NovelToon NovelToon

Kita & Rasa

1. Wilona

"Wilona ? tolong temani Jansen belajar ,saya harus segera rapat"

Teriakan menggema terdengar dari lantai empat bangunan kantor yang juga dijadikan rumah itu.

"baik bu , saya naik ke atas " Yang di panggil segera berlari menaiki tangga dari lantai tiga menuju lantai empat, Wilona namanya, gadis cantik yang kini bekerja sebagai pengasuh seorang anak bernama Jansen.

Wilona baru saja seminggu bekerja di tempat ini , karena keterbatasan biaya, Wilona yang baru lulus SMP tak bisa meneruskan pendidikan nya , dirinya menghabiskan waktu untuk membantu orang tuanya di kebun , setelah salah satu tetangganya menawarkan peluang kerja di ibu kota ,akhir nya Wilona memutuskan untuk bekerja di tempat ini.

Wilona adalah seorang yang cukup pendiam ,namun jika Wilona sudah mendapat teman akrab yang membuat Wilona nyaman ia akan berubah drastis menjadi seseorang yang bawel dan antusias.

"Salah sayang , satu di tambah satu itu sama dengan dua , coba deh hitung lagi" Wilona menemani Jansen mengerjakan Pekerjaan rumah nya.

"gak mau ! Ah !" Jansen melempar buku belajarnya , Wilona hanya mengambil buku itu dan menghela nafas ,Jansen adalah anak yang sangat aktif dan nakal , namun, walau baru seminggu Wilona bekerja ,Wilona sudah bisa mengerti bagaimana cara menjinakan anak nakal ini.

"kalau gak selesai kakak gak mau buatin puding" Wilona meletakan buku yang tadi dilempar Jansen kembali ke tempat nya.

"puding nya pake buah yah?" Jansen yang tadinya tantrum kini mulai mengerjakan tugasnya kembali .

Wilona hanya mengangguk dan tersenyum, sembari menunggu Jansen belajar ,Wilona memperhatikan seisi kamar majikan nya itu yang di isi peralatan dan barang - barang mewah , jauh berbeda dengan kamar Wilona di kampung.

Wilona mempunyai satu kakak laki - laki bernama Bagas yang juga bekerja di ibu kota sebagai buruh pabrik , Wilona sebenar nya tak mau pergi jauh dari rumah ,namun keterbatasan ekonomi membuat Wilona tak tega jika harus selalu tergantung kepada kedua orang tuanya yang berpenghasilan minim ,Wilona juga kasihan kepada Bagas jika terus - terusan mengandalkan nya karena penghasilan Bagas juga tak banyak.

Hari demi hari Wilona lewati dengan bekerja , kini Wilona tak bisa lagi merasakan tidur siang atau bermain, bahkan saat malam hari , Jansen kadang kala datang ke kamar Wilona untuk mengajak Wilona bermain.

Orang tua Jansen selalu sibuk bekerja , Walau kantor mereka berada di lantai bawah gedung ini tetap saja Jansen yang nakal tak boleh di bawa ke kantor , Wilona harus menjaga Jansen setiap waktu dari mulai mengantar ke sekolah , mengajak Jansen bermain dan belajar juga kadang - kadang Wilona harus pergi membawa Jansen ke mall untuk bermain.

"ta da ! Puding nya sudah jadi " Wilona menyajikan puding cokelat dengan toping buah strawberry yang menjadi kesukaan Jansen , Jansen bertepuk tangan dan memakan puding itu dengan lahap.

"harus nya masukin kulkas dulu sih Jans , malah langsung di makan" Wilona dengan gemas memperhatikan Jansen yang menikmati puding buatan nya.

"jangan lupa Les Bahasa Inggris "

Wilona melirik jam dinding setelah mendapat pesan dari ibu Jansen, dengan terburu - buru Wilona memberi Jansen minum dan membersihkan wajah Jansen dengan tisu agar tak belepotan , Wilona menggendong Jansen dan tak lupa membawa tas nya.

Wilona yang masih terbilang baru masih sering lupa dengan jadwal Jansen.

sore ini Jansen ada Les bahasa Inggris.

"ayo pak , ke sekolah inggris " Ujar Wilona yang sudah menaiki mobil , sementara Jansen ia berikan ponsel agar tak berulah.

"berangkat ke Inggris " ucap pak supir yang memang di tugaskan untuk mengantar - jemput Jansen , pak supir sudah akrab dengan Wilona dan sering bercanda.

Wilona menarik nafas lega , untung lah Jansen tak telat masuk Les, Wilona duduk di bangku yang ada di depan kelas Jansen .

Pandangan nya tertuju pada kegiatan sekelompok remaja yang tengah melakukan acara dance ala ala korea di seberang jalan sana.

Wilona tersenyum sinis , dirinya sungguh iri kepada anak - anak itu ,yang bisa bebas bermain tanpa harus bekerja.

2. Raka

"Raka ! "

Mama Raka sudah beberapa kali memeriksa ke kamar putra sulung nya itu untuk membangun kan nya.

"Raka , ayo bangun sayang , tolong jemput adik mu keburu sore ini "

Yang di panggil sama sekali tak bergeming, tak ada tanda - tanda akan bangun dari tidur nya.

"baiklah dalam hitungan tiga , mama akan sobek nih yah kalau gak bangun juga , satu .. " Mama raka mulai menghitung sambil memegang sebuah poster yang menempel di dinding kamar Raka.

"dua..." Lanjut mama Raka.

"jangan ! Itu limited edition tau ma ! iya - iya aku bangun " Raka menyerah , walau pun dirinya tahu mama nya hanya mengancam ,namun Raka takut jika mama nya tak sengaja merobek poster grup idola kpop kegemaran nya.

"gak habis pikir mama , suka sama idol cowo ,awas aja kalau kamu macem - macem , mama gantung kamu yah !" ujar mama raka yang sedikit kesal karena anak sulung nya itu begitu menggemari boyband korea , bukan apa - apa, mama Raka hanya takut Raka salah gaul saja.

"udah dong ma ,kan Raka sering jelasin ke mama kalau Raka itu terinspirasi sama mereka ,bukan nya cinta " Raka yang sudah muak dengan pembahasan ini merespon dengan ketus sambil memakai jaket nya dan bersiap menjemput adik nya yang sedang Les.

"Yasudah jemput adik mu , mama mau masak " Mama Raka menghilangkan pikiran aneh nya lalu keluar dari kamar Raka.

Raka adalah anak sulung di keluarga ini ,dia memiliki adik bernama Arka yang masih kelas satu Sekolah Dasar , sementara Raka sendiri masih bersekolah, Raka kini duduk di bangku kelas tiga sekolah menengah atas .

Disekolah , Raka merupakan salah satu murid populer ,bukan karena Raka pintar dalam pelajaran ,namun Raka yang hobi basket dan dance menjadikan nya populer di kalangan para murid perempuan , Raka mempunyai perawakan yang tinggi dan kurus , kulit putih bersih dan hidung nya yang mancung juga selalu menjadi bahasan para gadis.

Raka mengambil kunci motor nya , lalu berangkat mengendarai motor menuju tempat les Arka untuk menjemput nya.

"Hey ! pake mobil dong ih , Ya Tuhan ! " mama Raka memanggil Raka yang sudah sangat jauh , tak habis pikir dengan Raka yang membawa motor padahal adik nya masih cukup kecil dan sering kali tertidur di perjalanan.

Di usia nya yang masih 17 tahun, Raka sama sekali belum pernah memiliki pacar , banyak perempuan cantik di sekolah nya ,namun tak ada satupun yang berhasil memikat hati Raka.

"ish belum bubar ternyata, tau gitu gak buru - buru tadi ,mana gak bawa HP " Raka mengeluh saat adik nya ternyata masih belajar , Raka yang lupa membawa HP memutuskan untuk berjalan - jalan disekitar kelas adik nya agar tak jenuh menunggu.

Raka melihat seseorang tengah duduk di salah satu kursi sembari memperhatikan event dance di sebrang jalan.

"Wah bajunya! " Raka dengan semangat menghampiri perempuan itu.

"Hay ! Boleh duduk ?" ucap Raka dengan ramah kepada Wilona yang sedang menunggu Jansen.

"Astaghfirullah! Kaget ,kamu kok ada disini tiba - tiba ? Silahkan kalau mau duduk " Wilona mengelus dadanya ,ia sungguh terkejut dengan kehadiran Raka yang tiba - tiba saja sudah ada dihadapan nya.

"eh maafin aku , aku gak tahu kalau kamu lagi melamun" Raka lalu duduk dan meminta maaf karena telah mengejutkan Wilona.

"Namaku Raka " Raka mengulurkan tangan nya untuk mengajak Wilona berkenalan.

"Wilona " Wilona dengan cepat menyalami Raka , dirinya yang jarang berinteraksi dengan laki - laki sedikit canggung.

Di kampung, Wilona memang banyak mengenal laki - laki, namun itu hanyalah teman sekolah atau tetangga nya ,dan Wilona sangat jarang berinteraksi.

"kamu suka sama boyband itu yah ? Aku juga nih lihat baju aku" Raka membuka resleting jaket nya untuk menunjukan baju yang sama seperti yang di pakai oleh Wilona.

"oalah , ternyata ,iya aku suka sih tapi sebatas suka aja sama lagu - lagu nya, kamu beneran suka sama boyband ?" Wilona sedikit bingung walau memang banyak laki - laki yang menyukai boyband korea namun Wilona merasa agak aneh jika bertemu langsung dengan seorang fanboy atau sebutan untuk fans dari idola laki - laki.

"jangan mikir aneh - aneh deh ,aku tuh cuma suka dance mereka ,energik banget, aku suka dance , bukan aku cinta mereka " Raka lagi - lagi merasa sedikit kesal ,jika ia ketahuan sebagai fanboy sudah pasti orang - orang akan menganggap nya aneh.

Padahal Raka hanya terinspirasi dengan idola nya itu bukan nya fanboy yang fanatik.

"eh maaf aku udah suudzon" ujar Wilona

Mereka berdua menghabiskan waktu menunggu mereka dengan mengobrol kesana kemari , bukan membicarakan hal pribadi masing - masing tapi membicarakan boyband kegemaran mereka.

Raka yang merasa memiliki teman baru sangat antusias dengan Wilona , apalagi setelah Raka perhatikan Wilona memang cantik dan obrolan Wilona membuat Raka nyaman.

"Kakak Wilona !" Jansen yang baru saja keluar kelas memanggil Wilona yang tengah asyik mengobrol.

"Maaf yah aku harus segera pulang ,makasih udah nemenin ngobrol " Wilona segera menghampiri Jansen dan meninggalkan Raka.

Jika Jansen tak langsung Wilona hampiri maka Jansen yang nakal akan berlari menjauh dan Wilona akan kesulitan mengejarnya.

"kakak !" Arka yang ternyata teman sekelas Jansen memanggil Raka .

Raka yang masih duduk di tempat itu melihat Wilona yang memasuki mobil bersama Jansen , Wilona melirik Raka dan mengangguk untuk berpamitan, Raka melambaikan tangan nya namun Wilona tak membalasnya karena repot dengan Jansen.

"aduh bego ! Kenapa gue gak minta nomor telepon nya , Astaga " Raka mengeluh dengan kebodohan nya sendiri yang tak sempat meminta nomor telepon Wilona.

"kakak ! Ayo pulang!" Arka menghampiri Raka dan mengajak nya pulang.

"iya ayok dek " Raka pun pulang dengan perasaan hampa karena ia baru saja bertemu dengan seseorang yang berhasil membuat nya nyaman pada pertemuan pertama ,namun Raka lupa untuk meminta kontak Wilona.

..

Malam harinya ,Raka sama sekali tak bisa tidur memikirkan Wilona , wajah cantik Wilona seakan berputar di pikiran Raka.

"aduh bego banget sih !" ucap nya .

Raka yang tak bisa tertidur pergi keluar dari kamar nya dan pergi ke kamar Arka ,di buka nya pintu kamar perlahan takut Arka sudah tertidur.

"hey boy ! Kok masih melek sih "

Arka masih bermain game di ponsel nya, Raka tidur disamping Arka dan mulai bertanya sembari melihat Arka bermain game.

"kamu lihat ,kakak cantik yang tadi duduk sama kakak ?" Raka dengan hati - hati bertanya tentang Wilona kepada Arka.

"Oh itu --" Jawab Arka dengan cukup keras.

"ssst diam dong,pelan - pelan nanti kedengaran mama" Raka mengontrol adik nya itu untuk bekerja sama.

"itu sus nya Jansen teman sekolah Arka , kita juga les bareng " jawab Arka perlahan.

"oh sus nya , kok Jansen manggil nya kakak?" Raka lanjut bertanya.

"gak tahu tanya aja sama Jansen " Jawab Arka seadanya.

"ih kakak kira kamu tahu" Raka mencubit pipi Arka gemas.

Raka kini sudah paham bahwa Wilona bekerja mengasuh Jansen .

"Ya Tuhan ! Bukan nya di ajak bobo adik nya malah ditemenin main game " mama Raka tiba - tiba saja sudah berada di dalam kamar Arka dan seperti biasa mulai mengomel.

"Kabuuurrrr ! " Raka menutup telinganya dan berlari keluar dari kamar Arka.

..

Keesokan Hari nya Raka bangun lebih awal dari biasanya , Hari ini dirinya libur sekolah dan memutuskan untuk mengantar Arka pergi sekolah siapa tahu ia bisa bertemu dengan Wilona.

Raka melihat keluar jendela ,pagi ini hujan turun dengan sangat deras.

"tak apa hujan ,pake mobil aja " ujar Raka yang sedang memakai minyak wangi setelah mandi dan mengenakan baju juga jaket yang sama dengan yang kemarin ia pakai agar Wilona bisa mudah mengenali nya pikir Raka.

Raka menuruni tangganya ,kamar Raka dan Arka berada di lantai dua dilirik nya pintu kamar Arka yang masih tertutup.

"pasti Arka udah di ruang makan , ini udah jam tujuh soalnya" ucap Raka berbicara kepada diri nya sendiri.

"Loh mana Arka ma ?" tanya Raka sesampainya di ruang makan , tak ada Arka disana hanya ada mama nya yang sedang memasak.

"masih tidur kali " jawab mama Raka .

"loh gak di bangunin tah?" tanya Raka seraya duduk di meja makan dan meminum susu yang disiapkan mama nya.

"kamu ini mau kemana loh kak?" mama Raka tak biasa melihat Raka bangun pagi di hari libur.

"mau anter Arka sekolah lah ma ,mumpung aku libur " jawab Raka .

"bocah gendeng ,kalo kamu libur yah Arka juga libur ,ini kan hari minggu !" Mama Raka menggelengkan kepalanya bingung dengan Raka yanh entah kemasukan setan apa.

"Stress " tambah mama Raka .

Raka menepuk jidat nya , Wilona terlalu membuat nya bersemangat dan melupakan hal - hal penting.

3. Takdir Yang mempertemukan Kita

Hujan masih turun dengan deras nya , ditambah dengan gemuruh nya angin seakan menggambarkan suasana hati Wilona yang sedang dilanda ke jenuhan.

Bagaimana tidak , Jansen sangat nakal hari ini Jansen tak berhenti mengacak - acak mainan dan barang - barang yang ada di ruang Tv tempat mereka bermain.

"Jans udah dong "

Jansen tak merespon larangan Wilona bahkan semakin menjadi - jadi .

Wilona yang tak berani melarang lebih jauh hanya bisa pasrah dengan pekerjaan nya ini, Wilona membereskan mainan yang di lempar oleh Jansen ,namun setelah semua rapi Jansen kembali mengacak - acak mainan nya lagi.

Wilona kini hanya berdiri melihat kenakalan Jansen , tenaga dan mental nya harus kuat agar bisa bertahan pada pekerjaan ini.

"Stop ! Udah cukup ,dari pada kamu berantakin mainan mending kita ke mall , ayo ganti baju"

Mama Jansen yang baru naik ke lantai empat akhirnya bisa membuat Jansen berhenti setelah mengajak Jansen ke mall.

Wilona akhirnya bisa lebih tenang lalu mulai membereskan kekacauan yang disebab kan oleh Jansen.

"Wil kamu ganti baju juga yah kita jalan - jalan ke mall"

Baru saja Wilona memikirkan untuk bersantai di kamar nya karena Jansen akan dibawa ke mall oleh mamanya ,justru Wilona juga di ajak.

"baik bu" jawab Wilona pasrah.

Wilona sudah hapal yang di maksud jalan - jalan oleh mama jansen adalah mengikuti dan menemani Jansen bermain.

Dan benar saja , saat sampai di mall , mama Jansen menitipkan Jansen kepada Wilona ,sementara dirinya pergi ke salon untuk perawatan.

Namun setidak nya disini lebih aman , Wilona tak perlu khawatir Jansen akan mengacak - acak mainan ,karena di tempat ini Jansen bisa bebas bermain apa saja,Wilona hanya perlu memantau Jansen saja.

Setelah beberapa lama bermain Wilona menyuapi Jansen makan , setelah itu Jansen yang belum puas bermain kembali ke tempat bermain nya.

Wilona membeli roti sebagai pengganjal perut nya , jika Wilona membeli makanan berat dia sudah pasti repot karena takut kehilangan jejak Jansen.

Jansen bermain seharian, Wilona sendiri bingung kenapa Jansen se kuat itu , hingga sore hari akhirnya tenaga Jansen habis dan mulai menghampiri Wilona.

Jansen tertidur dipangkuan nya, Wilona menelepon mama Jansen yang masih melakukan perawatan di salon,mama Jansen meminta Wilona untuk ke mobil duluan.

"eugggh berat banget sih kamu kalo lagi tidur" keluh Wilona saat menggendong Jansen yang tertidur pulas.

"duduk dulu deh sebentar" Wilona yang sudah sangat lelah ditambah belum mengisi perut nya memutuskan untuk duduk sebentar di kursi yang ada di dalam mall.

"Astaghfirullah capek nya" Wilona mengusap keringat nya yang mulai bercucuran dan mengatur nafasnya.

Gep..

"Astaga ! "

Wilona sedikit berteriak saat seseorang mengambil Jansen dari pangkuan nya.

"loh kamu , lagi - lagi ngagetin" Wilona memukul bahu Raka karena dirinya benar - benar kaget.

Raka yang sudah terlanjur bangun pagi - pagi dan bersiap pergi di ajak oleh orang tuanya ke mall, Raka yang sedang menemani Arka bermain game tak sengaja melihat Wilona dan mulai mengikuti nya.

"hay kita ketemu lagi yah, mau dibawa ke mana anak ini?" Raka menyapa Wilona.

"ke mobil , tapi aku tadi capek banget jadi istirahat dulu " Wilona kali ini sedikit canggung dengan Raka , ia tak menyangka bisa bertemu Raka disini.

"yuk " Raka menggendong Jansen di ikuti oleh Wilona menuju ke parkiran , setelah Jansen di masukan ke dalam mobil, Wilona menghubungi mama Jansen dan diminta untuk menunggu sebentar lagi.

"Kita nunggu disana aja yuk? " Raka menunjuk kursi yang tak jauh dari parkiran mobil Jansen, Wilona setuju lalu mereka duduk disana dan mengobrol.

"Dia adik kamu yah? Jansen kan namanya? " Raka memulai pembicaraan,walau dirinya sudah tahu Jansen bukan lah adik Wilona ,namun Raka tak bisa mencari topik pembicaraan yang lain.

"bukan , aku kerja ngasuh dia , kok kamu tau Jansen ?" Wilona berkata jujur dan juga bertanya dari mana Raka tahu Jansen.

"dia sekelas sama Arka , adik ku" Ujar Raka.

Mereka berdua melanjutkan mengobrol ,tentang Wilona yang bekerja dan juga Raka yang memperkenalkan diri nya dan cerita tentang sekolah nya.

"kamu masih ada waktu kah?" tanya raka di tengah obrolan nya dengan Wilona.

"gak tahu deh Rak , bos aku kayak nya sebentar lagi selesai deh, kenapa ?" jawab Wilona.

"tadinya mau ajak kamu makan si ,tapi gak apa - apa kan kamu lagi kerja " Raka sungguh ingin mengajak Wilona makan berdua namun sayang , Wilona sedang bekerja.

"lain waktu yah Rak ,aku gak bisa sekarang" ujar Wilona.

"bisa gak sih gausah manggil Rak? emang nya aku Rak piring apa ih" Raka protes karena sejak awal Wilona selalu memanggil Rak .

"hahaha lalu apa , kakak? Orang kamu lebih muda dari aku, atau mau aku panggil adek?" jawab Wilona sembari bercanda ,sepertinya Wilona mulai nyaman dengan Raka.

"yah panggil aja Raka ! " Wilona gemas dengan Raka yang tiba - tiba saja ngambek.

"iya deh Mulai sekarang ,aku pastikan bakal manggil kamu dengan sebutan RAKA ! Puas ?" ujar Wilona yang mengalah karena takut Raka benar - benar marah.

"nah gitu dong kan bagus" Raka puas dengan jawaban Wilona.

Raka mulai jatuh cinta dengan sosok Wilona yang baru ia temui dua kali itu pun secara tidak sengaja karena keduanya selalu di pertemukan tiba - tiba.

"Raka , kamu ini sejenis jin kah?" Raka melirik Wilona dengan tatapan bingung , karena Wilona memberikan pertanyaan yang aneh.

"maksudnya?" tanya balik Raka kepada Wilona.

"yah datang tiba - tiba, muncul tiba - tiba , saat di sekolah dan tadi di dalam mall , kayak aku gak ngira bakal ada yang duduk di samping aku " ujar Wilona menjelaskan pertanyaan nya.

"itu artinya jodoh Wil" Wilona hanya tertawa mendengar candaan dari Raka.

Sama seperti Raka ,sepertinya kali ini Wilona juga mulai menumbuh kan rasa cintanya , padahal mereka baru saja berteman.

"eh itu kayak nya bos aku deh , iya bener ,ayo kamu sembunyi aja ayo cepetan aku males di tanya - tanya kalau bos aku lihat kamu " Wilona yang melihat kedatangan mama Jansen meminta Raka untuk pergi agar mama Jansen tak melihatnya.

"makasih yah dadah" Wilona melambaikan tangan nya lalu berlari kecil menuju mobil Jansen.

Raka membalas lambaian tangan Wilona lalu berdiri cukup jauh dan tetap memperhatikan Wilona.

"masih mau main yah Wil ? Lain kali yah sekarang kita pulang" ujar mama Jansen yang mengajak Wilona untuk pulang.

Wilona mengangguk lalu masuk kedalam mobil dan mereka pun pergi, Raka tak berhenti tersenyum senang karena bisa bertemu dengan Wilona kembali.

"Ih bego ! Kenapa gak minta nomor telepon nya ! " Lagi dan lagi Raka melupakan hal penting , memang jika sudah di dekat Wilona ,Raka akan melupakan segalanya karena terbius oleh kecantikan Wilona.

Raka senang malam ini karena bertemu Wilona dan tetap gundah gulana saat di perjalanan pulang karena lupa meminta kontak wilona untuk yang kedua kali nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!