Hari ini adalah tepat hari kelahiranku. Ketika itu terdengar bunyi dentuman perang yang sangat keras di mana-mana. Kerajaan yang begitu megah berhasil diporak-porandakan. Terlihat semua orang berlarian karena api menyala liar di seluruh istana. Matahari pun ikut bersembunyi karena merasa sesak dengan kabut dan suara teriakan keputus asa-an. Hari yang akan menjadi sejarah pun dimulai.
Di tengah kondisi peperangan, terlihat beberapa dayang istana berkumpul di kamar sang Ratu untuk menyaksikanku terlahir di dunia. Meskipun keadaan sedang kacau balau, beberapa dayang masih setia mendampingi ratu dalam proses persalinan. Mereka pun berlinang air mata entah disebabkan oleh rasa kebahagiaan atas kelahiran calon pemimpin atau karena kepasrahan dalam kondisi peperangan yang sedang terjadi di area kerajaanku, yaitu Kerajaan Endom.
Kerajaan Endom adalah kerajaan yang agung. Berabad-abad lamanya, kerajaan Endom sangatlah dihormati dan disegani oleh banyak kerajaan lain. Kerajaan yang dipimpin oleh Raja Simon Wulfric dan Ratu Lily Wulfric mampu membawa rakyatnya kepada kemakmuran. Namun, hari ini langit telah berkata lain.
Di sebuah kamar yang luas, yang akan menjadi saksi bisu kelahiranku, terlihat Ratu Lily yang terbaring kesakitan sambil memegang erat perutnya yang sangat besar. Ratu pun akan segera melahirkan penerus kerajaan Endom.
"Aku akan melahirkan calon pemimpin masa depan kerajaan Endom. Tapi, bagaimana kondisi kerajaan kita beberapa tahun mendatang?" rintihan Ratu Lily dengan bercucuran keringat karena menahan rasa sakitnya.
Setelah beberapa saat kemudian, Ratu Lily melahirkan bayi laki-laki yang sangat lucu dan tampan. Rambut hitam kecoklatan disertai bola mata yang berwarna biru bagai lautan, kulit putih kemerah-merahan dan aku pun terlahir ke dunia. Tangisan bayi pun terdengar di kamar itu. Membuat seluruh hati kaum hawa sangat merindu ingin menggendongnya.
"Oeeekkkk, Oeeek" suara tangisku yang saat itu dalam pelukan ibuku tak lain adalah Ratu Lily Wulfric.
"Selamat Yang Mulia Ratu, atas kelahiran putra pertama Anda," ucap para dayang istana yang senantiasa menemani ibuku dalam proses bersalinnya.
"Akankah aku bisa bertahan mendampinginya untuk menjadi raja?" tanya ibuku sambil menggenggam tangan mungilku.
"Haruskah peperangan ini terjadi?" Kata - kata yang keluar dari ibuku sembari kesakitan, sambil memeluk tubuh kecilku di pangkuannya. Semua dayang pun bersedih atas apa yang dikatakan oleh ibuku. Bagaimana tidak, ibuku adalah seorang ratu yang sangat dikagumi oleh kaum wanita di seluruh kerajaan kami, karena selain parasnya yang sangat cantik, beliau juga sangat baik hati dan bijaksana.
"Oh Yang Mulia Ratu, bertahanlah, pasti sang Raja dan para prajurit bisa memenangkan pertempuran ini, dan membawa keselamatan bagi kita semua," seru dayang Luis, dayang pribadi sang Ratu.
"Oh ratuku, sampai detik ini pun kami tidak percaya jika kerajaan Alamore benar-benar tega menyerbu kerajaan kita, kondisi kita benar-benar dalam bahaya ratu," ucap salah satu dayang sambil berlutut di samping ratu.
Kerajaan Alamore adalah sahabat kerajaan kami, kerajaan Endom. Beribu-ribu tahun lamanya kami telah menjalin hubungan yang baik antar kerajaan. Akan tetapi, dikarenakan suatu masalah yang belum jelas diketahui telah menyebabkan kerajaan Alamore sangat marah kepada kerajaan Endom. Sehingga, kerajaan Alamore menyerang kerajaan kami dan berujung peperangan.
Situasi pun semakin memburuk. Ratu terlihat lemas tak berdaya, ia khawatir sang Raja dan para prajurit akan mati dalam peperangan melawan kerajaan Alamore. Karena Ratu Lily sangat tahu betul jika Raja Endom sangat menghormati Raja Alamore. Sehingga, Raja Endom tak akan pernah bisa menyakiti sahabatnya itu.
Ratu Lily pun telah mempunyai firasat buruk akan kondisi dirinya saat ini. Sehingga Ratu Lily menyampaikan permintaan maafnya dan meminta pertolongan kepada dayangnya.
"Luis, dengarkan aku baik-baik," tutur ibuku dengan suara sangat lemah.
"Iya Yang Mulia," sahut dayang Luis.
"Kau adalah dayang yang telah melayaniku bertahun-tahun. Maafkan aku harus mengatakan ini, karena aku sudah tak sanggup lagi," rintihan ibuku yang merasa kesakitan pasca melahirkan diriku.
"Yang Mulia, hamba mohon bertahanlah raja akan segera datang," ucap Luis sambil menggenggam tangan ratu.
"Kumohon jaga putraku dengan baik. Besarkan dia dengan penuh kasih sayang. Didiklah dia menjadi raja yang tangguh untuk masa depan," pesan ibuku kepada Luis.
"Yang Mulia, Anda akan baik-baik saja. Jadi, hamba mohon bertahanlah sedikit lagi. Jangan berbicara yang tidak-tidak" tutur Luis sangat khawatir.
Ibuku hanya tersenyum mendengar perkataan dayangnya itu dan menatap wajahku dengan rasa penuh kasih sayang.
"Mulai sekarang engkau akan dipanggil semua orang dengan nama Pangeran Demian, Demian Wulfric. Semoga kau akan selalu diberkati dan dikelilingi oleh orang yang senantiasa mencintaimu dengan sepenuh hati." Ratu meneteskan air mata sembari mencium kening bayi laki-laki itu dan menyerahkannya kepada Luis.
"Dialah yang akan memimpin kerajaan Endom, dialah yang akan menjadi raja. Raja Demian, raja yang tak terkalahkan." Ratu berharap dengan penuh kasih sayang.
"Benar Yang Mulia Ratu. Pangeran Demian akan menjadi lelaki yang sangat tampan. Karena wajahnya sangat mirip dengan Anda," sahut dayang Luis.
Tiba-tiba datanglah seorang prajurit dengan membawa kabar buruk bahwa Raja Simon telah tiada di medan perang. Firasat sang Ratu pun benar adanya. Karena mendengar kabar buruk itu, ibuku pun bersedih dan menangis terseduh-seduh sehingga menyebabkan dirinya sangat lemas dan kemudian menyusul ayahku dalam kematian.
Semua dayang yang berada dalam kamar ratu pun menangis karena mereka telah kehilangan seorang raja dan ratu yang sangat baik dan bijaksana. Akan tetapi, mereka masih menaruh harapan kepada bayi kecil yang telah ratu lahirkan.
"Kami berjanji akan menjaga dan membesarkan Pangeran Demian dengan baik, sehingga menjadi raja yang kuat dan menjadikan kerajaan Endom menjadi kerajaan yang makmur dan bisa membalaskan dendam kepada kerajaan Alamore yang kejam itu," seru dayang Luis bersumpah keras dan penuh keyakinan.
Kenangan yang sangat menyakitkan pun tergores di pikiran penduduk yang berhasil diselamatkan. Mereka akan mengenang masa pahit ini. Keadaan yang tiba-tiba merubah kehidupan mereka. Bagaimana tidak, banyak rakyat yang kehilangan keluarganya. Seorang anak kecil menjadi yatim karena peperangan itu. Seorang ibu pun kehilangan anaknya. Banyak rumah penduduk yang habis dilahap api. Sungguh sangat memprihatinkan.
Begitulah di saat runtuhnya kerajaanku, kerajaan Endom. Tidak sedikit prajurit bahkan rakyat kami tewas dalam peperangan itu. Disaat itu, aku hanyalah pangeran kecil yang cuma bisa menangis tanpa mengerti luka mereka yang berusaha bertahan untuk tetap di kerajaan. Membangun kerajaan kembali, berjuang untuk membesarkanku, serta menciptakan era baru yang sementara dipimpin oleh pamanku yaitu Adam Wulfric yang dikala itu ia sempat terselamatkan dari luka parah akibat peperangan.
BERSAMBUNG...
MOHON DUKUNGANNYA YA KAKAK-KAKAK SEKALIAN....🙏🙏🙏🙏
Jangan Lupa Like, Comment dan Tambah ke Favorite yah... jangan lupa Rate 5 juga...❤️❤️❤️
Thanks a Lot...
Siang itu, terik matahari sangat panas hingga mampu menusuk tulang. Udara di kerajaan Endom sangat buruk akibat tercampur dengan asap kebakaran yang banyak melahap bangunan dan rumah-rumah rakyat. Suara tempuran alat perang terdengar keras membuat telinga tak mampu menahannya.
Sedangkan, di medan peperangan terlihat antara dua kerajaan yang saling bertarung. Raja Thomas Delacour, yaitu raja dari kerajaan Alamore terlihat sangat marah ketika bertarung melawan ayahku, Raja Simon Wulfric. Akan tetapi, ayahku tak kuat hati untuk menyerang maupun melukai Raja Alamore karena bagi ayahku Raja Thomas adalah sahabat baiknya sampai kapanpun.
"Wahai Raja Thomas sahabatku, mengapa engkau tiba - tiba menyerang kerajaan kami?" tanya ayahku sembari bertarung dengan pedangnya.
"Haruskah aku menjelaskan kembali? Kalian telah menghianatiku," jelas Raja Thomas sambil berusaha menghindari pedang Raja Simon yang hampir menebas kepalanya.
Ayahku mulai menjauh dan menghentikan serangannya seraya ingin mendengarkan penjelasan dari Raja Thomas.
"Aku sama sekali tidak mengerti apa yang engkau ucapkan." Ayahku menghela nafas panjang karena berusaha bertahan untuk tak membiarkan tubuhnya terluka.
"Kau hanya berpura-pura tidak tahu dan tak merasa bersalah dengan apa yang kau lakukan," gigih tanpa memberi penjelasan Raja Thomas menyerang ayahku kembali. Emosi yang Raja Thomas rasakan bagai layaknya pacuan kuda. Raja Thomas sangat murka dan kecewa mendengar fakta yang ia dengar bahwa sahabatnya lah yang menyebarkan rahasia di antara mereka.
"Aku sungguh tak tahu." Ayahku mengelak.
"Bukankah, kau yang menyebarkan informasi mengenai 'Mutiara Abadi' yang selama ini kita rahasiakan bertahun tahun?" Raja Thomas mulai berhenti dan menancapkan pedang di permukaan tanah.
"Tidak sahabatku. Sungguh, aku telah berjanji padamu untuk merahasiakan hal itu." Ayahku berkata dengan penuh keyakinan. Dia sangat yakin jika selama ini ayahku sangat menjaga rahasia mutiara abadi itu dari siapa pun. Karena ayahku tahu betul, jika dia sampai membocorkan kepada orang lain maka akan ada pertumpahan darah. Karena Mutiara abadi adalah bukan hal yang bisa diremehkan.
Sedangkan, mutiara abadi adalah mutiara suci dari dewa yang berumur ribuan tahun. Belum ada yang mengetahui bentuk secara pasti dari mutiara abadi, karena sejatinya keberadaan mutiara abadi terdapat di dalam dada tubuh si pemiliknya. Namun, ada sebuah buku yang menjadi kunci mutiara abadi dan banyak penjelasan tentangnya.
Selain itu, banyak sekali manusia serakah yang sangat menginginkan mutiara abadi itu, dikarenakan siapa saja yang memiliki mutiara abadi maka mereka akan selalu dalam kejayaan dan kemakmuran. Bahkan, apa pun yang berhubungan dengannya akan menjadi hal yang baik pula.
Selama bertahun-tahun, mutiara abadi dianggap sebagai benda mitos, karena keberadaannya yang belum ditemukan. Sehingga, pada suatu hari Raja Thomas menemukan seorang wanita cantik yang pingsan dan tergeletak di tepi pantai dekat kerajaannya. Raja Thomas pun membawa wanita itu pulang serta merawatnya. Setelah wanita itu siuman, Raja Thomas mengetahui bahwa dalam tubuh wanita itu terdapat mutiara abadi. Raja Thomas pun terkejut takjub, sehingga memutuskan untuk menjaga wanita itu dengan menikahinya serta menjadikannya sebagai Ratu Alamore dan memberinya nama Ratu Amanda Delacour.
Ratu Amanda Delacour adalah wanita yang sangat cantik bagaikan seorang dewi yang turun dari kayangan. Ia memiliki pesona yang membuat siapa saja tertarik padanya. Tak hanya itu, selain kecantikan yang dimiliki oleh Ratu Amanda, ia juga dikaruniai sebuah kekuatan. Sungguh tak disangka kekuatan mutiara abadi sangatlah luar biasa. Dengan mutiara yang ada di dalam tubuh Ratu Amanda, ia bisa menyembuhkan siapa saja yang sedang sakit dan terluka. Dengan adanya Ratu Amanda membawa kerajaan Alamore dalam kejayaan dan kemakmuran.
Hal yang luar biasa itu pun Raja Thomas sampaikan kepada ayahku, Raja Endom. Awalnya, ayahku tak percaya tentang perihal mutiara abadi tersebut. Akan tetapi, ketika ayahku menyaksikan bagaimana Ratu Amanda dapat menyembuhkan orang sakit dengan kekuatannya, barulah ayahku mulai percaya akan kekuatan mutiara abadi itu. Sehingga mereka berdua berjanji untuk merahasiakan keberadaan mutiara abadi dengan sebaik mungkin.
Mutiara abadi bukanlah benda yang harus dipamerkan dan diketahui banyak orang. Jika informasi keberadaan mutiara abadi diketahui banyak orang akan membahayakan keselamatan Ratu dan kerajaan Alamore. Serta dunia tak akan menjadi damai karena keserakahan para pemimpin kerajaan yang akan berebut dan mampu melakukan apa saja demi mendapatkan mutiara ajaib itu.
Tak ada yang menyangka, sampailah apa yang kami takutkan pun terjadi. Desas desus keberadaan mutiara abadi pun terdengar di seluruh belahan bumi. Raja Thomas sangat khawatir terhadap keselamatan Ratu Amanda yang kala itu sedang hamil anak ke duanya.
Dari berita yang tersebar itu, banyak dari kerajaan lain yang mendesak Raja Thomas untuk menyerahkan mutiara abadi kepada mereka dan tidak sedikit yang menyerukan peperangan kepada kerajaan Alamore.
Tak disangka dalam keributan itu di jadikanlah kesempatan oleh seseorang dari kerajaan lain untuk mengadu domba dan merusak persahabatan antara Raja Alamore dan Raja Endom. Raja Thomas mendapat kabar jikalau Raja Simon dari kerajaan Endomlah yang menyebar luaskan informasi mengenai mutiara abadi yang ada di dalam tubuh istrinya. Informasi itu membuat Raja Thomas benar-benar marah dan menyerukan perang kepada kerajaan Endom.
***
"Aku benar- benar siap mati untuk membunuhmu. Aku tak membutuhkan seorang sahabat yang berhianat sepertimu, Raja Simon," seru Raja Thomas pada ayahku.
Di tengah perdebatan mereka, seorang prajurit dari kerajaan Alamore pun tiba-tiba datang dan mendekati raja Thomas. Ia pun membisikkan sesuatu hal yang penting kepada Raja Thomas.
"Yang mulia, Ratu Amanda akan segera melahirkan, dan kerajaan kita sedang dikepung oleh musuh," kata prajurit itu sambil berbisik.
"Perintahkan kepada para kesatria untuk menyelamatkan semua anggota kerajaan. Karena mereka yang paling penting," timpal Raja Thomas kepada prajurit itu.
"Baik, Yang Mulia." Prajurit itu pun berlari untuk menyampaikan perintah itu.
"Kembalilah saudaraku, aku tahu Istrimu sangat membutuhkanmu sekarang ini, begitupun dengan istriku. Sebaiknya kita bicarakan baik-baik." Ayahku mendekati Raja Thomas hendak memegang bahunya.
Akan tetapi kemarahan Raja Thomas tak dapat dibendung, Raja Thomas pun menyerang ayahku. Sebaliknya, ayahku pun menancapkan pedangnya tepat di dada Raja Thomas. Mereka berdua sama-sama tertusuk pedang dan berlumuran darah.
"Biarkan ini menjadi akhir kita, biarkan keturunan kita melanjutkan apa yang kita lakukan saat ini," tutur Raja Thomas dengan nafas terengah-engah.
"Aku tak ingin mereka mengetahui kesalahpahaman ini. Sungguh aku tak melakukan kesalahan apapun padamu." Itulah kata-kata terakhir yang terucap dari ayahku yang kemudian gugur di medan perang.
"Aku pun tak ingin mempercayainya, tapi burung-burung berkata seperti itu." Raja Thomas pun menyusul dan menghadapi kematiannya.
Suara dentuman perang terus terdengar, para prajurit saling bertarung seraya tak memperdulikan raja-raja mereka yang telah gugur di medan perang.
BERSAMBUNG...
Dini hari seraya berkabut, terlihat para prajurit berlalu lalang di depan gerbang siap melindungi kerajaan Alamore yang sedang menunggu guncangan perang dari musuh yang menginginkan kekekalan mutiara abadi.
Mereka semua telah mendapatkan informasi jikalau Raja Thomas telah tiada di medan perang. Akan tetapi, Pangeran Putra Mahkota dari kerajaan Alamore yaitu Pangeran Stiven Delacour tetap kokoh berdiri di atas menara kerajaan untuk tetap bersiaga melindungi rakyat dan keluarganya.
Meskipun ia masih berusia tujuh tahun, ia telah siap menggantikan sosok ayahnya yang telah gugur di medan perang. Pangeran Stiven sangat terkenal akan keberaniannya, Ia memiliki sifat kepemimpinan dan banyak rakyatnya berharap, Pangeran Stiven akan menjadi raja yang kuat untuk menjaga kerajaan Alamore di masa depan.
Pangeran Stiven memantapkan dirinya untuk memimpin peperangan di garda depan bersama para kesatria lainnya. Ia bersi keras akan melindungi kerajaannya dari serangan musuh dan menggantikan ayahnya yang telah wafat untuk memimpin kerajaan Alamore.
"Apa mereka benar-benar akan menyerang kita, Paman?" Pertanyaan polos Pangeran Stiven kepada salah satu prajurit yang berdiri bersamanya.
"Iya, Pangeran. Kita harus siap kapan pun untuk menjaga kerajaan kita," tegas prajurit.
Sedangkan, di balik kediaman sang Ratu Alamore, para kesatria dan dayang hendak menyelamatkan Ratu Amanda yang sedang kesakitan karena akan melahirkan.
"Mohon maaf Ratu, ini adalah pesan dari Yang Mulia Raja untuk membawa Ratu keluar dari kerajaan ini ke tempat yang lebih aman," sahut salah satu Kesatria sambil menggendong sang Ratu keluar dari kamar besar itu. Mereka berlarian untuk mencari jalan keluar.
"Tapi, aku tak mau meninggalkan kerajaan ini, bagaimana nasib kerajaan Alamore nanti?" tanya Ratu Amanda dengan suara terguncang
"Jika kerusuhan sudah teratasi, kami akan membawa Anda kembali ke kerajaan. Untuk sementara ini, kami akan melaksanakan perintah mendiang Raja Thomas untuk menyelamatkan Anda dan yang lainnya," tutur kesatria pemberani itu.
"Musuh hanya menginginkan Anda, Yang Mulia," kata Kesatria terus berlari menggendong sang Ratu dan memandu para pelayan dan dayang istana. Beberapa dayang Ratu pun juga ikut berlari dan mengamankan diri.
Setelah lama mereka menaiki kereta kuda dan berhasil kabur dari kerajaan Alamore, Ratu Amanda pun merasa kesakitan hendak melahirkan. Para dayang sangat bingung sehingga mereka mencari rumah kecil untuk tempat persalinan ratu Amanda.
Di rumah kecil yang sedikit usang itu, Ratu Amanda berjuang untuk melahirkan. Dia tak mau menyerah akan kondisinya. Ia harus melahirkan seorang putri karena aturan yang ia miliki.
"Ratu berjuanglah dengan seluruh tenaga," kata salah satu dayang yang sedang menangani dan membantu ratu dalam persalinan.
"Aku harus bisa mempertahankan mutiara ini bagaimana pun caranya," kata Ratu Amanda yang berusaha keras melahirkan anak ke duanya.
"Oooeekkk...Ooeekkk" suara bayi yang sangat cantik terlahir di dunia.
"Selamat Yang Mulia Ratu, harapan Anda untuk mempunyai seorang putri telah tercapai," sahut pelayan itu.
"Akhirnya, aku lega sekali, aku mempunyai seorang putri," tutur ratu sambil meneteskan air mata. Para dayang pun tersentuh dan ikut menangis.
"Itu artinya, apakah putri ini yang akan mewarisi mutiara abadi itu, Yang Mulia Ratu?" tanya dayang begitu khawatir.
"Tentu" sambil menganggukkan kepala Ratu Amanda tersenyum.
"Lalu, apa yang harus kita lakukan setelah ini?" tanya dayang yang lain.
"Jaga putriku dengan baik, jangan biarkan siapapun merebutnya dari Alamore" Sambil meletakkan bayi mungil itu di sampingnya.
"Aku tak akan bertahan lama lagi, karena tubuhku sudah kehilangan mutiara abadi." Tubuh Ratu Amanda lemas tak berdaya.
"Ratu !" seru semua dayang yang saat itu menemani ratu.
"Kalian semua harus menjalankan hidup dengan baik. Jangan sampai kalian melupakan momen menyedihkan ini," ucap Ratu Amanda yang sedikit menutup matanya.
Tiba-tiba Pangeran Stiven dan kesatria pribadinya datang. Kemudian, pangeran segera menghampiri dan memeluk ibundanya. Dia sangat khawatir dengan kondisi ibunya setelah apa yang terjadi di kerajaan Alamore. Namun, kedatangan Pangeran Stiven sedikit terlambat. Namun, apa daya Pangeran Stiven tidak mempunyai kesempatan berbicara untuk yang terakhir kali bersama ibu yang sangat ia sayangi.
"Ibu aku kembali, Ibu harus bertahan sedikit lagi. Kita harus pulang ke kerajaan Alamore karena kami sudah berhasil mengusir mereka," sambil tersenyum dan memeluk ibunya yang sudah mulai merenggangkan tangannya dan perlahan jatuh ke pangkuannya.
"Ratuuuu ..." teriak sang dayang menangis karena mengetahui sang Ratu sudah tiada.
"Ibuu ... Ibu ! Jangan tinggalkan aku sendirian Ibu. Bagaimana bisa aku memimpin kerajaan tanpamu Ibu," tangis keras Pangeran Stiven merangkul ibunya yang sudah menyusul ayahnya untuk pergi dari dunia selamanya.
Mereka semua pun menangis terseduh - seduh akan kepergian Ratu Alamore.
"Yang Mulia Pangeran, Anda harus kuat. Kuatkan diri Anda, karena mulai sekarang Pangeranlah yang akan menjadi wali sekaligus melindungi putri kecil yaitu adik Anda, Yang Mulia." Menyerahkan bayi kecil itu ke lengan putra mahkota yang masih rentan.
"Itukah sebabnya ibu pergi?" tanya Pangeran malang itu.
"Ibu Anda melahirkan seorang putri kecil, Pangeran." kata dayang yang menggendong bayi di tangannya.
"Adik kecil, kakak berjanji akan melindungimu sekuat tenaga meskipun nyawa taruhannya. Kau harus tumbuh dengan baik dan menjadi putri Alamore yang cantik nantinya," tutur Pangeran Stiven seraya mengecup pipi bayi perempuan itu.
"Pangeran, untuk sementara kita harus tinggal di rumah ini dulu beberapa hari, sampai hilangnya rumor mutiara abadi benar-benar tidak terdengar," nasihat kesatria pada pangeran.
"Iya, Paman," saut Pangeran Stiven kepada kesatria sekaligus guru dalam latihan beladiri nya.
"Adikku telah mewarisi mutiara abadi milik ibu, aku harus benar-benar melindunginya. Aku berjanji akan mengembalikan kondisi kerajaan Alamore sebagaimana mestinya. Untuk sementara ini aku mohon kalian bersabarlah," kata pangeran dengan memantapkan hatinya.
"Iya Yang Mulia Pangeran," jawab para pelayan dengan serentak.
"Kita harus menyebarluaskan informasi bahwa Ratu Alamore telah meninggal dalam peperangan. Sehingga mereka yang mengincar mutiara abadi akan menyerah dan menganggap mutiara abadi sebagai mitos lagi, apa kalian mengerti?" Kesatria memperingatkan para dayang.
"Baik, Tuan," jawab para dayang serentak.
Pangeran Stiven dan semua dayang menjalani hidupnya di rumah itu. Sampai waktunya tiba mereka akan kembali ke kerajaan Alamore. Apa yang dialami hari ini sangatlah pahit bagi dua kerajaan yang saling bersahabat. Hanya karena sebuah adu domba yang sangat sempurna, membuat banyak sekali kerusakan dan tumpah darah.
Sejarah yang sangat menyakitkan telah tertulis dalam kenangan semua korban baik kerajaan Alamore maupun kerajaan Endom. Namun, selain meninggalkan rasa sakit, peperangan itu juga menjadi hari kelahiran para penerus kerajaan yang akan memperbaiki hubungan ini di masa depan. Akan tetapi tidaklah semudah itu untuk mencapainya. Semua itu membutuhkan proses dan pengorbanan yang luar biasa.
BERSAMBUNG....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!