Yeuy, sorak gempita bergema di lapangan basket saat Rian berhasil memasukkan bola ke ring lawan, tim Rian bersorak melihat papan skor selisih jauh meninggalkan skor lawan
Priiiiit
Priiiiit
Priiiiit
Peluit sang wasit , menandakan pertandingan usai dan di menangkan tim Rian.
Rian sangat menonjol dalam kegiatan olahraga, wajahnya yang tampan sering membuat lawan jenis nya salah tingkah.
Rian termasuk beruntung bisa masuk sma ternama di Jakarta dengan jalur beasiswa.
Setiap pulang sekolah Rian bekerja di toko babah cong, sebagai pelayan toko dan pengantar pesanan, ia hidup sebatang kara semenjak kakeknya meninggal setahun yang lalu meninggalkan Rian sendiri dengan kondisi yang serba kekurangan, tapi Rian tak pernah mengeluh walau terkadang ada yang menghina, ia anggap angin lalu saja .
" wei bengong aja" teriak Umar teman sebangku Rian" pasti ngelamun jorok nich" Rian menjitak kepala umat.
" enak saja, emang loe mikirin mau gantiin mbah sugiono" celetuk Rian.
"Ga apa apa, jadi mbah Sugiono, banyak uang dan di kelilingi banyak cewek cantik walau jablay." Umar terkekeh sambil menghayal jadi kakek Sugiono.
" Eh ada si Firman tuch" ucap umar , ide usil nya Rian langsung muncul, Rian mengambil kapur tulis dan menyuruh umar memegang, Umar bingung tapi ia tetap memegang kapur tulis yang di berikan oleh Rian. Setelah Umar memegang patahan kapur Rian berjalan ke arah Firman dari arah belakang saat sudah dekat ia menimpuk Firman dengan kapur yang di bawa nya , dan dengan gaya biasa seakan tidak melakukan apa-apa Rian keluar dari kelas.
Firman yang merasa ada yang menimpuk melihat sekeliling nya saat ia melihat ada potongan kapur di bawah dan sisa potongan kapurnya di pegang umar ia mengambil potongan kapur di bawah
" hei bukan gw , Rian yang nimpuk loe tadi" seru umar saat melihat Firman akan menimpuk nya
" Loe yang pegang kapur juga, masih nyalahin orang lain" ucap Firman ga percaya karena di lihat Umar memegang patahan kapur.
" beneran , swear " Umar mengangkat tangannya.
" awas kalau loe bohong" ancam nya . Sedangkan Rian tertawa melihat hal itu, ia tak menyadari kalau di belakang nya sudah ada guru , sang guru menjewer Rian dan di tarik na ke dalam kelas.
Dan
" Gerrrr"
tawa siswa/siswi langsung terdengar melihat Rian yang masuk sambil di jewer pak guru.
" Diiam, " ucap sang guru bahasa yang bernama pak sastro, ia menyuruh Rian duduk,
Ketua kelas langsung memberi aba aba
" Berdiriii"
" Beri salam pada guru"
" Selamat pagi pak" serempak para murid mengikuti aba aba Ketua kelas, dan memberi salam .
" Selamat pagi juga , sekarang kita mulai pelajaran nya, buka bab 9 tentang pribahasa" balas pak sastro
Kelas hening sesaat hanya terdengar
" nah sekarang kita bahas tentang pribahasa."
" coba jelaskan arti dari pribahasa besar pasak daripada tiang, ada yang tahu??" Tanya pak Sastro
Dian bendahara kelas mengangkat tangannya " saya pak"
" ya Dian, sebut kan arti dari pribahasa tadi" ujar pak sastro
" Artinya besar pengeluaran dari pada pemasukan pak" Jawab Dian
" bagus , sekarang apa arti pribahasa sambil menyelam minum air??" Rian dengan yakin mengangkat tangannya
" ya Rian coba sebutkan?"
" kelelep pak, coba aja kalau bapak ga percaya" ucap nya santai
Dan tawa para murid pun terdengar
Pak sastro memerah muka nya menahan emosi
" kamu maju ke depan, pegang kedua kuping kamu dan angkat sebelah kaki kamu " ucap pak Sastro emosi
Rian hanya nyengir kuda mendapat hukuman.
Jam 1 siang bell sekolah tanda pulang nyaring terdengar, begitu gerbang di buka para murid berhamburan keluar bagai anak ayam kehilangan induknya.
Rian masih berada di kelas, ia memang biasa terakhir keluar karena malas berdesakan di gerbang, setelah ruangan sepi ia baru beranjak pulang.
" siang pak" sapa Rian pada pak Parto , satpam penjaga sekolah, ia memang akrab dengan satpam sekolah terkadang rian menemani nya saat istirahat
" siang juga yan, acaranya kemana hari ini??" Jawab satpam itu
" biasa pak nguli " cengir Rian,
" kamu ga capek apa pulang sekolah langsung kerja sampai malam?" Tanya pak Parto, ia sebenarnya prihatin melihat Rian, tapi keadaan ekonomi nya juga pas pasan, ga bisa membantu.
" yah mau gimana lagi pak, ga sekolah saya ga bisa menggapai kehidupan yang lebih baik, ga kerja saya ga makan " sahut Rian santai
" semoga kamu kuat yah dan tercapai impian mu, ini ngerokok dulu" doa pak Prapto sembari menyodorkan rokok surya
" terima kasih pak, saya pamit dulu nanti Babah Hong keburu ngamuk " pamit Rian dan mengambil sebatang rokok yang di sodorkan.
" tiiiin, tiiin " saat sedang berjalan menuju toko Babah Hong Rian di kejutkan dengan suara klakson di belakang nya, rian yang kaget melompat kesamping
" asem, jalan masih gede masih aja ngambil sisi" gerutu Rian, ia membalikkan badan ingin melihat siapa yang bawa motor, kalau sepantaran mau di ajak berantem, kalau lebih gede kabur.
" Eh Aini, kok ngagetin sih?" Rian cuma bisa tersenyum masam dan berbasa basi saat melihat yang tadi mengklakson nya ternyata teman satu sekolahan
" biarin wee" Aini menjulurkan lidah yang, " sekali kali di kerjain masa ngerjain orang mulu" sambungnya lagi
" Eh mau donk ngerjain kamu" goda Rian sambil memperhatikan dada Aini yang sudah cukup mengembang
" ah Rian , cabuuul" teriak Aini saat menyadari arah tatapan mata Rian, Rian tertawa melihat tingkah Aini
" katanya mau di kerjain" goda nya lagi
" au ah gelap" Aini cemberut
" iya iya maaf, canda doang juga, kenapa belum pulang ? " Tanya Rian
" tadi abis kumpulan osis jadi bari pulang, kau mau pulang, ayo bareng" ajak Aini, memang arah rumah Aini dan Rian searah, tapi Rian mau ke toko Babah Hong yang berlawanan arah sesudah persimpangan di depan.
" kamu duluan aja, aku mau ke toko babah Hong dulu" tolak Rian
" kamu mau beli apa emang ayo aku antar sekalian ada yang mau aku beli" Rian mengangguk, tapi saat ia mau naik motor Aini malah turun dan menyerahkan kunci motornya
" kamu yang bawa , masa cewe bonceng cowo, dapat banyak kamu nanti nya" celetuk Aini , Rian hanya nyengir.
rian langsung menstater motor, dan melaju menuju toko babah hong, rian sempat kaget saat aini memeluk dari belakang dan aset kembarnya terasa mengganjal di punggung nya
" ciit, " tiba-tiba rian mengerem mendadak membuat aini makin merapat
Plaak, aini menepuk bahu rian
" Loe sengaja yah," seru aini
"Sengaja gmana, tuch lihat ada kucing mau kawin nyebrang." Sahut rian sambil menunjuk arah kucing di sebrang jalan.
" Alesan aja " seru aini, ia mencubit rian " Ayo jalan " rian meringis menahan sakit dan melaju ke toko babah Hong.
Sesampainya di toko Babah Hong Rian langsung mengganti baju seragam nya, dengan kaos ketat biasa dia pakai bekerja.
" Lho kok kamu malah ganti baju" Aini bingung melihat nya, tapi ia juga sempat terpesona melihat body Rian yang kekar terbalut kaos ketat
" mbak Aini yang cantik dan imut, saya memang kerja di sini" sahut Rian
" kamu kerja di sini??" Aini bingung, masa pelajar bekerja gimana belajar nya
" iya , aku kerja, kalau ga kerja aku ga makan " sahut Rian, Aini merasa sakit mendengar nya, Aini membeli beberapa barang yang di layani oleh Rian. Selesai berbelanja ia tak langsung pulang tapi memperhatikan Rian yang sedang bekerja, ia melihat berapa kali Rian mengangkat karung tepung dan karung beras.
" maaf mbak kaya mbak ngeliatin kak Rian terus , ada apa mbak?" Seorang anak remaja yang melihat pandangan Aini tak pernah lepas dari Rian.
" mbak teman sekolah nya dek, kamu dekat sama rian dek??" Tanya Aini
" lumayan dekat mbak, kenapa mbak"
" apa setiap hari Rian bekerja sepulang sekolah??" Tanya Aini penasaran
" ia mbak, kak Rian setiap hari jam satu pasti datang bekerja nanti jam 8 malam baru pulang, kalau hari minggu dia dari pagi kerjanya mbak" terang remaja itu
Aini menghela napas, ia tak menyangka Rian yang selalu riang dan jahil ternyata menanggung beban yang sangat berat.
Setelah mengobrol dengan remaja tadi Aini pulang dengan pikiran yang masih berputar tentang Rian, Aini anak seorang pengusaha yang terkenal kaya dan mempunyai beberapa pabrik dan perusahaan di Jakarta, ayah nya Aini pak Salim Nugraha, dia juga pendonasi beberapa sekolah termasuk sekolahan tempat Aini bersekolah.
Aini berpikir untuk meminta ayahnya membantu Rian dengan memberi pekerjaan yang lebih layak dari kerjanya sekarang
Saat sampai rumah , Aini langsung mencari ayahnya
" ayaaah" teriak aAini saat masuk ke dalam rumah nya
" Eh, bukannya ucap salam malah teriak teriak" tegur pak Salim. Aini nyengir
" Assalamualaikum " Aini menyalami ibu dan ayahnya
" Waalaikum salam, ada apa kamu teriak teriak" Tanya pak Salim Nugraha
Aini mengeluarkan hp nya dan memperlihatkan video Rian yang sedang bekerja.
" apa ini??" Tanya pak Salim bingung
" ini teman aku yah, dia selalu bekerja paruh waktu sepulang sekolah, bisa ga ayah membantu nya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan penghasilannya lebih besar" pinta Aini
" kamu menyukai nya??" Pak Salim menatap tajam anaknya, Aini tergagap dan tersipu malu, tak menyangka ayah nya akan menanyakan hal itu.
" ga yah, aku cuma kasihan, " Jawab Aini lirih. Tapi sang ayah yang sudah banyak makan asam garam kehidupan mengetahui bila anaknya menyukai Rian
" ya nanti ayah bantu " pak Salim tersenyum. Aini tersenyum senang ia memeluk dan mencium sang ayah
" terima kasih ayah" ucap Aini senang niat nya untuk membantu orang yang di sukai di setujui sang ayah.
Jam 8 malam rian selesai bekerja, ia membantu Babah Hong menutup toko sebelum pulang
" bah saya pulang dulu yah" pamit Rian
" sebental Yan , ini buat elo" Babah Hong memberikan amplop angpau . Rian bingung soalnya gajian baru seminggu yang lalu
" ini buat apa bah??" Tanya Rian bingung
" itu bonus buat loe, udah loe telima aja, ga baek nolak rejeki " Jawab Babah Hong
" kalau gitu makasih yah bah, assalamualaikum" ucap Rian tulus,
" Waalaikum salam , hati hati di jalan " Jawab Babah Hong, Babah Hong sudah lama menjadi mualaf
Rian bersenandung berjalan pulang , ia tak pernah mengeluh selelah lelahnya badannya.
" ko, panggil seorang " Rian tahu pasti Meymey anak Babah Hong yang memanggil nya, karena cuma Meymey yang memanggil Rian koko
" Mey , jangan panggil koko dong, kan bukan turunan Tionghoa, panggil kaka mas atau apa lah " gerutu Rian
" biarin, kan koko nya Mey" ngeyel si Mey, Mey menyerahkan rantang yang di bawanya," ini buat koko, jangan di tolak yah, itu buatan Mey sendiri" tegas Mey. Rian agak masam mendengar Mey sendiri yang masak , 3 hari yang lalu ia sakit perut sehabis makan masakan Mey, gmana tidak masakan nya terasa bagai air laut, dan pedasnya bukan pedas cabai tapi pedas merica, jadi kurang nyambung asin dan pedasnya, dan untuk menjaga perasaan Mey, Rian bilang masakan nya enak, Rian ga menyangka kalau pujian nya membuat Mey memasak lagi untuknya
" oh iya makasih yah Meymey, adik koko yang cantik" goda Rian sambil mengambil rantang di tangan Mey, Mey memerah mukanya, ia tersipu malu di goda Mian.
" koko pulang dulu, assalamualaikum " Rin pamit dan meninggalkan Meymey yang sedang menghayal bersama Rian , saat sadar Rian sudah tak terlihat lagi.
" kok ilang " Mey menghentakkan kakinya dan masuk ke dalam rumah, niat nya tadi pengen ngobrol, tapi karena dia ngelamun Rian nya kabur.
Rian berjalan santai sepanjang jalan menuju rumahnya , dia tadi sempat mampir membeli telur dan mie instan untuk di rumah, kalau sayur dan lauk dari Mey ga enak , dia bisa masak mie atau nyeplok telor. Rian berjalan sorot lampu kendaraan membantunya menerangi jalan, Rian berhenti sejenak ia melihat ada kilau yang indah terlihat olehnya saat lampu menyinari sesaat di antar semak semak di pinggir jalan . Ia mendekati asal kilau cahaya itu saat ada kendaraan melintas lagi sinar itu terlihat lagi lebih indah, Rian berjongkok dan mengambil benda yang berkilau tersebut berharap ada sesuatu yang bernilai jual tinggi.
Namun
Rian kecewa, saat diambil dan di pegang ternyata itu hanyalah sebuah botol transparan yang kosong. Kilau cahaya yang indah pantulan dari tutup botol berwarna keemasan, walau cukup unik dan antik, tapi rian tak yakin botol ini bisa berharga mahal, paling cuma kisaran 50 ribu rupiah pikir Rian , di bolak baliknya botol itu tetap saja tak ada yang menarik, Rian mencoba membuka tutup botol , agak keras tapi perlahan terbuka
Bluuush
Rian kaget dan melemparkan botol itu karena begitu di buka ada bau apak yang kuat menerpanya, Rian terdiam melihat botol yang di jatuhkannya dengan seksama, tak ada kejadian apa apa lagi, diambilnya lagi botol itu dan di tutup lagi " lumayanlah walau hanya laku cuma 50 ribu juga" pikir Rian. Ia mengantongi botol itu dan melanjutkan pulang
Sesampainya di rumah Rian membersihkan diri, namun saat akan makan ia kaget karena rantang sudah terbuka, dan isinya tinggal separuh dan sebagian acak acakan di meja, Rian melihat sekeliling siapa tahu ada kucing yang masuk dan mengacak acak makanannya , tapi tak terlihat seekorpun. Rian tidak mempedulikannya lagi, ia lihat nasi masih utuh, ia mencicipi masakan Meymey dengan sendok
Puuah
Rian menyemburkan makanan yang di cicipinya, pedas merica , aroma kental bawang putih dan asin air laut terasa olehnya
Huueft" untung di cicipi dulu, kalau ga bisa sakit perut lagi " desah Rian dalam hati.
Rian memasak mie instan untuk makan malam nya, setelah makan rian langsung tertidur pulas , lelah nya terasa saat malam malam begini
Rian terbangun mendengar suara keciprak air ," siapa yang di kamar mandi " pikir nya. Ia mengambil pentungan dengan hati hati Ia mendekati kamar mandi, Rian melihat kamar mandi tak terkunci , ia mengangkat pentungan tinggi tinggi dan mendorong pelan pintu, Rian langsung membobat babit kan pentungan yang di pegangnya, setelah beberapa kali membabi buta dengan membobat babit kan pentungan, Rian tak merasa pentungan nya mengenai sesuatu, Rian membuka matanya, ia terbelalak melihat seorang bocah cilik seukuran dengkulnya sedang melihat nya dengan tatapan bingung,
Bocah kecil botak, hanya memakai celana dalam saja, satu pikiran di otak Rian. TUYUL.
" Eh botak, kamu tuyul yah?" Tanya Rian waspada
" he he he iya tuan, saya tuyul, kok tuan mau mukul saya?" Tanya tuyul itu bingung
" tuan tuan , siapa tuan kamu, enak aja, eh kamu salah rumah mau ngambil uang tuh yang kaya sana, yang sering nipu rakyat, yang sering korupsi atau yang pelit, mau maling di rumah orang susah mana ada uangnya " gerutu Rian.
" saya emang tuyul tuan tapi saya ga mencuri uang" sanggah tuyul cemberut
" alesan aja, mana ada tuyul ga ngambil uang, terus kamu ngapain di kamar mandi ???" Tanya Rian lagi
" aduh tuan , saya sudah lama di kurung, jadi pas saya keluar saya lapar, saya makan makanan yang di rantang, aduuh tuan itu makanan bener bener racun saya langsung sakit perut" jelas si tuyul
Ha ha ha ha
Rian tertawa senang karena ada teman sependeritaan. Si bocah tuyul ternyata yang memakan sayuran yang ada di rantang pemberian Meymey.
" syukurin, makanya jangan rakus " ucap Rian sambil tertawa " Eh tuyul ngapain manggil saya tuan. Saya bukan tuan kamu, sana pulang sama tuan mu yang asli" usir Rian.
Si tuyul menunduk sedih"
", saya bisa kemana tuan, tuan adalah tuan saya, waktu di dalam botol saya pernah bersumpah siapa yang bisa membebaskan saya, saya akan menjadi budaknya, dan tuan yang melepas saya dari botol terkutuk itu" tuyul itu menjelaskan
" tunggu, maksud kamu botol ini,?" Kata Rian sambil mengambil botol yang di temukan tadi malam.
" iya tuan itu botol yang mengurung saya" Jawab si tuyul sambil menjauh dari botol, seperti nya ia trauma dengan botol itu
" pas aku buka , ada bau apakah yang keluar dari botol, itu bau kamu yah??, berapa lama kamu ga mandi , aku hampir pingsan mencium apak mu, " gerutu Rian
" iya tuan semenjak saya di kutuk guru dan di masukkan dalam botol saya ga bisa mandi " Jawab si tuyul
" emang berapa lama kamu di kurung?? " Tanya rian lagi
" 200 tahun tuan"
" apaaaa!!" Rian kaget." Terus kenapa kamu di kutuk, apa sebelumnya kamu manusia seperti aku???" Tanya Rian penasaran
" iya tuan saya sebelumnya juga manusia, karena saya di fitnah saudara seperguruan saya di bunuh dan jiwa saya di kutuk dan taruh dalam botol itu tuan, sudah beribu orang yang mencoba membuka tutup botol itu tapi ga ada yang berhasil, baru tuan yang berhasil" tutur si tuyul
Rian terdiam " berarti kamu belum pernah mencuri uang??" Tanya Rian
" belum tuan dan saya tidak mau " ucap si tuyul tegas
" nama kamu siapa " Rian bertanya lagi
" dulu nama saya Ajia tuan"
" kok dulu , sama aja lah sekarang juga, ya udah kamu saya panggil Ajia aja" ucap Rian
" terima kasih tuan"
" tunggu kalau aku jadi tuan kamu aku harus ngasih makan kamu dong, kamu makannya apa??, aku ga punya istri yang bisa nenenin kamu?" Rian merasa frustasi, dia teringat di film film kalau punya tuyul harus menyusui sedangkan dia tak punya istri kalau punya juga dia ga mau, mending melarat bin miskin daripada kaya tapi dari hasil yang menyimpang.
" makanan ku sama seperti tuan, apa saja aku mau , tapi jangan makanan neraka tadi malam tuan" Jawab Ajia
" makanan neraka ??"
" itu tuan makanan yang di rantang tadi malam, sehabis makan mulut saya seperti keluar api, dan perut saya seperti gunung mau meletus" Rian tertawa mendengar penjelasan Ajia
" terus kamu bisa apa??" Tanya Rian penasaran , Ajia terdiam sejenak, aku bisa mengajar kan ilmu ilmu tingkat tinggi tuan." Jawab Ajia
" untuk apa aku ilmu ilmu tingkat tinggi, yang aku butuhkan sekarang ini bagai mana caranya dapat uang agar kita bisa makan" ucap Rian pusing
" bisa tuan dengan ilmu tersebut tuan bisa bekerja lebih cepat dan akan terasa lebih enteng beban yang akan tuan bawa" Ajia menjelaskan
" ya udah coba ajarkan, aku mau nyoba" Ajia kemudian memberikan berbagai teknik beladiri yang di salurkan melalui kening Rian.
Aaaargkh
Rian berteriak kesakitan saat teknik teknik itu membanjiri otaknya, otaknya berdenyut seakan akan mau pecah
Selang beberapa menit rasa sakit itu mereda dan akhirnya hilang sepenuhnya, berbagai macam gerakan silat dan tata cara latihan terekam dalam ingatan rian sekarang
" tuan cobalah melatih pernapasan dulu" saran Ajia
Rian mencoba saran Ajia, tak lama Rian tenggelam dalam latihannya, ia tak menyadari bila saat itu angin berputar pelan di sekeliling nya dan masuk ke tubuhnya secara perlahan lahan, angin yang berputar itu ialah kumpulan energi yang terhisap oleh teknik yang Rian jalankan, energi yang masuk kedalam tubuh Rian perlahan berputar mengikuti aliran darah Rian dan membersihkan setiap sel sel darah di tubuh rian, kotoran yang di bersihkan menguap melalui pori pori Rian, membuat kulit rian menjadi bersih, saat Rian menyelesaikan latihan pertama nya pagi sudah menjelang, Rian bangkit dan berdiri ia bergegas mandi karena takut terlambat sekolah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!