“15 menit, lakukan semuanya untuk membuatmu hamil dalam kurun waktu itu! Saya tidak menerima waktu lebih dari itu” Suara dingin dari seorang pria berhasil membuat wanita yang tengah berdiri gugup dengan pakaian renda tipis itu mematung.
Bau alkohol yang sangat keras menyeruak di indra penciumannya. Tidak pernah Layla sangka hidupnya akan berakhir seperti ini.
Menikahi siri dengan suami orang hanya untuk menyewakan rahimnya karena pasangan ini tidak bisa memiliki keturunan.
Tapi, apa katanya tadi? 15 menit untuk melakukan semuanya? Bagaimana bisa?
Melihat tak ada sahutan sama sekali dari wanita ini membuat pria itu menghela napas panjang dan hendak berbalik pergi, namun Layla, wanita itu menahan tangan pria itu.
“P-pak Saka…saya akan berusaha melakukannya dalam waktu 15 menit, asalkan Pak Saka bisa memberikan saya 300 juta setelah ini,” ujar Layla dengan suara yang bergetar, bahkan matanya tak berani menatap mata tajam nan dingin milik pria berkuasa yang ada di depannya ini.
Adisaka Tahta Hirawan, mendengar namanya saja sudah membuat Layla tertohok. Bagaimana tidak? Pria ini adalah salah satu pebisnis paling sukses yang diberkati dengan wajah tampan bak malaikat.
“Apa itu uang yang istri saya janjikan padamu?” Suara berat itu kembali terdengar bagai alunan musik di telinga Layla hingga dia tanpa sadar termenung sebentar menatap wajah tampan Saka di tengah temaram cahaya.
Melihat mata merah dari pria itu dan keadaannya yang cukup kacau ini Layla bisa menerka kalau istrinyalah yang sudah memaksanya melakukan ini semua, dia juga orang yang menawarkan Layla sejumlah uang itu.
Layla mengangguk lemah. Dia masih ingat bagaimana dia secara tiba tiba didatangi oleh seorang wanita cantik dengan gaya elegan ketika dia sedang berlutut di depan dokter untuk tidak menyetop pengobatan ibunya yang sakit di rumah sakit.
Kala itu, dia barusaja datang dari pengadilan untuk mengurus proses perceraiannya dan resmi menjadi janda. Seakan takdir tak berhenti disana untuk mempermainkannya, Layla mendapatkan kabar dari rumah sakit kalau pengobatan Ibunya tidak bisa dilanjutkan dikarenakan Laya sudah menunggak pembayarannya selama 1 bulan.
Kedatangan wanita itu yang tak lain adalah istri Pak Saka bagai secercah cahaya di tengah kegelapan, mendatangkan jalan di tengah tengah kebuntuannya.
Wanita itu menawarkan sejumlah uang yang sangat besar sehingga Layla dengan sigap segera mengatakan iya karena dia rela mengerjakan apapun bahkan tanpa istrirahat untuk menyelamatkan Ibunya.
Dan, sekarang disinilah Layla berada. Dia tak menyangka seumur hidupny dia akan mendapatkan uang dengan cara menyewakan rahimnya. Dan tak pernah dia bayangkan ada seorang istri yang bisa merelakan suaminya menikahi wanita lain dan berhubungan intim dengannya.
“Saya bisa berikan 3 kali lipatnya jika kamu bisa cepat. Ini hanya urusan bisnis bagi saya. Kamu perlu uang dan saya perlu pewaris,” ujar Saka terdengar sangat arogan. Walau dalam keadaan mabuk pria itu masih terdengar sangat tegas.
Layla lagi lagi hanya bisa tersenyum miris sembari mengangguk lemah karena orang kaya seperti Saka ini bisa mendapatkan uang hanya dengan menjenjikkan jarinya akan tetapi wanita miskin seperti Layla ini harus rela menjual tubuhnya untuk mendapatkan uang yang jumlahnya tidak seberapa bagi pria kaya raya ini.
Memikirkannya saja sudah membuat Layla sakit hati.
Tiba tiba, Layla merasakan panas disekujur tubuhnya, seakan akan dia ingin melepas seluruh pakaiannya dan mendambakan sentuhan. Wajahnya memerah dan tanpa sadar Layla terus membasahi bibirnya tanpa ia sadari, apalagi melihat postur gagah pria di depannya ini membuat Layla seakan tak bisa mengalihkan fokusnya.
Saka menyadari gerak gerik aneh itu dan langsung menyentuh pipi wanita itu hingga membuat Layla sontak terkejut. Sentuhan dingin dari tangan kekar pria itu bagaikan aliran listrik yang membuat seluruh tubuhnya siaga.
Dia menginginkan lebih.
Dengan gerakan secepat kilat, Layla mempertaruhkan semuanya dengan melumat kasar bibir pria itu sembari melingkarkan tangannya di lehernya.
Layla harus berjinjit karena tinggi Saka yang menjulang hingga membuatnya kesulitan untuk mempertahankan ciumannya.
Disisi lain, Saka yang merasakan gaya ciuman wanita asing yang disewa istrinya untuk memberikannya keturunan ini dibawah kemampuan normal hanya bisa terkekeh. Bagaimana bisa wanita ini tidak pandai berciuman sama sekali?
“Tunggu!” Dengan sisa kesadaran Saka, pria itu memegang kedua pundak wanita yang barusaja dia nikahi beberapa saat lalu itu. “Jangan bilang kamu masih perawan.”
Layla meremas gaun kurang bahan yang dia gunakan. Hal itu bukanlah kebanggan melainkan rasa sakit dari masa lalunya yang mengerikan dengan mantan suaminya.
“M-maaf…Pak…saya benar benar belum pernah melakukannya sebelumnya. J-jadi saya pikir 15 menit tidak akan cukup,” lirihnya. Layla benar benar terlihat frustasi.
Saka yang awalnya tak sudi untuk menyentuh wanita ini jika bukan karena desakan istrinya untuk segera memiliki anak dan mendapatkan warisan seutuhnya kini berubah menjadi liar.
Layla yang awalnya kaku, namun karena obat perangsang yang sudah diberikan di minumannya tadi berubah menjadi agresif. Dia mendorong tubuh Saka ketas tempat tidur dan memegang kendali disepanjang permainan membuat Saka hanya syok bukan main.
Selama ini, belum pernah dan tidak pernah Saka membiarkan istrinya yang memegang kendali. Selalu Saka yang memimpin permainan dan memuaskannya tapi tidak pernah sebaliknya dan pengalaman baru ini membuat Saka kembali merasakan gairah yang sudah lama tidak ia rasakan.
“Ahhh….” Suara desahan Layla yang sudah tergeletak lemah di sampingnya ini setelah menuntaskan semuanya membuat Saka yang harusnya langsung pergi seakan dirasuki sesuatu.
Perlahan dia mulai menyentuh wanita itu yang bahkan namanya saja tidak ia ketahui. Dan melakukan semua fantasi liarnya yang selama ini tertahan bersama Layla yang entah sudah berapa kali mengeluarkan desahannya.
Walau masih dalam pengaruh alkohol, Layla bisa merasakan kenikmatan tiada tara yang Saka berikan padanya. Pengalam ini tentunya sangat berbeda saat dia melakukan malam pertama bersama mantan suaminya dulu yang terkesan kasar dan tidak mau mendengarkan gaya nyaman Layla.
Namun, bersama Saka, semuanya terasa nikmat. Hingga, sudah tak terasa bukannya 15 menit, 2 jam pun sudah terlewat.
Saka langsung menjatuhkan tubuhnya disamping Layla ketika dia sudah selesai melakukannya. Sementara itu Layla yang sudah tak punya tenaga lagi hanya bisa memejamkan matanya setengah tertidur.
Pria berusia 27 tahun itu menatap wajah Layla dengan seksama. Dia bahkan tak sadar seberapa cantik wajah wanita ini, lalu matanya perlahan turun melihat lekuk tubuh indahnya yang barusaja dia nikmati.
Perlahan, tangannya tanpa sadar terulur untuk mengusap rambut Layla yang berantakan dan melihat deru napasnya yang perlahan menjadi tenang membuat rasa kantuk berhasil menyelimutinya hingga dia tak sadar tidur sambil memeluk Layla.
**
Pagi harinya, suara deringan telpon membuat pria yang tak mengenakan sehelai benangpun itu perlahan membuka matanya. Dia merasakan ada tubuh mungil yang meringkuk memeluknya dari bawah selimut dan tanpa segan Saka memeluknya kembali merasakan aroma tubuh istrinya.
Hingga, akhirnya kesadarannya sepenuhnya terkumpul ketika melihat wajah wanita yang tertidur dengan wajah polos di depannya ini bukanlah Meira istrinya melainkan wanita yang dia nikahi kemarin.
Saka merutuki dirinya sendiri. Bagaimana dia bisa kelepasan seperti ini?
Buru buru pria itu bangkit dan mengangkat telpon yang sialnya dari Meira, istrinya sendiri. “Sayang….bagaimana kemarin? Aku yakin kamu sudah di kantor pagi ini. Kita bicarakan nanti sepulang kamu kerja aku harap ini semua berhasil, demi masa depan kita sayang,” ujar Meira dari seberang sana membuat jantung saka berdebar kencang.
“I-iya sayang, tentu saja aku akan menghubungimu nanti aku ada rapat penting pagi ini,” ujar Saka dengan nada yang gugup. Walau dia sebenarnya sangat kecewa dengan pilihan istrinya ini tapi dia tetap saja tidak bisa membenci wanita yang dia cintai ini.
Meira menutup telponnya. Di mansion Keluarga Hirawan tempat Meira berada wanita itu terlihat kebingungan karena tidak biasanya suaminya itu berbicara gugup padanya. Meira berpikir dia pasti masih marah karena ia memaksanya tidur dengan wanita asing itu.
Namun, semua pemikirannya itu sirna ketika salah satu orang kepercayaan yang dia minta untuk mengawasi suaminya kemarin datang. “Bagaimana Saka hari ini? Apa dia terlihat kacau di kantor?”
“Maaf Nyonya, tetapi Pak Saka kemarin tidur bersama wanita itu dan bahkan hari ini tidak pergi ke kantor semua orang sedang mencarinya.”
Deg!
**
Hallo semuanya ini karya pertamaku. Terimakasih sudah mampir yaa
Di Mansion Keluarga Hirawan
Meira tengah memakai pakaian terseksi yang dia punya. Wanita itu memakai make up yang sangat tebal berharap gaya barunya ini bisa membuat Saka semakin terkesan padanya.
Dia sebenarnya berusaha tak memperdulikan laporan dari anak buahnya tentang suaminya itu tapi sekeras apapun dia berpikir Meira tak bisa mengabaikannya.
Itu hal yang sangat tidak biasa bahkan tak pernah terjadi.
Saka, suaminya itu punya insomnia akut yang bahkan sampai sekarang dokterpun masih memberikan terapi padanya saking sulitnya pria itu tertidur bahkan setelah melaukan hubungan beberapa rondepun dengannya Saka seakan tidak bisa tertidur.
Lalu, bagaimana bisa wanita asing yang cantiknya tidak seberapa dibandingkan dirinya ini bisa membuat Saka tertidur hingga dia terlambat pergi ke kantor?
Lupakan tentang fakta bahwa Saka bahkan rela melewatkan pertemuan dengan keluarga besarnya hanya demi pergi ke kantor sekarang apa yang terjadi? Bagaimana bisa wanita itu melakukannya?
Tidak, dia tidak bisa membiarkan semua ini. Anak buahnya sudah mengirimkan rekaman full dari kegiatan mereka semalam dan Meira hanya bisa meremas pakaiannya saat melihat durasinya hampir 15 jam dan dia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Saka tertidur nyenyak sambil merengkuh tubuh wanita sialan itu.
Apa yang sebenarnya terjadi? Dialah yang memaksa saka mati matian selama ini dan membujuk wanita itu dengan sejumlah uang yang besar lalu bagaimana bisa mereka berdua terlihat sangat menikmatinya?
Apa wanita itu selingkuhan Saka?
“Sayang…” Suara berat milik suaminya membuat lamunan Meira buyar. Dia langsung mengambil tas kerja suaminya dan melemparnya asal keatas sofa lalu melingkarkan lengannya di leher pria itu.
Saka tak menolak, dia dengan otomatis merengkuk pinggang Meira seperti yang biasa dia lakukan namun pandangan Meira seketika tertuju ke arah cupang yang ada di sekujur leher Saka.
Meira seketika mematung. Dialah yang memaksa Saka melakukan itu karena dirinya tidak bisa memberikan keturunan lalu kenapa dia merasa sangat marah melihat bekas percintaan itu?
“Mau melanjutkannya di dalam saja?” bisik Saka dengan suara seraknya. Sebenarnya pria itu hanya perlu menghilangkan memorinya tentang wanita itu dari pikirannya. Wanita yang bahkan ia tak tau namanya tapi bertengger di kepalanya sepanjang hari hingga membuatnya tidak fokus dan buyar.
Sudah beberapa kali Saka berusaha memberitahu dirinya sendiri kalau mungkin itu hanya karena dia lelah sehingga dia bisa tertidur tanpa sadar, tidak ada hubungannya dengan wanita itu. Saka harus segera pergi menemui dokternya setelah ini mungkin insomnianya sudah sembuh dan kali ini dia bisa tidur bersama istrinya, satu satunya wanita yang harusnya ada di pikirannya.
“Bagaimana… kemarin? Apa kamu berhasil melakukannya? Kita bisa segera bisa punya anak dan kamu bisa segera menjadi ahli waris perusahaan Hirawan bukan?” tanya Meira dengan degup jantung yang sangat kencang.
Pertanyaan itu benar benar membuat Saka gelagatan. Dia sebenarnya ingin menyembunyikan semuanya termasuk fakta bahwa dia bisa tidur karena dia tak ingin menyakiti perasaan Meira seberapa marahpun dia awalnya. Akan tetapi Meira yang lebih dulu memancing pertanyaan itu.
“Apa bisa hamil hanya dengan melakukannya sekali?”
Deg!
Pertanyaan Saka yang memang benar benar tidak tahu itu sukses membuat kemarahan Meira meledak. “Apa?! Jadi kamu ingin melakukannya lagi dengan wanita itu? Apa kamu sedang mengejekku karena aku mandul Mas Saka?!” bentak Meira dengan suara yang sangat keras.
Saka sontak menyadari kesalahannya, dia berusaha meraih tangan istrinya itu. “Sayang…hey. Bukan itu maksudku, tapi aku tidak yakin apa aku melakukannya dengan benar kemarin itu sangat singkat dan aku langsung pergi ke kantor untuk lembur setelahnya,” bohong Saka.
Meira mengepalkan tangannya kuat kuat. Wanita ini pasti bukan wanita biasa, bagaimana bisa dia membuat suaminya berubah sedemikian rupa seperti ini?
“J-jadi maksudmu kamu langsung pergi dengan cepat?” tanya Meira sekali lagi dia berpikir kemungkinan dia salah dengar karena dia sudah mengenal pria ini selama lebih dari 3 tahun dan selama itu dia mengenal sosok Saka sebagai pria yang jujur.
Saka terlihat sangat kentara tidak nyaman dengan pembahasan kali ini. Dia langsung merengkuh tubuh Meira dan mendudukkannya di diatas meja berniat untuk memulai permainannya disana namun Meira mendorongnya, seakan tahu ada sesuatu yang Saka sembunyikan.
“Jawab aku, Mas Saka, aku istrimu aku perlu tahu semuanya tentang kejadian kemarin!” desak Meira.
“Aku benar benar tidak ingat saking singkatnya kejadian itu, dan kamu tahu pekerjaanku sangat banyak. Sejak awal aku terpaksa melakukannya hanya demi dirimu,” jawab Saka seakan kembali menoreh luka di hati Meira.
Jadi kamu memilih berbohong, Mas Saka?
Tidak! Dia tak akan membiarkan ini semua terjadi.
**
Hari ini terhitung sudah 1 minggu sejak Layla tinggal disebuah rumah bergaya elit yang ada dikawasan perumahan konglomerat.
Sesuai syarat, Layla harus tinggal di sini dan memastikan semuanya jika dia dinyatakan hamil akan ada dokter yang memperhatikan pola hidupnya dan gizi dari makanannya.
Sementara itu, semua rasa bimbangnya sirna ketika melihat Ibunya sudah mulai mendapatkan kemoterapi dari penyakit kankernya sehingga hal itu setidaknya membuat rasa bersalahnya mereda.
Saat ini wanita itu sedang terduduk dengan posisi tak nyaman di kamar mandi rumah itu. Sejak beberapa hari yang lalu dia merasakan meriang dan tak enak dan dia berinisiatif untuk mengetesnya dengan testpack.
Peluh menetes di pelipisnya walau disana sudah ada AC karena hal ini membuatnya sangat amat gugup. Dokter sudah memastikan kalau mereka melakukannya disaat Layla sedang dalam masa suburnya sehingga peluang untuk bisa hamil jauh lebih tinggi.
Setelah mengeceknya Layla tak langsung beranai untuk melihat hasilnya, akan tetapi wanita itu menggenggamnya erat masih belum siap.
Dia sudah menjadi janda selama 1 bulan dan sebelum menikah dulu dengan mantan suaminya Layla sangat ingin menjadi seorang Ibu akan tetapi takdir berkata lain, kini dia kemungkinan memang akan hamil tetapi bukan hamil dari pria yang dia nikahi tetapi hanya sebagai ibu pengganti saja.
Rasa sakit dan rasa bersalah kembali menyelimutinya. Sejujurnya Layla sudah maju mundur beberapa kali karena seberapa keraspun Istri Pak Saka sebelumnya membujuknya Layla tak langsung menyetujuinya dia hanya setuju karena saat itu benar benar terdesak dan menyangkut nyawa satu satunya keluarga yang Layla punya.
Bagaimana bisa dia membiarkan Ibunya kesakitan seperti itu hanya karena ketidakbecusannya untuk mencari uang?
Ting!
Layla terkesiap ketika suara bel rumahnya berbunyi, dia kembali mengganggam testpack itu dengan erat sebelum dia berjalan keluar untuk mengecek siapa yang datang. Dan, betapa terkejutnya Lyla ketika dia membuka pintu betapa terkejutnya ketika dia melihat, Tama mantan suaminya berdiri di depan rumah itu dengan raut wajah memerah menahan marah.
“Dasar wanita murahan! Jadi benar kata temanku yang bekerja di club kamu menjual dirimu pada pria hidung belang? Sekarang aku tak menyesal menceraikan wanita tak berguna sepertimu!” cerca Tama membuat Layla mematung.
Bagaimana bisa pria ini ada di sini?
“Pastikan mantan suaminya itu masih ada di sana saat aku dan Saka ke sana, ingat!” Meira berjalan dengan langkah cepat menuju ke ruangan kerja suaminya.
Hari ini hari minggu yang berarti seharusnya Saka menghabiskan waktu bersama Meira akan tetapi pria itu sangat sibuk bekerja hingga hari minggupun dia masih berkutat dengan berkas diruangan kerjanya.
“Sayang…aku ingin berbi—
“Shttt! Tunggu ini panggilan penting,” potong Saka sebelum Meira sempat menyelesaikan ucapannya. Lagi, dia harus mengalah dengan rapat penting yang tak ada habisnya itu.
Meira menghembuskan napas kasar. Hingga akhirnya 15 menit setelah menunggu Saka akhirnya selesai dengan rapat sialannya itu. Pria itu berdiri dengan wajah yang terlihat sangat lelah karena anehnya malam kemarin dia tetap tidak bisa tidur, hal itu membuatnya sangat frustasi.
“Ada apa sayang, pagi-pagi seperti ini?” tanya Saka dengan nada lembut.
Meira memberenggut kesal. “Aku mau ngomong penting sama kamu, Mas. Aku gamau punya anak, cukup kamu terusin bisnis ini aja aku tidak peduli kamu tidak menjadi pewaris perusahaan kakek yang pasti aku sudah tidak bisa mengontrol wanita ini, ternyata aku sudah tertipu, kita tertipu,” ujar Meira membuat wajah Saka syok bukan main.
“Tertipu? Apa maksudmu?” tanya Saka, wajahnya sangat serius.
Meira menunjukkan foto foto Layla dengan mantan suaminya saat mereka menikah. “Ini, Mas. Wanita itu mengatakan kalau dia belum menikah, karena itulah aku meminta bantuannya karena dia memang memerlukan uang mendesak tetapi ternyata dia sudah punya suami dan mereka pasti bersekongkol untuk memoroti uang kita,” jelas Meira dengan seringaian jahatnya.
Saka yang terkejut langsung melihat foto itu dengan seksama dan benar saja di foto itu ada wanita itu yang masih Saka ingat dengan jelas wajah polosnya saat baru bangun tidur. Sial! ada yang berani mempermainkannya seperti ini?
Wajah Saka seketika langsung memerah. “Mas ayo kita pergi sekarang sebelum terlambat!” ajak Meira sambil menarik tangan suaminya secara tiba tiba.
“Tunggu, kemana?”
“Kita harus ke rumah Layla, dia pasti disana bersama suaminya itu aku ingin kamu mengusirnya darisana sekarang juga dan ingat jangan berikan uangnya sepeserpun!” cerca Meira dengan.
**
Sementara itu, Layla yang masih sangat syok melihat kehadiran Tama di sini hanya bisa menelan ludahnya susah payah. Tidak, dia tidak punya kesalahn apapun pada pria ini karena perceraiannya adalah karena Tama yang ingin memadunya hanya karena Layla menghabiskan waktu penuh di rumah sakit untuk merawat ibunya.
Bukannya membantu Layla untuk meringankan bebannya sebagai seorang suami, tetapi Tama malah berselingkuh dan beralasan demikian. Dan parahnya lagi ibu mertuanya mendukung saja karena selingkuhan Tama punya pekerjaan dengan gaji tetap tidak menyusahkan seperti Layla.
Jika mengingat itu rasanya hatinya sangat sakit.
Tetapi, kali ini dia benar benar bisa kena masalah besar jika istri Pak Saka tahu kalau Layla berhubungan dengan mantan suaminya lagi karena jelas di kontrak tersebut Layla dilarang keras melakukan hubungan denga pria lain karena dia dibayar secara ekslusif hanya untuk mengandung benih Pak Saka.
“Apa kamu mau beralasan pakai apa lagi? Kamu bilang kemarin apa? Mau jagain Ibu kamu yang sakit terus tidak mau aku madu, tapi ak ak apa? Bilang saja kamu sudah punya simpanan sejak dulu, dasar wanita murahan!” Tama benar benar terlihat sangat emosi.
Layla jelas tak terima difitnah seperti itu karena sejak awal dia tahu seberapa busuk sifat mantan suaminya ini. “Selama ini aku diam, Mas. Saat Ibu menghinaku karena aku tidak bisa menghasilkan banyak uang seperti menantu idamannya, aku diam, Mas. Tapi aku tidak terima saat ibu kamu berharap lebih baik Ibuku mati saja agar tidak menyusahkanmu. Dan kamu? Kamu bahkan tidak membelaku, kamu malah nikah sama wanita itu!”
Tanpa ia sadari air matanya mengalir dengan deras. Layla benar benar sudah meluapkan semua beban yang dia simpan di hatinya selama bertahun tahun itu.
“Halah! Bilang saja kamu itu mata duitan susah sekali, pakai alasan sakit hati segala. Dengar ya Layla, kamu tidak akan bisa bahagia dengan melakukan ini!” cerca Tama lagi.
Namun, tepat sebelum Layla sempat membalas dan hendak mengusir pria itu pergi, dia melihat sosok pria yang beberapa hari ini menghuni kepalanya.
Saka, pria itu berdiri dengan wajah yang terlihat sangat marah. Rahangnya mengeras dan tangannya terkepal. Seketika wajah Layla berubah panik.
“Mas, usir saja wanita ini sekarang. Lihat dia sudah punya suami, aku dibohongi!” Layla melotot saat mendengar ucapan Nyonya Hirawan itu, yang tak lain adalah Meira orang yang menyeretnya kedalam keadaan ini.
“Bu…Meira..apa maksudmu? Aku—
“Pergi!” Suara berat itu berdegung di telinganya. Dia mematung saat melihat tatapan penuh kekecewaan milik Saka. Hatinya rasanya mencelos saking sakitnya.
Apa ini? Apa dia sedang dijebak? Dan bagaimana bisa Tama mantan suaminya mengetahui rumah ini?
“Seret dua orang ini keluar!” titah Saka pada anak buahnya yang kemudian menyeret Layla dan Tama keluar dari perumahan itu.
Entah kenapa Layla tidak bisa berkutik dan mengatakan apapun lagi ketika Saka sudah memberikan perintahnya. Seakan akan semuanya sudah terlambat.
“Hahah…sudah aku bilang bukan? Wanita murahan seperti kamu ini tidak akan bertahan lama, berani beraninya kamu berpikir bisa menggoda Tuan besar dari keluarga Hirawan. Mulai sekarang jangan bertemu lagi!” Tama pergi setelah mengucapkannya.
Layla tak memiliki tenaga untuk membalas lagi. Dia sangat terguncang karena kejadian sebelumnya.
Namun, sebisa mungkin dia memenangkan dirinya. Untuk apa dia sedih? Uangnya sudah dikirimkan ke rekeningnya tepat setelah Saka bermalam dengannya waktu itu. Bukan hanya 300 juta tapi pria itu sudah memberikannya 500 juta dan itu lebih dari cukup untuk membiayai pengobatan Ibunya.
“Iya…anggap saja ini sudah berakhir, aku..aku bisa mendapatkan uang tanpa harus menagandung anaknya, tidak mungkin kan Pak Saka meminta uang ini kembali?” lirih Layla pada dirinya sendiri.
Tepat sebelum dia melangkah menjaun dengan langkah guntai, dia teringat benda pipih yang dia genggang sejak tadi.
Testpacknya!
Dengan tangan bergetar wanita itu melihatnya, dan seluruh tubuhnya langsung jatuh ke tanah ketika dia melihat tandanya, dua garis biru!
Dia mengandung anak Saka Tahta Hirawan.
7 tahun kemudian
“Ibu…semua perlengkapan Farrel sudah ada di sana sebentar lagi dia akan bangun. Aku minta tolong ya, Bu karena ini hari pertamaku kerja jadi aku tidak boleh terlambat,” ucap Layla pada Ibunya yang terlihat sudah jauh lebih sehat pasca operasi.
Ibunya membuka bisnis kue kecil kecilan di area perumahan kelas menengah itu dan hari ini akhirnya setelah beberapa tahun fokus merawat Farrel, dia bisa memulai hidup kembali dan diterima di sebuah perusahaan besar di pusat kota.
“Iya sayang, jangan khawatir Ibu yang akan menjaga Farrel kamu fokus saja pada tempat kerja barumu, semangat ya, nak,” ucap Indah pada putrinya itu.
Layla pergi dengan menaiki kereta menuju ke perusahaan yang barusaja menerimanya menjadi pegawai karena katanya mereka perlu orang yang bisa bekerja cepat untuk menggantikan salah satu pegawai yang barusaja keluar.
Walaupun ini baru masa percobaan selama 3 bulan tetapi Layla optimis dia bisa menjadi pegawai tetap. Wanita cantik dengan kemeja putih berpita dan rok hitam pensil itu berjalan dengan senyuman manisnya menuju ke ke area gedung perusahaannya yang menjulang tinggi itu.
Wanita dengan rambut panjang bergelombang itu tersenyum kecil sembari melihat seberapa tinggi gedung perusahaannya ini. Siapa sangka, selama 7 tahun ini dia bisa bangkit dan akhirnya sampai di posisi ini.
Ibunya sudah perlahan sembuh, dan Farrel putra satu satunya yang menjadi alasannya bertahan. Layla tidak bisa meminta lebih baik dari ini lagi. Sekarang fokusnya adalah bekerja keras demi masa depan Farrel. Layla ingin menyekolahkannya di tempat yang bagus karena bahkan sejak dini anak itu sudah menunjukkan kecerdasannya yang diatas rata rata.
Apa itu karena mirip seperti ayah kandungnya?
Entahlah, melihat betapa cepat dia tumbuh membuat Layla cukup khawatir. Pasalnya, Farrel semakin menunjukkan kemiripannya dengan pria itu, ayah kandungnya.
“Ahh….sudah. Jangan memikirkan itu lagi. Semuanya sudah berakhir dan ini adalah awal yang bagus,” ujar Layla menyemangati dirinya sendiri.
Tepat saat dia melangkahkan kakinya untuk menyebrang jalan dan menuju ke pintu masuk perusahaannya, tiba tiba ada mobil yang melaju begitu saja dengan sangat cepat.
BRAK!!
Layla menjatuhkan semua isi tasnya diatas jalan. Semua orang berteriak saat melihatnya. Layla sudah terjatuh tepat sebelum mobil itu akhirnya berhenti dengan rem mendadak.
“Nona….kamu tidak papa?” Pikiran Layla semakin buyar saat dia mendengar suara itu. Kenapa suara itu mirip seperti….
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!