NovelToon NovelToon

SERPIHAN HATI LIANTI

PERTEMUAN KEMBALI

" Taktok taktok taktok...."

Bunyi langkah kaki berlari lari kecil memasuki lobi hotel menuju lift yang sudah terlihat penuh sesak..

" Tunggu, masih muat ngak? aku mau ke lantai empat " ucap wanita anggun berkaki jenjang itu sambil memasuki lift.

" Hay kamu Lia? Masih ingat aku? " Seketika suara yang terdengar berat memecah keheningan.

" Hay Arya kan? Siapa sih yang bisa lupa sama cowok populernya SMA 75 " jawab Lianti sambil tertawa

" Oiy Ar, siapa siapa aja yang datang malam ini? tau ngak sih aku tuh kangen banget dengan kalian semua " ucap nya lagi sambil tersenyum.

" Irvan bakal datang juga deh kayaknya , hati hati aja entar bisa CLBK loh.." celoteh Arya sambil tertawa, membuat pipi Lianti terlihat merona karena tersipu malu.

Arya dan Irvan, dua cowok yang dekat dengannya semasa SMA. Arya adalah teman sesama pengurus Osis Lianti dan Irvan adalah kekasihnya

*************

" Ting " (lift pun terbuka)

Arya dan Lianti melangkah masuk ke resto hotel tempat acara reuni di adakan.

" Kesana yuk " Arya menunjuk meja yang telah disediakan pania reuni khusus buat kelas mereka.

" Kamu duluan aja Ar.., aku ke toilet bentar ya " jawab Lianti

Arya langsung bergabung dengan teman temannya yang sudah duduk disana.

Dan Lianti berjalan menuju meja dipojok ruangan lalu duduk sana.

Hatinya mulai tak karuan, kata kata Arya tadi terus terngiang di telinganya kalau Irvan pun akan hadir malam ini.

Satu persatu memori masa lalu itu mulai kembali terbayang di ingatan Lianti, Hal yang begitu menyakitkan. Sesuatu yang membuat ia hancur dan pergi dari kota kelahirannya ini. Tentang kebohongan, tentang penghiatan Irvan dengan sahabatnya sendiri.

Ulfi Mindani adalah murid pindahan dan jadi sahabat Lianti saat di kelas dua belas, tapi sekaligus menjadi penyebab kandasnya hubungan Lianti dan Irvan yang sudah terbina sejak masih di kelas 10 saat itu.

************

Plash Back On

Tiba tiba kelas menjadi heboh karena kedatangan cewek manis, murah senyum dan seksi.

" Anak anak mohon perhatiannya sebentar, hari ini kalian ada teman baru, pindahan dari kalimantan. Namanya Ulfi Mindani, bapak minta tolong pada kalian bantu kawan kalian ini dalam mengejar ketinggalan pelajarannya ya.

Dan satu lagi, ketua kelas tolong ambilkan bangku buat Ulfi duduk "

Ucap pak Cipta sebelum pamit keluar kelas.

"Ulfi, kamu duduk disini aja dulu buat sementara..daripada nunggu bangku dari gudang, kebetulan beberapa hari ini si Arya ngak masuk karena kurang sehat "

Ucap cewek cantik yang sejak tadi sudah berdiri di samping bangkunya dengan sedikit teriak dan senyum cerianya.

Dengan segera Ulfi pun berjalan menuju bangku di jejeran ke tiga dan duduk di sebelah cewek cantik yang tidak lain adalah Lianti.

" Kenalin aku Erika lianti panggil aja lianti atau Lia.." ucapnya sambil mengulurkan tangan ke arah Ulfi

" Aku Ulfi Mindani, biasanya dipanggil Ulfi aja " jawabnya sembari nyambut uluran tangan Lianti sambil tersenyum manis.

Percakapan pun terhenti begitu pak Anwar masuk dan pelajaran pun di mulai..

**********************

" Kring kring kringggggg.."

Suara bel berbunyi tanda pelajaran berakhir..para siswa bergegas meninggalkan ruang kelas..

" Lia, kamu pulangnya ke arah mana? mau bareng ngak? Kan bisa sekalian ngobrol tuh" ucap Ulfi sambil memperhatikan Lianti yang keliatan sibuk memasukkan buku bukunya ke dalam tas.

" Lia pulangnya bareng aku, oiya kenalin.. aku Irvan, pacarnya Lia " terdengar suara cowok dari arah bangku belakang.

"Oogitu, ya udah deh besok aja ngobrolnya saat jam istirahat" ujar ulfi segera berdiri

Degan sigap Lia menoleh dan menjawab..

" Ihh ngak papa kok, kita pulangnya bertiga aja..gimana ? "

" Lah katanya mau mampir ke toko buku?" Tanya irvan seolah berfikir

" Iya sih, tapi kan bisa lebih seru tau kalau jalan bertiga gitu. Entar abis dari sana kita anterin Ulfi pulang biar sekalian tau dimana rumahnya.." jawab Lianti senang.

" Iya kalau gitu aku ikut ke toko buku, itu pun klo ngak ganggu acara dua dua an kalian " canda Ulfi sambil ngelirik irvan yang keliatan sedikit kecewa..

Dan itu awal kedekatan mereka bertiga

Plash Back Off

****************

" Kemaren ayam tetanggaku koid loh gara gara kebanyakan melamun "

Sebuah suara membuat Lianti tersentak sadar dari lamunannya. Seorang teman sudah duduk di sebelahnya entah sejak kapan.

" Eh ada Silfa, apa kabar? kok ngak nyapa dari tadi sih? "

Ujar Lianti sambil salah tingkah karena melihat senyum jahat temannya itu yang penuh selidik.

" Kamu lihat sendiri nih, aku makin keren kan? ucap Silfa kepedean.

"Oiya, kemana aja selama ini? setelah kelulusan, Kamu bak di telan bumi. di cariin si Irvan mulu loh sejak waktu itu.."

Celotehan Silfa membuat jantung Lianti berdekup kencang, berfikir bagaimana seandainya kalau Irvan datangnya bersama Ulfi. apa ia bisa bersikap wajar atau malah sebaliknya.

" Aku ngelanjutin kuliah di kota lain dan kehilangan kontak teman teman semua " ucap Lianti mengemukakan alasan.

" Ogitu ya sil, gimana kabarnya si Irvan?apa dia akan datang bareng Ulfi?"

Tanya Lianti tak sabaran pengen tau.

" Entah " ucap Lianti sambil mengangkat kedua telapak tangan, seiring gerakan pundak. mengisyaratkan kalau dirinya pun belum tahu.

" Yang ku dengar, dari gosip teman teman si Ulfi sudah merid..ngak lama sejak kita tamat SMA "

" Kita lihat aja entar, si Irvan datangnya dengan siapa "

" Tadinya sih ku fikir bareng kamu Lia"

Jawab Silfa seenaknya sambil tertawa..

*****************

Semua mata tiba tiba tertuju ke lift yang terbuka dan seorang laki laki berbadan tegap keluar dari sana. dengan style yang bener benar cocok, setelan jas coklat garis garis yang di kenakan itu makin memancarkan ketampananya..

Jantung Lianti seakan berhenti, mulutnya tak sanggup berkata. hanya menatap tanpa berkedip sedikit pun.

" Dia Irvan yang dulu begtu ku cintai dan akhirnya ku benci.." gumam Lianti dalam hati.

" Lia, Irvan tuh..sana buruan samperin! "

Silfa mulai lagi mengusik lamunan Lianti yang sudah tak karuan itu..

" ### Silfa, aku ke toilet dulu ya.." jawab Lianti sambil bangkit dari duduknya dan berjalan menjauh tanpa menghiraukan ekspresi Silfa.

Balik dari toilet, Lianti bergegas menuju lift bermaksud untuk pulang dan meninggalkan resto tempat acara reunian itu.

" Li, kamu ngak kangen sama aku? Kenapa buru buru pergi gitu? paling ngak sempatin nyapa dulu.." ucap seorang pemuda tampan yang baru saja datang

Tenggorokan Lianti seketika kering, " Ya Tuhan, suara itu masih terdengar seperti beberapa tahun lalu.." racaunya tanpa sadar. laki laki yang selama bertahun tahun ingin ia lupakan, kini berdiri tepat dihadapannya.

Jantung Lianti kembali bergekup kencang, tapi ia tetap mencoba tersenyum. " Hai Van, apa kabar ? Ngak kok, aku cuma mau turun sebentar..phonselku ketinggalan di mobil" ujar Lianti berbohong.

" Hmmm kamu masih tetap seperti dulu Li, ngak pandai berbohong. okey aku temani kamu turun kalau begitu "

Jawab Irvan penuh keyakinan, sambil menarik Lianti masuk lift..dan seketika itu pun pintu lift tertutup.

Suasana di dalam lift begitu hening, hanya sesekali terdengar tarikan dan helaan nafas panjang.

Lianti hanya bisa diam dan menunduk tanpa berani menatap Irvan..

Begtu pun Irvan, ia hanya terus menatap Lianti dengan rasa kangen tanpa bisa berucap bibirnya kelu seakan terkunci.

*****************

Sesampainya di pelataran parkir, Irvan tiba tiba menarik tangan lianti. yang sudah terlihat buru buru menuju mobilnya.

" Li, aku mau ngomong. tolong kasi aku waktu tuk jelasin semuanya. Yah mungkin ini sudah terlambat, tapi aku tetap mau minta maaf..." Kata kata Irvan terdengar pelan dan seakan memohon.

Bertahun tahun aku cari tahu ke beradaan kamu Li, tapi kamu seakan hilang bak di telan bumi. Pergi dengan membawa kemarahan..

" Maafkan aku Li, aku begitu salah telah menyakiti kamu. dulu itu aku khilaf dan di butakan rasa cemburu karena sering melihat kamu bareng Ruli si kutu buku itu. Padahal aku yakin kamu itu ngak mungkin hianati aku. tapi entah kenapa tanpa mikir panjang, dengan bodohnya aku merespon pendekatan Ulfi.." ucap Irvan degan penuh penyesalan.

Lianti hanya diam, matanya mulai terlihat basah, bulir bulir bening mulai jatuh disana. luka itu begitu dalam menggores hatinya. apa yang dia liat waktu itu masih sangat di ingatnya dengan jelas.

KILAS KISAH ON

" Loh mau kemana? kamu kan belum sehat betul nak?

tanya wanita separuh baya itu dengan serius, ketika melihat Lianti keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi.

" Mau ke rumah Ulfi mi, mau belajar bareng. kan sudah semimggu Lia ngak masuk sekolah. pasti banyak pelajaran yang tertinggal "

Ucap Lianti mencoba menyakinkan wanita paruh baya yang tak lain adalah maminya.

" Kalau gitu diantar pak Mamat aja ya, soalnya mami khawatir kalau kamu pergi sendiri "

Lianti pun menggangguk tanpa membantah, setelah mencium tangan maminya, dia pun pergi di antar supir.

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Mobil mewah itu pun berhenti di depan rumah yang selalu tampak sepi, karena memang cuma di huni oleh dua orang yaitu Ulfi dan kakak perempuannya yang masih kuliah di kota ini, Mereka mengontrak sebuah rumah yang tidak begitu besar, sementara orang tua mereka tinggal jauh di kampung.

Seperti biasa Lianti langsung saja masuk tanpa mengetok karena pintu memang sudah terbuka lebar.

Dan betapa kagetnya dia saat mendorong pintu kamar yang tidak tertutup rapat, sangat tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.

" Apa yang kalian lakukan? " tanya Lianti setengah teriak sambil meremas tissu yang sejak tadi di pegangnya dan tetap berdiri di depan pintu kamar itu.

" Li.., aku bisa jelasin. ini tidak seperti yang kamu fikir " dengan sangat kaget bercampur gugup laki laki yang di dalam kamar itu menjawab. dan dia adalah Irvan.

" Yang aku lihat seperti ini, terus yang tidak aku lihat seperti apa ? "

" Kamu, ya kamu..."

" Sahabat yang ku anggap seperti saudara sendiri segala apa yang aku punya dan ingin kamu pinjam, semua aku kasi.."

" Tapi tidak dengan kekasihku, kenapa kamu tega melakukan ini padaku ? "

Wanita di kamar itu cuma diam dan menunduk tanpa bisa berkata kata.

Lianti mulai gemetaran menahan amarahnya, air matanya sudah mengalir deras tanpa mampu dibendungnya lagi.

Irvan menghampirinya dan mencoba memeluknya, tapi tangannya di tepiskan begitu saja oleh Lianti.

" Silahkan teruskan saja, maaf kalau aku mengganggu kalian "

dengan berderai air mata, Lianti keluar dari rumah itu, langsung masuk mobil tanpa menoleh dan menghiraukan panggilan Irvan.

" Li.. lia..tungguuuuu"

Irvan pun terduduk dengan lemas tanpa bisa berbuat apa apa, hanya terus memandangi mobil yang membawa Lianti hilang di tikungan jalan..

Plash Back Off

*****************

" Van aku pulang dulu ya, lain kali aja kita obrolin ini. aku ngak bisa sekarang "

ucap Lianti tiba tiba.

Bak petir yang menyambar di telinga Irvan yang sudah sejak tadi memohon pada Lianti tuk di beri waktu.

" Li, aku mohon...please.."

" Maaf Van, ngak bisa sekarang "

masih sangat jelas terlihat rasa sakit itu di mata Lianti. ia pun bergegas melangkah, masuk ke mobilnya dan pergi meninggalkan Irvan yang cuma bisa pasrah.

" ### Li, aku masih sangat sayang kamu. aku akan tetap berusaha mendapat kata maaf mu "

ucap Irvan dalam hati.

SAMPAI DI SINI DULU

BERSAMBUNG

AWAL KEDEKATAN

Lianti berbaring di atas sofa sambil memandangi langit langit kamarnya, sesekali bola matanya berputar mengitari tiap sudut kamar yang hampir lima tahun ditinggalkannya.

Sejak tamat SMA, Lianti melanjutkan kuliah di kota lain dan tidak pernah sekalipun kembali ke kota ini. kalau pun rasa kangen pada orang tuanya sudah sangat berat, paling mami dan papinya lah yang diminta untuk datang mengunjunginya.

*Entah rasa sakit seperti apa yang dirasakan Lianti, sampai tidak sanggup pulang ke kota kelahirannya dan juga kota dimana orang tuanya menetap.

*****************

Plash Back On

" Lia, pinjamin buku kimia dong. tadi aku ngak nyatet, soalnya ngantuk banget dan pak Anwar juga jelasinnya kayak gimana ya " ucap cowok yang dengan sengaja menunggu Lianti didepan gerbang sekolah .

Lianti menatap cowok itu dengan keheranan, " Ngak salah apa ya, kan cowok ini biasanya angkuh dan dingin sikapnya " gumamnya dalam hati.

" Hello, kok malah bengong gitu?

takjub ya lihat wajahku yang tampan ini dari dekat ? udah jangan natap lama lama, entar kamu naksir repot loh yah hahahaha " berceloteh lepas sambil tertawa, lalu melambai lambaikan tangannya didepan wajah Lianti. Cowok itu tak lain adalah Irvan.

Lianti salah tingkah di buatnya, wajahnya terlihat memerah menahan malu tatkala kepergok menatap Irvan.

" Eh iya eh ngak kok, apa tadi " sambil bembuka tasnya dan mengeluarkan sesuatu dari sana. " Buku kimia ya?..nih "

Setelah memberikan buku, Lianti pun buru buru berjalan meninggalkan Irvan yang masih senyum senyum sendiri.

*****************

Lianti berulang ulang melirik jam tangannya, sudah satu jam lama ia berdiri menunggu jemputannya. " Kenapa pak Mamat lama banget ? terjebak macet kali ya? ah mungkin lagi mampir kemana dulu disuru mami " gumannya di dalam hati dan mencoba untuk tenang.

Suasana sudah mulai sepi, hanya tersisa beberapa orang siswa siswi di depan sekolah itu. Jalanan di depan SMA 75 yang tadinya macet dan ramai karena jam pulang sekolah, berangsur angsur normal lagi.

" Mau ku anterin pulang, nona cantik? "

ucap Irvan, menghentikan motornya di depan Lianti yang sibuk celingak celinguk melihat kanan kiri berharap mobil jemputannya muncul.

" Makasih banget, kamu duluan aja. sebentar lagi supirku datang "

jawab Lianti menyembunyikan kegelisahannya yang was was kalau terlambat ke tempat bimbelnya.

" Udah, ayo naik. ngak usah malu kamu ngak pandai berpura pura, keliatan banget kalau kamu ngak tenang "

kata Irvan yang tak menunggu jawaban dan langsung menyodorkan helm ke arah Lianti.

Lianti pun seperti bocah manis yang menurut saja, menerima helm itu lalu memakainya dan bergegas duduk di belakang Irvan yang siap tancap gas.

*****************

Motor pun berhenti di depan ruko yang diatasnya terpampang tulisan besar " bimbingan belajar Xxx " disana sudah terlihat ramai dengan remaja seusia Irvan dan Lianti.

" Pantes aja kamu pinter, tapi apa ngak puyeng tuh belajar mulu? " Canda Irvan seenaknya sambil menggantung helm dimotornya.

Lianti hanya tersenyum manis dan berkata, " Terima kasih sudah dianterin, aku masuk ya soalnya sudah telat sepuluh menit " Sambil berlalu meninggalkan Irvan.

 

*KEESOKAN HARINYA

" Morning Lia " sapa Arya yang sudah duduk disamping Lianti saat suasana kelas masih sepi.

" Morning too, tumben datangnya kepagian " ejek Lianti menggoda Arya

" Ih kok ngomong gitu? harusnya sebagai teman, kamu itu suport aku dong Lia. Gimana sih? " omel Arya, mirip nenek kehilangan sirih.

Obrolan mereka terhenti seketika, Lianti merasa rambutnya ditarik tarik dari belakang. " Irvan, apa yang kamu lakuin? " protes Lianti saat menoleh kebelakang dan mendapati pelakunya.

" Nyantai aja, pinjam rambut kamu cuma dimainin doang. Aku suka loh dengan wangi shampo kamu " jawab irvan seenaknya.

Entah kenapa Lianti pun kembali menyenderkan tubuhnya disandaran bangku, membiarkan rambutnya yang masih agak basah dan terurai itu kembali disentuh Irvan.

" Kringgg kringggg..kringgg " bell tanda pelajaran berakhir berbunyi nyaring.

Irvan buru buru keluar kelas, ia bermaksud menunggu Lianti diseberang jalan depan sekolah tempat dimana biasanya cewek itu menunggu jemputan.

Lianti terlihat berjalan dam menebar senyum ke setiap orang yang di lewatinya. Irvan pun tak mau membuang waktu, " Aku mau balikin buku kamu, nih " kata irvan sambil menyulurkan tangan nyodokan buku yang dibawahnya. Tiba tiba " Brakkk " buku itu jatuh terlepas dari tangan Irvan sebelum sempat dipegang lianti.

Tanpa aba aba, Lianti pun berjongkok mengambil buku itu. Dan dari dalam buku itu muncul lembar kertas warna biru bergambarkan hati disisi depannya.

" Apa ini? perasaan bukan punya aku deh " ucap lianti yang membuat Irvan jadi salah tingkah.

Dengan repleks Irvan menyentuh tangan lianti yang memegang kertas itu, " itu itu mungkin punya aku, iya betul itu punya aku. mungkin semalam terselip di buku itu " jawab Irvan gugup.

Lianti pun tersenyum dan menyerahkan kertas itu pada pada Irvan. Tapi kertas itu ditolak oleh Irvan dan dikembalikan lagi ke Lianti, " Simpan buat kamu aja " Irvan tersenyum malu malu.

" buat apa? " jawab Lianti tak mengerti

Irvan berfikir sejenak sebelum berkata, " Kalau itu melambangkan hatiku dan aku ingin menitipkannya padamu, apa kamu mau menjaganya? " Irvan menjeda kalimatnya untuk mengatur debar jantungnya yang semakin menggebu, " Lianti Erika, apa kamu bersedia jadi kekasihku? " ucap Irvan dengan mantap.

Lianti yang terlihat bingung namun berusaha mencerna apa yang barusan di dengarnya, ia seolah tak percaya kalimat seperti tadi keluar dari mulut Irvan, cowok dingin yang selalu bersikap cuek pada lawan jenis dan sangat diidolakan hampir semua cewek disekolah ini tiba tiba nembak dirinya. " Aaku belum bisa jawab sekarang " ucap Lianti gugup

" Baiklah, ngak apa apa " wajah Irvan sedikit kecewa, lalu melanjutkan kalimatnya lagi," Sekarang ayo aku anterin kamu pulang" tambahnya dan diangguki oleh Lianti.

Mereka berdua berboncengan lagi namun tidak seperti kemarin, saat ini keduanya lebih banyak diam disepanjang perjalanan. Disatu sisi Lianti sudah merasa debaran jantungnya mulai tak karuan berdekataan dengan Irvan, disisi lain Irvan malah terlihat senyum senyum sendiri entah apa yang di fikirkannya.

Lianti berpegangan erat dipinggang Irvan, ia sedikit takut karena tiba tiba laju motor bertambah kencang dan nyalip sana sini diantara kendaraan lain.

Plash Back Off

TUNGGU KISAH SELANJUTNYA, author akan lanjutkan kisah ini secepatnya..

AWAL KEDEKATAN #2

" Tok..tok tok..., Non..non Lia ini ada kiriman paket buat non "

Lianti tersentak, entah sudah berapa lama dia melamun sampai tidak menyadari ketukan pintu dari luar kamar dan panggilan dari asisten rumah tangganya itu.

" Iya, tunggu sebentar mbak "

Kemudian bangkit dan berjalan untuk membuka pintu

" Makasih mbak.."

Ucap Lianti lalu menutup kembali pintu kamarnya, setelah menerima kotak berwarna coklat yang lumayan besar.

Dengan rasa penasaran dibukanya, dibacanya nama pengirim yang tertulis dengan jelas disana " IRVAN ADMAJA "

Begitu kotak terbuka, mata Lianti seketika berkaca kaca melihat isi didalamnya. Bulir bulir air mengalir dari mata indahnya tanpa terbendung lagi.

" Ternyata dia masih menyimpan semua barang barang ini " gumam lianti dalam hati.

Fikirannya kembali melayang ke masa lalu menembus lorong waktu kembali pada awal perkenalannya dengan irvan, cowok keren yang selalu bersikap dingin dan cuek. Anak pejabat sekaligus pewaris tunggal perusahan Admaja grup yang diidolakan banyak cewek di kota itu.

****************

**Plash Back On

Hari** ini adalah hari pertama masuk sekolah bagi siswa siswi baru SMA 75, Lianti berlari memasuki gerbang sekolah dengan penuh semangat sambil sesekali memperhatikan layar phonselnya.

Tiba tiba " Brakkk " lianti terjatuh, ia tak sengaja menabrak tubuh kekar yang kini berdiri didepannya.

" Maaf ngak sengaja " ucap Lianti sambil membereskan isi tasnya yg berserakan di lantai. Karena tak mendapat respon seketika Lianti mendongakkan kepalanya menatap wajah pemilik tubuh kekar itu, begitu dingin tanpa ekspresi seakan akan tidak mendengar kata maafnya.

" Hay tunggu, bantu aku berdiri " ucap lianti setengah teriak, namun cowok itu cuma menoleh sebentar lalu kembali melangkah tanpa mempedulikan suara teriakan yang terdengar kesal.

Liantipun segera bangkit dan mengibas ngibaskan tangan membersihkan roknya yang sedikit kotor sebelum kembali berjalan menuju kelas.

*****************

Pandangan Lianti berputar mengitari ruangan, melihat satu persatu penghuni baru seperti dirinya di kelas itu.

Matanya berhenti pada wajah tampan yang duduk sendiri dibangku paling belakang sambil bermain phonsel.

" Selamat pagi anak anak, persiapkan buku pelajaran kalian dan buka halaman dua " kata bu Arma, lalu membuka buku dan beberapa saat mulai menjelaskan beberapa contoh soal.

" Hey kamu, iya kamu yang sejak tadi melamun saja " ucap bu Arma dengan tegas.

" Eh saya ya? iya maaf bu " jawab Lianti gugup

" Kamu mengerti dengan bahasan yang ibu jelaskan tadi? sejak tadi ibu perhatikan kamu melamun " Bu Arma terlihat kesal karena merasa tidak dihargai

" InsyaAllah ngerti bu " Lianti tersenyum

" Baik, kalau begitu naik kemari dan kerjakan soal berikutnya " ucap bu Arma dengan nada meremehkan

Lianti segera maju ke arah whitebord dan mulai menulis, setelah sebelumnya menerima spidol dari bu Arma.

Hanya butuh bebera menit untuk menyelesaikan soal itu, kemudian Lianti meletakkan spidol lalu berbalik dan berjalan ke arah bangkunya kembali.

Terlihat bu Arma begitu tertegun melihat hasil kerja Lianti.

" Lianti, coba bawah buku kamu itu ke mari " ucap bu Arma penasaran

" Iya bu " Lianti kembali kedepan membawah buku miliknya

Bu Arma mengernyitkan dahi melihat isi buku catatan Lianti, semua soal soal sudah dikerjakan dengan baik dan benar. Kemudian berkata ke arah lianti, " ini kamu yang kerjakan semua? "

" Iya bu, maaf.." ucap Lianti menunduk

" kalau begitu, mulai hari ini dan seterusnya kamu cukup duduk diam dibangku paling belakang setiap ibu mengajar di kelas ini " ucap bu Arma kagum, " Dan satu lagi, buku kamu ini jangan di pinjamkan ke teman temanmu " tambahnya lagi.

" ### Baik bu " kata Lianti sambil berdiri untuk bergegas menuju bangku belakang.

Deg deg..jantungnya mulai bergedup kencang saat mata teduhnya bersitatap dengan mata elang milik cowok cakep tapi dingin yang tadi pagi ditabraknya.

" Maaf soal yang tadi " ucapnya

Lianti akhirnya cuma bisa menggigit bibirnya karena sang cowok tidak merespon sama sekali.

Hingga **beberapa minggu berjalan Lianti pun duduk sebangku dengan Irvan, tak henti hentinya ia mencoba mendekati dan membantu cowok dingin itu tuk bisa mengerti penjelasan soal yang di bahas bu Arma

-----‐---------------------

ASSALAMUALAIKUM, MAAF AUTHOR BARU SEMPAT MELANJUTKAN KISAH " LIANTI "

BERHUBUNG AUTHOR LAGI BERDUKA KARENA AYAHANDA TERCINTA BERPULANG KE SISI SANG PENCIPTA...

SEKALI LAGI MAAF 🙏🙏🙏🙏**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!