NovelToon NovelToon

"Aku Juga Bisa Jatuh Cinta"

episode 1

Namaku Lina Handata, umurku 19th, Aku kuliah disalah satu universitas yang bisa dibilang keren.

orang bilang aku sangat beruntung karena memiliki mata dan wajah cantik, tapi aku hanya merasa biasa biasa saja, hanya dengan penampilan sederhanaku

Itulah diriku aku tidak peduli dengan pendapat orang lain tentang diriku, orang sering mengatakan kalau aku ini adalah orang miskin, tapi aku tidak peduli dan tidak merasa takut sedikitpun, aku merasa menjadi orang miskin bukanlah kesalahan. toh aku bisa kuliah di sini juga karena prestasi yang aku miliki, aku hanya berfikir positif saja, mungkin mereka iri dengan kemampuanku yang bisa kuliah di tempat orang kaya secara gratis, itu anggapan mereka tapi aku tidak peduli. Dari sinilah ceritaku bermula.

Aku tipe cewek pendendam. Tapi aku sangat ramah, aku tidak akan membenci seseorang bila dia tidak melakukan hal yang membuatku benar-benar sakit.

Ya, benar. Aku berusaha menjauhkan diri dari seseorang.

Lidia adalah orang yang aku jauhi sampai saat ini, aku mengenalnya sejak aku kecil. Walaupun aku mengenalnya sudah lama tapi kami bukan teman. Aku merasa tidak cocok dengan dia, perkataan Lidia sering kali membuat hatiku sakit.

Kreeek.... Pintu rumah aku buka dengan sangat bahagia. "Hay, apa kabar?"

Sapaku sembari masuk kedalam rumah. Terlihat jelas raut wajah mereka atau teman-temanku sedang tidak baik, bisa dikatakan sorotan mata mereka membuatku tidak nyaman.

Aku berusaha menenangkan diriku sendiri, agar aku tidak berfikiran negatif.

"Oh tidak,,,,.." Gumam ku dalam hati.

Seketika aku ingat kejadian di kampus. Mila mengatakan kalau aku tidak boleh selalu merepotkan orang lain.

Mila memang teman tebaik ku. Aku mengenalnya saat hari pertama kuliah, hingga sampai sekarang kami menjadi teman yang sangat dekat.

"Lin,... Aku tidak menyalahkan kamu, aku tau kamu sekarang menghadapi masa-masa yang sangat sulit, jadi jangan merepotkan orang lain lagi. Aku tidak suka kalau kamu jadi bahan omongan orang.".

Saat Mila mengatakan semua itu, aku tak kuasa mencegah air mataku mengalir. Tampa aku sadari, air mataku membasahi kelopak mataku. Aku tahu Mila mengatakan itu karena khawatir denganku.

Yah saat di kampus itulah yang terjadi.

Seseorang telah bergosip tentangku.

Aku langsung menuju lemari baju dan mengganti bajuku. Sesekali aku melirik kearah teman-temanku, aku merasa sedikit cemas dan merasa canggung untuk membuka topik pembicaraan.

"Huuuuh...." Suara napas ku.

"Lina?....". Sura seseorang dari belakangku menyebut namaku. Seketika aku langsung menoleh kearah sumber suara.

"Aa...iya..." Jawabku dengan sangat gugup, aku sedikit merasa cemas dan khawatir apa yg akan terjadi selanjutnya.

"Sudahlah, aku tidak boleh berfikiran negatif". Gumam ku dalam hati sambil menenangkan diriku sendiri.

" Iya, Sasa. Ada apa ya ???" . Jawabku kembali, sambil mencoba mencari tahu apa yang terjadi.

Teman - teman satu rumahku memang sangat baik dan, ya kami menyewa satu buah rumah yang letaknya tidak terlalu jauh dari kampus tempat kami kuliah. Dalam satu rumah kami ada 6 orang, dengan fasilitas 3 kamar tidur, 2 kamar mandi serta yang lainnya.

Sasa, Mira, Lela, WITA, dan Yana. Mereka semua teman satu rumahku.

"Apa kamu sudah makan??" Tanya sasa padaku . Ah. Iya, tadi aku sudah makan duluan diluar sebelum pulang". Dengan sangat percaya diri aku menjawab pertanyaan dari Lina.

episode 2

Hari terus berganti, dunia terus berputar dan waktu terus bejalan. Suasana hati Lina tampak begitu bahagia, bagaimana tidak, Lina baru sampai ke kampus.

Begitulah Lina, setiap hari Lina pasti merasa bahagia, Tampa ada beban sedikitpun.

Bruuuukkk... "Ah. Maaf tuan, saya tidak sengaja." Kata Lina sembari memungut bukunya yang terjatuh. Begitulah Lina terkadang Lina sangat ceroboh, dan ini bukan pertama kalinya Lina menabrak seseorang.

"Lo jalan pakai mata dong". Dengan nada kesal pria itu membenarkan bajunya yg berantakan akibat tabrakan Lina.

"Dimana-mana orang jalan pakai kaki lah". Gumam Lina yg nyaris tak terdengar oleh orang lain. Tapi tidak dengan pria tampan itu..

" Oh,,.... Jadi Lo mau nyalahin gue,, wah... Hebat bangat". Balas pria itu dengan nada angkuhnya.

" Tuan yang terhormat. Saya tadi sudah minta maaf. Lagian tuan juga salah, jalan sambil mainin HP." Jawab Lina dengan ketusnya .

Perdebatan Lina dengan pria itu, berlangsung cukup lama. Hingga akhirnya tidak ada penyelesaian, dan berhenti ketika masing-masing mereka meninggalkan tempat kejadian.

" Lo kenapa bro ?? "Tanya Rian kepada temanya yang datang dengan raut wajah yang begitu kesal.

"Yan, Lo tau sendiri kan sejak dulu ngak bakalan ada yg berani membantah perkataan dari Riko Sanjaya?" Kata Riko dengan gaya sombongnya.

" Ya,. Gue tau sejak SMA, semua orang pada tunduk liat Lo, apalagi cewek yg liat Lo, pasti langsung klepek-klepek tu." Jelas Rian kepada temanya yang sombong itu.

"Nah itu Lo tau. Tapi tadi, ada cewek yang nabrak gue. bukannya tu cewek minta maaf malah ngatain gue, benar-benar tu cewek bikin suasana hati gue kacau aja" Riko menceritakan kejadian yang baru dia alami pada temannya.

"Hahahaha.....cuman gara-gara cewek yang nabrak Lo, tapi Lo kesalnya sampai kayak gini." Jawab Rian dengan tawanya.

Riko yang menyadari temannya mengejeknya, sangat marah dan kesal. Tapi Rian sudah terbiasa dengan sikap riko yang seperti itu, sikap riko yang begitu angkuh dan terkenal sangat dingin pada semua orang, membuat banyak orang enggan untuk mendekati Riko.

Setiap saat Lina selalu menyibukkan dirinya dengan membaca buku ketika dosen belum masuk kelas.

"Pagi anak-anak, hari ini kita kedatangan murid pindahan dari luar negri". Kata dosen yang sedang mengajar di kelas tempat Lina masuk sambil memberi isyarat pada seseorang yang berada disebelahnya.

Seketika mata Lina membesar saat melihat sosok pria yang sama sekali tidak asing baginya.

"Bukannya itu cowok yang tadi?" Gumam Lina sambil mengingat-ingat kejadian yang baru saja Lina alami.

"Riko, nama saya Riko Sanjaya." Kata Riko sambil memperkenalkan dirinya di depan kelas.

"Riko. Kamu duduk di belakang dekat Lina" kata dosen yang langsung mengisyaratkan buat Riko duduk di tempat yang ditunjukkan.

Dengan sinis Lina langsung membuang mukanya ketika Riko mulai mendekat dan duduk tepat disebelah Lina. begitu juga dengan Riko dengan wajahnya yang angkuh dan terlihat dingin, langsung duduk tanpa memperdulikan Lina yang berada disebelahnya.

.....

"Lo kenapa lagi ko?". tanya Rian melihat Riko begitu frustasi duduk sendiri di kantin.

Riko yang menyadari kedatangan Rian hanya mengabaikannya, dengan wajahnya yang terlihat kusut tapi tetap dingin membuat Rian sendiri ngeri.

"gue pusing yan, masa nyokap gue malah mau jodohin gue sama anak temanya papa". seketika Riko berbicara pada Rian.

"lah terus masalahnya apa?". tanya Rian langsung merasa bingung.

"Lo bodoh atau oon sih?". jawab Rian merasa temanya yang satu ini tidak peka sama sekali. sementara Rian hanya merasa biasa saja dengan pertanyaannya.

"gue mana siap buat nikah, calonya aja gue belum kenal. lagian apa tu cewek bakal tahan dengan sikap gue". sambung Riko pada temannya menjelaskan kegelisahannya.

"ngak usah pusing ko, masa hanya masalah kayak gini sampai buat Lo kayak orang yang bakalan kehilangan dunia. saran gue Lo lihat dulu calon istri Lo, lagian Lo kan orang kaya. dan saham Lo juga udah banyak di berbagai perusahaan. masa iya seorang Riko Sanjaya yang sanagat di kenal di dunia bisnis ngak bisa selesai masalah sepele kayak gini" jawab Rian dengan mencoba memberikan saran pada temannya Riko.

iya memang benar Riko selain dari keluarga kaya yang sangat di segani dalam dunia bisnis, Riko juga sudah mulai terjun dalam dunia bisnis dengan membeli saham di berbagai perusahaan.

episode 3

Selesai kuliah Lina berlari terburu-buru ke parkiran kampus. Karena Lina mendapat telpon dari temannya Mila untuk segera datang ke cafe tempat biasa mereka nongkrong. Bukan tampa alasan Lina terburu-buru tapi karena Lina sudah merasa bosan mendengar Mila temannya terus meneriakinya, belum lagi nanti sampai di cafe pasti Lina harus mendengar ceramah panjang dari sahabatnya itu hanya karena Lina terlambat menemuinya. Begitulah temannya Mila sangat cerewet seperti nenek rempong, itu julukan yang diberikan Lina pada temannya.

Brukk...

Lagi-lagi Lina menabrak sesuatu di depannya.

" Kalau jalan pakai mata napasih?". Tanya Lina kesal pada orang yang ditabraknya Tampa melihat siapa orang tersebut karena ia terus memperbaiki baju seta mengambil tasnya yang terjatuh.

Sementara orang yang di tabrak hanya diam memasang wajah dinginnya dengan ekspresi datarnya.

" Lo ya udah nabrak ngak minta maaf lagi". Kata Lina sambil mengangkat wajahnya melihat siapa yang di tabraknya.

Seketika ia sangat kaget melihat orang tersebut karena dia adalah orang yang sama tadi pagi ditabraknya.

"Lo yang salah kenapa harus gue yang minta maaf?". Jawab Riko ketus dengan wajah datarnya.

Seketika Lina berfikir sejenak, memang benar yang nabrak adalah dia sendiri karena terburu-buru sampai-sampai tidak melihat jalan dengan jelas, tapi egonya tidak bisa mengalahkan pemikirannya karena orang yang dia tabrak adalah orang yang membuat harinya menjadi sial.

"Eh, yang salah di sini Lo ya, pokonya Lo harus minta maaf sama gue, lagian tadi pagi juga Lo belum minta maaf". Kata Lina berusaha membela diri sendiri.

"Yang tadi pagi memang salah gue, tapi Kali ini salah kamu sendiri nona" jawab Riko dengan suara datanya dan aura dinginnya. Membuat lina seketika merinding dengan perkataan Riko.

"Pokonya gue ngak mau tau Lo harus minta maaf, dasar pria angkuh, sombong, gila..". Kata Lina dengan kata-kata mengumpatnya karena kesal.

Sementara Rian yang dari tadi jadi penonton di samping Riko tidak bisa menahan tawanya, karena baru sekarang ada cewek yang berani mengata-ngatai seorang Riko Sanjaya, biasanya cewek-cewek selalu mencari perhatian Riko tapi kali ini tidak.

"Hahahaha". Tawa Riko pecah seketika.

"Diam".jawab Riko dan Lina bersamaan. Membuat Rian bergidik ngeri karena aura dingin yang dipancarkan Riko dan Lina yang dapat membuat seketika orang yang mendengarnya merasa ciut dan tidak dapat berkutik lagi.

Sementara perdebatan terus berlanjut antara Riko dan Lina, yang sama sekali tidak ada yang mengalah. Dan akhir dari penyelesainnya adalah dengan cara meninggal tempat kejadian tanpa berkata apa-apa lagi.

.....

"Mila maaf aku telat, tadi ada insiden yang membuat hari menjadi kacau" kata Lina sambil duduk di kursi depan Mila, karena meja tersebut khusus hanya untuk dua orang saja.

"Insiden".kata Mila seketika berfikir, dan langsung melihat keadaan temannya apakah terjadi hal buruk atau luka di tubuh Lina sambil memutar-mutar tubuh Lina. Hingga membuat Lina sekita kaget sekaligus pusing karena Mila terus memutar-mutar tubuhnya.

"Mila santai-santai ok, Lo bisa bunuh aku kalau kayak gini terus" jawab lina,. Dan seketika itu Mila menghentikan aksinya.

"Ya maaf, tapi insiden apa?, Lo ngak terluka kan, mana yang sakit?" Tanya Mila terus menerus membuat Lina merasa pusing dengan tingkah temannya itu.

"Mila sayang dengarin ya, aku tidak kenapa-kenapa. Maksud aku tadi aku menabrak orang makanya aku telat datang".jelas Lina

"Ooooh kirain tadi Lo kecelakaan atau apaan, gue khawatir bagat tau pas kamu bilang insiden. Tapi kalau Lo cuman nabrak orang, gue ngak heran. Udah kebiasaan kamu kan."kata Mila sambil minum jus jeruk kesukaannya.

"Iya sih tapi kali ini beda. aku udah nabrak dia dua kali, nah yang bikin aku kesal bangat dia itu angkuh bangat, sombong dan dingin bangat lagi, walaupun dia tampan sih" jawab Lina sambil membayangkan wajah Riko yang dia tabrak.

"Serius....wahhh Lo beruntung bangat nabrak cowok tampan,...kalau aku jadi kamu aku rela deh nabrak tiap hari" kata Mila sambil senyum-senyum sendiri membayangkan kalau ia ketemu cogan alian cowok ganteng. Membuat Lina merasa ngeri melihat tingkah temannya yang senyum-senyum sendiri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!