NovelToon NovelToon

CINTA TULUS EMBUN

BAB 1 AWAL.

‘’ Afkar, mamah tidak ingin menanggung malu atas perlakuan kekasihmu itu. Undangan sudah di sebar. Dan hari pernikahan kamu tinggal satu minggu lagi, tidak mungkin kita membatalkan pernikahan begitu saja ‘’ Ucap Mama jihan ( Ibu afkar )

Dengan sikap santainya Afkar langsung meninggalkan ibunya yang belum selesai berbicara dengannya.

‘’ Carikan saya wanita yang siap di nikahi satu minggu lagi ‘’ Titah afkar kepada asistennya.

‘’ Baik tuan ‘’ Jawab Bilal ( Asisten Afkar )

Tidak ada yang bisa membantah ucapan sang tuan. Bilal akan mencari cara agar bisa mendapatkan wanita yang di inginkan oleh sang tuan.

Usai mengantarkan sang tuan ke rumah. Bilal langsung pamit untuk menyelesaikan tugas yang di berikan oleh sang tuan.

Sedangkan di kampung. Seorang gadis muda sedang duduk di depan paman dan juga bibinya.

‘’ Mau tidak mau paman harus menjual rumah ini, karena paman tidak bisa melunasi hutang kepada juragan ‘’ Ucap Paman.

‘’ Tapi paman, rumah ini milik kedua orang tuaku ‘’ Protes embun.

‘’ Jadi kamu lebih tega melihat paman masuk penjara begitu? ‘’

‘’ Kamu egois embun! Selama ini kami yang sudah merawat dan membesarkan kamu tapi inikah balasan dari kamu? ‘’ Hardik bibi dengan tatapan tajam.

‘’ Embun akan melakukan apa saja agar rumah ini tidak di berikan kepada juragan ‘’ Mohon embun sambil bersimpuh di kaki paman.

Paman dan bibi saling lirik ‘’ Kamu yakin dengan apa yang kamu ucapkan? ‘’

Embun langsung mengangguk ‘’ Iya bibi, asalkan rumah ini jangan di berikan kepada juragan. Rumah ini banyak kenangan ibu dan bapak ‘’ Ucap Embun.

‘’ Baik. Paman akan ngobrol dengan juragan, siapa tau juragan memilki solusi lain selain mengambil rumah ini ‘’ Ucap paman.

Embun merasa lega karena paman akan mencari solusi lain ‘’ Ya allah, mudah-mudahan paman dan juragan memiliki solusi lain selain mengambil rumah ini ‘’ Gumam embun dalam hati.

BEBERAPA HARI KEMUDIAN.

Setelah perdebatan panjang akhirnya embun menerima pinangan  pria kota yang tidak pernah embun temui sebelumnya.

Pria ini yang akan membayarkan semua hutang paman kepada juragan namun dengan sarat. Embun harus menikah dengan atasannya.

‘’ Ya allah, apa ini jalanku? Aku serahkan semuanya kepadamu ya allah. Maafkan aku yang sudah bermain dengan ikatan suci ‘’ Gumam embun dalam hati.

Setiap wanita pasti menginginkan pernikahan yang bahagia, langgeng sampai nenek, kakek. Namun embun tidak yakin dengan pernikahannya, apa akan bahagia, atau tidak?

Walaupun begitu embun akan berusaha bersikap baik, hormat dan patuh kepada suaminya nanti. Walaupun tanpa cinta setidaknya embun mencari surge lewat suaminya.

‘’ Pergilah, bibi merestui pernikahan kamu dan pria itu ‘’ Ucap Bibi.

‘’ Iya bi. Doakan embun ya ‘’

‘’ Hm.. ‘’ Jawab Bibi.

Embun pergi pergi dengan paman dan juga pria yang membayarkan hutang sang paman.

Entah dapat info dari mana, tiba-tiba saja pria itu datang menawarkan untuk membantu membayarkan hutang.

Setelah perjalanan yang cukup lumayan jauh akhirnya mereka sampai di sebuah rumah yang cukup besar dan mewah.

Kedua mata paman langsung membulat sempurna ketika melihat rumah yang sangat besar ini.

‘’ Lihatlah embun, saking paman sayang kepadamu. Paman mencarikan jodoh yang kaya raya untukmu ‘’ Bisik paman ‘’ Setelah menikah nanti jangan lupa sering-sering kirim uang untuk paman ‘’ Lanjut paman berbisik.

Embun menggelengkan kepala tanpa membalas ucapan sang paman.

‘’ Silahkan masuk. Tuan saya sudah menunggu kedatangan kalian ‘’ Ucap Bilal.

Ya. Pria itu adalah bilal. Bilal rela datang ke desa agar bisa mendapatkan seorang gadis, bilal pun tidak sia-sia datang ke desa karena saat itu bilal tidak sengaja mendengar percakapan paman dan juga juragan.

Embun mengikuti langkah bilal. Embun cukup kagum dengan bangunan yang sangat bagus ini.

‘’ Silahkan duduk, saya akan memanggil tuan saya terlebih dahulu ‘’ Ucap Bilal

Embun dan paman langsung duduk di sofa empuk ‘’ Tidak sia-sia paman mengijinkan pria kaya itu meminang kamu embun, kalo bibi tau. Dia pasti akan sangat senang karena keponakannya akan tinggal di rumah mewah ‘’ Seru paman.

‘’ Paman, setelah ini. Embun mohon untuk tidak berurusan lagi dengan juragan ‘’ Pinta embun.

‘’ Kalo begitu, kamu harus sering-sering kirim uang untuk paman dan bibi ‘’ Ucap paman.

Embun menggelengkan kepalanya ‘’ Embun tidak janji, karena yang punya uang calon suami embun bukan embun ‘’ Ucap embun.

‘’ Dasar bodoh, uang suami ya uang istri juga!! ‘’ Bentak paman pelan.

Ahm…

Bilal kembali dengan membawa sebuah amplop ‘’ Nona, paman. Ini adalah surat perjanjian yang telah di buat oleh tuan saya. Silahkan di baca terlebih dahulu setelah itu di tanda tangani ‘’ Ucap Bilal.

Embun hendak membaca namun segera di rebut oleh paman ‘’ Semua yang tertulis di dalam sini saya setuju, namun apa boleh saya minta satu permintaan? ‘’ Tanya paman.

Bilal melirik embun yang terlihat menahan kesal ‘’ Silahkan ‘’

Dengan raut wajah bahagia paman pun mengutarakan keinginannya ‘’ Saya mau setiap bulan, Tuan mengirimkan uang kepada saya sebesar sepuluh juta ‘’ pinta paman.

Dengan semangat paman tandatangani berkas itu.

‘’ Paman! Paman apa-apaan, aku tidak setuju ‘’ Tolak embun ‘’ Tuan, tolong jangan di dengar permintaan paman saya ini ‘’ Ucap Embun.

‘’ Dasar wanita bodoh, kalo kamu tidak mengijinkan mengirim uang maka siap-siap rumah peninggalan kedua orang tuamu. Paman jual! ‘’ ancam paman.

‘’ Paman ‘’ Embun sudah mulai menitihkan air matanya.

Lagi-lagi paman mengancamnya dengan menjual rumah peninggalan kedua orang tuanya.

‘’ Baik. Jika itu mau paman, silahkan jual saja tapi jangan pernah temui aku lagi dan pernikahan ini aku batalkan ‘’ Ucap embun.

Plak…

Satu tamparan mendarat di pipi embun ‘’ Dasar anak tidak tau diri ‘’ Ucap paman.

Bilal langsung mencekal tangan paman ketika paman hendak menampar embun kembali.

‘’ Saya harap tidak ada kegaduhan di rumah ini ‘’ Ucap tegas bilal ‘’ Nona embun maaf. Kesepakatan sudah terjadi, nona tidak bisa membatakkan perjanjian begitu saja ‘’

Bilal langsung melirik paman dengan tatapan tajam ‘’ Dan untuk anda. Sesuai yang tertulis didalam berkas jika setelah pernikahan anda dan keluarga anda di larang menginjakkan kaki di rumah ini termasuk menemui nona embun ‘’ Ucap bilal.

‘’ Tidak bisa begitu dong dia kana keponakan saya, wajar saja jika saya datang kerumah ini ‘’ protes paman.

‘’ Setiap bulan saya akan transfer ke rekening anda sebesar sepuluh juta, jadi jangan banyak protes ‘’ Ucap Bilal dingin.

Paman langsung menelan air ludahnya karena takut melihat tatapan bilal.

‘’ Pernikahan akan di langsungkan nanti malam ‘’

‘’ Apa!! ‘’

BAB 2 MENIKAH

" Saya terima nikah dan kawinnya embun salsabila binti rahmat dengan mas kawin tersebut. tunai. "

" Sah.. "

" Sah.. " Suara paman begitu terdengar kencang.

Pernikahan ini hanya di hadiri oleh Bilal, paman dan juga beberapa orang lainnya.

Embun hanya bisa pasrah ketika pria ini meminangnya dengan sangat sederhana bahkan mas kawin yang di berikan suaminya hanya emas seberat dia gram.

Embun tidak mempermasalahkan mas kawin, yang embun heran kenapa tidak ada kedua orang tua dari afkar?.

" Silahkan paman. supir akan mengantarkan anda kembali ke desa " ucap bilal.

" Apa saya harus pulang sekarang juga? ini sudah malam "

" Tenang saja. supir saya memiliki bela diri jadi paman tidak perlu khawatir. silahkan "

Paman melirik embun, berharap embun menahannya namun naas. jangankan menahan, embun tidak melirik didinya sedikitpun.

Dengan hati dongkol paman pun akhirnya pulang dengan di antar oleh supir.

" Terimakasih pak, atas bantuannya. asisten saya yang akan mengantarkan bapak pulang " kata afkar

" Sama-sama tuan, kalo begitu saya permisi " Ucap pak ustad.

Setelah kepergian bilal dan juga pak ustad tinggallah afkar dan juga embun.

Sedari tadi embun hanya menundukkan kepala, embun tidak berani menatap sang suami.

" Saya tidak akan banyak tanya. kamu sudah membacakan surat perjanjian yang saya buat? "

" Sudah tuan " Jawab embun.

Tadi embun sempat membaca berkas yang di berikan oleh bilal, embun setuju dengan semua yang di tulisan di sana. hanya saja embun merasa tidak enak ketika paman meminta jatah bulanan.

" Tuan "

" Ya "

" Apa boleh aku bekerja? " Tanya Embun dengan ragu.

" Terserah.. selama kamu memenuhi kewajiban sebagai seorang istri " Ucap afkar

Embun tersenyum " Terimakasih tuan " Ucap embun tulus.

Bagaimanapun embun harus mencari kerja agar bisa memenuhi keinginan pamannya, embun merasa tidak enak jika afkar yang akan mengirim uang untuk sang paman setiap bulannya.

Embun masuk kedalam kamar. mereka akan tidur dalam satu kamar karena bagaimanapun mereka sudah sah menjadi suami istri.

" Eum.. tuan "

" Apa lagi? " Tanya afkar

" Walaupun pernikahan ini tidak di dasari dengan cinta, apa boleh jika aku melakukan hal yang seharusnya di lakukan oleh seorang istri? " Tanya embun.

" Terserah.. sudah jangan ganggu saya " Ucap afkar masuk kedalam ruang kerjanya.

Embun bingung harus tidur dimana " Tidak mungkin aku tidur di atas tempat tidur bersama tuan afkar " Gumam embun " Ah.. aku tidur disini saja deh "

Embun langsung berbaring di atas sofa dengan tubuh yang di tutupi oleh kain.

" Segini juga sudah hangat " Embun langsung memejamkan kedua matanya.

Jam sudah menunjukkan jam tiga pagi. embun bangun dari tidurnya.

Mungkin karena sudah terbiasa bangun jam tiga subuh makanya embun langsung terbangun ketika alarm berbunyi.

Embun melihat afkar yang sedang tertidur lelap di atas tempat tidur yang empuk " Gaya tidur orang kaya memang beda " Gumam embun.

Tidak menunggu lama. embun langsung mengambil air wudhu dan melanjutkan sholat tahajud.

Usai sholat dan mengaji embun langsung turun ke bawah untuk beres-beres rumah.

" Non sudah bangun? " Tegur bibi

" Sudah bi. aku terbiasa bangun jam segini ketika di kampung " Jawab embun sambil tersenyum.

" Wah Non rajin sekali ya. terus Non mau ngapain ke bawah? biar bibi ambilkan " Tawar bibi

" Aku mau beres-beres rumah bi " Jawab embun dengan polos.

Bibi langsung tersenyum " Non tenang saja.. semua pekerjaan rumah sudah ada yang megang jadi Non tidak perlu turun tangan " Kata bibi

" Oh begitu ya bi "

" Iyah.. lebih baik Non naik lagi ke atas, temani tuan "

BAB 3 PAGI PERTAMA.

" Tuan, sudah pagi. aku sudah siapkan air hangat dan juga pakain kerja tuan " Ucap Embun membangunkan Afkar.

Afkar langsung bangun dari tidurnya " Hm.. pergilah " Titah afkar.

Embun mengangguk lalu pergi meninggalkan kamar, embun pergi ke bawah untuk membantu bibi menyiapkan sarapan.

" Bi, biar aku saja yang bawa ke meja makan " Ucap Embun

" Baik Non " Jawab bibi.

Embun menata semua makanan di atas meja makan, tidak lupa secangkir kopi hitam buatannya.

" Tuan sangat suka dengan kopi hitam Non " Ucap Bibi tadi.

" Semoga tuan afkar suka dengan kopinya " Gumam embun sambil tersenyum.

" Tuan.. sarapannya sudah siap " Kata embun langsung berjalan kearah afkar.

" Saya tidak sarapan. saya harus berangkat sekarang " Ucap afkar dingin.

" Baiklah Tuan " Jawab embun melihat kepergian suaminya.

Embun tidak bisa memaksa afkar untuk ikut sarapan dengannya, yang terpenting embun sudah melakukan yang terbaik untuk sang suami.

" Sabar ya Non " Ucap bibi

" Iya bi. kalo begitu ayok bibi ikut sarapan denganku, sayang kalo kita buang-buang makanan " Ajak Embun mengajak bibi untuk ikut sarapan dengannya.

Walapun Embun di acuhkan oleh afkar tidak membuat embun berkecil hati. namanya juga menikah tanpa cinta otomatis harus ada proses.

Akhinya embun sarapan hanya seorang diri, karena bibi merasa tidak enak jika harus sarapan satu meja dengan nyonya rumah.

Lagi-lagi embun tidak memaksa bibi untuk ikut sarapan bersama nya.

Usai beres sarapan embun pamit keluar untuk mencari pekerjaan, walaupun suami embun orang kaya tapi embun tidak ingin hanya ber leha-leha apa lagi embun harus mengirim sejumlah uang kepada paman. ya walaupun tidak sepuluh juta yang penting embun memberi uang bulanan agar rumah peninggalan kedua orang tuanya tidak di jual.

Embun berjalan di pinggir trotoar sambil memegangi surat lamaran, untung nya kemarin embun membawa surat-surat penting dari desa.

" Aku harus cari kerja kemana lagi ya " Gumam embun.

Embun melihat sekolah taman kanak-kanak, embun duduk sambil melihat anak-anak yang sedang bermain.

" Maaf nona, apa nona salah satu wali murid? " Tanya seorang satpam.

" Ah.. bukan pak. saya hanya ikut berteduh " Ucap Embun.

" Oh begitu, kalo boleh tau nona habis dari mana, kenapa bisa duduk di sini? " Tanya satpam.

Bukan tanpa alasan satpam bertanya seperti itu, secara ini adalah sekolah taman kanak-kanak cukup elit. tidak hanya taman kanak-kanak. di sini juga ada sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. dan tidak sembarang orang bisa duduk di taman kecuali wali murid.

Demi keamanan para murid satpam harus tau siapa saja wali murid yang bersekolah di sini dan setiap wali murid menjemput harus menunjukkan tanda pengenal murid.

" Saya lagi cari kerjaan pak. Eh pas lagi jalan pulang saya liat ada tempat duduk yang sejuk makanya saya duduk di sini " Jawab embun.

Satpam itu mengangguk paham " Jika nona tidak keberatan, di kantin sedang membutuhkan pegawai. coba saja nona melamar ke kantin " Ucap satpam itu.

Kedua mata embun langsung berbinar " Benarkah pak? terimakasih ya pak. atas infonya. saya akan langsung kesana sekarang. sekali lagi Terimakasih " Ucap Embun yang langsung pergi kearah yang di tunjukkan oleh satpam.

Embun pulang dengan wajah yang bahagia, embun mendapatkan pekerjaan di sekolah elit itu sebagai juru masak.

Gajinya pun lumayan makanya embun terlihat sumringah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!