NovelToon NovelToon

Cinderella Ninja

Chapter 1

Angin berembus manja sehingga menyentuh lembaran - lembaran kain yang menutupi seluruh tubuh dan wajah wanita bercadar nan salihah di balik jendela mobil yang terbuka.

Dia adalah Shahilla Az-Zahra Razaq wanita berumur 24 tahun anak tunggal dari Ibu Nur Aisyah dan Bapak Ramadhan Razaq.

Asal nya asli anak Medan dan dia harus merantau ke Jakarta karena mendapatkan beasiswa kuliah di salah satu universitas negeri di ibu kota hingga pada akhir nya ia bekerja di sebuah perusahaan yang sangat bergengsi di ibu kota.

Tak sedikit pun berucap kata untuk menikmati hembusan angin tersebut, dan sekilas Shahilla memejamkan mata nya untuk merasakan sentuhan angin yang menyentuh kelopak mata nya dan menyapu bulu mata nya yang halus melentik.

Matahari pun tak mau kalah menyilaukan cahaya nya pada bumi yang penuh dengan keriuhan beraneka ragam suara, dari suara klakson hingga suara para pengamen dan pengemis yang sedang mencari rezky untuk sesuap nasi di tengah lampu lalu lintas yang menyala merah.

Di tengah pemberentian lampu merah lalu lintas, dari balik jendela mobil yang sudah terbuka oleh Shahilla sejak berangkat dari rumah menuju salah satu mall ternama di ibu kota, Shahilla melihat deretan mobil dan sepeda motor berjajar rapi karena lampu lalu lintas.

Dari penglihatan nya dia merasa melihat sesosok yang dia kenal sedang duduk tenang berboncengan dengan sopir ojek online. Namun, belum sempat dia memperhatikan nya dengan teliti sosok itu sudah menghilang dari penglihatan nya karena tertutupi oleh mobil box yang tiba - tiba muncul dari deretan barisan.

"Kamu ngelihatin apa La?".

Seorang wanita muda bercadar nan manis terlihat jelas dari mata nya mengaget kan Shahilla di saat dia duduk anteng dengan stir mobil nya sembari melirik Shahilla.

Nurul Aina, dia adalah sahabat Shahilla sejak kecil.

Shahilla sudah menganggap Aina seperti saudari nya sendiri, mengingat Shahilla adalah seorang anak tunggal.

Sejak mereka merantau kuliah dan kerja di Jakarta, mereka tinggal bersama,, dari awal mereka nge kos bareng hingga akhir nya mereka mampu mengontrak sebuah rumah yang cukup mewah dengan penghasilan mereka yang lumayan besar.

Aina memperhatikan Shahilla sejak tadi sibuk menongolkan kepala nya keluar dari jendela karena ingin memastikan yang dia lihat barusan dan ia kembali duduk dengan tenang di tempat mobil nya.

"hmm... Tadi aku merasa melihat Restu naik ojek online, tapi kayak nya enggak mungkin deh"

"Mungkin kamu salah lihat, lagian mana mungkin Restu naik ojek online, kamu pasti sedang berhalusinasi tuh secara kamu kan fans berat nya, di tambah lagi kita mau nonton film nya entar, jadi terngiang - ngiang tuh di pikiran kamu ha ha ha"

"hmm mungkin kali ya, aku salah lihat".

"Atau jangan - jangan yang kamu lihat itu kakek - kakek tua lagi bukan nya Restu ha ha ha ha".

"hufft enggak sampai seperti itu juga, mata aku enggak separah itu, aku masih bisa ngebeda' in mana kakek - kakek mana Restu. Mata aku masih sehat tauuuk hufft. Masa iya Restu di sama'in sama kakek - kakek"

"ha ha ha kamu jangan gitu lho ngomong nya,lagian kan ntar Restu bakal jadi kakek - kakek juga, terus ketampanan nya juga hilang karena kriput-kriput di wajah nya ha ha ha. Udah aah ngapain di pikirin banget ntar kamu bisa makin halu dan merasa semua laki - laki yang kamu lihat itu Restu ha ha ha".

Aina tertawa puas meledek sahabat nya itu, yang nge -fans berat dengan seorang aktor tampan bernama Restu.

Sedang kan Shahilla memicingkan mata nya seperti mata elang yang ingin memangsa buruan nya..

Setelah beberapa menit lampu lalu lintas berganti menjadi warna hijau, dan Aina pun dengan sigap melajukan mobil nya dengan kecepatan yang lumayan tinggi.

Yaaa . . Restu Muhammad, dia adalah seorang aktor muda nan mapan berusia 25 tahun, penghafal Al-Qur'an, memiliki prestasi yang sangat membangga kan, tampan, memiliki kulit putih, bertubuh tinggi proposional, dan smart. Pokok nya dia adalah pria idaman semua wanita terutaama wanita seperti Shahilla.

Dia berasal dari kota Surabaya. Sejak dia menjadi aktor dia harus tinggal di Jakarta dan berjauhan dari keluarga nya.

Dan dia juga berasal dari keluarga yang cukup terpandang. Dia memiliki kedua orang tua yang lengkap dan satu orang adik perempuan yang masih belia.

Chapter 2

"Cepatan La, aku enggak mau terlambat sedetik pun nonton film nya, kamu kan tahu kalau aku paling enggak suka nonton film tapi film nya sudah mulai walau pun hanya beberapa detik".

Aina menarik tangan Shahilla sambil berlarian menuju gedung bioskop.

"Iya aku tahu tapi pelan - pelan dong, aku nungap, aku sudah enggak sanggup lagi lari - lari seperti ini, berhenti sebentar".

Langkah kaki nya berhenti berlari dan Shahilla pun berusaha mengatur nafas yang ngos - ngosan tak beraturan, belum sempat Shahilla mengatur nafas nya dengan lega, tangan nya sudah di tarik kembali dengan Aina yg sudah tidak sabaran cepat - cepat sampai ke gedung bioskop.

Shahilla menuruti Aina tanpa penolakan dan sangkin terburu - buru nya Shahilla sampai tidak menyadari bahwa sepatu kanan nya terlepas sebelah dan meninggalkan nya di koridor mall.

Tidak jauh dari kepergian mereka, seseorang memungut sepatu tersebut yang tercecer di lantai.

Beberapa menit kemudian...

Gedung terasa lebih riuh karena berhambur nya umat manusia yang berduyun - duyun keluar dari gedung bioskop setelah menonton film yang di tonton.

Beraneka ragam yang umat manusia yang keluar dari gedung bioskop tersebut, ada yang berpasang - pasangan, ada yang menonton bersama dengan keluarga, ada juga yang menonton sendirian dan tidak ketinggalan dua sejoli Shahilla dan Aina yang terlihat puas setelah mononton film tersebut, apa lagi pemain utama film nya adalah Restu Muhammad.

"Alhamdulillah, akhir nya nonton juga film Aa Restu setelah sibuk dengan kerjaan". Shahilla menghirup dan menghelakan nafas nya dengan relax.

"Lebay". cibir Aina sambil menoyor pelan kepala Shahilla.

"hmm.. Mana boleh angek kamu". sambil menggandeng tangan Aina berjalan menuju keluar dari gedung bioskop.

"ya ya ya ya...".

Seketika Aina menghentikan langkah mereka yang tepat berada di depan lift, di saat Aina melihat ke bawah alias tertuju pada kaki Shahilla yang hanya memakai satu sepatu. Dan menepuk jidad nya sendiri.

"Astaghfirullah... Emank kebiasaan buruk banget ya La...".

"hmm maksud nya".

Shahilla terlihat bingung dan masih belum sadar.

"Noh liat".

Aina mengarahkan kepala Shahilla ke bawah kaki nya dan dia melihat kaki nya yang memakai sepatu hanya sebelah.

"Ya ALLAH.. Lagi... Huuh, pantesan saja sejak tadi orang - orang sekitar memperhatikan kita tidak seperti biasa nya mereka memandang, aku pikir mereka melihat kita karena kita wanita bercadar ternyata ini penyebab nya".

Shahilla menepuk jidat nya dan lemas melihat sepatu nya.

Mereka sudah terbiasa di pandang orang - orang sekitar karena penampilan mereka yang status nya wanita bercadar.

Ada yang memandang mereka dengan rasa hormat dan tersenyum setulus hati. Dan tidak lekang juga banyak nya orang - orang yang memandang mereka dengan sinis bahkan anti dengan wanita seperti mereka.

"emm emm kebiasaan buruk kamu yang ini mesti di hilangi La, Enggak capek apa harus kehilangan sepatu kamu yang sebelah seperti ini terus - menerus?".

"Capek badan nya enggak, tapi capek duit nya iya, habis beli sepatu terus hu hu hu".

Rengek nya.

"Maka nya neng tuh kebiasaan kudu di ubah, kalau di hitung - hitung sudah berapa sepatu yang sudah tercecer karena kebiasaan buruk kamu ini".

"Mungkin sudah banyak". Dengan enteng nya dia menjawab.

Sedang kan Aina hanya bisa menggeleng - gelengkan kepala nya.

Dengan sepatu nya yang hanya sebelah, tanpa rasa malu Shahilla menggandeng tangan Aina dan melangkah kan kaki nya menuju ke parkiran mobil.

Sudah menjadi kebiasaan buruk Shahilla sejak kecil hingga sekarang yang suka ceroboh selalu menghilangkan sepatu nya sebelah tanpa sadar nya.

Mau sepatu itu ukuran nya pas atau pun kebesaran, mau pun bermerk mahal hingga tanpa merk, baik berjalan cepat atau pun lambat tetap saja kebiasaan tersebut tidak bisa menghilang.

Beruntung jika sepatu nya yang sebelah dapat di temukan kembali.

Jika tidak... Shahilla harus membeli sepatu baru.

Hampir seminggu sekali Shahilla membeli sepatu baru. Sampai - sampai pegawai toko sepatu langganan nya hafal benar dengan Shahilla.

Dan tidak tahu sampai kapan kebiasaan itu berhenti menjelma pada Shahilla.

Mungkin kah kebiasaan tersebut bisa menghilang ..??

Dan bagaimana cara nya ..?

Chapter 3

Malam penuh dengan bintang - bintang yang terlukis indah di langit yang gelap gulita. Terdengar suara riuh berbagai macam kendaraan yang berlalu lalang di jalanan ibu kota dan lampu - lampu bersinar seperti kunang - kunang yang sedang menari - nari dengan gembira karena hari berganti malam.

Yaa . . Itu lah yang terlihat jelas dari balkon apartment yang terletak pada salah satu lantai gedung yang tinggi menjulang di pusat kota.

Di balkon apartment tersebut terdapat sosok Restu Muhammad sedang duduk santai sambil menikmati pemandangan yang paling dia sukai di saat dia melepaskan rasa lelah nya bekerja seharian.

"Ma Sya ALLAH".

Seru nya, dia merasa kagum melihat indah nya pemandangan tersebut dan sesekali dia menghirup dan menghelakan nafas nya dengan relax.

Flash back..

"Iya aku tahu tapi pelan - pelan dong, aku nungap, aku sudah enggak sanggup lagi lari - lari seperti ini, berhenti sebentar".

Shahilla berhasil mengalihkan perhatian seseorang yang sedang duduk di dalam sebuah private caffe bersama dengan rekan kerja nya sesama artis. Seseorang itu yang tak lain adalah Restu .

Dia melihat Shahilla yang bernafas ngos - ngosan karena habis berlarian mengejar sesuatu yang tidak di ketahui oleh nya. Dan dia juga melihat Shahilla telah meninggalkan sepatu nya yang sebelah kanan di koridor.

Restu pun permisi pada rekan kerja nya untuk keluar sebentar dari caffe. Restu mendekati tujuan yang dia tuju dimana sepatu Shahilla tercecer di lantai dan memungut nya.

Restu berusaha mencari sang pemilik sepatu alias Shahilla namun hasil nya nihil.

Setelah film usai dan di lanjut dengan private meet and great yang hanya fans tertentu saja yang bisa ikut serta dalam acara tersebut bahkan Shahilla dan Aina pun tidak mengetahui acara tersebut. Jika mereka tahu sudah pasti bisa ketebak seberapa heboh nya mereka berdua ingin menghadiri acara itu.

Hanya butuh beberapa menit untuk bertemu dengan fans exclusive nya itu. Dan tidak menunggu terlalu lama Restu langsung keluar dari ruangan dan gedung mall setelah semua nya usai.

Dia bergegas menuju ke toilet pria untuk mengganti semua pakaian yang dia pakai sebelumnya. Seperti membuat penyamaran saja dengan penampilan nya yang memakai topi, kacamata dan jaket kulit hitam, itu membuat nya agar tidak satu pun yang mengenal diri nya siapa, mengingat dia adalah seorang aktor yang terkrnal dan sedang naik daun.

Dengan santai dia berjalan menuju parkiran mobil, dan berhenti di samping mobil jazz berwarna putih yang terparkir rapi.

"Iya saya udah di parkiran, kalau kamu masih jauh biar saya naik ojek online aja seperti tadi, ha ha ha iya kalau naik taxi online ntar saya kejebak macet bisa - bisa saya terlambat tadi. Ya sudah saya tunggu di parkiran, iya, Assalamualaikum".

Restu menyimpan kembali ponsel nya ke dalam saku jaket nya usai dia menghubungi asisten nya di ponsel nya.

Restu menunggu asisten nya di parkiran yang terlihat sunyi dan jauh dari keramaian.Mengingat tadi siang, karena ban mobil nya kempes dan juga takut telat menghadiri acara meet and great nya, dengan sangat terpaksa ia harus naik ojek online menuju mall itu.

Ternyata Shahilla tidak salah melihat sosok Restu berboncengan dengan ojek online di tengah lampu merah.

"Kamu iya enggak malu seperti ini, karena kamu sudah terbiasa, lah aku yang malu bawa kamu dengan sepatu mu yang sebelah itu".

Tiba - tiba pemilik mobil jazz putih itu muncul dan mengaget kan Restu yang langsung bersembunyi di balik tiang yang pas di belakang mobil jazz putih tersebut.

Mereka adalah Shahilla dan Aina sang pimilik mobil jazz putih itu. Mendengar ucapan Aina membuat Restu penasaran dan menguping pembicaraan mereka dari balik riang.

"Ya sudah, kalau kamu malu, enggak apa - apa kamu tinggalin aja aku sendirian" Shahilla merajuk pada sahabat nya itu.

"Ngambek... Ngambek". Aina menowelkan jari nya ke pipi Shahilla yang tertutupi lembaran kain niqob nya.

"Enggak, siapa yang ngambek, kan aku beneran, kalau kamu malu ya kamu bisa tinggalin aku". Shahilla memutarkan bola mata nya.

"Aku bercanda, kalau aku malu, sudah dari dulu aku tidak mau bersahabatan sama kamu. Lagian mau sampai kapan kamu kayak gini terus?. Apa jangan - jangan kamu sengaja ya biar tiba - tiba ada seorang pangeran yang memungut sepatu kamu terus jatuh cinta sama kamu, seperti cerita dongeng Cinderella".

"Apaan sih, ini nih murni tanpa ada unsur di buat - buat. Lagian aku yang rugi, duit aku habis beli sepatu mulu. Hmm tapi kalau di pikir - pikir keren juga kali ya kayak gitu, gara - gara sepatu aku menemukan pangeran cinta sejati aku ha ha ha, tapi kalau bisa Restu Muhammad yang menemukan sepatu aku yang satu nya jadi Restu yang jadi pangeran aku hi hi hi".

Mata nya terlihat berbinar - binar membayangkan cerita dongeng Cinderella.

"Dalam mimpiiiiii.. !. Ya udah ayok masuk cepat entar mau magrib". Aina membuka pintu mobil dan mendorong pelan Shahilla ke dalam mobil.

"Iya bawel ..". Cibir nya.

Mendengar percakapan dua sejoli itu membuat Restu tertawa kecil di tambah lagi Shahilla mengkhayalin diri nya.

Setelah kepergian mereka dari parkiran itu, baru lah Restu teringat bahwa pemilik sepatu yang dia pungut tadi itu salah satu dari mereka.

"Astaghfirullah... Kenapa aku bisa lupa" Restu menepuk jidat nya sembari melihat berlalu nya mobil itu.

Flash On...

Restu senyum - senyum sendiri teringat kejadian pertemuannya dengan sepatu yang dia pegang dan ucapan Shahilla mengenai keinginannya yang seperti dongeng Cinderella. Dia menginginkan sepatu nya di temukan oleh pangeran nya dan kenyataannya benar, sepatu nya ditemukan oleh pangeran impiannya, yakni Restu.

"Bagaimana aku bisa tahu siapa pemilik sepatu ini, aku tidak bisa mengenal salah satu dari mereka mengingat mereka berdua sama - sama wanita bercadar dan terlebih lagi aku tidak bisa memperhatikan mereka dari mata nya".

Dari kebiasaan buruk...??

Mungkin kah Restu adalah seorang pangeran yang di maksud oleh Shahilla..?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!