NovelToon NovelToon

Mbak Pramugari, Aku Bucin Padamu

Bab 1 Ocha si gadis pramugari

BRAAKKKK

Rio tersentak kaget ketika Ocha menggebrak meja di sebuah cafe dimana mereka sedang makan malam bersama.

"Kita putus! " ucap Ocha lalu mengambil tasnya dan pergi meninggalkan Rio.

"Apa?! Heh tunggu dulu! Ocha! " panggil Rio beranjak dari duduknya dan mengejar Ocha yang tersinggung dengan ucapan Rio yang menghina pekerjaannya.

Aksi mereka berdua menjadi tontonan para pengunjung cafe pada malam itu.

Ocha berjalan cepat dan berjalan mencari ojek online. Rio berhasil mengejar Ocha dan menarik tangannya.

"Lepaskan Rio! " ujar Ocha dengan emosi dan menarik tangannya tapi dia kalah kuat dengan cengkraman tangan Rio.

"Enggak, jelaskan kenapa kamu minta putus?! " tanya Rio yang merasa tidak melakukan kesalahan.

Seorang satpam cafe mengawasi mereka berdua dari kejauhan. Dan Ocha pun melirik kearah satpam tersebut. Jika Rio bertindak kasar dengannya maka dia akan meminta tolong pada satpam tersebut.

"Lepaskan atau aku teriak kamu copet? " ancam Ocha dengan nada penuh amarah.

Rio lalu melonggarkan pegangannya tapi tidak melepaskan tangan Ocha.

"Baik, tapi aku minta penjelasan! " pinta Rio.

"Kamu bodoh apa pura-pura cengo sih? Kamu tau gak apa yang kamu katakan tadi, menghina pekerjaanku sebagai pramugari. Kamu bilang aku kerja sebagai babu, otakmu geser ya?

Apa mentang-mentang kamu anak orang kaya, trus kamu seenaknya sendiri menghina profesi orang. Mau aku kerja sebagai babu kek, pelayan kek, seperti yang kamu bilang selama ini, aku gak perduli, itu pekerjaan halal. Dari gajiku aku bisa menyenangkan orang tuaku." terang Ocha dengan nada berapi-api.

"Dengerin aku gak bermaksud menghina profesimu. Memang iya kan kenyataannya pekerjaan kalian itu melayani para penumpang. Aku hanya menggambarkan saja Ocha." elak Rio.

"Buat apa...gak penting banget. Aku selama ini diam setiap kamu menghina pekerjaanku. Selama pacaran kamu gak pernah menghargai profesiku.

Dan kamu selalu marah jika aku telat kasih kabar, minta jadwal terbangku dan bahkan paling parah kamu bisa-bisanya ngelabrak rekan kerjaku Reno. Emangnya dia salah apa sama kamu? Dia itu cuman tanya jadwal aku terbang. Sinting kamu, bikin malu aku." tukas Ocha kesal.

"Kenapa dia tanya-tanya jadwalmu, mau ngedate sama kamu? " sahut Rio.

"Heh dia itu udah nikah ya." timpal Ocha.

"Siapa tahu mau ngajak kamu check in kamu." ujar Rio.

PLAKK

Ocha menampar pipi kanan Rio dengan tatapan mata yang berapi-api.

"Jaga mulut kamu Rio, kita putus! Aku gak sudi menikah dengan kamu! " ucap Ocha tegas lalu melepaskan tangannya kirinya dari cengkraman Rio.

"Apa? Heh gak bisa seperti itu? Ocha ! " panggil Rio sambil mengejar Ocha yang berlari ke arah jalan raya dan mencegah ojol yang lewat.

"Pak offline aja, tolong antar saya." ucap Ocha yang langsung menaiki motor pak Ojol.

"Kemana non? " tanya driver ojolnya bingung.

"Jalan dulu pak cepat! Nanti saya bayar 200 ribu." titah Ocha yang gak pake mikir ongkosnya berapa asal bisa pergi meninggalkan Rio.

"Ba-baik non! " driver ojol tersebut langsung tancap gas meninggalkan Rio yang masih berusaha memegang tangan Ocha.

"Ocha tunggu...! " teriak Rio yang mengusap wajahnya dengan kasar.

"Maaf ya pak saya langsung naik aja. Antar saya ke apartemen Orchid pak." ucap Ocha.

"Iya non, ini helmnya dipake dulu." titah driver ojol sambil memberikan helm kepada Ocha.

"Terima kasih pak." jawab Ocha.

Motor melaju membelah kota Jakarta yang ramai menuju apartemen Ocha.

*****

Didalam pesawat menuju Los Angeles, Ocha melamun tentang kejadian tiga bulan yang lalu dia putus dengan Rio di ruang pantry.

"Hei ngelamun aja? " tegur Erin

Ocha pun terkesiap terkejut dengan tepukan tangan rekan kerjanya Erin

"Eh ngangetin aja kamu Er." jawab Ocha.

"Makanya jangan melamun, itu teh sudah diaduk sampai berapa kali? "tanya Erin terkekeh.

Ocha pun tersadar dia mau minum teh malah keingat mantan pacar.

Ocha pun langsung menaruh sendok kecil dimeja pantry dan meminum tehnya pelan-pelan.

"Cepetan diminum, pesawat mau landing." tegur Erin.

Ocha menganggukkan kepalanya dan segera menghabiskan teh hangatnya.

Tak berapa lama, kapten pesawat memberikan pengumuman bahwa pesawat akan segera landing.

"Ladies and gentlemen, this is your captain speaking again. We have just started our final descent into Los Angeles. At this moment, we are flying at an altitude of 10,000 feet and we expect to touch down in about 15 minutes.

Please make sure that your seatbelts are securely fastened and that your seat backs and tray tables are in their full upright position. Please also ensure that your window shades are open and that your personal belongings are properly stowed.

The weather in Los Angeles is partly cloudy with a temperature of 18 degrees Celsius. The local time is 12:45 pm.

On behalf of the entire crew, I would like to thank you for flying with us today. We hope you had a pleasant flight and we look forward to seeing you again soon.

Cabin crew, please prepare for landing."

Ocha langsung menjalankan tugasnya mengecek sabuk pengaman para penumpang, sandaran duduk kursi pesawat, table chair dan tirai jendela harus dalam posisi terbuka.

Ocha berjalan dari arah depan menuju kebelakang sambil kedua matanya mengecek satu persatu sabun pengaman para penumpang, setelah semua aman dia duduk dikursi khusus pramugari. Lalu dia mengenakan sabuk pengaman.

"Oke semua Cha?" tanya Erin teman sesama pramugarinya setelah mengecek toilet dan menyusul duduk disebelah Ocha.

"Oke rin." jawab Ocha sambil menunjukkan jari tangan dan jempolnya membentuk huruf O

Pesawat mulai perlahan turun, seperti biasanya Ocha idak lepas bersholawat. Detik-detik lepas landas dan mendarat selalu membuat jantungnya berdegup kencang.

Akhirnya roda pesawat menyentuh aspal landasan pesawat dan pesawat yang tadinya berjalan cepat mulai berkurang kecepatannya, lalu berjalan menuju garbarata dan berhenti.

"Alhamdulillah sampai dengan selamat." ucap Ocha sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangannya sebagai ucapan syukur.

Dia dan temannya segera melepaskan sabuk pengaman hendak membuka pintu pesawat setelah mendapat intruksi dari supervisor  pramugari.

Para penumpang sudah mulai tidak sabar hendak keluar pesawat, mereka ada yang sudah berdiri dan membuka bagasi atas untuk mengambil tasnya.

Tak berapa lama Ocha mulai membuka pintu pesawat, dengan tertib para penumpang pesawat garuda Airlines yang sebagian besar warga Amerika Serikat satu persatu keluar dari pesawat. ocha dan Erin berdiri disamping pintu dengan sikap ramah mengucapkan terima kasih kepada para penumpang yang sudah bersedia memilih maskapai pesawat Garuda Airline sebagai kendaraannya menuju kampung halamannya.

"Yuk Cha kita siap-siap keluar." ajak Erin

"Ayuk." jawab Ocha sambil mengambil koper dan tasnya yang kembaran dengan para rekan kerjanya.

Ocha dan rekan kerjanya berjalan bersama menuju pintu keluar bandara sambil mengobrol ketika mereka berdiri diatas eskalator berjalan.

"Eh besok jadi ya kita jalan-jalan? " ucap Bima salah satu pramugara pesawat Garuda Indonesia.

"Iya, tapi nanti malam kalo ada yang mau makan diluar hotel ya aku tetep ikut." sahut Andien salah satu pramugari senior.

"Iya bareng-bareng aja." timpal Doni.

"Cha kamu gak telpon cowokmu ta? " goda Reza yang suka ngledek pacar Ocha yang posesif. Setiap saat Ocha harus rajin setor absen kepada pacarnya.

"Wis jadi masa lalu  mas Reza, aku wanita bebas sekarang. Males yo pacaran kok harus rajin checklock." jawab Ocha kesal dengan mantan pacarnya Rio.

"Hahaha..." semua tertawa mendengar jawaban Ocha

"Alhamdulillah Cha, kamu sadar, pekerjaanmu sebagai pramugari itu gak cocok pacaran sama orang posesif gitu. Itu masih pacaran lah kalo sudah nikah gimana? Jangan-jangan kamu disuruh resign juga trus jadi ibu rumah tangga, trus ujung-ujung e suamimu selingkuh, trus kamu jadi merana. Jangan ya dek jangan ! " ucap Sandra supervisor pramugari yang bertugas dengan Ocha.

"Iya mbak, masa ngobrol sama aku sebentar, eh lah kok aku dilabrak. Padahal cuman tanya jadwal dia setelah terbang ke Singapura kemana hehe..." sahut Reno terkekeh.

"Maaf ya mas Reno, aku beneran malu dilihat banyak orang waktu kamu dimaki-maki dia." ucap Ocha merasa gak enak hati sama seniornya Reno.

"Gak pa pa Cha, santai aja, dia sudah kebal dimaki-maki orang hehe..." sahut Bima  tertawa.

"Iya harap maklum wajah ganteng seperti oppa korea begini memang selalu di cemburui pacar orang." jawab Reno sambil mengusap rambutnya layaknya model minyak rambut gatsby.

"Huuuu..." semua menyoraki Reno lalu tertawa.

Setelah turun dari tangga berjalan, mereka bersama pilot dan copilot serta teknisi pesawat menaiki mobil jemputan didepan bandara Los Angeles.

Satu persatu menaiki mobil khusus untuk para crew pesawat menuju hotel tempat mereka menginap. Didalam mobil, Ocha terasa mulai mengantuk pelan-pelan memejamkan matanya sambil mengenakan masker agar tidak malu jika tidur dengan mulut terbuka.

"Ocha...bangun, sudah sampai." ucap Andien sambil menggoyangkan pundak Ocha untuk segera bangun dari tidurnya.

"Hu um." jawab Ocha sambil membuka kelopak matanya keluar dan dia segera mengikuti temannya turun dari mobil dan mengambil kopernya. Lalu mereka bersama-sama masuk kedalam hotel dan berjalan menuju front office untuk mengambil kartu akses kamar mereka.

Setelah mendapat kartu akses, mereka berjalan menuju lift hendak naik ke lantai 6.

TING

Pintu lift terbuka, semua masuk kedalam lift yang kebetulan hanya mereka saja yang masuk.

Setelah sampai di lantai 6, satu persatu masuk kedalam kamar mereka. Ocha sekamar dengan Erin. Setelah menutup pintu kamar hotel, mereka berdua langsung melempar tubuhnya diatas kasur yang empuk.

"Alhamdulillah ketemu kasur." ucap Ocha melemparkan tubuhnya diatas kasur.

"Iyo, awakku remek kabeh Nov." (badanku rasane capek semua) jawab Erin yang asli orang Gresik.

"Aku mandi sik yo, awak rasane kelet kabeh." (aku mandi dulu ya, badanku rasanya lengket semua). ucap Ocha bangun kembali dari rebahannya.

"Iyo, nanti jangan langsung tidur, kita makan siang dulu." jawab Erin.

"Iyo lah, aku wis lapar tapi juga ngantuk. Habis makan siang langsung tidur.  jawab Ocha sambil membuka koper untuk berganti pakaian.

"Eh Cha, kapten Firmansyah mau mantu, kita diundang loh. Undanganya dibawa mbak Sandra, mau aku dikandani." (aku tadi dikasih tau). ucap Erin yang juga ikutan membuka kopernya.

"Iya, dapat calon mantu pengusaha, anak e juragan pabrik textil." jawab Ocha.

"Iyo, aku kapan ya dapat jodoh pengusaha, minimal punya maskapai penerbangan hihihi..." ucap Erin sambil cekikikan.

"Aamiin...aku do'akan kamu dapat jodoh pengusaha hehe..." sahut Ocha tertawa.

"Yo kalo bisa kamu dapat suami pengusaha juga, yang lebih baik daripada Rio, mantanmu. Laki kok mulut lemes, sok kaya, kamu diinjak-injak harga dirimu. Kamu tau setelah semua tau kamu putus sama Rio, mbak Sandra langsung syukuran beli tumpeng mini.kata Erin tertawa lepas.

"Iyo rin,  alhamdulillah. Aku malah bahagia sendiri tanpa dia. Aku tak mandi sik." ucap Ocha yang sudah selesai melepas pakaian dinasnya dan membersihkan wajahnya.

Sejak menjadi pramugari rute international, Ocha sudah merasakan jalan-jalan ke Amerika, Eropa, Australia, negara Asia dan Timur tengah seperti Jepang, korsel, Cina bahkan Arab saudi dan sempat umroh bersama teman-temannya.

Ocha sangat menikmati pekerjaannya sebagai pramugari, memiliki teman berbagai kota, pulau bahkan dari luar negeri. Dia juga aktif didunia maya membagikan kegiatannya sebagai pramugari.

Jumlah followersnya ribuan baik di medsos ig, facebook maupun tiktok. Ocha juga mengumpulkan banyak pundi-pundi uang dari ketiga medsos itu yang bisa dia gunakan untuk membeli tanah dan membangun kost-kost an.

Di pesawat lah dia berkenalan dengan Rio, penumpang pesawat garuda dalam perjalanan dari London menuju Indonesia.

Pertama kali dekat dengan Rio, dia pria yang baik, sopan dan menyenangkan. Tapi setelah menjadi pacarnya, Rio berubah menjadi posesif. Dia selalu mewajibkan Ocha untuk rajin memberitahu kemanapun dia pergi, termasuk dia meminta jadwal terbang dan daftar crew yang bertugas dengan dirinya.

Awalnya Ocha tidak keberatan, tapi lama-lama dia jadi tidak nyaman. Orang tuanya saja tidak pernah terlalu menanyakan rutinitas dia tiap hari, Rio yang hanya seorang pacar terlalu mengatur.

Dan yang membuat Ocha tidak tahan, jika mereka bertengkar, dia sering merendahkan pekerjaan Ocha yang tidak jauh berbeda sebagai pelayan. Hanya bedanya dia bekerja di pesawat.

"Ocha hpmu berdering." panggil Erin dari balik pintu kamar mandi.

Ocha tidak mendengar panggilan Erin karena kalah dengan suara gemericik air yang keluar dari shower.

TOK TOK TOK TOK

"Woi iyo rin, opo? (iya rin ada apa?)" jawab Nova sambil menutup showernya.

"Bapakmu telpon." ucap Erin sambil melihat layar ponsel Ocha muncul nama bapakku.

"Iya sik." jawab Ocha yang baru selesai mandi dan membalut tubuhnya dengan handuk.

CEKLEK

Ocha membuka pintu kamar mandi, dan ponselnya masih berdering. Dia segera keluar kamar mandi dan gantian Erin yang mandi.

"Halo Assalamu'alaikum." ucap Ocha yang menelpon bapaknya balik.

"Waalaikumsalam, sampek jam piro nduk?" tanya pak Sayuti, bapaknya Ocha dengan logat jawa suroboyoan.

"Tadi jam 12.45 pak." jawab Ocha

"Yo wis kalo sudah sampai, ibumu nanyain kamu sudah sampai apa belum, nunggu kabarmu sampai ketiduran." ucap pak Sayuti.

"Iya pak, aku capek tadi pak, ketiduran dalam mobil jadi lupa kasih tahu ibu." jawab Ocha.

"Yowis kalo gitu, kamu segera istirahat. Bapak yo ngantuk, disini tengah malam soalnya." ucap Sayuti.

"Iya pak." jawab Ocha sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Jangan lupa sholat dan shalawat ya nduk. Assalamu'alaikum."

"Nggih pak. Waalaikumsalam."

Setelah Ocha menutup sambungan telponnya, gantian ponsel milik Erin berdering. Ocha mengintip nama yang muncul dilayar ponselnya "Bunsay".

"Erin...ibumu telpon." panggil Ocha dengan setengah berteriak.

"Iyow, jarno, engkok tak telpon !" (Iya biarin, nanti aku telpon!) jawab Erin yang kebetulan lagi sabunan.

Tak berapa lama, Erin selesai mandi. Dia mengirim pesan singkat ke ibunya memberi tahu bahwa dia sudah sampai di Los Angeles. Setelah itu dia dan Erin keluar kamar hendak makan siang direstoran.

Mereka berjalan menuju lift bertemu dengan kapten Firmansyah, Andien dan Sandra hendak turun ke bawah juga.

"Mana lainnya? " tanya kapten Firmansyah.

"Ada tiga kemungkinan kapt, masih mandi, masih telpon pacarnya atau sudah tidur hehe." jawab Sandra sambil tertawa kecil.

"Lah mas Hendy juga dimana kapt? " tanya Andien, dia tidak melihat copilot ikut turun.

"Wooo, itu sudah dari tadi turun. Hendy gak betah luwe hehe...(Hendy gak betah lapar). " jawab kapten Firmansyah sambil terkekeh.

TING

Pintu lift terbuka, mereka berlima masuk kedalam lift. Lift turun dari lantai 6 menuju lantai satu dimana restoran berada.

TING

Pintu lift terbuka dan mereka keluar berjalan menuju restoran. Ternyata para pramugara dan teknisi pesawat sudah duduk manis dimeja bersama copilot Hendy. Mereka sudah makan dengan lahap.

"Ayo kalian ambil makanan. Trus setelah itu segera istirahat." titah kapten Firmansyah.

"Nggih pak." jawab mereka serempak.

"Makan yang banyak biar gak mudah sakit." titah kapten Firmansyah.

"Nggih pak laksanakan." jawab mereka berempat sambil tertawa.

"Hmmm..." Kapten Firmansyah berdehem saja dan mengambil makan siangnya.

Kapten pilot Firmansyah bagi para awak pesawat beliau salah satu pilot yang di hormati dan dianggap bapak oleh para awak pesawat terutama bagi pramugari.

Semua makan dengan lahap, setelah makan pasti bawaannya mengantuk. Akhirnya semua kembali kekamar masing-masing untuk beristirahat.

"Met bobok Ocha."

"Met bobok cantik Erin."

Tak menunggu waktu yang lama mereka berdua terlelap tidur.

Bab 2 Berat Kembali Ke Indonesia

Raka memastikan semua barangnya sudah selesai dipacking. Sebagian barangnya sudah dikirim ke Indonesia menggunakan jasa pengiriman Fed Ex.

Kedua netranya menyapu seluruh ruang apartemennya, dia sebetulnya enggan pulang ke Indonesia. Raka sudah betah tinggal di sini, setelah lulus dari UCLA, dia memutuskan untuk bekerja di sebuah anak perusahaan milik Elon Musk. Dan keputusannya itu membuat kedua orang tuanya ngereog sehari semalam.

"Kowe ki piye toh Raka, kok malah kerja di Amerika. Kamu sekolah di Amerika bukan keinginan bapak sama mama loh, kamu yang maksa minta sekolah disana. Trus yang meneruskan usaha kita berdua ini siapa? " ucap bu Aida ketika mereka datang ke wisuda Raka di Amerika 6 tahun yang lalu.

Dan Raka menolak untuk pulang ke Indonesia karena dia sudah bekerja di salah satu perusahaan Elon Musk.

" Lah ini, anaknya mama paling cantik, jeng Miayam." balas Raka sambil merangkul adik bungsunya.

Mia hanya mengerucutkan bibirnya kesal dengan kakaknya yang selalu memanggilnya dengan miayam.

Mia kan masih sekolah Raka, kamu kan anak pertama, laki-laki, ya kamu yang melanjutkan usaha bapak sama mama." jawab bu Aida

"Begini ma, aku ingin menimba ilmu dulu disini. Bisa magang di salah satu perusahaan milik Elon Musk itu suatu kebanggaan. Bapak loh masih muda, masa sudah gak kuat ngurus usaha." jawab Raka tetap dengan pendiriannya.

"Melon mus itu siapa? Nama kok melon, apa masih sodaranya Mus mujiono koes plus ? sahut pak Hamzah dengan tampang polos.

"Hahahaha...melon." Mia tertawa ngakak.

"Elon Maassskkk paaakkk..." Raka mengulangi menyebut namanya Elon Musk dengan penuh penekanan dan raut wajah kesal

"Ya itu lah, pokoknya kamu harus pula Raka!  Walaupun begitu, usaha sarang burung walet itu juga bisa memberangkatkan kamu ke Los Angeles. sahut bu Aida.

"Aku kan dapat beasiwa ma...eh beasiswa." elak Raka.

"Lah uang sakumu tiap bulan yang kasih siapa?  Kalo bukan bapak dan mamamu. Uang dari mana?  Kalo bukan hasil usaha produk kecantikan." sahut bu Aida mulai kesal.

"Iya mama, pokoknya kalo sudah dapat cukup pengalaman aku pulang." jawab Raka.

"Yowis ben ma,Raka masih muda, biar dia mencari pengalaman dulu diperusahaan melon mus." sahut pak Hamzah dalam situasi seperti ini beliau menjadi bijaksana.

Raka pun senang akhirnya bapaknya memberi ijin lalu dia memeluk bapaknya dan hendak mencium pipinya dan spontan tangan bapaknya mendorong wajah Raka.

"Raka !" panggil Jordan teman sekamarnya yang menepuk bahunya.

"Eh iya." jawabnya kaget karena mengingat dimana dia berdebat dengan orang tuanya setelah wisuda.

"Berat ya pulang ke Indonesia? " tanya Jordan.

"Iya Jordan, aku sudah betah bekerja di perusahaan Elon Musk. Sesuai bidangku multimedia. Tapi mau gimana lagi, mau gak mau harus pulang meneruskan usaha orang tua." keluh Raka.

"Ya sudah lah ikuti saja kemauan orang tuamu. Masih bersyukur lah kamu memiliki orang tua yang menyayangimu. Aku sudah tidak punya orang tua. Untungnya aku masih punya adik laki-laki yang mau tinggal disini bersamaku nanti." jawab Jordan.

"Iya Jordan, hanya saja kita juga punya keinginan sendiri. Ak sadar sebagai anak harus berbakti, tapi disisi lain kita juga punya keinginan sendiri. Seharusnya sebagai orang tua jangan memaksakan kehendaknya. " balas Raka.

"Aku paham Raka, memang berat kalo harus mengikuti kemauan orang tua padahal kita pun gak ada greget untuk menjalankan. Para orang tua di Amerika sebetulnya sama saja. Sudah lah gak usah kamu pikirkan Raka, semua berjalan mengalir saja." ucap Jordan yang memang satu-satunya teman Raka yang pemikirannya bijaksana.

"Iya mau bagaimana lagi kalo gak ngikut arus aja." jawab Raka.

"Besok kita menghabiskan waktu bersama teman-teman, sebelum lusa kamu pulang ke Indonesia." kata Jordan

Raka menganggukkan kepalanya dan tak lama ada kurir pizza yang mengantar pesanan mereka berdua.

Keesokan harinya cuaca cerah di California, Ocha dan bersama teman-temannya menghabiskan waktu berjalan-jalan menikmati kota California. Sebetulnya mereka sudah sering kesini, tapi jika pergi teman-temannya suasananya berbeda. Ocha tidak lupa membuat konten ketika mereka beramai-ramai keliling kota California.

Sebelum makan siang, mereka cuci mata melewati butik-butik pakaian yang harganya tidak terlalu mahal.

"Cha, setelah tugas ini kamu ada jadwal kemana lagi ?" tanya Erin sambil menikmati es krim yang mereka beli.

"Ke korea selatan rin, kamu kemana? " tanya Ocha.

"Wah aku masih dua minggu lagi jadwal ke Korsel. Aku ke Turki, nanti tugas sama mas Gustav dan mbak Dinda." jawab Erin.

"Aku sama mbak Sandra dan siapa lagi ya lupa. Nanti aku lihat jadwalku partnerku siapa aja." ucap Ocha.

"Cha cardigan e kok lucu warna maron." tiba-tiba Erin menarik tangan Ocha menghampiri sebuah butik merek hush and puppies.

"Eh kalian mau kemana? " tanya Reza sambil setengah berteriak.

"Bentar mas mau lihat baju." jawab Erin.

"Oke, kita kesebelah sini ya. " ucap Reza bersama pramugara dan teknisi masuk ke toko sepatu.

"Iya mas." jawab Erin.

Erin mengambil cardigan berwarna baru dan menunjukkan kepada Ocha.

"Bagus gak bestie? " tanya Erin minta pendapat Ocha.

"Maroon lagi, lemarimu isi bajunya 90 % warna maroon rin. Ganti warna lain. Itu ada warna coklat susu ya bagus." ucap Nova sambil mengambil cardigan warna coklat susu dari gantungan.

"Tapi ini maroonnya bagus bestie." balas Erin sambil memegang cardigan tersebut.

"Eh kalian cari apa?" tegur Andien yang tiba-tiba Menghampiri Erin dan Ocha bersama Sandra.

"Biasa nih Erin kalo lihat maroon langsung menyala kedua matanya mbak Andien hehe..." jawab Ocha terkekeh.

"Bagus keles warna maroon itu." balas Erin.

"Kamu beli warna lain rin, maroon ini buat aku aja, aku belum punya cardigan warna maroon. Kamu kan sudah punya selusin." timpal Sandra yang merebut cardigan dari tangan Erin.

"Baru punya dua mbak, cuman beda model.Model ini belum ada." jawab Erin merebut lagi cardigan maroon dari tangan Sandra.

Ocha dan Andien hanya menggelengkan kepala saja melihat Erin dan senior mereka berebut cardigan warna maroon.  Hingga pegawai toko mendatangi mereka berdua.

"Can i help you?" [bisa saya bantu?]" ucapnya dengan ramah.

"Yes, we like this maroon cardigan, do you have any stock of this ?" [Iya, kami suka cardigan warna maroon, apakah anda punya stok lagi warna maroon?] jawab Sandra.

"Yes, we have. Wait a minute." [Tunggu sebentar. ] ucapnya lalu pegawai tersebut berbalik arah menuju gudang penyimpanan untuk mengambil cardigan warna maroon.

"Loh masa kembaran mbak? tanya Erin dengan wajah mayun.

"Yo masa mau dipake bersamaan, kan ya gak. Aku ya senang warnanya, bagus. " jawab Sandra cuek.

"Hihihi..." ocha dan Andien hanya cekikan saja melihat mereka berdua.

"Ini loh cardigan warna coklat susu juga bagus. ucap Ocha yang masih memegang cardigan warna coklat muda.

"Emoh, aku gak begitu suka warna coklat, kecuali coklat yang bisa dimakan." jawab Erin.

"Ya sudah aku beli saja." ucap Ocha.

Tak berapa lama datang pegawai toko membawa stok cardigan warna maroon.

Sandra pun senang dan membelinya.

"Mbak Andien, mau beli apa? " tanya Ocha.

"Aku mau lihat-lihat dulu, belum ada yang sreg." jawab Andien sambil berjalan menuju tempat lain sambil memilah-milah pakaian yang digantung.

Sementara itu Raka juga mampir ke toko baju ini untuk membelikan oleh-oleh untuk adiknya. Raka bingung adiknya dibelikan oleh-oleh apa.

"Duh dibelikan apa ya Miayam ini? Apa ini saja jaket, tapi warna apa? gumam Raka dalam hati sambil memegang cardigan yang digantung.

Lalu Raka berkeliling lagi mencari alternatif lain, ketika Raka melihat sebuah dress pendek, Ocha dan Erin melewati belakang Raka hendak kembali ke area cardigan yang digantung.

"Apa ya?! " ucap Raka lirih.

Ketika Raka sibuk melihat dress yang digantung, Ocha dan Erin kembali melewati belakang Raka hendak ke kasir.

"Ah sudah lah aku belikan jaket itu saja." ucap Raka pelan.

Lalu dia berjalan menuju tempat dimana pilihan cardigan di gantung. Dan dia mengambil warna coklat susu yang warnanya sama dengan cardigan yang dibeli Ocha.

Ocha dan teman-temannya sudah selesai membayar barang belanjaannya. Dan mereka berjalan bersama keluar butik hush and puppies.

"Hei kalian semua, makan siang yuk." ajak Reza yang juga baru saja keluar dari toko sepatu bersama Reno dan Doni.

Mereka berempat menganggukkan kepalanya dan berjalan bersama rombongan mencari makan siang.

"Eh iya ingatkan aku untuk bagiin undangan pernikahan anaknya kapten Firmansyah ya? " ujar Sandra kepada Ocha, Erin dan Andien.

"Iya mbak." jawab mereka bertiga.

"Kita makan siang dimana nih? " tanya Andien.

"Kita jalan kaki ke restoran halal milik orang arab. Satu-satunya yang bisa kita makan." jawab Bima.

Semua menganggukkan kepalanya dan berjalan kurang lebih 200 meter menuju restoran timur tengah.

Sementara itu Raka sudah selesai membayar cardigan yang dia beli untuk adiknya dan keluar dari butik hendak mencari makan siang.

Raka pun memutuskan untuk pergi makan siang di restoran timur tengah. Dia berjalan sendiri menuju restoran tersebut.

Setelah sampai disana, para crew pesawat diantar oleh resepsionis menuju menuju lesehan paling ujung. Semua duduk melingkar dan memulai pesan makanan dan minuman.

Tak berapa lama menyusul Raka juga baru sampai ke restoran dan mendapatkan tempat duduk yang hanya untuk orang dua dekat pintu masuk.

Raka sempat melihat kearah para crew pesawat garuda sekilas lalu mengabaikannya dan dia duduk menghadap pintu masuk memesan nasi kebuli dan minuman dingin.

Sambil menunggu pesanan, Raka sibuk mengusap layar ponselnya berselancar sejenak ke ignya. Dia membulatkan matanya melihat mantan pacarnya Diana memposting dirinya dan teman-temannya berkaraoke.

"Ngapain aku masih follow akun IG nya. gumam Raka dalam hati dan memutuskan unfollow akun Wina.

Setelah itu Raka memandang keluar jalan dari balik kaca restoran. Dia jadi teringat ketika berpacaran dengan Wina hingga dia mengkhianatinya menjalin kasih dengan temannya Aksa.

Raka mengusap wajahnya dengan kasar, kesal jika dia mengingat masa itu. Lalu tak berapa lama sahabatnya Jojo mengirim pesan kepadanya.

"Raka, besok jadi lepas landas otewe Surabaya?

"Iyo Jo.Kita ketemuan lusa yo."

"Oke."

"Bintang sama Rangga bisa datang kan?

"Bisa. Eh bro, kemarin reuni sma ketemu Aksa. Sempat tanya kamu.

"Kamu jawab apa bro?

"Jawab kerja di amrik lah. Aku gak crita kalo kamu pulang.

" Iyo gak usah, gak penting juga. "

Lalu datang pelayan restoran mengantarkan nasi kebuli dan minuman dingin pesanan Raka.

"Thank you."

"Your welcome sir. Enjoy your lunch." [Sama-sama tuan. Selamat menikmati makan siang anda.] jawabnya ramah lalu meninggalkan meja Raka.

Raka lalu mengambil foto makan siangnya dan dikirim ke sahabatnya.

"Maksi dulu bro.Lapar."

Jojo hanya membalas dengan emot acungan jempolnya.

Raka makan dengan lahap makan siangnya. Begitu juga Ocha bersama teman-temannya menikmati makan siang bersama. Pertemuan mereka sudah didepan mata tapi sama-sama tidak menyadari.

Bab 3 Turbulance Membawa Berkah

Hari sudah menjelang malam. Raka yang baru tiba dari hanging out dengan teman-temannya untuk acara perpisahan, merebahkan dirinya diatas kasur.

Raka menyilangkan tangannya dibawah kepalanya sambil kedua netranya menatap atap kamarnya. Hatinya enggan pulang. Gara-gara Wina, Raka dan Arkan sempat saling pukul hingga dipisahkan oleh guru Sosiologinya waktu itu.

"Berantem masalah cewek yang udah di unboxing sama cowok lain...konyol banget. " cetus Raka pelan.

Sementara itu Ocha dan teman-temannya sudah selesai makan malam dan masuk kekamar masing-masing. Mereka akan bertugas kembali ke Indonesia besok siang.

Ocha mengemasi barangnya didalam koper. Sedangkan Erin masih sibuk mencoba cardigan barunya.

"Loh kamu beli juga yang warna coklat ? tanya Ocha yang melihat temannya mengeluarkan dia cardigan maron dan coklat dari kantong belanjaan.

"Iya, lah mubazir gak dibeli juga." jawab Erin sambil cekikikan.

"Jadi punya dua beda warna?" tanya Ocha.

"Iyo lah, beli dua dapat diskon, kan lumayan hehe..." balas Erin terkekeh.

"Hmmm..." Ocha hanya berdehem saja.

"Aku pingin buka usaha Cha atau besarin toko kelontongnya ibuku. Jadi suatu saat kalo mau berhenti jadi pramugari sudah ada usaha sampingan." tukas Erin sambil bercermin melihat cardigan yang dia coba.

"Aku juga pingin buka usaha. Tapi masih bingung usaha apa. " balas Ocha.

"Ibumu kan pintar bikin botok sih cha, botoknya ibumu enak semua. Dan gak cepet bau walaupun gak dipanasi busa tahan 24 jam. sahut Erin sambil melepas cardigannya dan melipat kembali.

"Iya sih." tempat Ocha.

"Ya itu pasarkan bestie, pasang di sosmedmu, konten kreator kok gak cerdas." ujar Erin sambil melempar bantal bintangnya warna kuning ke muka Ocha.

Ocha pun tertawa dan melempar balik bantal itu ke arah Erin. Mereka lalu tertawa bersama.

"Iya juga idemu masuk, ibuku juga pintar masak menu yang lain sebetulnya. Tapi ibuku lebih fokus ke botok." ucap Ocha.

"Teman-teman kita sering pesan botoknya ibumu. Istrinya kapten Firmansyah ya rutin pesan. Pilot, kopilot, pramugari, pramugara, pegawai garuda airlines sampai yang jaga tower juga pesan botoknya ibumu." ucap Ocha.

"Iya nanti aku coba ngomong sama ibuku, mau apa gak dibukain warung botok dan menu masakan lainnya." jawab Ocha.

"Iya aku yakin laris botoknya ibumu.Selama ini kan cuman nitip diwarung aja sama nerima pesanan toh. Kalo buka warung sendiri untungnya lebih banyak. Dan kamu juga buka lapangan pekerjaan kepada orang lain." tukas Erin.

"Ibuku yo kadang kewalahan kalo terima orderan botok. Sampai dibantu tetanggaku untuk produksi." ucap Ocha.

"Berarti botoknya ibumu banyak yang suka, itu saja jadikan usahamu, siapa tau kamu bisa buka warung makan menu botok khas bu Ninik." jawab Erin

"Masuk idemu na, nanti aku rembukan dulu sama ibuku." ucap Ocha.

TING

Tiba-tiba sebuah pesan we-a masuk ke ponsel Erin lalu Erin membuka isi pesan tersebut yang dari ibunya.

"Baru bahas botok, ibuku pesen botok." ucap Erin tergelak.

"Pesan botok apa? Kok gak langsung japri ibuku saja." tanya Ocha.

"Kasih tau aku habis pesan botok di ibumu, aku disuruh bayari botoknya dan uangnya dititipkan ke kamu." jawab Erin tepok jidat.

TING

Ganti ponsel Ocha yang berbunyi ada pesan masuk ke we-a nya.

"Lah ini ibuku juga japri katanya uang buat bayar botok pesanan ibumu dititipkan kamu. " ucap Ocha tertawa ngakak.

"Dasar emak-emak. Ya sudah uangnya aku kasihkan sekarang supaya gak lupa." kata Erin lalu membuka dompetnya mengambil uang untuk membayar botok buatan ibunya Ocha.

"Thanks Er. Tidur yuk, aku dah ngantuk." ajak Ocha sambil merebahkan tubuhnya diatas kasur dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Iya masih nanggung, kurang sedikit lagi packing bajuku selesai. Tidur saja dulu, habis ini aku nyusul." jawab Erin yang tidak dibalas oleh Ocha karena dia sudah pindah ke alam mimpi.

Keesokan harinya, tiba waktunya kru pilot Firmansyah bersiap-siap kembali ke Indonesia. Ocha dan teman-temannya sudah berada didalam pesawat, mereka menjalankan rutinitas sebelum terbang seperti menyiapkan alat peraga keselamatan, mengecek lavatory dan lain-lain.

Itu lah sebabnya mereka para awak pesawat harus tiba dibandara tiga jam sebelum pesawat mempersilahkan para penumpang untuk masuk kedalam pesawat.

Setelah semua tugas mereka selesai, Sandra dan yang lain siap menyambut para penumpang masuk kedalam pesawat Garuda Airlines tipe airbus. Dimana ada dua tingkat atas dan bawah.

Ocha, Erin, Doni, Reno berada di lantai dua menyambut para penumpang first class. Sedangkan Sandra, Andien, Bima dan Reza bertugas di pintu masuk pesawat.

Raka adalah salah satu penumpang dimana Ocha bertugas. Dia membeli tiket first class yang sukses membuat orang tuanya ngomel. Karena harganya sangat mahal. Karena sudah terlanjur pesan dan Raka mengancam gak jadi pulang, mau gak mau orang tuanya menuruti kemauan putranya.

Raka mengantri bersama penumpang first class lainnya untuk masuk pesawat, mereka disambut ramah oleh awak pesawat. Lalu Raka dan penumpang lainnya dipersilahkan naik ke lantai dua.

Raka yang baru pertama kali merasakan naik pesawat first class merasa senang sekali. Dia dipandu oleh pramugara menuju nomor kursinya. Setelah itu Erin memberikan welcome drink kepadanya.

"Begini rasanya berada di first class harga tiket 12 juta, langsung dilayani, dikasih welcome drink." gumam Raka dalam hati.

Kursi yang lebar dan bisa dibuat tidur membuat Raka makin nyaman berada di kursi first class. Raka memakai headseat dan sibuk mengutak atik layar televisi dan dia tidak memperhatikan Ocha yang berdiri didekat kursinya membantu seorang penumpang.

Setelah semua penumpang masuk terdengar suara capten pilot memberi pengumuman bahwa pesawat akan segera take off.

Good afternoon passengers. This is captain Firmansyah speaking. On behalf of the entire crew, welcome aboard our flight today from Los Angeles to Surabaya. Our flight time will be of 24 hours and thirty minutes, transit Hongkong and Jakarta. We will be flying at an altitude of 35,000 feet at a ground speed of 500 miles per hour.

Before we take off, I would like to remind you to fasten your seatbelts securely. To fasten your seatbelt, insert the metal tip into the buckle and tighten by pulling on the loose end of the strap. To release your seatbelt, lift the upper portion of the buckle.

Please keep your seatbelt fastened at all times while you are seated. When the seatbelt sign is on, you must return to your seat and fasten your seatbelt. Even when the sign is off, we recommend that you keep your seatbelt fastened in case we encounter unexpected turbulence.

Wearing a seatbelt is not only a regulation but also a safety measure that can save your life in case of an emergency. It can prevent you from being thrown around or ejected from your seat during a sudden stop or impact.

Thank you for choosing our airline and for your attention. We hope you enjoy your flight with us today.

[Selamat siang penumpang. Ini kapten Firmansyah yang berbicara. Atas nama seluruh kru, selamat datang di penerbangan kami hari ini dari Los Angeles ke Surabaya. Waktu penerbangan kami adalah satu hari tiga puluh menit transit Di hongkong dan Jakarta. Kami akan terbang di ketinggian 35.000 kaki dengan kecepatan gerak 500 mil per jam. Sebelum kita lepas landas, saya ingin mengingatkan Anda untuk mengencangkan sabuk pengaman Anda dengan aman.

Untuk mengencangkan sabuk pengaman Anda, masukkan ujung logam ke dalam gesper dan kencangkan dengan menarik ujung tali yang longgar. Untuk melepaskan sabuk pengaman Anda, angkat bagian atas gesper.

Harap tetap mengencangkan sabuk pengaman Anda setiap saat saat Anda duduk. Ketika tanda sabuk pengaman menyala, Anda harus kembali ke tempat duduk Anda dan mengencangkan sabuk pengaman Anda.

Bahkan ketika lambu dimatikan, kami menganjurkan agar Anda tetap mengenakan sabuk pengaman jika terjadi turbulensi yang tidak terduga. Mengenakan sabuk pengaman bukan hanya sekedar peraturan tetapi juga tindakan keselamatan yang dapat menyelamatkan nyawa Anda jika terjadi keadaan darurat. Hal ini dapat mencegah Anda terlempar atau terlempar dari tempat duduk saat berhenti mendadak atau terjadi benturan.

Terima kasih telah memilih maskapai kami dan atas perhatian Anda. Kami harap Anda menikmati penerbangan Anda bersama kami hari ini.]

Setelah kapten pilot berbicara, pesawat berlahan berjalan menuju landasan pacu, terlihat Ocha, Erin, Doni dan Reno berdiri di lorong sambil memperagakan penggunaan sabuk pengaman dan lain-lain dengan dipandu oleh Sandra.

Raka sekali lagi tidak memperdulikan para pramugari memperagakan alat keselamatan,  dia melihat ke arah jendela dengan tatapan sedih. Keluar dari pekerjaan, meninggalkan sahabatnya Jordan dan kehidupan nyamannya di amerika.

"Goodbye California. I'll be back soon.[Selamat tinggal California, Aku akan kembali segera]." ucap Rama lirih.

Setelah selesai memperagakan alat keamanan dan lain-lain, Ocha dan teman-temannya berjalan menuju kursi masing-masing.

Ocha tidak lupa membaca doa agar mereka sampai ketujuan dengan selamat. Pesawat akhirnya lepas landas mengudara, makin lama makin tinggi posisi pesawat hingga pesawat berada diposisi aman untuk terbang.

Setelah pesawat berada diketinggian 35000 kaki, semua pramugari dan pramugara melepas seatbealtnya dan kembali bertugas. Ocha dan teman-temannya, membagikan snack dan minuman kepada para penumpang.

"Permisi pak, ini snack dan minuman." ucap Reno kepada Raka dengan ramah.

"Terima kasih mas. Oya makanan untuk makan malamnya dibagi jam berapa ya? " tanya Raka.

"Jam 6 malam sudah kami bagikan." jawab Reno tersenyum.

"Oke terima kasih infonya mas." ucap Raka.

"Sama-sama." jawab Reno yang berjalan lagi membagikan snack dan minuman.

"Kok sudah lapar ya, padahal tadi makan siang sebelum masuk pesawat. " gumam Raka sambil membuka snacknya.

Tak terasa hari makin larut malam, tidak ada yang bisa dilihat ketika perjalanan menaiki pesawat malam hari selain langit gelap. Raka tertidur setelah makan malam selesai.

Ocha berjalan berkeliling lalu berhenti di kursi Raka yang tidur miring untuk memperbaiki selimutnya. Ocha yang tidak terlalu perhatian dengan wajah Raka memperbaiki selimutnya yang hendak jatuh ke bawah dan dia beranjak lagi berjalan kebelakang.

Kemudian pesawat masuk ke wilayah Hongkong memasuki waktu subuh, kapten pilot memberi pengumuman agar para penumpang memakai sabuk pengaman karena cuaca diwilayah Hongkong sedang hujan deras.

Raka terbangun dan segera mengencangkan sabuk pengamannya. Ketika pesawat agak terasa bergoyang, Ocha yang baru saja membantu seorang penumpang tiba-tiba kehilangan keseimbangan dan jatuh diatas pangkuan Raka.

Raka dan Ocha saling berpandangan beberapa saat.

"Luna Maya?! "

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!