NovelToon NovelToon

Kerudung Yang Tersimpan

Prolog

Seorang pemuda dengan yakin mengemudikan mobilnya menuju rumah wanita yang diam-diam dia kagumi sedari kuliah. Wanita itu adalah Rauda lebih tinggi 3 tingkatan dari pemuda itu. Paras cantik, anggun dan Sholihah membuat pemuda itu jatuh cinta sehingga setelah lulus dia akan langsung meminangnya. Dan saat ini pemuda itu telah yakin dan akan meminang Rauda.

Ketika sampai di depan rumah Rauda ada beberapa mobil yang terparkir dan di dalam juga nampak ramai. Tapi semua itu tak menyurutkan langkah pemuda itu untuk segera masuk dan betapa terkejutnya ketika dia mendengar semua orang berkata 'Sah' menggemah di dalam ruangan itu membuat pemuda itu mematung. Cincin yang dia bawah dia remas kuat dalam genggaman nya. Ternyata wanita yang dia kagumi selama ini sudah menikah dengan lelaki lain yang tampak lebih dewasa dan matang dari nya. Setelah mengatur nafas pemuda itu memutuskan kembali. Cincin yang dia bawah di buang ke tong sampah. Hancur sudah perasaan nya.

"Kenapa sesakit ini?" lirih nya ketika berada di dalam mobil. Impian nya selama ini mempunyai istri Rauda wanita Sholihah sirnalah sudah. Pertama kali jatuh cinta dan kini terluka karena sebuah cinta membuatnya ingin pergi jauh dan menepi ke suatu tempat yang entah dimana.

"Rauda, semoga kau bahagia" monolognya sendiri. Mobil pun dia nyalakan dan melaju meninggalkan tempat tersebut.

🌺🌺🌺

Di rumah kayu tua seorang gadis termenung melihat beberapa potret dirinya waktu kecil bersama dengan wanita tua. Dalam foto itu mereka sangat bahagia. Meski kehidupan yang kurang dari kata pas-pasan tapi kebahagiaan itu terasa indah dimana kata syukur selalu di panjatkan wanita tua itu.

Tes.

Tanpa terasa air mata itu jatuh tanpa permisi membasahi album yang ada di pangkuan nya.

"Nek, aku rindu..." Isak nya.

Impian yang dia harapkan ketika kecil semua sirna sudah ketika nenek nya meninggal dan dia di paksa ikut dengan ibu nya. Tinggal bersama dengan ibu membuatnya terasa hidup di neraka, bukan karena kurang materi tapi kenyataan yang harus membawanya turut serta mengikuti jejak ibunya menjadi wanita penghibur yang dimana setiap malam selalu membawa uang ketika pulang, dimana dia harus menemani para lelaki hidung belang, lelaki kurang belaian. Jujur semua itu membuat gadis itu muak, harusnya di usianya yang baru 20 tahun dia masih meneruskan pendidikan nya bukan sebagai budak nafsu yang parahnya lagi ibu nya yang menjadikan dia wanita penghibur. Bukankah harusnya seorang ibu itu melindungi anak nya, bukan memperalat anak nya. Gadis itu menatap bangunan rumah yang 5 tahun sudah tak dia tempati, masih sama seperti dulu. Kenangan waktu pulang sekolah nenek nya yang menyambut di depan pintu, sebuah wejangan selalu di berikan dengan telaten gadis itu mendengarkan sang nenek.

"Syakilah kamu itu cantik nduk, nenek harap kamu bisa menjaga diri mu dan berperilaku lah yang baik, seperti namamu" pesan yang terus di ingat oleh gadis itu, tapi juga sebagai Boomerang bagi gadis itu dimana dia telah melanggar wasiat itu sehingga rasa bersalah selalu menyelimuti hari-hari nya. kadang kalah dia menyerah dengan takdir kejam yang menyelimuti dunianya, setiap saat dia berharap ada keajaiban tapi harapan itu seakan musnah dimana kenyataan yang menampar.

Harapan Itu Sirna

Di sebuah mension yang megah seorang pemuda menatap hamparan bunga yang tertanam apik di taman. Duduk sendiri sambil termenung.

"Nak, sudah 5 bulan berlalu, cobalah untuk ikhlas, apalagi umi dengar Rauda sudah hamil 3 bulan" tutur lembut wanita paruh baya yang masih cantik di usianya menghampiri pemuda itu. Terdengar helaan nafas panjang. Lalu pemuda itu menatap ibu nya dalam.

"Umi tenang saja, Syamil sudah ikhlas, tapi jujur sulit bagi Syamil untuk menghapus perasaan Syamil" balas sendu Syamil.

"Kamu tahu kan nak, rasa cinta itu tidak bisa di hapus jika kamu masih memikirkan nya" ujar sang ibu.

"Umi benar, mulai besok aku akan ikut Daddy bekerja"

"Kamu serius, mau ikut Daddy ke perusahaan?" tanya sang ibu memastikan.

"Hem.. dengan begitu sedikit demi sedikit mungkin bisa melupakan perasaan cinta ini" yakin Syamil. Ibu Syamil tersenyum lembut di balik niqab nya. lalu memegang tangan Syamil.

"Umi yakin kamu pasti bisa, dibalik kesusahan pasti ada kebahagiaan yang tuhan siapkan untuk mu nak" dengan lembut ibu Syamil memeluk Syamil.

"Amin.. Doakan Syamil ya umi!"

"Umi selalu mendoakan yang terbaik untuk mu nak" kata ibu. Seorang wanita sepuh menghampiri mereka berdua.

"Jidda Lena, ada apa?" tanya Syamil melihat Bu Lena kepala pelayan menghampiri mereka.

"Tuan sudah pulang den, beliau mencari den Syamil" jawab Bu Lena memberitahu.

"Mas Tom sudah pulang Bu?" timpal sang ibu. Bu Lena mengangguk.

"Ya nyonya, tapi tuan langsung menuju ruang kerja" tutur Bu Lena apa adanya.

"Oh,, ya sudah, kalau gitu kamu temui Daddy dulu, biar umi bikinin teh dulu, nanti umi nyusul belakangan" ajak ibu Syamil.

"Baik umi" angguk Syamil.

"Bu Lena, istirahat saja sudah sore. Masalah pekerjaan biar ART lain yang menyelesaikan" perintah ibu Syamil. Dan di angguki Bu Lena

"Baik nyonya, saya permisi" pamit Bu Lena. Mereka bertiga beranjak dari taman seraya melangkah dari taman menuju tempat masing-masing. Bu Lena ke paviliun sedangkan Syamil dan ibunya masuk ke dalam rumah. Syamil langsung menuju ruang kerja ayahnya.

"Daddy mencari ku?" sarkas Syamil duduk di kursi yang ada di depan meja kerja sang ayah.

"Hem.."

"Ada apa dad?" tanya Syamil to the point. Ayah meletakkan kacamatanya di meja lalu beralih menatap Syamil.

"Minggu depan Daddy ada undangan dari uncle Fernando tapi di Bali" ujar sang ayah.

"Tapi perusahaan tak ada yang hendle, So, apa kamu bersedia menggantikan Daddy dan umi ke Bali?" lanjut sang ayah. Syamil nampak menimang.

"Wah,, ide bagus itu, sekalian nanti mampir ke rumah nenek. Kamu bisa liburan disana bersama teteh Wardah dan ajak juga mas Aslan dan mbak Dijah" timpal ibu nya yang masuk membawakan teh untuk ayah. Ayah mengarah pada ibu yang menghampiri dan memberikan teh untuk ayah.

"Terima kasih sayang" ulas Ayah ketika ibu memberikan teh pada nya. Seulas senyum sayang di berikan ibu untuk ayah. Meskipun sudah tua tapi kasih sayang mereka masih begitu besar satu sama lain, kadang sang ayah tak segan memperlihatkan kemesraan di depan Syamil bahkan semua orang. Terkadang Syamil ingin seperti kedua orang tuanya yang memiliki pasangan yang begitu saling mencintai dan melengkapi. Dan dulu harapan nya adalah Rauda, tapi harapan itu sirna lah sudah dimana Rauda kini sudah menikah dan hamil. Akan berdosa bagi Syamil jika menginginkan istri dari orang lain.

"Tapi kan Bali dan Jakarta itu jauh" keluh Syamil.

"Kamu kan bisa minta jemput Jet pribadi untuk ke Jakarta nak" timpal ayah gemas.

"Apa teteh Wardah akan menghadiri undangan itu dad?" tanya Syamil.

"Tak tahu, biar nanti tanya sama Tante Yasmin" balas ayah.

"Dad, disana pasti banyak sekali pebisnis hebat, lalu Syamil harus bagaimana?" keluh Syamil lagi.

"Kamu tenang saja, om Fernando akan mendampingi mu, dia yang akan memperkenalkan mu pada teman-teman nya jika kamu anak ku" ayah mencoba meyakinkan Syamil agar tidak minder. Syamil pun mengangguk, siapa tahu dengan pelarian cinta nya ke Bali bisa membuatnya melupakan rasa sakit karena patah hati.

Hari ini Syamil sudah siap dengan koper yang dia seret, keluar dari kamar yang selama ini dia tempati. Langkahnya pasti, menuruni setiap undakan anak tangga, di bawah sudah ada ibu dan ayah juga Bu Lena kepala pelayan menunggunya.

"Umi Syamil berangkat dulu ya!" pamit Syamil senduh, ibu mengangguk, meski jujur saja sedikit berat hatinya berpisah dengan sang anak yang kini sudah tumbuh dewasa.

"Ya nak, kalau sudah sampai beritahu umi!" harap sang ibu. Syamil pun mengangguk seraya memeluk ibunya dengan erat.

"Nanti om Fernando sendiri yang akan menjemputmu di bandara" ujar sang ayah yang ada di samping ibu.

"Hem.." hanya itu yang di berikan Syamil sebagai jawaban, kadang juga ayah merasa kesal karena Syamil irit bicara dan cuek kepada siapapun kecuali sang ibu.

"Den, mari berangkat!" ujar salah satu bodyguard menghampiri mereka.

"Syamil berangkat dulu jidda, salam buat suami jidda" pamit Syamil pada Bu Lena.

"Baik den, jaga diri disana den!" pesan Bu Lena. Syamil mengangguk.

"Hati-hati son" pesan sang ayah.

Syamil memasuki mobil dan sopir pun melajukan mobil menuju bandara dimana jet pribadi milik keluarga Ringgo sudah menunggu untuk mengantar.

"Selamat tinggal cinta" guman Syamil ketika dia melangkah menuju jet yang akan mengantar ke pulau dimana dia akan mengubur rasa cinta nya untuk Rauda. Kini tujuan nya pasti yaitu akan bekerja dan membantu sang ayah, tidak ada lagi yang nama nya cinta, karena cinta itu hanya akan membuat nya sakit hati.

Di dalam pesawat Syamil pun sudah menghapus semua foto kebersamaan nya dulu dengan Rauda. Juga akun medsos nya, kontak Rauda pun dia blokir. Mungkin dengan begitu akan mempermudah dirinya untuk melupakan Rauda, biarlah Rauda kini sudah bahagia bersama seorang yang selalu ada untuk nya lelaki dewasa yang dia kagumi dari kecil yaitu Damar seorang yang selalu melindungi Rauda. Rauda sudah menikah dan hamil, kini tinggal Syamil yang harus melanjutkan hidup nya meski tanpa harus dengan rasa cinta. Lagi pula usianya masih mudah baru lulus S1 dia akan melanjutkan studinya bersamaan membantu sang ayah di perusahaan tentunya setelah dia kembali dari Bali.

"Perjalanan masih panjang Syamil, mungkin ini cara tuhan agar aku bisa melanjutkan apa yang di inginkan Daddy, yaitu memimpin perusahaan" Syamil meyakinkan dirinya sendiri dan juga sebagai penyemangat nya agar dia bisa moof on.

"Welcome to the Bali, i am coming"

POV Syakilah

🌺🌺🌺

Nama ku adalah Syakilah Dwi Naomi. Kehidupan ku tak seindah nama ku, kadang aku sempat mengharap semua ini hanya mimpi dan ketika terbangun dari tidur ku, akan menemukan suatu kebahagiaan yang nyata.

Hari-hari ku selalu berada dalam tekanan seorang ibu yang bisa di bilang meraih untung dari anak yang tak beruntung sepertiku. Malam ini seperti biasa aku di tuntut untuk menjadi penari di sebuah klub malam, bukan hanya itu kadang pula ibuku menyuruh menemani para lelaki hidung belang minum. Kepingan ingatan kehidupan ku dulu berubah 360 derajat dengan saat ini. Jika mengingat semua itu, kenapa tuhan tidak mencabut nyawaku saja dari pada aku hidup dengan kubangan dosa yang tak berkesudahan dan semakin hari semakin bertambah mungkinkah ada maaf untuk ku. Aku mematut diriku di cermin, cantik memang dandanan seorang gadis remaja di sulap layaknya wanita dewasa apalagi sebuah baju yang dulu aku menyebutnya baju kurang bahan tapi kini selalu bersemayam di tubuhku dan parahnya lagi aku dituntut selalu memakai nya.

Muak.

Itulah yang ku rasakan, terpenjara di sini lebih baik berada di negara yang penuh dengan konflik peperangan. Bisakah aku memilih? dan jawaban nya adalah tidak. Karena aku ini di setir layaknya sebuah boneka yang harus meraup sebuah rupiah.

Tok.. Tok..

Suara itu seperti sirine dimana diriku harus bersiap untuk menjadi budak, ya, bisa di bilang budak, entah itu budak ibu ku atau lelaki yang telah membeli diriku.

"Nona, anda sudah siap?" suara seorang kepercayaan ibu memanggil. Aku tersenyum kecut dimana melihat jam Beker kecil milikku menunjukkan pukul 7 malam dimana waktu yang berat yang harus ku jalani menjadi seorang wanita malam.

"Nona.." suara itu kembali memanggil. Dengan langkah lemah aku pun membuka pintu kamar ku.

"Apa yang dia bilang?" sarkas ku membuka pintu seraya menatap tajam lelaki yang ada di depan ku saat ini.

"Anda di tunggu nyonya, tugas anda hanya menari saat ini" jawab lelaki paruh baya yang merupakan kaki tangan ibu. Aku melenggang lebih dahulu, dan dia mengikuti ku di belakang. Ibuku tinggal di rumah yang mewah milik kekasih gelapnya yang memiliki bisnis gelap, bisa di bilang dia adalah seorang mucikari. Ibuku dulu bekerja dengan nya dan kini dia dijadikan sebagai kekasih gelapnya, selain di manjakan dengan harta ibuku juga di suru mengurus salah satu klub cukup terkenal yang ada di kota ini. Ibuku kerap di sebut mami, ya, kalian tahu kan sebutan itu memang ibuku seorang germo. Mungkin kehidupan nya yang sulit setelah di tinggalkan ayah ku pergi begitu saja membuatnya nekat berbuat semua ini bukan lagi dosa yang dia pikir hanya sebuah kepuasan dan kesenangan oleh materi yang berlimpah.

"Silahkan masuk nona!" lelaki paruh baya itu membukakan pintu mobil untuk ku.

Mobil melaju menelusuri setiap jalanan malam yang terlihat hiruk pikuk para turis berjalan kaki di trotoar ada pula nongkrong di cafe. Banyak juga muda mudi yang menikmati jajanan di lesehan. Mobil pun terus melaju sampai di tengah kota di sebuah klub yang cukup ramai oleh pengunjung baik dari dalam negri maupun luar negri. Tujuan mereka sama yaitu ingin senang-senang.

"Silahkan nona!" seru lelaki paruh baya itu membukakan pintu untuk ku. Menghela nafas berat itu lah yang ku lakukan sebelum memasuki dunia yang penuh dengan sandiwara. Tas mewah dan barang-barang mewah selalu melengkapi tubuh ku. Kata ibu untuk lebih memikat juga ini hasil dari jeri payah ku. Langkah kaki ku harus dengan elegan itu adalah sebuah tuntutan agar terlihat memukau, tentu saja memukau untuk para pria yang mata nya jelalatan tapi apa yang dapat ku banggakan menjadi seorang wanita malam yang ada hanyalah cacian juga bualan manis dari bibir para pria yang haus kasih sayang.

Dentuman musik juga kerlap-kerlip lampu disko bercampur satu di ruangan yang laknat ini. Langkah kaki ini memilih lorong sepi menuju belakang podium. Disana sudah ada ibu yang menyambut ku dengan senyuman. Senyuman yang selalu aku benci.

"Jac sudah memberi tahu mu kan?" tanya nya tanpa basa basi.

"Hem.." sebuah jawaban singkat yang ku balas.

"Well, jadilah yang terbaik malam ini, sayang!" kata bualan itulah yang membuatku selalu muak. Aku benci, benci dengan kehidupan ini. Tapi aku tak punya pilihan lain. Kabur sudah pernah ku coba beberapa kali tapi semua itu sia-sia. Mereka selalu menemukan ku. Ku lihat ibuku mulai menaiki podium dia yang menjadi LC dan kini giliran ku di panggil oleh ibuku.

"Marilah kita sambut princess kita malam ini Naomi!"

Aku menarik nafas panjang, ku buka blazer yang menutup tubuh ini dari balutan lingerie, lekuk tubuhku terpampang nyata dan itulah yang membuat para mata pria jelalatan itu seolah tak ingin berkedip. Memang aku akui body ku sangat sintal dan kulit putih bersih menjadi satu kesatuan yang pas. Ibu ku kerap kali menyuruhku perawatan tapi aku selalu menolak bagiku tubuh ku tak ubah nya sampa. Kadang aku jijik sendiri setiap kali orang menjamah dengan upah sebuah uang.

Di atas panggung ku tatap setiap pengunjung klub ada yang sudah setengah sadar, ada yang sedang bercumbu ada pula yang memperhatikan ku seolah hendak memangsa. Senyuman miris ku sungging kan, musik mulai melantun dan gerakan ku pun ku mulai dengan gemulai, tubuh ku meliuk di tiang. Setengah jam sudah aku menari di atas podium laknat ini. Ku tatap wajah para lelaki yang mengidamkan ku dengan senyum devil. Aku pun memutuskan untuk segera kembali ke belakang podium karena tugas ku sudah selesai. Aku ingin segera pergi dari tempat ini.

"Naomi, mami ingin bicara!" suara ibu ku ketika aku melangkah keluar dari ruangan ini. Ku tatap tajam mata ibu.

"Bukan kah tugas ku sudah clear" sarkas ku.

"Ya, tapi ada seseorang yang ingin-"

"No" jawab ku berlalu meninggalkan ibu yang nampak geram.

"Nona.." sapa seorang pemuda yang bertugas mengantarku pulang.

"Cepat pergi dari sini!" pinta ku ketika masuk ke dalam mobil.

"Ok, laksanakan" jawab nya lalu melajukan mobil meninggalkan tempat terkutuk itu. Di dalam mobil ku hapus semua make up ku, lalu ku rebahkan tubuh ku di sandaran jok seraya menghembuskan nafas panjang.

"Nona baik-baik saja?" tanya pemuda itu menatap spion. Aku hanya melirik lewat spion tanpa membalas.

"Baiklah jika tidak mau menjawab" timpal pemuda itu yang kembali melihat ke jalanan. Dia adalah Yosi, anak dari Jac seorang kaki tangan ibu dan kekasihnya. Yosi bekerja sebagai bar tender jika malam tapi saat siang hari dia masih sekolah SMA.

"Selamat malam nona,," kata Yosi setelah sampai di depan apartemen yang ku sewa. Tak ingin membalas aku hanya terus melangkah masuk ke dalam. Ingin ku melepaskan semua kepenatan ku dengan terlelap.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!