Terlihat ada seorang wanita duduk disamping tempat tidur sembari menunggu seseorang terbaring ditempat tidur.Tatapan wanita itu begitu sedih melihat kondisi ibunya terbaring lemah ditempat tidur.
"Ibu." gumam wanita itu,yang nampak menangis melihat kondisi ibunya yang terbaring lemah ditempat tidur.
"Kenapa kamu menangis sayang?"tanya ibu itu pada putrinya.
"Agnes sedih lihat ibu sakit seperti ini,bagaimana Agnes mau meninggalkan ibu dalam keadaan sakit seperti ini."
"Sayang,lebih baik kamu berangkat sekarang sebelum kamu terlambat.Apalagi waktu kamu hanya tinggal satu jam untuk segera berangkat ke bandara."ucap ibu itu dengan senyuman.
"Bagaimana mungkin Agnes meninggalkan ibu sakit seperti ini."balas Agnes yang menangis didepan ibunya.
"Sayang, sudahlah.Ibu baik-baik saja, sekarang kamu harus fokus dengan masa depanmu.Bukannya keinginan kamu sudah terkabul bisa berkuliah ditempat yang kamu yang inginkan,ingat pesan ibu sayang."
"Tapi Bu,Agnes tidak bisa."jawab Agnes dengan nada menangis.
"Ibu mohon nak."
Agnes pun terpaksa menuruti apa perkataan ibunya yang saat ini sedang sakit di rumah sakit.
"Baiklah Bu,Agnes akan pergi tapi ibu janji ya setiap Minggu ibu selalu mengabari Agnes.Agnes takut ada apa-apa sama ibu." ucap Agnes dengan mata berkaca-kaca yang dimana dirinya harus meninggalkan ibunya dalam keadaan sakit.
"Kamu tenang saja,Ibu kan tidak sendiri.Masih ada bibi kamu yang bisa menemani ibu."jawab ibunya dengan senyuman.
"Baiklah Bu,Agnes akan siap-siap pergi." jawab Agnes yang nampak berat harus meninggalkan ibunya.
Agnes langsung keluar dari kamar inap ibunya.
"Agnes."
"Bibi."jawab Agnes yang langsung memeluk bibinya dengan tangisannya.
"Bibi tahu pasti kamu berat meninggalkan ibu kamu dengan keadaan seperti ini.Kamu jangan terlalu khawatir dengan kondisi ibumu, kan masih ada bibi yang akan selalu menjaga ibu kamu." ucap bibi Ami pada keponakannya.
"Iya bibi, makasih sudah membantu Agnes." ucap terimakasih dari Agnes.
"Iya sayang,lebih baik kamu pulang dan segera siap berangkat sebelum terlambat." perintah bibi Ami pada keponakannya.
Agnes pun segera pergi dari tempat itu dan langsung pulang mempersiapkan beberapa barang yang akan dia bawa pergi.
...****************...
Posisi Agnes sudah ada dirumahnya yang sibuk segera mengemasi beberapa barang miliknya yang dia bawa pergi.Agnes membawa koper ukuran besar berisikan beberapa baju dan peralatan yang dia perlukan di kampus yang akan dia kunjungi.
Setelah selesai,Agnes segera berangkat ke bandara dengan menaiki taksi.Agnes pun tidak lupa mengecek beberapa dokumen penting yang harus dia bawa.
Tiba-tiba saja Agnes mengingat ibunya yang terbaring ditempat tidur dengan kondisi lemah.
"Ibu." ucap lirih yang tiba-tiba menangis mengingat ibunya.
"Mbak." sapa sopir taksi itu pada dirinya.
"Iya pak ,ada apa?" tanya balik Agnes pada sopir itu.
"Kenapa mbaknya menangis?" tanya sopir taksi itu ,sembari memberikan sehelai tisu untuk Agnes.
"Tidak ada apa-apa pak ,hanya sekedar rindu dengan ibu saya pak.Apalagi posisi beliau saat ini sedang sakit,saya pun harus pergi meninggalkan beliau sendirian di rumah sakit." jawab Agnes dengan nada sedih.
"Pasti sangat sulit meninggalkan beliau sendirian ya mbak."
"Sangat sulit pak,tapi ibu tetap memaksa untuk saya berangkat sekarang."
"Saya mengerti mbak, kesedihan yang sedang mbak rasakan." tiba-tiba saja mobil mereka turun ditengah jalan.
"Ada apa pak,kok kita berhenti disini.Bukannya perjalanan kita ke bandara masih jauh?" tanya Agnes yang nampak kebingungan.
"Kita sudah sampai mbak, saya hanya sekedar mengantarkan mbaknya sampai disini." jawab sopir taksi itu dengan keluar dari mobil sembari mengeluarkan sesuatu barang yang ada dibelakang bagasi mobil.
Agnes pun keluar dari mobil sembari melihat situasi diluar yang nampak begitu asing dia lihat.
"Ini barang mbaknya,dan ini untuk mbaknya." pak sopir itu memberikan berupa amplop coklat ukuran besar untuk dirinya.
"Ini apa pak,kenapa kita berhenti disini?"tanya Agnes yang terlihat kebingungan.
"Ini untuk mbaknya ,dan ingat saya akan memberikan kesempatan pada mbaknya untuk bisa bertemu dengan seseorang yang selama ini mbak harapkan.Gunakan waktu sebaik-baiknya."mendengar kata itu,Agnes hanya bisa terdiam kenapa bisa pria itu bisa berkata hal seperti itu.
Pak sopir itu langsung pergi,sembari memberikan senyuman pada Agnes." Selamat menikmati waktu bahagia anda nona Agnes." ucap sopir taksi itu dengan ekspresi tersenyum.
Mendengarnya namanya disebut,Agnes langsung mengernyitkan dahinya seolah dia benar-benar penasaran dengan pak sopir taksi itu.
"Kenapa pak sopir itu bisa tahu namaku." batin Agnes yang mulai kebingungan,dia akan pergi kemana.
Agnes sempat menoleh kanan dan kiri, berjalan ke suatu tempat yang begitu asing.Hingga dia masuk ke arena pemukiman yang nampak begitu banyak orang berlalu lalang melewati jalan itu.
"Sebenarnya ini dimana."batin Agnes yang nampak kebingungan.Tiba-tiba saja ada seorang ibu-ibu mendekati dirinya yang nampak berdiri terdiam melihat kanan dan kiri.
"Maaf mbak,mbaknya sedang cari kost ya?" tanya ibu itu pada dirinya.
"Apa bu?" tanya Agnes yang masih kebingungan.
"Mbaknya lagi cari kost ya, kalau mbaknya mau kebetulan saya punya kost yang bisa mbak tempati." jawab ibu itu dengan senyuman.
" Memang ada Bu?"tanya Agnes yang mencoba bertanya pada ibu itu.
"Ada mbak, kalau mbaknya mau saya antar langsung." jawab ibu itu dengan semangat.
"Baiklah Bu,saya bersedia." jawab Agnes dengan senyuman.
Ibu itu nampak begitu bahagia."Mari saya antar." ucap ibu itu yang begitu antusiasnya mengantarkan Agnes ditempat itu.
Agnes pun berjalan mengikuti dibelakang ibu itu."Maaf mbak,mbaknya siapa nama ya?" tanya ibu itu pada dirinya.
"Perkenalkan Bu, nama saya Agnes."
"Agnes?"
"Iya bu, memangnya kenapa ya Bu?" tanya balik Agnes yang nampak bingung.
"Tidak apa-apa,hanya terdengar nama mbak sedikit asing saja." ucap ibu itu yang akhirnya mereka berdua sampai ditempat yang mereka tuju.
Agnes pun hanya bisa terdiam,dan akhirnya mereka sampai juga di lokasi mereka saat ini.
"Di rumah ini ada 2 bagian, didepan sini ada kamar kosong sekaligus diruang di belakang juga ada kamar kosong.Mbak Agnes pilih yang mana?" tanya ibu itu yang bertanya langsung pada dirinya.
"Saya pilih yang didepan saja." jawab Agnes yang akhirnya memilih tempat itu sebagai tempat tinggal sementaranya.
"Kalau begitu ya sudah,Ini kunci kamar mbak Agnes.Kalau memang mbak Agnes butuh apa-apa, Kebetulan rumah ibu tepat di rumah paling belakang itu rumah ibu." jawab ibu itu dengan senyuman melihat begitu antusiasnya mendapatkan penghuni baru.
Agnes pun hanya membalas dengan senyuman, walaupun Agnes menyimpan diam-diam perasaan bingung apa yang terjadi pada hidupnya.
"Seharusnya aku ke bandara, tapi kenapa malah terdampar ditempat ini."batin Agnes yang tatapannya langsung tertuju pada amplop ukuran besar itu yang terakhir diberikan oleh pak sopir taksi itu.
Agnes pun segera membuka isi dalam amplop itu,dan jelas isi didalamnya ada sebuah uang cukup banyak berserta kartu identitas.
"Kenapa aku memiliki kartu seperti ini" ucap Agnes yang mencoba mengecek semua identitas didalam kertas.
"SMA harapan." terdapat kartu pelajaran atas nama dia .
Agnes pun melirik kearah kalender yang tergantung dibelakang pintu,spontan dia mengernyit dahinya dan lari menuju kalender dibelakang pintu.
"Seharusnya ini kan tahun 202*, Tapi kenapa tahunnya malah mundur." ucap Agnes yang menghitung waktu tahun pada kalender.
Tiba-tiba saja terdengar suara ketukan dari pintu kamarnya.
"Tok...tok..." Agnes segera membuka pintu kamarnya.Ternyata itu ibu pemilik kost yang datang menemui dirinya.
"Ini untuk kamu, ibu hampir lupa kasih ini untuk kamu." ibu kost itu memberikan selimut untuk dirinya.
"Terimakasih Bu." jawab Agnes dengan senyuman.
"Lebih baik kamu istirahat saja, setelah itu nanti siang kamu akan bertemu dengan beberapa anak kost yang kebetulan dari mereka masih bersekolah." jawab ibu kost itu.
"Iya Bu, maaf bu boleh saya tanya sesuatu .Nama ibu siapa ya?" tanya Agnes yang mencoba memberanikan diri berkenalan.
"Oh iya, ibu sampai kelupaan.Perkenalkan nama ibu Ririn." jawab ibu kost itu dengan senyuman.
"Salam kenal ibu Ririn." jawab Agnes dengan senyuman.
"Ya sudah,kamu istirahat saja dulu.Nanti siang kamu kumpul diruang tengah ya nanti ibu mau memperkenalkan kamu dengan teman-teman kost kamu ya." Agnes pun membalas dengan anggukkan kepala.
"Baik Bu." jawab Agnes yang langsung kembali masuk kedalam kamarnya.
Agnes mulai membongkar isi dalam amplop besar itu,didalam amplop itu ada uang dan beberapa identitas barunya dan lebih kagetnya didalam tasnya ada sebuah baju seragam yang nampak begitu asing.Satu -persatu barang dia keluarkan dan lebih mengejutkan didalam tas ada plastik ukuran sedang yang full isi uang dan selembar kertas.
"Sebenarnya siapa pak sopir itu sih, kenapa aku bisa terdampar ditempat seperti ini." gumam Agnes yang masih kebingungan.
Agnes pun membaca isi dalam surat itu dan lebih mengejutkan jika dia perintah untuk menjadi anak SMA untuk mencari keberadaan ayahnya yang selama ini dia cari.
"Apa maksudnya,kenapa aku diperintahkan tugas seperti ini." ucap Agnes yang tidak sengaja membaca sebuah surat itu dan ternyata masih ada surat yang lainnya yang tertera nama ibunya dan didalam surat itu dan juga tercantum sebuah nama laki-laki yang bernama Nino.
"Nino ,siapa lagi nama Nino?" ucap Agnes yang masih kebingungan dengan nama itu.
Seketika Agnes mencoba mencerna setiap kata dalam surat itu.Seketika Agnes mulai mengerti apa maksud dalam surat itu,dan jujur saja Agnes sedikit syok.
"Apa mungkin nama Nino itu nama ayahku?" gumam Agnes yang masih mencari hal itu.
"Kalau itu benar bisa jadi." seketika Agnes berdiri didepan pintu sembari melihat kalender itu
"Apa mungkin aku masuk ke masa lalu mereka ,disaat ibu dan Ayah masih sekolah.Tapi apa mungkin." ucap Agnes yang masih tak percaya, apalagi posisi dirinya masih diliputi rasa kebingungan.
Agnes pun terdiam mengingat perkataan yang ibunya katakan dulu,bahkan Agnes mencoba mengingat apa yang pernah ibunya ceritakan.
"Kalau memang aku kembali ke masa lalu mereka,aku pun tahu apa alasan ayah meninggalkan kami berdua." ucap Agnes yang mulai bisa menebak kenapa dirinya terjebak ditempat ini.
"Baiklah demi kebaikan ibu,aku akan mengikuti alur cerita ini." jawab Agnes yang mulai menerima kondisi dirinya saat ini.
Agnes mulai membereskan barang miliknya dan beberapa identitas barunya yang dia simpan ada didalam lemari yang terlihat sedikit kuno dengan kunci gembok ukuran kecil.
Sedangkan uang yang dia miliki dia simpan bersama didalam lemari itu.Agnes pun keluar melihat situasi diluar yang nampak asri dengan banyaknya tanaman didepan halaman.
"Lumayan juga kehidupan disini berbeda dengan situasi di kota yang bising dengan suara kendaraan dengan situasi jalan ramai yang dipenuhi kendaraan umum dan kendaraan pribadi.
Agnes berjalan diarea pekarangan yang sengaja ditanami sayur-sayuran oleh pemilik ibu Tiba-tiba saja terlihat ibu kost sedang sibuk membawa ember.
"Lho kamu kenapa tidak istirahat malah keluyuran didepan?" tanya ibu Ririn pada Agnes.
"Lagi ingin keluar jalan santai saja Bu." jawab Agnes dengan senyuman.
"Ya sudah,ibu tinggal dulu.Kalau kamu butuh sesuatu dibelakang ada dapur umum yang bisa kamu gunakan dengan teman-teman." ucap ibu Ririn yang nampak buru-buru ingin keluar.
"Iya Bu" jawab Agnes yang langsung masuk kedalam rumah kembali.
Saat menuju ke dapur ,Agnes mulai merapikan meja yang ada di dapur itu.Agnes mengamati beberapa barang di sana.
"Akhirnya rapi juga." ucap Agnes yang sudah menyelesaikan pekerjaan yang kini dia menuju tempat kamar mandi.
Agnes pun duduk santai di ruang tengah , Agnes melihat ada lima kamar ditempat itu."Pasti semua kamar sudah terisi." batin Agnes sembari melihat sekeliling ruangan .
Agnes pun kembali ke dalam kamarnya ,tiduran istirahat santai.
"Apa seperti ini kehidupan ibu dulu." batin Agnes yang nampak membandingkan kehidupan dirinya yang sudah dilengkapi teknologi bahkan semua serba praktis.
Siang hari
Agnes duduk manis ditempat tidur dengan posisi membaca buku yang dia bawa,terdengar suara ramai dari ruang tengah.Agnes pun mengintip dibalik pintu, melihat ada 4 wanita berseragam abu-abu yang baru saja pulang dari sekolah.
"Pasti mereka anak kost sini." batin Agnes yang melihat secara langsung kehadiran mereka walaupun dirinya mengintip dibalik pintu
"Ternyata kalian sudah pulang." sapa ibu Ririn pada mereka.
"Iya Bu,kami pulang cepat yang kebetulan hari ini tidak ada Extra tambahan Bu." jawab salah dari mereka.
"Sekalian saja ibu mau memperkenalkan seseorang pada kalian semua." jawab Ibu Ririn yang langsung menuju kamar depan yang ditempati oleh Agnes.
"Tok...tok..." keluarlah Agnes dari kamarnya.
"Iya Bu ,ada apa?" tanya Agnes yang langsung menyapa ibu kost.
"Ayo kamu keluar, teman-teman kamu sudah datang." ucap Ibu kost yang langsung memperkenalkan Agnes pada mereka.
"Perkenalkan ini ada teman baru kalian,namanya Agnes." ucap ibu Ririn dengan senyuman.
"Oh jadi kamu penghuni kost baru ya?" tanya salah satu dari mereka.
Agnes pun hanya menjawab dengan anggukkan kepala kepada mereka.
Salah satu dari mereka langsung maju dan memperkenalkan nama mereka masing-masing.
"Perkenalkan namaku Lilis,ini Nita,ini Ria dan paling ujung itu Nina." ucap Lilis yang akhirnya memperkenalkan mereka satu-persatu dari mereka.
"Hai,namaku Agnes."ucap Agnes yang secara langsung memperkenalkan diri didepan mereka.
"Nampaknya tempat ini akan semakin ramai,ingat ya tugas kalian masing-masing." ucap ibu Ririn pada mereka berlima.
"Baik Bu,kami ingat tugas kami." jawab Lilis yang mengerti apa maksud dari ibu kostnya.
"Ya sudah,ibu tinggal dulu." pamit ibu Ririn pada mereka.
Dari mereka berempat posisi mereka memakai baju seragam, Nita pun datang menghampiri Agnes yang saat itu terlihat duduk santai di tempat duduknya.
"Oh iya ,kamu sekolah di mana?" tanya Nita yang mencoba mengenal Agnes.
Seketika pikiran Agnes menuju kartu identitas yang dia temukan didalam tas." SMA Harapan." jawab Agnes dengan sedikit mencoba mengingat nama itu.
"Apa kamu bilang, SMA Harapan?"Agnes pun membalas dengan anggukkan.
Seketika mereka heboh mendengar kata SMA Harapan."Tak disangka kita ini satu sekolahan." mendengar jawaban dari Nita, Agnes terlihat sedikit kaget.
"Apa ,jadi aku satu sekolah dengan mereka.Apa ini hanya kebetulan saja ya." batin Agnes yang sedikit kaget kenapa semuanya serba kebetulan.
Agnes pun membalas dengan senyuman." Oh begitu ya, kalau begitu besok kita bisa berangkat bersama." jawab Agnes yang sebenarnya belum mengetahui lokasi tempat sekolah barunya.
"Pastinya, besok kita berangkat bersama." jawab Lilis yang nampak bahagia memiliki teman baru.
Agnes pun hanya membalas dengan senyuman,hingga mereka masuk kedalam kamar mereka masing-masing untuk mengganti baju mereka.
Setelah selesai mereka mulai sibuk di dapur, tidak sengaja Agnes melihat teman-teman sibuk menyiapkan sesuatu.
" Kalian sedang buat apa?" tanya Agnes pada mereka.
" Ini lagi buat sambal, kebetulan kamu disini sekalian bantu-bantu kami mengupas buah." ucap Lilis pada Agnes.
Agnes pun penasaran melihat apa yang mereka kerjakan."Ternyata kalian sedang buat rujak ya." jawab Agnes yang melihat mereka sedang sibuk mengupas buah.
"Iya ,ini kami sedang mengupas buah mangga sedangkan Ria sibuk buat sambalnya." jawab Nita yang sibuk mengupas mangga muda.
Agnes pun ikut membantu mereka sembari mereka saling bercanda.Akhirnya cemilan yang mereka buat jadi juga, Mereka begitu menikmatinya cemilan pedas manis buatan mereka.
"Mantap ini." ucap Ria yang begini menikmati cemilan yang mereka buat.
"Kalau buahnya diserut malah tambah enak lagi." spontan mereka melirik kearah Agnes.
"Diserut?"
"Iya ,diserut diberi es batu sedikit pasti seger ." jawab Agnes yang duduk santai diantara mereka.
"Sepertinya bisa jadi peluang bisnis." jawab Nita yang mulai melirik ide yang diberikan Agnes.
"Kalau kalian mau,aku bisa bantu kalian cara membuatnya." jawab Agnes yang mulai memberikan ide itu.
"Kalau kita jual pasti laku." jawab Nita yang mulai tertarik dengan bisnis.
"Kita coba saja dulu, bagaimana?" tanya Agnes pada mereka.
"Sepertinya tidak salah juga." Mereka pun mulai berdiskusi tentang hal itu.
"Masalah modal aku yang akan bertanggung jawab asalkan kalian semua mau membantu." jawab Agnes yang mulai membuat mereka makin antusias.
"Oke besok setelah pulang sekolah kamu pergi sama Agnes belanja buah lalu kami yang akan buat bumbu rujaknya. Bagaimana apa kalian setuju?" tanya Nina pada mereka .
"Aku setuju." teriak mereka semua yang langsung dibalas dengan nada tertawa.
"Jangan teriak keras,nanti ibu Ririn marah." ucap Lilis yang memperingati mereka untuk tidak berisik.
"Maaf saking semangatnya kami lupa." jawab Ria, mereka pun melanjutkan tentang rencana mereka yang sedang mereka sepakati.
Setelah selesai makan cemilan, mereka mulai sibuk memasak untuk makan malam mereka nanti.
Tidak sengaja Agnes melihat didalam lemari ada mie instan 3 biji dan telur 2 biji." Kalau buat seblak pasti enak." batin Agnes,spontan Agnes melirik kearah Lilis.
"Lilis." Agnes menarik tangan Lilis.
"Ada apa ?" tanya Lilis yang sibuk mengupas bawang.
"Didekat kost apa ada warung?" tanya Agnes pada Lilis.
"Oh kamu cari warung, kebetulan ada dekat sini." jawab Lilis.
"Kalau begitu kamu bisa tidak antarkan ku kesana,aku ingin masak sesuatu untuk makan malam kita." jawab Agnes yang ingin memasak masakan favoritnya.
"Wah ada yang mau masakan untuk kita ." jawab Ria yang begitu antusiasnya.
"Kalian tenang saja, yang terpenting kalian siapkan saja bumbunya nanti untuk bahan lainnya aku yang akan mengurus." jawab Agnes yang tidak sabar menikmati makanan favoritnya.
"Oke." jawab Ria yang begitu semangat, Akhirnya Agnes menuju kamarnya mengambil beberapa uang didalam lemari bajunya.
Setelah itu barulah Agnes pergi bersama Lilis menuju warung yang tidak jauh dari kostnya.
Mulailah Agnes memilih beberapa sayuran hingga bumbu lainnya." Ini Bu." ucap Agnes yang langsung memberikan beberapa barang yang dia beli, setelah selesai di hitung Agnes segera membayarnya.
"Sepertinya mbaknya bukan orang sini ya?" tanya ibu pemilik warung itu.
"Iya bu, saya baru saja pindah kost." jawab Agnes dengan senyuman.
"Lho mbak Lilis to." spontan ibu pemilik warung itu kenal dengan Lilis.
"Iya Bu." jawab Lilis dengan senyuman.
"Jadi ini teman kost kamu ya?" tanya balik ibu warung itu pada Lilis.
"Iya bu, perkenalkan ini teman saya bernama Agnes." Agnes pun membalas dengan senyuman.
"Oh mbak Agnes to namanya." jawab ibu pemilik warung itu.
"Iya bu." jawab Agnes dengan senyuman.
"Kalau nama ibu Mira mbak." jawab pemilik warung itu.
"Oh ibu Mira." jawab Agnes
"Sudah belum kamu belum kamu belanja?" tanya Lilis pada Agnes.
"Sudah selesai." sembari mengangkat kantong belanjanya.
"Sebenarnya kamu mau masak apa banyak sekali sayuran dan kerupuk?"tanya Lilis pada Agnes yang penasaran apa yang ingin dia masak.
"Nanti kamu tahu sendiri, ya sudah Bu Agnes mau pamit dulu." pamit Agnes pada ibu Mira.
"Iya mbak, hati-hati dijalan." ucap ibu Mira, akhirnya mereka pergi dari tempat itu.
Saking penasarannya Lilis sengaja mengecek beberapa bahan yang dia beli."Aku penasaran apa yang ingin kamu masak,ada Saos dan kecap dan banyak kerupuk mentah ."
"Nanti kamu tahu sendiri ,dan aku yakin kamu pasti suka dengan masakanku ." jawab Agnes yang mengakui dia hobi sekali dengan makanan seblak .
"Terserah kamu,yang penting anak-anak suka ." jawab Lilis yang akhirnya menyerah dan mulailah mereka sibuk di dapur , sedangkan Agnes memasak dibantu oleh mereka yang juga sudah mempersiapkan beberapa piring dan mereka makan bersama diruang tengah.
"Sepertinya enak." ucap Nina yang melihat kuah dari makanan itu sangat kental dengan campuran saus.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!