Dunia yang sangat luas, miliaran makhluk hidup tinggal di dalamnya.
Manusia dan iblis, sejak era masalalu hingga masa kini, iblis merupakan musuh terbesar bagi umat manusia.
Juta'an umat manusia berusaha meningkatkan kekuatan, berperang melawan kejahatan, memusnahkan iblis dari dunia, hingga menciptakan kedamaian, itulah tujuan setiap orang ber kultivasi!
Di sebuah desa terpencil, mayoritas orang-orang di sini semuanya merupakan manusia fana, tidak memiliki kultivasi, mereka tidak bisa hidup abadi, karena bukanlah seorang cultivator.
Desa ini merupakan bagian dari sebuah negara yang bernama Negara Zhao.
Negara ini merupakan bagian wilayah dari Benua Qilin.
Di desa inilah seorang anak muda bernama Qin SHAN tinggal.
QIN SHAN terlahir sebagai seorang manusia biasa, usianya sekarang menyentuh 15 tahun, ia tinggal bersama kedua orang tuanya, ayah dan ibu.
Ayah QIN SHAN merupakan seorang tukang pandai besi, sedangkan ibu QIN SHAN hanya seorang ibu rumah tangga biasa.
Walaupun kehidupan mereka sangat sederhana, tetapi keluarga kecil ini tidak pernah mengeluh.
Ayahnya bernama QIN Zhi, ibunya bernama Lan Qiu.
Di hari itu, QIN SHAN akan pergi untuk bekerja.
Dia biasanya menjadi buruh sapu di sebuah sekte yang bernama SEKTE HANG YUE.
Alasan mengapa dia bekerja, itu karena QIN SHAN ingin membantu ekonomi keluarganya yang sulit, jika mengandalkan pendapatan dari sang ayah, itu tidaklah cukup, belum lagi keluarga mereka memiliki hutang dengan seseorang yang harus dicicil setiap bulannya.
QIN SHAN memiliki impian menjadi seorang cultivator, tujuannya adalah untuk melindungi kedua orang tuanya, namun spertinya itu sangat sulit dan sangat mustahil, karena QIN SHAN hanyalah seorang manusia fana yang tidak memiliki bakat kultivasi.
Pada saat itu, ibu dan ayah QIN SHAN berkumpul di depan rumah mereka yang terlihat sederhana, rumah itu hanya gubuk jerami.
Sang ibu memberikan bungkusan kain, itu adalah bekal untuk QIN SHAN, apabila putra mereka beristirahat dari pekerjaannya.
"THANG SHAN, ibu membawakan bekal makanan kesukaanmu, ambilah!"
Lan Qiu tersenyum hangat, saat ia meletakkan bungkusan bekal makanan itu ke tangan QIN SHAN.
Ayah dan ibu QIN SHAN memanggil putra mereka
sebagai THANG SHAN, ini adalah nama spesial dalam keluarga.
Sebenarnya, kedua orang tua QIN SHAN berulang kali melarang putranya untuk bekerja, karena mereka sangat menyanyangi QIN SHAN, apalagi ia merupakan putra tunggal mereka.
Orang tua mana yang ingin melihat anaknya kesulitan, jika bisa mereka tidak ingin kalau anak mereka mengikuti jalan sulit seperti kedua orang tuanya.
"Ayah, ibu, THANG SHAN pamit pergi! "QIN SHAN pun pergi meninggalkan desa.
Sesampainya di tempat ia bekerja, itu adalah Sekte Heng yue.
Sekte ini hanya sebagian cabang ketiga, dan merupakan cabang yang paling rendah, dengan kata lain, murid-murid di sini bakatnya tidak begitu baik.
Jumlah murid di sini ada sekitar ribuan jiwa, memiliki tiga tetua, satu seorang pria paruh baya yang merupakan penguasa cabang ketiga, namanya Heng Gong zi.
QIN SHAN sendiri, dia sudah melakukan pekerjaan sebagai tukang sapu.
Dia tidak sendiri, ada seorang pria yang selalu menemaninya saat bekerja.
Lebih tepatnya dia adalah sahabat dekat QIN SHAN, namanya Cang Yan.
Cang Yan merupakan seorang murid luar di sekte tersebut, usianya lebih tua satu tahun dari QIN SHAN, dia seorang pemuda yang ramah dan hangat kepada QIN SHAN.
Setelah calon murid yang berhasil bergabung dengan sebuah sekte, maka mereka akan memulai sebagai murid luar, jika potensi mereka bagus, maka mereka angkat diangkat menjadi murid dalam, begitu dan seterusnya, sampai mereka menjadi seorang murid inti, murid yang memiliki prestasi baik.
Mereka sudah lama menjalin persahabatan, hubungan mereka saat ini sangat baik.
Jika ada waktu senggang, Cang Yan selalu datang mengunjungi sahabatnya itu, mereka kadang berbagi pengalaman masing-masing.
Cang Yan menceritakan banyak hal mengenai dirinya yang sudah bisa membangkitkan dunia spiritual pada tubuhnya, yaitu dantian.
Mendengar itu, QIN SHAN ikut senang dengan pencapaian sahabatnya ini, tidak lupa dia juga memberikan selamat kepada Cang Yan, atas keberhasilannya.
"Teman, menjadi seorang cultivator sangat menyenangkan, apakah kamu tidak tertarik untuk bergabung dengan sekte ini?"
Mendengar itu, QIN SHAN tersenyum menggelengkan kepalanya, dia sebenarnya sangat ingin sekali bergabung dengan sekte, tapi dengan bakatnya, apakah mereka mau menerimanya sebagai murid.
Melihat temannya yang hanya diam, Cang Yan mengalihkan ketopik pembicaraan lain, hingga mereka saling mengobrol seperti biasanya.
Waktu berikutnya, QIN SHAN selesai dari pekerjaannya sebagai tukang sapu.
Sekarang adalah jam istirahat, ia memanfaatkan waktu itu untuk menikmati bekal yang diberikan sang ibu untuknya.
QIN SHAN pergi ke wilayah belakang sekte, karena di sanalah dia biasanya menghabisi waktu untuk beristirahat.
Tempat itu merupakan wilayah hutan perbukitan, yang di penuhi banyaknya pohon-pohon hijau.
Di bawah terik sinar matahari, QIN SHAN duduk seorang diri dan bersandar di sebuah pohon besar.
Dia sudah merasa kenyang dengan bekal yang dia bawa, masakan sang ibu tidak pernah mengecewakannya, itu benar-benar membuatnya ketagihan.
Biasanya, setelah selesai makan,QIN SHAN memanfaatkan waktu santainya dengan tidur selama beberapa jam, setelah ia bangun,QIN SHAN akan melanjutkan pekerjaannya kembali sebagai tukang sapu, saat sore hari, barulah dia bisa pulang.
Saat tengah asyik tiduran santai di atas rumput yang tebal, tiba-tiba saja dia mendengar sebuah suara yang masuk ke telinganya.
"Anak muda, kemarilah!" suara ini terdengar seperti seorang pria dewasa.
"Siapa itu?
"Dia reflek bangkit dan mencari dimana sumber Suara.
Namun setelah melihat sekeliling,QIN SHAN tidak mendapatkan siapapun di sana, selain dirinya dengan pepohonan.
'Apakah ini hanya halusinasi ku saja?” gumamnya seraya menghela napas.
Dia beranggapan, kalau halusinasi ini pasti disebabkan karena efek lelah dari pekerjaannya sebagai tukang sapu.
Namun, saat dia kembali untuk beristirahat, suara itu kembali terdengar.
"Anak muda, kemarilah, temui aku di bawah jurang!
" suara ini lebih jelas dari sebelumnya.
"Ini." QIN SHAN sekarang yakin, kalau suara ini bukanlah halusinasinya.
Dia mencari kemana arah suara itu terdengar, hingga dia tiba di tepi jurang.
Jurang ini sangat dalam, itu tidak jauh dari tempat dia beristirahat sebelumnya.
"Senior, apakah anda membutuhkan bantuan?!"
QIN SHAN meneriaki ke dasar jurang, dia berpikir kalau dibawah sana ada seseorang yang sedang membutuhkan bantuan.
Setelah beberapa menit meneriaki kedasar jurang, QIN SHAN tidak mendapati jawaban dari orang yang memanggilnya.
"Aneh, mengapa tidak ada jawaban sama sekali?
Aku sangat yakin, kalau suara sebelumnya benar-benar asli, ini bukanlah halusinasiku," gumamnya menggarukan kepala.
QIN SHAN berniat untuk pergi dari sana.
Saat salah satu kakinya ingin melangkah, ada semacam untaian energi kebiruan itu seperti tali yang muncul dari dalam jurang, menjerat kakinya, lalu menyeretnya untuk masuk kedalam jurang.
Menyadari hal itu, QIN SHAN sangat panik, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan, karena kejadian ini terlalu tiba-tiba.
"Tidak!"
Yang akhirnya dia diseret paksa untuk jatuh kedalam jurang.
Teriakannya sangat keras, QIN SHAN sempat meminta pertolongan, namun tidak ada satupun orang yang mendengarnya.
Beberapa saat setelahnya, QIN SHAN terbangun di suatu tempat yang gelap, tempat ini seperti lautan, dengan banyaknya kabut asap yang menghalangi jarak pandang matanya.
Awalnya ia mengira bahwa dirinya sudah mati, mengingat seorang sepertinya jika jatuh kedalam jurang sedalam itu, pasti tidak ada harapan untuk hidup, namun dia salah, dirinya ternyata masih hidup.
Ini bukan mimpi ataupun ilusi, dia sudah membuktikannya sendiri, memukul kepalanya dengan keras dan itu terasa sakit, dari situ dia yakin, kalau apa yang dia lihat saat ini bukanlah mimpi, itu nyata.
"Di mana aku saat ini? Tempat macam apa ini?"
QIN SHAN bertanya heran.
Dengan hati-hati, dia melihat sekeliling yang hanya ruang kosong.
Anehnya lagi, manusia sepertinya bisa berdiri di atas air, ini benar-benar membuatnya sangat terkejut.
“Ini adalah ruang jiwa, apa yang kamu herankan!" suara itu terdengar kembali.
Suara ini jauh lebih jelas terdengar, kalau ini merupakan suara seorang lelaki tua.
QIN SHAN terkejut mendengar suara sosok misterius itu, dia reflek membalikkan tubuhnya, hingga sejauh ratusan meter di depannya terlihat seorang lelaki sedang duduk bermeditasi.
Pria ini memiliki rambut putih panjang, wajahnya telihat pucat, dia mengenakan pakaian hitam, sosok ini sebenarnya hanyalah tubuh jiwa, yang tidak akan lama lagi segera padam.
Lelaki tua ini memiliki tubuh yang kurus. Sebenarnya, dia cukup tinggi dan mungkin terlihat lebih muda jika bukan karena kondisi jiwa yang sedang dia alaminya saat ini.
"Kamu.." QIN SHAN panik dan segera mundur, dia hanya seorang manusia biasa, ketika dihadapkan dengan sosok seperti ini dia pasti sangat terkejut.
"Bocah, ingin kemana kamu?"
Tepat ketika QIN SHAN berbalik arah, sosok lelaki tua tersebut kini berada tepat di depannya, yang membuat ia langsung jatuh terduduk.
QIN SHAN segera bersujud meminta maaf.
"Senior, aku tidak bermaksud untuk mengganggumu. tolong jangan bunuh aku, aku masih memiliki keluarga, jika aku mati mereka akan sangat sedih!"
Lelaki tua itu terdiam mengernyitkan alisnya.
" Anak ini hanya manusia biasa, tetapi aku melihat semangat juangnya sangat tinggi, mungkin dia bisa membantuku di masa depan kelak," pikirnya dalam hati.
"Bocah, bangunlah!
Sekarang bukan waktunya untuk menangis. Katakan padaku, siapa namamu?"
Lelaki tua itu membantu QIN SHAN untuk berdiri.
QIN SHAN buru-buru menangkupkan tangan.
" Namaku QIN SHAN, senior."
"QIN SHAN? Tidak buruk.
Nama yang cukup bagus," Lelaki tua itu menganggukkan kepala.
QIN SHAN kini mulai berani untuk menatap wajah lelaki tua itu.
"Senior, anda ini sebenarnya siapa?
Dan ini sebenarnya tempat macam apa?
"QIN SHAN bertanya penasaran.
"Namaku Luo Shen, ini adalah dunia jiwa. Tubuhmu saat ini berada di luar, sedangkan jiwamu masuk kedalam sebuah harta ruang milikku!
" balas lelaki tua itu tersenyum.
"Apa!?"
QIN SHAN sangat terkejut mendengar itu, dia baru tahu ada hal seperti ini di dunia kultivasi.
QIN SHAN menatap lelaki tua di depannya dengan tatapan tidak percaya.
"Senior, apakah anda tidak sedang bercanda?
"QIN SHAN masih tidak percaya kalau tubuhnya saat ini hanya kondisi jiwa.
Lelaki tua yang sedang duduk seketika tersenyum.
Sosoknya menghilang dengan cepat, begitu ia muncul dirinya sudah berada di hadapan OIN SHAN.
Tookk!
"Dasar kamu bocah, apakah menurutmu aku tampak seperti seorang penipu?
" Luo Shen menjitak kepala OIN SHAN dan memarahinya.
OIN SHAN terkekeh dan menggarukkan kepala dengan malu.
"Maafkan aku senior, diriku memang belum pernah mengetahui hal ini."
OIN SHAN memang pemuda yang polos, jadi sangat wajar bila ia tak mengetahui hal seperti ini sering terjadi pada dunia kultivasi.
Luo Shen tidak mempermasalahkannya, ia segera melambaikan tangan dan berbalik.
"Tidak masalah, lupakan saja.
Aku ingin bertanya padamu anak muda, apakah dirimu ingin menjadi seorang kultivator?"
OIN SHAN menganggukkan kepala, ekspresinya sangat begitu yakin.
"Junior memang sangat ingin menjadi seorang kultivator.
Hanya saja, junior sadar dengan kenyataan, kalau seorang manusia sepertiku sepertinya tidak akan pernah bisa!"
"Mengapa?" Luo Shen bertanya.
"Karena... Diriku tidak memiliki bakat, memang di antara setiap manusia sepertiku memiliki nasib keberuntungan, salah satu di antara manusia memiliki bakat untuk berkultivasi, namun tidak dengan ku, junior ini yang hanya seorang sampah tidak berguna!"
OIN SHAN mengungkapkan kalau dirinya seorang pecundang.
"Apakah dirimu menyesal karena telah dilahirkan?" Luo Shen bertanya seraya menyentuh salah satu bahu OIN SHAN.
OIN SHAN menggelengkan kepala pelan. "Tidak, aku sama sekali tidak menyesal.
Aku tidak pernah menyalahkan takdir ataupun kedua orang tua ku.
Bisa hidup dengan keluarga yang lengkap, menurut ku itu sudah lebih dari cukup!"
Kemudian Luo Shen berkata serius kepada OIN
SHAN.
"Mungkin orang tua ini dapat membantu mencapai semua keinginan mu itu, sekalipun kamu tidak memiliki bakat!"
"Senior, apakah itu benar?
" OIN SHAN tampak bersemangat mendengar itu.
Luo Shen menganggukkan kepala. "Benar sekali.
Aku tentu saja dapat membantumu agar dirimu dapat berkultivasi."
Melihat ekspresi Luo Shen yang mencurigakan, OIN SHAN terdiam sejenak, dia mengepalkan tangannya.
"Di dunia ini tidak ada yang gratis, aku sangat yakin pak tua ini pasti memiliki niat tersembunyi di balik kebaikannya, jika tidak mana mungkin dia menawarkan kesempatan bagus seperti ini.
Tidak bisa, aku tidak boleh terjebak dengan omong kosongnya.
" OIN SHAN membatin. "Bocah, apakah kamu sudah memutuskannya?
" Luo Shen bertanya dengan menatap pemuda itu serius.
Meski dalam hatinya menolak, akan tetapi OIN SHAN tetap menunjukkan rasa hormatnya sebagai junior.
"Maaf sekali senior, sepertinya aku tidak pantas
untuk berkultivasi.
Aku memang sudah ditakdirkan menjadi seorang manusia, jika begitu junior pamit pergi!"
Setelah menolaknya secara halus, OIN SHAN berbalik dan melangkahkan kaki hendak pergi.
"Anak muda, kemana kamu ingin pergi?" Luo Shen bertanya.
OIN SHAN langsung berhenti seketika ia teringat tentang dimana dia saat ini.
Menggarukkan kepala dengan malu.OIN SHAN memohon.
"Hehe, senior bisakah anda membawa ku keluar dari tempat ini?
Junior ingin segera pulang. karena hari sudah mulai gelap, dan mungkin ayah dan ibuku sedang menungguku dengan cemas!"
"Baiklah." Luo Shen menyetujuinya.
Yang mengherankan, ketika OIN SHAN menolak ajakannya, pria tua ini seolah tidak perduli sama sekali.
Luo Shen melambaikan tangan, seketika ruang portal lingkaran muncul di hadapan OIN SHAN.
"Ini." GIN SHAN sempat kaget melihat itu.
Namun sebelum OIN SHAN banyak tanya, Luo Shen memerintahkannya pergi.
"Pergilah.
Jika suatu hari kamu merubah pikiran mu, maka temui aku di tempat sebelumnya."
OIN SHAN mengangguk.
Setelah menangkupkan tangan sebagai salam perpisahan, pemuda itu pergi memasuki portal, walau cara dia melangkah masuk agak sedikit waspada.
Melihat OIN SHAN telah pergi, Luo Shen saat itu tersenyum.
"OIN SHAN. Anak muda yang tidak sederhana.
Jika aku berhasil melatih mu di masa depan, mungkin kamu bisa menjadi wadah yang sangat bagus untukku.
" Luo Shen bergumam.
Dirinya mengungkapkan alasan mengapa ia mau membantu OIN SHAN, yang padahal mereka tidak saling mengenal.
Tujuan utama Luo Shen adalah melatih OIN SHAN agar di masa depan kelak, tubuh fisik anak itu bisa menjadi wadah sempurna untuknya.
Memang seperti apa yang dipikirkan OIN SHAN sebelumnya, di dunia ini tidak ada yang gratis.
Karena segala sesuatu yang menguntungkan pasti harus ada bayarannya.
Di atas jurang,0IN SHAN sedang terbaring disana dengan mata terpejam.
Tidak diketahui berapa lama dia menghilang, namun hari sudah mulai gelap.
"Ini."
OIN SHAN pun terbangun, dia bangkit dan
mengucek matanya yang tampak ngantuk.
"Ternyata apa yang aku lihat sebelumnya bukanlah mimpi, pak tua itu memang benaran nyata.
Aku sangat penasaran tentang siapa pak tua itu sebenarnya?
"OIN SHAN berpikir selama beberapa detik.
Hingga di tengah pemikiran itu dia tersentak kaget.
"Astaga, aku lupa! Hari sudah mulai gelap, ayah dan ibu pasti sedang menungguku kembali!"
OIN SHAN buru-buru bangkit.
Setelah mengambil barang-barangnya, dia pun pergi untuk pulang ke rumah.
Whoosss!
Sementara ketika OIN SHAN baru saja pergi meninggalkan tempat itu. sesuatu yang bercahaya keemasan melesat keluar dari dalam jurang.
Tidak di ketahui mengenai wujud benda tersebut, namun seberkas cahaya seukuran kepalan tangan melesat pergi menuju ke kejauhan dan menghilang.
Pada malam harinya, OIN SHAN duduk berdua dengan ayahnya di kursi makan.
Di atas meja di depan mereka terdapat lauk dan sayur-sayuran yang cukup sederhana.
"THANG SHAN, bagaimana pekerjaan mu hari ini, apakah itu cukup melelahkan?
" Sang ayah bertanya.
OIN SHAN tersenyum menggelengkan kepala.
"Tidak ayah, THANG SHAN tidak merasakan lelah ataupun bosan, malahan THANG SHAN merasa sangat senang, karena di Sekte Hengyue THANG SHAN dapat berbicara dengan seorang teman."
OIN SHAN terpaksa berbohong dan pura-pura menyukai pekerjaannya agar sang ayah tidak mengkhawatirkannya.
Karena setiap yang orang tahu, tidak ada suatu pekerjaan yang tidak melelahkan kecuali tidur.
Sang ayah terdiam mendengar itu, meski OIN SHAN berkata begitu, akan tetapi jauh di dalam lubuk hatinya, sang ayah merasa dirinya itu merupakan kepala keluarga yang tidak berguna.
Karena dia telah mengorbankan masa muda putra tunggalnya hanya untuk bekerja setiap hari.
"THANG SHAN, maafkan ayah mu ini yang telah gagal menjadi seorang pria. ayah memang tidak bertanggung jawab."
Sang ayah menundukkan kepala menghadap OIN SHAN, seolah dia sedang meminta maaf dengan tulus.
OIN SHAN kaget dan buru-buru menyangkalnya.
"Tidak ayah,THANG SHAN sama sekali tidak pernah menyalahkan mu.
Aku seorang anak laki-laki, jadi sudah menjadi tanggung jawab ku untuk membantu kalian."
Pada saat yang bersamaan, ibu OIN SHAN tiba
dengan membawa semangkuk nasi.
Dan pada saat itu juga, sikap ayah dan anak kembali seperti biasa, seolah tidak pernah ada pembicaraan di antara mereka berdua.
"Suami, THANG SHAN, ada apa dengan kalian?
"Sang ibu penasaran dengan sikap suami dan putranya itu, mereka tampak tidak seperti biasanya.
OIN SHAN menggelengkan kepala tersenyum.
"Tidak ada ibu. putra mu ini hanya sedang lapar!"
OIN SHAN mengalihkan perhatian dengan mengambil semangkuk nasi dari tangan ibunya.
Sang ibu hanya tersenyum melihat tingkah laku putranya.
Sesaat sesudah menikmati makanan, sang ibu berbicara kepada OIN SHAN.
"Anak nakal, jawab pertanyaan ibu dengan jujur, apakah kamu masih memiliki angan-angan untuk menjadi seorang kultivator?"
"Ibu, aku.." OIN SHAN langsung terdiam.
Melihat sikap putranya seperti itu, sang ibu memberikan semangat.
"Mimpi mu tidak salah, setiap orang pasti memiliki keinginan masing-masing dan kamu juga berhak memiliki mimpi.
THANG SHAN putra ibu, bila suatu hari kamu
berhasil mewujudkan mimpi mu, ibu dan ayah ingin kamu membawa pulang seorang menantu perempuan, kami sangat ingin mempunyai seorang menantu yang merupakan seorang kultivator."
Sang ayah juga ikut menyahutnya. "Apa yang dikatakan ibumu itu benar.
Mungkin kami sudah tua, usia kami tidak sama seperti mu.
Bila suatu hari ayah dan ibu pergi meninggalkan mu selamanya, ayah dan ibu ingin ada seseorang yang dapat mengerti perasaanmu, mencintai mu dengan tulus.
Dengan begitu, jika usia kami nantinya telah mencapai akhir, kami bisa pergi dengan tenang dan tidak memikirkan bagaimana keadaan mu nanti!"
OIN SHAN mengangguk.
"Sebaiknya kalian jangan mengatakan hal tersebut, waktu masih panjang, masih ada begitu banyak kesempatan di masa depan bagi THANG SHAN untuk terus bersama kalian.
Bagiku di dunia ini tidak ada yang paling berharga selain kalian, ayah. ibu.
THANG SHAN sangat menyayangi kalian,"
Malam harinya,QIN SHAN terbaring di tempat tidur yang sangat sederhana.
Cahaya lentera malam terlihat sedikit meredup, ketika mengangkat satu tangan menghasilkan bayang-bayang. QIN SHAN pada saat itu sedang memikirkan semua kejadian yang baru saja dia alami.
"Sebelumnya pak tua itu mengatakan padaku bahwa berada di tempat sebelumnya, diriku hanya sebatas tubuh jiwa.
Tapi, begitu diriku keluar, mengapa aku bisa berada di atas jurang dan tubuhku pada saat itu nyata?
" QIN SHAN berpikir kalau pak tua Luo Shen seperti telah menyihir penglihatannya, sehingga dirinya yang polos berhasil tertipu dengan mudah.
QIN SHAN menggelengkan kepala, dia mencoba untuk membuang pemikiran tersebut.
"Tidak bisa, aku tidak boleh tertipu oleh pak tua itu!
"QIN SHAN meyakinkan dirinya sendiri.
Walau dia menolak, akan tetapi jauh di dalam lubuk hatinya,QIN SHAN sangat ingin menjadi seorang kultivator.
"Bagaimana rasanya menjadi abadi, hidup dalam waktu yang tak terhitung jumlahnya."
Di lain sisi QIN SHAN juga sedih.
Apabila suatu hari dirinya berhasil mewujudkan keinginan itu, dirinya pasti akan sendirian.
Mungkin seorang kultivator bisa hidup abadi, tapi tidak dengan kedua orang tuanya, karena mereka hanyalah manusia biasa.
QIN SHAN sangat bimbang dan bingung dengan mimpinya, karena bagaimana pun juga, hidup tanpa melihat senyumannya dari sosok yang mereka cintai akan merasakan kesepian.
Seraya terus memikirkan hal itu, tanpa sadar QIN SHAN telah menghabiskan waktu jam tidurnya.
"QIN SHAN,berhentilah berpikir, ingatlah kalau dirimu akan berangkat bekerja besok hari!
"QIN SHAN memarahi dirinya sendiri.
Setelah mengosongkan pikirannya, pemuda tersebut memejamkan mata dan tidur.
Hingga keesokan harinya.
Hari-hari seperti biasa,GIN SHAN pergi berangkat bekerja dengan berpamitan dengan kedua orang tuanya.
"Ayah, ibu, THANG SHAN pamit pergi.
"OIN SHAN membungkuk hormat sebelum dirinya pergi meninggalkan desa.
"THANG SHAN, berhati-hatilah di jalan!
"Sang ibu meneriaki putranya yang sudah berjalan jauh.
Mendengar teriakan itu, OIN SHAN mengangguk dan menjadi semakin semangat, walaupun hari-harinya
tak seindah anak seusianya yang sibuk mengejar mimpi, menikmati sumberdaya dari keluarga mereka.
Keluar dari desa kecil,QIN SHAN sampai di pusat perkotaan.
Orang-orang sangat ramai melakukan aktivitasnya seperti biasa.
Namun ketika melewati jalan gang sempit, QIN SHAN merasa seolah-olah seperti ada yang sedang mengawasinya.
Langkah kakinya terhenti mendadak.
"Aneh sekali, mengapa aku merasa seperti ada yang sedang mengawasiku.
Di jalan ini tidak ada siapapun.
Apakah ini hanya halusinasiku karena tadi malam aku telat tidur?"
"Huaa..” Sambil menguap karena ngantuk,QIN SHAN pun pada akhirnya pergi melanjutkan perjalanan menuju Sekte Hengyue.
Tepat di saat dirinya pergi. 100 langkah dari posisi QIN SHAN sebelumnya berada, terdapat makhluk kecil misterius yang mengawasi dari dalam tanah.
Makhluk ini tidak sepenuhnya menunjukkan tubuhnya, dia hanya memperlihatkan kepalanya saja.
Makhluk ini memiliki selaput mata panjang seperti mata keong.
Sepasang matanya merah dan terlihat sangat menjijikan.
Karena tak ada lagi yang perlu dia awasi, makhluk tersebut kembali memasuki tanah dan menghilang.
Di Sekte Heng yue.
Pagi itu banyak murid yang sedang berkerumun seperti sedang melihat hal penting di daftar papan pengumuman.
Tempat ini terletak tidak jauh dari arena pertarungan.
QIN SHAN yang sedang membersihkan arena sangat penasaran dengan yang para murid itu lihat.
"Apakah ada berita penting yang sedang mereka lihat?
" Meski penasaran QIN SHAN tidak berani meninggalkan pekerjaannya, sebelum dirinya selesai.
Sementara itu, yang dilihat para murid rupanya sebuah poster pengumuman.
Pengumuman ini berisi tentang tiga bulan lagi akan ada pertandingan besar antara setiap cabang sekte Heng yue.
Heng yue memiliki tiga cabang, cabang pertama, kedua dan ketiga.
"Menurut kalian, apakah murid-murid disini bisa memenangkan pertandingan?
Mengingat mereka semua yang berasal dari cabang satu dan dua memiliki kemampuan bakat yang luar biasa.
Sedangkan kita?" "Benar, apakah kita harus menyerah saja.
Tidak perduli seberapa banyak murid di cabang ini, pada akhirnya kita semua akan kalah dengan mereka yang merupakan para senior."
"Jika kita mengikuti pertandingan, aku takut kita nantinya akan mendapatkan penghinaan."
Semua murid disana pada menghela napas. Hingga salah seorang murid pria memberitahu keuntungan dalam pertandingan kali ini.
"Tapi, jika salah satu dari kita ada memenangkan pertarungan, dan mereka para tetua melihat kemampuan kita, mereka bisa saja akan merekomendasikan kita menjadi murid dalam, dan bagi siapa saja yang diterima menjadi murid dalam, maka mereka akan naik posisi dan bisa merasakan sumberdaya sekte cabang ke-2!"
Ketika para murid tengah bingung untuk mengambil keputusan.
QIN SHAN yang berada di tengah arena di datangi seorang teman.
Pria itu Cang Yan, satu-satunya murid yang mau menerima QIN SHAN sebagai teman.
"Teman, kemarin sore kemana saja dirimu, mengapa aku tidak melihat mu?
"Cang Yan bertanya.
Karena setiap sore, ketika mereka akan berpisah, keduanya pasti tidak lupa untuk berpamitan sebelum OIN SHAN pulang.
QIN SHAN menggelengkan kepala.
“Aku memiliki urusan terdesak, sehingga aku pulang ke rumah dan tak sempat bertemu dengan dirimu."
QIN SHAN berbohong kepada temannya, yang padahal dirinya masih berada di sekte.
QIN SHAN bingung.
Tidak seperti biasanya, kota yang ramai menjadi sunyi.
"Aneh sekali, mengapa aku tak melihat satu pun orang di kota ini?
Apakah sedang terjadi sesuatu?"
Melihat situasinya ada yang tidak beres QIN SHAN segera berlari menuju ke arah desa.
Pikiran qIN SHAN sangat kacau karena dia sangat khawatir terhadap kedua orang tuanya.
Ketika sampai di desa kecil, desa yang merupakan tempat tinggalnya, QIN SHAN berhenti secara mendadak dan tercengang.
Dia melihat kalau desa kecil itu sudah roboh dan dipenuhi dengan kobaran api.
"Bagaimana bisa seperti ini?
"QIN SHAN memandang desanya yang hancur dengan tatapan tidak percaya.
"THANG SHAN, cepat pergi dari sini, nak!" Terdengar suara lemah dari seorang wanita, sura ini berasal dari kediaman rumah miliknya.
"Ibu!"QIN SHAN yang mengenal suara ini langsung bergegas mendatangi rumahnya.
Dari reruntuhan tiang bangunan.0OIN SHAN melihat ada ayah dan ibunya disana.
Ibu QIN SHAN terduduk lemas, dan ayahnya aat itu sedang terbaring lemah.
Dan yang paling mengejutkan, tidak jauh dari tempat mereka berada,0OIN SHAN juga melihat ada begitu banyak mayat yang berserakan, dari anak kecil, pria hingga wanita.
"Ibu, ayah, apa yang sebenarnya sedang terjadi?
"QIN SHAN bertanya saat mendekati ayah dan ibunya.
Perasaan QIN SHAN bercampur aduk antara sedih dan marah.
Ayahnya saat itu terbaring dengan luka dibagian perutnya.
Sang ayah yang masih tersadar segera memperingatkan QIN SHAN.
"TANG SHAN, cepat pergi dari sini. De-Desa kita sedang tidak baik-baik saja.
" Ibu QIN SHAN juga berkata.
"THANG SHAN, cepat pergi dari sini nak.
Pergilah jauh-jauh dan jangan pikirkan kami, yang terpenting dirimu selamat!"
"Ibu, ayah, sebenarnya apa yang sedang terjadi?
" QIN SHAN bertanya bingung.
Melihat kondisi kedua orang tuanya, QIN SHAN sangat bersedih.
Namun tepat pada saat itu, ada semacam untaian cabang tajam yang langsung menusuk tubuh ibunya dari belakang.
Zrak! "Ibu!"
QIN SHAN sangat panik hari itu.
Ketika matanya melirik ke atas, ia melihat sosok makhluk besar dengan tubuh keras berbanyak cabang.
Cabang-cabang itulah yang telah menusuk ibunya dari belakang..
"Iblis!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!