"Latifaaaaa!!! " Teriak Mita di depan pintu kamar anaknya.
"Ampun deh sama ni anak, anak cewek kok susah banget di bangunin" Dengus Mita yang terus menggedor - gedor pintu kamar anaknya.
"Baiklah kalau sampai kamu belum bangun juga pas mama kembali ambil kunci cadangan, abis kamu Latifa... " Kata Mita meninggalkan kamar itu dan pergi ke kamarnya untuk mengambil kunci cadangan.
Mendengar itu pun Latifa begegas bangun dari tidurnya dan langsung masuk ke dalam kamar mandi, ia tahu apa yang akan di lakukan oleh mamanya nanti.
" Apaan sih mama, gak bisa liat orang tenang deh"dengusnya sambil menggosok badanya.
Mita pun kembali ke kamar Latifa dan dengan gerakan cepat ia membuka pintu kamar itu dan ia sangat kaget saat melihat keadaan kamar Latifa.
"Ya ampun, ini kamar atau gudang. Berserakan semua, ini anak ngapain aja sih di kamar, kok bisa sampai kayak kapal pecah gini? " Mita memungutin barang - barang yang berceceran di lantai. Tak lama Latifa pun keluar dari dalam kamar mandi.
"Eh mama, ngapain mama ada di kamar Tifa? " Tanya Latifa sambil menggosok rambutnya dengan handuk.
"Ini, kamar kok bisa berantakan gini sih Fa, kamu ngapain aja di kamar? "
"OOHhh itu tadi malam Tifa habis bikin tugas mah, dan karena selesainya larut jadi gak sempat bersihin"
"Tc, yaudah sekarang bersihkan kamarnya, setelah itu temenin mama ke pasar. "
"Apa mah kepasar? No no no, aku gak mau"
"Kok gak mau sih... Harus mau, mama mau beli ikan. "
"Beli di supermarket aja kenapa sih mah, kan disana juga ada ikan"
"Anak mama sayang, kalau di supermarket itu ikannya udah gak seger - seger lagi, mama pengennya tu ikannya yang masih hidup - hidup dan itu adanya cuma di pasar"
"Pokoknya aku gak mau ikut, panas mah dan sekarang pas lagi becek kan tadi malam hujan"tolok Latifa.
" Baiklah kalau kamu gak mau ikut, mama terpaksa sita ipad kamu hari ini! "ancam Mita, ia berdiri dan hendak pergi keluar.
" Mama tunggu! Jangan sita ipad Tifa ya, baiklah Tifa temenin deh" Ucap Latifa akhirnya menyetujui permintaan mamanya itu.
Mita tersenyum "ok, kalau gitu 10 menit lagi kita pergi ya! " Dengan terpaksa Latifa mengangguk.
Mita pun keluar dari kamar putrinya itu, ia pun bersiap - siap.
"Pagi - pagi udah bikin orang kesal aja ni mama" Gerutu Tifa, ia mengambil ipadnya dan menyimpan nya di dalam laci meja belajarnya, ia tidak mau kalau nanti mamanya kembali mengancamnya dengan barang kesayangan nya itu.
Latifa pun bersiap, setelah selesai ia pun keluar kamar dan memanggil mamanya.
"Ayo mah buruan, ntar pasarnya keburu tutup! " Teriak Latifa yang tidak melihat keberadaan sang mama.
Ia pun memilih duduk di meja makan, disana ia melihat ada segelas susu dan sepiring nasi goreng dan ia sangat yakin kalau itu untuknya.
"Makan dulu aja deh, lagian si mama ke pasar aja dandannya udah kaya ke kondangan, lama bener" Ucapnya, ia pun mulai menikmati sarapannya sambil scroll-scroll HP.
Tak lama kemudian Mita pun datang menghampiri sang putri, ia tersenyum karena melihat anak nya yang sedang sarapan. Bukannya lebay atau gimana, tapi Latifa itu tipe yang sangat sulit sarapan. Dengan sengaja ia pun berdiri di belakang putrinya dan menunggu sampai sarapan itu habis.
"Kenyang... " Latifa mengusap perutnya, ia pun hendak memanggil mamanya namun sang mama keburu berdiri di sebelahnya.
"Sejak kapan mama berdiri di situ? " Tanya Latifa.
"Mama baru sampai kok, udah selesai? " Latifa mengangguk, mereka pun beranjak pergi ke pasar.
___
Setibanya di pasar, Latifa melihat ke sekeliling pasar, ia menghela nafasnya.
"Kenapa kamu? " Tanya Mita yang melihat sikap Latifa.
"Aku nunggu di mobil aja ya mah. "
"Lah kenapa? "
"Malas aja, mama liat deh becek banget! "
Mita geleng - geleng kepala, kemudian ia keluar dari mobil. Melihat itu Latifa pun merasa lega, namun itu tidak berlangsung lama karena tiba - tiba Mita membuka pintu sebelahnya dan menarik tangan Latifa keluar dari mobil.
"Eh eh mama tunggu aku gak mau! " Latifa berusaha melepaskan tangan mamanya.
"Sebentar aja sayang, mama butuh teman kalau belanja. " Kata Mita sambil terus membawa Latifa kedalam pasar. Dengan terpaksa Latif pun masuk kedalam pasar dan seperti dugaannya di dalam pasar itu sangat lah becek dan padat pengunjung.
"Senyum dong sayang, malu di liatin orang-orang tu" Kata Mita.
"Cepatan dong mah, aku benar-benar gak tahan"rengek Latifa.
Mita mengabaikan ocehan Tifa, ia pun mulai membeli barang-barang yang di butuhkannya.
Satu jam telah berakhir, semua barang pun telah di beli Mita. Ia pun membawa Tifa untuk kembali ke mobil.
Saat di depan pasar, Mita pun melihat penjual es doger, ia pun sangat menginginkan nya.
" Sayang, kamu kembali aja duluan ke mobilnya ya. Mama mau beli es doger dulu"kata Mita, Tifa pun mengangguk dan kembali ke mobil.
Saat berjalan menuju ke parkiran, sebuah mobil pun melintas dengan kecepatan tinggi hingga Latifa terkena cipratan air yang di lalui mobil itu.
"ASTAGAAA!!!! WOIII!!! " teriak Latifa kesal.
Mobil itu tiba - tiba berhenti dan mundur hingga di depan Latifa. Seorang pemuda pun keluar dari mobil dan menghampiri Tifa, ia menatap Tifa dari atas hingga bawah.
"Gak papa kan? Gak ada yang lecet juga ka?, kalau gitu aku permisi" Ucapnya dan kemudian kembali masuk kedalam mobil meninggalkan Latifa yang masih melongo melihat tinggal pria itu.
"Apa? Dia bilang gak papa? Tc! " Latifa mendengus kesal
"Bangke sial banget hari ini!!! " Gerutunya sangat kesal, dan kembali melanjutkan langkahnya menuju mobilnya.
"Tc! Hahaha gak papa dia bilang! "
-------------------------------------+TBC+---------------------------------
Sepulang dari pasar Latifa langsung pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri.
"Selesai mandi, kamu bantuin mama ya! " Ujar Mita ya g diangguki oleh Tifa.
Mita pun membawa semua belanjaannya ke dapur. Di dapur ia melihat Jumi si pembantu sedang mencuci piring.
"Baru pulang bu? " Tanya Jumi.
"Iya Jum, pasarnya rame banget!" Mita meletakkan semua belanjaannya ke atas mini bar yang ada di dapurnya itu.
" Tolong bersihkan semuanya ya Jum, saya mau tukeran baju dulu dan kalau Tifa udah turun bilang tunggu bentar ya... Saya mau ajak dia masak bareng. "Kata Mita dan di angguki oleh Jumi.
Mita pun berlalu pergi ke kamarnya untuk membersihkan dirinya.
Sementara Tifa di kamarnya sibuk dengan ponselnya, ia tiba - tiba mendapat pesan dari para sahabatnya, mereka mengajak Tifa untuk pergi nonton.
" Gimana ya, aku udah janji sama mama buat bantuin dia masak. "Gumam Tifa.
" Kalau minta izin keluar pasti gak di boleh-in nih" Gumamnya lagi. Dengan terpaksa Tifa pun menolak ajakan Teman-teman nya itu.
Ia pun turun kebawah dan pergi kedapur, disana ia tidak menemukan mamanya dan hanya ada Jumi yang sedang membersihkan belanjaan mamanya tadi.
"Mbak Jum, mama mana? "
"Ibu lagi di kamar, non. Tadi ibu pesan, nyuruh non buat nungguin ibu turun. " Kata Jumi menyampaikan pesan Mita.
"Mama ke kamarnya dari kapan, mbak? "
"Belum lama lah non, non kan tahu sendiri kalau ibu itu sangat lama kalau mandi. "
Tifa pun tersenyum, "Ok mbak, kalau gitu aku nunggu sambil nonton TV aja ya" Kata Tifa dan diangguki oleh Jumi.
Dengan senang Tifa berjalan kembali ke kamarnya dan ia pun mengambil ponsel, dompet dan juga kunci mobilnya. Dengan gerakan cepat ia pun sudah keluar dari rumahnya dan menuju ke tempat kumpul para sahabatnya.
Sementara Mita yang baru selesai pun turun kebawah dan menghampiri Jumi. Ia mengernyit saat tidak melihat Tifa di sana.
"Tifa belum selesai Jum? " Tanya Mita.
"Udah, bu. Nona Tifa mungkin sedang nonton TV" Jawab Jumi. Mita pun pergi ke ruang keluarga dan dia juga tidak menemukan Tifa di sana.
Ting!
Ponselnya berdering, Mita pun melihat siapa yang mengiriminya pesan. Setelah membaca pesan itu, ia pun menggeleng dan mendengus kesal.
"Dasar anak bandel. "
___---___
Latifa masuk ke sebuah cafe dan di sana para sahabatnya sudah menunggunya.
"Sorry guys, butuh perjuangan besar untuk sampai kesini. " Latifa menarik kursi dan duduk di sebelah Zela.
"Kali ini lo lakuin apa lagi, buat lolos dari jeratan mama lo? " Tanya Zela.
"Gue kabur pas mama lagi mandi. " Mereka pun menggeleng mendengarnya.
"Kalian tahu gak, nyokap gue bangunin gue pagi-pagi cuma buat nemenin dia ke pasar. "
"Kenapa nyokap lo suka banget sih belanja di pasar, padahal toserba kan deket dari rumah kalian." Kata Hana.
"Jangan bilang kalau nyokap lo belanja ke pasar biar dapat harga murah" Sambung Zela.
"Gila aja lo, kalian pikir nyokap gue seperti itu. Dia kepasar karena di sana ikannya seger seger dan katanya sekalian menjalin silahturahmi sama orang-orang" Jawab Tifa, bagaimana teman temanya bisa berpikir seperti itu. Asal mereka tahu saja kalau mamanya itu belanja selalu di harga paling tinggi, ia tidak mungkin mengatakan itu karena ia tidak ingin terkesan sombong.
"Lo udah makan kan? " Tanya Hana.
"Udah, tadi pagi gue sarapan nasi goreng dan sekarang masih kenyang." Balas Tifa.
"Tumben lo suka nasi pagi - pagi? " Tanya Hana heran, mereka berteman bukan setahun dia tahun tapi mereka sudah berteman selama 10 tahun.
"Gak tahu juga sih, tapi tadi pas liat ada nasi goreng di atas meja gue tiba-tiba pengen makan aja" Ucap Tifa.
"Baiklah kalau gitu kita cabut aja yuk, ntar kita kebutuhan telat"
"Yuk"
Mereka pun peninggalan cafe dan pergi ke mall terbesar si kota mereka, yang mereka lakukan pertama kali di sana adalah nonton, setelah itu mereka lanjut belanja pakaian, sepatu, tas dll.
Mereka benar-benar menikmati kebersamaan mereka, ini adalah kegiatan sekali seminggu yang wajib mereka lakukan. Karena cuma hari minggu mereka bisa keluar, selebihnya mereka habiskan di sekolah dan di rumah.
"Gila barang-barang di sini lucu-lucu semua, pengen beli tapi takut gak kepake semua. " Kata Zela yang sedang melihat -lihat aksesoris hp.
"Eh guys, gue ke toilet dulu ya, kebelet banget. " Latifa pergi keluar toko dan mencari toilet. Karena terlalu fokus dengan langkahnya ia pun tidak memperhatikan jalan di depan hingga ia tidak sengaja menabrak seseorang yang sedang berdiri si depannya.
"Awww... Kenapa berhenti mendadak sih? " Latifa mengusap kepalanya yang menabrak dada orang itu.
"Kamu tu yang jalan gak pake mata, malah nyalahin orang. " Ujar orang itu.
Latifa menatap orang itu kesal.
"Lo?... "Latifa menunjuk orang itu.
" Apa? Jangan sok kenal, minggir! Kamu ngehalangi jalanku! "Orang itu menggeser tubuh Latifa kesamping.
Latifa menatap orang itu kesala, " Awas aja kalau sampai ketemu lagi, gue cubit tu ginjal" Dengus Latifa.
Dengan hati kesal ia pun melanjutkan tujuannya ke toilet.
****
"Jum, coba liat deh, Tifa udah pulang atau belum! " Seru Mita pada Ijum.
Jumi yang sedang menatap makanan di atas meja pun mengiyakan dan pergi ke kamar Latifa. Setelah mengecek ri kamar Jumi juga kengecek gerasi tempat mobil nona mudanya itu.
"Belum pulang bu, mungkin sebentar lagi. " Kata Jumi kembali menghampiri Mita dan membantunya.
"Kemana sih tu anak, udah jam segini juga"kata Mita.
" Kalau boleh tahu, tamunya datang jam berapa, bu? " Tanya Jumi.
"Sepertinya sebentar lagi, tadi kata bapak mereka datangnya barengan" Jawab Mita.
"Kamu tolong susun ini di meja ya, ingat jangan sampai ada yang lupa! "
"Iya bu, setelah ini saya boleh ijin mandi tidak bu?"
"Boleh dong Jum, saya juga mau siap-siap"
Jumi mengangguk, ia menyelesaikan semua pekerjaannya. Badannya sudah sangat lengket dan asam, Jumi benar-benar sudah tidak nyaman dengan aroma badanya.
"Saya ke kamar dulu ya Jum, kamu juga mandi lah! "
"Baik bu"
-------------------------------------+TBC+---------------------------------
Pukul 8 malam Fatan pulang kerumah, seperti yang di katakan Mita tadi, suaminya akan pulang bersama dengan beberapa orang tamu.
"Ayo silahkan duduk, tunggu aku panggil Mita dulu ya. " Fatan pun mempersilahkan mereka duduk, dan ia pun pergi ke kamar untuk memanggil sang istri.
"Udah pulang ya. Gimana, apa mereka jadi datang? " Tanya Mita berdiri dan menghampiri suaminya.
"Mereka lagi duduk di bawah, kamu keluarlah! Aku mau mandi dulu sebentar" Kata Fatan.
"Kamu yakin nyuruh aku keluar? " Mita menatap Fatan dengan tatap menggoda.
"Sayang, jangan sekarang! " Fatan mendorong Mita keluar kamar.
"Gini amat ya punya istri genit" Kata Fatan mengusap-usap dadanya.
Sementara Mita di luar tertawa puas, dia sangat suka menggoda suaminya.
"Dasar lemah, masa di goda sikit udah gak tahan. "
Mita pergi menemui para tamu yang sudah menunggunya diruang tamu.
"Maaf ya udah lama nunggunya"
"Nggak kok, gak lama. Kamu apa kabar? " Santi menyalami dan memeluk Mita.
"Aku baik, kamu? Ih udah lama ya kita gak ketemu. " Kata Mita membalas pelukan Santi.
Sementara, Bram hanya bisa menggeleng - geleng melihat kelakuan dua wanita itu.
" Kok berdua aja, anak kalian mana? "Tanya Mita yang tidak menemukan anak sahabatnya itu.
" Dia katanya nyusul, kamu tahu sendirilah dia lagi sibuk sama urusan kuliahnya" Jawab Santi, Mita membawa Santi untuk duduk dan kemudian mereka pun mulai bercerita, bahkan saking asiknya bercerita mereka seakan melupakan keberadaan Bram yang ada di antara mereka.
"Woi Mit, pelit banget sih kamu. Masa tamu datang gak di kasih minum" Sindir Bram.
"eh iya, sampai lupa" kata Mita, ia pun memanggil Jumi dan menyuruhnya untuk menyediakan minuman dan cemilan.
"Mulut kamu tu ya Bram, gak berubah-berubah ternyata. " Kata Mita, Santi hanya geleng -geleng melihat kelakuan suaminya itu.
"Memangnya kamu mau aku berubah jadi apa? "
"Lebih elegan kek, udah tua juga. "
"Aku elegan di depan orang lain, tapi aku tidak bisa bersikap seperti itu di depan kalian. "
"Lah kenapa gitu? " Tanya Mita.
Bram tidak menjawab, ia hanya mengedikkan bahunya.
Santi mencoba mengalihkan pembicaraan antar Mita dan suaminya, ia pun mulai mengalihkan perhatian Mita.
"Udah sana kamu mas, cari Fatan aja sana. "
"Males, Fatan pasti lagi mandi dan aku tahu banget kalau dia mandi lama banget" Kata Bram.
"Iya San, biar aja dia disini. Aku tuh kangen tahu sama kalian. Kita udah lama gak ketemu" Ujar Mita.
"aku tahu, tapi kalau kamu ketemu sama mas Bram pasti berantem mulu. Kalau ada Fatan gak papa, ini cuma aku sendiri. " Keluh Santi.
"Tenang kita gak bakalan berantam lagi, iya kan Bram. " Ucap Mita.
"Tahu deh" Jawab Bram.
"Nah kamu lihat sendiri kan Mit, suami aku ini emang suka cari gara-gara"
Mita tertawa melihat wajah kesal Santi, dia tahu betul bagaimana sikap Bram karena Bram adalah sahabat masa kecilnya.
****
"Guys kita pulang yuk, udah malam" Ajak Hana.
"Bentar lagi deh Han, nanggung banget nih" Balas Zela yang sedang asyik bermain game.
"Tahu nih Hana, baru juga jam delapan. Ayo kita coba game itu" Tifa menarik tangan Hana ke sebuah game dan mereka pun bermain.
Tujuan terakhir mereka selalu timezone, meskipun mereka sudah kelas tiga SMA, tapi kelakuan mereka masih seperti anak - anak.
Jam sepuluh malam, baru lah mereka beranjak pulang kerumah masing - masing. Di perjalanan menuju ke pakiran Tifa tidak sengaja melihat sepasang kekasih yang sedang asyik berciuman mesra.
"Gila, kayak gak ada tempat aja! " Dengus Tifa memalingkan wajahnya.
"Kenapa? " Tanya Hana.
"Gak ada, ayo disini banyak setannya. " Ujar Tifa yang sengaja mengeraskan suaranya.
Sepasang kekasih itu pun menghentikan kegiatannya, si pria merasa tidak terima dengan perkataan Tifa barusan, dengan kesal ia pun menghampiri mobil Latifa yang saat itu hendak tancap gas.
"Tok! Tok! Tok! " pria itu mengetuk kaca mobil Tifa.
"iya , ada apa? " Tanya Latifa menurunkan sedikit kaca mobilnya.
"Bisa turun sebentar? "
"Gak bisa! Katakan saja sekarang, ada apa? "
"Tidak sopan sekali kamu, ada orang yang sedang ngomong tapi kamu gak mau turun atau bahkan menurunkan kaca mobil" Kata pria itu.
"Cepat katakan atau tidak sama sekali!" Desak Tifa, ia sangat takut sekarang. Ia benar - benar tidak mengenal pria itu.
"Turun atau aku pecahkan kaca mobil mu ini! " Ancam pria itu.
"Tc, sorry! " Setelah mengatakan itu, Tifa langsung melajukan mobilnya.
"Tc, dasar tidak sopan. Awas saja kalau ketemu.! " Dengus pria itu, ia pun kembali ke tempat kekasihnya berdiri.
"Kamu kenal dia? " Tanya wanita itu.
"Tidak, aku hanya kesal saja sama perkataanya itu. Seenaknya saja bilang di sini banyak setan" Dengus pria itu.
"Hahaha... Adu sayang, kamu kok jadi sensi gini sih. Kan perkataan dia bener, di sini kan emang banyak setan, jadi kenapa kamu marah, memangnya kamu setan? "
Pria itu pun terdiam, benar juga apa yang di katakan kekasihnya itu.
"Tc lupakan saja, ayo aku antar pulang"
***
Latifa sampai di rumah, suasana rumah sudah sangat sepi. Dia yakin kalau mama dan papanya sudah tertidur pulas di kamar. Dengan langkah pelan, Latifa pun masuk ke kamarnya. Saat hidupkan lampu kamar, ia dangat kaget menemukan kedua orang tuanya sedang duduk ditempat tidurnya.
"Eh mama, papa? "
"Hebat ya, jam segini baru pulang" Kata Mita, beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati Latifa.
"M-ma-mama... Aku bisa jelasin,"kata Tifa sambil berjalan mundur.
" Mau jelasin apa lagi kamu? "
"Sekali ini aja mah, plisss jangan marah" Mohon Tifa.
"Pah, aku bener-bener udah gak sanggup lagi sama kelakuan anak kamu ini" Kata Mita.
"Trus kamu maunya gimana? Tidak mungkin kan dia kita pecat jadi anak" Balas Fatan asal.
"What? Pecat jadi anak? Papa apa apaan sih, mana ada yang seperti itu? "Sanggah Tifa kaget mendengar jawaban sang papa.
" Habisnya, hampir setiap hari mama kamu ngeluh-in tentang kamu. Jangan kan mama, papa yang dengernya aja capek"
"Jangan becanda ya pah, masa cuma gara - gara telat pulang aja, sampai harus di pecat jadi anak"
" Mau gimana lagi, kalau hanya itu jalan satu - satunya. "
"Tega amat jadi orang tua"
-------------------------------------+TBC+---------------------------------
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!