Jam telah menunjukan pukul 09.25 WIB. Arika kerap dipanggil Rika akan berangkat ke kampus setelah satu bulan libur semester.
Arika Winata gadis cantik, berambut panjang sedikit bergelombang dengan kemeja pink, celana wide lag jeans dan sepatu putihnya serta tak lupa tote bag.
Telah siap untuk berangkat ke kampus, menuruni satu persatu anak tangga, dia langsung menuju ke meja makan.
Rika tersenyum ada sang Mama sedang membereskan dapur. Rika tak melihat sang Papa mungkin sudah berangkat bekerja.
Yalah udah jam segini, ya kali di rumah.
"Selamat pagi Mama tercinta," Ucap Rika mengecup pipi sang Mama lalu duduk di meja makan.
"Anak gadis bukannya bangun pagi malah bangun jam segini, kalau udah jadi istri gimana?" Tanya Santi -Mama Rika.
"Masih lama kali Ma, lagian Rika aja masih dua puluh tahun, ya kali nikah," Ucap Rika mengoles rotinya dengan selain kesukaannya.
"Ya walaupun lama, disiapkan dong dari sekarang sayang. Misalkan kamu nikahnya minggu depan kan gak ada yang tau," Ucap Santi.
"Ih Mama mah, ngaco! Mana ada nikah minggu depan ngadi-ngadi aja," Ucap Rika.
Santi hanya menggeleng kan kepala melihat tingkah laku sang putri, jawab aja kalau ditanya. Rika memakan sarapannya, meneguk susu hingga ludes. Membawa piring dan gelas menuju ke wastafel.
"Mama kerja hari ini?" Tanya Rika.
Santi menggeleng "Gak Mama libur dulu, besok lanjut lagi," Ucap Santi.
"Oh, Rika berangkat ya ke kampus. Assalamu'alaikum." Pamit Rika tak lupa mencium tangan sang Mama.
"Waalaikumsalam, naik apa?"
"Naik motor Ma!" Ucap Rika.
"Hati-hati jangan ngebut!" Tegur Santi.
"Iya Ma, tenang aja. Rika berangkat."
Menuju ke garasi mengambil motor kesayangannya, motor yang menemani Rika kemana saja. Mengikat rambutnya, memasang helm dan menyalakan mesin, menjalankan motor menuju ke kampus.
Setengah jam, Rika pun sampai di depan kampus dimana tempat dirinya mencari ilmu selama ini. Gak ilmu saja melainkan masalah juga. Jangan bilang kalau Rika anak yang rajin, tentu saja rajin berbuat ulah.
Tapi itu jika ada yang memulai, Rika tak akan memulai duluan jika lawannya yang memulai.
"Akhirnya sampai juga, gak nyangka bentar lagi lulus." Guman Rika melepas helm yang ia pakai.
"Rika!" Teriak seseorang dari belakang.
Rika menoleh mendapatkan Amel yang berjalan menuju kearahnya. Amel langsung aja memeluk Rika melepas kangennya. Padahal tiap hari juga ketemu.
Amelia Wijaya, anak dari Wijaya Croup. Pebisnis yang bisa di bilang cukup terkenal, pebisnis yang memiliki banyak cabang di beberapa kota Indonesia.
Amel dan Rika berkawan sejak bangku kanak-kanak hingga sekarang. Mereka berdua mengambil jurusan yang sama yaitu jurusan Administrasi.
"Amel," guman Rika.
"Lo ye kalau teriak bukan main, bener-bener. Kangen dong hua." Ucap Rika memeluk sahabatnya tersebut.
"Eh iya gimana makalah lo?" Tanya Amel.
"Ya ampun, gak gue bawa ketinggalan." Ucap Rika menepuk dahinya.
Kebiasaan! Padahal baru juga masuk udah gak ngerjain makalah lagi. Rika kan bodo amat, hukum ya jalanin gak di hukum ya santai, hidup jangan buat buru-buru santai aja santai.
"Seriusan?" Tanya Amel.
Rika mengangguk "Iya gak gue bawa, lagian percuma juga ini kan baru masuk ya kali dosen langsung kasih tugas,"
"Serah lo lah, eh kantin yuk! Laper," Ucap Amel sambil mengusap perutnya.
"Lha gue udah makan, gue temenin aja yuk!" Ucap Rika merangkul pundak Amel menuju ke kantin.
Mereka berdua menuju ke kantin, banyak sekali yang menyapa mereka, tak sedikit juga yang menatap mereka berdua secara kagum.
Mereka berdua termasuk anak yang cukup pintar di kampus Nusa Jaya yaitu kampus yang cukup favorit di kota jakarta.
"Duduk sana aja," Ucap Rika.
Mereka duduk di pojok, tempat biasa mereka jika ada di kantin. Tempatnya tak terlalu banyak anak jadi bisa nyaman.
"Ada yang mau lo titip gak? Sekalian biar gak bolak-balik." Ucap Amel.
"Gak usah, udah kenyang." Tolak Rika.
Amel mengangguk, meninggalkan Rika yang menunggunya dimeja. Tak berapa lama Amel datang dengan nampan berisi makanannya. Rika hanya menggelengkan kepalanya melihat pesanan Amel yang lumayan banyak.
"Lo lapar apa doyan? Banyak banget,"
"Dua-duanya, gue udah kangen sama makanan kantin," Ucap Amel mendudukkan bokongnya pada kursi kantin.
Rika hanya mengangguk, menatap Amel yang sedang menikmati makanannya. Rika menggambil handphonenya mengecek pesan yang masuk di dalam HP nya.
Mama ❤
Rik nanti kalau pulang langsung pulang ya sayang! Ada yang mau mama obrolin ke kamu
^^^Me^^^
^^^Iya Ma, nanti Rika langsung pulang^^^
Rika menaruh kembali handphonenya kedalam saku, menyomot sedikit makanan Amel sesekali. Kebiasaan mereka kalau pesan makanan selalu saling coba.
...…...
Amel dan Rika berjalan menuju ke kelas mereka, langkah mereka terhenti ketika seseorang menghadang jalan mereka berdua.
"Hai Rika, Amel apa kabar?" Tanyanya.
"Baik, tapi menjadi buruk ketika ketemu lo!" Ucap Rika dengan santai.
Amel menahan tawanya "Mau ngapain lo?" Tanya Amel.
"Mau nyapa kalian aja sih. Kenapa gak boleh?" Tanya Sania.
"Berisik! Gak usah sok ramah jadi orang, minggir! Gue mau jalan" Ucap Rika mendorong bahu Sania yang membuatnya terdorong.
"Bye-bye ular!" Ucap Amel.
Masuk ke kelas, mereka duduk berdampingan. Ternyata hari ini dosen hanya memberikan info untuk jadwal kuliah kedepannya.
"Tau gini gue gak masuk, buang-buang bensin," Ucap Rika.
"Tau tuh dosen katanya penting ini apaan!" Ucap Amel.
"Udah yuk balik, ngantuk gue." Ajak Rika.
Meninggalkan kelas, mereka berdua berjalan menuju ke parkiran. Amel kali ini pulang bersama Rika.
"Rik"
"Apa?"
"Ntar malem ada balapan, lo mau ikut gak?" Tanya Amel.
"Gak lah males,"
"Lumayan hadiahnya, motor sama uang lima belas juta," Ucap Amel.
Rika berfikir, lumayan juga sih hadiahnya. Rika mengangguk setuju. Naik keatas motor dan meninggalkan area kampus.
Rika menghentikan motornya di depan rumah Amel. Amel turun dan mengembalikan helm Rika.
"Mau mampir gak?" Tanya Amel.
"Gak usah, titip salam aja. Nyokap nungguin di rumah," Ucap Rika.
"Tumben bener,"
"Gak tau juga sih, kayaknya penting,"
"Ya udah lo balik deh, takut tante Santi nungguin lo." Ucap Amel.
"Iya, gue balik ya. Assalamu'alaikum." Pamit Rika.
"Waalaikumsalam."
Rika menjalankan kembali motornya, rumahnya tak begitu jauh dari Amel hanya beda beberapa blok saja. Rika pun sampai ke rumah pukul dua sing tepat, tadi dirinya mampir sebentar ke toko buku. Didepan rumahnya sudah ada mobil yang terparkir rapi.
Rika mengangkat bahu acuh, langsung masuk ke rumah dan tak lupa mengucapkan salam.
"Assalamualaikum, Ma, Pa. Rika pulang!" ucap Rika.
"waalaikumsalam," jawab mereka serempak.
Rika kaget karena diruang tamu ada 2 orang laki-laki dan 1 wanita seumuran mamanya, dia masih diambang depan pintu dan masih heran tumben ada orang jam segini.
"Rik sini sayang duduk samping mama," Ajak Sinta sambil menepuk kursi yang kosong disampingnya.
"Eh iya ma," Ucap Rika berjalan menuju ruang keluarga.
Rika masih bingung dengan kedatangan meraka.
"Ya ampun kamu uda besar aja, kemaren tante kesini masih kecil sekarang uda besar aja tambah cantik lagi," Puji Veni bunda Arditya.
"emm iya tante, tante juga cantik kok," Ucap Rika dengan canggung.
"Oh iya Rik mereka temen papa namanya om Ardi sama tante Veni dan ini anaknya Arditya," Ucap Rusdy -Papa Rika, sambil memperkenalkan mereka bertiga.
"Dan mereka baru pindah dari singapura dan mereka akan tinggal disini selamanya." Lanjut Rusdy.
Rika pun hanya ber'oh' ria sebagai jawabannya.
"Terus?" tanya Rika.
"Baik, jadi kedatangan kami kesini ingin melamar Rika menjadi istri anak om." ucap Ardi.
Awalnya rika senyum tapi senyum itu memudar karena kata melamar.
"Apa kok ngelamar? Maksudnya?" tanya Rika yang kaget sambil menatap kedua orang tuanya.
"Kamu tenang dulu ya, jadi gini papa sama mama jodohkan kamu ke Ardit anak om Ardi, mama sama papa sudah lama mau bilang ke kamu tapi, kamu nya sibuk dan akhirnya mereka dateng sekarang," Jelas Santi dengan lembut.
"Oh mama mau jual rika gitu ke mereka! Mama kira aku apa? Ma masa depanku masih panjang, aku juga mau lanjutin kuliah aku Ma, bukan dijual kayak gini" Ucap rika dengan keadaan emosi.
"Rika dengerin ucapan Mama dulu, kita gak mungkin jual kamu sayang. Kita cuma.." Ucap Santi yang menjelaskan kepada Rika namun dengan cepat Rika memotong ucapan sang Mama.
"Rika gak mau!" ucap Rika dengan cepat.
"Rik papa mohon," ucap Rusdy.
"Gak, Rika gak mau Pa Rika udah turutin semua kemauan Papa sama Mama tapi untuk kali ini Rika gak mau dan Rika gak bakal turutin kalian berdua!" jawab Rika langsung lari kekamar.
Bruk
Ardit pun melihatnya kasihan tapi mau gimana lagi diapun dipaksa oleh bunda dan ayahnya karena Ardit merupakan anak yang penurut.
Didalam kamar Rika menangis memeluk bantalnya, dia kecewa kenapa mama dan papa nya mau menjodohkannya di usianya yang memang cukup untuk menikah. Tapi kenapa sekarang? impian Rika masih panjang.
Oh apa ini yang mau Mama bilang kepadanya. Kenapa juga mereka tak berbicara kepada Rika terlebih dahulu? padahal kan kalau malam mereka juga berkumpul di ruang keluarga.
Rika selalu menuruti setiap keinginan mama dan papanya minta. Tapi untuk balapan liar dan pulang malam tidak, karena itu udah melekat didalam tubuh Rika.
"Rika benci sama kalian! Rika selalu nurutin semua mulai gak keluar rumah, mulai ikut bimbel dan memanggil guru pelatih, dan mengikuti berbagai lomba." ucap Rika sambil memukul bantalnya dengan kesal.
Di ruang tamu keluarga Aldebaran sudah kembali kerumahnya. Santi pun khawatir karena anak nya belum keluar akhirnya Santi pun menuju ke kamar Rika tapi ditahan oleh Rusdy -papa Rika.
"Pa, Mama khawatir sama Rika. Mama mau ke kamarnya," Ucap Santi dan menuju kekamar Rika tapi ditahan oleh Rusdy.
"Ma, nanti aja biar dia tenangin dulu pikirannya. Nanti kita jelasin sama Rika kenapa kita jodohkan dia," Ucap Rusdy.
Santi pun setuju diapun langsung menuju kekamar bersama sang Suami untuk memikirkan perjodohan ini.
... …...
Di rumah Aldebaran, Veni merasa gak tega dengan Rika tapi mau gimana lagi mereka berempat sudah setuju dan mereka akan menepatinya.
Bahkan semua ini sudah di mulai dari kakek mereka berdua, kakek Rika dan Ardit setuju jika nantinya mereka Rusdy, Santi serta Ardi dan Veni memiliki anak yang berbeda jenis mereka akan menjodohkannya.
... …...
Hey.... assalamualaikum semua maaf ya kalau ada kata yang kurang jelas karena baru buat juga.
Di rumah, Santi sudah beberapa kali membujuk Rika untuk keluar dirinya takut Rika kenapa-napa.
tok...tok...tok..
"Rika ayo nak keluar, kamu belum makan dari tadi siang lho? Keluar ya kita bicara baik-baik. Mama mau bicara sesuatu sama kamu sayang" ucap Santi sambil membujuk anak semata wayangnya tersebut.
"RIKA NGGAK BAKAL KELUAR SEBELUM MAMA SAMA PAPA BATALIN PERJODOHAN NYA!" teriak Rika dari dalam.
"Sayang Mama mohon, keluar ya?" mohon Santi sekali lagi.
"Rika gak mau ma," jawab Rika dengan pelan.
Rusdy yang melihat istrinya sulit membujuk Rika pun menghampirinya, mengelus punggung sangat istri.
"Gimana Rika mau keluar?"
"Gak pa, mama takut maag Rika akan kambuh lagi," ucap Santi dengan khawatir.
"Ya udah sebentar, Papa yang bujuk Rika dulu," ucap Rusdy, Santi pun mengangguk setuju.
Rusdy pun membujuk dan memohon kepada rika untuk keluar tapi, hasilnya nihil rika tetap keras kepala nggak mau keluar kamar.
"Rik, ini papa nak keluar ya kamu belum makan lho? Keluar sayang kita bicara baik-baik. Papa mau jelasin ke kamu kenapa kita jodohin kamu sayang," mohon Rusdy.
"Gak mau, Rika bakal keluar kalau papa batalin perjodohan nya." jawab rika.
"Rik papa mohon," Mohon Rusdy.
"Setidaknya kamu keluar buat makan ya?" Lanjut Rusdy.
"Gak mau pa, mending papa pergi deh Rika mau sendiri, Rika gak mau ada yang ganggu. Rika pikirin dulu semuanya," ucap Rika dari sebrang.
Dengan berat hati Santi dan Rusdy pergi, dia sebenarnya tau perasaan anaknya tapi bagaimana lagi mereka juga sudah sepakat dan janji satu sama lain.
Dikamar Rika kembali menangis, dengan apa yang ortu mereka lakukan yaitu dengan perjodohan. Ayolah ini jaman apa? ini udah modern bukan jaman Siti Nurbaya.
"kenapa sih papa sama mama gak bilang dulu, kenapa mereka harus sepakat! Apa mereka gak sayang lagi sama gue? " tangisan pecah Rika.
Rika terus menangis dan tanpa sadar hari sudah malam, Rika tertidur dengan keadaan menangis.
...…...
Sampai akhirnya waktu subuh berkumandang memanggil seluruh umatnya untuk melaksanakan kewajiban mereka.
Dengan perlahan Rika membuka mata, kepalanya sangat pusing sekarang karena dirinya terus menangis semalaman. Dengan langkah gontai Rika menuju ke kamar mandi mengambil wudhu dan melaksanakan shalat dua rakaat.
Sambil menenangkan pikirannya, Rika mengambil Al-Qur'an dan membacanya.
Selesai sholat rika tidak keluar kamar dia berdiam diri dan menangkan pikirannya, walaupun para cacing yang dalam perut rika meminta jatah.
Rika pun mengambil makanan yang ada di lemari kecilnya yang berisi snack dan langsung memakannya didalam.
... …...
Di meja makan, Santi sangat khawatir dengan keadaan Rika. Dirinya jadi tak ***** makan untuk pagi ini.
"Pa rika kok gak keluar ya? Mama jadi khawatir," khawatir sinta.
"Sabar Ma mungkin aja dia lagi tidur biarin dia istirahat dulu ya?" tanya rusdy.
"Iya pa," ucap Santi.
Di kamar, Rika sudah memberitahukan kepada Amel untuk hari ini tak masuk ke kampus. Pikirannya masih kepada kejadian kemarin.
tok...tok..tok pintu kembali berbunyi.
"Rika keluar ya? Kita bicara baik-baik," Ucap Santi.
"Gak mau Ma!" Ucap Rika.
"Ya udah sekiranya kamu makan ya? Kamu belum makan dari kemarin siang! Mama gak mau kamu sakit nantinya," Ucap Santi kembali.
"Gue sakit juga kalian gak peduli" Batin Rika.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!