Tokoh Central :
1. Viola Arindi Prakasa (18 Tahun)
Dia adalah putri tunggal Micko Hadi Prakasa (73 tahun) pemilik Rumah Sakit Internasional Prakasa. Sejak kejadian 5 tahun yang lalu, sikap Viola berubah drastis, tidak ada yang tau termasuk Micko, kalau dia mengalami penyakit kejiwaan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) dengan gejala sindrom patah hati. Itu salah satu penyakit kejiwaan level atas yang sulit di sembuhkan. Setiap kali Viola menerima sentuhan dan tatapan nafsu dari seorang pria, Viola langsung berkeringat dingin sampai pingsan.
2. Juna Riandra Alvino (34 Tahun)
Dia adalah seorang Presdir Winner Grup, putra semata wayang sekaligus pewaris tunggal. Putra Jonas Tirta Alvino (73 tahun) dan Naina Alexandra (53 tahun) ini sama seperti ayahnya dahulu, dia sama sekali tidak mudah terbuai akan sentuhan para wanita, dia bahkan lebih arogan dari sang ayah dulu. Sejak kecelakaan dan amnesia total 5 tahun yang lalu, dia merasa sangat merindukan sentuhan seorang wanita, namun anehnya saat ia ingin menyalurkan hasratnya, hasratnya langsung hilang. Juna juga tidak mengerti apakah yang terjadi pada dirinya selama ini.
3. Ratasha Larisa Putri (27 Tahun) dan Natasha Larasati Putri (27 tahun)
Mereka adalah putri kembar pasangan polisi Tiara Aurora (53 tahun) dan Dirgantara Putra (53 tahun). Bahkan wajah mereka pun benar-benar mirip. Ratasha sudah meninggal 5 tahun yang lalu, namun penyebab kematiannya masih menjadi misteri, sementara Natasha adalah sekretaris Juna. Natasha selama ini menyimpan banyak rahasia dan dia adalah sosok yang arogan.
4. Tantra Kezio Prabowo (29 Tahun)
Putra dari pasangan Dimas Prabowo (63 tahun) dan Dewi Maharani (53 tahun) ini adalah sosok pria yang pendiam, sejak kejadian 5 tahun yang lalu, dia begitu membenci Juna, mantan sahabat sekaligus atasannya. Tantra menyalahkan Juna atas kematian Ratasha tanpa mencari tau kebenaran yang ada. Dia bahkan tidak tau kalau Juna amnesia total dan Viola mengalami sindrom patah hati.
5. Khanza Sazmita (23 Tahun)
Dia adalah gadis yatim biasa yang hidup serba kekurangan bersama sang ibu Jessica (63 tahun), dia juga memiliki seorang kakak laki-laki yang begitu dia benci yaitu Beni Yaksa (32 tahun). Khanza jatuh cinta pada Tantra begitu juga sebaliknya, namun apalah daya kalau cinta mereka mendapat pertentangan keras dari ayah Tantra dan ibu Khanza. Hal itu di karenakan ayah Tantra sangat membenci ibu Khanza begitu juga sebaliknya.
Tokoh Pendamping Utama :
1. Jonas Tirta Alvino (73 Tahun)
Dia adalah ayah dari Juna Riandra Alvino. Mantan atasan Dimas ayah Tantra. Sahabat Micko (ayah dari Viola)
2. Naina Alexandra (53 Tahun)
Dia adalah ibu dari Juna Riandra Alvino, sahabat Tiara (ibu dari Ratasha dan Natasha) dan Dewi (ibu dari Tantra).
3. Tiara Aurora (53 Tahun)
Dia adalah ibu dari Ratasha dan Natasha. Sahabat Naina (ibu dari Juna) dan Dewi (ibu dari Tantra). Dia adalah seorang Polisi.
4. Dirgantara Putra (53 Tahun)
Dia adalah ayah dari Ratasha dan Natasha. Dia adalah seorang Polisi.
5. Dimas Prabowo (63 Tahun)
Dia adalah ayah dari Tantra, mantan bawahan Jonas ayah Juna.
6. Dewi Maharani (53 Tahun)
Dia adalah ibu dari Tantra. Sahabat Naina (ibu dari Juna) dan Tiara (ibu dari Ratasha dan Natasha). Dia adalah seorang Jaksa.
7. Beni Yaksa (32 Tahun)
Dia adalah kakak kandung dari Khanza serta pimpinan geng preman pasar yang terkenal berdarah dingin.
8. Jessica (63 Tahun)
Dia adalah ibu dari Khanza. Orang yang sangat di benci Dimas, Dimas pun membenci Jessica.
POV Viola Arindi Prakasa
Namaku Viola Arindi Prakasa, usiaku 18 tahun dan aku baru saja lulus SMA tahun ini. Aku begitu energik, meskipun aku tidak mempunyai tujuan hidup, tapi bagiku yang penting setiap hari aku bahagia, itu sudah menjadi berkah untukku.
Aku sadar kalau ayahku Micko Hadi Prakasa yang sekarang sudah berusia 73 tahun sudah tidak mampu lagi mengendalikan tingkah tengil ku yang suka mengembara keliling dunia hanya untuk bersenang-senang. Aku tidak bisa menjelaskan pada Papah atas apa yang sudah terjadi padaku selama 5 tahun belakangan ini, hal itu kulakukan karena aku tidak ingin membuat Papah sedih.
Rasa takutku, bayangan masa lalu kelam itu, benar-benar membuatku tersiksa, aku selama ini sudah berusaha untuk sembuh namun usahaku sia-sia. Sampai akhirnya aku menemukan obatku, saat aku sembuh, cerita kelam itu kembali terulang, cerita yang diakibatkan oleh sebuah obsesi mematikan yang bernama cinta. Aku dan cintaku telah banyak berjuang untuk menghentikan dia.
POV Author
Hari ini, Micko yang berencana ingin mengajak Viola ke rumah Jonas Tirta Alvino sahabatnya malah mendapati pesan singkat dari sang putri.
From Putriku
Papah aku berangkat ke New York hari ini, love you !
“Viola… astaga anak ini selalu membuat aku sakit kepala, jam berapa dia berangkat sampai aku pun tidak tau ?” Micko kelihatan kesal, dia lalu memanggil seluruh pekerja rumah. Para pembantu sudah tau apa yang membuat Micko pagi-pagi begini marah.
“Apa yang kalian lakukan ? kenapa Viola sampai bisa pergi lagi ? terutama penjaga di luar, apa kalian mau aku pecat ?” emosi Micko sudah sampai ke ubun-ubun.
“Sepertinya nona Viola memanjat pagar belakang tuan, maaf kami lengah tuan ?” semua orang menunduk, meskipun semua orang rumah sudah berjaga ketat di setiap sudut namun Viola selalu ada akal untuk kabur. Entah apa yang terjadi pada Viola, setidaknya selama sebulan sekali Viola selalu pergi ke luar negeri.
“Ya sudah kalian bisa kembali mengerjakan tugas kalian masing-masing ! perketat penjagaan jika Viola sudah kembali !” Micko berusaha tenang, ia sudah kehabisan akal untuk membuat anaknya patuh. Menyeret Viola pulang juga tidak mungkin, yang ada orang suruhan Micko malah kewalahan di buat oleh Viola.
Di kediaman Jonas dan Naina mereka tengah sibuk menyiapkan banyak menu makanan karena Micko akan berkunjung. Semenjak tuan Bagas dan nyonya Ivana meninggal, Jonas dan Naina tinggal di rumah itu sementara Juna masih tinggal di apartemen.
“Sayang, kok Micko dan anaknya belum datang ya ? ini sudah jam 8 loh ? kita kan janjinya jam 7 ? apa aku telpon saja dia ?” Jonas lalu mengeluarkan HP nya dari saku celana, ia hendak menelpon Micko.
Sebelum Jonas menekan nomor Micko, tiba-tiba terdengar suara mobil yang datang dari arah gerbang depan.
“Mas kaya nya itu Micko deh ?” kata Naina.
“Sepertinya iya sayang, ayo kita kesana !” Jonas dan Naina yang dari tadi ada di ruang tamu keluar menyambut Micko. Mobil Micko berhenti di depan pintu rumah. Keluar dari mobil, Jonas dan Naina melihat muka Micko sangat kusut.
“Pak supir, parkirkan mobilnya !” ucap Micko.
“Baik tuan,” supir itu menuruti kata Micko.
“Viola anakmu mana ? bukankah kamu kesini bersama dia ?” tanya Jonas saat melihat hanya Micko sendiri yang datang.
“Jangan di tanya Jo ! dia kabur lagi keluar negeri, mungkin beberapa hari lagi baru dia pulang ?” jawab Micko dengan lesu.
“Viola sering sekali ke luar negeri ya ternyata ?” kata Naina.
“Begitulah, aku Papah nya sendiri tidak tau kenapa dia bisa seaneh itu selama 5 tahun belakangan,” jawab Micko.
“Ya sudah Ko, kita ngobrol di dalam saja !” mereka bertiga masuk. Jonas mempersilahkan Micko duduk di sofa dan Naina meminta pembantu menyajikan banyak makanan di atas meja.
“Jo, aku menyesal sudah tua baru menikah, kalau aku tau mengurus anak remaja perlu banyak tenaga, aku lebih memilih menikah muda,” ucap Micko tiba-tiba sehingga membuat Jonas dan Naina tertawa.
“Sabar Ko, bukan cuma kamu yang pusing dengan kelakuan anakmu, kami berdua juga pusing dengan kelakuan Juna, aku yakin kamu juga sudah tau berita-berita miring tentang dia,” kata Jonas sambil menghela nafas pelan, ia bisa merasakan kesulitan Micko sebagai seorang ayah.
“Jonas Naina, setidaknya kalian beruntung karena anak kalian tidak seliar anakku, awalnya aku bahagia meskipun usia ku sudah 55 tahun dan usia mendiang istriku dulu 45 tahun Tuhan masih mempercayai istriku melahirkan putri cantik, tapi ternyata hal itu membutuhkan banyak kesabaran, bisa-bisa aku cepat mati menghadapi sikap Viola, apalagi aku sudah sangat tua Jo,” kata Micko lagi.
“Akupun sama Ko, tapi aku dan Naina sekarang sudah memutuskan untuk membiarkan putra kami itu menjalani hidupnya semaunya, itu adalah solusi terbaik agar kita panjang umur Ko,” celetuk Jonas. Memang benar Jonas dan Naina sudah malas ikut campur urusan pribadi putranya lagi, jika terlalu dimasukkan ke hati maka mereka setiap hari pasti darah tinggi.
“Makanya mas, karma itu berlaku,” timpal Naina. Mendengar ucapan Naina, Jonas dan Micko langsung tertawa.
“Aku takut deh sayang kalau cucuku nanti juga begitu secara anakku juga begitu,” kata Jonas sambil menghela nafas pelan.
“Hahaha…” tawa Micko.
“Kamu kenapa ketawa Ko, ada yang lucu ?” Jonas heran.
“Kamu tenang saja Jo, kamu sama aku tidak akan darah tinggi melihat kelakuan cucu kita, secara umur kita sudah tua banget, anak kita saja belum menikah bagaimana mau punya cucu ?” perkataan Micko membuat Jonas mengeryitkan dahinya.
“Akupun ragu apakah putraku itu akan mampu memberikan aku cucu, di umurnya yang sudah 34 tahun sekarang saja dia tidak memiliki kekasih, mungkin keturunan Alvino hanya sampai di generasi ini saja ?” nada bicara Jonas sudah lesu.
“Mas jangan begitu ah, aku percaya Juna suatu saat akan berubah, dulu mas juga begitu kan ? kita doakan saja supaya dia di pertemukan dengan seseorang yang mampu membuat dia berubah !” kata Naina sambil mengelus bahu Jonas.
“Mas juga berharap begitu sayang,” kata Jonas.
Juna sekarang tengah berada di New York, meskipun dia ke sana karena perjalanan bisnis, namun tak lupa juga dia bersenang-senang. Seperti malam ini, dia juga akan bersenang-senang. Kini dia sudah memakai piyama tidur di kamar hotel milik Winner Grup, dia tengah menunggu Natasha sekretaris sekaligus asistennya.
Drutt…
Natasha menelpon, Panggilan itupun diangkat oleh Juna.
“Presdir, saya sudah ada di lobi, wanita yang ditawarkan tuan William sudah ada bersama saya, sebentar lagi kami tiba,” ucap Natasha dari seberang telpon.
“Cepat bawa wanita itu kesini, sebelum mood ku hilang !” perintah Juna.
“Baik Presdir,” telpon pun di tutup duluan oleh Juna.
Natasha putri dari Tiara dan Dirga sudah 5 tahun ini menjadi orang kepercayaan Juna. Wanita yang sudah berusia 27 tahun ini memiliki tugas yang sama seperti yang di lakukan Dimas dulu. Awalnya yang menjadi orang kepercayaan Juna adalah Tantra tapi karena sesuatu hal membuat Juna dan Tantra sekarang saling berselisih.
“Siapa tadi namamu ?” tanya Natasha dengan nada sinis, Natasha adalah tipe orang yang arogan, dia hanya baik pada Juna.
“Saya Luna,” ucap gadis itu menunduk.
“Jangan berharap lebih pada tuan Juna, meskipun kamu perawan tapi aku berani bertaruh kalau kamu paling lama ada di kamar tuan Juna hanya 10 menit,” Natasha tersenyum devil, dia sangat mengenal Juna selama ini.
Perempuan itu hanya diam. Tuan William adalah salah satu kolega bisnis Juna, dia menawarkan putrinya yang masih perawan pada Juna agar memenangkan tender bisnis yang sangat besar dari Winner Grup, tentu saja sebagai lelaki normal dan pria hidung belang Juna menerima tawaran itu.
Natasha dan wanita itu tiba juga di depan pintu kamar Juna. Setelah mendengar ketukan dari Natasha, Juna membuka kan pintu.
“Kamu boleh pergi Natasha, aku ingin menikmati waktu ku dengannya !” perintah Juna.
“Baik Presdir, Luna masuklah, layani Presdir dengan baik !” ucap Natasha ke perempuan yang bernama Luna itu.
Pintu kamar pun di tutup, Natasha pergi meninggalkan kamar itu.
Juna berjalan menuju arah ranjang, wanita itu mengikutinya. Juna memperhatikan wanita itu dari atas sampai bawah, Juna tau wanita itu sedang gugup.
“Apa sikap begitu yang di ajarkan tuan William padamu untuk melayaniku ? jika kamu tidak ingin melayaniku kamu bisa pergi sekarang, aku bukan tipe laki-laki yang memaksa wanita untuk melayaniku, dengan apa yang aku punya aku bisa mendapatkan apapun yang ku mau termasuk seribu wanita yang lebih baik dari kamu,” kata Juna dengan sinis. Nada bicara Juna begitu meremehkannya.
Sontak saja Luna merasa terkejut, dia tau tender besar ini sangat berarti untuk ayahnya.
“Tidak tuan, saya akan memuaskan anda, saya jamin anda tidak akan menyesal,” Luna mencoba mengumpulkan keberaniannya. Luna meletakkan tas kecil nya di lantai, dia perlahan membuka kancing bajunya sementara Juna sudah mendudukkan dirinya di pinggir ranjang, Juna ingin melihat permainan seperti apa yang akan Luna suguhkan padanya untuk membuatnya puas.
“Shit, kenapa aku tidak terangsang ?” Juna kesal dalam hatinya, ia pun tidak mengerti kenapa dia tidak mudah terbuai dengan belaian wanita. Meskipun Luna telanjang dan membelainya, Juna sama sekali tidak berhasrat.
“Jika aku tau pria yang di suruh Daddy layani adalah pria setampan dan segagah dia, aku pun rela tiap malam melakukannya, tapi kenapa miliknya tidak menegang sih ?” batin Luna.
“Kita sampai disini saja, pasang pakaianmu kembali ! bilang kepada ayahmu kalau aku akan menyuruh orang kantorku menyediakan kontrak bisnis besok untuknya !” ucap Juna.
“Tapi tuan ? kita belum selesai ?” kata Luna kecewa.
“Selera ku sudah hilang, aku beri waktu 5 menit, kalau kamu tidak keluar juga maka kontrak bisnis akan ku batalkan !” ancam Juna.
Mendengar ancaman itu Luna buru-buru memasang pakaiannya, lalu keluar dari kamar Juna.
“Apa dia lemah syahwat ? milikku bahkan tidak sakit meskipun baru pertama kali melakukannya, biasanya setelah membobol keperawanan wanita, pasti milik wanita akan sakit karena di gagahi terus, apa dia pria normal ? baru beberapa dorongan saja sudah selesai, pria aneh,” gerutu Luna yang sudah berada di luar pintu kamar, dia pun beranjak dari pintu itu dengan hati yang masih kesal.
Pesawat yang di tumpangi Viola sudah mengudara beberapa jam di angkasa, Viola sekarang tengah tertidur di kursi penumpang kelas ekonomi. Meskipun Viola sejak kecil hidup dengan berlimpah materi dan selalu dimanja oleh Micko tapi dia bukan tipe gadis yang suka menghambur-hamburkan uang, hanya saja kebiasaan keliling dunia nya saja yang tidak bisa ia hilangkan. Cara tidur Viola benar-benar berantakan, lihat saja dia sekarang, air liur nya hampir menetes keluar, bukan hanya itu, dia bahkan ngorok sampai penumpang lain di sebelahnya merasa terganggu. Ibu-ibu gendut yang disebelahnya sampai kesal, dari tadi ibu itu memandang wajah Viola sambil geleng-geleng kepala dan tutup telinga.
“Nih anak gadis jorok banget sih, mana ada orang yang mau sama dia, air liur nya sampai menetes-netes, mana berisik lagi tidurnya ? gak kuat aku besebelahan dengan dia selama berjam-jam di dalam pesawat gini,” ibu-ibu gendut itu mulai kesal, ia pun mendapatkan ide.
“Eh mbak, bangun mbak sudah sampai nih !” ibu-ibu gendut ibu menggoyang-goyangkan badan Viola agar dia bangun tapi Viola tidak menunjukan reaksinya.
“Mbak pesawatnya mau jatuh !” Viola tetap tidak menunjukan reaksinya.
“Mbak dompetnya di copet…” kata ibu itu asal, namun Viola masih tetap pada tidur nyenyaknya.
“Kebo banget sih nih perempuan ! sial banget nasibku hari ini,” ibu-ibu itu akhirnya menyerah, ia memutuskan tetap menyumbat telinganya agar tidak mendengar dengkuran Viola. Sungguh penerbangan kali ini sangat membuat ibu-ibu gendut itu kesal.
Setelah menempuh waktu berjam-jam di dalam pesawat akhirnya pesawat itu mendarat juga di salah satu bandara New York, seluruh penumpang di minta turun. Akhirnya Viola bangun juga. Viola memang dari dulu suka tidur disembarang tempat, hidupnya begitu santai, dia menganggap semua yang ada didunia ini begitu ringan, itu sebabnya dia tidak pernah memiliki beban dipundaknya.
“Baru bangun mbak ? kirain gak bakal bangun, apus tuh air liurnya !” ujar ibu-ibu gendut di sebelah Viola.
“Makasih bu sudah mengingatkan, ibu cepetan dong keluarnya, aku kebelet mau pipis nih !” desak Viola ke ibu itu, Viola posisi duduknya di dekat jendela sehingga membuat dia susah keluar jika penumpang di sebelahnya belum beranjak juga.
“Lain kali kalau tidur ingat-ingat orang disebelah dong mbak, mbak itu sudah tidur berjam-jam ngoroknya kenceng banget,” ibu-ibu itu lebih memilih mengomeli Viola dahulu daripada beranjak.
“Iya bu maaf, saya gak tau bahwa ngorok saya kekencengan, lagian ibu kan bisa tutup telinga, cepetan keluar dong bu, tuh penumpang lain sudah keluar ! aku kebelet bu, apa ibu mau aku pipis di rok ibu ?” kata Viola asal.
“Ini saya juga mau keluar, apes banget satu pesawat sama kamu,” ibu itu akhirnya beranjak juga.
“Dasar emak-emak lebay,” gumam Viola.
Seluruh penumpang sudah turun, Viola kini tengah menunggu taksi di pinggir jalan setelah keluar dari bandara. Bagi Viola hidup mengembara adalah kesenangannya. Meskipun ia tidak pintar di sekolah bahkan sekarang setelah lulus ia tidak minat kuliah, tapi Viola mampu mengusai bahasa asing. Berbekal menguasai 48 bahasa asing, dia tidak pernah menjadi asing di negara-negara yang ia kunjungi.
Semua orang yang lalu lalang di jalan itu menatap Viola, bukan karena dia seksi apalagi cantik tapi karena penampilannya yang berantakan. Celana levis panjang yang ia pakai robek di bagian lututnya, kaos kuning setengah lengan yang ia pakai penuh dengan noda saos mengering, maklum sebelum lepas landas tadi ia makan cilok dan bajunya ia jadikan lap mulut nya. Rambutnya yang panjang terurai berantakan serta lepek karena seminggu tidak di keramas, sungguh penampilannya sekarang seperti telah menggelandang selama sebulan.
“Taksi !” Panggilnya ketika melihat taksi lewat. Taksi itu akhirnya berhenti, dia masuk kedalam taksi.
“Menuju Hotel New Place ya pak !” ucap Viola dalam bahasa Inggris Amerika.
“Baik nona,” jawab supir taksi itu. Sesekali supir taksi itu melirik Viola, ia tersenyum melihat berantakannya penampilan Viola.
“Tidak usah senyum pak, saya sadar saya jelek,” ucap Viola, ia adalah sosok gadis cerdas yang selalu lihai membaca situasi dan kondisi.
Sebenarnya Viola adalah gadis yang sangat cantik namun ia jarang merawat diri sehingga membuatnya terlihat menggembel.
Taksi itu sudah sampai di depan hotel yang di minta Viola. Supir itu tidak menyangka di balik penampilan Viola yang berantakan ala gadis miskin plus gembel ternyata kantongnya cukup tebal untuk bermalam di hotel itu.
“Ini ongkosnya pak, ambil kembaliannya !” Viola menyodorkan beberapa lembar dolar untuk biaya taksi.
“Terima kasih nona,” supir taksi itu senang mendapat tips dari Viola.
“Sama-sama pak,” sahut Viola.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!