Waktu SD
Terlihat dua anak kecil yang baru saja kembali dari Sekolah, si lelaki berniat mengistrahat kan diri nya Sedang kan si perempuan terlihat langsung membawa box kecil untuk di bawa di warung sebelah
"Mey, Kamu kecapean kan, ini aku ada air buat kamu".
"Nggak,"
Mengipasi diri nya dan tak memedulikan Laki laki itu yang masih berusaha memaksa nya
"Aku lihat, kamu mencari air kan, ambil aja mey"
"Tidak, Hans budeg ya, mey udah bilang Nggak mau, pergi dari sini"
Gadis kecil itu mendorong punggung belakang lelaki yang bernama Hans itu
"Jangan selalu menemui mey, mey Nggak suka sama Hans"
Ke esokan hari nya di sekolah Meyra baru saja tiba, gadis kecil itu berlari saat melihat teman nya ada di sana
"Elis"
Sesampai nya.di hadapan teman nya Mayra merangkul Elis,
"Meyla balu datang ya"
Meyra terkikik kecil karena teman nya ini yang masih cadel padahal mereka kini akan masuk SMP setahun lagi
"Mey"
Meyra geram, dan berbalik di ikuti oleh Elis, di lihat nya anak laki laki, itu Hans
"Aku bawain roti kesukaan kamu"
Menatap benci sosok di hadapan nya ini, meyra mengambil roti itu yang membuat Hans seketika tersenyum bahagia tapi luntur seketika kala meyra membuang roti pemberian nya
"Mey" menatap gadis itu
"Kenapa, Mey tidak akan memakan makanan pemberian dari Hans, kata Nenek jangan terima pemberian orang yang nggak di kenal, dan bagi Mey, Hans adalah orang Asing"
Pergi dari sana Meyra menggenggam tangan Elis yang hanya terdiam, Hans menunduk menatap Roti yang tergeletak di tanah itu, mengambil nya dan mengelap roti itu
"Ini masih bisa di makan" ucap laki laki itu
-------------------- -----------------------
Waktu SMP
"Nggak lah," meyra terkekeh kecil saat Elis berkata hal yang rondom bagi nya
"Tapi kan Ra, Aku di situ agak Sus"
Tin tin tin
"Eh aku udah di jemput nih, bareng aja yok" ajak Elis
Meyra menggeleng, bukan karna tak enak hati, tapi arah rumah dia dan Elis berbeda jalur
"Nggak usah lis, makasih tawaran nya, rumah kita kan nggak searah, jadi bakalan capek juga kalau bolak balik"
Elis memutar bola mata nya malas, "selalu saja begitu, yaudah aku duluan ya, kalau ada apa apa telpon aku ya"
"Iya mak" balas meyra dengan kekehan kecil nya
Setelah itu Mobil milik Elis berlalu pergi, Meyra melanjutkan perjalan nya dengan sekali sekali mengelap keringat di kening nya, panas banget, pikir nya
Meyra di kaget kan dengan seseorang yang tiba tiba berada di samping nya
"Mey sini, Kebetulan aku bawa sepeda hari ini"
Mey menatap malas Hans yang menampil kan senyum lebar nya, Tak menjawab Mey mempercepat langkah kaki nya
Hans yang melihat itu tak putus asa dan menggoes sepeda nya dengan cepat
"Ayolah, rumah kamu masih jauh lho, nanti kamu tambah kecapean"
"Sorry nggak minat"
Hans menghela nafas, dan kembali tersenyum ingin mengajak nya lagi tapi tak dia urung kan
"Meyra"
"Eh Kevin," seru mey
"Pulang bareng gue sini" ajak Kevin yang langsung di balas anggukan antusias dari mey
"Mey, gimana dengan aku" kata Hans dengan wajah sendu nya
Meyra tak membalas dan menaiki sepeda milik Kevin yang langsung di balas senyuman kemenangan dari lelaki itu
Hans menatap kepergian itu dengan sorot mata kecewa, lagi lagi dia tak bisa mendapat kan perhatian dari Gadis pujaan nya
_____________ _______________
Waktu SMA
"HANS, LO BISA BERHENTI NGIKUTIN GUE NGGAK SIH"
Meyra terlihat geram seketika, Hans yang mendengar teriakan dari gadis itu di buat terkejut seketika
"Gue risih Hans, padahal lo tau gue benci sama lo, benci benci banget tau nggak"
Setelah mengucap kan itu meyra pergi dari sana dan meninggal kan Hans yang masih terdiam di sana
Tapi tak elak juga, setelah nya lelaki itu mengejar Meyra yang sudah berjalan cukup jauh dari nya
Sore hari nya Hans berencana akan ke warung milik Meyra, setelah tiba di sana Hans melihat Gadis itu yang sedang mengelap meja
Tersenyum lebar, Hans masih mengamati wajah cantik Meyra yang terlihat berkali kali lipat, menoleh ke kanan dan ke kiri Hans memastikan jika tak ada yang akan ke warung itu, karena kebetulan lagi sepi
Melangkah kan kaki nya ke sana, Hans kini tiba di samping gadis itu
"Mau pesan ap--"
"Lo" Meyra di buat terkejut dengan kehadiran Hans, lelaki itu menunjukan cengiran nya
"Hai" ucap Hans tiba tiba, dan menduduk kan diri nya
"Lo ngapain di sini" meyra menatap malas ke arah lelaki itu yang kini mendudukan diri nya dengan menatap lembut gadis itu
"Ini kan warung, aku bisa kapan aja datang kan," balas Hans dengan kekehan nya
"Khusus lo," tunjuk nya di hadapan Hans, "gue larang"
"Aku cuman mau makan doang kok, nggak lebih, kali ini nggak ganggu, tapi nggak janji ya" yakin Hans
"Ck" mendengus sebal, Meyra pergi dari sana dan menghiraukan Hans yang kini menatap nya
"Meyra" Hans mencekal tangan gadis itu yang langsung di tepis kasar oleh mey
"Jangan sentuh gue, Jijik tau nggak,"
"Kali ini Mey, kamu dengerin aku, aku, aku serius sama kamu"
Meyra berdecak dan tertawa paksa, "nggak penting," Meyra menghela nafas gesur dan menatap Hans yang menatap nya dalam, "lo kenapa sih, jangan ngejar gue, gue risih, gue nggak suka, dan gue paling benci sama lo, NGERTI NGGAK SIH"
----------------------- -------------------------
Oke itu aja dulu ya, mari kita perkenalan dulu dengan tokoh utama kita ini
Pertama ada Meyra, Gadis dengan sejuta pesona nya, meyra tinggal bersama Nenek dan kakek nya dan mereka hidup berkecukupan, Orang tua nya bercerai, Ibu nya merantau di luar kota dan ayah nya dia tak mengetahui itu Nenek nya yang mempunyai warung dan kakek nya yang berkebun, Meyra bisa di bilang sangat fomous di sekolah karena kecantikan nya yang sangat memikat, juga kepintaran nya, Meyra tak membangga kan hal itu, dan satu orang yang sangat membuat nya Benci dia
Hans Lavenzo
Hans lelaki tipikel Kejam dan dingin, tetapi ketika bersama Meyra Lelaki itu akan menjadi orang bodoh yang tak kenal lelah, Anggap saja dia gila yah karena Hans sangat mencintai Meyra dan dia tak tahu hal itu terjadi kapan
Mengejar Meyra adalah pekerjaan dari lelaki itu... sepertinya, hidup di keluarga yang mampu, dan memiliki 6 saudara laki lakii dan 1 perempuan, dan juga memiliki saudara yang tidak sekandung
Di pagi buta ini ada seorang gadis yang sudah terlihat berkutak dengan alat alat dapur
Setelah menyelesaikan sholat Subuh, gadis itu bergegas untuk keluar kamar dan mulai beres beres, begitulah setiap hari nya
Dia Meyra, Walaupun telah mendapat kan gelar sarjana setahun yang lalu tapi gadis itu masih belum mendapat kan pekerjaan, di waktu luang seperti ini dia selalu membantu nenek nya dengan membuat persiapan makanan untuk di bawa ke warung
Meyra pov
Aku yang baru saja menyelesai kan acara memasak dan akan ku bawa ke warung setelah nya, saat ingin membalikan badan aku di kejutkan dengan kehadiran Nenek yang kini terlihat tersenyum pada ku
"Nenek,"
Menghampiri Wanita yang sudah rentan usia itu, Dan membawa nya untuk duduk di kursi yang ada di dapur itu
"Rara"
Yah itu panggilan dari Nenek dan kakek ku, hanya mereka yang selalu memanggil ku dengan sebutan Rara
Aku tersenyum dengan mengusap Punggung Nenek, "Iya nek," jawab ku
"Rara kapan ingin menikah"
Lagi, selalu begitu, aku sebenar nya ingin memprotes karena Nenek yang selalu mendesak ku ingin menikah, tapi aku juga mengerti, Nenek mengatakan itu karna usia nya yang...
Tidak, aku tidak ingin berpikir seperti itu, menggeleng cepat dengan helaan nafas yang keluar dari mulut ku, dan menatap lembut Nenek yang menunggu jawaban dari ku
"Nenek, Rara bukan nya tak ingin menikah, usia Rara masih muda loh" ucap ku berharap Nenek mengerti
Ku lihat Wajah Nenek yang tersenyum tipis dengan menyentuh manja hidung ku
"Sudah 23, Muda apa nya" Nenek terkekeh aku hanya membalas nya dengan senyuman
"Oh ya bagaimana dengan pria yang selalu datang ke sini"
Aku terdiam saat Nenek mengatakan hak itu, aku mengerti siapa yang di maksud oleh Nenek, Dia Hans
Tersenyum getir aku kini berjalan ke depan dengan mengambil makanan yang akan ku bawa ke warung
"Rara tak ingin membahas dia nek,"
Ku lihat raut wajah Nenek yang berubah sendu, yah aku sudah menduganya, tapi mau bagaimana lagi, Tidak mungkin aku mengiyakan kalau aku menyukai Hans, aku sangat membenci pria itu
Author Pov
Meyra telah tiba di warung milik Nenek nya yang tak jauh dari rumah mereka, berjalan lima langkah saja sudah tiba di warung itu
Gadis itu menyapu dalam dan luar warung, setelah nya mengambil bakul yang berisikan rerotian buatan Nenek
Mengantar nya ke warung sebelah, untuk di titip kegiatan ini sudah menjadi kebiasaan Meyra sedari dulu
Beberapa menit telah berlalu, warung Itu kini mulai di datangi oleh sebagian orang yang datang untuk sarapan dan ada juga yang membungkus
"Rara, tolong anterin ini ya"
Meyra mengangguk mengiyakan, dan mengambil Plastik yang penuh dengan bungkusan makanan
"Ini alamat nya ya"
Membaca Alamat itu, "Pt Fiyaz company"
"Iya kamu antar ke sana ya, itu cukup jauh tapi kamu hati hati di jalan ya jangan ngebut bawa motor nya" peringatan Nenek
"Iya nenek"
Menyalin tangan Sang Nenek, Meyra pergi dari sana setelah menarik jaket nya
Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 25 menit, Meyra melihat ke depan dengan mata membulat, bangunan yang sangat menjelang tinggi itu, Meyra bahkan baru melihat nya, kemana saja dia selama ini
"Mbak pengantar makanan itu?"
Meyra tersentak saat seseorang menyentuh pundak nya, "eh iya Mas, Ini makanan dari warung Nek mil" kata nya dengan memberikan sekantung plastik besar
"Neng tunggu sebentar ya,"
Meyra hanya mengangguk sebagai jawaban, diri nya masih di buat kagum dengan bangunan tinggi ini, 'bisa nggak ya aku melamar kerja di sini' batin nya
Mendongak ke atas dapat di lihat tulisan yang lumayan besar dan mengkilap itu, PT Fiyaz company
"Ini neng uang nya"
Meyra menerima uang itu, "Makasih mas"
Menjalan kan motor nya untuk berbalik, Meyra berhenti di dekat supermarket, tidak dia bukan untuk masuk ke sana, tapi meyra mendudukan diri nya di kursi panjang yang berada di sana
Memejam kan mata nya yah lelah nya berkurang seketika
"Mey"
Terkejut dengan suara buriton itu yang membuat gadis itu merasa tak asing mendengar nya, Meyra membuka mata nya dan melihat, dan yah benar dugaan nya
Memutar malas bola mata nya, "nggak bisa apa sehari aja lo nggak muncul di hadapan gue"
Lelaki itu Hans Lavanzo dengan balutan Jas yang terlihat sangat mewah itu, Meyra akui Hans terlihat sangat menawan tapi meyra segera menepis pikiran nya itu.
"Kita ketemu lagi, di mena pun kamu berada aku selalu ada di situ ya, apa ini yang di namaku dengan takdir jodoh"
Meyra bergidik ngeri, "idih amit amit, liat muka lo setiap hari aja udah buat gue mual tau nggak"
Perkataan yang menyakit kan tapi itu sudah sangat terbiasa bagi Hans
Hans malah menganggapi nya dengan kekehan kecil, pria itu berjalan mendekat dengan meyra, yang membuat gadis itu seketika beranjak berdiri
"Mey, aku benar benar ingin serius sama kamu"
"Serius sama monyet aja sono, gue nggak sudi" setelah mengatakan itu meyra berjalan ke arah motor nya
Niat hati ingin menenang kan pikiran tak jadi ketika pria ini muncul yang ada masalah meyra makin menambah
Hans mencekal pergelangan tangan gadis itu dengan kuat saat meyra yang sudah ingin menjalankan motor nya
Meyra menepis nya kasar, "jangan sentuh gue dengan tangan lo,"
Meyra menghela nafas lelah, "lo kenapa sih Hans, lo tau gue nggak suka sama lo, gue jijik sama lo, lo nggak kapok apa gue dah tolak berkali kali"
"Nggak, aku nggak akan nyerah sebelum dapetin kamu Mey"
"Terserah, lo cowok goblok Hans, segitu nya sama cewek yang jelas jelas nggak suka sama lo"
Meyra menjalankan motor nya tanpa memedulikan Suara Hans yang berteriak memanggil nya
****
"Nenek, Rara pulang "
Meyra melepas helm nya dengan raut muka yang terlihat kesal
"Rara sini sini"
Meyra menatap Nenek nya yang tersenyum lebar, di lihat nya warung yang mulai sepi hanya satu dua orang yang datang, yah karena belum siang
Melangkah kan kaki nya berjalan ke arah sang Nenek, meyra mendudukan diri nya tepat di hadapan Nenek nya, dengan mengipas ngipas wajah nya akibat kepanasan
Sang Nenek menggenggam tangan meyra dengan lembut, meyra hanya menaikan satu alis nya kala gadis itu merasa bingung
"Tadi Hans ke sini cari kamu"
Raut muka Meyra menjadi pias seketika, ini yang membuat Nenek nya bahagia
"Tadi dia terlihat sangat keren, seperti nya dia mendapat kan pekerjaan yang layak, jika kamu menjadi istri nya, kamu tidak akan kesusahan lagi cucu ku" ucap Nenek dengan binar mata yang memancarkan kan kesenangan
"Nenek" lagi dan lagi Nenek nya selalu saja begitu
"Haiya Nenek cuman ingin yang terbaik buat cucu ku" ucap sang Nenek lalu pergi dari sana
Meyra terpaksa mengiyakan saja, tak ingin banyak bicara hingga Nenek nya akan kecewa pada nya nanti
Kenapa harus Hans, kenapa harus dia, pria yang sangat menyebal kan dan menjengkelkan itu kenapa harus dia
Meyra memijat kening nya pening
"Meyra"
Meyra mendongak tak lama mata nya membelalak, "Panji" seru nya dan memeluk pria itu,
Panji teman kuliah sekaligus satu fakultas dengan meyra, Ke dua nya mulai dekat ketika semester satu
"Apa kabar hei?" Tanya meyra
Ke dua nya mendudukan diri nya di kursi yang ada di situ,
"Gue baik, lo juga pasti kan"
Meyra terkekeh dengan menonjok ringan lengan pria itu, "muka lo nggak berubah ya"
Panji melotot, "baru juga setahun nggak ketemu kita meyra"
Setelah nya mereka berbincang ringan Meyra juga membuat kan teh untuk Panji
"Emm Mey, gue sebenar nya dateng ke sini pengen membicarakan hal lain sama lo" Ucap Panji pelan
Meyra yang bari saja menyesal teh nya di buat mengernyit, "ada apa?"
"Gue..."
Panji menjeda ucapan nya dengan menunduk, Meyra makin di buat penasaran
"Gue Suka sama lo" ungkap nya dengan satu tarikan nafas
Meyra terdiam kala mendengar pernyataan itu, terkekeh kecil gadis itu menatap Panji dengan menggeleng kan kepala nya
"Jangan bercanda hei"
Panji sudah menduga hal itu, Meyra tipikel perempuan yang sangat susah kalau soal cinta, tapi gadis itu memiliki banyak teman cowok
"Gue nggak butuh jawaban lo sekarang Mey, lo bisa pikirkan dulu" ucap Panji dengan mengenggam erat tangan Meyra
Meyra melepas pelan tangan nya dari genggaman itu, "tap--"
"Sttss, ingat meyra, Pikirkan baik baik dulu, gue akan kembali sekarang lusa gue dateng ke sini lagi" Panji mengusap kepala Meyra dengan gemas
Meyra hanya mengangguk mengiyakan, setelah kepergian Panji, meyra mengehela nafas dengan memijat kening nya
****
Malam hari nya, meyra terlihat berkutak di depan laptop nya dia mengirim surat lamaran kerja lewat situ berharap itu di terima cepat
Setelah melakukan itu, meyra meregakan otot otot nya, dan berjalan keluar rumah dengan angin malam yang
"Haa" menghela nafas gusar, Meyra berjalan jelas sebentar, tak lama langkah kaki nya kala ekor mata nya menangkap seseorang pria yang berdiri tak jauh dari diri nya
Ingin berbalik pergi dari sana, tapi suara itu mengalun seketika, meyra memejam kan mata nya, "lagi"
"Meyra, kita bertemu lagi"
Meyra berusaha mengabai kan itu dengan melangkah pergi dari sana tapi cowok itu selalu mengikuti nya
Lelah itu yang meyra rasakan, "Hans, Berhenti di situ"
"Mey, aku ingin mengatakan sesuatu sama kamu" ucap Hans dengan penuh harap
"Nggak penting buat gue" sarkas Meyra
Hans menunduk, tapi kembali mendongak kan kepala nya dengan menampil kan senyuman lebar nya
"Kali ini mey" Hans menyentuh pundak Meyra yang langsung di tepis oleh gadis itu
"Lo beneran budeg ya, gue nggak mau denger, nggak penting juga,"
Hans menghela nafas nya, sebelum menarik nafas, "Aku udah memberi tahu ke dua orang tua ku bahwa aku ingin melamar mu" ungkap nya dengan satu tarikan nafas
Meyra membeo tak percaya, Tangan nya terkepal setelah itu
Plakk
Wajah Hans menoleh ke samping, pipi nya memanas, Meyra menampar nya
"Lo gila, Nggak waras Haa, gue nggak mau Hans, gue benci sama lo, gue jijik sama lo, tolong ngerti gue, gue tertekan di saat lo selalu mgedekatin gue, dan sekarang" nafas Meyra memburu, "lo bahkan berani memberitahu ke dua orang tua mu tentang hal yang bagi gue nggak wajar" lanjut nya
Hans terdiam dengan mengusap darah yang berada di sudut bibir nya, dan menatap kembali Meyra dengan lagi lagi senyuman nya yang membuat meyra Muak
"Cuih" Desis Meyra, "lo cowok tergoblok yang pernah ada Hans, Masih banyak cewek lain selain gue, Gue jelas jelas nggak mau sama lo, gue jelas jelas benci lo terang tegangan seperti ini, kenapa lo masih O'on sih" geram Meyra
"Karna aku suka dan cinta sama kamu mey, aku selalu ingin mendapat kan kamu sedari dulu,"
Meyra menatap tak percaya ke arah Hans, diri nya di buat tak mengerti dengan jalan pikiran pria ini
"Tapi gue nggak bisa, Gue nggak suka sama lo," Mayra memijat pelipis nya frustasi
"Sekarang lo berhenti ngejar gue, gue muak Hans gue muak tau nggak" ucap meyra dengan nada sedikit besar tepat di wajah Hans
"Nggak mey, aku nggak akan nyerah sebelum dapetin kamu, Aku mohon Mey, aku serius sama kamu"
Meyra mengacak rambut nya kesal, tak tahu lagi Perkataan apa yang akan dia katakan pada cowok ini agar dia mengerti
"Gue udah punya pacar Hans" Ungkap Meyra pada akhir nya hanya itu yang ada dalam benak nya kali ini
Hans terdiam selama beberapa detik, ekor mata nya menatap sendu ke arah meyra
"Siapa?"
Meyra mendesis, "buat apa gue beritahu lo, lo nggak sepenting itu di hidup Gue" sarkas nya
Hans menunduk, "nggak masalah Mey, berpacaran lah tapi aku selalu minta satu hal sama kamu, tolong jangan terlalu jauh ya" ucap nya dengan nada yang tersirat akan kesedihan tapi meyra tak menyadari itu
"Siapa lo, lo nggak berhak beritahu gue tentang hal itu, terserah gue dong, Lo siapa nya gue, buang buang waktu gue aja lo" Ucap meyra dengan membalikan badan nya pergi dari sana
"MEYRA"
meyra menghiraukan teriakan itu dan terus berjalan tanpa berbalik, Hans yang melihat itu tersenyum getir
"AKU AKAN SELALU ADA BUAT KAMU MEYRA" Teriak nya lagi entah itu Di dengar oleh gadis pujaan nya, Hans tak peduli
Menghela nafas lelah, Hans yang baru saja kembali dari perkantoran dan akan menemui Meyra tapi di tengah perjalanan menuju rumah sangat pujaan hati
Hans mendapat kan telepon dari kantor, Setelah berbincang cukup lama, Hans menoleh dan akan pergi tapi ketika melihat seorang gadis yang sangat di kenali oleh Hans
Cowok itu seketika bahagia, Bahkan lelah nya hilang seketika, hanya karna melihat gadis itu
****
"NENEK"
sangat nenek yang mendengar teriakan cucu nya itu tersentak dengan mematikan kompor dan berjalan menghampiri Meyra yang terlihat berlari menuju nya
Happ
Meyra mendekap Nenek nya dengan erat dan perasaan bahagia yang membuncah
"Nek, Rara di terima kerja" seru nya dengan menggenggam kedua tangan nenek nya erat saking bahagia nya
Sang Nenek yang mendengar itu ikut tersenyum, "alhamdulillah, Cucu nenek sudah ingin bekerja di perusahaan"
Meyra mengangguk, dan memeluk kembali sang Nenek, pasal nya perusahaan ini yang dia inginkan sedari kemarin saat mengantar Makanan
"Rara tak pernah menyangka akan di terima di perusahaan besar itu nek, tapi kenyataan nya Rara di terima"
"Allah sudah mengatur rezeki mu Nak, kamu di takdir kan ke sana" kata sang Nenek dengan membalas pelukan dari cucu nya itu
Yah itu PT Fiyaz company, selepas membereskan kamar nya, Meyra di buat gugup ketika melihat notifikasi email dari benda layar pipih lebar nya itu
Saat membuka nya meyra bergetar saking terkejut nya, surat lamaran kerja nya di terima, dan hari ini meyra akan melakukan training di perusahaan itu
Tapi ada satu nama yang membuat nya salah fokus, di sana tertulis direktur Hans, apakah itu Dia, nggak mungkin kan
Mengabaikan hak itu Meyra buru buru menghampiri sang Nenek untuk memberitahu kan hal ini
****
"Bagaimana, kamu sudah menerima gadis itu?"
Orang dengan nama asist. Raafi itu mengangguk, dan memberikan dokumen biodata Dari gadis itu kepada pak direktur nya
Tersenyum lebar, kala foto gadis itu terpampang jelas pada kertas HVS itu beserta biodata lain nya
"Meyra Roseyra, welcome"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!