Seorang wanita cantik juga sederhana terlihat sedang sibuk membuat kue di sebuah toko kue kecil. Hanum, wanita itu bernama Hanum, Hanum adalah seorang wanita mandiri yang sudah bekerja keras bahkan di umur nya yang masih sangat muda. Saat ini Hanum berumur 20 tahun, di usia nya yang masih muda Hanum harus menjadi tulang punggung keluarga nya karena semenjak Ayah nya meninggal tidak ada lagi yang bekerja untuk menafkahi keluarganya apalagi saat ini ibu Hanum sedang sakit dan adik nya juga masih sekolah jadi mau tidak mau Hanum lah yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan nya sehari-hari.
"Hanum, apa kue nya sudah siap?" tanya Ibu Dwi pemilik dari toko kue tersebut.
"Ah iya Bu, ini sebentar lagi sudah siap," jawab Hanum sambil mengemas kue tersebut.
"Ya sudah, kalau sudah siap kamu berikan sama Ibu Angga, dia sudah menunggu di depan toko," kata Ibu Dwi lalu pergi meninggalkan Hanum.
"Baik Bu," jawab Hanum dan bergegas memberikan kue tersebut.
Hari mulai gelap dan kini Hanum juga sudah bersiap untuk pulang.
"Hanum, ini gaji kamu. Ini Ada lebih nya sedikit karena kamu sudah rajin dan juga kerja kamu sangat bagus. Banyak pelanggan baru yang datang karena kue kamu sangat enak," kata Ibu Dwi dengan memuji kerja Hanum.
"Alhamdulillah terima kasih banyak Bu. Saya benar-benar terima sama Ibu karena Ibu sudah mau menerima saya untuk bekerja di sini dan juga terima kasih banyak Bu karena saat saya dalam kesusahan Ibu selalu membantu saya," jawab Hanum dengan menangis terharu akan kebaikan Ibu Dwi yang selama ini banyak membantu diri nya.
"Sudah sudah, kamu jangan nangis lagian kamu sudah Ibu anggap seperti anak Ibu sendiri. Baiklah, sekarang kamu cepat pulang keburu malam ini,"
"Baik Bu, sekali terima kasih banyak Bu, Assalamualaikum," pamit Hanum.
"Waalaikumsalam."
Hanum pun menaiki sepada ontel nya untuk kembali ke rumah nya, di sepanjang perjalanan Hanum tampak terlihat bahagia karena dengan gaji nya ini Hanum bisa membeli obat untuk ibu nya. Hanum langsung pergi ke apotik untuk membeli obat untuk ibu nya dan setelah itu Hanum langsung bergegas pulang ke rumah nya.
Setelah tiba di rumah nya, Hanum tampak langsung menaruh sepada nya dan berjalan masuk ke dalam rumah nya.
"Assalamualaikum," salam Hanum dengan tersenyum bahagia.
"Waalaikumsalam," jawab Ibu Hanum dan juga adik nya yang saat ini berada di ruang tamu.
Saat ini Adik Hanum dan juga Ibu nya sedang duduk berdua dengan adik Hanum yang memijat kaki Ibu nya.
"Mbak? Mbak sudah pulang?" tanya Adik Hanum dengan tersenyum lebar melihat kedatangan Kakak nya.
"Iya Rika, Mbak sudah pulang. Oh iya Alhamdulillah hari ini Hanum gajian dan ini obat untuk Ibu, sisa uang nya buat kebutuhan sehari-hari kita dan Alhamdulillah Ibu Dwi memberikan uang lebih kepada Hanum. Ini pegangan buat Ibu," ucap Hanum sambil memberikan amplop yang berisi uang tersebut kepada Ibu nya.
"Alhamdulillah, tapi Hanum sebaik nya uang ini kamu pegang sendiri saja karena bagaimana pun juga kamu yang lebih membutuhkan uang ini dari pada Ibu," kata Ibu Hanum dengan menolak uang yang di berikan kepada nya.
"Udah Ibu pegang aja, kalau Ibu pengen sesuatu Ibu tinggal beli lagian Hanum ada kok uang pegangan nya," kata Hanum sambil memberikan lagi uang tersebut kepada Ibu nya.
"Baiklah, terima kasih banyak ya Nak. Maafkan Ibu karena Ibu kamu harus bekerja keras seperti ini. Seharusnya Ibu lah yang bertanggung jawab kepada kalian berdua, maafkan Ibu, hiks hiks," tangis Ibu Hanum saat melihat ketidak berdayaan nya atas penyakit yang di derita nya.
"Ibu, Ibu jangan bilang seperti itu. Sekarang Ibu dan juga Rika adalah tanggung jawab Hanum, Hanum juga sama sekali tidak keberatan jika harus bekerja keras demi kalian berdua karena sekarang yang Hanum punya di dunia ini hanya Ibu dan juga Rika jadi bagaimana pun keadaan nya Hanum akan berjuang untuk kalian berdua," kata Hanum sambil memeluk Ibu dan juga adik nya.
Hari semakin malam, saat ini Hanum bersiap untuk tidur tapi saat Hanum berjalan menuju kamar nya, Rika memanggil nya.
"Mbak!"
"Iya Rik, ada apa?"
"Ada sesuatu yang ingin Rika katakan sama Mbak," kata Rika dengan wajah yang sedikit lesu.
"Ada apa Rika?" Hanum menyuruh Rika untuk duduk di sebelah nya.
"Mbak, Rika rasa nya ingin berhenti sekolah saja,"
"Tapi kenapa Rik? Kenapa kamu tiba-tiba ingin berhenti sekolah?" tanya Hanum dengan ekspresi wajah terkejut saat mendengar bahwa Rika ingin berhenti sekolah.
"Mbak, selama di sekolah Rika tidak pernah di perlakukan baik oleh teman-teman Rika bahkan salah satu guru Rika juga sering mengejek Rika karena Rika sering telat bayar uang SPP. Mereka selalu mengucilkan Rika karena penampilan Rika yang lusuh, salah satu guru Rika juga mengatakan bahwa kalau Rika gak mampu bayar uang SPP mending Rika gak usah sekolah saja. Rika capek Mbak setiap hari selalu di cemoh oleh teman juga guru Rika," ucap Rika menceritakan tentang kejadian selama dia berada di lingkungan sekolah nya.
Hanum tampak terlihat sedih saat mendengar cerita adik nya tersebut, Hanum tau bahwa untuk menyekolahkan Rika bukan lah sesuatu yang mudah. Hanum selalu berjuang agar Rika bisa mendapatkan masa depan yang baik suatu hari nanti maka dari itu meskipun keadaan keuangan Hanum pas-pasan tapi Hanum ingin Rika mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari diri nya.
Hanum langsung memeluk Rika yang saat ini sedang menangis.
"Rika, kamu harus sabar ya. Jangan berhenti untuk sekolah, bukankah kamu punya cita-cita untuk menjadi seorang dokter. Kejar cita-cita kamu, Mbak di sini juga akan berusaha supaya kamu bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari Mbak suatu hari nanti. Jangan dengarkan omongan-omongan yang membuat kamu kesal, anggap saja semua itu hanya angin berlalu. Ingat tujuan kamu dan buktikan kepada mereka semua bahwa kamu bisa meraih kesuksesan. Jadikan setiap cemohan yang mereka katakan sama kamu sebagai motivasi agar kamu semakin bersemangat untuk mengejar cita-cita kamu," Hanum tampak memberikan semangat dan juga pengertian kepada Rika agar dia tidak berhenti sekolah.
"Tapi Mbak, Rika juga tidak tega melihat Mbak harus berjuang sendiri untuk memenuhi kebutuhan kita. Rika mau bekerja saja untuk membantu Mbak mencari uang agar Mbak tidak kecapekan lagi. Rika benar-benar tidak tega melihat Mbak bekerja siang dan malam untuk mencari uang," kata Rika sambil menatap sedih ke arah Hanum.
Selama ini Hanum memang bekerja dengan sangat keras agar dia bisa memenuhi kebutuhan keluarga nya bahkan kadang setelah pulang bekerja dari toko kue nya, Hanum akan langsung pergi ke rumah beberapa tetangga nya yang menyuruh Hanum untuk mencuci baju mereka dan menjadi tulang gosok.
Selama ini Hanum tidak pernah mengeluh dan selalu mengerjakan apapun yang bisa menghasilkan uang dan tentu saja pekerjaan itu pasti halal karena Hanum tidak ingin memberikan uang haram kepada keluarganya.
Hanum benar-benar tersentuh mendengar apa yang dikatakan oleh Rika, dia kembali memeluk Rika.
"Rika, kamu tau kan perjuangan Mbak gimana. Semua ini Mbak lakukan demi kalian berdua, Mbak ingin Ibu sembuh dari sakit nya dan Mbak juga ingin melihat kamu menjadi orang yang sukses jadi jangan buat perjuangan Mbak sia-sia demi menyekolahkan kamu. Kamu harus jadi anak yang sukses jangan seperti Mbak yang hanya lulusan SMP dan itu pun Mbak tidak punya pengalaman apapun selain membuat kue. Mbak memberikan harapan besar sama kamu Rika, kamu harus menjadi orang yang lebih baik dari Mbak. Kamu mengerti kan Rika?" kata Hanum sambil mengelus kepada Rika.
Rika langsung terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Hanum, dia kini memiliki tekad yang besar bahwa dia harus menjadi orang yang sukses.
"Mbak benar, Rika harus menjadi orang yang sukses. Rika tidak mau mereka terus meremehkan Rika, Rika akan buktikan bahwa Rika mampu dan bisa menjadi orang yang sukses. Rika akan belajar dengan giat agar Rika bisa mendapatkan beasiswa dan suatu hari nanti Rika akan menjadi orang yang sukses agar Mbak tidak perlu lagi bekerja, biarkan Rika yang bekerja untuk kalian berdua," kata Rika lalu memeluk Hanum.
Hanum kembali tersenyum melihat bagaimana semangat adik nya kini mulai bangkit lagi.
Hanum mengeluarkan uang dari dalam saku nya dan memberikan kepada Rika.
"Rika, ini Mbak punya uang. Kamu bayar buat uang SPP nya kamu ya, bilang minta maaf sama Bu guru karena kamu telat bayar nya dan ini juga uang buat kamu jajan ya. Tadi Alhamdulillah Mbak di bayar sama Bu Titi karena Mbak sudah bantu Bu Titi membersihkan rumah nya," kata Hanum sambil memberikan uang tersebut.
"Tapi Mbak, bagaimana dengan Mbak?" tanya Rika sambil melihat ke arah Hanum.
"Udah, kamu gak usah mikirin Mbak. Yang terpenting kamu harus belajar dengan giat dan semangat sekolah nya, jangan dengarkan perkara yang membuat kamu sedih jadikan semua itu motivasi buat kamu," jawab Hanum sambil menepuk pundak sang adik.
"Baik Mbak, terima kasih banyak ya Mbak,"
"Iya sama-sama."
Pagi hari pun kembali menyapa, saat ini Hanum sedang bersiap untuk berangkat bekerja di toko kue. Hanum yang melihat keramaian di rumah sahabatnya. Dia adalah Ayu sahabat masa kecil Hanum, Ayu adalah satu-satunya teman yang mau berteman dengan Hanum bahkan Ayu juga lah yang selalu membantu Hanum saat dia berada di dalam kesusahan.
Hanum yang melihat kedatangan Ayu tampak tersenyum bahagia karena sudah lama sejak beberapa tahun ini Ayu tidak pulang kampung karena dia memiliki pekerjaan tetap di kota dan baru kali ini Ayu pulang kampung dan tentu saja rasa rindu di dalam hati Hanum langsung terasa.
"Ayu, sekarang kamu sudah menjadi wanita karir yang sukses. Kamu pantas mendapatkan semua itu karena kamu adalah wanita yang sangat baik. Aku sangat beruntung bisa memiliki teman seperti kamu Ayu," gumam Hanum sambil melihat ke arah Ayu yang tampak di sambut hangat oleh keluarga nya atas kedatangan nya.
Sebenarnya Hanum sangat ingin menyapa Ayu tapi melihat bagaimana keadaan diri nya saat ini Hanum takut jika orang-orang akan berfikir bahwa dia datang ke Ayu karena dia ingin mendapatkan oleh-oleh dari Ayu.
"Sudahlah, sebaik nya aku kapan-kapan saja pergi untuk menemui Ayu lagian pasti sekarang dia sedang sibuk dengan keluarga nya," kata Hanum lalu dia mengayuh sepeda nya menuju ke tempat dia bekerja.
Hari malam kembali menyapa, saat ini Hanum langsung masuk ke dalam rumah nya dan betapa terkejutnya Hanum saat dia melihat kehadiran Ayu di rumah nya.
"Ayu?"
"Hanum? Ya Tuhan, Hanum kamu tau gak sih dari tadi aku nungguin kamu. Aku benar-benar sangat rindu sama kamu, Hanum," kata Ayu langsung menghampiri Hanum dan memeluk nya.
"Aku juga sangat rindu sama kamu, Ayu," jawab Hanum dengan membalas pelukan Ayu.
Hanum sama sekali tidak menyangka bahwa Ayu akan bersikap baik pada nya bahkan Ayu sama sekali tidak merasa risih berada di rumah sederhana nya itu karena di desa nya Ayu dan juga keluarga nya bisa di bilang sebagai keluarga yang sangat berada dan Ayu sama sekali tidak merasa risih berteman dengan Hanum.
"Hanum, ternyata kamu bekerja di sebuah toko kue? Aku tidak menyangka bahwa kamu memiliki bakat membuat kue, pasti buatan kue kamu sangat enak," Ayu tampak memuji Hanum dan tentu saja membuat Hanum tersenyum saat mendengar apa yang dikatakan oleh Ayu.
"Tidak Ayu, aku tidak sehebat itu dalam membuat kue. Aku hanya suka saja membuat kue dan kebetulan Ibu Dwi membutuhkan seseorang untuk membantu nya mengurus toko kue nya," jawab Hanum dengan sikap rendah diri nya.
Ayu menatap wajah cantik natural Hanum sambil tersenyum pada nya.
"Hanum, ternyata sifat kamu sama sekali tidak pernah berubah ya. Kamu selalu saja bersikap rendah diri padahal kamu itu mampu, aku benar-benar sangat beruntung memiliki sahabat seperti kamu,"
"Tidak Ayu, Aku yang beruntung memiliki sahabat seperti kamu. Sejak dulu kamu selalu membantu aku jika aku dalam kesusahan, bahkan kamu juga satu-satunya teman yang selalu menguatkan aku. Ayu, aku lah wanita yang beruntung karena memiliki sahabat seperti kamu," ucap Hanum sambil menggenggam tangan Ayu.
"Hanum, masa sih kamu lupa dengan arti dari nama aku. Dulu kan aku pernah bilang bahwa nama ku adalah Putri Ayu Hermawati yang artinya Putri cantik yang kuat. Aku bukan hanya akan menguatkan diri aku sendiri tapi aku juga akan membuat orang yang aku sayangi merasakan kekuatan dari aku. Lihat, aku kuat kan?" canda Ayu sambil menunjukkan lengan nya.
Hanum tampak tertawa saat mendengar apa yang dikatakan oleh Ayu, di saat saat sedih nya Ayu selalu bisa menghibur Hanum dan sampai kapan pun Ayu akan tetap menjadi sahabatnya, Hanum akan terus mengingat bagaimana kebaikan dan juga kasih sayang yang di berikan oleh Ayu pada nya bahkan Hanum tidak pernah menganggap Ayu sebagai sahabat nya melainkan sebagai saudara nya.
Saat ini Ayu dan juga keluarga Hanum tampak tersenyum bahagia sambil memakan makanan yang di bawa oleh Ayu. Ayu sangat bahagia melihat bagaimana senyum di wajah mereka yang terlihat tulus.
Hari demi hari berlalu begitu cepat, selama ini Ayu selalu datang ke rumah Hanum hanya untuk makan malam bersama dengan mereka karena entah mengapa Ayu merasa cukup kasihan melihat bagaimana keadaan Hanum bahkan Hanum harus bekerja siang dan malam untuk memenuhi kebutuhan nya.
Seperti saat ini, jam sudah menunjukkan pukul 10 malam tapi Hanum belum juga pulang dari rumah salah satu tetangga nya.
"Assalamualaikum," salam Hanum dan betapa terkejutnya Hanum saat dia melihat Ayu masih berada di dalam rumah nya.
"Waalaikumsalam," jawab Ayu sambil melihat ke arah Hanum.
"Ayu? Kenapa kamu masih berada di rumah ku? kamu gak khawatir apa jika nanti keluarga kamu mengkhawatirkan karena kamu tidak pulang?" kata Hanum langsung menghampiri Ayu yang masih duduk di kursi di ruang tamu rumah nya.
"Tidak apa-apa, Hanum. Tadi aku sudah bilang sama Abah juga Umi bahwa aku akan menginap di sini," jawab Ayu sambil tersenyum pada nya.
Ayu yang merasa kasihan kepada Hanum langsung menggenggam tangan nya, Ayu bisa melihat bagaimana wajah lelah Hanum.
"Hanum, aku benar-benar tidak tega melihat bagaimana kamu harus bekerja keras seperti ini. Bahkan dari pagi sampai malam seperti ini kamu masih harus bekerja. Hanum, lihat tubuh kamu yang terlihat kurus ini, bahkan wajah kamu juga tidak bisa di bohongi bahwa kamu saat ini pasti sedang kelelahan, kamu bahkan masih mau mengerjakan untuk menyetrika semua baju ini? Hanum, bagaimana bisa kamu tidak memikirkan diri kamu sendiri," kata Ayu dengan menatap sedih ke arah Hanum.
Hanum menundukkan kepala nya, kini rasa nya Hanum ingin mengatakan semua keluh kesah yang selama ini hanya Hanum pendam sendiri. Sebenarnya Hanum ingin beristirahat tapi melihat bagaimana keadaan keluarga nya yang serba kekurangan membuat Hanum harus bersemangat untuk mencari rizki meskipun sebenarnya badan nya terasa lelah.
"Ayu, bagaimana aku bisa beristirahat sedangkan untuk makan buat besok pun aku tidak tau aku masih bisa membeli nya atau tidak. Aku juga ingin beristirahat seperti apa yang kamu katakan tapi bagaimana jika nanti saat obat Ibu habis aku malah tidak bisa membeli nya? Bagaimana jika nanti kalau Rika butuh sesuatu di sekolahan nya aku tidak bisa membayar nya dan bagaimana jika aku beristirahat mereka berdua akan kelaparan? Itu yang selalu ada di pikiran ku, aku tidak ingin mereka berdua merasa kesusahan meskipun sebenarnya keadaan kita memang sederhana. Sekarang aku lah yang bertanggung jawab buat keluarga aku, aku harus bekerja keras demi kesehatan Ibu dan juga demi masa depan Rika," jawab Hanum sambil meneteskan air mata nya saat dia menceritakan bagaimana keadaan diri nya.
Ayu langsung memeluk Hanum untuk memberikan ketenangan pada diri nya, Ayu tau bagaimana keadaan keluarga Hanum saat ini, Ayu juga mengerti bagaimana susah nya hidup Hanum saat dia harus berjuang sendiri untuk keluarga nya.
Tiba-tiba Ayu teringat akan perkataan teman nya yang mengatakan bahwa dia sedang butuh seorang karyawan untuk bekerja di hotel nya.
"Ayu, kamu mau gak ikut aku kerja di kota? Kebetulan salah satu teman aku ada yang sedang butuh seorang karyawan di hotel nya. Bayaran nya juga lumayan kok, kamu juga tidak perlu kerja dari pagi sampai malam karena waktu kerja di hotel itu bergantian. Gimana? kamu mau kan ikut aku ke kota?" tanya Ayu menatap ke dua mata Hanum.
Hanum sedikit ragu saat mendengar apa yang di katakan oleh Ayu, meskipun sebenarnya dia ingin sekali pergi untuk mencari pekerjaan yang lebih baik tapi bagaimana dengan Ibu dan juga adik nya nanti di sini. Selama ini Hanum tidak pernah meninggalkan mereka berdua.
"Ayu, sebenarnya aku sangat tertarik dengan pekerjaan itu tapi selama ini aku tidak pernah meninggalkan Ibu dan juga Rika, aku merasa sangat khawatir jika harus meninggalkan mereka berdua," jawab Hanum sedikit ragu dengan ajakan Ayu.
"Hanum, kamu tidak perlu khawatir dengan Ibu dan juga Rika. Aku juga akan meminta Umi ku buat sering-sering lihat mereka berdua di sini. Hanum, benar-benar merasa kasihan sama kamu karena kamu harus bekerja siang dan malam tapi bayaran kamu itu tidak sesuai dengan kerja keras kamu,"
"Aku pikir-pikir dulu ya Ayu, aku juga mau minta ijin dulu sama Ibu aku,"
"Ya sudah, kalau kamu sesudah memutuskan kabari aku ya karena dua hari lagi aku bakalan kembali ke kota,"
"Iya," jawab Hanum. Saat ini Ibu dan juga adik nya sudah tidur jadi mungkin Hanum akan membicarakan masalah ini kepada Ibu nya besok pagi saja.
Pagi hari pun kembali menyapa, saat ini Hanum, Ayu, Ibu dan juga Rika sedang duduk di meja makan untuk sarapan bersama.
"Ibu, ada sesuatu yang ingin aku katakan sama Ibu. Ayu mengajak Hanum untuk bekerja di kota Bu," kata Hanum memulai percakapan.
"Di kota?" Ibu Hanum langsung melihat ke arah Hanum dan juga Ayu.
"Iya Bu, ada salah satu teman Ayu yang sedang membutuhkan seorang karyawan di hotel nya. Jika Hanum bersedia maka dua hari lagi Hanum akan ikut Ayu untuk pergi ke kota. Bu, aku mengajak Hanum untuk bekerja di kota supaya dia bisa mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Aku benar-benar merasa kasihan melihat bagaimana Hanum harus bekerja siang dan malam dengan bayaran yang menurut ku tidak sesuai dengan kerja nya. Jadi aku meminta ijin sama Ibu untuk mengajak Hanum ikut bersama ku di kota?"
Ibu Hanum langsung terdiam, dia melihat ke arah Hanum rasa bersalah kembali terasa di dalam hati nya melihat bagaimana anak nya harus berjuang untuk diri nya dan juga adik nya.
"Hanum, maafkan Ibu ya Nak gara-gara Ibu kamu harus menanggung beban keluarga kita. Ibu benar-benar merasa sangat bersalah sama kamu, seharusnya kamu tidak memiliki kehidupan yang lebih baik tapi karena Ibu yang sakit-sakitan ini kamu harus menanggung beban keluarga kita, maafkan Ibu Hanum," tangis Ibu Hanum merasa bersalah kepada Hanum.
"Ibu, jangan pernah bilang seperti itu. Sekarang kalian berdua adalah tanggung jawab Hanum. Apapun akan Hanum lakukan untuk kalian berdua jadi jangan pernah bilang seperti itu lagi Bu. Hanum sudah sangat bahagia melihat kalian berdua masih bersama dengan Hanum," jawab Hanum sambil memeluk Ibu nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!