NovelToon NovelToon

Aku Menyerah Mas

perkenalan cerita

Hari ini adalah hari pernikahan kami. Setelah proses khitbah yang banyak menguras emosi. Pernikahan dengan konsep islam ini sangat banyak pertentangan dengan keluarga tapi akhirnya terlaksana dengan penuh hikmah. Konsep pernikahan ini aku lah yang memintanya karena aku adalah seorang akhwat bercadar. Dan hampir seluruh kenalan ku pasti kebanyakan ya para akhwat dan ikhwan tentunya.

Sebelumnya perkenalkan namaku Aurora Salsabilah, gadis bercadar berusia 20 tahun memiliki saudara kandung bernama Amelia khumairah. Memiliki seorang ayah yang masih sehat bugar bernama Bisma Anggara dan seorang ibu tiri Bernama Auli yah..

Keluargaku bukan dari keluarga yang paham dengan agama tapi sekedar mengetahui saja sebagai orang muslim pada umumnya. Sangat berbeda dengan ku yang memang mengikuti organisasi keagamaan yang cukup besar di wilayah ini bahkan sudah menyebar keseentero Nusantara. Ya aku seorang pengurus dari Wahdah Islamiah cabang Makassar dan di kampus UIN Samata Gowa.

Proses khitbah yang langsung dilakukan kedua orangtua pihak lelaki untuk meminang dirinya. Karena insiden beberapa bulan lalu. Dimana saat itu aku yang sedang dijalan karena habis pulang dari kampus karena baru lulus kuliah dan tengah mengajar mengaji santriwati di pesantren menolong sepasang suami istri yang kecelakaan.

Aku menolong mereka mengantar kerumah sakit dan mendonorkan darahku untuk mereka karena saat kecelakaan mereka kehabisan darah. Saat itu aku harus pergi untuk menghadiri kelulusan santriwati ku jadi meninggalkan mereka dengan menyertakan alamat beserta nomor telepon dan namaku.. Ternyata setelah mereka sembuh malah datang kerumahku dan meninangku untuk putra semata wayang mereka.

Ayahku langsung menerima pinangan itu tanpa sepengetahuan ku hanya diberitahu saat akan menikah maka jadilah aku yang betul-betul meminta pernikahan ini dikonsep kan secara syar'i. Karena jika tidak aku tidak akan mau menikah itulah syarat yang kulakukan saat diberitahu tentang pernikahan ini.

Tentu saja banyak sekali drama pertentangan dan perselisihan mengenai konsep pesta pernikahan. Aku juga meminta untuk tinggal berdua dengan suamiku nantinya baik kontrakan atau dirumah itu terserah saja.

Aku tidak menyertakan keluargaku dalam masalah ini tapi aku melibatkan seluruh kenalanku untuk proses pernikahan nantinya. Kukatakan kepada keluarga besarku untuk membantuku masalah undangan saja yang lainnya aku mengurus semuanya.

Kecuali uang pa'naik mereka menentukannya dan memberikanku 3/4 untuk dipakai diacara pesta karena akulah yang bertanggung jawab. Sedangkan sisanya disimpan oleh ayah untuk keperluan rumah. Karena aku akan langsung tinggal dirumah bersama suamiku nanti

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Arman Nugraha dengan Putri saya Aurora Salsabilah Binti Bisma bin Anggara dengan mas kawin perhiasan 10 gram karena Allah.. Saya Terima nikah dan kawinnya Aurora Salsabilah Binti Bisma bin Anggara dengan mas kawin perhiasan 10 gram karena Allah.

"Bagaimana saksi??

"Sah.. Sah.. Mereka semua mengucapkan serempak

"Alhamdulillah". Kata itu keluar dari mulutku begitu saja.

Selesai dengan ijab kabul. Lelaki bernama Arman Nugraha ini menemui istrinya dikamar pengantin yang disediakan oleh gedung pernikahan.. Dia memasuki dan mengucapkan salam dengan ogah-ogahan.. Dia sempat terkesima melihat gadis yang telah sah kini menjadi istrinya

Ternyata dibalik cadarnya ternyata perempuan yang telah dijodohkan dengannya ini adalah perempuan cantik dengan tubuh putih bersih.. Ya hidung yang mancung dan wajah yang sangat cantik.. Dia terkesima.. Tapi ketika dia menyadari bahwa gadis yang dijodohkan inilah yang membawanya dalam kesengsaraan hati..

Dia tidak mencintai gadis ini tapi mencintai orang lain, orangtuanya menghitbah wanita ini tanpa sepengetahuan nya.. Karena berutang budi ya pernikahan ini didasari dengan alasan hutang budi dimana gadis ini adalah orang yang pernah menyelamatkan ibunda tersayangnya begitupun dengan ayahnya saat kecelakaan..

Dia pun mendatangi gadis ini dan langsung menyodorkan tangannya untuk disalimi setelah itu dia mencium ubun-ubun wanita ini. Itu dia lakukan untuk menyenangkan hati ayah dan ibunya karena mereka semua ada disini untuk menyaksikannya. Setelah itu dia memasangkan cincin kawin ditangan gadis ini.

Setelah selesai. Diapun keluar untuk menerima tamu undangan. Gadis ini keluar dengan diboyong oleh ayahnya setelah mengenakan cadarnya.. Dan mengikuti langkah ayahnya keatas pelaminan. Yang berbeda.. Karena pengantin wanita dan pria dipisah begitupun tamu undangan..

Terdengar alunan lagu Maher Zain yang mengalun indah tanpa suara musik menggema.. Tidak hanya itu setelah duduknya pengantin dipelaminan seorang ustad menyampaikan khutbah pernikahan untuk menyambut tamu..

Perjalanan resepsi pernikahan ini sangat memakan waktu lama karena tamu dua bela pihak yang sangat banyak karena pestanya digabung menjadi satu pihak laki-laki maupun perempuan jadilah tamu sangat membludak dan memang pernikahan ini direncanakan sampai sore hari.

Setelah acara mereka sekeluarga mengantarkan pengantin baru kerumah pengantin yang telah disediakan sebelumnya. Mereka akan hidup mandiri setelah menikah atas permintaan sang gadis jadilah sekarang mereka langsung mengantarkannya untuk memulai hidup baru bersama sebagai pasangan suami istri.

Pernikahan Dingin

Setelah pernikahan dan kami tinggal seatap, kami seperti orang tak saling mengenal. Aku memahami karena kami memang dasarnya hanya bertemu saat dipelaminan itu. Pernikahan yang didasari perjodohan tidak selamanya indah seperti yang dialami teman-temanku. Saat aku mendengar cerita mereka tentang khitbah dan lainnya aku selalu berdoa pada Allah untuk diberikan Jodoh yang baik secara Agama dan akhlaknya.

Ternyata lelaki yang dinikahkan denganku adalah lelaki biasa tanpa pengetahuan agama yang cukup. Jangankan sholat berjamaah untuk sholat dirinya sendiri pun harus aku ingatkan walau hanya bentakan yang keluar dari mulutnya. Aku akan berusaha sabar karena inilah ujianku. Menikah dengan orang yang pemahaman agamanya standar pada umumnya.

Lelaki ini tak pernah sekalipun menunaikan kewajibannya sebagai suamiku kecuali masalah nafkah lahir karena dia lelaki yang mapan secara finansial. Masalah Nafkah bathin kami tidak pernah melakukannya karena kami baru beberapa hari menikah belum lagi kesibukan kami masing-masing diluar rumah. Aku bersyukur dia tidak membatasi aku dalam kegiatan selama kewajiban sebagai istri dirumah terpenuhi katanya.

Aku sangat ingat saat hari kami pertama kali serumah.. Tidak ada sapaan hangat apalagi bermesraan layaknya pengantin baru. Kami seolah dua manusia asing yang kebetulan tinggal satu atap.

"Kak bolehkah kita bicara sebentar??..

"Ya katakan apa yang kamu inginkan??". Arman berucap Dingin

"Boleh tidak, aku tetap bekerja dan mengurus kepengurusan organisasi seperti biasa serta Tarbiyah??

"Organisasi? Tanyaku dengan heran.

"Iya, kan kakak tau aku dari organisasi Wahdah islamiyah, aku juga mengajar di sekolah SD Wahdah serta mengikuti pengajian Rutin pekanan. Aku berbicara kepada kakak untuk meminta izin tetap melakukan rutinitas harianku sebelumnya, dan sambil mengurus rumah itupun jika kakak mengijinkan. Bagaimana boleh??..

"Ya terserah padamu saja, asal tidak melupakan kewajibanmu saja sebagai seorang istri mengurus ku dan rumah. Aku tidak suka dengan perempuan yang tidak pandai mengurus rumah dan menyenangkan suaminya. Dan itu yang kuinginkan saat menikah".

"Walau aku tidak pernah mencintai mu kamu adalah istriku, tanggungjawab ku. Aku menikahi kamu karena permintaan kedua orang tuaku. Karena mereka yang sangat menginginkan kamu jadi menantunya, maka dari itu Kita hanya perlu belajar untuk saling mengenal dan memahami dari sekarang".

"Iya kak Terima kasih atas pengertian nya, tolong akunya ditegur jika memang melakukan kesalahan dan melalaikan kewajibanku sebagai seorang istri. Aku akan belajar memahami kakak mulai dari sekarang. Mari sama-sama belajar dan menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kakak mau kan?? Harapku sambil menatapnya

"Mmm". Ucapnya dengan deheman

Hari-hari kujalani dengan semangat karena izin dari suamiku kak Arman. Sebenarnya dia lelaki yang baik hanya saja, mungkin cara orangtua yang kesannya sangat memaksa menikah inilah yang menjadi awal dia enggan bersamaku dan menyentuhku. Aku berusaha memahaminya. Aku akan berusaha membuat suamiku mencintai dan menyayangiku selayaknya pasangan suami istri sebenarnya.

Pagi ini setelah menunaikan sholat malam aku bertadarrus serta menambah hapalan alquran sambil menunggu sholat shubuh. Aku membangunkan suamiku ketika terdengar suara azan..

"Kak bangun yuk,.. Ini sudah azan sholat subuh. Kita berjamaah yuk!!". Anakku lagi

"Apasih berisik banget, sholat aja jika mau tidak usah membangunkanku dan mengganggu tidurku!!". Arman berteriak jengkel dibangunkan di subuh buta seperti ini.

"Tapi kak ini sudah adzan, sebagai muslim kita wajib menunaikan sholat apalagi kakak sudah punya istri untuk jadi imam sholat.

"Aku tidak mau, dengar ga sih, berisik!!". Jengkel ku membentaknya

"Baiklah.. Ucapku pasrah..

Aku sholat sendrian kemudian menunaikan zikir pagi setelah itu aku memasak dan membersihkan rumah serta menyiapkan pakaian kerja suamiku serta bekal kami berdua. Saat akan masuk kekamar aku melihat suamiku sudah siap bekerja.

"Kak sarapannya sudah aku sediakan begitupun dengan bekalnya. Jika kakak mau makan duluan silahkan. Aku akan mandi dan bersiap dulu!!". Ucapku memasuki kamar mandi.

"Iya aku akan sarapan saja dan langsung berangkat kamu naik motor aja sendiri, bisakan??

"Iya kak insya allah".. Aku menyalimi suamiku dengan takzim. Hati-hati kak jika berangkat

"Mmm". Aku hanya berdehem kemudian meninggalkannya.

Aku pun mandi dan bersiap untuk pergi mengajar sebelumnya aku sarapan pagi dan mencuci bekas makan kami dan mengambil bekal lalu berangkat kesekolah menggunakan motorku yang se hari-hari kugunakan

Hari ini hari pertamaku masuk mengajar setelah seminggu diberi cuti pernikahan oleh sekolah tempatku mengajar. Sekolah dimana aku juga menimba ilmu agama. Menjadi pengurus sekaligus tenaga pendidik.

Aku pertama kali masuk kesekolah ini sebagai guru pengganti karena aku belum menyelesaikan kuliahku jadilah menjadi guru sementara. Dan saat aku selesai dengan ujianku aku diangkat menjadi guru tetap sekolah. Aku menjadi guru pengganti Murobbiyahku sebelumnya karena beliauberpindah ke tanah kelahiran suaminya.

Setelah menikah aku bersyukur karena diberi izin untuk tetap melakukan aktivitas seperti biasa hanya saja aku akan tau diri karena sekarang sudah menikah. Tidak melakukan aktivitas yang banyak diluar rumah kecuali izin darinya.

Sedangkan suamiku Dia bekerja di sebuah perusahaan swasta yang cukup terkenal yaitu Mandala Finance. Lelaki yang berperakawan tampan dan tinggi itu adalah anak tunggal orangtua nya yang seorang pegawai senior direktorat pajak terbesar di Makassar sedangkan ibunya adalah seorang dosen Universitas Hasanuddin Makassar.

Tentu saja dengan latar belakang keluarga yang seperti itu ayah langsung menerima pinangan itu tanpa protes dan banyak bertanya. Apalagi mengetahui uang panaik serta yang lainnya orangtuaku yang sederhana akan langsung bersyukur karena anaknya akan mengangkat derajat keluarga berteman dan mendapat menantu berasa keturunan Andi.

Aku mengajar mulai jam 8 pagi karena anak-anak akan diarahkan oleh guru yang memang ditugaskan untuk mengatur sholat anak-anak. Guru ini memang tidak mengajar di kelas tapi mereka mengajar tahfidz jika selesai sholat dhuha berjamaah di mesjid. Jadi pelajaran dimulai tepat pukul 8 pagi. Dimulai dari murajaah hapalan setelah itu baru belajar nanti pukul 09.30 barulah mereka istirahat.

Sekolah ini sangat berbeda jam pulangnya dengan sekolah lain yang rata-rata pulangnya jam 10.00 sedangkan disni bahkan untuk kelas 1 jam pulangnya 11.15 sedangkan anak-nak kelas 3 sampai Kelas 6 pulangnya sekitar jam 2 siang dengan jadwal 2 kali istirahat.. Aku mengajar siswa kelas 4 makanya pulangnya saat jam 2 siang 

Berpamitan Dari Rumah Tahfidz

Selain mengajar disekolah aku juga mengajar Tahfidz di mesjid dekat rumahku saat sore hari tapi kelihatannya aku tidak akan mengambilnya lagi karena sekarang aku sudah menikah dan aku akan dirumah saat suamiku pulang. Aku akan berusaha menjadi istri yang baik walau kami belum mencintai satu sama lain.

Setelah pulang dari mengajar aku menemui pengurus tahfidz karena sudah janjian diawal. Aku langsung menuju rumahnya yang terletak tidak jauh dari mesjid tersebut.

"Assalamu'alaikum". Ucapku saat tiba dirumah beliau

"Waalaikumsalam, Ustazah Aurora, Silahkan masuk dulu!!". Ucap Ummu Habibah pemilik yayasan Tahfidz tempatku mengajar.

"Terima kasih Ummu". Aku masuk dengan sungkan

"Bagaimana kabarnya pengantin baru??, Kalian sudah pisah rumah dari orangtua??". Memandang ku dengan senyuman lembut.

"Alhamdulillah kami berdua sehat Ummu. Kami sudah tinggal dirumah sendiri berdua Ummu". Terangku dengan senyuman

"Alhamdulillah Ustazah.. Maaf Ustazah ada keperluan apa datang kemari kan kita akan bertemu nanti di mesjid seperti biasanya??". Tanyanya dengan penasaran.

"Begini Ummu aku ingin mengundurkan diri dari rumah tahfiz umm, karena waktunya itu bertepatan dengan pulangnya suamiku. Aku khawatir jika suamiku pulang aku tidak ada dirumah. Aku sudah bersyukur karena dia tidak membatasi ku beraktivitas hanya saja dia mengingatkan untuk tidak melupakan kewajibanku sebagai istri karena sekarang aku sudah menikah dan memang harus mengurangi kegiatan diluar". Ucapku menceritakan permasalahan yang terjadi.

"Suami Ustazah orang Awwam ya..?? Tanya Ummu Habibah lagi

Aku mengangguk membenarkan..

"Ya sudah tidak apa-apa Ustazah aku mengerti keputusan yang Ustazah ambil. Memang benar sebaik-baiknya perempuan yang betah dirumahnya dan memberikan pelayanan yang baik untuk suaminya dalam mencari Ridho Allah. Terima kasih atas dedikasinya selama ini untuk rumah Tahfidz kami. Tunggu sebentar!!"... Ummu masuk kedalam rumah.

Sambil menunggu aku mengirim pesan di aplikasi hijau kepada suamiku untuk bertanya apakah ada yang dia ingin makan dan jam berapa dia pulang. Karena kami masih baru dan tahap belajar untuk mengenal satu sama lain apalagi suamiku ini adalah orang Awwam bukan dari organisasi agama atau hal lain. Jadi kami betul-betul belajar memahami satu sama lain.

"Ini Silahkan diambil Ustazah gaji Ustazah bulan ini!!, aku memberikannya full sebagai ucapan terimakasih kami kepada ustazah selama 3 Tahun ini. Tolong diterima!!".. Ummu Habibah menyerahkan amplop tebal padahal aku baru mengajar sepekan

"Syukran Ummu, Maafkan saya jika saya ada banyak salah kepada Ummu dan Ustazah lainnya, Tolong sampaikan maafku kepada seluruh santri dan Tolong sampaikan rasa terima kasihku kepada mereka semua karena menerimaku dengan baik selama ini". Ucapku dengan mata berkaca-kaca.

Sungguh aku akan merindukan moment itu dengan mereka.

"Iya ustazah, insya allah disampaikan sebentar". Ucapnya mengangguk bersedia menyampaikan pesanku.

"Kalau begitu, saya pamit dulu Ummu, terima kasih sebelumnya. Assalamualaikum". Ucapku meninggalkan beliau

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh".

Akupun menjalankan motorku kembali kerumah. Aku sungguh beruntung rumah ini dilengkapi dengan seluruh perabotan rumah tangga. Katanya rumah ini adalah hadiah dari orangtuanya lengkap dengan semua yang ada didalamnya semuanya baru bahkan saat kami datang kesini barang-barang ini masih dibungkus dengan plastiknya. Jadilah kami berbenah terlebih dahulu saat baru menikah..

Setelah sampai aku membuka pesan suamiku yang mengatakan bahwa dia akan pulang lembur mungkin sekitar jam 7 baru pulang karena pekerjaannya menumpuk seusai cuti seminggu karena pernikahan. Dia juga mengatakan ingin makan ayam Rica-Rica. Aku pun mengecek kulkas apakah bahan ada atau tidak karena kami belum belanja.. Jadi aku mengirim pesan kepada suamiku untuk izin pergi belanja.. Karena isi kulkas kosong.

Setelah semuanya selesai aku bergegas menuju kepasar yang memang khusus sore hari. Aku belanja pesanan untuk memenuhi isi kulkas ku selama sepekan. Suamiku sudah mengirim ku uang bulanan yang sangat cukup untuk keperluan sebulan. Aku tak tau berapa gajinya tapi bagiku uang yang dia berikan kepadaku untuk sebulan sangat lebih dari cukup. Jika lebih nanti aku akan menyimpannya..

Aku berharap ayahku tidak bertindak aneh-aneh apalagi sampai meminta uang kepada menantunya itu karena dia berpikir kalau suamiku dan keluarganya orang kaya. Saat aku tinggal bersama mereka saja hampir 3/4 gajiku diambil oleh mereka sekarang mereka tidak bisa lagi. Aku akan bicarakan ini kepada suamiku karena mereka sangat banyak mengambil uang panaik yang dibawah oleh keluarga suamiku sedangkan erang-erang yang di bawah aku bawah kesini beserta dengan perhiasan ku takut mereka akan menjualnya.

Aku bukan suudzon kepada keluargaku hanya saja, mereka selalu memperlakukanmu secara tidak adil apalagi semenjak aku memakai cadar. Ya tingkah mereka makin seenaknya. Bahkan aku harus kuliah dengan biaya ku sendiri.

Aku tidak ingin mereka memanfaatkan kekayaan mertuaku dan harta suamiku. Karena aku mendengar sendiri mereka mengatakan kalau mereka senang jika berbeda-beda dan memiliki menantu kaya karena bisa mereka manfaatkan untuk kepentingan pribadi mereka.

Aku tau ayah pasti mendapatkan uang tidak sedikit dengan menerima pinangan keluarga suamiku karena aku tau beliau dan istrinya itu akan memanfaatkan keadaaan sebaik mungkin apalagi didepan mata mereka ada tambang emas yang bisa mereka keruk..

"Astaghfirullah.. Semoga Allah selalu melindungi kami dari orang yang suka iri dan tamak". Doaku dalam hati.

Setelah selesai aku punya merapikan barang belanjaan ku agar lebih rapi. Aku baru tau kalau suamiku itu manusia rapi dan paling tidak suka kotor dan berantakan. Itulah sebisa mungkin aku membersihkan semuanya dan bisa membuatnya nyaman.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!