Langit malam di kota london tampak gelap, awan menutupi cahaya bulan menciptakan suasana mencekam yang hanya diperburuk dengan kilatan lampu jalanan yang tampak redup. ditengahdinginya angin yang menerpa, ahzel berjalan cepat ke trohtoar menggunakan jaket kulit hitam yang tampak usang rambut hitam panjangnya tampak berantakan dan ekspresi wajahnya yang tampak ceria seolah dunia ini tak bisa merusak mood nya
di sisi lain kota yang jauh dari keramaian maximilian wolf duduk di dalam mobil hitamnya
dengan kaca jendela yang gelap,matanya menatap kosong ke luar pria itu dengan rambut coklat gelap yang selalu rapi dan wajah dingin tak pernah berubah, dia dikenal dengan sikapnya yang kejam dan keberanian
untuk menjalani jalan yang gelap
tak ada yang berani menentangnya tak ada yang berani berbuat kesalahan
namun malam itu takdir menuntun mereka untuk bertemu
Ahzel yang tengah melintas jalan kecil
tanpa sengaja menabrak pintu mobil hitam
yang berhenti di tengan jalan. suara dentingan logam membuatnya melangkah mundur kemudian melihat ke arah mobil yang tampaknya hanya menunggu untuk beralih ke tempat lain. tanpa rasa takut, ia menendang mobil itu dengan rasa kesal
"eh ngapain si berhenti disini?
punya tempat lain nggak"
bentaknya suaranya yang keras dan kasar mengusik kesunyian malam.
pintu mobil terbuka perlahan maximilian keluar, wajahnyatampak mengancam dengan tubuh tegak dan postur tubuh yang tak terkalahkan, matanya yang tajam menatap ahzel, namun ia hanya menyeringai, tidak menunjukan rasa takut sedikitpun.
"berani sekali anda"ucap maximilian dengan suara yang dalam dan menggetarkan anda tau siapa saya?".
Ahzel tertawa kecil, seolah tak perduli" emang anda siapa yang harus saya kenal idol artis atau semacamnya tapi sayangnya saya gk tau, inijuga salah anda kenapa anda parkir sembarangan"jawabnya dengan santai sampir mengunyak permen karet di mulutnya.
Maximilian menatap gadis didepanya yang dengan santainya berdiri, dengan penuh keberanian ada sesuatu yang menarik dari gadis ini meski sikapnya yang bar bar dan tak ada celah menghormati siapapun.
"jadi kamu suka mencari masalah ya"tanya maximilian.
Ahzel mengangkat bahunya acuh tak acuh
" kadang masalah adalah cara terbaik mencari perhatian"jawabnya sembari melangkah maju melewati pria itu dengan angkuh.
Maximilian masih menatapnya matanya mulai menyeritkan ketertarikan yang aneh wanita ini berbeda keras kepala tak pernah mundur dan selalu siap melawan siapapun.
"attractive, you are mine darling" maximilian menyeringai wajah tampanya terlihat menyeramkan.
Maximilian menatap layar ponselnya matanya menyipit saat melihat profil ahzel.
"Lukas panggil maximilian dengan suara rendah. asistenya yang setia seorang pria dengan ekspresi datar, dengan sikao tenang mendekat"
"ya tuan" ucapnya menunduk sedikit
"aku ingin mau kumpulkan informasi tentang ahzel semua yang bisa kau temukan"
Lukas mengangguk tanpa berkata apapun lalu berbalik dan pergi, maximilian tahu, lukas adalah orang yang tepat untuk tugas ini_tenang efisien dan tidak pernah gagal
sementara itu maximilian kembali menatao profil ahzel, senyum tipis terukir di bibirnya
dengan langkah mantap maximilian memasuki ruang kerjanya di luar jendela hujan turun menambah aura misterius yang menyelimuti malam itu maximilian mulai duduk di kursinya memikirkan langkah selanjutnya tak ada yang tahu apa yang seda ia rencanakan
"oh Ahzel i will make you completely mine, wait for me darling".
hi guys ini novel aku yang pertama semoga suka ya dan thankyou buat yang udah baca jangan lupa ninggalin jejak di komentar ya.💋
Maximilian berdiri di balik bayang bayang kegelapan matanya mengamati ahzel yang sedang berjalan sendiri di trotoar yang sepi. hujanyang baru reda meninggalkan genangan air di jalanan menciptakan pantulan cahaya lampu kota yang temaram.
malam itu suasana seakan mendukung rencananya mengandung ketegangan yang ia nikmati.
Perasaan itu, dominan yang tak terelakan selalu ada didalam dirinya, ia tahu ahzel bukan wanita yang mudah ditaklukan, namun itu yang membuatnya semakin tertarik. wanita itu penuh dengan keberanian, dengan sikao yang keras kepala dan bar bar serta kebabalan yang membara semua itu membuatnya terasa tertantang.
Saat langkah ahzel semakin mendekat maximilian bergerak cepat, ia muncul di hadapannya wajahnya tetap datar dan dingin seolah tak menunjukan emosi apapun ahzel yang terkejut mundur sejanak ia menilai pria yang didepannya dengan waspada namun sebelum ia mengucapkan sepatah kata pun
maximilian sudah mengangkat tangannya mengarahkannya ke mulutnya dengan gesit
"kau lagi ck sebenarnya apa yang ingin pria tua sepertimu lakukan padaku hah" ucap ahzel dengan suara melengking
"orang yang akan mengubah hidupmu" jawab maximilian singkat suaranya begitu rendah tenang namun mengandung ancaman yang jelas
Ahzel tak tinggal dia ia mencoba melangkah mundur dan mencari sesuatu disakunya.
tetapi sebelum ia sempat melakukan perlawanan.
maximilian melangkah maju dengan gerakan
yang lebih cepat dari yang bisa bayangkan sekejap tanganya sudah memegang pergelangan tanganya menahanya dengan kekuatan luar biasa.
"wanita seperti kamu selalu berpikir bisa melawan tetapi kamu tak tahu seberapa besar perbedaan kita"ujar maximilian dengan nada yang tak memberi ruang untuk melawan.
Ahzel menatap tajam, berusaha meninju wajahnya dengan tangan yang bebas tapi maximilian menghindar dengan mudah terlihat jelas latihan fisiknya lebih unggul dari gadis berkepala batu ini. dalam sekejab ia berhasil mengalihkan situasi, menarik tubuh ahzel lebih dekat dengan dirinya dan menekan tubuhnya dengan sedikit kekuatanya yang membuat ahzel hampir kehilangan keseimbangan.
"kau pikir bisa melawanku?" tanya maximilian suara dinginya seperti es yang tajam "kau tak punya pilihan"
Ahzel meronta tapi tak ada yang bisa ia lakukan. paniknya mulai tumbuh tetapi ia tak akan menyerah begitu saja "lepaskan aku" teriaknya berusaha menggigit tangan maximilian yang masih menggenggam pergelanganya.
namun, maximilian hanya tersenyum sinis melihat ahzel yang berusaha melawan
meski dalam posisi yang tak menguntungkan.
dengan cepat, ia mengeluarkan jarun dari saku jasnya dan menekan ujungnya ke leher ahzel.
"jangan buat ini lebih sulit darling" kata maximilian dengan kata tak terduga
"kau akan tertidur sejenak dan ketika kau terbangun semuanya sudah terlambat."
ahzel menjerit tapi tubuhnya sudah kehilangan kekuatan, pandanganya kabur dan suara maximilian yang semakin jauh terdengar samar. dalam hitungan detik kesadaranya menghilang dan tubuhnya ambruk ke dalam pelukan pria yang telah menculiknya.
Maximilian memandang tubuhnya yang terkulai wajahnya tidak berubah ia tahu ahzel bukanlah gadis yang mudah dijinakan tetapi ia menyukai tantangan itu. takada yang bisa menghentikan keinginanya untuk mengendalikan setiap inci dari hidup ahzel dan malam ini ia baru saja mengambil langkah pertama menuju penguasaan itu.
"you're sweetheart. iamencium kening ahzel sebelum memasukannya ke mobil dan melaju menuju petenhousnya.
hi guys maaf kalo ada kata yang typo makasih yang udah baca jangan lupa komen sama bintangnya ya bai bai💋.
maximelian meletakan ahzel di kasur king rize dengan lembut dan penuh kehati-hatian
serta memanggil pelayan untuk membersihkan badan ahzel dan mengganti pakayannya, setelahpara pelayan selesai melakukan tugasnya. maximelian menyuruh Lukas melakukan sesuatu untuknya, dan ia duduk mengamati wajah ahzel yang terlihat damai dalam tidurnya.
****
Disisi lain Lukas yang mendapatkan tugas dari bosnya langsung mendatangi sebuat apartement dan memencet bel pintunya
saat itu gadis berambut pendek membukakan pintu apartemenya ia terkejut melihat orang asing didepanya"anda siapa ya?... apaanda salah alamat tuan".ucapnya sambil kembali merapatkan pintu apartemennya mencoba menghilangkan rasa takutnya.
"ada yang bisa saya bantu tuan"tanya ruka tapi lukas hanya diam sambil menatapnya dingin ia yang ketakutanpun langsung ingin menutup pintunya tetapi lukas langsung menahan pintu yang akan tertutup itu dengan kakinya. dengan wajah santai dan mengejek.
" ah fu*k you bastard, get out now" ruka mulai panik dan terus mencoba mendorong pintu apartemenya agar tertutup tapi sial tenaganya yang kecil tak sebanding dengan tenaga lukas yang jauh darinya, ruka berhasil membuka pintu itu.
Ruka yang melihat itu berlali cepat ke kamarnya lukas mengejarnya dengan santai sambil tanganya dimasukan ke saku"kau tak bisa lari gadis kecil" ujarnya sudut bibirnya sedikit melengkung ke atas ruka mengunci pintu kamarnya.
ia dengan susah payah menaiki lemari keyu disana, lukas yang melihat pintu itu dikunci tersenyum sinis dan mendobraknya dengan sekali dobrakan.
ia berkeliling kamar ruka ia tahu gadis itu bersembunyi dimana tapi ia berpura puara tak tahu dan berkeliling liling disana melihat kamar gadis itu.
Ruka yang melihat hal itu sedikit lega namun kelegaanya tak bertahan lama karna ada seekor cicak didekatnya dan ingin menempalinya"ah cicak cicak hu hu hiks hiks cicak help me"ucapnya histeris karna ia sangat geli dan takut pada cicak.
Lukas melihatnya"butuh bantuan hmm"ucapnya menyeringai
ruka mengangguk"iya tolong bantu aku turun" ucap ruka merentangkan kedua tanganya seperti anak kecil di mata lukas tanpa banyak basa basi lukas menyuruh ruka melompat dan
dia akan menangkapnya, rukaterlihat ragu ragu
:"ayolah gadi kecil percayalah padaku" ucap lukas rukapun melompat dari lemari ke arah lukas, lukas berhasil menangkap ruka yang terasa seperti kampas sangat ringan ruka masih bergelantung bak koala di pelukan lukas ia mendusel dusel hidungnya yang mancung di dada bidang lukas"thankyou sir"ucapnya tulus
dan mulai turun dari pelukan lukas ruka sedikit kesusahan karna pria ini yang sangat tinggi.
setelah itu ruka terkejut dengan moncong pistol yang mencium keningnya, ternyata saat ia berusaha turn dari gendongan lukas lukas menggu akan kesempatan itu untuk mengambil pistol dari jasnya
"Ikutlah dengan ku" ucap lukas dingin"gak mau untuk apa aku ngikutin kamu"ucap ruka menggeleng gelengkan kepalanya
"ikut atau mati" ucap lukas menyeramkan dengan nada ancaman"oke fine aku itut ck sebel" ucap ruka kesal tak main pada lukas"good girl"ucap lukas, lukasmenuntun ruka ke arah mobilnya, setelah ruka masuk di bngku belakang lukas mengeluarkan borgol dari sakunya dan membogrol tangan ruka"loh loh apa apaan ini hah"ucap ruka tak terima"kau harus ku bogrol agar tak lari"ucap lukas tak bersalah sedikitpun "dasar pria jahanam"
Apa yang sebenarnya terjadi kenapa lukas mengincar ruka. ...
hi guys maaf ya kalo ada kata yang typo dan makasih yang udah baca see you💋.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!