Samudra Pandu Wirayuda,atau akrab disapa dengan nama Samudra,saat ini tengah terlihat memandangi istrinya yang bernama Cassandra yang tertidur nyenyak dengan posisi membelakanginya.Ruangan yang sunyi dan gelap hanya diterangi oleh cahaya bulan yang masuk melalui jendela kamarnya.
Samudra merasa sangat sedih karena selama tiga tahun pernikahannya,Cassandra tidak pernah mau melayaninya dengan baik sebagai seorang istri.Baik itu di ranjang maupun di dalam kehidupan sehari-hari,Cassandra selalu menunjukkan sikap yang dingin dan tidak peduli.
"Apa yang salah denganku,Cassandra?Kenapa kau tidak pernah mau untuk menerimaku sebagai suamimu?" kata Samudra dalam hati dengan nada yang sedih
Samudra kemudian memandangi Cassandra dengan lebih intens.Ia melihat wajah yang cantik dan tubuh yang indah,tapi ia tidak bisa lagi merasakan cinta dan gairah yang pernah ia rasakan ketika pertama kali bertemu dengan Cassandra.
Samudra kemudian teringat kembali akan kenangan masa lalunya dengan Cassandra.Ia ingat betapa ia sangat mencintai Cassandra dan betapa ia sangat berharap untuk memiliki kehidupan yang bahagia bersamanya.
Tapi kenyataannya,kehidupan pernikahan Samudra dan Cassandra tidaklah seperti yang ia harapkan.Cassandra selalu menunjukkan sikap yang dingin dan tidak peduli,dan Samudra merasa sangat kesepian dan tidak bahagia dengan kehidupan pernikahannya itu.
Samudra mencoba untuk menyentuh Cassandra ketika ia sedang tidur.Ia ingin merasakan kehangatan dan keintiman dengan istrinya,tapi hal itu justru membuat Cassandra terbangun dan memperingatkannya dengan marah marah.
"Jangan menyentuhku,mas!Sudah berapa kali aku bilang kepadamu mas kalau aku tidak mau sampai hamil dan kehilangan bentuk tubuhku yang indah." kata Cassandra dengan suara yang keras dan marah.
Samudra merasa sangat terkejut dan sakit hati mendengar kata-kata Cassandra.Ia tidak bisa memahami mengapa istrinya tidak mau memiliki anak dan tidak mau merasakan keintiman dengan dirinya.
"Apa yang salah denganku,Cassandra?Aku hanya ingin memelukmu.Mengapa kamu selalu saja tidak mau memiliki anak denganku?" kata Samudra dengan suara yang sedih.
Cassandra tidak menjawab pertanyaan Samudra.Ia hanya membalikkan badannya dan kembali tidur,meninggalkan Samudra dengan perasaan yang sangat sakit dan kecewa.
Bukan pertama kali ini saja samudra mendapatkan penolakan dari Cassandra,ia juga pernah ditolak oleh Cassandra saat akan melakukan malam pertama pernikahan dengannya.Dan lagi lagi alasan yang selalu dikatakan oleh Cassandra tetap sama,bahwa ia tidak ingin dirinya sampai hamil dan kehilangan bentuk tubuhnya yang langsing.
Samudra merasa sangat tidak bahagia dengan kehidupan pernikahannya.Ia merasa bahwa istrinya tidak pernah mencintainya dan tidak mau memiliki anak dengan dirinya.
Samudra kemudian berpikir tentang apa yang harus ia lakukan untuk memperbaiki kehidupan pernikahannya.Ia tidak mau lagi merasakan kesepian dan kecewa dalam pernikahannya.
Tapi,Samudra juga tidak tahu bagaimana cara memperbaiki kehidupan pernikahannya dengan Cassandra.Ia merasa bahwa istrinya tidak mau lagi berbicara dengan dirinya dan tidak mau lagi memiliki hubungan yang intim dengan dirinya.
Samudra akhirnya memilih untuk mengalah dengan Cassandra dan pergi tidur dengan segudang rasa sedih dan kecewanya terhadap Cassandra.Ia merasa bahwa ia tidak bisa lagi melawan keinginan Cassandra dan harus menerima kenyataan bahwa istrinya itu tidak mencintainya.
Samudra kemudian berbaring di samping Cassandra dan menutup matanya,berusaha untuk tidur dan melupakan kesedihannya.Tapi,ia tidak bisa tidur karena terus memikirkan tentang apa yang terjadi dengan pernikahannya dan mengapa Cassandra tidak mencintainya.
Samudra tidak bisa tidur dengan nyenyak karena terus memikirkan tentang kesedihannya.Ia merasa bahwa ia tidak bisa lagi hidup dengan bahagia jika istrinya itu tidak mencintainya.
Disaat-saat seperti ini,Samudra merasa bahwa ia sangat kesepian dan tidak memiliki siapa pun untuk ia ajak berbicara.Ia merasa bahwa ia hanya memiliki dirinya sendiri dan tidak memiliki orang lain untuk membantunya mengatasi kesedihannya.
Keesokan paginya,Samudra bangun dengan perasaan yang masih sedih dan kecewa.Ia merasa bahwa ia tidak bisa lagi hidup dengan bahagia jika istrinya tidak mencintainya.Samudra kemudian berdiri dan memandang Cassandra yang masih tidur.
Samudra kemudian membangunkan Cassandra untuk memintanya menyiapkan pakaian yang akan ia gunakan pergi bekerja ke kantor.Ia berharap bahwa Cassandra akan mau membantunya,tapi lagi lagi dengan kasar Cassandra malah menolak permintaannya itu.
"Cassandra,ayo bangun sayang.Sudah waktunya bagiku untuk bersiap siap pergi ke kantor.Mas minta tolong sama kamu ya,tolong siapin baju buat mas pergi ke kantor hari ini." pinta samudra sembari membangunkan istrinya dengan lembut.
"Apaan sih mas,aku masih ngantuk.Panggil bi Atun atau Davina saja untuk menyiapkan pakaian kerjamu.Aku tidak mau bangun sekarang." kata Cassandra dengan suara yang kasar dan tidak sabar.
"Tapi kan sayang,mas kan juga mau sekali kali kebutuhan mas disiapin sendiri sama kamu." ucap samudra dengan penuh harap.
"Aku nggak bisa mas,aku ngantuk.Apa gunanya ada pembantu jika mas tidak mau menyuruh mereka.Sudah sana suruh bi Atun atau Davina saja buat siapin baju baju mas." usir Cassandra dengan kasar.
Samudra merasa sangat terkejut dan sakit hati mendengar kata-kata Cassandra.Ia tidak bisa memahami mengapa istrinya tidak mau membantunya,bahkan untuk hal yang sepele seperti menyiapkan pakaian kerjanya.
Samudra merasa bahwa perasaannya telah terluka oleh kata-kata Cassandra.Ia merasa bahwa istrinya tidak mencintainya dan tidak mau membantunya dalam hal apapun.
Ia kemudian berpikir tentang apa yang harus ia lakukan untuk memperbaiki kehidupan pernikahannya.Ia tidak mau lagi merasakan kesepian dan kecewa dalam pernikahannya.
Tapi,Samudra juga tidak tahu bagaimana cara memperbaiki kehidupan pernikahannya.Samudra kemudian memutuskan untuk keluar dari kamarnya untuk mencari keberadaan Bi Atun atau Davina untuk mau membantunya dalam menyiapkan pakaian kerjanya.Ia merasa bahwa ia tidak bisa lagi menghadapi Cassandra yang selalu menolak permintaannya.
Samudra kemudian berjalan ke arah ruang tamu,berharap bahwa ia bisa menemukan Bi Atun atau Davina di sana.Tapi,ia sama sekali tidak bisa menemukan keberadaan Bi Atun.
Hingga akhirnya Samudra pun tidak sengaja menemukan keberadaan Davina yang saat ini tengah menyiapkan laptop dan juga berkas-berkas kerja yang akan dibawanya untuk pergi ke kantor hari ini.
Davina terlihat sangat sibuk dan fokus pada pekerjaannya,tapi ia juga terlihat sangat cantik dan menarik.Samudra tidak bisa tidak memandang Davina dengan kagum dan mengagumi kecantikannya.
"Selamat pagi,Pak Samudra,saya sudah menyiapkan semua yang Pak Samudra butuhkan untuk pergi ke kantor hari ini." kata Davina dengan senyum ketika ia melihat Samudra berdiri di depannya.
Samudra merasa sangat terkesan dengan Davina yang selalu siap membantunya dalam segala hal.Ia merasa bahwa Davina adalah satu-satunya orang yang masih peduli padanya dan mau membantunya.
Davina Grizelle Ayudia,atau akrab disapa dengan Davina adalah anak dari pembantu rumahnya, yaitu Bi Atun.Mereka berdua sudah dianggap sebagai bagian dari keluarga oleh Samudra.Davina telah tumbuh dewasa di rumah Samudra dan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-harinya.
Setelah menikah dengan Cassandra dan mengetahui sifat-sifatnya yang tak mau melakukan tanggung jawabnya sebagai seorang istri,membuat Samudra merasa beruntung karena ia masih memiliki Davina yang selalu tahu apa yang ia butuhkan bahkan sebelum ia memintanya.
Davina selalu siap membantu Samudra dalam segala hal,mulai dari menyiapkan pakaian kerjanya hingga membuatkan sarapan untuknya.Ia selalu memiliki senyum yang hangat dan kata-kata yang menyenangkan,sehingga membuat Samudra merasa lebih bahagia dan nyaman.
Sementara itu Cassandra hanya memiliki satu tujuan dalam hidup yaitu menjaga kecantikannya dan tidak mau melakukan apa pun yang dapat merusaknya.Ia tidak peduli dengan kebutuhan Samudra dan tidak mau membantunya dalam segala hal.
Samudra merasa bahwa perasaannya terbagi antara Davina dan Cassandra.Ia merasa bahwa Davina adalah satu-satunya orang yang masih peduli padanya dan mau membantunya,sementara Cassandra hanya peduli dengan dirinya sendiri.
Ia tidak tahu bagaimana cara mengatasi perasaannya yang terbagi ini.Ia hanya tahu bahwa ia harus membuat keputusan yang tepat untuk kebahagiaan dan keselamatannya sendiri.
Samudra mengucapkan terima kasih kepada Davina karena ia sudah menyiapkan laptop dan berkas-berkas kerja yang ia butuhkan untuk dibawa ke kantor.
"Terima kasih,Davina.Kamu selalu membantuku dalam segala hal." kata Samudra dengan tersenyum dan membuat Davina juga ikut tersenyum dan mengangguk.
"Sama-sama,Pak Samudra.Saya senang bisa membantu." kata Davina dengan tulus.
Samudra kemudian meminta Davina untuk mau membantunya dalam menyiapkan pakaian kerjanya.
"Davina,aku membutuhkan bantuanmu lagi.Istriku tidak mau menyiapkan pakaian kerjaku,jadi aku membutuhkan bantuanmu untuk menyiapkannya." kata Samudra dengan nada yang sedikit malu.
Davina tidak terkejut dengan permintaan Samudra.Ia sudah terbiasa dengan sifat Cassandra yang tidak mau membantu.
"Tentu saja,Pak Samudra.Saya akan menyiapkan pakaian kerja untuk Anda." katanya dengan senyum.
Samudra merasa sangat lega dan berterima kasih kepada Davina.Ia tidak tahu apa yang akan terjadi jika tidak ada Davina dalam hidupnya.
Davina kemudian pergi ke sebuah ruangan yang isinya khusus terdapat deretan pakaian dan aksesoris milik Samudra.Ia ingin memilihkan pakaian kerja yang cocok untuk dipakai oleh Samudra ke kantor.
Davina memandang deretan pakaian yang tergantung di lemari dengan mata yang teliti. Ia ingin memilih pakaian yang tidak hanya cocok untuk Samudra, tapi juga membuatnya terlihat tampan dan percaya diri.
Saat Davina sedang memilih pakaian,Samudra tiba-tiba muncul di belakangnya.Davina terkejut dan berpaling ke arah Samudra.Samudra kemudian mendekati Davina dan memandang pakaian yang telah dipilihnya.
"Kamu memiliki selera yang sangat baik,Davina." kata Samudra dengan nada yang mengagumi.
Davina merasa senang dan bangga dengan pujian Samudra.Ia tidak menyadari bahwa Samudra telah memandanginya dengan cara yang berbeda,dengan tatapan matanya yang lebih intens dan penuh perhatian.
Samudra tidak menyadari bahwa ia telah mulai memiliki perasaan lebih untuk Davina.Ia hanya tahu bahwa ia merasa sangat nyaman dan bahagia ketika berada di dekat Davina.
Davina juga tidak menyadari bahwa Samudra telah mulai memiliki perasaan lebih untuknya.Ia hanya tahu bahwa ia merasa sangat senang dan bangga ketika Samudra memuji pilihannya.
Tapi,momen tak terduga ini telah membuat Samudra dan Davina mulai memiliki perasaan yang lebih dalam satu sama lain.Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan,tapi mereka tahu bahwa mereka mulai memiliki perasaan yang lebih.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!