"mama!!, apakah liona benar-benar harus menikahi pria itu?!!"
"ini semua demi keluarga kita liona..."
Liona,liona argantana ,gadis itu berdecak setelahnya menghela nafas,jika ibunya sudah berkata dengan nada lirih dan tatapan memohon, dia bisa apa?
"Baiklah,aku akan menerimanya demi mama..."
Mama tersenyum dan menarik liona ke pelukannya
Sangat hangat, liona selalu sangat menyukai pelukan mamanya yang penuh kasih sayang
"besok pagi kita kerumah keluarga Chandra liona,jadi tidurlah ini sudah malam..."
"Chandra?..."
"ya ,nama keluarga calon suami mu..."
Liona mengangguk dan tersenyum sebelum pergi ke kamarnya
*di kamar liona*
Liona menoleh ke jendela nya ,gorden tipis itu tertiup angin,dan gorden tebal masih terkait di kiri dan kanan jendela, menandakan jendela masih terbuka .
Liona mendekati jendela tersebut
sebelum menutup jendela dan gorden,lion menatap rembulan malam yang sangat indah namun terlalu menakutkan.
Langit tampak gelap,tanpa ada bintang satu pun
Tangan liona. bergerak untuk menutup jendela
*DRAP*
Suara sesuatu seperti benda jatuh dari ketinggian
Liona mendongakkan kepalanya ke atas
Kaget setengah mati karena melihat makhluk seperti manusia tetapi ada sayap , makhluk tersebut sedang berdiri di atap rumah orang
makhluk tersebut menyadari keberadaan manusia yang sedang menatapnya
Dia menatap liona dengan tajam dan makhluk tersebut terbang mendekat ke arah liona
Dengan panik,liona buru-buru menutup jendela dan gorden ,dia berlari ke kasur nya
Berbaring dan menyelimuti dirinya
"ah aku hanya berhalusinasi,aku berhalusinasi.."
Liona mencoba menutup matanya ,dan berharap yang tadi hanya halusinasi nya saja karena mengantuk
***
Sedangkan di lain sisi makhluk tersebut
"mine..."
Tersenyum menyeramkan dari balik kegelapan
***
Liona menatap rumah yang akan menjadi calon suaminya tanpa minat
"bagaimana rumahnya bagus kan..."
"rumah kita juga bagus.."
Mama terkekeh, sedangkan liona menatap tidak minat
sementara itu di depan sudah ada yang menunggu
"selamat datang keluarga argantana"
"terimakasih atas sambutan nya..."
"silahkan masuk ,kita berbincang di dalam saja"
Mereka duduk di ruang tamu dan menunggu putra keluarga Chandra
"maaf aku telat.."
laki-laki tampan dengan jas merahnya ,turun dari tangga,rambut nya di tata rapi dengan indah
tampan ,isi pikiran liona
"perkenalkan ini anak kami"
"hallo ,saya dion Chandra asri ,saya yang akan menjadi suami liona"
setelah memperkenalkan diri dia duduk dengan kedua orang tuanya
"dion nama yang bagus..."
Mama liona berucap
Setelah obrolan yang panjang dan sangat membosankan,liona pamit pergi dengan alasan ada urusan mendesak
***
Liona berjalan dengan lesu ,iya sekarang ada di hutan dekat dengan rumahnya
Liona duduk di bebatuan yang cukup besar,melamun dan sesaat dia mengingat sesuatu
Merogoh saku dres nya ,yang terdapat kertas
Mamanya menyuruh nya untuk belajar mengajak pria tersebut menikah
"Belajar ya?"
"Will you marry me?...,ah tidak cocok alay "
"Apa kamu ingin menikah dengan ku dion?"
"Will you be my bride?~"
Bisikan tersebut membuat liona menoleh kesana kemari
Tidak ada siapa-siapa hanya ada dirinya sendiri di hutan ini
Angin berhembus melewati tengkuk liona,membuat tubuhnya sedikit gemetar
"tunggu, kata-katanya bagus haha,aku menemukan cara melamarnya..."
Menarik nafas
"aku liona ingin melamar mu untuk menjadi suamiku ku dan menjadi ayah dari anak-anakku"
Berdiri di depan pohon yang terdapat banyak ranting
Liona memasukkan cincin tersebut ke salah satu ranting
Cincin tersebut masuk dengan sempurna
"haha sempurna.."
"l Will..."
Deg!!
Liona tersentak dan menoleh
Liona terdiam dan lidahnya kelu,jantungnya
berdetak kencang
Di sana di balik pohon besar terdapat makhluk besar tinggi keluar ,tubuhnya hanya di selimuti jubah hitam
Ranting tadi berubah menjadi tangan besar
Berkuku panjang ,dengan cincin melingkar di jari manisnya
Wajahnya tidak terlihat,gelap
Yang terlihat hanya tanduk di kepalanya,dan kepalanya ada tiga?!!
Liona sangat takut
"kenapa takut liona ?kau melamar ku bukan?"
"tidak!aku tidak melamar mu!"
Makhluk tersebut tersenyum sinis
"i-itu tidak sengaja,pergi kau dasar monster!!!"
"kamu harus ikut dengan ku!"
"tidak mau!"
Liona berlari dari makhluk tersebut
makhluk itu mengejar nya dengan cara terbang, membiarkan jubahnya tertiup angin
Liona mencari jalan keluar,tapi tidak ketemu
Hingga sebuah tangan mencekram pinggangnya ,liona menoleh ke belakang
Dan
"hiks~"
Menangis dengan gemetar kecil,lalu pingsan
makhluk itu ,adalah iblis Damon , wujudnya sangat menyeramkan
Berkepala 3
Damon menyeringai dan menggendong wanitanya
Mengepakkan sayapnya lalu menghilang dengan cepat
liona membuka mata, hal yang pertama dia lihat? Ruangan besar didominasi warna emas dan merah.
Tubuh liona terasa berat, ia menunduk.
Bruk
"Aduh! pantatku... Babe! Kenapa suka sekali kdrt padaku?"
Damon terduduk di lantai setelah di tendang oleh liona
"S-siapa kamu?! Dan kenapa memelukku?!"
"Apakah tidak mungkin memeluk pengantin wanita sendiri?"
"Pengantin wanita?"
"Ya, kamu pengantinku dan aku pengantinmu."
"Aku bukan pengantinmu!"
"Calonnya, sayang."
liona berdecak. Dia awalnya takut, tapi sekarang? dia malah kesal.
Iblis ini terlalu menyebalkan.
liona buru-buru bangkit, berlari menuju pintu.
Sebelum menyentuh gagang pintu, tangannya lebih dulu di tarik.
Dan mendarat di dada Damon. liona tersentak. Dia mendongak
Tertegun. 'tampan' satu kata di benak liona
"Jangan menatapku terus menerus, aku jadi malu."
"Cih!" liona memalingkan wajahnya."
"Lepaskan aku!"
liona mencoba melepaskan diri dari dekapan Damon.
"Tidak."
"lepas!"
"Panggil aku 'sayang' "
"Tidak mau! Lagipula, kamu siapa?!"
Tanpa menjawab, Damon tiba-tiba mengangkat liona seperti karung beras, membawanya menuju kasur.
liona memekik, ia memukuli punggung Damon, tapi di abaikan.
Damon menaruh liona di kasur dan merangkak di atasnya. Mengukung tubuh liona yang lebih kecil.
"A-apa yang kamu lakukan?! Menjauh!"
"Panggil sayang dulu."
"Mustahil!"
Damon mendekatkan wajahnya, liona mengalihkan pandangannya ke samping kanan.
Melihat itu, Damon menyeringai.
liona malah terlihat memancing.
Damon semakin mendekat ke telinga kiri liona. Menjilatnya sensual.
"mnhh!"
liona menutup mulutnya dengan kedua tangan, memejamkan matanya erat.
Lagi-lagi Damon menyeringai.
"Ouh.. titik ini, ya?"
Damon semakin gencar menjilati telinga kiri liona. Semakin erat juga liona menutup mulutnya.
Sungguh! liona merasa campur aduk. Menahan suara laknat itu sangat susah.
Makhluk yang tak dia kenal melecehkannya?! Yang benar saja!
"B-berhenti... Baji- nghh - nganhh!"
liona terengah-engah. Damon berhenti. Menatap wajah liona yang penuh keringat dan rona merah menjalar hingga telinga.
Damon tertegun. Pemandangan ini...
Tiba-tiba Damon turun dari kasur dengan terburu-buru. Jongkok ditengah-tengah ruangan, memegangi kepalanya.
"Belum saatnya, tahan!"
Damon bergumam.
liona kaget. Setelah menetralkan nafasnya. liona bangun perlahan, menghampiri Damon.
"Kamu... Kenapa?"
Damon berdiri, mencengkram bahu liona Dengan puppy eyes yang berkaca-kaca, ia berucap.
"Aku... Aku horny."
"HAH?!?!"
"Bagaimana ini?! Aku belum boleh menyentuhmu! Arghh!"
Damon kembali berjongkok seperti tadi.
"Em, Coba alihkan ke yang lain."
" bagaimana caranya?"
Damon mendongak, masih dengan Puppy eyesnya. Sangat lucu di mata liona
liona memalingkan wajahnya
"Bagaimana kalau... makan?"
"Memakanmu?"
"TIDAK! Makanan biasa."
"Oh ya! Aku ada makanan manis!"
Damon berjalan cepat ke lemari pakaian, dan.. tadaa! Ada cupcake disana!
Damon membelah dua cupcake itu. memberikan ke liona
"mau?"
"em!"
liona menggambil potongan cupcake. Memakannya bersama Damon.
Ekspresi Damon berubah, seperti ingin muntah.
"kenapa?"
"iuh... aku tidak suka makanan manis."
"Lalu, kenapa di makan?"
"Justru karena aku tidak suka, jadi mengalihkan perasaan itu. Hehe!" Damon nyengir kuda.
"Bodoh..." Gumam liona
"Kamu baik-baik saja sekarang?"
"Saya baik-baik saja!" Damon mengangguk dengan antusias.
"Tidak terangsang lagi?"
"Tidak!"
"Bagus!"
liona duduk di tepi kasur. Diikuti Damon.
"Jadi, siapa kamu?"
"Aku Asmodeus Damon."
"APA?!"
"kenapa...?"
"Kamu iblis, bukan? Yang mewakili dosa hawa nafsu?!"
"Tentu! Pintarnya pengantinkuuu."
"J-jadi... AKU DI CULIK IBLIS?!?!"
"Bukan di culik, tapi di bawa."
"Sama saja!"
"Berbeda!"
"Lalu kenapa kamu membawaku kesini? Jangan-jangan kamu ingin menjadikanku budak sex?!"
"Oh tentu tidak, sayang."
"Lalu?"
"Karena kamu melamarku!"
"Bukan karena itu, kan?"
"Ternyata kamu peka, ya!'
"Jangan basa-basi!"
"Karena kamu pilihanku."
"Tidak mungkin! Kita tidak pernah bertemu."
"Itu benar! Kamu mungkin tidak melihatku, tapi aku melihatmu. Selama enam ribu tahun aku di dunia atas menjalani tugas, 20 tahun lalu aku menemukanmu. Memperhatikan mu menunggu saat yang tepat untuk 'membawa' mu. Tapi nasib baik berpihak padaku! Kamu datang dengan sendirinya kepadaku."
"Tapi itu, kan tidak sengaja."
"Tidak ada yang tidak sengaja, itu takdir."
Liona terdiam, iblis satu ini bahaya.
Walau dia ceria dan menyebalkan, tapi liona melihat itu.
Keseriusan dalam matanya yang paling dalam.
liona harus memikirkan rencana matang" untuk keluar dari dekapan iblis ini. Dia tidak mau menikah dengan iblis!
"Dan satu lagi. Kamu tidak akan bisa pergi, liona"
Tubuh liona meremang. Ucapan itu, terdengar sangat mengintimidasi dan serius.
Mimik wajah Damon berubah cerah. Dia memeluk pinggang liona menyelusupkan wajahnya ke perut liona.
Mendorong sampai liona berbaring.
"Oy! Jangan memelukku. Kamu kan iblis hawa nafsu! Jangan sampai kamu bernafsu padaku!"
"Tidak akan! Asal kamu tidak membuat wajah menggoda, kau akan aman."
Liona melotot.
"Itu juga karena kamu, iblis sialan!"
"Bahasamu kasar sekali. Mau aku cium sampai pingsan?"
Damon menatap liona tajam. liona bungkam, ia memalingkan wajahnya.
"Hm? mau?"
"Tidak..."
"Minta maaf atau aku akan benar-benar menciummu. Jangan lupa gunakanlah kata sayang."
liona melotot.
"Tidak ma- Hmph!"
Damon menciumnya.liona tersentak.
Damon menggigit bibir bawah liona
"Mhh!"
liona reflek membuka mulut, Damon memasukkan lidahnya memenuhi mulut liona
Memegang tengkuk liona memperdalam ciumannya.
liona memukul-mukul dada Damon, tangannya di tahan di atas kepala dengan satu tangan Damon.
Damon mengobrak-abrik isi mulut liona, hingga saliva liona sendiri mengalir dari sela-sela bibirnya.
liona frustasi, pikirannya campur aduk. Ini... Nikmat. Sungguh memabukkan.
Saat nafas liona akan habis, liona sempat pasrah jika benar-benar akan pingsan.
Tapi, Damon melepaskan pangutan mereka. Benang saliva menjuntai.
"Puahh~... Hah... Hahh...."
"Jadi?"
"Um.. maaf... s.. sayang."
"Good! That's my girl!" Damon tersenyum senang.
Damon memeluk liona erat.
Menduselkan wajahnya pada dada liona yang berisi.
Yang bisa liona lakukan hanya pasrah, dia tidak bisa membantah Iblis ini.
Seceria apapun dia, iblis tetaplah iblis. liona berharap bisa cepat-cepat keluar dari dunia ini. Itupun kalau bisa.
liona terbangun, Ia sempat tertidur tadi. Menengok kanan kiri, Nihil. Tak ada orang selain dirinya.
Tiba-tiba... Cklek!
Pintu berwarna abu di samping lemari terbuka. liona kaget, tidak sadar ada pintu disitu.
Seorang pria tinggi, keluar dari ruangan itu. Dengan hanya menggunakan handuk di pinggangnya.
Itu Damon! Oh... Demi neptunus! Tubuhnya benar" atletis dan menawan.
Dan itu... Eightpack bro!! liona melongo.
"Hey! Jangan menatapku terus, nanti tergoda."
"Di mana!"
Jujur liona iri. Walau tubuh liona juga lumayan berbentuk, tentu mempunyai sixpack yang tidak mencolok.
Tapi tetap saja jika di bandingkan dengan damon. Ia kalah telak!
Damon terkekeh, mengambil pakaian di lemari dan memakainya. liona memalingkan pandangannya.
Memang gila iblis satu ini, berganti pakaian di depan manusia?!
"Apa kamu terpesona?"
"Tidak."
"Tidak salah lagi. Ngomong-ngomong pipimu memerah."
"What the--" liona bangkit, menuju cermin.
And yahh... Wajahnya benar" merah. liona menutup dengan kedua tangannya. Malu.
"Haha! Kamu bisa malu juga, sayang? Biasanya marah-marah saja."
"Diam! Dasar Iblis!"
"Aku memang iblis jika kamu lupa."
"Ya, aku hanya ingin mengejek."
Lagi-lagi Damon tertawa. Padahal liona sudah dag dig dug takut salah ngomong dan sifat Damon yang lain muncul. Bahaya.
Damon mendekat, liona diam.
Sebenarnya dia takut, tapi otaknya menolak terlihat takut.
Damon merengkuh pinggang liona, lalu dipeluk mesra.
"Ingin jalan-jalan?"
"Kemana?"
"Kemana saja."
liona menatap Damon datar tersirat kekesalan.
"Baiklah, baiklah. Ikut aku."
Sembari merangkul pinggang liona, mereka berjalan keluar. Ke arah taman belakang.
Jika kalian membayang taman yang cerah dan nyaman, kalian salah!
Taman itu memiliki daun" berwarna kecoklatan, bunga yang lusuh berwarna Merah kotor, juga lantai blok yang di banjiri daun² gugur. Ada kursi di ujung sana, ada kolam ikan juga, tapi kolam itu bersih.
Menurut liona ini adalah view menenangkan. Ia suka!
Saat ingin melangkah pergi, liona sadar pinggangnya di rangkul. Jadi dia tidak bisa bergerak bebas, apalagi kekuatan Damon yang jauh di atasnya.
"Bisa lepaskan tanganmu?"
"Tidak."
"Aku bisa berjalan sendiri."
"Benar? Kalau begitu, hati-hati. Ini bukan dunia manusia."
"Bisa!"
Damon melepas rangkulannya, liona berlari menuju kolam itu, dengan senyum tipis.
liona menatap bayangan dirinya dari pantulan air. liona bergeming, ia sadar kalau dia harusnya tidak disini!
liona tiba-tiba teringat mama dan papanya, bagaimana kabar mereka?
Apa mereka khawatir saat tau anak semata wayang mereka hilang?
Tatapan mata liona berubah sendu. Damon tau itu. Mendekat, Damon mengelus surai liona
"Ada yang mengganggumu?"
"aku..."
liona mendongak, Damon mengangkat alisnya.
"Mama, papa... Aku merindukan mereka."
Damon bergeming. Menatap mata liona dalam.
"Baiklah... Hanya semalam, ku berikan waktu untuk berpamitan. Setelahnya kamu akan hidup bersamaku, selamanya."
Jujur, liona tidak mau jika harus hidup bersama iblis ini. Selamanya! Dia masih mau menikah dengan manusia
"Aku tidak mau hidup bersamamu."
"hmm? Tapi aku mau, bagaimana?"
"Ya, itu bukan urusanku."
"Tidak mau pulang, hm?"
liona bungkam. Dia terjebak lagi, sial! Sudah ia bilang, iblis ini bahaya.
"Kalau mau, kita buat perjanjian. Kamu pulang untuk berpamitan selama 24 jam, setelahnya kembali kepadaku, selamanya."
"Lalu kamu? Tidak adil!"
"Aku tidak akan mengganggu waktumu dan Jika kamu menepati janji kembali kepadaku. Aku berjanji akan mengurus orang tua dan desamu, agar tidak jatuh miskin walau kamu tidak menikah."
"deal?"
liona tersenyum tipis. ia harus pintar² menggunakan waktu ini.
"deal!" Mereka berjabat tangan.
“Dan jika salah satu pihak tidak menaatinya, akan dikenakan sanksi.”
liona melotot! Brengsek sekali iblis ini, dia baru memberi tahu konsekuensinya setelah berjabat tangan.
"Brengsek!"
"Bahasamu, sayang."
"aku tidak peduli!"
liona mengalihkan pandangannya, ia berjalan menjauh.
Damon terkekeh, lihatlah liona-nya. Ia sedang merajuk!
Mau bagaimana sifat alami seorang iblis adalah... Licik.
"Tunggu! Sayang! Jangan melangkah terlalu jauh."
Damon mengejar liona yang sudah keluar dari taman.
"Tidak!!" Suara liona samar-samar terdengar.
"liona?! Sayang?!"
Damon berlari keluar taman. Di luar dia melihat lionanya dikerubungi oleh iblis perawan.
Yang sayangnya berwujud menyeramkan dengan rambut panjang terurai menutup sebelah matanya, tubuh kurus kering sedikit bungkuk dan payudara nya menjuntai kebawah.
Kakinya banyak dan panjang seperti laba-laba.
Dan mereka ada sekitarnya 5 makhluk!! Bagaimana liona tidak takut?!
"Menjauh dari milikku."
Suara mengintimidasi itu membuat para iblis perawan bergidik, mereka ngacir menjauhi liona
liona tertegun, ia benar" takut. Tadi hampir di perkaos iblis perawan jika Damon tidak datang.
"Kamu tidak apa-apa, sayang?"
"E-eum..."
Damon merengkuh kepala liona lalu mendekapnya. liona memeluk erat punggung Damon.
"Jangan menjauh dariku, disini berbahaya untuk manusia sepertimu."
"Maaf."
"Tak apa! Selama kamu ada di dekatku kamu akan aman!"
liona mengangguk di dalam dekapan Damon.
"Mau lanjut jalan-jalan?"
"Aku takut."
"Tak apa! Tetap di dekatku."
liona mengangguk, ia masih shock.
Damon merangkul pinggang liona lagi.
Walau sedikit risih tapi liona tidak menolak kali ini, Damon tersenyum miring.
"Kamu mau kemana?"
"Tidak tau! Kau sendiri yang bilang ini bukan duniaku."
"Oh ya. Aku lupa, baiklah mari ikut ke suatu tempat."
Selama perjalanan banyak pasang mata, satu atau lebih mata memandang keduanya.
Mereka semua tau, bahwa itu adalah Asmodeus Damon. Iblis ketiga dari 7 pangeran neraka, ketujuh pangeran itu sedang di beri ujian oleh ayahanda mereka yaitu, raja dari seluruh raja iblis untuk menjadi pemimpin selanjutnya. Juga diperintahkan untuk mencari pasangan.
Apakah itu pasangan tuan mereka?
Jika iya, ada yang setuju ada yg tidak. Ada yang ingin mengujinya, ada yg ingin mengobrol dengannya.
Tapi, nyawa menjadi taruhannya jika kamu berani menyentuh harta milik tuanmu.
"Mereka memperhatikan kita."
"Tidak usah dipedulikan, mereka tau siapa aku. Tidak ada yg berani mendekatimu."
"Em.. kita mau kemana?"
"Kita akan... Dinner!!"
Damon tersenyum senang.
"Dinner? Di kastil besarmu tidak ada makanan?"
"Pelayan saja tidak ada! Aku sedang menjalani ujian dari ayahanda."
"Ow pantes, kastil mu sepi. Seperti kastil angker."
Damon mengangguk-angguk dan terkekeh.
"Kamu penasaran, kan? Ujian apa?"
"Tidak."
liona benar" penasaran tapi dia malu bertanya. Padahal Damon mah seneng kalau di tanyain ama ayang.
Tapi... Justru itu, kalau Damon seneng pasti di kepedean. Jadi liona ngga mau Damon kepedean. Haha! Dasar tsun tsun.
"Aku sebenarnya bukan satu-satunya yang menjalani ujian ini, karena aku punya banyak saudara."
"Aku 7 bersaudara. Dan aku anak ketiga."
liona diam mendengar dengan seksama.
“Ternyata iblis itu punya banyak anak ya?”
"Ya... Dan aku juga ingin anak banyak."
"Bisa?"
"Bisa! Hanya perlu menaruh benih di dalam perutmu, dan jadi!"
Blushh
Memukul damon
"Aduh!! Sakit sayang! Kenapa kamu dipukul?"
"Kinipi di pikil?! Pikirkan sendiri!"
liona berjalan cepat meninggalkan Damon.
"Jangan jauh-jauh, sayang! Nanti ada iblis perawan!"
liona berhenti, memundurkan langkahnya sampai di samping Damon.
Menarik tangan Damon untuk merengkuh pinggangnya.
"Jangan salah paham! Ini demi keselamatanku."
Damon tergelak, wajah liona memerah padam.
Padahal iblis rendahan itu bisa musnah hanya dengan tatapan tajam dari Damon.
Tapi dia hanya ingin lionanya menurut, dengan sedikit ancaman.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!