Welcome to New York!!! ~ Taylor Swift.
Sebelum membaca
cerita ini, Cibbyone mengucapkan terima kasih kepada para readers yang
sudah berniat membaca cerita baru dari Cibbyone. Namun cerita ini
sedikit berbeda karna mengandung unsur dewasa, romantis yang banyak dan
fantasi. Semoga suka ya!!!!
"Huuhh Haaah... Huuhhh..
Haaahh..." seorang gadis berpakaian baju tshirt dengan celana jeans
biru berlari dengan sekuat tenaga ke dalam bangunan besar yang sering
disebut kampus.
Jadwal kuliahnya pukul 7
malam namun gadis itu sudah tiba pukul 6 sore. Karna dirinya ingin
membaca buku di perpustakaan. Sebagai anak dari dokter bedah, Leena
sendiri bisa dikatakan mencalonkan kemampuan ayahnya itu sehingga
disinilah dia mempelajari tentang organ manusia.
Buku-buku milik ayahnya sudah dibaca habis sehingga disinilah dia membaca buku di perpustakaan.
&&&
"Ini sudah memasuki
semester kedua, apa tidak aneh masuk ke universitas saat ini?" tanya
seorang pria di belakang bayang-bayang keramaian.
"Biarlah, aku hanya
ingin memperdalam ilmu lagipula aku juga belum pernah belajar di bidang
ini. Makananku. Jadi biarlah aku mempelajarinya." ucap pria lainnya lalu
tersenyum simpul dan meninggalkan orang yang bertanya tadi lalu
berjalan menuju keramaian.
Menuju ke bangunan besar tinggi menjulang keatas yang disebut kampus.
Memakai kemeja berwarna
hitam dan celana berwarna hitam dengan rambut berwarna hitam pekat.
Memiliki wajah tampan berkharisma dan membuat orang-orang disekitarnya
menoleh kearahnya.
Kemudian ketika memasuki
kampus, dia mengintip ke ruangan yang sepi. "Perpustakaan ternyata."
gumamnya karna sebenarnya sosok itu sedang mencari tempat sepi untuk
dijadikan tempat "kesukaan" nya selama di kampus.
Seketika dia hanya
melihat seorang gadis membaca disana dan mulai menarik minatnya. Bukan
gadis itu tapi ruangan yang luas dan tenang itu beserta rak-rak buku
yang tampaknya akan bisa dijadikan tempat bersembunyi di setiap celah.
Dia ingin memastikan apakah benar-benar hanya seorang kah diruangan itu sehingga dia
memutuskan memasuki tempat bertuliskan "library" itu dan melewati gadis
itu sebelum kemudian berjalan mengelilingi ruangan itu.
Kosong. Tidak ada
seorangpun selain gadis itu. Bagus, jika gadis itu tidak disini maka
berarti ruangan itu akan kosong dan itu membuat si pria tersenyum
sedikit. Dia sudah menemukan "tempat" nya sekarang.
*bisik-bisik
"tampan, iya! tadi dia ke ruang dosen aku melihatnya!"
"tapi kan dia kayaknya ambil jurusan kita dan bakalan sekelas dengan kita."
"eh kamu yakin?"
"iya lo, dia bicara sama dosen kita lo!"
&&&
"argghhh... mereka ribut
kali!" seru Leena dalam hati. Dia sedang berada di ruangan kelas karna
sudah pukul 7. Sebenarnya tempat kesukaan Leena di perpustakaan karna
disana jarang ada murid dan dosen sehingga sangat tenang. Konon katanya
ada hantu disana namun Leena bukan tipe murid yang mendengar gossip jadi
dia abaikan saja gossip itu. Toh sampai sekarang dia belum pernah
diganggu oleh "hantu" disana jadi yah aman-aman saja.
"Tenang semuanya!" seru
dosen Dr. William dan itu membuat seisi ruangan hening sesaat. Seorang
pria yang diyakini murid baru pun masuk dan berdiri di samping sang
dosen. "Aku tau ini mendadak, tapi dia akan bergabung dengan kalian."
ucap sang dosen lalu melihat ke arah sang pria.
"Jayden, salam kenal."
ucap pria yang bernama Jayden itu singkat dan membuat seisi ruangan yang
berjenis kelamin wanita tersipu mendengarnya dan tampak tergila-gila.
Kecuali Leena pastinya. Gadis itu lebih sibuk dengan buku yang baru dia
temukan dan pinjam tadi di perpustakaan.
"Baik, silahkan duduk. Kelas akan dimulai." ucap sang dosen lalu membiarkan Jayden duduk.
Kelas mereka modelnya
seperti Harvard University jadi tentunya Leena duduk di paling depan dan
tepat di tengah. Sedangkan temannya yang lain duduk di baris kedua atau
bahkan ketiga.
Jayden memilih tempat
duduk yang paling mudah dijangkaunya yaitu paling ujung dan terletak di
paling depan lalu menghempaskan tubuhnya dikursi.
&&&
Kelas selesai dan Leena
memutuskan untuk segera pulang ke rumahnya yang tak jauh dari kampus itu
tanpa memperdulikan sekitarnya. Seperti biasa.
Namun ketika dia hendak
keluar dari kelasnya, dia menyapu matanya ke seluruh kelas dan tak
sengaja menangkap benda berwarna merah. Anehnya benda itu dipegang oleh
anak baru yang baru masuk hari ini. Sebuah kantong warna merah tercetak
jelas dari plastiknya namun tak diperhatikan orang lain selain Leena
sendiri. Habislah.. Itu darah kan? Kalau bukan kenapa ditaruh di kantong
seperti kantong darah?
Masih bingung dengan
pikirannya, dia memutuskan untuk mengabaikannya dan memilih untuk keluar
dari kelas layaknya tidak terjadi apa-apa.
&&&
Di sisi lain, Jayden
digemari gadis-gadis di kelas namun mereka hanya mengagumi Jayden.
Selantasnya fans dan bukan benar-benar suka.
Jayden sendiri tidak
peduli dengan gadis-gadis yang berkerumunan mendekatinya malah dia hanya
cuek mengingat jam makan "siangnya" akan tiba sebentar lagi.
Bagi Jayden siang adalah malam dan malam adalah pagi jadi tak heran dia sering makan pada "siang" hari.
"Permisi, aku mau pulang
dulu." ucap Jayden kemudian lalu keluar dari kelas secepat kilat
sehingga sama sekali tidak tertangkap oleh mata para gadis itu.
Jayden menuju ke ruangan
perpustakaan yang dijadikannya sebagai "tempat"nya dan dengan segera
membuka kantong darahnya. Benar, itu adalah darah asli dan dia sering
mendapatkannya dari "teman"nya yang memiliki akses mudah mendapatkan
darah.
Jayden meminum darah itu
tanpa suara dan bersembunyi di balik rak buku yang tinggi menutupi
tubuhnya, namun sebelum sempat meminum habis dan menyimpan kantong itu
kembali dia tertangkap basah oleh seorang gadis pendek dengan pakaian
casual yang sedang menatapnya kaget.
&&&
Leena teringat untuk
meminjam satu buku lagi sebelum dia pulang karna buku barunya itu
menarik namun tipis jadi dia yakin akan menghabiskannya secepat kilat.
Untuk mengurangi rasa suntuknya dirumah dia pun memilih untuk pergi
meminjam buku lagi di perpustakaan.
Sayangnya entah ditimpa
sial atau apa, Leena menangkap hal yang sebenarnya menurutnya mustahil
di pikirannya. Mahasiswa baru di kelasnya meminum darah yang sudah
diperhatikan oleh Leena tadi.
Leena sempat shock dan
kemudian terdiam. Mengingat dia tidak ingin banyak mencampuri urusan,
Leena memilih untuk berbalik lalu berjalan meninggalkan pria itu dan
sebenarnya.. hati Leena benar-benar berbeda dengan tindakannya sekarang.
Hatinya takut setengah mati dan tindakannya menunjukkan seolah-olah dia
tidak peduli.
Namun ketika merasakan
ada tangan dari belakang yang mengangkat pinggulnya hingga sekarang dia
sudah diangkat seperti karung di bahu seseorang membuatnya kaget.
Apa-apaan ini! Pasti pria itu yang mengangkatnya! Celaka! Seharusnya Leena tidak datang ke perpustakaan tadi.
"Hey! Apa yang kau
lakukan? Hah? Lepaskan!" seru Leena sambil memukul-mukul ke segala arah
agar dilepaskan. Namun sayangnya teriakannya terhenti karena dia sudah
tidak ada di perpustakaan bahkan daerah kampusnya lagi. Gila! Sekarang
dia sudah berada dalam sebuah mansion besar yang kelihatan sepi dengan
perabotan yang serba antik dan besar.
Jayden pun menurunkan Leena kembali dengan satu tangan seakan Leena hanya sebuah benda yang ringan.
"Hey! Dimana ini?" ucap
Leena lalu menyapu matanya ke sekeliling ruangan. "Rumahku." balas
Jayden singkat masih tetap menatap Leena dalam-dalam.
"Untuk apa kau bawa aku
kesini?" tanya Leena lalu membalas tatapan Jayden. "Karna kau tau.."
ucapan Jayden terpotong oleh Leena.
"Kau bukan manusia."
ucap Leena enteng. Tidak ada rasa takut sama sekali ketika dia
mengatakan itu karna sekarang setelah mengatakan itu Leena akan
mengangkatkan kakinya dari mansion besar itu. "Ya dan karena kau tau aku
tidak akan melepaskanmu selamanya." ucapan Jayden membuat Leena yang
hendak berbalik jadi terdiam kaku.
Apa maksudnya itu???
Tanpa menanyakan lagi, Leena sudah tau maksudnya. Jayden mendekati Leena
dan menghempaskan rambut tergerai Leena ke belakang.
Apa yang akan dilakukannya???
Setelah menghempaskan rambut Leena ke belakang, Jayden mengusap pipi Leena dan mengusir rambut-rambut yang masih tersisa.
Leena yang seketika kaku itu langsung dengan segera mengusir tangan Jayden yang kurang ajar itu dengan memukulnya keras-keras.
Sayangnya rasa sakit itu seperti digigit semut oleh Jayden sehingga dia pun tidak meringis sama sekali.
"Jangan harap! Sampai
jumpa!" seru Leena lalu berbalik dan dengan segera berlari kecil ke
pintu mansion rumah itu dan membukanya.
Terkunci.
Hanya itu yang dirasakan Leena sekarang. No! Hell gak mungkin kan dia gak bisa pulang???
Leena memberanikan
dirinya membalikkan badannya menghadap pria yang sekarang entah kemana
namun dia merasakan embusan nafas dari belakang. Bukan embusan, seperti
mengendus-endus.
"Sudah kubilang kan
sayang, aku tidak akan melepaskanmu." ucap Jayden lembut. Lalu meraba
rambut Leena dari belakang dan pelan-pelan menjalar ke leher Leena.
Tadinya Leena shock
sehingga hanya terdiam, tapi setelah sadar Jayden sedang meraba lehernya
dan itu membuatnya geli. Leena langsung maju tanpa menoleh ke belakang
untuk menghindari sentuhan Jayden dari belakang.
Sayangnya kata-kata
Leena tentang Jayden bukan manusia terbuktikan. Leena tidak bisa
bergerak seincipun. Jayden memeluk perut Leena dari belakang dengan satu
tangannya.
"Se.. sebenarnya.. kau
itu apa?" ucap Leena pelan lebih seperti berbisik. Astaga.. Leena mulai
bergetar bahkan takut. Apa yang harus dia lakukan? Hanya diam saja? Atau
melawan? Tapi dia tidak bisa melawan kan?
"Aku... hmm..." ucap
Jayden lalu mengendus-endus leher Leena. "Setengah vampir dan drakula.
Ahmm..." ucapan terakhir Jayden diikuti dengan dirinya yang mengigit
tengkuk Leena.
Leena terkejut karna
sesuatu seperti menusuk ke dalam kulit lehernya. Sakit namun lama
kelamaan anehnya tidak terasa sakit lagi.
"Apa yang kau.." ucapan
Leena terhenti karna Jayden yang dari belakang mengigitnya menutup mulut
Leena dengan satu tangan yang bebas karna satu tangan Jayden digunakan
untuk menyampirkan baju Leena. Bukan menyampirkan namun sudah koyak
dibuat Jayden.
"Ah.. Hmmm.. nikmat." ucap Jayden perlahan ketika dia sudah selesai dengan makan "malam" nya.
"Apa yang kau lakukan..
kenapa kau melakukannya... Aku mau pulang!" seru Leena di akhir kata,
air mata sudah membasahi pipinya. Leena masih tidak mau berbalik menatap
Jayden.
"Shh.. Kan sudah
kubilang tidak akan melepaskanmu. Ayo ke kamar." ucap Jayden lalu
membopong Leena dengan cepat tanpa Leena bisa menghindar.
"Tidak! Lepaskan aku!!!"
teriak Leena histeris. Dia ingin pulang, ingin baca buku terlebih lagi
ingin bertemu kedua orang tuanya.
"Diamlah!" seru Jayden lalu menaruh Leena dengan pelan di tempat tidur besar Jayden.
Masih suasana antik dan elegan, sudah berapa tahun sih barang-barang disini?
Tapi tidak mau mengacuhkan itu dia memilih berdiri dan menatap Jayden dengan lurus-lurus.
"Kau kira kau siapa? Kau tak punya hak!" seru Leena kesal. Jayden terlalu seenaknya melakukan segala hal.
Lalu karna Jayden hanya menatapnya tajam, Leena pun memilih melewati Jayden karena ingin keluar dari kamar besar itu.
Seketika Leena mendekati
pintu kamar itu, Jayden entah sejak kapan sudah ada dekat di
belakangnya dan dia menghempaskan rambut Leena dengan cepat dan mengigit
di bagian leher Leena beberapa detik lalu mengusap gigitannya dengan
cepat.
"Baik, ayo kuantar." ucap Jayden singkat lalu membukakan pintu kamarnya.
"Tunggu dulu! Apa yang
kau lakukan barusan??" tanya Leena kebingungan. Samar-samar Leena merasa
ada yang aneh di tubuhnya namun itu hanya sesaat dan kemudian dia tidak
merasakannya lagi.
"Kau mau pulang atau tidak!" bentak Jayden tampak emosi kepada Leena yang masih memegangi lehernya.
Jayden tentu tidak akan bilang memasukkan apa di dalam tubuh Leena.
"Mau.." ucap Leena pelan
karna terkejut mendengar bentakan Jayden barusan. "Anak baik." ucap
Jayden lalu tanpa pamit membopong Leena lagi dan sekarang mereka sudah
berada di dalam mobil SUV Ford milik Jayden.
&&&
Tanpa ditanya satu kata, anehnya Jayden tau rumah Leena tanpa ditunjuk bahkan langit ternyata sudah dini hari.
Tanpa pamit, Leena langsung keluar dari mobil Jayden lalu sedikit membanting pintu mobilnya.
Leena masih diam dan
masih merasakan Jayden belum berangkat sama sekali. "Pergilah!" seru
Leena dengan nada agak pelan takut membangunkan tetangga.
"Baik." jawab Jayden datar lalu melajukan mobilnya.
Begitu Leena sampai di
kamarnya dia menangis, menangis sejadi-jadinya. Seumur hidupnya belum
pernah dia dilecehkan pria manapun dan sekarang dia sudah mengalaminya.
Bukan peduli dengan darahnya yang dihisap sebenarnya karna bagus juga kan semacam cuci darah sekalian.
Bagaimana ini? Jayden benar-benar melecehkan dirinya mengingat Leena belum pernah disentuh laki-laki manapun kecuali ayahnya.
Seakan merasa lelah terus memikirkan itu, Leena pun tertidur tanpa dia sadari karna mengantuk.
Orang tua Leena bukannya
tidak ada di rumah namun mereka masih belum pulang mengingat ayah Leena
punya jadwal padat dan ibu Leena sebagai perawat yang membantu ayahnya.
&&&
"Leena! Bangun! Kamu
sudah mau telat." ucap Devina, ibu Leena. Leena mengeliat dan mengintip
jam wekel di nakasnya. "Sudah jam 3????" teriak Leena terkejut. Tidak
disangka tubuhnya yang baru pertama kali tidur di dini hari begitu lelah
hingga memakan waktu lama untuk tidur.
"iya, kamu sakit ya? Kok
pucat? Nih.. mama ada taruh obat kamu minum terus siap-siap ya." ucap
Devina pelan karna jika memaksakan putrinya tidak sekolah sama saja
dengan membuat putrinya stress, dasar anak rajin.
Leena pun beranjak dari
tempat tidurnya dan dengan segera bersiap-siap. Kali ini Leena
diantarkan orang tuanya mengingat kedua orang tuanya memang agak free
hari ini.
"Nanti kami jemput ya." ucap Devina pelan lalu papa Leena pun melajukan mobilnya setelah Leena turun.
Tidak lagi menuju
perpustakaan, Leena memilih untuk pergi ke kelasnya walaupun waktu masih
pukul 6 yah.. waktu biasanya Leena masih berada di perpustakaan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!