NovelToon NovelToon

Tetangga Julid Itu Keluargaku

mulut pedas vina

"Riiissss bawakan mama anggur merah ke depan ya" teriak tante meri memanggil anak nya di dalam

"Gak usah teriak maaa risma gak bud*g kan bisa Vina disruh ambil ke belakang " jawab risma anak tante meri jengkel karena mama nya selalu merintah dengan teriak teriak tetangga pun dengar semua apalagi terlihat ada Vina namun dia yang di suruh

Setelah di ambilkan anggur tante merri pun memakan nya di teras rumah nya bersama Vina anak bungsu nya yang masih kelas 5 SD

Tak lama ada lala keponakan tante meri lewat

Lala itu anak dari kakak tante meri

"Mau kemana la? " tanya tante meri sambil memakan anggur merah nya

"Mau ke warung tante belin gula di suruh ibu " jawab lala sambil melirik piring yang berisikan anggur merah di tante nya

Lala beraharap akan di beri anggur itu oleh tante nya namun nyata nya hinaan yang di dapat nya

"Kamu pengen ya laa, beliin doonggg, gak mampu yaaa kasihan deh looo hahahhaha " Vina yang melihat lala yang melirik anggur ny itupun langsung mengejek lala

Lala umur nya sebaya dengan Vina

Karena lala masih anak anak dia tidak jadi pergi ke warung dia pun langsung balik pulang dan menangis. "Ibuuuuu... Huaaaa huaaaa" teriak lala dadi depan pintu langsung masuk dan mengadu ke ibu nya

Tante meri pun hanya melirik ketika melihat keponakan nya menangis tante meri merasa bangga karena dia bisa membelikan anggur merah yang mahal itu.

"Looo kenapa? Gula nya jatuh , suah gak apa apa nanti ibu aja yang beli " ucap tante Ranti bunda lalla mengira gula nya jatuh lala pun menagis nyatanya tidaakkk begitu

"Bukan buuuu lala di ejek Vina huaaaa huaaaa" jawab lala yang masih menagis sampai terisak

" looo di ejek gimana sihh nak" tante Ranti pun kaget ternyata bukan gula yang tumpah uang pun masih utuh berarti anak nya belum pergi ke warung pikir tante Ranti

Lala pun menceritakan kepada ibu nya apa  yang terjadi dengan terisak isak karena masih menangis

"Anakbu sama saja " gerutu tante Ranti yang langsung bsamoai mas akan nyamperin Vina tante Ranti pun tidak terima karena mereka bikin anak nye menangis

"Heh Vina, kamu apakkan lala" teriak tante Ranti sambil kerkacak pinggang di teras rumah  tante meri , tante meri pun keluar

"Vina gak nyentuh anakmu mbak apa yang di katakan anak ku benar anakmu saja yang baper" ucap tante meri sambil melipat tangan nya dan bersandar di pintu depan

"Ibu sama anak sama aja sombong, awas kamu meri , ingat kalo susah kamu butuh keluarga Jagan sombong" tante Ranti murka sampai menunjuk ke arah tante meri

"Heh mbak ingat ya aku yang kaya kamu yang susah kami itu gak mungkin  minta bantuan kamu yang ada kamu dan mas dandi yang minta bantuan aku " tak kalah sengit tante meri pun ikut  marah dan menunjuk ke arah kakak iparnya itu

"Heeee gak semua di ukur sama uang meri " tante Ranti pun masih tk Terima

Karena tercengang gaduh ibu pun keluar

"Ya allah he heeee sudah sudahhh " ibu ku mencoba melerai adu mulut tante mare dan tante Ranti

Ibu pun menarik tanga tante Ranti mengajak nya pulang namun tante Ranti termasuk keras kepala dia tidak ikhlas jika anak nya di sakiti lebih lebih oleh keluarga nya sendiri

"Gak mbak meri itu harus din kasih pelajaran biar kapok" tante Ranti memberontak tangan nya di tarik oleh ibu

"Malu ran di dengar tetangga ituuu" bisik ibu ke tante Ranti.

"Udah sana pergi kalian itu sama sama gak penting bagi ku " usir tante meri kepada ibundanya tante Ranti

Braakkkk. Tangerang meri masuk dan menutup pintu dengan sangat keras sehingga tante Ranti dan ibu kaget

"Dasar orang gila" teriak tante Ranti

"Udah udah ran maluuu ran di dengar tetangga" ucap Ibu

"Anak ku nangis mbak omongan ibu sama anak sama sama nylekit " ucap tante Ranti ke ibu

Tante Ranti dan anak nya memang mudah baper dan mudah emosi

"Udah gak usah di perpanjang lagi ayok ke rumah aku sama naya tadi nyoba buat roti caramel liat resep di google " ibu pun mengajak tante Ranti ke rumah karena ingin memberi roti yang di ibu dan aku buat barusan

Tante Ranti pun mencicipi roti nya

"Hemmmm enak loo mbak , mbak coba aja jual roti kan mbak bisa buat roti macam macam nanti aku bantu kan lumayan mbak" ucap tante Ranti

" iya ran, aku juga kepikiran pengen jaualn roti gitu " jawab ibu

Aku ikut nimbrung di situ ikut makan roti bareng ibu dan tante meri

Karena dapur aku dan tante meri itu jadi satu mungkin ibu membuat roti bau nya sampai ke rumah tante meri

Dan kebetulan pintu dapur ibu buka lebar

"Lagi buat apa mbak enak bau nya mau dong " tanpa sungkan dan malu tante meri meminta roti yang ibu buat.

"Idiihh katanya kaya lah kok minta hemm" ucap tante Ranti yang lagi makan di dapur bareng aku karena keadaan masih dongkol dengan tante meri jadi ini kesempatan tante Ranti balas karena tante meri minta roti mbak ipar nya.

"Udah ran jangan bikin gara gara lagi" peringatan ibu ke tante Ranti

"Iya mbak emang gak tahu malu mbak ranti itu udah minta awas mbak roti nya di habisin tuhh" ucap meri yang gak mau di katain

"Heh kamu juga minta kok nyindir aku ngacaaaa ngacaaaa" ucap tante Ranti sambil menepuk nepuk kaca yang ada di dinding dapur yang kebetulan dekat dengan tante Ranti

Ibu pun segera memberikan roti ke tante meri dan mendorong tante meri untuk pulang agar tidak semakin gaduh

"Niihhh  cepat pulang sana sana" usir ibu ke tante meri

Ibu pun menutup pinter dapur

"Ya ampun rannn kok ya gk capek bertengkar terus sama meri" ibu pun geleng geleng melihat tante Ranti yang gak pernah akur dengan tante meri

"Bener tante Ranti lah Buu tadi aja ngatain tante Ranti eehhh tante meri sendiri gk malu minta roti ke ibu kan ibu belum ngasih " ucap ku karena aku sudah besar jadi mengerti mana yang salah dan tidak saat ini aku sudah kelas 3 SMP

"Husss naya gak boleh ngomong gitu, kita itu semua keluarga harus saling bantu dan memberi karena mereka nanti yang ada saat kita susah" tangan ibu nepuk pundak ku karena aku seolah bela tante Ranti

hinaan tante meri

"Lah bener mbak naya itu udah gede jadi tau mana yang baik atau buruk" jawab tante Ranti sambil mulut nya penuh dengan roti buatan ibu

"Udah udah jangan gosip sekarang kamu pulang Ranti nanti lala nyariin kamu " ucap ibu bukan mengusir tapi ibu hanya takut lala anak nya tante Ranti akan mencari ibunya

"Makasih loo mbak roti nya super enak " ucap Ranti dan belalu pulang.

"Bu tante meri kok gitu yaaa sama sudara sendiri kayak musuh tapi sama orang lain baik banget " tanya naya ke ibunya

Naya dan ibunya sedang duduk di meja makan sambil bercerita dan makan roti bersama

Roti untuk ayah nya sudah mereka sisihkan

"Ya gak tau nak yang penting kita harus tetap baik kepada siapa pun apa lagi Saudara" nasehat ibu aku

Ibu dan ayah selalu mengajari aku agar selalu baik kepada siapa pun meskipun mereka baik atau tidak

Tok

Tokk

Tokk

Suara ketuk pintu dari pintu dapur

"Mbakkk mbak manda " sura ketikan pintu semakin keras

"Iya sebentar mer" teriak ibu

"Buka kan pintu nya nak" ibu pun menyuruh ku membuka pintu dapur

Ceklekkkk

"Sabar tantee kayak ada yang darurat saja " ucap ku sinis karena menurut ku tante meri menggedor pintu dengan keras bikin gendang telinga panas

"Kamu kelamaan naya buka pintu aja kok " jawab tante meri dan langsung masuk kerumah

"Mbak roti nya ada lagi?? Mas Joko kurang niihh Vina sama risma juga makan cuma sedikit" tante meri tanpa ada rasa malu meminta lagi

"Looo gak ada mer itu tinggal buat mas mu nanti pulang kerja aku juga buat sedikit kan nyoba " jawab ibu

"Ya buat lagi aja buat mas teguh itu buat aku aja  gitu aja kok repot" jawab tante meri dengan enteng

"Ya gak bisa mer bahan nya juga tadi seadanya masku juga belum gajian uang mbak pas pasan " jawab ibu jujur karena kami memang pas pasan

"Makanya kerja mbak , naya juga udah gede kapan kaya nya kalo kayak gini. Kan kasian mas teguh banting tulang sendiri kamu yang bagian ngehabisin " ucap meri malah menyindir mbak iparnya

"Mas mu yang gak ngebolehin kerja mer makanya mbak pengen usaha di rumah " jawab ibu mencoba bicara pelan tanpa emosi

Aku yang mendengar aja gregetan mendengar omongan tante meri tanpa filter itu

"Mau usaha apa mbakkk, jualan dari rumah cuma dapet berapa siihh" ucap meri meremehkan ibu

"Ya gak apa apa mer kan setidaknya cukup dan bisa nabung sedikit sedikit " jawab ibu mencoba tersenyum meski sudah direndahkan adik iparnya

"Terserah lah mbak, percuma dong aku kesini gak dapet apa apa" tante meri pun pergi nyelonong

"Astagfirullah sabar sabar ya allah" ibu mengelus dada agar tidak terbawa emosi dengan ucapan adik iparnya

Aku salut dengan ibu ayah ku bisa sabar dan ikhlas lapang dada meski ada yang menyakiti nya

"Naya yukkk mandi siap siap ngaji" ibu dengan kasih sayang ngajak aku untuk bersiap siap mandi

"Siapp buuu " aku pun berjalan sambil memeluk ibu

Rasanya baku beruntung memiliki ibu seperti ibu dan ayah ku

Pukul 4 sore aku berangkat ngaji dan ada mbak risma di teras rumah lagi ngepel

"Mbak ayok ngaji " ajak ku ke mbak risma karena mbak risma 2 tahun lebih tua dari ku

"Iya nay absen dulu hehehe aku besok ada ujian " mbak risma nyengir karena gak ngaji

Bisa di katakan memang jarang ngaji

.

.

.

Aku pulang ngaji sudha melihat sepeda ayah sudah terparkir di halaman menandakan ayah ku sudah pulang.

"Assalamu'alaikum ayahhh ayahhhh" teriak ku dari pintu dan masuk kerumah mencari ayah

"Wa'alaikumussalam salam ada apa sih kok teriak teriak" jawab salam ayah dan aku langsung mencium tangan ayah dan ibu

"Yah alhamdulillah aku di ikutkan lomba matematika lagi" ceritaku ke ayah karena aku sangat dekat dengan ayah

Sebelumnya tadi pulang kerja sudah bercerita ke ibu

Ibu pun tersenyum melihat tingkah ku yang manja pada ayah padahal aku sudah SMP

" alhamdulillah belajarnya di tambah lagi semoga bisa membawa pulang piala lagi" ucap ayah yang memberi semngat

"Ommm ommm ommm"  teriak Vina dari luar ternyata Vina dengan tante meri

Ayah pun keluar

"Iya vin ada apa? " jawab ayah dan mendudukan dirinya agar sejajar dengan keponakannya

"Mbak naya tadi jahat om aku minta belikan jajan di tempat ngaji gk mau om kan yang saku habis " aduan Vina ke ayah

"Tau tuhhh mas anak mu tuh ajarin jangan pelit pelit sama saudara sendiri juga" kompor tante meri agar ayah memarahi ku.

Tapii ayah pun berbalik tanya pada Vina

"Emang Vina di kasih uang saku berapa sama mama? "

" sepuluh ribu om "jawab Vina

" lahh mbak naya cuma lima ribu vin banyakan kamu kan " ucap ayah

"Kan naya udah besar mas masa iya ngasih dua ribu aja ke Vina gak mau sih " tante meri masih gak Terima

"Ya kamu ajarin Vina biar gak jajan terus sepuluh ribu itu banyak looo mer gitu masih minta ke naya " ayah pun menasehati tante meri

" Vina itu masih kecil mas ya wajar dia jajan banyak kan masih anak anak" jawab tante meri dengan nada agak keras.

"Nah karena masih kecil jangan di biasakan biar gak boros " jawab ayah lagi

" bagi ku uang sepuluh ribu wajar mas aku mampu ngasih anak ku segitu dan tidak kekurangan ya, beda sama kamu udah pas pasan tapi belagu " tante meri pun tak Terima dan menghina ayah

"Alhamdulillah pas pasan gk sampai hutang mer " sindir ayah karena kenyataan nya meskipun tante meri dan om joko sama sama bekerja namun masih sering hutang ke ayah dan ibu

"Kamu nyindir aku mas hah" nada tante meri pun semakin keras dan tidak Terima di hina ayah

"Siapa yang nyindir mer kan benar alhamdulillah meskipun pas pasan tidak sampai hutang" ucap ayah dengan tenang

Aku dan ibu hanya menonton dari ruang tamu

"Jangan sok kamu mas awas kamu , kalo kamu minta bantuan sama aku ya" tante meri pukul berlalu dengan menggeret Vina dan menghentak hentak kan kakinya.

Ayah pun langsung masuk

"Loooh kalian dari tadi disini??? " ayah pun kaget melihat aku dan ibu di ruang tamu

Aku dak ibu pun nyengir ke arah ayah

" yuk ayah makan bareng sebelum adzan " ajak ibu yang mengalihkan topik

Dirumah tante meri

Vina langsung masuk kamar

"Huh sok belagu banget ya mas teguh itu " tante meri ngomel ngomel ketika masuk rumah nya

drama di pagi hari

Dirumah tante meri

Vina langsung masuk kamar

"Huh sok belagu banget ya mas teguh itu " tante meri ngomel ngomel ketika masuk rumah nya

"Apa sih masa masuk rumah ngomel ngomel" tanya pak joko suami tante meri yang sedang montong TV

"Itu tuhhhh mas teguh sok belagu niat hati kesana mau marahin naya kok malah bapak nya yang bikin kesel" ucap tante meri dengan nafas naik turun tak teratur karena sedang marah

" kenapa??? " tanya pak joko lagi

" mereka itu ya hidup pas pasan sok sok an belagu awas ya nanti kalo butub bantuan ke kita y pa gk bakal aku tolongin" ucap tante meri menggebu gebu

"Apa sihhh maaa ribut mulu kerjaan nya" ucapn risma dari kamarnya

"Udah kamu diam kamu gak tau harga diri mama itu di injak injak" risma pun akhirnya kena semprot mama nya

Risma hanya memutar bola matanya karena sudah capek hampir setiap hari mama nya ribut dengan  keluarga nya sendiri notebane nya tetangga

.

.

.

Pagi  pagi bunda nyiapin makan buat sarapan hari ini bunda masak tumis kangkung dan ayam goreng

Aku dan ayah sudah rapi memakai seragam sekolah dan kerja

"Wahhh ayam goreng enak nihh" ucap ku sumringah ketiak melihat menu di meja ada ayam goreng kesukaan kebanyakan anak anak

" makan yang banyak yaa, " ucap ayah sambil mengelus rambut ku.

Aku pun menatap ayah dan mengangguk dan tersenyum

Namun ketika kami akan makan

Tok

Tok

Tok

Tok

"Mbak mas " teriak tante meri dari pintu dapur

" kalian makan saja biar ayah yang buka pintu" ucapn ayah dan berdiri menuju pintu dapur

Ceklekkkk

"Ada apa mer" tanya ayah

Tanpa menjawab tante meri nyelonong masuk

"Mbak masak apa aku minta buat sarapan ya kan mbak tahu aku itu wanita karir sibuk jadi gk empet masak beda sama mbak yang cuma pengangguran" ucap tante meri meminta tapi menghina

Emang ya tante meri urat malu nya mungkin sudah putus

Tante meri dengan seenak nya mengambil ayam empat potong dan mengambil tumis kangkung setenmngaj yang ada di mangkok. "Loooo bun kok ayamnya d ambil tante meri ini sisa 2 aja looo" ucap ku cemberut

"Mer kamu yang sopan sudah meminta tapi gak gitu aturan nya " ayah pun marah pada tante meri

" kamu kan bisa beli mer ke warung lah kalo kamu ambil smua kami makan apa " ucap bunda juga

" haduuhh kalian itu pelit banget ya aku cuma ambil sedikit kalian sudah perhitungan " jawab meri yang gak mau salah dan mengalah

"Sedikit bagaimana lihat ituu yang kamu ambil lebih banyak dari pada yang akan kami makan " ayah menunjuk piring tante meri yang berisi 4 potong ayam dan tumis kangkung yanga kan ia bawa pulang

"Kan pas mas di rumah ada 4 orang kamu juga pas ayam nya untuk kamu dan naya mbak manda gak usah makan ayam lah kan mbak manda penganguran jadi gk butuh makanan yang bergizi yang penting kenyang aja lah ya " ucap tante meri bikin aku greget

" tante, tante itu gak sopan main ambil makanan tanpa ijin dulu , bunda udah capek masak tante tinggal ambil " aku pun tak bisa nahan amarah ku

"Namun yang gak sopan naya tante ini lebih tua ya dari kamu jangan bentak bentak " tante meri pun ikut emosi

"Tuh mas istri mu gak becus urus anak " tante meri berharap ayah bakan marani aku dan bunda tapi ternyata ayah membentak tante meri

"Pulang kamu mer " bentak ayah ke tante meri sambil menunjuk keluar

Tak tak tak tante meri pun kesal menghentak kan kakinya ia pun membawa piring yng sudah berisi lauk tadi naik di cegah ayah

"Taruh makanan istri ku "  ucap ayah dengan anda pelan

Ayah tidak Terima jika anak dan istrinya di hina ayah pun manusia biasa jika terus terusan di bikin gara gara akan marah juga

" kamu yang kerja mas aku adik kamu aku juga berhak atas makanan ini" jawab tante meri dengan nada agak tinggi

"Taruhh" suara ayah pun sangat tinggi dan menunjuj ke arah meja

Aku dan bunda pun ikutan  kaget karena baru kali ini ayah semarah ini

Tante meri pun mengembalikan lauk ke meja

Tante meri melotot ke arah bunda " awas kamu mbak" gimana tante meri ke bunda

Tante meri pun pulang dengan tangan  kosong

Pintu dapur pun di tutup kembali

"Sabar masss " bund soundtrack menhampiri ayah dan duduk di sbelah ayah sambil mengelus dada ayah

"Huhhhhh" ayah mengatur nafas nya karena emosi nya sangat di luar kendali

"Maaf ya bun merri gak sopan sama kamu " ucap ayah

" gak apa apa kok mas " bunda pun tersenyum ke arah ayah

Aku merasa bersyukur sekali aku mempunyai ayah yang sabar dan tegas melindungi keluarga dan bunda yang sabar menghadapi semua kluarga nya

" udah yuukkk makan laper nihh" ajak ayah melanjutkan makan yang sempat tertunda karena ada tamu tak di undang

Setelah makan atau bdan aku siap siapnutnykn berangkat. Karena seprti biasa ayah mengantar ku sekalian berangkat kerja.

"Nak sudah siap??? " panggil ayah

"Iya ayah " jawab ku dan menuju depan rumah

Aku pun pamit ke bunda tak lupa mencium tanah bunda

Karena rumah ku dan tante meri bersebelahan jadi kita sama sama siap siap berangkat sekolah dan kerja

Saat itu tante meri sedang berbincang sambil menunggu Vina dengan tante keni depan rumah tante meri

"Iya mbak yuu padahal ya semua kluarga aku kalo susah ya minta bantuan ke aku lah kok situ medit pelit ke aku ya alkah mbak yuuu " tante meri memasang wajah melas sambil mengekus dada dan tante meri pun melirik ke arah aku dan ayah

"Sudah bun gk usah di gubris masuk rumah aja ya " ucap ayah agar bunda lebih bersabar

"Ya begitu mer kalo kita banyak uang di manfaatin aja tapi belum. Tentu mereka ingat sama kita " jawab tante keni

Aku dan ayah pun berangkat

"Dadah bundaaaa" aku pun melambaikan tangan ke bunda

Bunda hendak masuk rumah Namur tante meri masih saja mulut berbicara

"Iya mbak yuuu aku kasihan mas ku yang kerja keras ehhh yang di rumah leha leha giaman gak kurang uang belanja kan enak kayak aku mbak yu aku sama mas Joko sama sama kerja gk kekurangan malah bisa nabung banyak" tante meri  pun sengaja berbicara keras sambil melirik ke arah bunda

Bunda kun tak merespon dan sesuai kata ayah langsung masuk rumah

Tante keni emang sama hal nya dengan tante meri suami istri kerja semua.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!