ada suara tangis yang begitu memilukan.

“Jika aku punya salah, tolong maafkan aku, Bian! Ayo kita bicarakan baik-baik, jangan mengambil keputusan sepihak. Kamu tidak ingin, kan, lihat aku kesakitan seperti ini? dan jika kamu yang berbuat salah, kamu tenang saja aku pasti akan memaafkan kamu." lanjut Mita setelah kembali mengumpulkan kekuatannya untuk bicara.

"Mita cukup, aku benar-benar tidak ingin melanjutkan pernikahan ini lagi. Jadi kita sudahi saja-"

Mita menyela ucapan Abian. “Nggak, aku gak mau pernikahan ini batal! Ayo kita ketemu dulu, kita bicarakan dengan kepala dingin. Kita sama-sama cari jalan keluar dari permasalahan ini, walaupun aku gak tahu masalah apa yang terjadi tapi ayo kita ketemu dulu. Jangan bicarakan hal sepenting ini lewat telepon.!" Mita menjeda ucapannya, menarik nafas dalam-dalam, mencoba menormalkan detak jantungnya yang berdetak kencang. "Aku tahu kamu sangat mencintai aku melebihi diri kamu sendiri, Bian. Aku tahu kamu menyayangi aku melebihi apapun yang ada di dunia ini. Jadi rasanya tidak mungkin kamu tiba-tiba ingin membatalkan pernikahan ini, itu sama saja dengan mencabut jantung dalam tubuh kamu."

Mita tahu sekali seberapa besar cinta Abian terhadap dirinya. Cinta Abian sama sekali tidak bisa diragukan. Selama empat tahun bersama pria itu Mita bisa merasakan cinta yang luar biasa yang pria itu berikan.

Mita mendengar Abian helaan nafas panjang dan pria itu terdiam beberapa saat, lalu berkata. "Keputusanku sudah tidak bisa di ubah walaupun kita bertemu tatap muka. Tidak ada lagi yang bisa kita bicarakan, hubungan kita sampai di sini saja, Mit. Aku berharap semoga kamu segera mendapatkan kebahagianmu, Mit."

“Abian... Abian aku mohon jangan begini... Pernikahan kita tinggal lima hari lagi, kamu gak bisa membatalkan pernikahan ini begitu saja, tolong pikirkan keluargaku juga.” Mita melihat layar ponselnya ketika tak kunjung mendapatkan respon dari Abian dan  ternyata sambungan teleponnya sudah terputus oleh pria itu.

Mita melihat layar ponselnya dengan derai air mata dan perlahan ponsel itu terlepas dari genggamannya. Begitu pun dengan tubuh Mita yang perlahan merosot ke atas lantai yang dingin. Kini tubuhnya bagaikan sebuah jeli yang tidak mempunyai tenaga sama sekali, sangat lemas, bahkan untuk menarik nafas pun rasanya tidak kuat.

Bagaimana bisa, hubungan yang sudah berjalan Empat Tahun kandas begitu saja? Hanya lewat satu kali panggilan, pernikahan yang sudah disiapkan dari satu tahun lalu berakhir sangat mengerikan. Rasa sakit ini tidak akan pernah aku lupakan, Abian.

Siapapun yang mendengar suara tangis itu pasti akan ikut merasakan kesakitan yang di rasakan wanita itu. Rasa sakit yang mungkin tidak akan sembuh oleh kurun waktu yang tidak bisa ditentukan. Mita memegangi Dadanya yang berdenyut sangat menyakitkan. Lalu perlahan pandangannya menjadi buram dan Mita pun menutup mata. Mita pingsan.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!