Siapa yang tidak kenal Allan Ashton? Pengusaha berbakat yang sukses di usianya yang masih muda. Siapa sangka pengusaha muda berbakat ini dulunya adalah pembuat onar di masa mudanya, karena masalah broken home.
Tidak ada yang tahu kecuali Rena Ayu Puspita, wanita keturunan Indonesia yang pernah jadi korban pembullyan Allan semasa SD.
Allan selalu menjaga nama baiknya agar tidak ada yang bisa berusaha menjatuhkannya dengan menggunakan masa lalunya. Semua orang yang berhubungan dengan masa lalunya di ancam agar tidak ada yang bisa membocorkan masa lalunya. Namun nama Rena sepertinya tidak menjadi daftar yang di ancam Allan.
Tentu saja karena Rena saat itu hanyalah seorang wanita yang cuppu yang tidak pantas di perhitungkan apa lagi semenjak ia pindah sekolah dari sekolah yang sama dengan tempat Allan bersekolah karena keluarganya mengalami kebangkrutan akibat meninggalnya sang nenek dari pihak ibu Rena. Sampai mereka di pertemukan lagi saat Rena menjadi seketaris pribadi Allan.
Siapa yang menyangka jika wanita yang dulu adalah gadis cuppu dan tidak menarik kini berubah menjadi gadis manis yang mampu membuat Allan dan para pria lain jatuh cinta.
---
Allan Ashton (25) adalah pebisnis muda yang sukses di usianya yang masih muda, presiden direktur dari perusahaan Ash group yang bergerak di segala bidang; perhotelan, taman, perkebunan, perumahan dan masih banyak lagi. Tidak ada yang tidak mau berkenalan dengan Allan. Tidak heran selain kaya, Allan juga tampan.
Rambut hitam yang selalu tertata rapi dengan poni yang menutupi mata dark brown- nya. Dagu yang kekar dan hidung yang mancung bak pahatan patung Yunani. Dan memiliki kulit yang mulus bak kulit bayi, kulit yang putih bersih bak susu yang cocok dengan badan tegap berisi- nya di tambah dengan sedikit kotak- kotak di bagian perutnya membuat para wanita mengantri untuk berkencan satu malam dengannya. Namun siapa yang menyangka jika Allan akan jatuh cinta pada gadis yang dulu pernah di bully- nya.
Rena Ayu Puspita (27) wanita keturunan Indonesia yang dulu hanyalah gadis cuppu dan selalu di bully- nya kini hadir di hadapannya sebagai seketaris pribadinya. Bukan tanpa sebab Allan memperkejakannya meski ada kandidat lain yang melamar sebagai seketaris pribadinya. Melihat profil lamarannya membuat Allan yakin Rena adalah wanita yang sama dengan gadis SD yang dulu pernah di bully- nya.
***
“ kenapa kamu tiba- tiba mengajukan pengunduran diri?” ucap Allan pada Isabella, seketarisnya dulu sebelum di gantikan oleh Rena.
“ maaf, bos. Suami saya ingin saya hanya menjadi istri rumah tangga dan ibu rumah tangga.” ucap Isabella setelah mengajukan surat pengunduran diri. Allan tidak ingin melarangnya mengundurkan diri, biar bagaimanapun wanita itu telah menikah dan suaminya pasti merasa jika dirinya masih cukup untuk bekerja menafkahi istri dan calon anak yang sedang di kandung Isabella.
Allan menarik nafas kasar, ia terpaksa mencari seketaris pengganti saat itu dan karena Allan ingin seketaris yang kompeten Allan sendiri- lah yang membawahi dan menyeleksi langsung ajuan lamaran itu.
---
Setelah membuka lamaran, ada 3 profil kandidat pelamar yang kini di terimanya. 2 diantaranya memiliki paras yang cantik namun entah mengapa perhatiannya justru tertuju pada profil lamaran yang terakhir.
“ sial!” umpat Allan melihat foto frofil pelamar terakhir.
Setelah membuka lamaran, ada 3 profil kandidat pelamar yang kini di terimanya. 2 diantaranya memiliki paras yang cantik namun entah mengapa perhatiannya justru tertuju pada profil lamaran yang terakhir.
“ sial!” umpat Allan melihat foto frofil pelamar terakhir.
Meski itu sudah sangat lama sekali yaitu saat dirinya masih mengenyam bangku sekolah dasar. Foto pada profil tersebut sangat ia kenal. Gadis yang dulu merupakan teman sekolahnya sekaligus korban pembullyannya dulu.
Bukan tanpa alasan Allan menerimanya. Bukan karena tertarik tentu saja, melainkan untuk mengancamnya agar tidak menyebarkan fakta soal masa lalu yang akan menyebabkan hancur- nya pandangan orang pada dirinya. Dan membuat para investor tidak lagi mau bekerja sama dengan perusahaanya. Dalam pekerjaan Allan memang di kenal selalu menjaga nama baiknya.
Tepat pada hari interview, di panggilah Rena secara pribadi.
‘tok tok.’ suara ketukan pintu terdengar.
“ masuk.” ucap Allan tanpa basa basi.
Niat hati ingin mengancam berubah menjadi terpesona. Bagaimana tidak, wajahnya sangat berbeda dengan yang diingatnya dulu ataupun di foto tanda pengenalnya.
Gadis cuppu yang diingatnya memiliki rambut sebahu dan pony yang tebal yang menutupi alis tebalnya, meski wajahnya sama- sama bulat, namun gadis yang di hadapannya adalah wanita cantik yang sama sekali berbeda dengan yang ada di foto kartu tanda pengenalnya. Allan menatap wanita itu dari ujung rambut hingga ujung kaki untuk memastikan.
Gadis yang ada di hadapannya ini memiliki rambut yang sama; rambut hitam ikal, namunnya rambutnya telah memanjang dan tak lagi berponi. Alisnya yang telah tercukur yang sedikit di rapikan dengan pensil alis dan dengan mata hitam bulat yang tak berubah. Hidungnya tidak terlalu mancung namun terasa dengan wajah semi bulatnya yang tak terlalu berubah dari yang terakhir diingatnya. Bibir tipis sexy- nya yang sudah teroles lipstik merah terang yang membuat bibirnya semakin terlihat sexy membuat siapa saja ingin mencium dan ******* bibir sexy itu apa lagi jika bibir itu telah menyunggingkan senyum yang manis.
Tanpa Allan sadari ia telah meneguk saliva- nya sendiri terutama ketika matanya terus turun menjelajah setiap inch tubuh Rena. Lehernya yang semakin jenjang. Seingatnya tubuh Rena memang lebih berkembang dari teman- teman perempuan saat dia SD dulu, namun ia tak menyangka jika Rena akan memiliki dada sebesar itu, bahkan meski dada itu tertutup rambut panjangnya hal itu tidak menutupi dada besarnya. Pantat sekalnya yang tertutup oleh rok ketat bewarna hitam membuat Allan semakin kesusahan meneguk saliva- nya, ia bahkan tak berkedip menatap Rena.
Harus diakui tinggi badannya kurang, namun tubuhnya yang tegap di bantu dengan high hell yang tinggi menutupi kekurangan itu. Ia tak percaya jika wanita itu adalah wanita yang sama dengan teman sekelasnya saat SD. Bahkan seingat Allan gadis yang dulu diingatnya itu tidak tahu menahu soal riasan namun yang di hadapannya ini adalah gadis cantik yang semakin terlihat mempesona dengan ulasan bedak di wajahnya. Dan bibir tipis sexy- nya semakin terlihat sexy dengan warna merah terang yan cocok dengan warna rambutnya yang hitam.
“ tuan?” heran Rena melihat Allan hanya diam saja setelah memanggilnya.
“ ya.., ya?” ucap Allan tergagap. Ia baru sadari jika ini adalah sesi interview.
“ namamu Rena Ayu Puspita?” ucap Allan akhirnya.
“ iya, Tuan.” ucap Rena menggangguk.
“ kenapa foto di kartu pengenalmu berbeda? Ini bukan foto palsu- kan?” ucap Allan curiga.
“ bukan tuan, itu foto saat saya saat masih berusia 17 tahun, kebetulan itu berlaku seumur hidup. Jadi fotonya tidak bisa saya perbarui.” ucap Rena jujur.
“ be.., begitu?” ucap Allan menatap Rena, memastikan apakah gadis ini berbohong atau tidak. Harus diakui wajahnya tampak berubah namun tidak begitu berbeda dengan yang ada di foto. Hanya ulasan bedak yang membuatnya sedikit mempesona.
‘ bagaimana wajahnya bisa berubah sedrastis itu?’ batin Allan sedikit terpesona.
“ baiklah, sesi interview ini selesai, silahkan anda kembali lagi besok pagi untuk di ajarkan tentang pekerjaan ini. Sekalian membicarakan tentang gaji anda.” ucap Allan yang langsung membuat senyum gembira muncul di wajah Rena, tanpa sadar Allan ikut tersenyum. Setelah sosok Rena menghilang keluar dari ruangannya ia mengambil ponselnya dan menelpon dengan nama yang sama dengannya.
“ aku minta data lengkap tentang Rena Ayu Puspita, perjalanan hidupnya hingga ia berubah menjadi seperti ini.” ucap Allan pada Alan. Temannya yang sama- sama berasal dari SD yang sama dan memang benar ia memiliki nama yang sama namun Alan bekerja sebagai bodyguard Allan sekaligus penyedia informasi terpecaya Allan karena meneruskan usaha ayahnya sebagai penyalur tenaga security nomor satu di negara mereka.
“ Rena teman SD kita?” tanya Alan.
“ ya, aku bertemu dengannya saat sesi mencari seketaris untuk mengganti Isabella yang mengundurkan diri. Aku menerimanya untuk mengancamnya, namun aku terkejut pada perubahannya, bisa kamu cari tahu?” ucap Allan menjelaskan.
“ tentu.”
Tidak butuh waktu lama agar laporan dikirimkan. Allan membaca berkas yang baru saja di print itu.
Menjelaskan saat neneknya meninggalkan ia terpaksa harus pindah rumah karena pembagian harta waris yang memecah rumah mereka tinggal. Selama SMP ia bersekolah di SMP negeri biasa dan SMA ia mulai menyukai kakak kelasnya namun tidak berani menyatakan perasaannya. Disinilah ia mulai berlatih merias dirinya, namun saat kelas 3 SMA kakak kelasnya itu telah lulus dan tak pernah kelihatan, membuatnya terperangkap kembali pada dirinya yang suka makan dan ngemil. Menjadikannya sedikit gemuk setahun belakangan. Melihatnya Allan menyungging- kan smirk smile- nya lalu membaca lagi.
Namun setelah melanjutkan kuliahnya ia menemukan kekasihnya yang sekarang dan berhasil menurunan beratnya hingga 10 kilo hingga seperti sekarang. Mulai kembali merias dirinya dan mulai memanjangkan rambutnya karena kekasihnya menyukai rambut yang panjang.
“ jadi wanita ini sudah memiliki kekasih?” ucap Allan entah mengapa menjadi kesal.
‘ mungkinkah aku harus bertanya apa ia mengingatku atau tidak besok, sepertinya ia tidak mengingatku saat sesi wawancara tadi atau ia hanya pura- pura bodoh agar bisa diterima?’ batin Allan.
-- keesokan harinya--
Jam menunjukkan pukul 7 dan Rena telah sampai di kantornya padahal jam yang di janjikan baru jam 8 pagi. Rena tak ingin telat di hari pertama kerja. Dan tanpa Rena duga Allan juga telah sampai di kantornya dan menatap Rena dari balik jendela kaca ruangannya.
“ kau sudah datang?” ucap Allan saat jam menunjukkan pukul 8.
“ iya, tuan.” jawab Rena berdiri tegak.
“ masuk- lah, aku sendiri yang akan mengajarimu apa yang harus kamu pelajari, harus diingat aku ini orang yang kompeten dan sedikit perfeksionis, aku tidak menerima kesalahan sedikitpun paham?” ucap Allan.
“ baik tuan.” jawab Rena sambil menunduk hormat, mensjajari langkah Allan masuk ke ruangan Allan. Setelah mengajari beberapa hal dan membicarakan berapa gaji yang diinginkan, Rena mulai aktif bekerja. Dan kembali ke meja- nya.
‘ aku benar- benar tak menyangka jika wanita ini adalah gadis yang cuppu dulu, padahal sepertinya dulu dia ini tipe yang pendiam, tapi aku lihat sekarang dia menjadi pribadi yang ramah.’ bantin Allan melihat Rena menyapa orang- orang yang telah datang. Seingatnya dia juga gadis yang kikuk, tapi Rena yang ada di hadapannya sangat lihai dalam menangani document. Bahkan terlihat ia sangat pandai dalam menggunakan computer dan ide- ide yang ia sebutkan sangat segar.
“ Rena?” sapa salah satu karyawan pria, melihatnya entah mengapa Allan tidak menyukainya.
“ iya?” Rena menyapa Ardian ramah.
“ aku buatkan coffee, sebagai anak baru kau cepat memahami pekerjaanmu, ya.” ucap Ardian tampak wajahnya bersemu merah, Allan yakin jika karyawannya ini menyukai Rena.
“ bagaimana jika nanti kita makan siang ba…,” baru mau Ardian mengajak makan siang, Allan memanggil Rena.
“ Rena!” ucap Allan dengan nada gusar entah mengapa.
“ ya, tuan?” ucap Rena masuk keruang kerja Allan.
“ mulai besok kamu satu ruangan denganku hanya saja di batasi sekat. Aku akan minta mejamu dan barangmu di pindahkan kesini.” ucap Allan tiba- tiba.
“ baik tuan.” ucap Rena yang bingung namun di hari pertama kerja ia tak ingin membantah Allan yang sudah tampak menahan kesal.
“ jika tidak ada yang di butuhkan lagi saya kembali bekerja.” ucap Rena munundukkan kepala hormat.
“ Rena.” ucap Allan setelah menimbang.
“ ya?” Rena membalikkan badan menghadap Allan lagi.
“ apa kau pernah mengenalku sebelumnya?”
Rena menggeleng.
“ saya baru bertemu dengan anda kemarin saat interview.”
“ apa kau tidak pernah melihatku dari televisi?” ucap Allan mulai melantur.
“ saya tidak begitu mengikuti berita entertaiment.”
“ kalau begitu mulai besok kau juga harus menonton berita entertaiment, karena pekerjaan kita nanti akan sering bertemu artis, pejabat, para orang kaya dan pengusaha tingkat atas.” Allan menjelaskan.
“ ba.., baik.” jawan Rena gugup. Satu- satunya yang tak ia sukai adalah menonton berita tentang infotaiment, ia bahkan tak tahu gosip tentang artis yang sedang hangat sekarang.
“ satu lagi.”
“ ya, Tuan?”
“ siang nanti temani saya makan siang di resto XX.” ucap Allan saat melihat ini sudah hampir jam makan siang dan mengingat janji makan yang tadi diajukan Adrian tadi.
“ ap? Kenapa? Tugas saya hanya menemani anda saat bisnis saja.” pertanyaan akhirnya keluar dari mulut Rena.
“ apa kamu mau menolak tawaran saya?” tanya Allan akhirnya. Rena menggeleng.
“ tidak tuan. Ta.., tapi..” ucap Rena ragu.
“ apa lagi? Kamu mau di hari pertama kamu bekerja, gaji kamu saya potong karena menolak ajakan saya?” geram Allan.
“ saya bukannya mau menolak tapi saya memiliki pantangan makanan dan makanan utama resto XX sangat saya hindari.” ucap Rena akhirnya setelah menimbang. Allan melihat lagi berkas data diri Rena.
“ Allergic? “ ucap Allan setelah membaca bidata diri Rena.
“ I.., iya.” ucap Rena ragu.
“ baiklah, maafkan aku sudah memaksamu, kau mau makan apa?” ucap Allan melembut.
“ saya? Kenapa?” ucap Rena bingung karena bos- nya ini mau mengikuti selera Rena.
“ kau seketaris baru ada baiknya aku bisa memahami seketaris- ku untuk memudahkanmu membantuku bekerja. Jika nanti kau menemaniku menjamu para klien penting.” ucap Allan akhirnya.
“ ta.., tapi.” ucap Rena tidak enak.
“ kau mau buat aku menunggu?”
“ saya suka apapun tuan, kecuali pantangan saya, saya suka makanan berbau asin, telur dan keju.” ucap Rena jujur melihat tatapan mengintimidasi Allan.
“ kau tidak suka daging?”
“ suka, tapi saya harus mengganti protein yang tidak bisa saya dapat dari protein seafood dengan mengosumsi keju dan telur.” ucap Rena akhirnya.
“ kasihan, padahal seafood itu sangat enak.” ucap Allan berniat menggoda.
“ saya dulu sebenarnya juga bisa makan seafood tuan.”
“ benarkah?” ucap Allan tak menyangka.
“ iya,saya mulai terkena allergic ketika saya dewasa, suatu hari saya makan seafood bareng keluarga, disaat yang lain sedang makan bersama saya mulai merasa gatal di sekujur tubuh, pulang- pulang badan saya memerah semua, dan saya mulai sesak nafas.” niat menggoda hilang saat mendengar Allergic Rena yang ternyata cukup berbahaya.
“ maafkan aku sudah mengungkit masa lalu, kembalilah bekerja, jika sudah waktunya makan aku akan keluar.” ucap Allan yang akhirnya di angguki Rena dan wanita itu mulai keluar sebelum akhirnya menutup pintu ruangan Allan dengan pelan.
‘ kenapa aku harus peduli pada gadis itu? Padahal niatku hanya mengancamnya.’ ucap Allan menyenderkan tubuhnya di kursi kebesarannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!