NovelToon NovelToon

Bad Boy Bucin

Prolog!!

..."Saat libur maunya masuk sekolah, eh giliran udah masuk sekolah bawaannya pengen libur aja.. awkwk"...

...-Azka Aldric -...

...--------------------------------...

Seorang cowok bertubuh tinggi, hidung mancung, bibir tipis, berkulit putih bersih sedang berjalan melewati lorong sekolah dengan gaya coolnya.

Banyak pasang mata yang menatapnya dengan tatapan kagum, paras yang membuat siapa saja ingin memilikinya.

Banyak siswi yang selalu mencari perhatiannya, banyak cara yang mereka lakukan. Ada yang pura - pura jatuh di depannya, menabrakan badannya, bahkan ada yang pura - pura pingsan, lebih paranya lagi ada juga yang terang - terangan menggodanya.

Walaupun dia memiliki banyak fans tapi dia bukanlah orang yang mudah di dekati bahkan bisa di bilang sangat sulit untuk mendekatinya apalagi seorang cewek, dia akan bersikap dingin dan acuh tak acuh pada cewek - cewek yang mendekatinya. Karena dia berfikir semua cewek sama saja, mengejarnya karena paras dan popularitas saja.

"Ka buruan, jalannya jangan kaya orang fashionshow kenapa ah!" geram salah satu sahabatnya.

"Iya Ka,... jangan tebar pesona kenapa, kasian kita - kita ini jadi kagak kelihatan kan kalo di sebelah lo!" omel sahabatnya yang lain.

"Iyaa santuy aja belum bel juga." mempercepat langkahnya menuju kedua sahabatnya itu yang sudah berdiri beberapa langkah didepannya.

Iya itu mereka, tiga cowok keren kece namum memiliki julukan sebagai biang rusuh. Zaman sekarang biasa di katakan sebagai bad boy, yang suka mencari gara - gara dan terkadang tidak taat aturan sekolah. Siapa lagi kalo bukan Azka Aldric dan kedua sahabatnya Devan Narendra, Attaya Putra.

Sekarang, mereka sedang menyusuri koridor sekolah untuk menuju ke kelasnya.

Sebenarnya mereka malas untuk masuk kelas, tapi mau bagaimana lagi masa iya baru masuk sekolah setelah libur kenaikan kelas sudah dapat hukuman kan gak seru, bisa di gantung sama ortu mereka masing - masing.

"Itu beneran Azka ya kan, makin ganteng aja deh."

"Ya allah, baru juga setengah bulan gak ketemu makin kece aja sih."

"Devan juga tambah imut deh."

"Noh, Attaya juga gak kalah ganteng kok."

"Tapi tetep Azka gebetan gue yang paling paling dan paling keren diantara mereka bertiga." kata Siska yang selalu menganggap Azka sebagai pacarnya, padahal itu hanya halu nya Siska. Terlalu menginginkan seseorang itu juga tidak bagus.

Mereka bertiga tidak menghiraukan ocehan para siswi yang caper itu.

Sesampainya di kelas mereka langsung memilih tempat duduk paling belakang dan pojok, kebiasaan anak yang suka duduk di belakang.

Azka memilih tempat duduk sendiri di bangku belakang, sedangkan di depannya ada Devan dan Attaya. Banyak siswa yang ingin duduk di sebelahnya tapi sayang semuanya di tolak oleh Azka.

Saat mereka bertiga asyik bercanda datanglah perusuh siapa lagi kalo bukan Siska Kumalasari dan kedua antek - anteknya.

"Pagi Azkaaa." sapanya dengan nada centil dan manja.

Namun Azka hanya melirik sekilas dengan jengah dan tidak ada niatan untuk menyahutinya.

Itu bukan jadi masalah buat Siska, dia tetap saja dengan muka temboknya mendekati Azka.

"Azka, gue kangen banget tau gak? Udah lama gak ketemu selama liburan." cerocos Siska tanpa jeda sekalipun membuat Azka kesal.

"Lo makin ganteng aja, Ka." sambil duduk di kursi kosong sebelah Azka dan terus memandang wajah Azka dengan lekat.

Melihat Azka yang hanya diam saja membuat Siska di tertawakan satu kelas IPS 1. Mereka semua merasa jika Siska itu terlalu mengejar - ngejar Azka walaupun sudah di tolak berkali - kali.

"Diaaammm!" teriakan itu terdengar sangat kesal, sambil memandang satu persatu orang yang ada di dalam kelas tersebut.

Malu, itu yang sebenarnya Siska rasakan, tapi mana mungkin memasang tampang malunya di deban gebetan. Sebenarnya Siska bukan siswi kelas tersebut, Siska Kumalasari dan kedua temannya Syla Aprilia, Rima Kamelia adalah siswi kelas XI IPS 4. Tapi setiap hari pasti mereka menyempatkan diri untuk mendatangi kelas IPS 1 untuk bertemu Azka.

"Pergi sana ngapain sih di sini ganggu orang aja!" bentak Azka, pasalnya dia sudah mulai risih dengan kelakuan Siska saat ini.

"Gue kan kangen sama lo Ka, masa diusir sih! Emangnya lo gak kangen sama gue apa?" dengan wajah yang dibuat sok imut tapi jadinya malah bikin kesal.

"Gue kangen ama lo? Halu yaa?" ucap Azka sambil tertawa dan diikuti teman - temannya.

"Azka kok jahat banget sih." wajah Siska mulai memerah menahan amarahnya dan juga malu.

"Huuusss sana! Kalian pada ngapain sih di kelas orang!" bentak Devan pada ketiga gadis itu.

"Paan sih emang kita kucing apa diusir kaya gitu?" bentak Syla yang tak mau kalah.

"Emang kan kucing, kucing garong haha." kata Attaya sambil ketawa memegangi perutnya.

"Gak lucu!" entahlah ketiga gadis itu kompak sekali.

Bel tanda masuk pun berbunyi, mau tidak mau Siska dan kedua temannya kembali ke kelasnya sendiri meninggalkan gebetan yang sangat susah di luluhkan hatinya.

Kini semua siswa mulai tenang kembali, Guru mata pelajaran pertama sudah masuk ke dalam kelas tersebut.

Mulai memberikan pelajaran Bahasa Indonesia, walaupun masih pada malas - malasan belajar karena habis libur panjang.

Mereka masih tetap mengikuti pelajaran, walapun ada yang tidur, kepala di senderkan tembok, bahkan ada yang makan maklum saja belum sempat sarapan.

Bahkan ada yang pagi - pagi sudah halu, pikirannya entah kemana.

Sama hal nya dengan yang lainnya, Devan dan Atta lebih parah lagi. Karena mabar bareng saat pelajaran, untungnya tempat duduk mereka di belakang jadi tidak ketahuan. Sedangkan Azka? Dia tidur dengan nyamannya di bangku pojok belakang, masih mengantuk dan juga materi yang di sampaikan guru seperti menceritakan sebuah dongen sebelum tidur untuknya.

Tapi tiba - tiba saja ada spidol yang terbang dengan sangat cepat dan mengenai jidat Atta, dia meringis kesakitan.

"Siapa yang berani gangguin gue!" bentaknya.

Seisi kelas menjadi hening mendengar suara itu, karena apa? Karena yang melempar spidol itu adalah guru mereka sendiri yang geram dengan tingkah kedua bocah itu, tidak pernah berubah dari kelas satu hingga sekarang.

"Sayaa!" teriak Bu Arum selaku guru Bahasa Indonesia.

Atta menoleh ke arah suara tersebut dan wajahnya berubah menjadi tertawa canggung.

"He-he Bu Arum apa kabar buu?" tanya Atta sambil memasukkan ponselnya ke dalam laci meja.

"Kabar buruk." jawab Bu Arum sambil menjewer telinga Attaya.

"Rasaain... udah dibilangin jangan berisik gak percaya sih, makan tuh jeweran haha." bisik Devan pelan agar Bu Arum tidak mendengarnya.

"Ampun buu... gak berisik lagi dehh janjii." kata Atta sambil memegangi telinganya yang perih.

"Terus aja bu... biar kapok haha." saran Azka yang terbangun dari tidurnya karena suara teriakan Attaya.

"Yee loh mah gak ada setia - setianya sama temen." kata Attaya dengan wajah sedih.

"Lanjut bu, kita padamu haha." Devan menyemangati bu Arum.

"Dasar lo pada, temen gak ada akhlak!" kesal Attaya.

"Sudah belum debatnya?" tanya bu Arum memandangi mereka bertiga satu persatu.

"Untung ini hari pertama, kalo ada lain kali kalian saya hukum!" peringatan Bu Arum yang begitu tegas untuk mereka semua.

Setelah kejadian itu Atta dan teman - teman yang lain menjadi tenang, dan memperahtikan Bu Arum dengan serius. Bukan takut di hukum hanya saja sedang malas di hukum.

......................

...Terimakassiihhh sudah mampir di ceritaku, jangan bosen yaa ^.~...

Rusuh

Bel istirahat telah berbunyi, semua siswa siswi telah berhamburan keluar kelas menuju kantin sekolah. Untuk mengisi perut mereka yang kosong atau hanya sekedar duduk-duduk santai di pinggiran tamam sekolah.

Tak terkecuali tiga cowok itu, mereka dengan santainya berjalan bak model papan atas sedang menuju ke kantin sekolah.

"Ka, Van pesen apa gue yang pesenin?" tanya Attaya.

"Lo yang traktir, yaa?" canda Devan.

"Nyarinya yang gratisan mulu dah," gerutu Attaya.

"Bodo! Hahaha." kata Azka dan Devan hampir bersamaan.

Setelah itu Attaya memesan makanan mereka dan kembali ke tempat duduk bersama yang lain. Saat sedang asyik mengobrol datanglah makhluk tak diundang, siapa lagi kalo bukan Siska.

Dan tanpa malunya ia langsung duduk di sebelah Azka, hal itu membuat Azka marah karena tidak menyukainya.

"Ngapain?" sinis Azka.

"Mau makan sama lo lah, Ka." dengan wajah genitnya.

"Pindah!!" bentaknya keras, membuat semua orang yang berada di kantin memperhatikan mereka.

"Gak mau Azka, gue mau makan bareng lo." kekeh Siska yang masih setia disebelah Azka.

"Lo yang pergi, apa gue yang pergi!" bentak Azka lagi.

Dari pada semakin malu kedua teman Siska menarik tangannya, mengajak Siska untuk pindah tempat duduk.

Malu jika diliat siswa satu sekolah yang sedang berada di kantin, Azka yang sedang mengusir Siska karena selalu mengganggunya.

"Udahlah Sis, pindah aja. Dari pada Azka ngamuk loh." gandeng Syla pada lengan Siska.

"Iyaa Sis, malu ah di liatin banyak orang tuh." ucap Rima sambil menjulurkan telunjuknya mengarah pada mereka yang melihat tontonan itu.

"Lain kali pasti ada kesempatan lagi." bujuk Syla.

Akhirnya mau tidak mau Siska bersama kedua dayangnya pergi dari tempat itu,mereka pindah ke meja yang tak jauh dari Azka cs.

"Nah kan gitu dari tadi jadi gak usah sampai diusir." sindir Devan sambil meminum es jeruknya.

Tibalah makanan yang mereka pesan, dengan lahap mereka memakannya. Tanpa tersisa sedikitpun makanan di atas piring itu, setelah itu mereka memutuskan kembali ke kelas.

"Ka, lo kenapa sih gak mau nerima Siska? Secara gitu dia kan cantik." tanya Attaya yang penasaran.

"Iya Ka... dia kan udah ngejar lo dari kelas satu, gak kasian apa, Ka? " imbuh Devan.

"Gue gak suka sama cewek yang kaya gitu, ya kali cewek yang ngejar-ngejar cowok sampai segitunya. Gak punya malu apa? Trus dia itu manja banget, genit pula. Ogah gue sama yang begituan," jawab Azka sekenanya.

"Ooohh iya juga sih, bakal ribet kalo lo sama dia." Devan mengiyakan ucapan Azka tersebut.

"Lagian juga bukan tipe lo kan si Siska?" tanya Attaya, Azka hanya menggeleng saja.

"Terus lo suka cewek yang kek gimana Ka?" tanya Devan yang juga penasaran, pasalnya belum ada cewek yang mampu melelehkan hati Azka.

"Yang mandiri, berani, lucu, gak lemah, asyik anaknya," jawab Azka cepat.

"Ohhhh." hanya mendapat kata itu dari kedua temannya.

"Cih! Kenapa jadi paduan suara sihh?" tanya Azka.

Namun hanya mendapatkan tawa dari kedua sahabatnya itu. Setelah itu pelajaran selanjutnya dimulai lagi, kali ini pelajaran matematika. Matematika adalah pelajaran yang menggunakan ilmu pasti, jadi kalian harus paham dengan rumus-rumus terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal-soal yang sangat rumit.

.............

Di rumah Azkia

Tanpa mengetuk pintu seorang wanita paruh baya masuk begitu saja kedalam kamar putrinya, yang sedang sibuk menata semua barang-barangnya.

"Kia, semuanya sudah mama urusin untuk keperluan pindah sekolah kamu, jadi besok kamu tinggal berangkat saja," kata wanita paruh baya yang tidak lain adalah mama Lala.

"Iyaaa mama sayang makasih ya," ucapnya sambil memeluk mama Lala.

"Gak masalah kan kita pindah rumah." ada raut cemas di wajah mana Lala.

"Gak masalah kok ma, Kia kan anaknya cepat beradaptasi hehe." tawanya sambi memamerkan gigi kelincinya, sebenarnya Kia berat untuk pindah pasalnya ada kenangan tentang sesorang di tempat lamanya namun harus ia lupakan.

"Semoga kamu suka di tempat baru mu nak." ucap mama Lalasambil mengelus kepala Kia.

"Kia suka kok mah disini, lebih nyaman dan lokasinya trategis jadi kalo mau kemama-mana deket hehe." seru gadis itu agar mamanya tidak khawatir.

"Yaudah Kia lanjutin beres - beres dulu ya mah, biar cepet selesai ini." lanjut Kia lagi sambil melangkah kan kaki meninggalkan mamanya yang duduk di sofa kamar.

Mamanya hanya mengangguk sambil tersenyum memandangi punggung putri kecilnya itu, yang sudah menginjak masa remaja.

Gadis manis itu adalah Azkia Agatha seorang gadis manis, periang juga mandiri. Dia adalah anak kedua dari Bima Agatha dan Lala Aghata. Azkia sering dipanggil dengan nama Kia saja saat dirumah dan bersama teman-teman terdekatnya.

Mereka sedang sibuk menata ulang barang-barang karena pindah dari rumah lama. Karena ada sesuatu yang mengharuskan mereka pindah, termasuk Azkia juga harus pindah sekolah mengikuti orang tuanya.

Setelah beberapa saat semuanya selesai, Kia membaringkan badannya di sofa kamar. Matanya menatap langit-langit kamar, pikirannya menerawang jauh entah kemana.

Dia harus memulailagi dari awal, mencari teman baru, beradaptasi di tempat baru, suasana baru dan pastinya orang-orang baru. Tapi tidak masalah untuknya, karena ia akan cepat menyesuaikan diri dengan keadaan baru itu.

Tiba-tiba saja benda pipih yang sejak tadi ia letakkan diatas nakas berdering dengan sangat nyaring. Azkia membaca nama yang tertera pada layarnya, lalu terlihat bibirnya melengkung keatas.

"Tumben ini anak inget, gue!" gumam Azkia sambil menekan tombol hijau pada layar ponselnya.

📞 Deviraaa memanggil!

"Haloo, Assalamualaikum siapa?" sapa Azkia yang berpura-pura tidak mengenali teman kecilnya itu.

"Kapan lo masuk sekolah, udah gak sabar pengen ketemu." cerocos Devira.

"Lah kenapa lo nanyain gue kapan masuk sekolah?" tanya Azkia bingung.

"Ya allah Kiaaa lo lupa sama gue? Tega banget sih loh." dari suara Devira terdengar kecewa sahabat kecilnya itu melupakannya.

"Lah ini siapa?" tanya Azkia menahan tawanya.

"Gue Ira, Kia. Devira Ramania, lo lupain gue mentang-mentang lo udah jarang ketemu sama gue ya!" kesal Devira.

"Hahaaa." tawa Azkia pecah begitu saja.

"Kok ketawa?" tanya Devira.

"Hehe gue cuma bercanda kali lupa sama lo temen gak ada akhlak. Oh iya, bukannya lo diluar kota ya? Kok ketem di sekolah?" Azkia masih bingung dengan pertanyaan Devira.

"Lah gue udah setengah taun tinggal di sini dan lo masuk ke sekolah gue. Iih sebel deh gue lama-lama sama lo Kiaaa!" teriak Devira diseberang sana.

Azkia sedikit menjauhkan ponselnya karena telinganya sakit saat mendengar teriakan Devira.

"Lo kok tau gue pindah, oalah pantes aja lo pindah duluan yaa." tebak Azkia.

"Udah-udah pokoknya besok kita ketemu disekolah ya, gue kangen sama lo!" pinta Devira.

"Ya kalau gue sekolah ditempat lo, kalo enggak?" tanya Azkia.

"Serah deh.. Mama Kayla dah cerita kok kalo lo mau sekolah di sekolah gue.. wlee," ucap Devira percaya diri.

Setelah itu Azkia mematikan panggilan itu, "Pantes mama cepet banget dapat sekolah baru," gumamnya.

Setelah itu Azkia tertidur pulas di atas sofa.

Devira Ramania adalah sahabat Azkia waktu SMP, tapi mereka harus berpisah saat Devira atau yang lebih sering dipanggil Ira harus pindah bersama orang tuanya.

Walaupun begitu mereka tidak pernah putus kontak, siapa yang tau kalo mereka akhirnya bisa bertemu lagi.

......................

..."Komunikasi itu penting, Jauh jarak namun dekat dihati." - E H -...

...----------------...

Maaf part awal masih banyak typo dan kata-kata belum rapi.

Murid Baru

Hari ini adalah hari pertama Azkia sekolah. Ia berjalan menyusuri lorong sekolah sendirian untuk sampai ke ruang guru. Hari ini lorong sudah sepi, mungkin siswa siswi sudah masuk kelas semua berhubung sudah jam pelajaran pertama di mulai.

Tiba-tiba saja ada seseorang yang menabraknya, Azkia yang tidak siap menjadi terhuyung hingga jatuh kelantai.

"Awwhh! Sakit." keluhnya.

"Heh! Kalo jalan itu pake mata!" bentak orang yang menabrak Azkia.

"Mana bisa!" jawab Azkia sambil berdiri menyeimbangkan badannya.

"Apanya?" tanya orang itu.

"Ya! Mana bisa jalan pake mata, jalan itu pake kaki matanya buat liat jalan lah." sambil membersihkan bajunya yang sedikit kotor, sekilas Azkia dapat membaca name tag yang tertera pada seragam orang itu.

"Azka Aldric," gumam Azkia pelan.

"Udahlah minggir sana, udah telat ini." sambil mendorong tubuh Azkia agar minyingkir dari jalannya.

"Dasar, dia yang salah gak mau minta maaf... maen pergi aja, awas ya lo." gerutu Azkia memaki orang tersebut.

Saat orang itu sudah bersiap untuk berlari tiba-tiba dari arah belakang ada yang meneriaki namanya.

"Azka Aldric, jalan pake mata biar gak nabrak lagi haha." tawa Azkia memenuhi lorong itu.

Azka yang merasa namanya di sebut sedikit heran dari mana cewek itu tau namanya, lagian siapa juga cewek itu, gak penting buat Azka.

Memang Azkia tadi yang salah karena saat ditengah jalan dia berjalan sambil menundukan kepalanya, siapa yang menyangka kalau dia akan ditabrak seseorang yang sedang berlarian di koridor kelas karena terlambat.

...............

Setelah sampai di ruang guru Azkia menghampiri meja Pak Saipul, yang sebelumnya sudah diberi tau oleh wakil kepala sekolah. Pak Saipul beliau adalah wali kelas di XI IPS, kelas yang akan Azkia tempati.

"Permisi pak, saya Azkia murid pindahan pak."

"Ohh kamu ya murid baru itu?" tanya Pak Saipul ramah.

"Ehh iya pak, saya Azkia murid baru." jawab Azkia sopan.

"Yaudah ikut bapak, saya antar ke kelas sekalian saya mau ngajar dikelas itu juga."

"Baik pak, terimakasih." Azkia menundukan badanya sedikit sebagai rasa hormat.

Kemudian Azkia mengekori Pak Saipul hingga sampai ke ruang kelas, yang bertuliskan XI IPS 1. Seketika kelas yang ramai san riuh seperti pasar menjadi sunyi saat Pak Saipul masuk kedalam kelas, dan diikuti oleh seorang gadis cantik di belakangnya.

Banyak yang bertanya-tanya siapa gadis itu, pasti siswa baru pikir mereka. Tapi lain halnya dengan Azka yang masa bodo dengan hal itu, karena ia tidak mau tahu dengan sesuatu yang tidak ada sangkut-pautnya dengan dirinya.

"Pagii semuaa!" sapa Pak Saipul ramah, suaranya menggema didalam ruang kelas.

"Pagii Paak!" jawab mereka serempak dengan penuh semangat.

"Hari ini kelas kita kedatangan siswa baru, ayo perkenalkan namamu." perintah Pak Saipul.

Azkia lalu maju kedepan kelas, ia memperkenalkan dirinya.

"Haloo! Nama gue Azkia Agatha, siswa pindahan dari kota B, semoga kita semua bisa berteman... hmm apa ada pertanyaan?"

Lalu banyak siswa yang bertanya kesana kemari hingga Azkia bingung untuk menjawabnya.

"Hallo Azkiaa cantikk."

"Azkia dah punya pacar belum."

"Minta nomer Whatsoppnya dong."

"Haii manis."

Dan masih banyak lagi, membuat Azka terpaksa melihat siapa yang membuat gaduh kelasnya itu.

"Dia kan cewek yang gue tabrak tadi!" batin Azka lalu hanya terdiam melihatnya.

"Sudah, ya! Kalau mau tanya-tanya nanti saat waktu jam istirahat. Sekarang Azkia kamu duduk disebelah Azka ya.. karena hanya bangku itu yang masih kosong." ycap pak Saipul sambil menunjuk bangku kosong sebelah Azka.

"Baiklah." jawab Azkia singkat, lalu ia berjalan kearah belakang dimana bangku itu berada.

Semua kelas memperhatikannya, karena sangat jarang Azka mau duduk bersama orang lain. Karena mereka semua takut kepada Azka atau lebih tepatnya tidak ada yang berani duduk disebelah Azka. Saat sampai dibangkunya Azkia langsung duduk dan menyapa Azka.

"Ketemu lagi." sapa Azkia.

"Eloo... ngapain duduk disini? Cari tempat lain!" bentak Azka.

"Yeee kalo ada yang lain, gue juga gak mau kali duduk sama lo."

"Berani ya lo sama gue." Azka terus memandangi Azkia yang acuh padanya.

Azkia lebih memilih menanggapi kedua teman Azka yang mengajaknya berkenalan.

"Hai, gue Devan Narendra.... panggil aja Devan." sambil mengulurkan tanganya.

"Gue Attaya Putra, panggil aja Attaya atau Atta.. eh panggil sayang juga boleh," ucap Attaya sambil terkekeh.

"Azkia Agatha, panggil aja Azkia atau Kia." sambil menerima uluran tangan mereka berdua satu persatu.

Tanpa mereka tau Pak Saipul sedari tadi melihat tingkah Azka yang terus memandangi Azkia, tanpa berkedip sekalipun.

"Eheemmm Azka udah dong liatin Azkia nya, tuh liat matamu sudah mau keluar loh.. ayo fokus dulu!" sindir pak Saipul.

Sontak saja ucapan pak Saipul membuat semua warga kelas itu tertawa terbahak-bahak membuat Azka emosi.

"Yaelah pak sapa juga yang ngliatin nih bocah." sambil menunjuk Azkia.

"Apa wlee!" Azkia mengejek Azkia dengan menjulurkan lidahnya membuat hal itu membuat Azka semakin geram.

Tanpa Azkia sadari, sejak tadi ia ditatap oleh seseorang yang menghubunginya kemaren. Sayangnya orang itu tidak terlihat oleh Azkia.

"Ssttttt Kiaa, lo tega ya masa gak liat gue disini." gerutu Davira yang duduk di sebalah Azkia.

"Ehh Iraa.. duh maap ya gak kelihatan hehe," ucap Azkia sambil mengacungkan kedua jarinya memebentuk huruf V.

"Iya, iya mentang-mentang duduk sama cogan," ledek Devira.

"Apaan sih Raa—"

Belum sempat Azkia melanjutkan bicaranya sudah kepotong dengan suara bariton Pak Saipul yang mengagetkan jiwa.

"Devira Romania, mau kamu yang jelasin di depan atau saya!" bentak Pak Saipul membuat semuanya kaget.

"Ma-maap pak," ucap Devira yang langsung tertunduk malu.

Mereka semua mengikuti pelajaran dengan tenang dan terkadan juga berisik. Dua jam kemudian selesai lah jam pelajaran matematika itu.

Setelah Pak Saipul mengakhiri pelajarannya hari ini semua siswa pergi ke kanti seperti biasa, ada yang ke lapangan maen bola ada yang cuma di kelas sambil gosip atau maen game.

"Kia, kantin yuk gue laper nih." ajak Devira.

"Boleh." sambil tersenyum manis.

Tapi sebelum Azkia dan Devaria beranjak dari kursi datanglah tiga makluk ghoib eh bukan maksudnya tiga cewek cantik Siska, Syla dan Rima.

"Lo siapa berani duduk di sebelah pacar gue!" sambil mengebrak meja Azkia membuat semuanya kaget, siapa lagi kalo bukan si Siska.

"Gue?" Azkia menunjuk dirinya sendiri dengan jarinya.

"Iya siapa lagi kalo bukan lo!" bentak Siska lagi.

"Azkia." sambil mengulurkan tanganya, tawa semua orang dikelas itu pecah termasuk Devan dan Attaya.

"Gue gak ngajak kenalan ogeb." kesal Siska sampai ingin memakan orang di depannya ini.

"Lah terus? Kan lo nanya siapa gue tadi," kata Azkia sambil berlalu pergi. Tapi belum sempat melangkahkan kakinya, rambut hitam pekat milik Azkia sudah ditarik Siska.

"Aaawhhh." rintik Azkia memegangi rambutnya yang dijambak oleh Siska.

"Apaan sih lo!" menepis tangan Siska, Devira marah saat melihat sahabatnya di sakiti oleh orang gila eh orang gak jelas.

"Gak usah ikut campur deh." Rima dan Syla memegangi tangan Devira.

Dan saat itu juga Azka sangat marah sekali kepada Siska, sudah mebuat onar di kelas orang dan ngaku-ngaku menjadi pacarnya juga.

"Cukup! Lo gila ya Sis, maen masuk kelas orang terus bikin rusuh... gak punya kerjaan ya, lo." bentak Azka sontak membuat mereka semua terdiam.

"Masih gak mau pergi juga? Apa perlu gue seret lo keluar dari sini.. dan satu hal lagi jangan mimpi disiang bolong." kata Azka lagi sambil melangkah keluar kelas.

......................

..."Pertemuan singkat namun berkesan dihati."...

...-Azka Aldric...

...----------------...

Ini cerita kedua author kalo ada salah penulisan mohon dimaafkan

.

.

...Terimakassiihhh sudah mampir di ceritaku, jangan bosen yaa ^.~...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!