NovelToon NovelToon

Exchange The Dead Bahasa Indonesia

/ Infinite Sea

Aku membuka mataku setelah sekian ratus tahun bermeditasi sejak kekalahan aku di alam utama lagi pula saat pertama diciptakan akulah yang paling lemah The Creator sengaja menjadikan aku kelinci percobaan akan aku bunuh dewa utama Arata dan The Creator.

", Tubuhku penuh lumpur sudah 3000 tahun sejak hari itu."

Semua bermula saat dunia atas di penuhi oleh para dewa utama The Creator membuat kompetisi dengan nama hanya terkuat yang diakui. Lebih dari 1 ribu abad pertikaian terus menerus terjadi saling membunuh saling kalahkan.

Akulah yang paling tidak beruntung diciptakan setelah 500 abad untuk ikut dalam babak saling membunuh sebagai identitas malaikat.

Aku kalah dari melawan dewi Absurd Artia Ifres, sejak hari itu aku dilempar ke alam Atial di buang tak dianggap sebagai mahkluk tidak pernah ada.

"Seandainya aku melawan Dewa kesengsaraan mungkin aku punya kesempatan sedikit."

Aku jatuh ke dalam jurang dimensi kedua sayap aku, lengan dan pundak telah hancur lebur. Mengingat nya membuat aku sedih.

Keinginan hanya satu membunuh The Creator dan mengalahkan Dewa Arata mungkin aku satu-satunya yang tak dihiraukan,

"Siapapun itu tak ada yang menolong aku. Aku bangkit karena meditasi hari ini aku sangat kesal!"

Untuk siapa aku di ciptakan Tuhan? Di ambang kekalahan konyol sekali aku mempermasalahkan persoalan ini.

Mengapa semua ini perlu dia hanya memikirkan hiburan untuk dirinya sampai masa semua mati.

Aku bertanya siapa kamu dan siapa aku? Aku adalah ciptaan mu dan kamu adalah The Creator. Malaikat sering dikenal dengan jiwa bersih dan suci tak pernah memikirkan apapun selain perintah. Aku menatap diriku terpana kecantikan tubuhku.

"Sungguh menyedihkan. Jiwamu itu sangat kesepian sampai tercium busuk olehku. Apa? Saat kau dikalahkan kau mengharapkan seseorang menolong, menyedihkan kau di buang."

"Diam. Akan aku acak-acak kau Abruh Eujdas"

"Haha. Menakutkan. Setelah sekian lama perang antara Dewa utama The Creator membangkitkan kami kembali, tanyakan kenapa? Sedangkan kau tidak."

"Karena kami yang terkuat! Saat ini aku penguasa Dimensi of Castle baru mendengar? Noah menduduki peringkat dewa utama kedua penguasa Dimensi Abyss

dan dewa utama paling utama Arata Garden of Holy Dimensi. Kau tau letak kesalahanmu?"

"Dari tadi kau sangat berisik, [Book of Dathlem] Jarum api."

Mengalirkan api lalu memadatkannya ke bentuk jarum, "Serangan ini mustahil melukaiku".

Aku menatap diriku sendiri begitu lama, The Creator memberitahukan satu hal padaku tentang kitab Dathlem. Aku mengerti garis besar dari keseluruhan kitab ini meski sihir ini tidak mutlak ada ungkapan besar dibalik aksara tulisan [Human: Tentara]

Tidak ada yang lolos dari pertikaian maut ini, perintah the Creator mutlak menciptakan kami untuk bunuh membunuh bahkan tidak ada perintah menyembah dirinya artinya kami sebagai ciptaan kapan saja bisa melawannya.

"Kau memang dibuang tapi fakta The Creator membiarkan kau bermeditasi untuk memulihkan tenaga, dengan seizinnya kan? Giliran aku [Pukulan Peluru: Règle de trois secondes]

[Dinding atomic]. "Kau sangat diberkati Navael kekuatan kitab Book of Dathlem memang hebat. Aku beritahu akan aku rebut itu, membunuhmu."

"Jika kau bisa Dewa, kau ini sebenarnya dewa apa?"

"Aku dewa nubuat salah satu dewa utama, dewa siklus inkarnasi dan dewa kematian untukmu." Katanya dengan suara keras.

"Mengapa kau memiliki kitab? Pertanyaan bodoh. Mari buat kesepakatan jika kau kalah semuanya menjadi milik aku."

Kesepakatan dibuat.

Diva of Geyna miliknya muncul gambar aneh satu orang tanpa kepala dan dua mahkluk berbadan kekar lagi kasar. Awalnya dia tidak mengerti itulah tubuhnya.

"Aku tanyakan satu hal kau terbuang? [flash: Biru]"

tanganku diperkuat setajam pedang Abruh menahan. "Jangan asal bicara kau, [Layer: Armure la plus forte]"

"Orang dengan selara aneh. Kau ketakutan?" Hmm lapisan baju besi dilehernya terlihat kuat. Memang hebat aku mengagumi dewa nubuat karena kemampuan melihat kejadian selanjutnya di masa depan.

"Bermainlah dengan aku" Abruh menantang.

"Sebaiknya kau lihat buku itu sekeras apapun kau akan kalah."

"[Penguatan: Fortification]"

Semakin dia melihat kitab penguatan terus dilakukan pada bajunya di beberapa bagian terdapat grigi tajam.

Intuisi aku mengatakan dia dewa yang terbuang sehebat apapun dewa tidak akan mungkin menginjakkan kaki di sini karena bagi mereka ini adalah tempat paling menjijikan. "Mudah saja mengalahkan aku tapi kau selalu susah payah menunjukkan kekuatan kamu Abruh. Ini konyol."

"Hah? Maksudmu"

"—kau itu sama seperti aku, mahkluk buangan. Kepercayaan dirimu hampir tak terlihat bahkan tidak ada. Kau akan kembali ke dunia atas setelah mengalahkan aku?"

"Mencoba menggertak?"

"Bukan begitu aku bilang mudah saja mengalahkan aku tinggal runtuh kan saja Ateal ini. Pasti mustahil bagi kamu."

"Banyak bicara [Ulurs Augustus: Montagne]

[Big Ultra: Human]

Jadi begitu dibalik Aksara [Human] hanya satu-satunya sihir kendali yang memenuhi kehendak pikiran aku. Singkatnya sihir ini adalah tergantung dari pola pikir aku jika aku percaya [Human] bisa menahan gunung berarti itu terjadi. Jurus yang melawan kemustahilan agak merepotkan untuk lawan.

Aku perlu pikiran jernih tidak mudah terprovokasi dari ucapan lawan dan tidak sentimen.

"Mustahil itu adalah sihir mutlak aku [Augustus] ini akhir bagiku, tapi! [Gravité : le gain de poids du centre de la Terre]"

"Sampai akhir kau terus berjuang tapi malaikat tidak menghiraukan emosi, itulah aku malaikat ketiadaan."

Tidak ada sanjungan untuk terakhir kalinya dia hidup. Menggunakan sayap untuk mencapai puncak gunung Ulurs membuat singgasana diatas puncak itulah aku.

Menyebut sesuatu tanpa nama sangat sulit, manusia bertangan empat itu Anruz dan Aus manusia putih.

Berikan padaku Diva of Geyna, Aus. Peras darahnya

Anruz.

Mereka tidak akan aku bekali ucapan tidak diizinkan bicara hanya cukup memahami perintah.

"Kau bedebah Navael!"

Lihat dirimu layu, kering kerontang [Sirna : Aras] "aku terlihat konyol dimatamu Abruh kau pemilik kekuatan mutlak paling mengerikan [Exchange the Dead] sekarang aku menguasainya."

Dengan kekuatan kedua ini aku bisa memutar balik kedudukan aku yang sekarang menjadi yang tertinggi.

Tawa jahat Navael bergema di seluruh ujung dunia Atial.

Mommy Wizard

Tawa jahat memenuhi dimensi Atial, getaran kekuasaan mulai merambat di setiap sudut ruang yang hancur. Abruh, sang Dewa Nubuat, kini terbunuh di bawah kaki Navael. [Exchange the Dead] adalah sihir yang bahkan bisa menukar ribuan kali kematian pengguna nya yaitu kemampuan untuk menukar eksistensi dan mencabut nyawa. Tak terkalahkan!

Namun, di balik kemenangan mutlak ini, aku merasakan sesuatu yang aneh.

Bayangan tipis mulai terbentuk di sekitarku. Sosok transparan yang familiar namun asing. Sosok itu berbisik, "Navael, kau pikir ini berakhir?"

Dimensi Atial mulai bergetar. Retak-retak halus mulai membentuk di udara, seakan realitas sendiri mulai kehilangan struktur.

"Tidak ada yang tersisakan kecuali aku! Aku yang terbaik dipuncak dan dibawah langit.." gumam Navael membentang tangan ke sisi timur dan barat.

Sebelum melakukan kenyataan Navael telah menghempaskan kekuatan dan memerintah Aus dan Anruz kembali ke asal (tanah).

Bisikan di dalam pikirannya itu kembali terdengar, kali ini lebih keras. Suara Abruh yang sudah tak berbentuk itu menggelegar: 'Kau lupa, Navael. Dewa Nubuat selalu punya rencana cadangan.'"

Keheningan menyelimuti dimensi Atial. Reruntuhan pertarungan membentang luas, dan Navael kini sendirian. Anruz dan Aus sudah lenyap, begitu pula Abruh. Hanya tinggal dia dan kesunyian yang mencekam.

"Book of Dathlem dan Book of Geyna" bisiknya pada diri sendiri, "apa sebenarnya rahasiamu?"

Jari-jari menyentuh kitab tua itu. Aksara-aksara aneh mulai bergerak, seolah hidup. Cahaya redup keunguan memancar dari setiap huruf, membentuk bayangan-bayangan samar dari kenangan yang terlupakan.

Navael menutup mata. Meresapi setiap getaran energi yang tersimpan dalam kitab. Dia bukan sekadar membaca, tapi mencoba memahami—bahwa Book of Dathlem bukan sekadar kitab, melainkan sebuah dimensi tersembunyi dari pengetahuan.

"Aku adalah malaikat ketiadaan," gumamnya, "tapi apa sebenarnya artinya?"

Setiap huruf terasa hidup, mengalirkan memori-memori yang tersembunyi jauh di balik kesadarannya.

"Book of Geyna," bisiknya, "apa hubunganmu dengan takdirku?"

Tiba-tiba, sebuah proyeksi cahaya membentuk bayangan aneh - sosok tanpa kepala yang pernah dia lihat sebelumnya. Gambar itu berputar perlahan, mengungkapkan fragmen demi fragmen memori yang terkubur.

Navael melihat dirinya sendiri - versi yang berbeda, yang lebih lemah, yang dicampakkan oleh The Creator. Kenangan bertumpuk seperti lapisan debu yang mulai terangkat.

"Aku bukan sekadar malaikat ketiadaan," gumamnya, "Aku adalah sesuatu yang lebih..."

Dimensi Atial bergetar pelan. Antara realitas dan mimpi, Navael mulai memahami bahwa perjalanannya baru dimulai. Book of Dathlem dan Book of Geyna adalah kunci untuk mengungkap rahasianya sendiri.

Perang 6000 tahun lalu belum usai justru ini akan segara dimulai.

Gemerlap dari kitab semakin intens, membelah ruang dimensi Atial. Navael merasakan setiap urat syarafnya bereaksi terhadap energi misterius yang mengalir. Aksara-aksara Book of Dathlem mulai membentuk pola yang rumit, seolah mencoba berkomunikasi dengannya.

"Siapa diriku sebenarnya?" bisiknya.

Sepercik memori muncul - kilasan singkat tentang penciptaannya. Bukan sekadar malaikat, bukan pula sekadar makhluk buangan. Dia adalah sesuatu yang lebih kompleks, tersembunyi di antara garis tipis takdir yang diciptakan The Creator.

Book of Geyna mulai bereaksi. Bayangan dua makhluk berbadan kekar - Anruz dan Aus - kembali muncul, kali ini dalam bentuk yang lebih jelas. Mereka bukan sekadar pengikut, tapi bagian dari misteri yang menyelimutinya.

Navael menggenggam kitab itu erat. Dimensi Atial terasa semakin menyempit, seakan ruang dan waktu mulai melebur di sekitarnya. Dia mulai memahami bahwa kekalahannya melawan Dewi Absurd Artia Ifres dulu bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah perjalanan yang jauh lebih besar.

"Aku akan mengungkap semuanya," tekadnya.

Sekilas Navael memikirkan penciptaan alam Manusia.

Navael menutup mata, konsentrasi penuh pada Book of Dathlem. Aksara-aksara rahasia mulai bergerak, membentuk pola energi yang kompleks. Dia memahami bahwa menciptakan makhluk baru bukanlah sekadar tindakan biasa, melainkan proses penciptaan yang membutuhkan kehendak mutlak.

"Enah," bisiknya, "kau akan menjadi saksi dari kekuatanku."

Cahaya putih yang intens mulai terbentuk di hadapannya. Energi dari Book of Dathlem mengalir, membentuk siluet seorang perempuan. Setiap detail tercipta dengan presisi - dari struktur genetik hingga jejak kekuatan sihir yang luar biasa.

Perlahan, Enah terbentuk. Mata pertamanya terbuka, memantulkan cahaya dimensi Atial. Dia bukan sekadar manusia biasa, melainkan makhluk dengan kekuatan setara Navael - produk dari pengetahuan maha rahasia Book of Dathlem.

"Bangunlah, Enah," kata Navael, "Kau adalah saksi dari kekuatanku melawan takdir."

Enah membuka matanya perlahan. Cahaya dimensi Atial memantul di pupil hitamnya, menampakkan kilatan kecerdasan dan kekuatan yang luar biasa. Dia tidak sekadar makhluk, tapi sebuah karya sempurna dari pengetahuan maha rahasia.

"Siapa aku?" tanyanya pertama kali pada Navael.

Navael tersenyum tipis, "Kau adalah Enah, makhluk yang kubentuk dari Book of Dathlem. Kekuatanmu setara denganku, bahkan mungkin lebih."

Enah menggerakkan tangannya. Energi sihir mengalir dari jari-jarinya, membentuk pola-pola kompleks yang bahkan Navael sempat terkesima melihatnya.

"Aku... merasakan segalanya," bisik Enah. "Setiap dimensi, setiap rahasia tersembunyi."

Navael memperhatikan. Enah bukan sekadar alat atau budak, dia adalah mitra - makhluk dengan kesadaran penuh dan kekuatan yang hampir tak terbatas.

"Kita akan mengubah segalanya, menguasai Dimensi dan membunuh The Creator" kata Navael.

Enah menatap Navael dengan mata yang berkilat penuh intelegensi. "The Creator," ulangnya, "Kau ingin melawan yang menciptakan segalanya?"

Navael mengangguk pelan. Dimensi Atial terasa semakin menyempit, seolah ruang dan waktu tunduk pada kehendak mereka berdua. Book of Dathlem masih memancarkan cahaya redup, seolah menyimpan ribuan rahasia yang belum terungkap.

"Aku diciptakan bukan untuk ditundukkan," kata Navael dingin. "Begitu pula dirimu, Enah."

Tiba-tiba, kekuatan mereka mulai beresonasi. Energi sihir Enah yang dipenuhi pengetahuan Book of Dathlem berpadu dengan kekuatan Navael. Setiap getaran mampu mengguncang fondasi dimensi.

"Kita akan membangun kekuatan yang bahkan The Creator tak pernah bayangkan," bisik Navael.

Enah tersenyum, sebuah senyum yang mengandung misteri dan tekad yang tak terbantahkan. Perjalanan mereka baru saja dimulai.

Dimensi Atial berubah di sekitar mereka. Navael dan Enah berdiri berdampingan, dua makhluk dengan kekuatan yang hampir tak terbatas. Book of Dathlem terus memancarkan cahaya rahasia, seolah membimbing mereka pada takdir yang lebih besar.

"Kita membutuhkan rencana," kata Enah, suaranya terdengar seperti deruan angin yang mampu membelah dimensi. "The Creator tidak akan membiarkan kita begitu saja."

Navael mengangguk, matanya menatap jauh ke depan. "Kita akan membangun kekuatan secara perlahan. Mengumpulkan pengikut, memahami setiap sudut rahasia alam semesta. Ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar pemberontakan," bisik Navael. "Kita akan mengungkap kebenaran sejati di balik penciptaan."

Navael menatap Enah dengan tatapan yang tajam dan penuh makna. "Pergilah," perintahnya, "Jelajahi setiap sudut dimensi yang ada. Tujuanmu adalah Dimensi Abyss - tempat yang bahkan para dewa enggan memasukinya."

Enah membungkuk hormat, namun tatapannya penuh percaya diri. "Aku akan membawa kembali pengetahuan yang tak tersentuh sebelumnya."

Energi sihir dari Book of Dathlem mulai melingkupi tubuh Enah. Setiap aksara rahasia bergerak, menciptakan portal transparan yang akan membawanya melintasi batas-batas dimensi.

"Ingat," kata Navael, "Dimensi Abyss menyimpan rahasia tertua. Noah, penguasa Dimensi Abyss, bukanlah musuh yang bisa kau remehkan. Gunakan segala pengetahuan dari Book of Dathlem."

Portal dimensi mulai terbuka. Cahaya hitam kebiruan membelah ruang, menandakan pintu menuju Dimensi Abyss sudah terbuka. Enah tersenyum tipis, siap memulai perjalanan yang tak terukur batas-batasnya.

"Aku akan kembali," janjinya pada Navael.

Setelah kepergian Enah, dimensi Atial terasa semakin sepi. Navael memejamkan mata, meresapi setiap getaran energi yang tersisa dari portal dimensi yang baru saja tertutup.

Book of Dathlem bergetar pelan di tangannya. Aksara-aksara rahasia mulai bergerak, seolah mencoba memberi petunjuk tentang perjalanan Enah. Navael tahu, tugasnya kini adalah menunggu dan mempersiapkan segalanya.

"Dimensi Abyss," gumamnya, tempat tersembunyi di mana segala rahasia tersimpan.

Di kejauhan, portal dimensi yang lemah masih bergetar. Pertanda bahwa perjalanan baru saja dimulai.

Navael menutup mata, konsentrasi penuh pada Book of Dathlem. Kali ini, dia akan menciptakan makhluk yang bahkan melampaui batas kemampuannya sendiri.

"Javid," bisiknya, "kau akan menjadi perintis sejati."

Energi yang intens membanjiri dimensi Atial. Energi maha dahsyat dari kitab suci mulai membentuk sosok laki-laki. Setiap sel, setiap atom Javid diciptakan dengan presisi mutlak - bukan sekadar manusia, melainkan makhluk lintas dimensi.

Perlahan, Javid terbentuk. Mata pertamanya terbuka, memantulkan cahaya yang menembus ribuan dimensi sekaligus. Dia bukan sekadar mitra, melainkan instrumen utama rencana Navael.

"Bangunlah, Javid," kata Navael, "Kau akan menjelajahi apa yang tak pernah terjangkau oleh siapapun."

Javid tersenyum. Dalam sekejap, dia bisa melihat seluruh dimensi - masa lalu, masa depan, ruang dan waktu yang tak terbatas. Kemampuannya jauh melampaui apa yang Navael bayangkan.

"Aku siap," jawab Javid, suaranya bergetar dengan kekuatan lintas dimensi.

Javid mulai bergerak. Setiap langkahnya menciptakan gelombang energi yang mampu merobek batas-batas dimensi. Navael memperhatikan dengan seksama, sedikit terkesima dengan kekuatan makhluk ciptaannya.

"Setiap dimensi akan kujelajahi," kata Javid, "Bahkan yang tersembunyi paling dalam sekalipun."

Tubuhnya mulai berubah - tidak lagi berbentuk manusia biasa. Dia bisa meregenerasi diri, berpindah antarwaktu, melihat timeline yang berbeda dalam sekejap. Book of Dathlem seolah hidup di dalam dirinya, memberikan kekuatan yang tak terbatas.

Navael memberikan sebuah misi khusus: "Temukan kelemahan The Creator. Carilah titik yang paling rapuh dalam strukturnya."

Javid mengangguk. Sedetik berikutnya, dia sudah menghilang - menembus dimensi pertama, kedua, ketiga - melanjutkan perjalanan yang tak terbatas.

Dimensi Atial kembali sunyi. Hanya Navael yang tersisa, dengan Book of Dathlem dan harapan besar akan misi Javid.

Navael meratapi sesuatu tentang Javid penuh tatapan mendalam, penuh makna tersembunyi. Di saat proses penciptaan, dia menanamkan sesuatu yang jauh lebih rahasia dari sekadar misi - dia menciptakan jalur perpindahan kesadaran.

"Javid," bisiknya, "jika aku terjatuh, kesadaranku akan berpindah padamu. Kau adalah wadah terakhirku, benteng pertahanan final melawan The Creator."

Sebuah benang tipis cahaya mulai terjalin antara Navael dan Javid. Benang itu tak kasat mata, terbentuk dari energi Book of Dathlem yang paling dalam. Sebuah ikatan metafisis yang memungkinkan perpindahan kesadaran total - ingatan, kekuatan, hingga tekad terakhir.

Omnipotence

Dimensi kecil [Water Dew) luluh lantak. Cahaya hitam kemerahan membelah ruang, menandakan pertempuran dahsyat antara dua sosok maha kuasa - Noah dan Arata.

Enah bersembunyi di balik reruntuhan dimensi, matanya tak berkedip memperhatikan pertarungan epik yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Energi pertempuran begitu dahsyat sampai mampu menciptakan gelombang kehancuran yang merobek struktur dimensi.

Noah, sesosok tegap sang Dewa perairan abyss dengan jubah hitam pekat, mengeluarkan pedang Venuszirad senjata legendaris yang mampu membelah dimensi. Setiap ayunannya menciptakan retakan cahaya mampu menghancurkan ratusan timeline sekaligus. Venuszirad bukan sekadar senjata, melainkan pedang ketiadaan yang dapat memutus apapun di depannya bahkan takdir dan segala struktur dimensi, menelan dan memuntahkan energi destruktif dalam sekejap.

Arata tertawa gila, "Kau pikir si palsu mampu mengalahkanku?"

Pertarungan mereka begitu intens, energi sihir yang mereka keluarkan mampu menghancurkan ratusan dimensi water dew sekaligus. Setiap gerakan Noah dan Arata bagaikan tarian maut yang menakutkan.

"Dhonor Agil Fengroa!" serangan sihir Arata.

Arata mengacungkan Agroname - pedang bersejarah yang tercipta dari darah 1000 dewa perang. Bilah pedangnya berwarna merah darah dengan garis-garis hitam yang bergerak seperti urat nadi. Setiap ayunan Agroname mampu menciptakan gelombang pembunuh yang menembus segala pertahanan dimensi.

Di tengah kepungan energi maha dahsyat, Enah tak sengaja terlempar ke pusat pertarungan. Cahaya membabibuta mengepungnya, energi destruktif dari pertarungan Noah dan Arata nyaris mencabik-cabik tubuhnya.

"PERGI!" teriak Noah melihat kehadiran Enah, namun terlambat.

Enah terjebak dalam pusaran lautan darah energi mematikan milik Arata, nyawanya bergantung pada sehelai benang tipis.

Dimensi Abyss berguncang dengan intensitas yang mencabik realitas akibat nya Noah tersapu oleh kekuatan Arata mengorbankan dirinya.

"Holy Dimensi Arzhanzou akan menjadi milikku!" teriak Arata, matanya berkilat gila.

Noah menjawab dingin dari dalam pusaran lautan darah, "Kau tak akan pernah mendapatkannya. Selama aku masih hidup"

Setiap benturan pedang menciptakan ledakan cahaya yang membutakan. Venuszirad milik Noah mengeluarkan cahaya ungu kehitaman [Ivael].

Dalam sekejap, Enah berada di titik paling berbahaya - tepat di antara dua dewa dengan kekuatan yang mampu menghancurkan segalanya.

Noah melihat Enah dengan kilatan mata yang menusuk. "Makhluk asing!" teriaknya di tengah pusaran, "Kau tak seharusnya berada di sini!"

Pedang Venuszirad milik Noah berputar dalam gerakan spiral yang kompleks, menciptakan portal-portal dimensi mini yang berputar di sekitar Enah. Setiap portal menampilkan fragmen berbeda dari realitas - sebagian menunjukkan masa lalu, sebagian menunjukkan masa depan yang belum terjadi.

"Tidak semudah itu!" Agroname milik Arata mengeluarkan energi darah yang mencoba mengkontaminasi setiap jalan keluar Noah. Darah dimensi mengalir, menciptakan kepadatan antara ruang dan waktu membuat Noah buta untuk melihat kembali realitas.

Enah merasa kesadarannya mulai terbelah. Book of Dathlem yang tersimpan dalam ingatannya mulai bereaksi, memberikan pertahanan pertama kalinya. Sebuah perisai transparan tipis mulai terbentuk [Ziudith] di sekujur tubuhnya, melawan energi destruktif yang nyaris mencabik-cabiknya.

"Aku... tidak... akan... mati!" bisik Enah dengan susah payah.

Noah sempat terkejut melihat pertahanan Enah. Sedetik kemudian, Arata melancarkan serangan balik dengan Agroname, menciptakan gelombang energi darah yang nyaris menghapus eksistensi Enah dari dimensi.

Enah tersungkur, nyaris kehilangan kesadaran dia berhasil keluar dari pusaran.

"Kau... ingin merelakan Holy Dimensi Arzhanzou?" Noah bertanya dengan nada curiga, matanya tetap waspada.

Arata tersenyum misterius. "Kau sudah memiliki Dimensi Abyss. Holy Dimensi Arzhanzou akan sia-sia di tanganmu. Aku punya rencana yang jauh lebih besar."

Enah yang tersungkur di antara mereka mulai sadar, mencoba memahami percakapan dua dewa tersebut.

Book of Dathlem bergetar pelan di dalam kesadarannya, seolah mencoba membaca maksud tersembunyi di balik perkataan Arata.

"Apa maumu sebenarnya?" Noah bertanya dingin, Venuszirad masih siap menyerang.

Arata memutar Agroname dengan santai. "Dimensi suci itu memiliki potensi yang jauh lebih besar dari sekadar milikmu atau milikku. Ada sesuatu - atau seseorang - yang tersembunyi di dalamnya."

"Itu hanya alasan kau memikirkan kebohongan tapi kebohongan kamu payah," balas Noah

Arata tertawa. "Kau tidak punya pilihan lain."

Noah memandang Arata dengan tatapan tajam, mencoba membaca setiap celah maksud tersembunyi di balik tawaran mengejutkan itu. "Di atas Holy Dimensi tidak ada siapapun terkecuali dia yang sedang mengawasi kita The Creator - di atasnya tidak ada siapapun lagi," gumam Noah.

"Holy Dimensi Arzhanzou," gumam Noah, "bukan sekadar wilayah yang bisa dipindahtangankan begitu saja."

Arata tersenyum misterius. "Kau tahu itu bukan sekadar dimensi biasa. Ada sesuatu yang tersembunyi jauh di dalamnya - sebuah rahasia yang bahkan kita belum pahami."

Pedang Venuszirad milik Noah bergetar, seolah ikut berbicara. Cahaya ungu kehitaman dari bilah pedang menciptakan pola-pola aksara rahasia yang bergerak dinamis.

"Aku memiliki Dimensi Abyss," kata Noah, "Dimensi tergelap dan tersembunyi. Apa yang membuatmu berpikir aku tertarik menukarnya?"

Arata melangkah perlahan, Agroname berkilat dengan cahaya darah yang mencengangkan. "Bukan sekadar menukar, melainkan membuka portal rahasia tersembunyi."

Noah terdiam. Sejenak, pertahanannya mulai runtuh.

Seketika, emosi Arata meledak. Ekspresinya berubah dari senyum misterius menjadi amarah yang membabi buta.

"HANYA ITU JAWABANMU?" teriak Arata.

Pedang Agroname berubah warna, dari merah darah menjadi hitam pekat. Energi destruktif mulai mengumpul di sekitar bilah pedang, menciptakan gelombang kegelapan yang mampu menghancurkan ratusan tatanan realitas sekaligus.

Noah sigap, Venuszirad terangkat sempurna, menciptakan perisai pertahanan dimensi. "Kau memilih jalan ini, Arata?"

Arata tertawa gila, "TIDAK ADA PILIHAN LAIN!"

Noah menangkis dengan Venuszirad, menciptakan ledakan cahaya ungu yang membutakan.

Enah tersungkur, berusaha melindungi diri dari gelombang energi yang saling bertubrukan. Book of Dathlem di dalam kesadarannya mulai bereaksi, memberikan pertahanan tipis.

Pertarungan kembali memuncak, lebih dahsyat dari sebelumnya.

Dalam ledakan energi yang membelah dimensi, Enah tiba-tiba bangkit. Cahaya transparan dari Book of Dathlem mulai melingkupi tubuhnya, menciptakan aura yang mengejutkan bahkan Noah dan Arata.

"HENTIKAN!" teriak Enah dengan suara yang mampu mengguncang hati mereka.

Baik Noah maupun Arata seketika terhenti. Pedang Venuszirad dan Agroname membeku di udara, energi destruktif perlahan mereda. Mata mereka tertuju pada sosok mungil yang baru saja berani menghentikan pertarungan dua dewa maha kuasa.

Enah melangkah maju, Book of Dathlem bersinar lembut di sekujur tubuhnya. "Kalian berdua sama-sama ingin Holy Dimensi Arzhanzou, tapi tidak menyadari konsekuensi pertarungan ini."

Noah menatap tajam, "Kau siapa berani mencampuri urusan kami?"

"Aku Enah," jawabnya tenang, "Seorang pengembala yang melakukan perjalanan"

Arata tertawa, "Makhluk lemah ingin menghentikan pertarungan dewa?"

Enah tersenyum tipis. "Bukan menghentikan, tapi menawarkan negosiasi."

Noah bergerak mendekati Enah, Venuszirad masih siap menyerang. "Negosiasi macam apa?"

"Holy Dimensi Arzhanzou memiliki rahasia tersembunyi," kata Enah, "Dan kalian berdua sama sekali tidak menyadari apa sebenarnya yang tersembunyi di dalamnya."

Cahaya Book of Dathlem semakin intens, menciptakan proyeksi dimensi samar yang membuat Noah dan Arata terpaku.

"Aku punya informasi yang kalian butuhkan," lanjut Enah, "Tapi pertama, kalian harus berhenti bertarung."

Noah melipat tangannya, Venuszirad masih berkilat di sampingnya. "Bicara. Apa informasi yang kau miliki?"

Enah mengambil napas dalam. "Holy Dimensi Arzhanzou bukan sekadar dimensi biasa. Di dalamnya tersembunyi sebuah entitas kuno."

Arata yang semula marah, kini tertarik. "Entitas macam apa?"

"Makhluk pertama sebelum penciptaan dimensi," jawab Enah. "Dia tidur di dalam struktur dimensi paling terakhir, menunggu momen untuk terbangun. Pertarungan kalian justru akan membangunkannya lebih cepat."

"Siapa namanya?" tanya Noah tajam.

"The LN," bisik Enah, "Sang Pencipta Sebelum Segala Penciptaan,"

Noah tersenyum dingin, "Ceritamu menarik, tapi tidak cukup untuk menghentikanku."

Dalam sekejap, energi Venuszirad kembali memuncak. Noah mengangkat pedangnya, cahaya ungu kehitaman kembali membanjiri dimensi. "Aku tetap akan mengalahkan Arata!"

Arata tertawa, "Kau pikir omong kosong tentang The LN akan menghentikanku? Itu tidaklah nyata hanya ada The Creator yang paling hebat dan kuat pencipta kami"

Enah yang berdiri di tengah-tengah mereka mencoba berteriak, "TUNGGU! Kalian tidak mengerti—"

Tapi terlambat.

Holy Dimensi Arzhanzou berguncang hebat. Setiap benturan pedang menciptakan ledakan cahaya yang membutakan, merusak sendi-sendi realitas.

Enah tersungkur, terpaksa menyaksikan pertarungan yang tak terelakkan.

"Kalian akan membangunkan sesuatu yang tidak bisa kalian kendalikan!" teriak Enah.

Tapi Noah dan Arata sudah terlalu terbawa emosi untuk mendengarkan.

Pertarungan berlanjut, semakin gila dan destruktif.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!