🪞
•Tok tok tok..
"Hmmmhhh iya bentar lagi Bun." Ujar seorang wanita yang masih terbaring dikasurnya malas.
"Cepat bangun Alena, ini sudah siang. Apa kamu tidak mau sarapan?." Teriak bundanya dari luar.
Hening dan tidak ada jawaban lagi, bundanya tau dia pasti sudah melanjutkan tidurnya lagi
Ya gadis itu bernama Alena Azzahra Bianca, dia kerap dipanggil dengan nama depannya saja oleh semua orang.
Dia adalah seorang gadis dewasa yang sudah lulus kuliah dan belum mendapatkan pekerjaan.
Orang tuanya sudah berkali kali memintanya untuk mencari pekerjaan diluar, tapi dia selalu menolak dengan alasan kerjanya terlalu berat dan gajinya tidak sesuai dengan yang dia mau.
Alena berfikir, ketika dia sudah menjadi lulusan sebuah universitas, bukankah harusnya dia mendapatkan gaji minimal 2 digit?
Itu karena dia sudah terbiasa mendapatkan uang dengan nominal besar dari kedua orang tuanya yang kaya raya.
//
Diapun akhirnya terpaksa bangun karena jengah mendengar ocehan kedua orang tuanya di pagi itu.
Alena berjalan pelan keluar kamar untuk menuju wastafel, dia hanya akan mencuci muka dan menggosok giginya saja.
Tapi tiba tiba saat dia sedang menggosok gigi sambil menutup matanya karena mengantuk, tangannya tiba tiba ditarik oleh bundanya.
"Bun aku mau dibawa kemana?." Tanyanya sambil terus menggosok gigi
Bunda dan ayahnya tidak menjawab, terlihat ayahnya juga menggeret sebuah koper besar.
Ternyata mereka menariknya keluar rumah, entah apa yang akan dilakukan kedua orang tuanya kali ini.
Brukkkkhhh
"Aduhhh sakit." Alena meringis pelan merasakan sikutnya perih karena terbentur
Dia tiba tiba saja seperti seorang anak yang dibuang oleh orang tuanya, mereka benar benar mengusir Alena dari rumahnya sendiri.
Tapi saat dia menoleh kearah pintu, dia benar benar terkejut saat kedua orang tuanya sudah menutup pintu itu rapat.
Alena buru buru terbangun dan langsung menggedor pintu itu dengan keras, dia berusaha memanggil kedua orang tuanya agar mau membukakan pintu.
"Ayah, bunda. Aku ini baru berusia 22 tahun loh, apa kalian tega?." Teriak Alena
"kalian beneran ngusir aku buat hidup mandiri selama tiga bulan?." Dia ingat pembicaraan orang tuanya semalam, yang menyuruhnya untuk keluar dari rumah selama 3 bulan dan hidup sendiri.
"Aku gak sanggup, aku bisa mati kelaparan." Alena kesal dan terus menggedor pintu itu, tapi orang tuanya sama sekali tidak berniat kembali membuka pintu.
Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya dia kelelahan dan mulai menyerah. Dia bingung sekarang, bagaimana mungkin tanpa uang dan tanpa makanan dia bisa hidup? Apalagi tanpa tempat tinggal seperti sekarang.
Dia bahkan tidak tahu setelah ini harus pergi kemana. Tapi tunggu, Alena sepertinya punya ide cemerlang.
"Oke, bertahan hidup mandiri tiga bulan kan? Aku pasti bisa." Ucap Alena yakin
Lalu tiba tiba dia berlari kearah kopernya tadi dan mencari ponselnya disana. Dia sepertinya berniat menelfon seseorang.
//
Disisi lain, seorang wanita yang seumuran dengan Alena sedang tidur nyenyak diatas kasurnya dengan nyaman.
Lalu kemudian suara dering telfon mengganggu tidurnya, diapun mulai mencari keberadaan ponselnya yang tak jauh dari tempatnya berbaring.
"Hmmmmhhh ya?." Jawabnya sambil menguap
"Ireneeee." Seseorang berteriak kencang dengan nada manja.
"Aku diusir sama orangtuaku huaaaa. Boleh gak kalo aku tinggal dirumahmu selama tiga bulan? Orang tuamu pasti gak akan keberatan kan?." Ternyata yang menelfon adalah Alena, dan Irene adalah sahabatnya saat kuliah.
Mereka berdua sudah akrab sangat lama.
"Alena, apa kamu tau? Tadi ayahmu menelfon orang tuaku. Jadi,"
"Ayahku keterlaluan banget sih, terus gimana aku hidup kalo kaya gini?." Nadanya berusaha di buat sedih agar memancing rasa iba sahabatnya itu.
"Selama aku tinggal bersama kedua orang tuaku, aku menghabiskan 700 juta perbulannya. Lalu kemana aku harus mencari pekerjaan dengan gaji 700 juta perbulan huaa." Alena makin frustasi.
"Hmm ngomong ngomong soal pekerjaan.." tiba tiba Irene membulatkan matanya, dia seperti teringat sesuatu dan langsung bangun dari posisi berbaringnya.
"Apa kamu masih ingat dengan Om seokjin, CEO yang tampan itu? Setahu aku, dia sedang mencari istri dengan gaji tinggi loh. Bahkan tiap bulannya, dia bakal kasih uang milyaran buat yang bisa jadi istrinya." Ucap Irene semangat.
"Serius kamu? Cepat katakan alamatnya dimana? Aku sekarang ingin datang kesana untuk melamar pekerjaan menjadi istri om mu!." Tegas Alena cepat.
"Apa kamu yakin?." Irene sedikit ragu
"Tentu saja, ayo kapan kita berangkat?." Tanya Alena bersemangat
"Sekarang aku akan memesankan mu taksi, kita siap siap saja dirumahku dan berangkat bersama ke tempat omku." Jawab Irene
"Oke terimakasih sayang, kamu memang sahabatku yang terbaik. Love you mmuaaahh." Balas Alena kesenangan.
"Ya ya baiklah, aku tutup dulu telfonnya." Ucap Irene
"Oke."
"Baiklah, aku harus mempersiapkan diri untuk menjadi istri dari seorang CEO tampan. Ah aku sangat tidak sabar." Alena lompat kegirangan.
☘️☘️
Beberapa saat kemudian..
Di sebuah ruangan b*r private kelas atas, seorang laki laki sedang terduduk dengan penuh wibawa.
Dia sedang memegang sebuah gelang yang selalu dia bawa kemanapun, iya dialah Kim seokjin.
Seorang CEO yang terkenal punya sifat sedingin es. Bahkan dirinya sering dijuluki kulkas 1000 pintu oleh para karyawannya di kantor.
Tidak ada yang berani menegurnya, karena dengan menatap matanya saja seseorang itu akan merasa terintimidasi.
Sekarang dia sedang dihadapkan dengan pilihan sulit, di depannya sudah berdiri beberapa wanita cantik pilihan asistennya.
Asisten pribadinya yaitu jeon, dialah yang memilih para wanita ini untuk dijadikan istri kontrak tuannya
"Tuan jin, ini adalah kelompok terakhir yang bisa anda pilih dihari ini." Ucap jeon kepada seokjin yang tengah mengangkat video call dari kakeknya.
Ternyata, kakek dan ibunya lah yang memaksanya untuk segera menikah. Jika seokjin berhasil meminang seorang wanita sampai dijadikan istri, maka seluruh aset perusahaan akan menjadi miliknya.
"Kakek, cepat lihat dan pilihlah mana yang kamu suka." Sambil mengarahkan ponselnya pada wajah gadis gadis itu.
"Besok aku akan membawanya kerumah untuk dijadikan menantumu." Tambahnya dengan santai.
Sedangkan kakek dilayar ponsel itu terlihat sedang menahan kesal, bagaimana bisa pria ini mempermainkan wanita seperti ini?
"Kamu mau bikin aku marah ya hah? Kamu ingin aku segera menggunakan peti mati yang kamu beli untuku waktu itu?.", teriak kakek dengan marah.
"Kemudian kamu ingin menunjukkan kalau kamu punya rasa berbakti pada orang tua hah?." Tanya kakeknya lagi dengan kesal.
//
Disisi lain, saat seokjin sedang fokus melakukan video call dengan kakeknya bersama para wanita itu, diluar Alena dan Irene baru saja sampai.
Alena memakai dress berwarna hitam yang sangat cantik, dia juga berdandan ala wanita dewasa agar bisa bersanding dengan omnya Irene.
Sebenarnya seokjin baru berusia 30 tahun dan masih termasuk kelompok muda. Hanya saja usia segitu sudah menjadi banyak perbicangan orang ketika belum menikah.
Mereka berdua lalu mengintip di sela sela pintu kaca itu.
"Alena, om seokjin adalah orang terkaya di kota ini, dan dia adalah anak tunggal." Irene menjelaskan.
"Dia sudah berumur 30 tahun tapi belum mau menikah, kakek buyutku sampai merasa khawatir karena dia masih melajang seperti sekarang." Tambah Irene lagi
"Hmm menurutmu, kenapa om seokjin yang begitu tampan masih belum menikah sampai sekarang?." Tanya Alena
"Apa jangan jangan, ada masalah dibagian itunya?." Alena melihat kearah bawah sambil mengangkat salah satu alisnya.
"Sebenarnya yang beredar di kalangan banyak orang memang seperti itu." Ucap Irene
Alena sempat terkejut dan menutup mulutnya.
"Makanya kalau kamu jadi istrinya, selain kamu gak perlu repot Repot layanin dia, uang jajanmu perbulan minimalnya aja dia kasih 2 miliar loh." Ucap Irene lagi yang membuat Alena semakin tergiur.
"Sudahlah jangan bahas soal uang, itu Klise banget tau gak. Intinya aku suka, karena om seokjin terlihat berwibawa dan elegan" Balas alena malu malu.
Mereka berdua kemudian tertawa bersama.
"Sekarang aku akan membawamu masuk dan menemuinya." Ucap Irene dadakan dan langsung menarik tangan Alena.
Dan karena terlalu terburu buru dan mereka tidak berhati hati sangat masuk ruangan, Irene tidak sengaja mendorong Alena.
Tapi untungnya posisi jatuhnya Alena Langsung disadari dengan cepat oleh seokjin, dia langsung menangkap dan memeluk gadis itu reflek.
Irene Langsung gemetaran ketika melihat itu, dan semua orang disitupun seketika terkejut bersamaan
Mereka saling bertatapan satu sama lain dalam beberapa detik, dan semua terasa hening menyaksikan kedua insan ini.
Seokjin lalu melepaskan pelukannya, bersamaan dengan Irene yang mencoba menolong Alexa.
Om nya terkenal dingin dan kejam, makanya Irene takut kalau Alena kali ini akan terkena amukanya.
"Ma maaf aku tadi Tidak sengaja menyentuhmu." Ucap Alena ragu ragu.
Dia melihat kearah Irene yang langsung mengalihkan pandangannya, jelas dia juga sangat takut dengan omnya.
"Kamu nggak kenal sama aku?." Tanya seokjin tiba tiba, membuat semua orang bingung
"Meski kita mungkin belum pernah bertemu sebelumnya, tapi kamu pasti om nya Irene kan? Hehe." Tanya Alena kaku
Seokjin lalu mengangguk dengan pasti, Alena dengan percaya diri langsung mengutarakan niatnya melamar disana.
"Hehe, aku disini mau melamar jadi istrimu. Apa saja syaratnya?." Tanya Alena dengan percaya diri
Irene yang melihatnya hanya bisa menepuk jidat, bagaimana dia bisa segegabah itu?
Hallo
Ketemu lagi sama author disini.
Maaf author gajadi triple up karena kerja lembur mendadak in real life, tolong dimengerti :)
Selamat menikmati cerita baru dengan vibes baru💜
•"Apa syaratnya?." Tanya Alena dengan sangat percaya diri.
Irene yang mendengarnya langsung berdekhem meski tenggorokannya tak gatal, dia merasa tak enak lalu menyenggol lengan Alena.
"Alena, kamu terlalu blak blakan!. " Ucap Irene berbisik.
"Ck." Decak Alena tak peduli
Dia malah tersenyum kembali kearah seokjin dengan manisnya.
"Kenapa kamu datang untuk melamar jadi istriku?." Tanya seokjin
Dengan sigap Alena langsung menjawabnya.
"Irene bilang jika aku mau jadi istrimu, maka makan dan tempat tinggal akan ditanggung olehmu, Dan mendapat gaji miliaran juga bukan? Aku tidak punya uang dan tempat tinggal sekarang, jadi kamu bisa menampungku." Belum selesai Alena bicara,
Irene dengan sigap langsung menutup mulut Alena yang terlalu blak blakan itu, dia benar benar terlalu polos untuk ini.
Alena sekuat tenaga melepaskan tangan Irene, dan setelah terlepas dia tanpa malu Langsung berlari kearah seokjin dan menggandeng lengannya.
"Bagaimana, apa boleh hihi?." Tanya Alena
*Gawat, om seokjin pasti akan marah sekarang. Dan dia juga pasti akan melempar kita berdua ke laut untuk menjadi makanan hiu.* Batin Irene ketar ketir.
Tapi di luar dugaannya, seokjin malah menanggapi kegilaan sahabatnya itu.
"Kalau kamu mau menjadi istriku, ada dua syarat yang harus kamu penuhi." Ucap seokjin sambil memberikan kode dua jari
"Oke, cepat katakanlah." Balas Alena cepat
"Pertama, kita harus menikah kontrak selama satu tahun." Tegasnya
"Dan dalam satu tahun itu, kamu tidak boleh mengungkapkan identitas mu sebagai istriku kepada orang lain." Sambungnya..
"Nggak masalah, yang satu lagi apa?." Tanya Alena dengan berani
"Buatlah agar kakekku mau mengangkatmu jadi menantunya." Seokjin memperlihatkan video call kakeknya yang dia silent daritadi.
Alena buru buru mengambil ponsel seokjin untuk mulai berakting meyakinkan kakeknya itu.
"Hallo kakek, aku adalah calon menantumu sekarang, Alena." Ucap Alena sambil tersenyum lebar.
Lalu dia melihat kearah seokjin, dan tanpa aba aba dia langsung merangkulnya seperti mereka sudah menjalin kasih lama.
"Oh iya kakek, aku bukan cuma akan merawat seokjin dengan baik, tapi aku juga akan melahirkan cucu yang lucu untukmu." Ucap Alena sambil terus bersikap manja terhadap seokjin di depan kakeknya.
"Kakek cukup kasih aku uang perbulan segini saja." Alena menunjukan lima jarinya tanpa menyebutkan nominal, Irene yang melihatnya saja sampai terkejut tidak menyangka dengan ke bar bar an sahabatnya ini.
"Perbulan sepuluh miliar saja hah?." Tanya kakeknya sambil tertawa
Alena langsung membulatkan matanya ketika mendengar itu. Dia sama sekali tidak menyangka kakek akan salah faham menebak nominal yang dia minta, bahkan tebakannya jauh lebih besar.
"Haha tidak masalah bagiku, asalkan kalian berani menunjukan akta nikah padaku, aku akan menambahkan uangnya lagi sebesar 100 miliar untukmu. Tentu saja aku akan memberinya secara langsung. " Ucap kakek dengan senang.
*Tadinya aku hanya ingin bilang, perbulan cukup satu miliar saja.* Batin Alena
"Kakek, setelah ini dan seterusnya, kamu adalah kakek kandungku." Ucap Alena tidak menyangka dengan wajah yang sangat lucu.
"Beberapa hari lagi aku akan menemuimu bersama seokjin," sambil memeluk seokjin kembali
"Oke, jaga kesehatanmu. Kalau ada waktu kita pergi," belum selesai Alena berbicara, seokjin langsung dengan cepat mengambil ponselnya dan mematikan panggilan dengan kakeknya itu.
"Om seokjin, keluargamu beneran baik banget ternyata." Ucap Alena tidak menyangka.
"Haih, Tante Alena. Kamu harus mentraktir ku makan sekarang." Ucap Irene bertepuk tangan dengan girang.
"Ya, tentu saja." Jawab Alena tak kalah senang.
"Karena kita sudah mau menikah sekarang, boleh minta nomor ponselmu kan?." Alena mengeluarkan ponselnya yang langsung diarahkan ke depan wajah seokjin
Seokjin pun langsung mengambil ponsel itu dan menuliskan nomornya di sana, Alena langsung memberi kode tangan berhasil kepada Irene.
Mereka berdua memang sangat kompak jika menjalani misi seperti ini.
"
Oke kalau begitu kita pergi dulu, sampai jumpa om seokjin." Ucap Alena bangga
Mereka berdua langsung ngibrit cepat karena takut omnya itu marah karena sudah bertindak semena-mena daritadi. Alena dan Irene berlari seperti pinguin Dengan lucu.
Melihat itu, jeon sebagai asisten seokjin langsung memberi perintah agar semua wanita yang tadi di kumpulkan untuk bubar dari sana.
"Tuan seokjin, penantian anda selama ini akhirnya berbuah manis. Tapi aku masih tidak mengerti, kenapa kamu mengajukan pernikahan kontrak selama satu tahun?.", tanya jeon bingung
"Dia masih kecil, waktu satu tahun itu adalah untuk kesenangan diriku sendiri. Kalau suatu saat dia tidak balik menyukaiku dan ingin bercerai, setidaknya dia bisa mendapatkan separuh dari hartaku. Dia pasti akan hidup lebih baik setelahnya. " Ucap seokjin tenang.
*CEO kita satu ini, meski bersikap sangat dingin tapi juga sangat bucin.* Batin jeon.
Baru saja mereka berdua akan meninggalkan ruangan itu, tiba tiba terdengar suara teriakan wanita. Tapi yang membuat seokjin semakin terkejut adalah itu seperti suara Irene dan Alena.
Tanpa menunggu waktu lama, dia langsung berlari mencari sumber suara itu.
Lalu dia menemukan suara itu ternyata berasal dari sebuah ruangan, yang membuat dia tiba tiba langsung marah setelah melihat siapa orang orang yang ada di dalamnya.
Ternyata itu adalah Irene dan juga alena, yang sedang berpesta riang bersama beberapa lelaki.
"Yaaaa, waktunya berpesta!." Ucap Alena sambil mengangkat gelasnya
Sedangkan Irene masih asik berjoget dengan para laki laki yang entah siapa itu, melihat itu seokjin benar benar murka..
"Come on baby!" Teriak Irene
"Yuhuuuuu." Alena dan Irene benar benar gila uang sekarang.
Seokjin membulatkan matanya tidak menyangka dengan apa yang sedang dilihatnya.
"Tuan seokjin, apakah kita harus masuk dan mengusir mereka semua?", tanya jeon
"Tidak perlu!." Tegas seokjin.
Saat seokjin mulai berjalan menjauh dari jeon, jeon tiba tiba berkata sesuatu.
"Tuan seokjin, anda benar benar berbaik hati pada mereka." Ujar jeon
Tapi belum sampai dua detik, seokjin kembali memundurkan langkahnya sambil menelfon seseorang.
"Kak Rama, sepertinya aku melihat keponakanku memesan pria pengh**r didalam cl*b. Menurutku kamu harus menutup kartu ATM nya dan mengusirnya dari rumah, agar dia bisa cari uang sendiri."
Setelah mendengar itu jeon menahan tawanya, ternyata seokjin langsung menghubungi ayah Irene untuk melaporkan kelakuannya kali ini.
"Kemana sifatmu yang murah hati seperti yang kukatakan tadi tuan?" Gumam jeon sambil tersenyum
//
Tidak lama kemudian, ternyata benar saja. Karena mereka tidak bisa membayar biaya cl*b itu, Irene dan Alena langsung diusir oleh penjaga disana.
"Heh, aku kan masih.." Alena mengangkat sepatunya untuk dilemparkan pada penjaga itu
"Ehhh ehh ehh." Tahan Irene, dia tahu Alena pasti akan menghajar mereka semua..
"Aku yakin ini bukan sebuah kebetulan, pasti om seokjin yang bilang kepada ayahku. Tamatlah riwayatku sekarang, aku juga bahkan tidak punya uang." Irene mengeluh
Lalu dari arah belakang mereka, mobil seokjin berhenti tepat di depan cl*b itu.
"Alena, kemarilah." Panggil seokjin sambil mengisyaratkan jarinya untuk mendekat..
Alena pun berjalan mendekatinya dengan kebingungan, dan...
Hallo
Lanjut besok, sabar bobo dulu😁
Mari berfoya-foya selagi kamu mempunyai uang, untuk besok? Ah aku sudah mempunyai suami kaya dan juga tampan hihi ~ Alena
•Karena seokjin memanggilnya, Alena pun berjalan mendekat mengikuti instruksinya.
"Ada apa?." Tanyanya sambil melihat kearah seokjin
"Besok pagi, pergilah ke depan Gedung pernikahan agama. Aku tunggu disana." Ujar seokjin cuek tanpa melihat kearahnya
"Siap om." Ucap Alena melakukan gerakan hormat
Seokjin lalu menutup bagian jendela mobilnya, tapi sedetik kemudian dia membukanya kembali.
Alena melihat, pria itu mengambil sesuatu di kantongnya. Dan ternyata itu sebuah kartu
"Di kartu ini terdapat uang dua miliar, ini adalah uang sakumu untuk bulan ini." Ucap seokjin
Alena sudah bersemangat untuk mengambil kartu itu, tapi seokjin menariknya kembali.
*Wah luar biasa, setelah ini aku bisa mengajak Irene untuk memesan pria pengh**r paling terbaik.* Batin Alena
"Hihi.."
Dia malah cekikikan di depan seokjin dengan girang, lalu seokjin mencubit kedua pipinya dengan satu tangan untuk membuat Alena melihat kearahnya.
"Ingat, tidak boleh pergi ke tempat seperti ini lagi. Apalagi memesan pria untuk menemani, atau kartunya akan langsung kusita." Tegas seokjin
Seokjin lalu mencubit cubit kecil pipi Alena seperti mochi karena gemas melihat tingkah gadis itu.
Alena melongo tidak percaya, bagaimana seokjin bisa membaca fikirannya. Lalu tiba tiba dia mengangkat kembali kaca jendela mobilnya yang membuat Alena langsung mundur.
Setelah itu, mobil seokjin langsung berjalan pergi. Sambil memegang kartu itu Alena sedikit bertanya tanya.
"Kenapa dia bisa tau isi fikiranku ini? Apa jangan jangan dia cenayang yang sedang menyamar?." Ucap Alena
Irene lalu mendekatinya dan melihat temannya itu malah terdiam.
"Alena." Panggilnya sambil mengibaskan tangan kedepan wajah Alena.
"Ehh." Alena sedikit terkejut dan langsung mengelus dadanya.
"Kenapa malah bengong?." Tanya irene
"Tidak aku hanya sedang berfikir saja." Jawab Alena.
"Hmm sekarang aku sudah diusir oleh orang tuaku, setelah ini aku akan tidur dimana?." Irene mengeluh dengan wajah yang di sedih sedihkan.
"Apa kamu tau Irene, om seokjin baru saja memberikanku gaji untuk satu bulan. Aku akan mengajakmu makan enak sekarang." Alena menunjukan kartunya dengan senang.
"Baiklah, kalau begitu aku mau makan dan tidur di hotel yang paling mahal di kota ini." Ucap Irene bangga
"Ngga masalah hihii, ayoo pergi."
Irene dan Alena menggoyangkan badannya seperti pinguin menggemaskan, mereka lalu saling merangkul untuk merasakan kesenangan di malam itu.
//--
Sekarang mereka sudah berada di sebuah hotel mewah bintang 5 di kota itu, mereka memesan banyak sekali makanan mahal.
"mmm ini enak sekali." Ucap Alena sambil memakan sebuah lobster dan menunjuk kearah Irene.
"Mmmm bener, ini enak banget." Balas Irene.
Tapi saat mereka sedang asyik memakan santapannya itu, tiba tiba ada seorang wanita yang tidak sengaja lewat dan berhenti tepat di depan mereka.
"Yaampun, bukankah dua orang kelaparan ini adalah teman kuliahku?." Ucap wanita itu tiba tiba sambil berlagak sombong
Alena dan Irene Langsung melihat kearahnya, dengan tatapan malas Alena langsung merasa tidak selera makan lagi.
"Kenapa kalian terlihat seperti pengemis yang kekurangan uang, setelah sekian lama tidak bertemu." Ejek wanita itu
"Hmmm mmm." Irene mengoceh dengan mulut penuh sambil menunjuk kearahnya kesal.
Alena lalu mengambil tisu dan mengelap tangannya yang kotor, dan akhirnya dia balik menyindir wanita itu.
"Yaampun, baru juga tidak ketemu selama beberapa tahun, ternyata sudah terlihat setua ini ya?." Sindir Alena
"Asal kamu tau ya, aku ini seorang wanita dewasa yang sudah menikah. Kamu paham gak sih? Ngga seperti kalian yang masih menjomblo sampai sekarang. Eh atau memang tidak laku ya?." Ucapnya dengan tidak sopan
Mereka berdua lalu menatap wanita itu dengan sangat kesal, mengganggu orang makan saja sudah tidak sopan. Apalagi ini sambil merendahkan mereka.
"Alena Alena, percuma ya kamu jadi wanita idola di kampus. Tapi kamu tetap saja dicampakan oleh leo."senyum wanita itu sinis
"Memang enak ya, rasanya dicampakan?."
Wanita itu terus mengoceh, sedangkan Alena sedang menahan diri untuk tidak terbawa emosi sekarang.
Tapi ternyata, jiwa gadis bar barnya kembali muncul. Dia menggebrak meja dengan kencang, sebelum akhirnya menjamb*k rambut wanita itu kuat sampai dia menjerit kesakitan.
"Kamu tuh memang dari dulu selalu jadi orang paling bod*h, sekarang aku ingin mengajarimu bagaimana membalas omongan orang yang kurang ajar." Teriak Alena
Plaakkkkkk
"Jaga mulutmu."
Plakkkkk
Plakkkkkkkk
Alena tanpa henti terus men*mparnya dengan keras, sampai wanita itu makin menjerit dengan menjadi jadi.
Sampai akhirnya dia merasa muak, lalu mendorong wanita itu kuat. Irene yang melihatnya langsung bertepuk tangan dan menunjukan jempolnya, tentu saja dia selalu merasa bangga dengan sahabatnya ini.
" Apa kalian benar benar akan diam saja hah? Cepat haj*r dia!" Teriak wanita itu kepada dua anak buahnya yang sedari tadi hanya diam memperhatikan
Kedua pria itu lalu dengan kekuatan penuh mencoba memuk*l gadis itu, tapi Alena selalu bisa menghindar.
Bahkan rekannya itu terlihat berkali kali ingin menend*Ng bagian perut Alena, tapi jelas itu dengan mudah dihindarinya.
Sampai pada akhirnya mereka harus menerima kekalahan, ketika Alena berhasil memuk*l bagian wajah dan perut pria pria itu, sampai mereka langsung terkap*r lemas dilantai kesakitan.
Wanita itu semakin ketar ketir ketika melihat dua anak buahnya kalah oleh teman kampusnya itu.
Alena dengan bergaya melakukan gerakan memutar seperti menunjukan kalau dia bukan tandingan wanita itu.
"Huh rasain." Irene Langsung berdiri dan ikut meledeknya
Mereka berdua lalu saling mengedipkan mata dan melakukan toss bersama, karena sudah berhasil mengalahkan dua pria itu.
"Dasar anak buah tidak bergun*!." Wanita itu malah mencaci maki anak buahnya
Alena langsung menopangkan satu tangannya di bahu Irene, dengan gaya meledek dia mulai meremehkan wanita itu
"Haduhh, kenapa cuma dua pengawal sih? Sedikit amat. baru juga pemanasan udah kalah, gak seru ah." Ucap Alena dengan percaya diri.
Wanita itu buru buru menelfon suaminya untuk meminta bantuan, karena dia sudah merasa terdesak sekarang
"Hallo sayang, aku sekarang sedang berada di hotel abadi. Ada orang yang terus memukuliku, aku sangat takut." Ucapnya di lebih lebihkan pada suaminya.
Irene dan Alena hanya saling tatap seperti meledek.
"Aku akan segera kesana sayang, tunggulah." Balas suaminya.
"Alena, aku beritahu kamu ya. Kalau misalnya kamu masih berani menyentuhku, lihat saja ya. Suamiku akan segera datang, dan aku yakin dia tidak akan melepaskanmu!." Ancam wanita itu
Alena tersenyum sinis.
"Siapa suamimu itu hah?." Tanya Alena sambil mengangkat satu alisnya.
"Suamiku adalah tangan kanan CEO di perusahaan Kim company, perusahaan itu adalah milik orang terkaya di kota ini, Tuan Kim seokjin." Tegasnya.
"Gampang banget tau gak, bagi suamiku buat menghaj*r dua pengemis seperti kalian ini, tau gak!." Lagi lagi wanita itu merendahkannya.
"Yaampun Irene, aku takut banget loh." Alena dan Irene pura pura menampilkan ketakutan mereka dengan saling memeluk, membuat wanita itu merasa sedikit bangga.
Tapi sedetik kemudian, ekspresi Alena langsung berubah menjadi gadis bar bar lagi
"Silahkan datangkan saja suamimu itu, aku mau lihat siapa yang berani menghaj*rku hari ini." Alena menggulung lengan bajunya bersiap untuk menghadapi antek antek wanita itu.
Saat Alena berjalan maju mendekati wanita itu, wanita itu langsung berteriak untuk menahan.
"Ehhhh berhenti kamu disitu." Ucap wanita itu kencang
Dan tiba tiba suami serta anak buahnya datang kesana.
"Siapa yang berani menyentuh istriku?." Teriak pria itu dengan keras.
"Sayang akhirnya kamu datang." Ucap wanita itu manja
Alena yang melihatnya langsung menunjukkan ekspresi meledek, suaminya begitu jel*k fikirnya.
"Irene lihatlah, bagaimana dia bisa memilih seorang badut untuk menjadi suaminya hihihi." Alena berbisik pada sahabatnya itu lalu mereka tertawa bersama.
"Siapa yang kalian bilang badut hah?" Tanya pria itu emosi...
"Aku, kenapa?." Tanya Alena dengan berani.
Selamat beristirahat Readers.
Jangan pelit vote, ulasan sama follow dong :(
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!