NovelToon NovelToon

Di Khianati Tunangan, Di Nikahi CEO

1. Pengkhianatan Cinta

Mentari pagi telah memasuki kamar melewati celah-celah gorden seorang perempuan muda berusia 23 tahun.

Dari selesai sholat subuh perempuan itu kembali merebahkan dirinya di atas kasur, di karena kan hari ini adalah weekend jadi dia libur dari pekerjaannya di cafe.

Alarm dari ponsel yang berada di atas meja yang tidak jauh dari kasur, berbunyi keras dan membangunkan perempuan itu dari tidurnya.

Perempuan itu meraba meja yang berada di samping tempat tidurnya, untuk mengambil ponsel miliknya dan mematikan alarm.

"Ternyata sudah jam 09:15 pagi, pantas saja perutku sangat lapar...." kata perempuan itu sambil bangkit dari kasurnya dan segera keluar dari dalam kamarnya.

Yang sebelumnya telah mengikat semua rambut panjangnya menjadi satu.

"Baru saja, tuan putri mau abang bangunin...." ucap seorang laki-laki dengan suara baritonnya yang menyapa perempuan itu yang baru saja keluar dari dalam kamar.

"Gendong...." ujar perempuan itu yang sudah mengambil ancang-ancang akan menaiki punggung laki-laki itu.

"Naiklah...." balas laki-laki tersebut dan singkat cerita perempuan itu sudah berada di punggung laki-laki itu.

Dan mereka pun akan menuruni anak tangga, untuk menuju lantai bawah.

"Pagi mama....pagi papa...." sahut perempuan yang ada di gendongan laki-laki itu.

"Pagi juga sayang...." sambung mereka bersamaan.

"Mama....apakah di dapur masih ada makanan?" tanya perempuan itu kepada seorang wanita paruh baya.

"Masih ada sayang, tadi pagi mama masak nasi goreng spesial buat sarapan...." jawab seorang wanita paruh baya tersebut.

"kalau begitu, nasi gorengnya buat Vania makan semuanya ya...." pinta Vania lebih tepatnya Vania Arnelita Adriansyah.

"Silahkan sayang, habiskan saja...." balas seorang laki-laki paru baya kepada Vania.

"Kalau makan itu jangan banyak-banyak nanti kamu bisa gembul...." kata laki-laki yang telah menggendongnya dari lantai atas.

"Ih....abang, Vania itu tidak akan gembul tahu...." balas Vania kemudian.

Yups, mereka adalah kedua orang tuanya Vania dan kakak laki-lakinya Vania.

Arjuna Kiandra Adriansyah yang biasa di panggil Juna adalah kakaknya Vania, Juna belum menikah dan Juna juga lagi dekat dengan salah satu perempuan yang bekerja di perusahaannya.

Papa Seno Adriansyah dan mama Selvia putri Mahendra adalah kedua orang tua dari Juna dan Vania, mereka berdua tidak pernah membeda-bedakan kedua anaknya.

Setelah di beri izin oleh mama Selvi, Vania pun langsung pergi ke dapur untuk mengambil nasi gorengnya.

"Nasi goreng buatan mama Selvi memang ter the best...." ucap Vania yang sedang mengambil nasi goreng dan menempatkannya di piring.

Mama Selvi juga tidak lupa menggoreng sosis, nuget dan telur mata sapi untuk pendamping nasi gorengnya.

Setelah menyendokan nasi goreng ke dalam piring, Vania pun membuat teh manis hangat buat dirinya.

"makan di taman belakang ah, untung tadi aku bawa Ipad buat persiapan nonton drama...." ujar Vania kemudian, setelahnya Vania pun membawa makanannya beserta minumannya ke taman belakang rumah.

Di taman belakang rumah keluarga Adriansyah memang ada sebuah gazebo berbentuk rumah panggung, dengan ukuran yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.

Setelah meletakan makanannya dan minumannya di lantai gazebo, Vania pun menghidupkan ponselnya dan mulai mencari film yang akan ia saksikan.

ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ

Di sebuah unit apartemen ada sepasang kekasih sedang memadu kasih di sebuah kamar.

"Sayang, aku takut kalau tunanganmu marah kalau kamu melakukan ini bersamaku...." kata seorang perempuan yang sudah berada di dalam pelukan seorang laki-laki.

"Dia tidak mungkin tahu hubungan kita sayang, buktinya saja hubungan kita sudah berjalan satu tahun dan dia tidak tahu sayang...." balas laki-laki tersebut.

Laki-laki tersebut pun langsung mencium juga menggendong perempuan itu untuk masuk ke dalam kamar dan mereka pun melakukan kegiatan panas di dalam kamar tersebut.

ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ

Setelah menghabiskan makanannya, entah mengapa ingin sekali Vania mengunjungi pacarnya di apartemennya.

Sebelum berangkat menuju ke apartemen milik pacarnya tersebut, Vania pun bersiap terlebih dahulu.

Selesai membersihkan dirinya Vania pun mencari pakaian yang cocok untuk ia gunakan.

Vania pun memutuskan memakai pakaian tshirt berlengan pendek hitam dengan bawahan celana jeans biru, Vania juga tidak lupa membawa hoodie untuk ia pakai nanti.

Setelahnya Vania pun memoles wajahnya dengan makeup tipis dan menyemprotkan parfum favoritnya.

"Sudah terlihat cantik, saatnya berangkat...." kata Vania kepada dirinya sendiri, setelah melihat pantulan dirinya di depan cermin.

Vania pun telah memesan taksi online lewat sebuah aplikasi yang ada di ponselnya dan taksi tersebut sudah sampai di depan rumahnya.

Vania pun menuruni anak tangga dengan menenteng sendal wedges di tangan kanannya.

"Mama....papa....abang, Vania izin ke rumah temen dulu ya...." pamit Vania kepada kedua orang tuanya dan kepada kakak laki-lakinya.

"Ke rumah temen, apa temen...." ucap Juna dengan nada yang menggoda Vania.

"Temen abang...." balas Vania kemudian.

"Kalau cuma sekedar teman, abang anterin yuk sampai rumahnya dan abang juga mau kenalan dengannya...." ujar Juna kemudian.

"Tidak perlu bang, lagi pula aku juga sudah memesan taksi online buat mengantarku ke rumah temanku tersebut...." lanjut kata Vania menjelaskan.

"Ya sudah, kalau begitu hati-hati di jalan...." sahut mama Selvi kepada Vania, sekaligus menengahi perdebatan antara kedua anaknya.

Setelah di berikan izin oleh kedua orang tuanya, Vania pun langsung keluar rumah dan menanti taksi online yang telah ia pesan.

Tidak beberapa lama ada sebuah mobil yang menghampirinya dan Vania pun masuk ke dalam mobil tersebut.

Singkat cerita Vania telah sampai di gedung apartemen pacarnya dan Vania pun menaiki lift, untuk menuju unit apartemen pacarnya tersebut.

Vania juga memiliki akses untuk keluar-masuk ke unit apartemen pacarnya tersebut, jadi Vania bebas masuk ke dalam apartemen tersebut sesuka hatinya.

Tidak beberapa lama Vania pun tiba di depan unit apartemen pacarnya tersebut, Vania langsung memasukan kode yang ia hapal.

Setelah pintu terbuka dan tanpa basa-basi Vania pun langsung memasuki unit apartemen tersebut.

Akan tetapi sebelum Vania memanggil nama pacarnya, Vania seperti mendengar sebuah suara yang sangat ia kenali.

"Aahhh....Rizky....lebih cepat, aku mohon...." kata suara itu yang terdengar dari dalam kamar pacarnya Vania.

'Itukan suaranya Shella, tidak mungkin dia dan Rizky memiliki hubungan di belakangku....' ucap Vania di dalam hati.

Tanpa terasa air mata telah meleleh di pipinya dan Vania pun menutup mulutnya, untuk menahan isakannya.

'kamu tidak boleh menangis Vania, kamu harus kuat dan mungkin pendengaranmu itu salah....' ujar Vania kembali yang mencoba menguatkan dirinya sendiri.

Tanpa menunggu lama dan tanpa meminta izin, Vania pun membuka kamar tersebut dan terlihatlah.

Rizky pacarnya dengan Shella sahabatnya sendiri sedang memadu kasih di atas ranjang tersebut.

Brak.....

"Kamu tega Rizky, sebenarnya apa kekuranganku?" tanya Vania kepada Rizky pacarnya tersebut dan akan menjadi mantan.

"Dan kamu Shella, kamu merusak persahabatan kita dan kamu beraninya mengambil pacarku...." lanjut kata Vania kepada Shella yang terlihat santai.

"Ternyata benar apa kata Lisa dan Gisel, mulai hari ini aku tidak memiliki hubungan dengan kalian berdua dan terimakasih selama dua tahun kurang telah memilihku menjadi pacarmu...." gunakan Vania sambil terisak.

Dan Vania pun melemparkan kartu akses kamar Rizky, kepada Rizky dan Shella.

Kemudian Vania pun pergi meninggalkan dua sejoli tersebut.

TBC.

2. Perempuan Manja.

Keluar dari apartemen Rizky, Vania langsung menyetop kan taksi biasa untuk menuju rumah Lisa.

Lisa : hallo assalamu'alaikum, ada apa Nia?

Tanya Lisa kepada Vania dari seberang sana.

Vania : aku mau main ke rumah kamu dan aku minta maaf, karena tidak mendengarkan kata kalian berdua....hiks....

Ucap Vania sambil terisak, sedangkan Vania sendiri masih berada di dalam taksi yang sedang melakukan menuju rumahnya Lisa.

Lisa : ya Allah....beb, udah jangan nangis dan kebetulan di sini juga ada Gisel.

Ujar Lisa kemudian yang menenangkan Vania yang berada di seberang sana.

Lisa : iya Van....sudah jangan nangis, kita sudah memaafkan kamu kok dan jangan tangisi laki-laki seperti dia.

Sahut sebuah suara yang menimpali pembicaraan antara Vania dan Lisa.

Vania : terimakasih Sel....iya aku tidak akan menangisinya, aku cuma menangisi kebodohanku saja.

Sambung Vania kemudian yang mulai mengelap air matanya yang telah mengalir.

'bener kata Lisa dan Gisel, aku tidak perlu menangisi laki-laki seperti dia. Buang-buang waktu saja....' lanjut kata Vania dari dalam hati.

Vania : Lisa....Sel....udah dulu, sebentar lagi aku akan sampai di rumah kamu Lis.

Kata Vania kembali yang mengakhiri panggilan mereka dan Vania pun mematikan sambungan teleponnya.

Dan tidak beberapa lama Vania pun sampai di rumahnya keluarga Wibowo atau lebih tepatnya Melisa Anastasia Wibowo biasa ia panggil Lisa.

Dan di dalam juga ada temannya Gisella Yunita Safitri dan biasa ia panggil Gisel.

Mereka bertiga adalah tiga sahabat semenjak sekolah menengah pertama di kelas delapan, semenjak itu persahabatan mereka tidak pernah pupus.

"Assalamu'alaikum...." kata Vania yang memasuki rumah keluarga Wibowo.

"Wa'alaikumsalam....eh, ada neng Vania...." balas seorang perempuan paruh baya yang menyambut kedatangan Vania.

"Lisa sama Giselnya ada bun?" tanya Vania.

"Mereka ada di lantai atas, neng Vania langsung saja ke lantai atas dan eneng mau bunda bawain minuman apa?" tawar bundanya Lisa kepada Vania.

"Kalau gak ngerepotin aku mau coklat panas bun, sama sekalian camilan nya ya...." ucap Vania kemudian.

"Siap, nanti akan bunda antar ke lantai atas...." ujar bunda Lisa selanjutnya.

Setelah mendapatkan izin dari bundanya Lisa, Vania pun langsung menaiki tangga menuju kamarnya Lisa.

"Assalamu'alaikum...." Vania yang kembali mengucapkan salam, ketika sudah berada di depan pintu kamarnya Lisa.

"Wa'alaikumsalam, masuk saja...." balas suara dari dalam kamar tersebut.

Vania pun langsung memasuki kamar Lisa dan Vania melihat ada Lisa dan Gisel yang sedang bersantai.

Tanpa aba-aba Vania langsung memeluk Gisel dan Vania kembali meneteskan air matanya, ketika ia mengingat kembali kebodohannya yang tidak mempercayai perkataan kedua sahabatnya tersebut.

"Sudahlah Van, jangan menangis lagi dan kita memaafkanmu kok...." sahut Gisel sambil mengelus punggungnya Vania.

"Iya Van, bener apa kata Gisel kita sudah memaafkanmu kok dan kita mohon hapuslah air matamu itu...." Sambung Lisa kemudian yang juga ikut memeluk Vania.

Vania hanya mengangguk sambil menghapus air matanya, kemudian ia pun memberikan senyuman terbaiknya.

Tok....

Tok....

Tok....

Pintu kamar Lisa kembali di ketika oleh seseorang dari luar.

"Mungkin itu bunda yang mengantarkan minuman untukku beserta camilannya...." tebak Vania, kemudian Vania pun membukakan pintu dan terlihatlah bundanya Lisa sedang membawa minuman untuk Vania beserta camilannya.

"Terimakasih bunda, sudah membawakan minuman dan camilanku...." lanjut kata Vania kepada bundanya Lisa dan Vania pun langsung mengambil nampan yang di bawa oleh bundanya Lisa.

"Sama-sama neng, di habiskan camilannya dan minumannya ya...." kata bundanya Lisa kemudian dan bunda Lisa pun kembali ke lantai bawah.

Sepeninggalan bundanya Lisa, Vania pun menutup kembali pintu kamarnya Lisa dan membawa nampan itu ke meja belajarnya Lisa.

"Iihhh....sebenarnya siapa sih yang anaknya bunda, Vania atau aku?" tanya Lisa yang tidak bisa di jawab oleh bundanya.

"Jangan pakai segala merajuk, sini bantuin aku menghabiskan kroket ini. Kamu juga Gisel...." ucap Vania yang mengajak Lisa dan Gisel untuk membantu menghabiskan makanan tersebut.

ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ

Di suatu tempat dan di salah satu perusahaan ternama di kota tersebut ada seorang laki-laki berusia 28 tahun dan masih single, sedang menghadiri rapat tahunan.

"Rapat ini saya sudahi dan kita akan bertemu kembali di tahun depan...." kata laki-laki tersebut, kemudian meninggalkan ruangan tersebut dan diikuti oleh asisten pribadinya.

"Zal, apa jadwalku setelah ini?" tanya laki-laki tersebut kepada asisten pribadinya, Rizal Mahesa Putra.

Setelah masuk ke dalam lift Rizal pun langsung membuka tabnya dan melihat jadwal atasannya tersebut.

"Setelah ini tidak ada acara apapun, dengan kata lain hari ini tuan bebas...." ucap Rizal menjelaskan kepada atasannya tersebut.

"Rizal....santai saja, lagi pula di sini cuma ada kita berdua dan jangan terlalu kaku...." ujar atasannya Rizal sekaligus sahabatnya tersebut, Erwin Purnama Arcelio.

Erwin Purnama Arcelio seorang putra dari pasangan Febriansyah Arcelio dan Regina Dwi Rahmawati seorang pengusaha besar di kota Jakarta, keluarga Arcelio terkenal akan kepandaiannya dan ketampanan juga kecantikannya.

"Sorry Win, sudah terbiasa aku memanggilmu dengan sebutan tuan...." balas perkataan dari Rizal.

Setelah mencapai lantai dimana ruangan mereka berada, keduanya pun keluar dari lift.

"Maaf tuan....di dalam ruangan anda ada nona Arshella, sedang menunggu kedatangan anda dan katanya dia sudah ada janji dengan anda...." kata sang manajer kepada Erwin dan Erwin hanya mengangguk saja.

"Terimakasih...." balas Erwin tanpa melihat sang manajer tersebut.

Dan Erwin pun memasuki ruangannya dengan Rizal yang berada di belakangnya.

'Shit....sebenarnya dia mau ngapain ke sini?' tanya Erwin di dalam hati.

Dan benar saja di ruangannya sudah ada perempuan yang selalu mengejarnya dan mencoba merayunya, Arshella Dewi Maharani.

"Ada urusan apa kamu datang kemari?" tanya Erwin yang tidak berbasa-basi terlebih dahulu.

"Sayang....jangan jutek begitu dong, aku kan ke sini mau menemui kamu dan aku juga membawakan makanan ke sukaanmu...." ucap Arshella dengan suara yang ia imut-imutkan sambil menunjukkan sebuah tas bekal kepada Erwin.

Erwin yang mendengarnya hanya bisa mengangkat satu alisnya, begitu juga dengan Rizal yang memutar kedua bola matanya.

"Kalau begitu tinggalkan bekal itu di atas meja dan enyahlah segera dari sini, karena aku masih banyak pekerjaan dan aku tidak bisa meladeni cewek manja sepertimu...." ujar Erwin kemudian yang berjalan menuju kursi kebesarannya dan kembali membuka laptop.

"Tapi, aku ingin sekali menemanimu di sini dan sekaligus menyuapimu dengan makanan yang aku bawa dan masak sendiri...." balas Arshella kembali sambil menghentakkan kedua kakinya, seperti anak kecil yang meminta di belikan permen oleh ayahnya.

'Sok imut, padahal aslinya amit-amit....' kata Rizal di dalam hati yang melihat tingkah ke kanak-kanakan seorang Arshella.

"Apakah kau tidak mengerti bahasa manusia Shella? Atau kau menungguku marah dan melemparmu dari ruangan ini?" gumam Erwin kemudian dengan suara yang agak mengeras.

"Iya....aku akan pulang dan jangan lupa masakanku di habiskan ya...." ucap Arshella kemudian dan meletakkan makanan yang ia bawa dan meninggalkan ruangan Erwin.

Sepeninggalan Arshella, Erwin dan Rizal bisa bernafas lega di karenakan bisa terbebas dari anak manja seperti Arshella.

"Rizal, lebih baik ini makanan buatmu saja...." ujar Erwin kemudian.

"Tidak terimakasih, aku juga tidak mau memakan masakan anak manja itu...." balas Rizal kemudian yang menolak.

"kalau begitu, kasihkan ke yang lain atau buang saja ke tong sampah...." lanjut kata Erwin kemudian.

Dan Rizal pun mengambil tas bekal yang berwarna pink tersebut dan memberikannya kepada manajer yang ada di depan ruangan ini.

"ini buatmu, tapi kalau kau tidak menyukainya kamu bisa membuangnya...." kata Rizal kemudian.

TBC.

3. Jogging dan Wisata kuliner

Perasaan Vania pun lega setelah curhat dengan kedua teman-temannya tersebut, sambil bersenda gurau.

Kemudian Vania dan kedua temannya itu janjian akan lari pagi dan kulineran di CFD.

"Guys....besok hari Minggu kita joging yuk, sekalian wisata kuliner...." ajak Gisel kemudian.

"Ke Senayan City?" tanya Vania untuk memastikan.

"Iya, kita ke sana saja, joging sekaligus jajan...." kata Gisel kembali.

"Siap, biar otak tidak stress juga dan biar fresh...." ucap Lisa menimpali.

"Betul tuh...." balas Gisel lagi.

"Berarti kita janjian ketemu di sana saja...." ujar Vania kemudian.

"Setuju....ke bawah yuk, kita cari makanan lagi pula perutku sudah lapar...." lanjut kata Lisa yang mengajak Vania dan Gisel.

Dan mereka bertiga pun menuruni tangga kembali untuk menuju lantai dasar, lebih tepatnya dapur.

"Bunda....bun...." panggil Lisa ke Bundanya.

"Bunda, lagi di taman belakang dekat dapur nak...." balas ibunya Lisa dan Lisa pun akan menghampirinya.

"Kalian tunggu sini, aku mau ke belakang dulu...." sahut Lisa kemudian.

"Jangan lama-lama Lis...." sambung Vania kemudian dan Lisa pun hanya mengangguk saja, kemudian Lisa pun segera menghampiri bundanya yang ada di taman belakang dekat dapur.

Tidak beberapa lama Lisa pun kembali dengan bundanya dari taman belakang.

"Kirain ada apa, ternyata tiga cewek cantik sudah pada kelaparan ya?" tanya bundanya Lisa untuk memastikan.

"Sangat bun, lagi pula ini sudah jamnya makan siang dan kami sangat kelaparan...." jawab Vania kemudian.

"Siap....cantik-cantiknya bunda, bunda mau memasak terlebih dahulu...." kata bundanya Lisa kemudian mulai membuka kulkas dan mengeluarkan apa yang ingin ia masak.

"Bunda, sini Vania bantu...." ucap Vania yang menawarkan dirinya kepada bundanya Lisa.

"Tidak usah sayang, karena ini tugas bunda dan kamu lebih baik duduk saja di sana...." ujar bundanya Lisa yang menolak tawaran dari Vania.

"Tidak apa-apa bunda dan lagi pula Vania sudah terbiasa, kalau di rumah Vania pasti akan membantu mama untuk memasak makanan buat abang dan papa...." lanjut kata Vania kembali yang kekeh mau membantu bundanya Lisa memasak.

Dan mau tidak mau, akhirnya bundanya Lisa hanya bisa membiarkan saja Vania membantunya memasak.

"Vania, tolong goreng kan ayam yang sudah bunda marinasi dengan bumbu lengkuas...." pinta bundanya Lisa kemudian kepada Vania.

"Siap bunda...." balas Vania kemudian dan Vania pun langsung mengambil baskom kecil yang berisi ayam marinasi, kemudian Vania menggorengnya di minyak panas.

"Van, kamu gak takut sama cipratan minyaknya apa?" tanya Lisa kepada Vania.

"Aku sudah biasa menggoreng ayam ataupun ikan, apa lagi kalau lagi di tinggal sendirian di rumah sama mama, papa dan juga abang...." jawab Vania kemudian.

Vania adalah perempuan idaman para laki-laki, sudah pintar memasak dan juga pintar mengurus rumah.

Bahkan mama Gina sengaja tidak menyediakan ART di rumah mereka, itu supaya mengajarkan Vania bisa melakukan pekerjaan rumah dan memasak.

Tidak beberapa lama masakan pun telah matang dan siap untuk di sajikan, bundanya Lisa di bantu oleh Vania memasak ayam goreng lengkuas, sayur sop, tempe dan tahu goreng.

"Saatnya makan besar nih...." kata Gisel yang melihat lauk yang sudah ada di meja makan.

"Makanlah yang banyak, tadi bunda sama Vania sudah masak banyak...." ucap bundanya Lisa kemudian.

"Siap bunda...." balas Gisel kemudian.

"Bunda, ayo kita makan bareng biar enak...." ujar Vania yang mengajak bundanya Lisa.

"Lebih baik kalian dulu yang makan, bunda masih ada kerjaan di taman belakang dan bunda juga lagi nunggu ayahnya Lisa pulang ke rumah...." jelas bundanya Lisa kepada Vania dan Vania hanya mengangguk saja.

Dan pada akhirnya mereka bertiga pun memulai makan siang yang ke siangan, tanpa adanya bunda dan ayahnya Lisa.

ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ

Keesokan harinya Erwin akan joging di Senayan City bersama Rizal dan kembarannya, lebih tepatnya Edwin Pratama Arcelio.

Mereka berangkat ke Senayan menggunakan mobil dan Rizal sebagai supirnya.

Setibanya di Senayan Rizal pun memikirkan mobilnya dan mereka akan memulai joging kemudian.

Akan tetapi sebelum melakukan joging Erwin, Edwin dan Rizal melakukan pemanasan terlebih dahulu supaya kaki mereka tidak kram.

ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ

Lisa, Vania dan Gisel mereka janjian bertemu di lokasi dan saat ini Vania sedang berada di perjalanan menuju Senayan menggunakan motor matic kesayangannya.

'Kira-kira, Gisel dan Lisa sudah pada sampai belum ya?' tanya Vania di dalam hati.

Dan tidak beberapa lama Vania pun sampai di area parkiran motor dan ia melihat, ternyata kedua sahabatnya sudah pada datang.

Vania pun memarkirkan motornya di samping motor milik Lisa dan Gisel.

"Sorry telat...." kata Vania kepada keduanya.

"Santai Van, kita juga baru sampai...." ucap Gisel kemudian.

"kita jalan ke dalam yuk...." ajak Lisa pada akhirnya.

Dan mereka pun meninggalkan area parkiran dengan berjalan kaki, ketempat di mana orang-orang sedang berolahraga ataupun jual-beli.

"Sebelum kulineran, seenggaknya kita olahraga dulu Van. buat membakar lemak...." ujar Lisa yang mengingatkan Vania, ketika Vania sudah melihat para penjual makanan kaki lima.

Kemudian Vania hanya melirik sinis Lisa dan Lisa hanya bisa tersenyum di buatnya.

Pada akhirnya ketiga cewek cantik pun pada jajan dari pada melakukan olahraga.

Seperti saat ini Vania sedang berada di penjual nasi kepal kekinian.

"Mbak, nasi kepalnya dua satu ayam suwir pedas daun jeruk yang satunya lagi beef teriyaki...." kata Vania ke penjualnya dan sang penjual pun segera membuatkan pesanan Vania.

Setelah membayar pesanannya tidak jauh dari sana, Vania melihat penjual bakso bakar yang di jual seribuan.

"Bang, bakso bakarnya sepuluh ribu dan tahunya sepuluh ribu...." ucap Vania kemudian.

"Bang aku juga sama kayak dia...." timpal Lisa kemudian yang menunjuk ke arah Vania.

Tidak beberapa lama Gisel menghampiri Vania dan Lisa yang masih berada di penjual bakso bakar, sambil membawa plastik yang berisi tiga cup es jeruk.

"Bang bakso bakarnya saja lima belas ribu...." ujar Gisel kemudian.

"Van, lu beli nasi kepal kekinian dimana?" tanya Gisel kepada Vania.

"Di sana...." jawab Vania sambil menunjuk ke arah seberangnya.

"Aku nitip bakso bakar milikku, ini uangnya...." kata Gisel lagi sambil memberikan pecahan uang lima belas ribuan kepada Vania.

Singkat cerita pesanan mereka sudah jadi dan sudah di bayar.

"Mau beli apa lagi?" tanya Lisa kepada Vania dan Gisel.

"Aku mau mencari penjual telur gulung sama penjual minuman...." ucap Vania kemudian.

"Sepertinya di sana aku melihat penjual telur gulung, kalau untuk minuman kalian tidak usah beli. Soalnya sudah aku belikan...." ujar Gisel kemudian sambil menunjukkan barang bawaannya.

"Thanks Gisel, yuk kita ke sana...." ajak Vania kepada kedua temannya tersebut.

Setelah menemukan apa yang diinginkan Vania dan membelinya dan tidak jauh dari sana Lisa juga membelikan tiga porsi pentol mercon buat mereka bertiga.

"Kita cari tempat buat makan...." sahut Vania yang kembali mengajak Lisa dan Gisel.

Setelah lama mencari akhirnya mereka menemukan sebuah bangku panjang yang bisa mereka tempati dan tidak jauh dari sana ada yang sedang bermain bola.

ೋ❀❀ೋ═══ ❀ ═══ೋ❀❀ೋ

Erwin, Edwin dan Rizal sedang berada di penjual berbagai jenis minuman dan mereka membeli tiga botol air mineral.

"Kita cari tempat istirahat yuk...." ajak Edwin kepada saudaranya dan juga sahabatnya tersebut.

Dan mereka pun berjalan mencari tempat buat mereka beristirahat, setelah mereka melakukan olahraga.

Tidak ada tempat yang kosong akhirnya mereka kembali ke parkiran dan menuju mobil yang di bawa oleh mereka.

"Kita balik ke mobil aja, tidak ada tempat yang kosong...." kata Erwin dan mereka pun menyetujui perkataan dan ajakan Erwin tersebut.

TBC.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!