NovelToon NovelToon

Love You Sincerely ( Vega-Sherina )

LYS Halaman 1

Matara Vega Sakti pemuda yang biasa dipanggil Vega, sangat bahagia karena hari yang ditunggu-tunggu akhirnya telah tiba.

Setelah ada drama dihari-hari kemarin meminta sang kekasih untuk segera pulang ke tanah air. Sherina Ayesha Wicaksono, kekasih Vega yang satu tahun ini melanjutkan pendidikannya di Singapura akhirnya pulang ke Jakarta karena libur semester 1.

Dengan wajah berbinar Vega menunggu kedatangan Sherina di bandara. Ia sudah berdiri didepan pintu kedatangan sejak tiga jam yang lalu, memegang bunga dan sebuah kartu ucapan yang sudah disiapkannya sejak seminggu yang lalu.

Saat melihat Sherina keluar dari pintu kedatangan, Vega tidak bisa menahan senyumnya. Ia berlari menuju Sherina dan memeluknya erat.

"Sher, aku rindu kamu," kata Vega dengan suara yang penuh kerinduan.

Sherina juga tidak bisa menahan air matanya saat memeluk Vega. "Aku juga rindu kamu, Vega," katanya.

Vega kemudian memberikan bunga dan kartu ucapan kepada Sherina. "Aku membuat ini untuk kamu," katanya dengan senyum.

Sherina membuka kartu ucapan dan membacanya dengan mata yang berbinar. "Aku mencintaimu, Vega," katanya setelah selesai membaca.

Vega tersenyum dan memeluk Sherina lagi. "Aku juga mencintaimu, Sher," katanya.

Mereka berdua kemudian berjalan menuju mobil Vega, siap untuk memulai liburan semester Sherina bersama-sama. Sedangkan libur semester 1 Vega masih selang 1 minggu lagi.

Mereka berdua berjalan menuju mobil Vega, yang sudah diparkir di dekat pintu kedatangan. Vega membuka pintu mobil dan membantu Sherina masuk ke dalam.

"Sudah lama sekali kita tidak bertemu," kata Sherina sambil memasang sabuk pengaman.

"Aku tahu, aku sangat merindukanmu," jawab Vega sambil memulai mesin mobil.

"Oh ya, kamu mau aku antar ke rumah orang tua kamu atau ke apartemen kamu?" tanya Vega sambil mengemudi.

"Ke apartemen aku saja" jawab Sherina sambil menatap Vega dari samping. "Kamu ganteng banget deh kalau lagi serius seperti itu"

Vega menoleh, tersenyum, tangan kirinya mencubit gemas pipi Sherina. "Kamu paling bisa ya membuat aku terbang ke atas langit"

Sherina terkekeh manis. "Orang bukan burung tentu itu hanya kata aneh yang keluar dari bibir kamu"

Vega dan Sherina pun tertawa bersamaan.

Mobil yang membawa mereka berdua kemudian berjalan menuju apartemen Sherina, yang terletak didaerah Jakarta Selatan. Disepanjang jalan, mereka berbincang tentang hal-hal yang terjadi selama Sherina berada di Singapura.

Saat tiba diapartemen, Vega membantu Sherina membawa barang-barangnya ke dalam. Tidak banyak hanya beberapa paperbag saja.

"Sayang, kamu mau aku buatkan kopi atau teh?" tanya Sherina yang juga haus dan ingin membuat minuman.

"Samakan denganmu saja, aku suka semua minuman yang kamu buat untukku" vega tersenyum merangkul bahu Sherina.

5 menit.

Mereka kemudian duduk diruang tamu, menikmati secangkir kopi dan berbincang tentang rencana liburan mereka.

"Aku ingin mengajakmu ke pantai," kata Vega sambil tersenyum.

"Serius Sayang? Aku senang sekali!" jawab Sherina sambil bersemangat.

Mereka berdua kemudian memulai perencanaan liburan mereka, dengan harapan dapat menikmati waktu bersama-sama setelah 1 tahun berpisah.

Hari berikutnya, Vega dan Sherina memulai perjalanan mereka ke pantai. Mereka berdua berangkat pagi-pagi sekali, dengan membawa bekal makanan dan minuman, serta perlengkapan lainnya.

Saat tiba dipantai, mereka berdua langsung menuju ke tepi laut. Sherina tidak sabar untuk merasakan pasir pantai dibawah kakinya, sedangkan Vega langsung menuju ke laut untuk berenang.

"Aku rindu laut!" teriak Sherina sambil berlari menuju ke laut.

Vega tersenyum dan berenang menuju ke arah Sherina. "Aku juga rindu kamu!" katanya sambil memeluk Sherina.

Mereka berdua kemudian berenang dan bermain di laut, menikmati waktu bersama-sama. Setelah beberapa jam, mereka berdua memutuskan untuk beristirahat di tepi pantai.

Saat beristirahat, Vega mengeluarkan sebuah kotak kecil dari tasnya. "Aku punya sesuatu untuk kamu," katanya sambil membuka kotak tersebut.

Di dalam kotak tersebut terdapat sebuah kalung yang indah, dengan sebuah liontin yang berbentuk hati. Sherina terkejut dan tersenyum saat melihat kalung tersebut.

"Cantik sekali Vega" kata Sherina penuh kagum pada kalung itu.

"Aku mencintaimu, Sher," kata Vega sambil memasang kalung tersebut di leher Sherina.

Sherina memeluk Vega dan menciumnya. "Aku juga mencintaimu, Vega," katanya.

Mereka berdua kemudian duduk di tepi pantai, menikmati waktu bersama-sama sambil memandang laut yang biru. Sherina memainkan kalung yang diberikan Vega, merasa bahagia dan dicintai.

"Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya," kata Sherina sambil memandang Vega. "Aku merasa seperti aku telah menemukan sesuatu yang sangat berharga."

Vega tersenyum dan memeluk Sherina. "Aku juga merasa seperti itu," katanya. "Aku merasa seperti aku telah menemukan seseorang yang sangat spesial."

Mereka berdua kemudian berdiam diri selama beberapa saat, menikmati keheningan dan keindahan alam sekitar. Saat matahari mulai terbenam, mereka berdua memutuskan untuk kembali ke apartement.

Saat di perjalanan, Sherina memandang Vega dengan mata yang berbinar. "Aku ingin menghabiskan sisa hidupku denganmu," katanya.

Vega tersenyum dan memeluk Sherina. "Aku juga ingin itu," katanya. "Aku ingin menghabiskan sisa hidupku denganmu, dan membuatmu bahagia selamanya."

Mereka berdua kemudian berpelukan erat, merasa bahagia dan yakin bahwa mereka telah menemukan cinta sejati.

Saat tiba di apartemen, Vega dan Sherina memutuskan untuk makan malam bersama di sebuah restoran yang indah. Mereka berdua duduk di sebuah meja yang menghadap ke kota, menikmati pemandangan yang indah.

Saat makan malam, Vega dan Sherina berbincang tentang masa depan mereka. Mereka berdua berbicara tentang rencana mereka untuk hidup bersama, dan tentang impian mereka untuk memiliki keluarga yang bahagia.

"Aku ingin memiliki anak yang banyak," kata Sherina sambil tersenyum. "Aku ingin memiliki keluarga yang besar dan bahagia."

Vega tersenyum dan memeluk Sherina. "Aku juga ingin itu," katanya. "Aku ingin memiliki keluarga yang bahagia dan harmonis."

Saat makan malam selesai, Vega dan Sherina memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kota. Mereka berdua berjalan sambil memandang pemandangan yang indah, menikmati waktu bersama-sama.

Saat berjalan, Vega tiba-tiba berhenti dan memandang Sherina dengan mata yang serius. "Sher, aku ingin bertanya sesuatu kepada kamu," katanya.

"Apa itu?" tanya Sherina sambil memandang Vega dengan penasaran.

Vega mengambil napas dalam-dalam sebelum bertanya. "Sher, apakah kamu mau menikah denganku?"

Sherina terkejut dengan pertanyaan Vega, tetapi kemudian ia tersenyum dan memandang Vega dengan mata yang berbinar. "Ya, tentu saja aku sangat mau menikah denganmu, tapi sekarang aku dan kamu harus fokus dengan kuliah dulu, oke?" katanya dengan suara yang lembut.

Vega tersenyum dan memeluk Sherina. "Aku sangat bahagia," katanya sambil mencium kening Sherina sekilas.

LYS Halaman 2

Mereka berdua kemudian berpelukan erat, menikmati kebahagiaan dan kegembiraan yang mereka rasakan.

Setelah beberapa saat, Vega dan Sherina memutuskan untuk kembali ke apartemen Sherina. Mereka berdua berjalan sambil memandang pemandangan yang indah, menikmati waktu bersama-sama.

Saat tiba diapartemen, Vega dan Sherina memutuskan untuk menonton televisi bersama sambil menikmati kacang bawang. Mereka berdua menonton drama china romantis yang diperankan oleh salah satu aktor dan aktris luar negeri.

"Sher, aktrisnya mirip kamu" kata Vega sambil merangkul bahu Sherina mesra.

Sherina menggeleng, menatap Vega dari samping. "Tidak. Kamu pasti ingin gombal kan?"

"Aku bicara jujur lho" Vega menatap Sherina dengan penuh cinta. Vega dan Sherina bertatapan saling menunjukkan cinta yang besar diantara mereka.

"Kamu tampan sekali sih Veg? Aku tidak bosan memandang wajah kamu" kata Sherina tulus.

Vega tersenyum tipis semakin Intens menatap wajah Sherina. "Aku tahu aku memang tampan maka dari itu kamu mau menerima aku. Dan kamu juga selalu cantik, dari dulu hingga sekarang"

Mereka berdua terus menatap satu sama lain, tanpa ada yang berbicara. Suasana diruangan menjadi sangat tenang dan hangat, hanya terdengar suara televisi yang masih menyala.

Setelah beberapa saat, Vega akhirnya berbicara. "Sher, aku sangat bahagia bisa bersama kamu," katanya dengan suara yang lembut.

Sherina tersenyum dan memeluk Vega. "Aku juga sangat bahagia, Veg," katanya.

Mereka berdua kemudian berpelukan erat, menikmati kebahagiaan dan kegembiraan yang mereka rasakan. Suasana diruangan menjadi sangat romantis, dengan cinta yang besar diantara mereka.

Beberapa saat, Vega mengurai pelukan lalu menatap jam tangan yang ada dipergelangan tangan kiri. "Sayang, udah malam ini sudah pukul 21:29 menit, aku pamit pulang ya"

Sherina menggeleng dengan wajah menekuk dan bibir yang manyun. "Kenapa mesti pulang? menginap disini kan tidak papa aku masih kangen kamu loh, Sayang" Sherina merasa belum ikhlas jika Vega pulang ke rumahnya.

Vega terkekeh, meraih wajah Sherina dengan lembut. "Kamu bicara apa tadi? menginap disini?" tanya Vega tidak menyangka.

Sherina mengangguk, menatap Vega masih cemberut.

"Memang tidak papa tapi kita belum menikah, aku pria normal, aku takut khilaf Sayang" kata Vega lembut.

Sebenarnya Vega merasakan hal yang sama seperti Sherina, tidak mau berpisah dan ingin selalu bersama-sama. Tapi, satu hal yang harus Vega ingat, dirinya dan Sherina belum menikah jadi Vega harus tahu batasan.

Jika menuruti Sherina, Vega takut imannya akan luntur dan melakukan hal yang belum semestinya. Sherina adalah orang yang spesial dalam hidupnya jadi Vega tidak ingin merusaknya. Sebelum benar-benar menjadi miliknya yang sah.

Sherina memandang Vega dengan mata yang lembut, ia mengerti alasan Vega. "Aku mengerti, Sayang," katanya dengan suara yang lembut. "Aku juga tidak ingin kamu melakukan sesuatu yang tidak tepat."

Vega tersenyum dan memeluk Sherina. "Terima kasih, Sayang," katanya. "Aku sangat mencintaimu dan aku ingin menjaga kehormatanmu."

Sherina memeluk Vega kembali. "Aku juga sangat mencintaimu, Vega," katanya. "Aku akan selalu menunggumu dan aku akan selalu menjadi milikmu."

Vega tersenyum dan mencium kening Sherina. "Aku akan selalu menjagamu, Sayang," katanya. "Aku akan selalu mencintaimu dan aku akan selalu menjadi milikmu juga."

Mereka berdua berpelukan erat, menikmati kebahagiaan dan kegembiraan yang mereka rasakan. Suasana diruangan menjadi sangat romantis, dengan cinta yang besar diantara mereka.

Vega melepas pelukan. "Aku pulang dulu ya, Sayang. Kamu hati-hati jaga diri kamu baik-baik" kata Vega lalu berdiri.

Sherina juga ikut berdiri bergelayut manja dilengan kiri Vega. "Kamu juga hati-hati, Sayang. Aku antar sampai depan" kata Sherina.

Vega mengangguk, lalu mereka berdua berjalan menuju pintu apartemen.

Setelah beberapa saat, Vega akhirnya berpisah dengan Sherina dan kembali ke rumah menggunakan mobilnya. Ia merasa bahagia dan puas karena telah menghabiskan waktu bersama Sherina.

Beberapa menit.

Saat tiba dirumah, Vega langsung menuju ke kamar tidurnya dan berbaring diatas tempat tidur. Ia merasa lelah tetapi bahagia karena telah menghabiskan waktu bersama Sherina.

Vega kemudian menutup matanya dan memikirkan tentang Sherina. Ia merasa sangat mencintai Sherina dan ia ingin menghabiskan sisa hidupnya bersamanya.

Klunting.

Saat itu, Vega tiba-tiba mendengar suara ponselnya berdenting. Ia membuka matanya dan melihat bahwa Sherina yang mengirim chat kepadanya.

"Aku mencintaimu, Vega," tulis Sherina dalam pesan teksnya. "Aku akan selalu menunggumu dan aku akan selalu menjadi milikmu."

Vega tersenyum dan membalas chat Sherina. "Aku juga mencintaimu, Sayang," tulisnya. "Aku akan selalu menjagamu dan aku akan selalu menjadi milikmu."

Mereka terus berkomunikasi melalui chat, saling mengungkapkan perasaan cinta dan kasih sayang mereka. Vega merasa bahagia dan puas karena telah memiliki Sherina didalam hidupnya.

Keesokan harinya.

Vega sudah bangun sejak pukul 06.00, pagi. Tentu saja bangun karena Sherina mengirim chat padanya. Dan dipukul 07:00 ini. Vega baru mulai beranjak untuk mandi karena ada kuliah dipukul 07.45 menit.

5 menit, Vega sudah selesai mandi, dia segera berpakaian bersiap untuk pergi ke kampus. Setelah itu, Vega keluar dari kamar dan menuju meja makan.

Dimeja makan terlihat Mama dan Papanya Sudah stay disana. Vega pun ikut bergabung diantara mereka berdua.

"Selamat pagi, Mama, Papa" Vega menyapa kedua orang tuanya lalu duduk berhadapan dengan mereka berdua tentu terhalang meja.

Mama dan Papanya Vega menatap Anak semata wayangnya dengan perasaan penasaran. Karena pagi ini wajah Vega terlihat berbeda dari hari-hari sebelumnya, pagi ini wajah Vega terlihat berbinar bahagia.

"Pagi Vega." Mama dan Papa Vega membalas sapaan Vega. "Ada apa denganmu Vega? kenapa kau terlihat sangat bahagia pagi ini?" tanya Mamanya Vega yang bernama Marina.

Vega tersenyum, "Aku sedang bahagia Ma"

"Bahagia karena apa?" tanya Papanya Vega yang bernama Anton.

Vega tersenyum lagi. "Aku bahagia karena aku telah menemukan seseorang yang sangat spesial dalam hidupku," katanya dengan suara yang lembut.

Mama dan Papanya Vega saling menatap dengan mata yang penasaran. "Siapa dia?" tanya Marina dengan suara yang lembut.

Vega tersenyum lagi. "Namanya Sherina, Ma"

Anton dan Marina saling menatap dengan mata yang penasaran. "Kamu sudah serius dengan dia?" tanya Anton dengan suara yang serius.

Vega mengangguk. "Ya, Pa. Aku sudah sangat serius dengan dia. Aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamanya,"

Mama dan Papanya Vega saling menatap dengan mata yang penasaran. Mereka berdua tahu bahwa Vega telah dewasa dan siap untuk memilih pasangan hidupnya sendiri.

"Kami percaya padamu, Vega," kata Marina. "Kami akan selalu mendukungmu dalam segala keputusanmu."

Vega tersenyum bahagia. "Terima kasih, Ma, Pa,"

LYS Halaman 3

Mereka bertiga memulai sarapan paginya bersama-sama. Mereka sangat menikmati suasana yang ada dan sangat menikmati hidangan yang ada. Mereka bertiga menikmati sarapan dengan lahapnya.

Sementara itu, di apartemen. Sherina tengah bersiap untuk pulang ke rumah besar. Setelah selesai bersiap, Sherina mematikan lampu di apartemennya dan kemudian keluar dari apartemen. Ia kemudian menutup pintu apartemen dan memastikan bahwa pintu sudah terkunci dengan baik.

Dengan hati yang bahagia, Sherina memutuskan untuk berangkat ke rumah besar. Ia naik taksi dan memulai perjalanannya.

Sementara itu, di rumah Vega, Vega dan orang tuanya telah selesai sarapan, dan mereka sedang ada digarasi rumah. Vega sedang memanasi motornya, sedangkan kedua orangtuanya sedang menunggu sopir mengeluarkan mobil. Marina dan Antonio Sakti akan berkunjung ke rumah kerabat di Jakarta Utara karena ada acara peresmian toko disana.

Tiba-tiba, Vega yang tengah memutar-mutar gas motor mendengar suara ponselnya berdenting. Ia mengambil ponselnya di dalam saku almamater dan melihat ternyata Sherina telah mengirim chat kepadanya.

"Aku sedang dalam perjalanan ke rumah besar, Sayang," tulis Sherina dalam chat-nya.

Vega tersenyum dan membalas chat Sherina. "Oh ya? Hati-hati, Sayang," tulisnya. "Aku sedang memanasi motor dan bersiap ke kampus" Vega mengirim gambar dirinya yang sedang nangkring diatas motor.

"Wah, manis sekali pangeran siapakah itu?" balas Sherina disertai emoji dua mata berbentuk hati.

Vega tertawa geli dalam diam kembali mengambil gambar dirinya asal-asalan dan mengirim pada Sherina.

Vega kembali tertawa dalam diam saat gambar dirinya sudah terkirim dan sudah centang dua abu-abu. Buru-buru, Vega memasukan ponselnya ke dalam saku almamater bertepatan dengan Mama dan Papanya yang mendekat kepadanya.

"Vega, Mama dan Papa berangkat dulu kamu hati-hati dijalan" kata Mama.

Vega tersenyum dan mencium pipi kanan Mama sekilas. "Iya, Mama dan Papa juga hati-hati"

Papa Anton menggeleng melihat Vega yang mencium Mamanya sekilas. Vega memanglah sesayang itu dengan Mamanya, dalam hati, Papa Anton bersyukur memiliki Putra seperti Vega. "Kamu hati-hati Veg, Papa dan Mama dua hari disana"

"Iya, Pa" Vega menjawab, lalu mencium punggung tangan kedua orang tuanya bergantian.

Mama Marina tersenyum manis dengan mencubit gemas pipi Vega, dan setelah itu masuk ke dalam mobil duduk bersebelahan dengan suami. "Jalan Pak" perintah Papa Anton.

Setelah mobil yang membawa kedua orang tuanya pergi meninggalkan rumah. Vega juga melajukan motornya menuju kampus dengan perasaan yang jauh lebih bahagia dan lebih semangat dari hari-hari sebelumnya.

Sementara itu, Sherina telah tiba di rumah besar. Sherina turun dari taksi setelah memberi dua lembar uang pada Pak sopir.

Setelah memberi uang pada Pak sopir, Sherina mengambil barang bawaannya dan memasuki rumah besar. Ia merasa sedikit lelah setelah perjalanan, tetapi ia juga merasa bahagia karena telah kembali ke rumah besar.

Saat memasuki rumah, Sherina disambut oleh Mbak Sri, pembantu rumah tangga yang telah bekerja di rumah besar selama bertahun-tahun. "Selamat pagi, Nona Sherina," kata Mbak Sri dengan senyum.

Sherina tersenyum dan membalas. "Selamat pagi, Mbak Sri. Bagaimana kabar Mbak Sri?"

Mbak Sri mengangguk. "Semuanya baik, Nona Sherina. Tapi ada satu hal yang ingin saya beritahu kepada Anda."

Sherina penasaran. "Apa itu, Mbak Sri?"

Mbak Sri tersenyum. "Tadi pagi, ada seorang pria yang datang ke rumah ini dan bertanya tentang Anda."

Sherina terkejut. "Siapa dia?"

Mbak Sri menggeleng. "Saya tidak tahu, Nona Sherina. Tapi dia bilang bahwa dia akan kembali lagi hari ini."

Sherina merasa sedikit penasaran. Siapa pria yang datang ke rumah besar dan bertanya tentangnya? Apakah itu Vega? Tapi Vega tidak mungkin datang ke rumah besar tanpa memberitahunya terlebih dahulu.

Sherina memutuskan untuk tidak memikirkan hal itu terlalu banyak. Ia akan menunggu dan melihat siapa yang datang.

"Mama dan Papa dimana Mbak?" tanya Sherina pda Mbak Sri yang mengambil alih barang bawaannya lalu bersama-sama berjalan masuk ke dalam rumah.

"Tuan dan Nyonya belum keluar dari kamarnya Nona" kata Mbak Sri mereka berdua kini sudah sampai didapur.

Sherina mengangguk, menuang air putih ke dalam gelas dan meminumnya. "Ya sudah, tolong buatkan aku susu putih hangat ya Mbak. Aku ingin ke kamar Papa dan Mama, untuk paperbagnya tolong letakan disini saja" kata Sherina menaruh gelas bekasnya diwastafel.

"Baik, Nona" kata Mbak Sri menaruh barang bawaan Sherina diatas meja kompor.

Mbak Sri kemudian memulai membuat susu putih hangat untuk Sherina. Sementara itu, Sherina berjalan menuju kamar Papa dan Mamanya.

"Ma, Pa. Sherina pulang!" kata Sherina. Sesudah sampai didepan kamar orang tuanya sambil mengetuk pintu kamar.

"Sherina, kamu pulang Sayang!" jawab Mama dari dalam kamar.

Sherina tersenyum mendengar jawaban dari Mama didalam kamar, dan pintu kamar langsung terbuka dari dalam. Terlihat, Papa dan Mama tersenyum padanya, mereka bertiga berpelukan.

"Selamat pagi, Ma. Selamat pagi, Pa," kata Sherina sambil mencium pipi mereka berdua.

Papa dan Mama tersenyum masih memeluk Sherina. "Pagi Sherina. Kami sangat senang kamu sudah pulang, Sayang," kata Mama.

Sherina tersenyum dan mereka bertiga melepas pelukan. "Aku juga senang, Ma. Aku membawa oleh-oleh untuk kalian, ada didalam paperbag."

Papa dan Mama tersenyum dan ingin segera membuka paperbag yang dibawa oleh Sherina. "Oh begitukah? Dimana paperbagnya? Ayo kita buka bersama-sama" kata Mama.

Sherina meminta mereka berdua untuk mengikutinya ke dapur karena oleh-olehnya ada disana. Saat membuka oleh-oleh dari Sherina, Mama dan Papa sangatlah senang melihat oleh-oleh yang dibawa oleh Sherina.

"Ah, ini sweter couple kesukaan Mama!" heboh Mamanya Sherina yang bernama Citra, sambil memegang sweter tersebut.

"Bagaimana kamu bisa tahu jika Mama sedang menginginkan sweter ini?" tanya Citra heran, padahal Citra tidak pernah memberitahu pada siapapun terkecuali... Arman, sang suami.

Seketika Citra menoleh suaminya. "Papa yang memberitahu?" tanya Citra.

Arman tersenyum nyengir, tidak menepis tebakan sang istri tercinta. "Iya, itu memang benar" katanya.

"Kamu ini, Pa" Citra tersenyum dengan menggeleng, Citra kembali menyimpan sweter couple tersebut ke dalam paperbag.

"Ini susu putih hangatnya sudah jadi Nona" Mbak Sri meletakan diatas meja makan tepat dihadapan Sherina.

Sherina tersenyum ramah. "Terima kasih Mbak Sri" katanya.

"Sama-Sama Nona" Jawab Mbak Sri.

"Mbak Sri, tolong buatkan saya dan suami saya susu putih hangat juga, jangan kopi seperti biasanya" kata Mama Citra membuat Mbak Sri yang sudah berjalan langsung menghentikan langkah.

Mbak Sri menoleh. "Baik Nyonya" setelah itu Mbak Sri segera membuatnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!