7 LUKA PRANAJA
CAST
Serena Anggita Permaisuri
Haloo saya Serena Anggita Permaisuri
Tiana Pranaja
Saya Tian Pranaja
Miko Pranaja
Gue Miko Pranaja
Raka Pranaja
Gue Raka Pranaja
Giovano Pranaja
Gue Giovano Pranaja
Tiana Pranaja
Uang jajan papa potong
Bima Pranaja
Yailah duda sensitif amat
Bima Pranaja
Nama gue bima ganteng
Aidan Pranaja
Halo nama gue Aidan Pranaja salam kenal semuanya
Keanu Pranaja
Nama gue Keanu Pranaja
Jeanu Pranaja
Nama adek Jeanu Pranaja
Bi Nur
Kenalin saya teh Binur bibi Nur asisten rumah tangga keluarga Pranaja
Serena Anggita Permaisuri
Tian Pranaja >> Taeyong
Miko >> Mark
Raga >> Renjun
Gio >> Jeno
Bima >> Haechan
Aidan >> Jaemin
Keanu >> chenle
Jeanu >> Jisung
Bi Nur >> Rina Nose
Rumah besar keluarga Pranaja
Miko >> semester 3
Raga >> semester 1
Gio >> SMA kelas 3
Bima >> SMA kelas 2
Aidan >> SMA kelas 1
Keanu - Jean (kembar)
SMP kelas 3
Bianca Oliver
Ibu kandung 7 luka pranaja
Bianca Oliver wafat karna kecelakaan
Serena dan Bianca sama-sama mengguleti dunia modeling
Hubungan Tian dan Serena sudah berlangsung 2 tahun tanpa di ketahui anak anaknya
Akankah perjalanan ini membawa kebahagiaan atau kesedihan?
Ikuti terus perjalanan 7 Luka Pranaja
Terimakasih 🫶🏻 Mysticrann
PERTEMUAN
Serena Anggita Permaisuri menatap cermin, memperbaiki penampilannya sebelum keluar dari kamar. Hari ini berbeda, meski ia mencoba untuk tidak memikirkannya. Ia tahu bahwa saat ini, pertemuannya dengan Tian dan anak-anaknya tidak bisa dihindari lagi. Dua tahun sudah ia menjalin hubungan dengan Tian Pranaja, tanpa sepengetahuan tujuh anaknya. Hari ini, semuanya akan berubah.
Tian adalah seorang duda, seorang pengusaha sukses yang memiliki tujuh anak yang masing-masing memiliki luka dan trauma akibat perpisahan dengan ibu mereka, Bianca, yang meninggal dalam sebuah kecelakaan tragis. Bianca, yang hanya dikenal sebagai sosok ibu biologis yang tidak pernah mengurus mereka dengan penuh kasih sayang, meninggalkan luka yang begitu dalam di hati anak-anak Tian. Sebagai seorang model, Bianca lebih memilih karir daripada keluarga, meninggalkan Tian untuk merawat anak-anak mereka seorang diri.
Serena selalu tahu bahwa Tian punya anak-anak yang belum bisa menerima kehadiran orang lain selain ibu kandung mereka. Namun, hubungan dengan Tian selalu terasa sempurna. Mereka saling mengisi kekosongan yang ada, meski banyak yang mencoba meragukan hubungan mereka. Hanya satu yang ia khawatirkan—anak-anak Tian.
Hari ini, Tian meminta agar Serena datang ke rumah mereka. Selama dua tahun berpacaran, Tian tidak pernah memaksa. Ia selalu menghormati keputusan Serena untuk tidak terlalu cepat mengenalkan diri kepada anak-anaknya. Namun, setelah cukup lama berpacaran, Tian merasa ini adalah waktunya. Ia ingin keluarganya berubah. Ia yakin, kehadiran Serena akan membawa kebaikan dan kehangatan yang selama ini hilang dari rumah itu.
Serena duduk di depan cermin riasnya, menatap pantulan dirinya dengan napas berat. Ia mengenakan gaun putih sederhana, rambut hitamnya tergerai lembut di bahu. Malam ini, Tian akhirnya akan memperkenalkannya kepada anak-anaknya. Dua tahun ia menunggu momen ini, tapi sekarang perasaan cemas merayapi hatinya.
Tian masuk ke kamar dan tersenyum menenangkan.
Serena menarik napas dalam-dalam.
Serena Anggita Permaisuri
Aku nggak tahu, Mas. Bagaimana kalau mereka membenciku kehadiranku?
Tian menggenggam tangganya
Serena Anggita Permaisuri
Aku nggak tahu, Mas. Bagaimana kalau mereka membenciku kehadiranku?
Serena tersenyum kecil, meski hatinya masih berdebar. Ia tahu ini tidak akan mudah. Anak-anak Tian tidak hanya kehilangan ibu mereka, tetapi juga tumbuh dengan luka yang mungkin tidak akan mudah sembuh.
Begitu mereka tiba, suasana di ruang makan terasa tegang. Tujuh pasang mata menatap mereka dengan berbagai ekspresi—dari kebingungan, ketidakpedulian, hingga kemarahan yang jelas.
Tiana Pranaja
Anak-anak, papa ingin kalian bertemu dengan seseorang yang sangat penting bagi papa.
Miko, anak sulung, menyandarkan punggungnya ke kursi dengan tatapan malas.
Tiana Pranaja
Ini tante serena. Kami sudah bersama selama dua tahun.
Keanu dan Jeanu, si kembar yang masih SMP, saling bertukar pandang dengan bingung. Aidan menggigit bibirnya, sementara Giovano dan Bima—dua remaja SMA yang selalu berulah—tertawa sinis.
Raka, anak kedua, menatap Serena dengan dingin.
Jadi ini alasan Papa sering pergi?
Serena Anggita Permaisuri
Aku tahu ini mendadak, izinkan aku untuk memperkenalkan diri
Serena Anggita Permaisuri
Nama aku Serena Anggita Permaisuri
Serena Anggita Permaisuri
Aku ingin mengenal kalian semua.
Giovano melipat tangan di dada.
Giovano Pranaja
Kita nggak butuh ibu baru.
Bima Pranaja
Terutama model kaya dia
Serena Anggita Permaisuri
Aku datang tidak untuk menggantikan siapapun. Aku hanya ingin mengenal kalian
Luka dari masa lalu mereka masih begitu kuat. Mereka melihatnya dan langsung mengingat Bianca—ibu mereka yang hanya melahirkan, tapi tak pernah benar-benar ada untuk mereka.
Tian menatap anak-anaknya dengan tegas.
Tiana Pranaja
Papa tidak meminta kalian untuk langsung menerimanya. Papa hanya ingin kalian memberi kesempatan untuk mengenal Tante Serena.
Miko bangkit dari kursinya
Miko Pranaja
Papa ingin kita menghormatinya seperti seorang ibu? Padahal kita saja tidak tau bagaimana rasanya punya ibu.
Miko tertawa kecil, penuh sarkas
Miko Pranaja
Aku udah cukup dewasa untuk tahu kalau ini nggak akan berhasil.
Ia pergi meninggalkan meja makan. Raka menyusulnya tanpa mengatakan apa-apa. Giovano dan Bima bangkit dengan wajah sinis, sementara Aidan menatap Serena sejenak sebelum menghela napas dan pergi.
Kini hanya Keanu dan Jeanu yang tersisa. Mereka tidak mengatakan apa-apa, hanya menatap Serena dengan ekspresi kosong sebelum mengikuti kakak-kakaknya.
Serena menatap Tian dengan perasaan campur aduk
Serena Anggita Permaisuri
Aku sudah bilang kan mas, ini tidak akan mudah.
Tian meraih wajahnya, menatapnya dengan penuh keyakinan.
Tiana Pranaja
Aku tahu, dan aku percaya kamu bisa melewati ini.
Serena menggigit bibirnya
Ini bukan hanya tentang dirinya dan Tian lagi. Ini tentang tujuh hati yang telah lama membeku dalam luka. Dan ia harus mencari cara untuk mencairkannya—atau menyerah sebelum semuanya dimulai.
3 BULAN UJIAN
Miko Pranaja
Lo serius ka? Papa bakalan ninggalin kita sama perempuan itu?
Raka Pranaja
Iya.. udah dibilang kan dari kemarin. Tiga bulan papa ngurusin perusahaan cabang di luar negeri.
Raka Pranaja
Dan kita bakalan di titip ke si uler
Giovano Pranaja
Gila, tiga bulan? Dia pikir kita bocah yang bisa dititipin begitu aja apalagi sama orang asing kaya si uler
Bima Pranaja
Jangan panik, ada gue sama Gio. Kita pastikan dia nggak betah buat jagain kita selama 3 bulan !
Aidan Pranaja
Jangan terlalu kasar. Tante Serena punya nama. Papa percaya sama dia.
Raka Pranaja
Lo tuh kelewat baik, Aidan. Si uler cuma mau harta papa dia kaga peduli sama kita
Keanu Pranaja
Gimana kalau dia benar-benar baik?
Jeanu Pranaja
Iya… gimana kalau Tante Serena cuma pengen nyoba dekat sama kita abang?
Jeanu Pranaja
Walaupun Tante Serena nyoba buat deket sama kita. Adek gak mau punya ibu Abang
Miko Pranaja
Kita gak akan punya ibu. Kamu tenang aja dek
Giovano Pranaja
Buat semuanya jangan gampang percaya
Raka Pranaja
Kita gak butuh ibu cukup Bianca yang bikin kita semua punya trauma
Bima Pranaja
Apa gue usir paksa aja ya dia besok
Bima Pranaja
Ahelah kaga seru luh
Pukul 10.00 wib
di kediaman Pranaja
Serena menatap rumah besar di hadapannya. Megah, tetapi terasa dingin. Ia menarik napas dalam sebelum melangkah masuk.
Di dalam, Tian berdiri dengan koper di tangannya. Wajahnya seperti biasa—tenang dan penuh percaya diri.
Serena Anggita Permaisuri
Apa kamu yakin, Mas?
Tanyanya, suaranya pelan, tapi penuh keraguan.
Tian tersenyum, tangannya mengusap pipi Serena lembut.
Tiana Pranaja
Aku yakin kamu bisa. Mereka cuma butuh waktu untuk mengenal kamu sayang
Serena Anggita Permaisuri
Atau mereka butuh waktu untuk membuat aku untuk menyerah?
Tiana Pranaja
Aku percaya kamu lebih kuat dari itu.
Tidak yakin apakah ini keputusan yang benar. Namun, sebelum ia bisa berkata apa-apa lagi, suara klakson mobil berbunyi. Mobil Tian sudah siap membawanya ke bandara.
Tiana Pranaja
Kamu bisa menghubungiku kapan saja
Tian mengecup keningnya dan berjalan keluar.
Begitu mobil Tian menjauh, Serena berbalik dan mendapati tujuh anak itu sudah berdiri di ruang tamu, menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan.
Suasana yang sangat asing
Rumah itu terasa lebih sepi. Atau lebih tepatnya, penuh ketegangan.
Tak ada sambutan. Tak ada percakapan. Hanya tatapan dingin.
Ia bisa merasakan tekanan di udara, seperti medan perang yang akan segera meledak.
Miko duduk di sofa, asyik dengan ponselnya, bahkan tidak repot-repot menatapnya.
Raka bersandar di dinding dengan tangan disilangkan, ekspresi datarnya membuat Serena sulit menebak apa yang ada di pikirannya.
Giovano dan Bima duduk di meja makan, saling menyikut sambil berbisik-bisik.
Aidan duduk dengan postur tegap, memperhatikan Serena tanpa ekspresi.
Keanu dan Jeanu berdiri di belakang, tampak canggung dan tidak nyaman.
Serena Anggita Permaisuri
Oke..Halo, semuanya.
Serena tersenyum dan berusaha tetap tenang
Serena Anggita Permaisuri
Mulai hari ini, aku akan tinggal di sini
Serena Anggita Permaisuri
Aku harap kita bisa saling mengenal lebih baik.
Miko, yang sejak tadi menyilangkan tangan di dada, mendengus.
Miko Pranaja
gak perlu buang-buang waktu. Kami semua gak butuh lo di sini.
Serena tetap tersenyum, meski hatinya terasa mencelos.
Serena Anggita Permaisuri
Terserah kamu, Miko. Tapi aku tetap di sini selama tiga bulan.
Raka Pranaja
Kita lihat siapa yang bertahan lebih lama
Bima Pranaja
Lo gak akan kuat ngehadapin kita semua
Giovano Pranaja
lebih baik lo pergi sekarang, Serena
Serena tahu, ini baru permulaan. Tiga bulan ke depan akan menjadi ujian terberatnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!