NovelToon NovelToon

Di Antara Sepasang Kembar

Pertemuan Pertama

Di sebuah kampus universitas Mitra Pratama seorang cewek yang bernama Anya sedang memarkirkan sepeda motornya, namun saat hendak pergi ia malah di hadang oleh Migo.si cowok populer dan tampan di kampusnya,dia terkenal playboy dan suka mempermainkan perasaan cewek.namun kehadiran sosok Anya di hidupnya mengubah segalanya.Di lingkungannya dia terkenal di takuti oleh banyak orang, sehingga tidak ada orang yang berani melawan atau bahkan membantah omongannya.

"Waw bagus bgt ya ada orang yang berani parkir di tempat parkir punya gue,nggak ada satu orang pun yang berani parkir di sini karena ini adalah tempat area parkir punya gue.jadi lebih baik Lo minggir sekarang juga"ucapnya sambil mengibas ngibaskan tangannya

"Apa Lo bilang hahh, tempat ini punya Lo? nggak salah?emang tempat parkiran ini punya nenek moyang Lo apa?bukan kan?jadi ngapain gue harus minggir"ucapnya sambil tertawa sinis

"Lo nggak tau siapa gue"tanya nya sambil melirik dari atas hingga bawah

"Gue emang nggak tau dan nggak akan mau tau paham?"jawabnya ketus

"Kayanya Lo anak baru ya di sini,gue nggak pernah liat Lo sebelumnya "tanyanya lagi sambil merasa heran

"Mau gue anak baru atau bukan bukan urusan Lo,udah mendingan Lo yang minggir sekarang "ucapnya dengan suara yang sedikit tinggi

"Harusnya Lo yang minggir bukan gue,kalo Lo nggak mau minggir gue tabrak Lo sekarang juga"ucapnya sambil sedikit mengancam

"Nggak gue nggak mau minggir karena gue duluan yang dateng dan parkir sini dan Lo nggak ada hak buat ngatur gue Ngerti?"ucapnya lagi tidak mau kalah

"Gue suka gaya Lo,baru kali ini ada cewek yang berani ngelawan omongan gue"ucapnya sambil terus memperhatikan Anya

"Emangnya Lo setan yang harus di takutin?jadi ngapain juga gue takut"ucapnya tidak ingin mau kalah

"Oke terserah Lo,kalo Lo nggak mau minggir ucapnya gue beneran tabrak Lo sekarang juga "ucapnya sambil membunyikan klakson mobilnya

"Hehh berhenti Lo mau gue mati sekarang hah"ucapnya cemas.bagaimana tidak saat ini Migo terus membunyikan klakson mobilnya dan siap untuk menabrak dirinya

"Oke iya iya gue minggir sekarang juga"ucapnya sambil memindahkan sepeda motornya di tempat lain.

"Bagus ini baru namanya baru cewek cupu,cewek cupu kaya Lo nggak pantes buat ngelawan"ucapnya sambil tertawa kemenangan

Anya hanya memutar bola matanya malas,ia langsung melangkah pergi meninggalkan Migo yang terbengong melihat tingkah dirinya yang berani.Migo tak menyangka ada cewek pemberani seperti Anya yang tidak pernah takut dengannya sama sekali, padahal hampir semua orang di kampusnya pada takut dengan dengannya.namun berbeda dengan Anya, si cewek pemberani bernampilan cupu dengan kacamata bulat di mata indahnya.membuat siapapun yang melihatnya merasa heran,karena tidak banyak cewek cupu seperti Anya yang berani kepada Migo.cowok populer yang sangat di takuti dan di kagumi oleh kaum hawa.

Di dalam kelas, Anya memperkenalkan dirinya sebagai maha siswa baru pindahan yogyakarta.Ya beberapa hari ini ia dan Kanaya, saudara kembarnya baru saja pindah ke Jakarta.tak mereka juga mengurus surat perpindahan kuliahnya,namun berbeda dengan Kanaya.Dia hanya bisa kembali kuliah saat dirinya di nyatakan pulih kembali keadaannya karena sedari kecil dia memang mempunyai penyakit jantung bawaan dari lahir,jadi mau tidak mau dia harus menunggu kesehatannya membaik meskipun dia tahu umurnya tidak lama lagi dan penyakitnya jangan sulit untuk di sembuhkan.

"Anya perkenalkan diri kamu di depan semua maha siswa lainnya"ucap guru dosen yang membimbing Anya untuk memperkenalkan dirinya

"Baik pak,selamat pagi semuanya.nama saya Anya Tania Larasati.biasa di panggil Anya,saya maha siswa pindahan dari kampus Yogjakarta.itu saja yang ingin saya sampaikan, terimakasih "ucapnya sambil melirik ke semua penjuru kelas,namun tatapannya tertuju satu sosok cowok yang sedari tadi memperhatikannya

"Yaudah Anya kalo gitu silahkan kamu duduk di bangku yang kosong ya"ucap guru dosen sambil yang membimbing Anya untuk mempersilahkannya duduk di bangku yang kosong

"Baik pak"ucapnya patuh sambil mencari bangku kosong yang hendak ia tempati.

Ya bangku yang Anya tempati pun tak jauh dan tak lain di samping Migo, karena kebetulan bangku itu memang kosong karena ada sebagian maha siswa lain yang baru saja pindah ke kampus lain.Saat tatapan matanya tertuju ke Migo,cowok itu pun tersenyum sambil menyeringai.Anya menatapnya heran, apakah setelah ini hidupnya akan tidak tenang di kampus itu karena kehadiran Migo.

Seiring berjalannya waktu pelajaran pun akan segera di mulai, namun karena Anya maha siswa baru di kampus itu.jelas saja dia belum mempunyai buku paket yang sedang guru dosennya jelaskan, karena ini adalah hari pertama ia masuk sebagai maha siswa baru di kampus itu.namun karena Migo duduk bersebelahan dengannya,jadi lebih mudah cowok itu buat cari perhatian kepada Anya yang ia nilai adalah cewek yang langka.tidak semua cewek berani kepada dirinya seperti Anya,dan hanya Anya lah yang terang terangan tidak takut apalagi mendengarkan omongannya.bahkan saat pertemuan Pertama dengannya si tempat parkir,Anya sama sekali tidak menunjukkan rasa takut.ia malah menantang dan menatapnya sinis seolah ia tidak pernah tau apa yang terjadi setelah berurusan dengan seorang Migo.

"Gue tau Lo pasti nggak mau buku paketnya,nih gue pinjemin buat Lo.gue pinjem punya temen gue"ucapnya sambil menyodorkan buku paketnya kepada Anya

"Nggak usah dan nggak perlu, meskipun gue belum punya buku paketnya gue nggak butuh"ucapnya sambil menjauh buku paketnya

"Nggak usah sok nggak butuh,kalo nggak punya Lo mau belajar pake apa "ucapnya sambil terus menyodorkan buku paketnya meskipun di tolak Anya mentah²

"Gue bilang nggak usah denger nggak sih"ucapnya dengan suara yang sedikit pelan, karena ia takut di dengar oleh guru dosen yang menjelaskan materi pelajaran hari ini

"Nih ambil gue nggak suka di bantah dan gue nggak suka terima penolakan apapun"ucapnya sambil mengedipkan sebelah mata

"Bacot Lo"ucapnya sambil memutar bola matanya malas,namun mau tidak mau ia juga tidak punya pilihan lain selain mengambil buku paket yang ada di tangan Migo.karena ia juga butuh,toh Migo bisa pinjem punya temennya.dan ia tidak mau menyia nyiakan ini, toh juga tidak ada ruginya ia menerima pemberian Migo, karena dengan adanya buku paket ia akan lebih mudah memahami semua materi yang di sampaikan oleh guru dosennya.

Anya mengambil buku paket pelajaran yang hari ini guru dosennya di tangan Migo, perlahan ia mulai memperhatikan guru dosen yang terus menjelaskan dengan Seksama.hingga ia mulai paham dengan apa yang di sampaikan oleh guru dosennya,tak terasa waktu begitu cepat berlalu,bel istirahat pun berbunyi dengan nyaring.

Pulang Bareng Gue

Setelah bel pulang berbunyi dengan sangat nyaring,Migo pun berniat untuk mengajak Anya untuk pulang bersamanya.Namun tentu saja Anya pun menolak ajakannya, meskipun Migo tetap memaksanya tetap saja Anya pun selalu menolak ajakannya secara berani dan terang terangan.Tentu saja hal itu pun membuat Migo sangat merasa tertantang dan terus memaksanya untuk pulang bersamanya.

"Lo pulang bareng sama gue sekarang"ajaknya kepada Anya yang memutar bola matanya malas

"Ogah gue bisa pulang sendiri"ucapnya sambil menolak ajakannya Migo tersebut

"Gue nggak mau nerima bantahan apapun"ucapnya sambil tersenyum menyeringai

"Gue nggak peduli,lebih baik gue pulang sendiri daripada harus pulang sama Lo paham?"tolaknya lagi dengan tegas kepada Migo, kemudian melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Migo di tempatnya

"Emang keras kepala dan susah di bantah banget tuh cewek,emang Lo pikir gue bakal nyerah gitu aja setelah Lo terang terangan nolak ajakan gue buat pulang bareng?"batinnya sambil tersenyum menyeringai

Namun saat Anya hendak mengendarai sepeda motornya tiba tiba saja langit pun mulai mendung, seakan akan sebentar lagi hujan akan turun dengan lebat.Tentu saja hal itu membuat Migo kembali tersenyum menyeringai,ia sangat yakin jika saja saat ini akan turun hujan Anya pun tidak akan menolak ajakannya lagi untuk pulang bersamanya.Dan benar saja tak berselang lama pun akhirnya gerimis pun turun dengan lebatnya, meskipun hanya gerimis tentu saja itu akan akan tetap membuat Anya basah kuyup.Apalagi perlahan lahan gerimis itu pun makin lebat, akhirnya mau tidak mau akhirnya Anya pun tidak punya pilihan lain selain mengikuti ajakannya Migo untuk pulang bersamanya.Memang rasanya berat,namun daripada ia harus pulang dalam keadaan basah kuyup karena kehujanan pikirnya dalam hati.

"Lo yakin nggak mau pulang bareng sama gue?noh liat sekarang udah mendung banget, bentar lagi juga bakalan hujan"ajaknya kembali sambil menunjuk ke atas langit yang lumayan mendung karena sebentar lagi hujan akan turun

"Nggak,udah Lo nggak usah maksa terus.gue bisa pulang send..."ucapannya pun terpotong saat Migo lebih dulu menyela ucapannya

"Tuh liat sekarang aja udah gerimis, bentar lagi juga bakalan makin gede gerimisnya.masih kekeh nggak mau pulang sama gue juga ya?"tanyanya sambil menyela ucapannya Anya

"Yaudah iya tapi awas aja kalo sampe Lo macem²sama gue"ucapnya sambil menghela nafasnya, mengikut ajakannya Migo untuk pulang bersamanya

"Nah gitu dong dari tadi kek,kalo gitu kan enak gue nggak harus maksa²lo lagi"ucapnya lagi membuat Anya memutar bola matanya malas

"Terserah Lo,yaudah cepetan.kalo lama lebih baik gue pulang sendiri"ucapnya sambil memutar bola matanya malas

Sesampainya di rumah Anya,ia pun langsung berterima dan segera menyuruh Migo untuk pulang ke rumahnya.Namun Migo pun ingin sekali mampir ke rumahnya Anya, mungkin saja ia bisa mendekati Anya dengan cara itu agar ia bisa membuatnya luluh dan takluk kepada dirinya.Mungkin dengan cara itu juga Anya tidak akan berani berbicara seperti itu lagi kepada dirinya, namun tentu saja Anya pun tidak mengizinkannya untuk mampir ke rumahnya.Mungkin karena Anya sangat malas jika harus berlama lama berhadapan dengan Migo, apalagi ia juga tidak ingin menerima tamu dari orang yang barusan ia kenal.

"Makasih udah nganterin gue"ucapnya sambil berterimakasih kepada Migo

"Tumben bilang makasih sama gue, waktu itu aja ngomongnya ketus banget sama gue"ucapnya membuat Anya sedikit kesal dengan dirinya

"Terserah Lo"ucapnya sambil melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumahnya, namun Migo pun lebih dulu mencekal pergelangan tangannya

"Gue mau mampir ke rumah Lo boleh kan? tanyanya sambil mencekal pergelangan tangannya Anya

"Nggak bisa,gue nggak mau nerima tamu dari siapapun kalo barusan kenal.jadi lebih baik sekarang Lo pulang"ucapnya sambil mengusir Migo secara halus

"Gue nggak mau pulang,apa salahnya kalo cuma mampir sebentar?"tanyanya membuat Anya merasa sedikit jengkel

"Gue bilang pulang sekarang,gue juga kan udah bilang makasih juga sama Lo"ucapnya sambil berdengus

"Yaudah iya deh gue pulang sekarang,tapi lain kali gue boleh mampir kan? tanyanya kembali kepada Anya

"Terserah Lo"ucapnya sambil mengiyakan ucapannya Migo,lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumahnya.Sehingga tak berselang lama pun akhirnya Migo langsung mengendarai mobilnya untuk segera pulang ke rumahnya

Keesokan harinya tanggal merah tertampang jelas di kalender hingga mau tidak mau semua mahasiswa di universitas Mitra Pratama pun harus libur selama 1 hari,membuat siapapun tersenyum bahagia saat hari libur tersebut tiba.Namun saat Anya sedang berkutat di dapur untuk membuatkan sarapan pagi untuk di makan,tiba tiba Kanaya pun pingsan dalam kamarnya saat dirinya ingin mengambil segelas air putih di meja nakas kamar mikirnya.Namun saat Anya membawakan nampan berisi makanan untuk Kanaya,tentu saja hal itu pun membuat Anya sangat terkejut saat melihat kakak kembarnya itu terbaring pingsan tak sadarkan diri di tempatnya.

"Astaghfirullah Kanaya kenapa?"tanyanya sambil membawakan nampan berisi makanan tersebut

"Kak bangun kak"ucapnya sambil menggoyangkan tumbuh Kanaya yang terbaring pingsan tersebut

"Ya Allah aku harus bawa Kanaya ke rumah sakit sekarang"ucapnya lagi sambil membopong tubuh Kanaya yang pingsan tersebut menuju ke RS

Sesampainya di RS Anya pun langsung membawa Kanaya untuk masuk ke dalam ruang rawat dengan menggunakan brankar RS, kemudian ia pun menunggu dokter  memeriksa Kakak kembarnya tersebut.Setelah dokter selesai memeriksa kondisi nya Kanaya ,ia pun langsung memberi tau Anya tentang kondisinya pasiennya tersebut.Dan setelah di periksa lebih lanjut, ternyata Kanaya memang hanya kelelahan saja.Itulah mengapa saat ia mengambil segelas air minum,ia pun langsung jatuh pingsan tak sadarkan diri.Mungkin juga karena memang jarak gelas tersebut memang sangat jauh di tangannya, sehingga ia pun kehilangan keseimbangannya dan jatuh pingsan di tempat.

"Dok gimana keadaan kakak kembar saya dok"tanyanya sambil terlihat sangat khawatir

"Alhamdulillah kondisinya sekarang baik²aja kok,kakak kembar kamu hanya kecapean saja makanya tadi dia pingsan dan sekarang dia udah sadar"jawabnya sambil menjelaskan kondisi pasiennya tersebut

"Syukurlah kalo gitu, terus sekarang saya boleh liat keadaan kakak kembar saya kan dok?"tanyanya lagi

"Iya boleh kok, tapi inget kakak kembar kamu nggak boleh sampe kecapean lagi"ucapnya lagi kepada Anya

"Iya baik dok, permisi"ucapnya sambil melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam ruangan rawatnya Kanaya

Sesampainya di dalam ruang rawat Kanaya,Anya pun langsung menghampirinya dengan tatapan mata yang sangat khawatir.

Khawatir

Anya menghampiri Kanaya yang terbaring di ranjang rumah sakit, wajahnya masih pucat. "Kak," lirih Anya, suaranya bergetar karena khawatir. "Kakak nggak papa kan?"

Kanaya tersenyum lemah, mencoba untuk meyakinkan adiknya. "Aku nggak papa, ya. Cuma agak pusing sedikit."

Anya masih terlihat cemas. Ia meraih tangan Kanaya, menggenggamnya erat. "Jangan terlalu capek lagi, ya, Kak. Aku khawatir."

"Iya, aku janji," jawab Kanaya. "Maaf ya, aku bikin kamu khawatir."

Anya menggeleng. "Nggak papa, Kak. Yang penting sekarang kakak udah sadar." Ia menatap wajah Kanaya, melihat sisa-sisa kelelahan di sana. "Kakak makan dulu, ya? Aku udah bawain bubur."

Kanaya mengangguk. Anya menyuapi Kanaya bubur dengan sabar dan penuh kasih sayang. Suasana ruangan terasa hangat, dipenuhi oleh kasih sayang seorang adik terhadap kakak kembarnya.

Setelah Kanaya menghabiskan buburnya, Anya bertanya, "Kak, sebenarnya kakak kenapa, sih? Kok bisa sampai pingsan?"

Kanaya menghela napas. "Aku nggak tahu juga, Anya. Mungkin karena aku terlalu banyak begadang mengerjakan tugas. Terus tadi pagi, aku merasa pusing banget, sampai akhirnya aku pingsan."

Anya mengangguk mengerti. "Makanya, jangan terlalu dipaksakan, Kak. Kesehatan itu lebih penting daripada tugas."

"Iya, aku tahu," jawab Kanaya. "Terima kasih, Anya. Kamu udah jagain aku."

Anya tersenyum. "Sama-sama, Kak. Aku selalu ada untukmu." Ia kembali menggenggam tangan Kanaya, merasakan ikatan batin yang kuat di antara mereka. Meskipun mereka terkadang berselisih paham, kasih sayang mereka sebagai kakak beradik tetap tak tergoyahkan. Kejadian ini semakin memperkuat ikatan tersebut. Anya bersyukur Kanaya baik-baik saja, dan ia berjanji akan selalu menjaga dan memperhatikan kesehatan kakak kembarnya.

Suasana hening sejenak, hanya terdengar suara detak jantung Anya yang berdebar pelan karena masih khawatir. Ia memperhatikan Kanaya yang kini terlihat lebih tenang, namun masih tampak pucat.

"Kak," Anya memulai lagi, suaranya masih lembut, "selain capek, ada yang lain nggak yang kakak rasakan? Sakit kepala? Mual?"

Kanaya menggeleng pelan. "Nggak ada, cuma pusing aja. Kayaknya emang cuma kecapean."

Anya masih ragu. Ia merasa ada sesuatu yang belum terungkap. "Kakak yakin? Soalnya, aku khawatir..."

Kanaya tersenyum, mencoba untuk meyakinkan Anya. "Beneran, Anya. Aku nggak papa kok. Mungkin emang aku perlu istirahat lebih banyak."

Anya mengangguk, walaupun masih sedikit ragu. Ia memutuskan untuk tidak memaksa Kanaya lagi. "Baiklah, Kak. Tapi kalau masih merasa nggak enak badan, bilang ya. Jangan ditahan-tahan."

"Iya, aku janji," jawab Kanaya. Ia meraih tangan Anya, menggenggamnya erat. "Terima kasih, Anya. Kamu baik banget."

Anya tersenyum, merasa lega karena Kanaya sudah merasa lebih baik. "Sama-sama, Kak. Aku selalu ada untukmu."

Setelah beberapa saat berbincang, seorang dokter masuk ke ruangan. Ia memeriksa kembali kondisi Kanaya dan memastikan bahwa kondisinya sudah stabil. Dokter menyarankan agar Kanaya dirawat inap selama satu hari untuk observasi lebih lanjut dan memastikan tidak ada komplikasi lain. Anya setuju dengan saran dokter tersebut.

"Jadi, Kakak harus dirawat inap satu hari lagi?" tanya Anya, sedikit kecewa karena Kanaya harus tetap di rumah sakit.

Kanaya mengangguk. "Iya, Anya. Lebih baik begitu, kan? Aku bisa istirahat dengan tenang di sini."

Anya tersenyum. "Iya, Kak. Aku akan jaga kakak di sini." Ia merasa lega karena Kanaya sudah merasa lebih baik dan dokter sudah memberikan kepastian. Ia berjanji akan menemani Kanaya selama dirawat inap dan memastikan kakak kembarnya benar-benar pulih. Kejadian ini mengingatkan Anya akan pentingnya menjaga kesehatan dan betapa berharganya ikatan persaudaraan mereka.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!