"Saya terima nikah dan kawinnya Valyne Agatha binti Arman Dwi Saputra dengan mas kawin yang tersebut tunai" ucapan lantang seorang laki-laki pilihanku yang kini telah resmi menjadi suami dan pendamping hidupku.
Angga adalah laki-laki yang aku pilih untuk selamanya mengarungi mahligai rumah tangga, walaupun aku mengenal mas Angga hanya beberapa bulan saja tapi itu sudah cukup bagiku untuk mengenalnya.
Ia memang bukan laki-laki yang romantis seperti yang ada di cerita novel kebanyakan.
Tapi bagiku tak masalah, yang penting ia baik dan mengerti semua tentang keadaanku.
Ya, aku adalah seorang gadis yatim piatu dan hanya tinggal dengan seorang kakak laki-laki bernama Zio. Kakakku lah yang telah membiayai pendidikanku hingga aku lulus universitas jurusan design busana, sesuai dengan cita-cita ku yang ingin menjadi seorang designer terkenal sejak dulu.
Meminta restu pada kak Zio untuk dapat melepaskan aku adik perempuan semata wayangnya. Karena setelah ini mas Angga akan memboyongku pindah kerumah yang sudah ia siapkan untuk kami tinggal. Hidup mas Angga cukup mapan untuk ukuran laki-laki seusianya. Dua temanku pun sampai iri melihat kesungguhan mas Angga mendekati dan melamarku untuk menjadi istrinya.
"Sekarang kamu harus menuruti semua kata-kata suamimu ya Val" mengusap bahu sang adik yang tertunduk dengan isakan tangis.
"Iya kak" jawab Valy, begitu nama panggilannya sambil mengangguk mengiyakan nasihat sang kakak.
"Angga?! aku titip adikku ya, jaga dan cintai dia sepenuh hatimu" Zio menepuk bahu Angga yang sekarang sudah menjadi adik iparnya.
Dan Angga pun mengangguk mengiyakan juga nasihat kak Zio untuknya.
Aku merasa lengkap sudah kebahagianku, mempunyai seorang kakak yang sangat menyayangiku ditambah sekarang ada seorang suami yang juga mencintai dan akan menjadi pelindungku.
♥️♥️♥️
Tiba dipekarangan rumah mas Angga yang kini juga menjadi rumahku, aku sempat terpukau dengan semua yang sudah disiapkan mas Angga untuk pernikahan kami.
Rumah dua lantai dengan model bangunan metropolis.
"Mas?! terima kasih untuk semuanya" ucapan terima kasih Valy dengan senyuman sumringah pada suaminya.
"Hhemm" hanya jawaban itu yang mas Angga ucapkan tanpa membuka mulutnya.
Mungkin mas Angga lelah karena sebelum pelaksanaan pernikahan mas Angga tidak cuti sama sekali dari rutinitas pekerjaannya.
Dan aku tidak mau ambil pusing, akupun lelah dan ingin segera beristirahat, apalagi make up diwajahku belum terhapus sempurna.
Setelah selesai acara akad dan resepsi yang hanya dihadiri keluarga dan beberapa relasi bisnis mas Angga dan hanya teman dekat kami, aku hanya mengganti baju saja, namun riasanku belum ku hapus bersih. Mas Angga mengajakku untuk segera pulang. Mungkin ia ingin segera melaksanakan tugasnya sebagai suami, itu yang ada di pikiranku mengingat beberapa temanku yang sudah menikah dan bercerita tentang malam pertama.
♥️♥️♥️
Senja yang ditunggu pun tiba, matahari menenggelamkan wajahnya. Bayangan tentang malam pertama cukup membuat jantungku tidak berdetak dengan normal.
Tertidur karena kelelahan, ternyata aku telah melewati malam pertamaku. Suara adzan subuh membuatku terbangun dan aku tidak menemukan sosok laki-laki yang telah menjadi suamiku.
"Astaghfirullah,,,kok aku bisa ketiduran sih??!"
Valy merutuki dirinya sendiri. Ia merasa tidak enak terhadap suaminya. Masa iya baru saja malam pertama jadi istri sudah tidak becus, batinnya.
Segera bersuci dan menunaikan ibadah, lalu Valy mencari keberadaan suaminya.
Dirumah itu terdapat tiga kamar tidur, Valy mencoba mencari dikamar yang ada disebelah kamar yang ia tiduri semalam. Tapi ia tidak menemukan sosok laki-laki berbadan tegap yang menikahinya kemarin.
Mungkin mas Angga tidur dikamar yang berada dilantai bawah, dan ternyata benar Angga ada didalam kamar itu, Valy mencoba membuka pintu, klek...dan pintu pun berhasil terbuka karena kebetulan tidak dikunci oleh mas Angga.
Valy membangunkan suaminya dengan lembut, menggoyang pelan lengan Angga. "mas?? mas Angga?? bangun sudah siang, nanti sholat subuhnya kesiangan loh?!"
"Aarrgh..."Angga menjawab kasar dan menepis tangan Valy.
Valy tersentak dan kaget dengan respon yang diberikan oleh suaminya.
Angga memang laki-laki pendiam, namun ia bukan laki-laki yang kasar. Karena selama ini ia belum pernah melihat Angga berbuat kasar pada orang lain. Ohh...mungkin ia tidak sengaja karena masih ngantuk, jadi ia belum sadar sepenuhnya. Valy memaklumi keadaan pagi ini.
Meninggalkan Angga yang masih tertidur, Valy menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan juga suaminya.
Sarapan sudah siap diatas meja makan, secangkir kopi dan satu rangkap roti isi Valy siapkan untuk Angga.
"Mas Angga?? maafin aku ya" ujar Valy ketika suara langkah Angga menghampiri meja makan.
Tidak ada jawaban dari Angga, ia hanya menuang segelas air mineral lalu meminumnya. Setelah itu ia meninggalkan Valy dengan makanan yang sudah tertata rapi.
"Sarapan dulu mas?!" ujar Valy mengingatkan.
"Kau makan saja sendiri!" suara Angga terdengar ketus.
Mas Angga masih marah karena aku telah melewatkan malam pertama kami. Sedih mendengar suami sendiri berkata kasar, tapi semua adalah kesalahanku. Sabar Valy, nanti kita coba untuk meminta maaf lagi. Valy menyemangati dirinya sendiri.
♥️♥️♥️
Hari ini Valy sengaja tidak berangkat ke butik miliknya, ia sudah mengambil cuti untuk beberapa hari setelah menyandang status nyoya Angga.
Seharian dirumah, ia mempersiapkan diri untuk menyambut suaminya pulang, ia tidak mau melewatkan malam keduanya.
Malam pertama terlewat saja Angga sudah sebegitu marahnya sampai tega membentak dirinya, apalagi jika malam ini terlewatkan lagi, wahh bisa-bisa ia mendapat bentakan lagi.
Menunggu suami tercinta pulang kerja, duduk disofa sambil menyaksikan tayangan televisi. Jam didinding sudah menunjukkan pukul 10 malam, namun belum ada tanda-tanda suaminya akan pulang dan memberi kabar.
Valy mulai khawatir dengan keadaan suaminya, tanpa disadari ia pun tertidur di sofa karena lelah menunggu.
Hampir tengah malam, suara mobil Angga terdengar masuk pekarangan rumah. Valy terbangun dan bergegas membukakan pintu untuk suaminya,
"kok pulangnya malam sekali mas?!" tanya Valy penasaran.
Angga masuk dan tidak menjawab, "mas?!" Valy memanggil suaminya yang berlalu begitu saja dihadapannya.
Mengejar langkah Angga dan Valy menggapai tangan Angga untuk meminta jawaban.
"Mas??! aku nanya kamu! jawab dong!"
Plak, suara tamparan mendarat di pipi kanan Valy, "Kamu tidak usah mengatur hidupku! paham!!"
Valy memegang pipinya yang terasa perih karena tamparan suaminya. Air mata yang tak direncanakan mengalir begitu saja.
Angga benar-benar sudah berbuat kasar padanya.
Hati Valy bertanya-tanya kenapa laki-laki yang ia cintai bersikap kasar padanya.
♥️♥️♥️
Sebenarnya hari ini Valy berniat memulai kembali aktifitas nya dibutik, namun ia urungkan niatnya karena memar dipipinya belum hilang, warna merah kebiruan masih jelas terlihat.
"Rin, mbak belum bisa datang ke butik hari ini ya" ijin Valy pada anak buahnya yang membantu dirinya mengelola butik.
"Waduuhh... pengantin baru....bulan madunya kurang ya mbak.." Rini menggoda Valy.
Walaupun Valy atasannya dibutik tapi mereka sudah sangat akrab, bahkan Valy sudah menganggap Rini seperti adiknya sendiri.
"Mbak cuma mau ngabarin saja, khawatir kamu nunggu mbak"
"Ok mbak siaap" jawab Rini dari kejauhan
Valy tidak mungkin menceritakan kejadian yang menimpanya kemarin lusa.
♥️♥️♥️
ok genks ini baru bagian awal ya, ikutin terus part berikutnya pasti makin seru.
tinggalkan jejak kalian dengan cara like n komen ya. Jangan lupa klik favorit juga ya
Seminggu sudah usia pernikahan Valy, namun ia sudah tidak pernah lagi menemui suaminya tidur dirumah, sejak kejadian Angga menampar pipi Valy ia selalu tidur dikantor. Perusahaan miliknya yang ia rintis dari nol,
pendidikan bisnis yang ia dapatkan di Amerika ia terapkan untuk membangun usahanya sendiri, walaupun sang ayah sudah memiliki perusahaan besar namun Angga tetap dengan pendiriannya.
Valy tidak menyangka jika pernikahan yang ia dambakan akan menjadi seperti ini.
Ingin rasanya ia mengadu pada Zio, namun ia tidak mau membuat kakaknya kepikiran tentang dirinya lagi, sudah cukup selama ini Zio mengorbankan masa mudanya hanya untuk mengurusi adik perempuannya.
Zio banting tulang untuk membiayai semua keperluan dan juga biaya sekolahnya. Harusnya ia kini membalas budi untuk semua kebaikan yang sudah Zio berikan padanya.
♥️♥️♥️
Pagi ini Valy memutuskan untuk kembali aktif menjalankan bisnis butiknya, ia selalu ingat janjinya pada Zio untuk menjadi orang sukses dikemudian hari sebagai balas jasanya pada kakaknya itu.
"Pengantin baru sudah kembali beraksi, selamat datang mbak Valy" sapaan hangat Rini berikan ketika Valy baru saja memasuki
pintu butik miliknya.
"Hhmm...kamu lebay deh Rin! malu tuh dilihat pengunjung" omel Valy karena suara Rini berhasil membuat pengunjung butik menoleh kearah Valy.
"Ooh..mbak nya baru nikah ya, kok kita nggak diundang sih!" protes langganan butik Valy saat mengetahui si pemilik butik ternyata baru mengadakan akad dan resepsi pernikahan.
"Cuma acara sederhana aja kok mbak" jawab Valy pada para pelanggan setia butiknya.
"Gimana mbak??" Rini kembali bertanya ambigu, pertanyaan yang tidak jelas arahnya, sebenarnya Valy mengerti apa yang dimaksud oleh Rini namun ia memilih untuk tersenyum saja tanpa menjawab pertanyaan yang dia sendiri belum tau jawabannya. "mbak? kok diam saja sih!" Rini cemberut.
"Ya gimana apanya Rin??" jawab Valy.
"Ya itu, gimana rasanya??"
"iihh...kamu apaan sih!! pagi-pagi udah ngomongin yang nggak jelas. Ayo kerja!!"
Valy mengomel pada Rini, ia pun tidak tahu jawaban yang akan ia berikan pada Rini karena memang Angga belum menyentuhnya sejak ia menikah.
♥️♥️♥️
Malam ini seperti biasanya sepulang dari butik Valy membersihkan diri dan segera sholat isya, kemudian menyiapkan makan malam untuk dirinya sendiri.
Tidak banyak menu yang ia siapkan, hanya satu bungkus mie rebus dan secangkir teh panas.
Sambil makan ia terus saja merenung, ia tidak menyangka jika kesalahan yang ia perbuat akan berdampak seperti ini. Sedih, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Suara mobil mas Angga terdengar memasuki pekarangan kediaman mereka, awalnya Valy merasa mungkin itu hanya khayalan nya saja karena rasa rindu yang ia rasakan selama suaminya tidak pulang.
Klek..ternyata itu semua nyata, suara pintu depan rumah terbuka, Angga tidak perlu mengetuk pintu karena mereka hanya tinggal berdua dan masing-masing dari mereka memegang kunci rumah.
Suaminya benar-benar pulang, Valy berlari menghampiri Angga ingin segera memeluk dan mencium punggung tangan suaminya.
Namun Angga berlalu begitu saja ketika Valy menghampiri dirinya, ingin mengejar suaminya tapi ia khawatir kejadian terakhir yang ia alami akan terulang lagi.
Menarik nafas dalam-dalam, menahan emosi dan juga menambah kesabaran untuk menghadapi sikap suaminya.
♥️♥️♥️
Malam semakin larut, namun Angga tidak juga masuk ke dalam kamar yang digunakan oleh Valy.
Valy menepis semua kecewa yang hinggap dipikirannya, mencoba untuk memaafkan kesalahan yang sudah Angga perbuat pada dirinya. Malam ini ia akan meminta maaf kembali pada suaminya.
Mengganti piyama yang ia kenakan sebelumnya dengan lingerie tipis sebatas lutut, bertali sangat kecil dengan belahan dada rendah. Memoles tipis wajahnya dengan make up dan sedikit semprotan parfum beraroma rose, Valy berniat untuk mengganti malam pertamanya dengan Angga yang ia lewatkan hingga membuat Angga sangat marah padanya.
Tok..tok..tok..mengetuk kamar Angga dan langsung masuk tanpa menunggu persetujuan dari suaminya itu.
"Mas Angga??" Valy berkata pada Angga yang yang kebetulan baru saja keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan handuk sebatas pinggang, ia baru selesai membersihkan diri.
Angga sempat tertegun melihat penampilan Valy, tanpa disadari ia menelan ludahnya dengan kasar. Semua laki-laki normal pasti akan seperti itu jika melihat pemandangan indah yang ada dihadapannya. Tubuh putih mulus dengan lekukan proporsional, gunung kembar yang hampir saja tumpah dari tempatnya membuat dada setiap lelaki akan terasa sesak karena menahan gelora.
"Mau apa kesini?" ujar Angga setelah tersadar dan menepis pikiran tentang hasrat lelakinya.
"Kita harus bicara mas! kamu nggak bisa mendiamkan aku seperti ini!"
Valy mengajak Angga bicara, ia tidak bisa membiarkan masalah ini berlarut-larut.
"Kamu mau bicara apa?" jawab Angga datar.
"Mas! kita sudah jadi suami istri, kalau ada masalah bicarakan baik-baik!"
Mendengar suara Valy yang semakin meninggi, ternyata berhasil memancing emosi Angga.
"Tidak ada yang perlu dibicarakan, keluar dari kamarku!"
"Mas! aku istrimu, aku nggak akan keluar dari kamar ini sebelum masalah kita selesai!"
"Kubilang keluar!!" Angga membentak Valy.
Valy tersentak karena suara keras Angga, buliran bening sudah terkumpul dimata Valy. Hanya membutuhkan satu kedipan maka buliran-buliran itu pun akan mengalir di pipinya.
"Ma..maafkan aku mas! aku sudah melewatkan malam pertama kita" ucap Valy terbata-bata karena takut dengan wajah Angga yang sudah merah karena marah.
"Oohh...jadi karena itu kau menghampiriku haah??!!" jari telunjuk Angga mengangkat dagu Valy hingga membuat wajah Valy mendongak keatas dan berhadapan dengan wajah Angga.
Air mata yang sedari tadi ditahan agar tidak terjatuh pun akhirnya lolos juga, Valy seperti sedang berhadapan dengan laki-laki yang tidak ia kenal. Angga yang ia pilih sebagai suami adalah laki-laki baik.
Angga menghempaskan tubuh ramping istrinya ke ranjang hingga lingerie yang dikenakan Valy tersingkap.
Valy berusaha menghindari tatapan Angga yang seperti macan buas yang siap menerkam mangsanya.
"Mas...mas... jangan mas..." Valy sudah terbaring dan berusaha menghindar, ia memundurkan tubuhnya dengan kedua siku dan kakinya.
Angga sudah benar-benar terpancing dengan situasi yang dibuat oleh istrinya, melihat lingerie yang tersingkap dan paha mulus yang terpampang jelas di depan matanya membuat hasrat lelakinya tak tertahankan.
"Mas...jangan mas...maaf" Valy terus menangis, ia semakin takut.
"Ini kan yang kau mau!" Angga menarik kedua kaki Valy dan membuat lingerie terangkat sampai pinggang, tampaklah segitiga berenda yang dikenakan Valy dengan jelas sekali. Angga memandang bagian itu dengan nafas tersengal.
Kini posisi Angga sudah diatas ranjang, ia mencium kasar bibir Valy, tak puas sampai disitu ia pun merobek lingerie yang menghalanginya untuk memainkan dua gundukan sintal milik Valy, menciuminya dengan beringas dan mengulum puncaknya secara bergantian.
Karena permainan Angga pada dirinya tanpa sadar Valy melenguh, sebenarnya ia pun menginginkannya hanya saja tidak dengan cara kasar seperti ini.
Mendengar desahan yang keluar dari mulut Valy semakin membuat Angga tidak bisa menahan hasratnya. Angga membuang semua yang melekat di tubuh istrinya, segitiga berenda yang menutupi pusat milik Valy pun sudah ia robek dan dihempaskan entah kemana.
"Mas...ma...maaf..jangan seperti ini" Valy memohon pada Angga agar tidak menggaulinya dengan kasar.
"Aku akan mengabulkan permintaanmu, ini kan yang kau mau!"
Angga melepas handuk yang menutupi kejantanannya yang sudah tegak dengan sempurna, hanya dengan satu kali hentakan semua milik Angga berhasil masuk sepenuhnya ke pusat milik Valy.
"Aaaaaa!!!" Valy teriak histeris dan air matanya semakin deras. Angga benar-benar sudah berbuat kasar dengannya.
Tanpa memikirkan istrinya yang kesakitan Angga terus saja memompa Valy.
Desahan nikmat yang Valy rasakan kini berubah menjadi kesakitan yang teramat sangat. Terus dan terus hingga Angga mencapai klimaks dengan erangan yang tak tertahan
"Aaaagggh...." Angga berhasil menyemburkan cairan hangat kedalam milik Valy.
Setelah puas ia mencabut miliknya dan langsung menuju kamar mandi, membiarkan Valy diatas ranjangnya terkulai lemas tanpa daya.
Angga sempat terkejut melihat miliknya ada bercak merah, namun ia langsung membersihkannya tanpa berpikir lagi.
Keluar dari kamar mandi, Valy sudah tidak berada diranjangnya.
•
•
Mendapatkan perlakuan kasar dari Angga Valy masih merasa terpukul, memungut pakaiannya yang berserakan dilantai ia kembali ke kamarnya. Tidak langsung membersihkan tubuhnya, Valy meringkuk diatas ranjang dan menangis karena sakit di seluruh tubuh terlebih di area intinya. Apalagi mengingat perlakuan suami padanya.
♥️♥️♥️
Jangan lupa ritualnya shaayy...
like, komen, vote... kutunggu jejak kalian ya genks 😍
Happy Reading 😍
♥️♥️♥️
Setelah malam pertama yang menyisakan kesakitan bagi Valy, dirinya akan tetap meminta jawaban kepada suami yang ia cintai. Mengapa ia memperlakukan dirinya seperti ini. Dosa apa yang telah ia perbuat hingga mendapat siksaan seperti ini, dan itu semua dilakukan oleh suaminya sendiri.
Terbangun karena suara adzan subuh Valy masih dalam keadaan tidak berpakaian, luka dibagian intinya ternyata meninggalkan sisa darah yang sudah mengering.
Beranjak dari ranjangnya hendak menuju kekamar mandi, "aaaaww!!" Valy menginjakkan kakinya kelantai, namun yang ia rasakan badannya serasa luluh lantah. Kedua kakinya tidak mampu untuk menopang tubuhnya, pangkal paha terasa linu karena Angga semalam meregangkan kedua kakinya secara paksa.
Segera mandi dan bersuci, Valy mengadu apa yang ia dapatkan tadi malam dengan bersujud. Memohon pada yang kuasa agar ia diberikan kesabaran dalam menghadapi suaminya.
Valy mengetik pesan singkat pada Rini, ia ijin untuk tidak masuk kerja karena tidak mungkin ia ke butik dalam kondisi seperti ini. Badannya terasa remuk, untuk berjalan normal saja ia kesulitan.
"Rin, mbak hari ini tidak ke butik ya, mbak ada urusan" begitulah bunyi pesannya.
Tanpa menunggu jawaban dari Rini, ia pun mematikan ponselnya.
♥️♥️♥️
Disisi lain Angga sudah berangkat ke kantor, memang agak kesiangan sedikit dari biasanya. Karena semalaman ia menyesalkan kenapa dirinya bisa tergoda dengan keelokan tubuh perempuan yang sudah menjadi istrinya, sebenarnya sah-sah saja jika ia mau melakukan hubungan suami-istri dengan Valy, namun tidak bagi Angga. Ia sudah melanggar janji pada dirinya sendiri. Karena niatnya menikahi Valy adalah untuk membalaskan sakit hatinya pada Zio.
"Aaaarrggh!!!!! dasar bodoh!! kenapa aku bisa tergoda?! aku tidak boleh menyukainya apalagi sampai mencintainya!!"
Didalam ruang kerjanya Angga terus saja merutuki dirinya sendiri, ia tidak peduli bahwa suaranya akan terdengar oleh karyawan nya.
"Pak?? ada apa? ada yang bisa saya bantu?"
tanya Beno sang asisten, ia berlari kedalam ruangan Angga ketika mendengar bosnya berteriak. Hal seperti ini pernah terjadi setahun yang lalu, menandakan bahwa bosnya dalam masalah.
"Aku memang bodoh Ben!!" Angga menyalahi dirinya.
"Maksud bapak?" Beno tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Angga.
"Aku sudah menidurinya! aku bodoh!"
"Siapa pak?!" ya Beno bertanya lagi karena memang ia bingung siapa orang yang dimaksud Angga.
"Valy!! aku sudah menyetubuhinya!!"
Beno mengernyitkan keningnya, Valy adalah istrinya dan mereka baru saja menikah, lalu apa yang salah jika suami istri melakukan hubungan yang seharusnya.
Beno benar-benar tidak paham.
"Lalu salahnya dimana pak?"
"Jangan pura-pura tidak paham! kau tahu kalau aku menikahinya demi membalaskan dendamku pada kakaknya"
Angga seolah mengingat Beno tentang rencana balas dendamnya pada Zio.
"Tapi pak??"
"Aaargh!!! sudah, keluar sana!!" Angga mengibaskan sebelah tangannya mengusir Beno.
♥️♥️♥️
Tiga hari sudah Angga tidak pulang, ia lebih memilih untuk tidur dikantor.
Sudah jam 10 malam tapi Angga belum bisa memejamkan matanya.
Segera menghubungi sang asisten,
"Ben? malam ini temani aku ke club, aku suntuk!"
"Tapi pak?" protes Beno.
"Ku tunggu disana!"
"Dasar bos gila!!" Beno menggerutu karena bosnya itu telah menggagalkan dirinya yang sedang pemanasan dengan sang istri, hasrat yang sudah diujung pun kandas tak tersisa karena perintah bosnya itu.
♥️♥️♥️
Setibanya di club ternyata benar saja, Angga sudah menghabiskan bergelas-gelas wine.
"Hehee...sini Ben!" Angga melambaikan tangannya saat melihat Beno sudah dihadapannya. Angga menepuk kursi yang ada disebelahnya mempersilahkan Beno duduk.
"Broo!! kasi dia minum!" perintah Angga pada bartender didepannya.
Beno menolak, ia mengangkat sebelah tangannya dan menggelengkan kepala.
"Kalo gue ikut mabok, terus yang bawa lu pulang siapa?" Beno mengomel disamping Angga, beruntung Angga sudah teler jadi tidak menggubris ocehan Beno.
"Bos...bos...lu bikin kerjaan gue aja. Lu mah enak udah ena-ena sama bini sekarang mabuk-mabukan.Nahh gue???? baru buka kolor udah lu ganggu aja!!" Beno terus saja mengomel sepanjang jalan.
Dan Angga hanya cengengesan mendengar ocehan laki-laki yang menyetir didepannya.
"Dewi...maafkan ! aku sudah melanggar janji. maaf...maafkan aku" Angga terus mengoceh.
Beno hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Angga.
♥️♥️♥️
Suara mobil membuat Valy terbangun, mengintip dari balik gorden ternyata benar perkiraan nya, itu mobil suaminya. Tapi kenapa yang keluar dari pintu kemudi pak Beno? Melihat pak Beno membukakan pintu penumpang, lalu berusaha membawa Angga masuk.
Valy berlari melihat Beno bersusah payah membantu Angga berjalan, mas Angga sakit? itulah pemikirannya.
Segera membuka pintu, "Mas Angga??!"
"Bapak mabuk bu!" jawab Beno.
"Tolong bawa ke kamar pak" perintah Valy meminta tolong pada Beno, karena tidak mungkin ia membawa Angga ke lantai dua dalam keadaan seperti ini, pasti tidak akan kuat. Apalagi postur tubuh Angga tinggi besar.
"Saya pamit bu" Beno ijin untuk segera pulang setelah tugasnya selesai.
"Terima kasih pak!"
•
•
Beno merebahkan tubuh bosnya dikamar yang Valy tempati, Beno memang tidak tahu jika sepasang suami-istri itu tidur terpisah.
Valy membuka sepatu Angga yang masih terpasang dan menyeka wajah Angga yang penuh keringat dengan air yang ia ambil dari kamar mandi.
"Dewi...maaf..." Angga mengoceh menyebut nama seorang wanita yang tidak dikenalnya.
Menyakitkan,,, dadanya tiba-tiba terasa sesak.
"Mas, siapa Dewi?? kenapa kamu menyiksa hatiku seperti ini.
"Aku pasti akan balas!" oceh Angga.
"Balas??" Valy mengulang kata-kata Angga.
"Ya!! aku akan balas dia!!" tangan Angga menarik piyama yang dikenakan Valy dan membuat beberapa kancing terlepas.
"Siapa mas?! siapa Dewi?!" Valy menangis, rasa cemburunya tak tertahan. Perempuan mana yang bisa mendengar suaminya menyebut nama wanita lain dihadapannya.
Sebenarnya apa yang terjadi? Valy semakin bingung, tidak sabar untuk segera mengetahui dan meminta penjelasan dari suaminya, Valy menepuk-nepuk pipi Angga agar cepat sadar.
"Mas!! sadar mas!!" rasa sabarnya semakin berkurang. Valy menyiram air yang ia bawa untuk menyeka wajah Angga. Bukan hanya wajah Angga saja yang basah, ranjang nya pun sudah basah terkena siraman Valy.
Benar saja, akibat siraman air itu kini mata Angga sudah terbuka, ia sadar dari mabuk alkohol namun belum sepenuhnya sadar.
Melihat Valy dengan keadaan berantakan, dada Valy terlihat menggiurkan karena piyama yang dirusaknya barusan.
Seketika itu pula nafsu birahinya timbul.
Angga yang sudah bernafsu terlihat dari tatapan dan juga nafasnya membuat Valy ketakutan, ia khawatir hal yang membuatnya sakit akan terulang.
"Ma__maaf mas!" Valy menangis. " aku tidak bermaksud__"
Valy mencoba untuk meninggalkan Angga dan berlari keluar kamar.
Namun hasilnya nihil, Angga lebih dulu menarik tangan Valy. Ia membuka paksa piyama yang dikenakan istrinya.
Menciumi bibir Valy dengan kasar. Valy gelagapan karena kehabisan nafas, ia berhasil mendorong Angga.
"Kau yang memulai!" ujar Angga sambil membuka semua yang melekat ditubuhnya.
Tidak bisa dihindari, penyatuan itu terjadi lagi masih dengan cara yang kasar.
♥️♥️♥️
"Sekarang katakan siapa Dewi??!!" Valy meminta penjelasan pada Angga.
"Jadi kau benar-benar ingin tahu rupanya!"
"Katakan mas!" mata Valy sudah memerah, air matanya tidak berhenti mengalir.
"Baik!! aku akan katakan semuanya padamu?"
"Cepat mas!!" bentak Valy karena merasa Angga bertele-tele menyampaikan penjelasan yang ia minta.
"Dewi perempuan yang sangat aku sayangi"
Deg.. rasanya seperti disambar petir, kaki Valy mendadak lemah, ia terhuyung dan hampir saja jatuh jika tidak ada meja rias dibelakangnya.
"Jadi???"
"Ya, aku tidak benar-benar mencintaimu. Paham?!!!"
"Lalu kenapa kau menikahiku jika kau tidak mencintaku mas?" Valy setengah berteriak sambil terus menangis.
Ia terus memukul- mukul dada Angga.
Angga memegang kuat kedua tangan Valy, "aku menikahimu hanya untuk membalaskan dendamku pada kakakmu!" Angga mendorong Valy keatas ranjang basah setelah mengatakan semua yang ingin diketahui perempuan yang sekarang menjadi istrinya.
"Kenapa kau menggauliku jika tidak mencintaiku mas?!" suara Valy melemah.
"Kau yang sudah menggodaku!"
"Jahat kamu mas!"
"Jadi jangan berharap aku akan bersikap baik padamu! aku akan membuat kau menderita sama seperti yang dialami perempuan yang aku sayangi, hidup menderita karena ulah kakakmu" Angga berkata dengan tegas dan pergi meninggalkan Valy sendirian dikamarnya.
Jadi aku telah mencintai laki-laki yang sama sekali tidak mencintaiku...hiks...hiks...
♥️♥️♥️
Kepada pembaca setiaku, gabung digrup chat ku yaa... kutunggu lohhh.
jangan lupa ritualnya ya genks 😘like...komen...vote...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!