NovelToon NovelToon

Ketulusan Cinta Umar

Kejadian Tak terduga

Menikmati panorama alam, terutama pantai sangat menyejukkan siapa saja yang menginginkan ketenangan dan istirahat sejenak dari rutinitas kehidupan yang ada.

Kehidupan yang kini dia jalani penuh dengan kebahagiaan. Memiliki keluarga yang saling menyayangi dengan materi yang sangat lebih dari kata cukup, membuatnya sangat bahagia.

Lulus kuliah dengan sempurna, pekerjaan yang mapan karena menggantikan sang ayah sebagai anak tertua dan bekerjasama dengan sang adik maupun sang sepupu untuk mengelolah seluruh bisnis dan yayasan keluarga.

Dia diam sejenak menikmati indahnya dan tenangnya panorama alam ini, begitu membuatnya sangat tenang. Tapi ketenangan itu tiba-tiba terusik ketika dia mendengar seorang berteriak meminta tolong kepadanya.

"Tolong.. Tolong!! ". Teriakan seorang gadis yang hampir tenggelam itu.

Umar melirik ke kanan dan kiri tapi tak menemukan siapapun selain dirinya dan juga gadis itu. Karena suasananya sangat sepi

" Ya Allah bagaimana ini??, aku tidak mungkin menyentuh perempuan yang bukan mahrom ku". Bisiknya dalam hati.

Dia tengah bingung dalam mengambil tindakan untuk menolong atau mengabaikan orang yang tenggelam itu.

"Bismillah, maaf yah Allah, aku hanya ingin menolongnya". Ucapnya menyimpan dompet dan ponselnya kemudian membuka sepatunya serta jaketnya dan melompat ke laut menyelamatkan sang gadis yang tengah berjuang karena tenggelam.

Umar meraih tubuh perempuan itu kemudian membawanya ke tepian untuk diselamatkan. Setelah sampai di tepian, kini dia kembali bimbang karena tidak mungkin memberi nafas buatan, karena itu sungguh tak bermoral.

Dia kembali melirik kekanan dan kiri untuk mencari orang lain tapi tak menemukannya.

"Ya Allah, Ya Robby, kau lah yang maha mengetahui isi hati. Bismillahirrahmanirrahim". Ucapnya dalam hati ketika memberikan CPR untuk gadis yang tenggelam itu.

Dia menekan dada dan memberikan nafas buatan pada sang gadis dengan sungguh-sungguh dan dengan tubuh gemetar. Setelah berjuang dengan sekuat tenaga, akhirnya gadis itu berbatuk mengeluarkan air dari mulutnya.

"Uhuk.. Uhuk.. Batuknya mengeluarkan air dari mulutnya dengan susah payah.

Umar segera membangunkan dan membantu gadis itu untuk duduk agar bisa mendapatkan oksigen sebanyak-banyaknya.

" Kamu baik-baik saja?? ". Tanya dengan khawatir ketika melihat keadaan gadis itu lebih baik dari sebelumnya.

Dia berangsur menjauh karena kini dia sadar jika harus menjaga batasannya .

" Aku baik-baik saja, terima kasih sudah mau menolongku!! ". Gadis itu berucap dengan nafas yang masih terengah-engah.

" Sama-sama, lain kali hati-hati jika ingin berenang, apalagi jika ombaknya seperti itu".

"Iya, terima kasih sudah membantuku sekali lagi".

" Iya sama-sama ". Umar mengalihkan pandangannya, karena baju gadis itu sangat berbentuk dan menampilkan bentuk tubuhnya.

Dia mengambil jaket yang dia lepaskan tadi kemudian memberikannya kepada gadis itu tanpa memandangnya.

" Kenapa?? ". Gadis itu memandang Umar dengan tatapan bingung karena lelaki yang dihadapannya ini menyodorkan jaketnya dan tidak melihatnya sama sekali.

" Pakai lah, maaf sebelumnya, tapi badan kamu sangat berbentuk, aku takut itu akan membuatmu dalam masalah nanti jika berada dijalan". Umar menyampaikannya dengan hati-hati agar tidak menyinggung gadis dihadapannya ini.

Gadis itu memandang Umar dengan lekat, kini dia tahu siapa pemuda tampan yang ada dihadapannya ini.

Lelaki yang menjadi pimpinan pondok dan pewaris bisnis orangtua yang menjadi pemimpin pondok sebelumnya. Dia mengenal nya karena pernah bersekolah disana sebelum melanjutkan kuliahnya di Jakarta.

"Terima kasih, kalau begitu aku permisi dulu". Shifa mengucapkannya setelah itu meninggalkan Umar yang kini memandangnya.

" Tunggu sebentar, bolehkah aku tahu namamu dan juga nama orangtuamu?? ". Umar bertanya dengan tergesa-gesa.

Kini Umar membulatkan tekadnya untuk mempersunting gadis dihadapannya ini, karena dia telah lancang menyentuh gadis itu walau itu hanya sebagai bentuk pertolongan.

Shifa menaikkan alisnya memandang lelaki ini, apa gerangan yang membuatnya bertanya tentang orangtuanya??. Tapi untuk balasan terima kasih akhirnya dia memberitahu nya.

"Namaku Asshifatun Hasanah Gibran, putri dari Khoirul Gibran dan Rina Amelia, kamu bisa bertanya pada ibumu tentang mereka. Kalau begitu aku permisi". Ucapnya meninggalkan Umar yang tengah memandangnya sendu.

" Tanya ummi??, itu Artinya ummi mengenalnya dan juga orangtuanya??". Ucapnya sangat girang.

Ternyata Allah mempermudah jalannya karena ibunya mengenal gadis itu. Dia akan meminta ibunya melamar gadis itu kepada orangtuanya setelah ini.

Dia mengambil semua barangnya kemudian kembali ke mobilnya dalam keadaan basah kuyup, kemudian melajukannya untuk pulang kerumah menemui keluarganya membicarakan keinginannya ini.

"Assalamualaikum". Dia mengucapkan salam Begitu masuk kerumah utama.

Ya rumah ini adalah tempat tinggal ibunya, dia sudah memiliki rumah sendiri tapi dijadikan untuk investasi, rumah yang dia beli dengan hasil keringatnya sendiri dan akan dia gunakan untuk tinggal bersama keluarga kecilnya nanti.

"Waalaikum salam, Kamu dari mana nak??, kok basah-basahan?? ". Tanya sang ibu ketika melihatnya.

Umar mencium tangan sang ibu kemudian menjawab. " Tadi Umar ke pantai Ummi, terus ada insiden yang tak terduga terjadi, makanya kakak nyemplung". Umar cengengesan dengan manja menjawab pertanyaan sang ibu.

"Ya udah ganti baju dulu, nanti masuk angin!! ". Perintahnya kepada sang anak

" Iya Ummi tapi bisakah aku meminta waktu Ummi untuk berbicara??, dan jika ada abi sekalian karena aku ingin bicara serius dengan kalian. Boleh?? Tanya dengan wajah serius.

Shofiyah memandang serius sang anak yang seperti memang sedang ada masalah serius yang akan disampaikan.

"Ya sudah, boleh nak, Ummi akan kasih tahu abi nanti, sekarang kamu ganti baju!! ". Sang ibu langsung mendorong sang anak untuk segera mengganti pakaiannya karena dia khawatir anaknya terkena demam dan Flu, karena sejak kecil Umar memang gampang sakit.

" Iya Ummi". Umar meninggalkan sang ibu masuk ke kamarnya kemudian berganti pakaian.

Shofiyah memandang anaknya yang menjauh, kini tidak terasa waktu berlalu dengan cepat, usia anaknya kini telah menginjak usia yang pantas untuk menikah dan belum memiliki calonnya.

Anak lelaki yang sangat lembut namun tegas itu, kini tumbuh menjadi pemimpin yang sangat bijaksana dan juga tampan serta manis. Dan memiliki badan yang tinggi dengan tubuh proporsional.

"Loh Ummi, kok Ummi melamun disini??". Suara Ubaidillah menghentikan lamunan sang ibu yang tengah memandang kamar sang anak tertua.

Lelaki berusia 20 tahun itu tersenyum melihat ibunya yang tengah memandangnya dengan mata menyipit.

" Kamu dari mana saja nak??, kok baru pulang?? Tanya Shofiyah dengan tatapan menyelidik.

"Aku pergi bersama kedua adik kembar Ummi, kami pergi membeli beberapa peralatan lelaki, biasalah!! ". Ucapnya dengan menggoda sang ibu.

Shofiyah menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya yang memang suka menggoda seluruh anggota keluarganya, hampir sama dengan kebiasaan sang kakak, Ammar.

" Ya sudah, lain kali bilang-bilang mau pulang jam berapa, Ummi khawatir loh nak??".

" Iya ummi ku sayang, maaf yah!! ".

" Terus kedua adikmu kemana?? ". Shofiyah mengedarkan pandangannya mencari sikembar Aryan dan Arjun karena tadi mereka bersama.

" Mereka ada dibawah ummi, sedang melihat eksperimen mereka". Ucapnya kepada sang ibu yang tengah mencari saudaranya.

"Ya sudah, kamu panggil mereka, katanya kakak Umar ingin membicarakan sesuatu kepada kita semua".

" Memang apa yang akan dibicarakan ummi??

"Ummi juga tidak tahu nak, nanti kalian dengar sendiri".

Mereka bertiga saling melemparkan pandangan, apa gerangan yang akan dibahas kakak mereka nantinya

Umar Ingin menikah

Seluruh keluarga Ahmad pun telah berkumpul di ruang keluarga seperti yang bisa mereka lakukan di sore hari ketika hari libur untuk berbincang-bincang.

"Ummi, kenapa wajah kakak semua pada muka serius?? Rumaisya dan Raihana bertanya dengan wajah polos. Kedua bocah dibedakan usia itu memandang sang kakak dengan wajah bingung.

" Adik kakak yang satu ini memang lucu". Aryan mencubit gemes pipi sang adik karena gemes apalagi dengan pipi cabinya itu.

"Kakak, itu sakit tahu". Cemberut Raihana mengusap pipinya.

" Abis kakak gemes sama adik kakak yang cantik dan lucu ini". Aryan kembali menggoda sang adik

"Dek Aryan, kakak Umar bisa berbicara sebentar??, mainnya nanti dulu yah??". Umar memandang adiknya meminta izin agar diberi kesempatan untuk bisa berbicara dengan mereka.

" Maaf yah kak, silahkan saja". Ucapnya menghentikan candaannya dengan sang adik kemudian menggendongnya dan mendudukkannya di pangkuannya.

"Begini ummi, abi, kakak Umar meminta kesediaan ummi dan abi untuk melamarkan Umar seorang gadis". Ucapnya memandang serius kedua orangtuanya.

Mata ketiga adiknya itu melotot sempurna mendengar penuturan sang kakak. Tidak jauh berbeda dengan kedua orangtua mereka.

"Melamar seorang gadis?? Kedua orangtua itu kompak berseru.

" Iya ummi, abi, tadi ada insiden tidak sengaja yang Umar lakukan, makanya Umar meminta abi dan ummi melamarkannya, karena gadis itu mengenal kalian katanya, terutama ummi".

"Siapa anak gadis itu nak?? Shofiyah sangat penasaran.

" Namanya Asshifatun Hasanah putri dari pak khoirul Gibran dan Rina Amelia.

"Putri tertua kak Gibran??, Kapan kamu bertemu nak?? Dan insiden apa?? Tanya Shofiyah dengan heboh

" Begini Ummi, tadi kan aku meminta izin pergi ke pantai untuk jalan-jalan dan tadi disana aku mengalami sesuatu insiden yang dibilang menegangkan sekaligus memalukan bersama anak pak Gibran itu, makanya aku meminta ummi melamarkannya karena aku sudah menyentuhnya!! ". Ucapnya dengan tenang.

" Menyentuhnya?? Ahmad sang ayah tiba-tiba merubah ekspresinya menjadi marah.

"Maaf Abi dan ummi jangan salah paham dulu, insidennya itu adalah hal yang tidak sengaja. Tadi waktu aku sedang menikmati indahnya pantai, tiba-tiba aku mendengar suara orang yang minta tolong karena hampir tenggelam. Aku sudah berusaha mencari orang lain untuk menolongnya karena tak mau bersentuhan, tapi tak mendapatkan nya, jadi terpaksa aku yang menolong dan memberikan nafas buatan kepadanya. Pasti aku akan bersentuhan langsung karena aku memberikan nafas buatan dan melakukan CPR kepadanya". Terang Umar menjelaskan kejadian yang sebenarnya kepada kedua orangtuanya agar tak salah paham.

"Alhamdulillah". Ucap mereka bersamaan dengan nafas lega.

Seakan-akan ada bebannya yang terlepas yang tadi menghimpit mereka.

" Jadi itu tujuan utama kakak melamarnya?? Tanya Shofiyah memandang lekat sang anak.

"Iya Ummi itu alasan utamanya dan salah satunya juga karena keluarga mereka mengenal kita sebagai keluarga". Ucap Umar memandang sang ibu.

" Ummi memang pernah berencana menjodohkan kalian ketika dewasa, tapi itu hanya sebagai candaan orangtua, bukan kewajiban kalian untuk memenuhinya". Shofiyah memandang sang anak dengan sendu.

"Maaf ummi, aku tidak pernah menyentuh seorang perempuan selain ummi dan juga adik-adik ku, bahkan untuk sepupuku saja, ketika aku sudah baligh tak pernah bersentuhan. Aku tidak ingin berzina hati Ummi, karena jujur saja aku selalu membayangkan apa yang aku lakukan kepadanya".

Perkataan itu memang jujur dia utarakan pada sang ibu dan ayah, agar dia terhindar dari hal seperti ini.

"Baiklah nak, kami akan melamarkannya untukmu jika itu keinginanmu".

Jujur saja mendengar perkataan sang anak dia merasa kalau itu wajar, karena sang anak tak pernah bersentuhan dengan perempuan manapun selain dengan mahramnya.

" Terima kasih Ummi, aku berharap keputusanku itu sudah tepat".

"Apa kakak sudah melakukan sholat istikharah untuk meminta petunjuk dan jawaban??

" Sudah Ummi, Dan aku semakin mantap untuk meminangnya". Umar memandang kedua orangtuanya dengan sungguh-sungguh.

"Alhamdulillah jika seperti itu, artinya Ummi memang akan berbesan dengan mereka, seperti hasil candaan kami waktu itu". Shofiyah tersenyum mengingatnya.

" Kapan kakak ingin kita kesana??, Ummi akan menghubungi tante Rina untuk menanyakan kesediaan hari mereka untuk menyambut kita".

"Hubungi saja dulu mereka ummi, alangkah bagusnya jika itu hari libur agar tidak bentrok dengan pekerjaan dan sekolah adik-adik". Umar mengucapkan nya dengan penuh pengertian.

" Tunggu sebentar, ummi akan meneleponnya, besok adalah hari libur nasional pasti mereka juga libur tapi bagaimana yah nak, mereka kan jauh??

"Telpon aja Ummi jika mereka ingin, aku akan menyewakan hotel untuk mereka menginap". Umar dengan yakin.

" Baiklah, Ummi akan coba".

Tut. Tut.. Tut.

"Hallo assalamualaikum kak". Ucap Rina dari sebrang telpon.

" Waalaikum salam dek, bagaimana kabarnya??

"Alhamdulillah kak, aku baik, ada apa yah??, tumben banget kakak menelpon ku??

" Apa kamu sibuk besok dek?? Kamu sedang ada dimana??

"Tidak juga kak, kebetulan aku ada di makassar karena besok dan lusa libur, jadi aku kemakkassar menjenguk anak-anak karena mereka semua tinggal disina". Rina mengucapkannya dengan nada senang.

" Syukurlah jika seperti itu, jika boleh aku tahu kalian semua ada waktu ga besok untuk bertemu??, aku ingin berbicara serius dengan kalian sekeluarga". Shofiyah berbicara dengan nada serius.

"Aku akan bicara dengan kak Gibran dulu kak dan juga anak-anak. Sebentar aku kabari lagi, bagaimana?? Tanya nya untuk memastikan.

" Tentu dek, kamu bicarakan saja, aku ingin kita melakukan pertemuan keluarga jika kalian tidak sibuk".

"Memang ada apa sih kak??, kok kelihatannya serius sekali?? Rina sebenarnya sangat penasaran makanya dia bertanya dengan gamblang.

" Nanti saja kita bertemu dek, baru aku sampai kan semuanya, makanya jika kalian ada waktu kita bertemu besok di restoran ku saja jika kalian tidak keberatan, aku akan kirimkan alamatnya kepadamu nanti, bagaimana??

"Boleh kak, kita ketemuan jam makan siang saja kalau kami bisa semuanya besok!! ".

" Baiklah dek, makasih yah, aku tutup dulu, assalamualaikum ". Shofiyah menutup telponnya dengan perasaan lega.

" Bagaimana Ummi, apa katanya?? Tanya Umar penasaran begitu Umminya menutup telpon.

"Nanti tante Rina akan menghubungi Ummi sebentar, kalau dia sudah bicara sama om dan anak-anak nya, bisa atau tidaknya mereka besok".

" Baiklah Ummi kabari aku jika memang besok mereka bisa". Umar memandang ibunya dengan sendu.

Dia sangat takut jika lamarannya ditolak, apalagi mereka memang tak pernah mengenal layaknya perempuan dan laki-laki begitu juga dengan interaksinya.

"Iya nak, kamu sabar yah, perbanyak dzikir dan sholat istikharah agar kamu lebih yakin karena ini adalah pernikahan nak, dan kita menginginkan itu sekali seumur hidup, jadi kita harus seleksi betul untuk memilih". Nasehatnya kepada sang anak agar anaknya tidak salah langka.

Hal ini adalah hal besar yang akan ditempuh anak pertamanya, sebenarnya ada keraguan dalam hatinya mengingat jika anak pertama kak Gibraltar itu kuliah di lingkungan bebas.

Desakan keluarga

Pertemuan keluarga itu akhirnya terjadi, Gibran dan Rina memang sangat menyambut hal itu.

"Bagaimana kabar kak Shofiyah??, kita sudah lama tidak bertemu!! ". Rina memeluk Shofiyah seperti saudara.

" Baik kok dek, kamu makin cantik aja". Ucap Shofiyah mencolek lengan teman sekaligus orang dianggap adik itu.

"Mari kita duduk dulu, kalian mau pesan apa?? Tanya Shofiyah dengan Ramah.

Sedangkan seluruh keluarganya sudah duduk di tempatnya masing-masing dan Ahmad juga menyambut Gibran dengan jabat tangan dan berpelukan ala laki-laki.

Setelah semuanya makan siang dan dibereskan oleh waiters, Ahmad langsung menyampaikan maksud mereka mengadakan pertemuan keluarga.

"Begini Gibran, saya mewakili anak saya ingin menyampaikan maksud baik kami untuk meminang anak kalian Shifa untuk anak kami Umar". Ucap Ahmad to do point.

" Meminang Shifa?? Memang mereka saling mengenal?? Tanyanya dengan heran.

"Mereka baru berkenalan kemaren dan anak saya berkata ingin meminang anak kalian untuk menjadi pendamping hidupnya".

Rina dan Gibran saling melempar pandangan kemudian mengangguk tapi melihat kearah Shifa mereka mendapatkan tatapan tajam seakan mengatakan jika tidak menerimanya.

"Aku akan membicarakannya dirumah nanti Ahmad, karena biar bagaimanapun penyampaian kalian sangat mendadak untuk kami".

"Baiklah akan menunggu jawaban kalian, tapi kira-kira kapan kami akan mendapatkan nya??

" Besok kami akan berikan jawabannya, sekalian kita silahturahmi kembali untuk membicarakan nya".

"Baiklah jika seperti itu, kami akan menunggunya".

" Terima kasih atas pengertiannya Ahmad". Ucap Gibran tersenyum.

Dia mengalihkan pandangannya pada sang anak untuk tidak membuat masalah, karena dia sangat tahu jika dia pasti akan menolak karena dia memiliki kekasih dan dia sangat tidak menyukainya.

Lelaki yang sangat tidak bisa bertanggungjawab pada putrinya bahkan pekerjaan saja dia tidak jelas dan dia tidak mau jika lelaki itu hanya memanfaatkan putrinya.

"Sebaiknya kita perkenalkan diri mereka dulu, nah nak Shifa, ini putra pertama Tante namanya Umar Khoir Ahmad dipanggil Umar, anak tante ini lulusan S2 Kairo jurusan ekonomi dan Bahasa Arab, dia juga seorang Hafidz Alquran. Pekerjaannya adalah Pimpinan yayasan Ar-Rum dan juga pemilik Peternakan Sapi dan kambing.

"Dia memimpin beberapa usaha kami bersama saudara-saudara serta sepupunya".

"Mungkin kamu pernah melihatnya di sekolah karena kamu juga lulusan sekolah kami". Ucap Shofiyah memperkenalkan anaknya dengan bangga.

"Iya tante, saya memang beberapa kali melihatnya tapi tidak sering karena kelihatannya anak tante orang yang pendiam dan jarang berinteraksi".

"Iya nak Shifa, putra tante ini tidak memiliki temen perempuan karena dia menjaga dirinya dari fitnah dan hanya berinteraksi dengan para lelaki saja, itupun memang dia lebih banyak diam karena dasarnya memang orangnya pendiam".

" Iya tante, saya mengerti ".

Aku tidak mau berjodoh dengan lelaki pendiam seperti itu, aku yakin dia bukan tipe orang romantis seperti kekasihku. Monolognya dalam hati menatap sinis Umar yang sejak tadi tidak memandangnya sama sekali.

" Ya sudah jika seperti ini, kami akan pulang dulu untuk mendiskusikan permintaan lamaran kalian tadi kepada anak kami". Ucap Gibran menjabat tangan sang calon besan.

"Iya kak kami pulang dulu, kita akan bertemu lagi besok dirumah anak kami, bagaimana??, sore hari saja supaya bisa ngobrol santai". Rina mengucapkannya sambil memeluk sang calon besannya itu.

Dia sangat senang karena akan memiliki menantu keluarga Ahmad dan berbesan dengan kakak senior sekaligus sahabatnya itu.

"Iya, kalian hati-hati dijalan yah". Ucap mereka mengantarkan kepergian calon menantu dan besan mereka.

Ketika sampai di mobil Shifa langsung meluapkan emosinya yang sejak tadi dia tahan.

" Aku tidak mau yah menikah dengan kak Umar, aku sudah punya pacar dan aku mencintai pacarku". Marahnya kepada kedua orangtuanya.

"Sudah ayah bilang, ayah tidak suka dengan pacarmu itu, dia itu lelaki yang tidak ada tanggung jawabnya, kuliahnya tidak beres, pekerjaaan tidak jelas, penampilannya amburadul belum lagi keluarga nya itu ". Hardik Gibran dengan keras.

Dia sudah cape menghadapi anaknya yang sangat berubah ketika pulang dari Jakarta dan mulai bekerja di Makassar sebagai karyawan Bank.

" Tapi dia baik ayah, dia tidak pernah jahat dan memanfaatkan aku seperti kata ayah!! ". Ucapnya dengan meninggi.

" Kakak ini aneh sekali, sukanya sama cowok tidak jelas seperti kak Raihan itu. Coba lihat kakak Umar, dia itu tampan, kulitnya kuning langsat dan terawat, dia juga tinggi, mapan pula. Memang apa yang kakak cari dari lelaki untuk menikah jika tidak seperti kakak Umar". Ucap Salwa pada sang kakak.

"Adik kamu saja tahu mana yang pantas dijadikan suami. Memang apa yang kamu bisa banggakan dari pacar kamu itu??, tidak ada bukan??

" Tapi aku tidak akan menikah dengan orang yang tidak aku cintai". Ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Maaf keputusan ayah sudah bulat, kamu harus menikah dengan Nak Umar, dia lelaki baik dari keluarga baik, dan Juga sudah sangat mapan. Sangat pantas berdampingan denganmu yang seorang Sarjana". Ucap Gibran penuh penekanan menatap sang anak dengan tajam pada spion.

"Aku tidak mau ayah, jangan memaksaku". Ucapnya dengan tatapan marah dan mata yang mengeluarkan air mata.

Dia tidak ingin berpisah dari kekasih hatinya karena dia sangat mencintai kekasihnya itu, mereka telah lama bersama

" Ayah tidak mau tahu dan tidak mau dengar alasanmu, bagi ayah itu adalah keputusan yang paling tepat. Kau akan berterima kasih nanti, sama ayah memberikanmu suami seperti nak Umar dan keluarga baik seperti keluarganya". Gibran tidak mau berdebat dengan sang anak.

Dia sudah sangat setuju dengan anak Shofiyah itu, walau dia hanya beberapa kali bertemu. Dia sangat tahu jika anak lelaki itu sangat sopan dan akan memperlakukan anaknya dengan baik karena dia percaya didikan Shofiyah pasti akan baik.

"Turuti apa perkataan ayahmu nak, nak Umar adalah pemuda baik dari keluarga baik dan juga sangat mengerti tata krama dan sopan santun, sangat berbeda dengan lelaki yang kamu kenalkan kepada kami waktu itu. kami juga mengenal baik keluarganya dan ibu yakin keluarganya akan menjaga dan menyayangi kamu seperti anak dan saudara mereka sendiri". kini Rina mengeluarkan suaranya yang sejak tadi terdiam.

"Bukankah kalian berusaha menghancurkan kebahagiaanku dengan menjodohkan aku dengan lelaki yang tidak kukenal dan bahkan tidak kucintai sama sekali??".

"Ayah dan ibu juga dulunya tidak saling mencintai nak, kami bahkan dijodohkan oleh tante Shofiyah , ibu dari nak Umar tapi lihatlah sekarang, kami hidup langgeng dan bahagia. bahkan ibu juga diterima baik oleh keluarga ayahmu". Ucap Sang ibu menyadarkan sang anak jika cinta itu bisa tumbuh seiiring waktu.

"kalian dijodohkan dengan ibunya kakak Umar??Heboh Salwa melihat ayah dan ibunya itu.

"Iya nak, bahkan kami memiliki banyak kisah bersama bahkan dengan tante Gaby juga". Ucapnya lagi kepada sang anak.

"Kalian semua bersahabat?? tanya Salwa lagi

"Mereka memang mengenal sejak SMP nak, terutama ayah dan tante Gaby sedangkan ibu mengenalnya saat SMA dan kuliah".

Salwa bersemangat mendengar cerita persahabatan keluarga mereka, dia memang menyukai salah satu diantara anak tante shofiyah itu yaitu pemuda berkulit putih dan bermata Sipit dan tampan itu bernama Ammar

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!