NovelToon NovelToon

Perjalanan Hidup Pahlawan Kota

ANAK BUANGAN

Pada saat malam hari, hawa yang sangat dingin di dalam hutan Demit membuat Sari, seorang wanita paruh baya, merasa takut. Lolongan serigala terdengar begitu keras, membuatnya ingin cepat-cepat sampai ke rumah. Sari berlari sambil membawa kayu bakar di punggungnya.

"Hah, cape sekali," gumam Sari.

Ketika dia berjalan untuk keluar hutan, Sari melihat siluet bayang manusia berhenti di pinggir hutan. Nampak pria paruh baya dengan muka brewok dan kumis yang tebal berdiri sambil menggendong bayi.Sari terkejut melihat bayi yang digendong tersebut.

"Astaga, apa yang dia lakukan tengah malam begini? Membawa bayi ke hutan? Apa dia mau membuangnya?" gumam Sari.

Eh, tunggu, kok postur tubuh pria itu kayaknya tidak asing?

Tepat seperti dugaan Sari, pria paruh baya tersebut meletakan bayi tersebut di semak-semak.

"Akhirnya aku bisa mengambilmu dari ibumu, anak sialan," gumam pria paruh baya tersebut.

Tanpa berlama-lama lagi, pria tersebut berlari dengan sangat cepat. Sari begitu terkejut ketika melihat pria tersebut melesat, karena Sari melihat hanya bayangan hitam saja.

"Benar-benar tidak masuk akal, apa dia manusia atau siluman?" gumam Sari.

Sari melihat ke pinggiran hutan lagi, terlihat sangat sepi dan sudah tidak ada pria paruh baya tersebut. Sari langsung menghampiri bayi yang dibuang oleh pria tersebut.

Sari sangat senang ketika dia melihat bayi tersebut, karena dia hidup sebatang kara, ditinggal oleh suaminya, dan tidak memiliki anak.

Sari langsung membuang kayu bakar yang sudah dia dapatkan susah payah dan langsung menggendong anak tersebut.

"Kamu imut sekali, nak," gumam Sari sambil mencubit pipi bayi tersebut yang masih tertidur pulas.

Sari berjalan dengan santai menuju rumahnya yang berada di desa dekat hutan Demit tersebut. Sari sangat senang, dia terus saja memandangi bayi sambil memandangi arah jalan dia pulang.

Sambil berjalan, Sari berpikir untuk memberikan bayi ini dengan nama apa.

"Galang Bhaskara," ucap Sari lirih.

"Nak, sekarang nama kamu Galang Bhaskara," ucap Sari sambil tersenyum ke arah bayi tersebut.

"Ibu akan ngelindungi kamu, nak, apapun yang terjadi, walaupun nyawa ibu taruhanya," gumam Sari dalam hati.

Tanpa terasa, Sari sudah sampai di rumahnya yang berada di desa Mergosari. Sari langsung menaruh Galang di kamarnya dan langsung mengganti pakainya yang sudah sangat kotor akibat berlari-lari di hutan. Namun, itu tidak masalah bagi Sari, karena dia menemukan harta yang paling berharga dari segalanya.

Sari berbaring sambil memandang wajah Galang yang sangat menggemasakan, dan tanpa terasa, dia ikut terlelap.

Di sisi lain, pria brewok dan berkumis tebal tersebut sekarang sedang berada di dalam mobil bersama dengan seorang pria muda yang sangat tampan.

"Apa kamu sudah membuang anak itu, Gung?" tanya pria tersebut.

"Iya, saya sudah membuang anak itu. Mungkin dia sekarang sudah menjadi makanan serigala. Hahahah," ucap pria tersebut sambil tertawa, yang diketahui namanya Agung.

Pria tampan tersebut hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

"Lex, apa tidak berbahaya jika sampai Nyonya Ratna tahu bahwa anaknya dibuang oleh kita?" tanya Agung.

"Tentu saja tidak. Kita membuang anak itu juga perintah langsung dari Tuan Patra. Dia malu sudah menghamili wanita yang bukan istrinya," jawab Alex.

"Dan mana mungkin Ratna tahu bahwa kita yang mengambil anaknya Dia, aku sudah merusak CCTV dan bahkan aku menggunakan ajian seribu wajah," lanjut Alex.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu, Gung? Apa kamu takut dengan Ratna?" tanya Alex.

"Aku tidak takut dengan Nyonya Ratna, aku takut jika Tuan Patra marah karena kita sudah melukai Nyonya Ratna," jawab Agung.

"Tuan Patra tidak akan marah. Kita hanya melukainya, tidak membunuhnya," jawab Alex.

"Apa kamu sudah punya pacar, Lex?" tanya Agung, mengubah topik pembicaraan.

"Aku sudah punya istri," jawab Alex singkat.

Agung sangat terkejut karena Alex masih sangat muda, tetapi dia sudah punya istri, dan Agung tidak tahu karena Alex adalah anggota baru dari organisasi Gen Petir. Organisasi tersebut terdiri dari 9 anggota dan 1 ketua. Awalnya hanya 8 anggota, tetapi Ketua Gen Petir menemukan pemuda yang sangat berbakat, yaitu Alex.

Melihat ekspresi Agung yang terkejut, Alex langsung mengeluarkan handphone-nya dan menunjukkan wallpaper handphone-nya. Di situ terlihat Alex dan wanita yang sangat cantik serta satu anak perempuan kecil.

"Bagaimana denganmu?" tanya Alex sambil menyetir mobilnya.

"Waktu muda, aku pernah memiliki seorang istri. Aku meninggalkan istriku setelah mengetahui bahwa dia mandul," jawab Agung.

Aku juga tadi menghampiri rumah istri yang ada di desa mergosari tapi rumahnya sangat sepi mungkin dia sudah pindah atau sudah punya pengganti aku ucap agung dengan ekspresi sedih sebenarnya agung masih mencintai istrinya tetapi karena suatu hal bukan cuma karena mandul agung meninggalkanya.

Alex tidak bertanya lagi, dia hanya fokus menyetir.

Setelah perjalanan menggunakan mobil Alex selama hampir 2 jam, akhirnya mereka berdua sampai di pinggiran hutan. Nama hutan tersebut adalah Hutan Larangan, yang berada di sebelah timur Ibu Kota Humarsa. Tidak ada orang biasa yang berani masuk ke hutan tersebut karena yang memasuki hutan tersebut akan tersesat dan tidak akan bisa kembali.

Tanpa berlama-lama lagi, kedua orang tersebut langsung memasuki hutan larang tersebut dan meninggalkan mobil Alex di pinggiran hutan. Mereka berlari dengan sangat cepat memasuki hutan tersebut tanpa tersesat karena mereka berdua bukan orang biasa.

Akhirnya mereka berdua sampai di tengah hutan. Di tengah hutan tersebut ada rumah besar yang memiliki aura yang sangat tidak bersahabat. Tetapi kedua orang tersebut biasa-biasa saja. Mereka langsung memasuki rumah tersebut dan disambut oleh beberapa pelayan.

"Selamat datang, Tuan Agung. Selamat datang, Tuan Alex," ucap para pelayan, dan hanya dibalas anggukan oleh mereka berdua.

Para pelayan tersebut adalah orang-orang yang tersesat ketika memasuki Hutan Larangan.

Ketika mereka berdua sampai di depan pintu, tiba-tiba muncul asap hitam dan berubah menjadi seorang nenek yang memegang tongkat dan memiliki aura hitam yang sangat pekat.

"Apa kalian sudah membuang anak itu?" tanya nenek tersebut.

"Iya, sudah," jawab Agung.

"Bagaimana cara kalian mengambil anak itu dari Nyonya Ratna?" tanya nenek tersebut.

"Aku hanya melumpuhkan para penjaga dan sedikit melukai Ratna," jawab Alex dengan ekspresi dingin.

"Bagus, anak muda. Kamu memang sangat berbakat. Tidak salah Tuan Patra merekrutmu menjadi bagian dari kami," ujar nenek tersebut.

"Jangan halangi pintu, Nenek Rumi. Kami berdua ingin melapor ke Tuan Patra," ujar Agung.

"Iya, silakan," jawab Nenek Rumi, salah satu anggota Gen Petir yang memiliki aura hitam yang sangat pekat.

"Oh, iya, aku lupa tuan patra tidak ada di sini dia di rumahnya ratna

Setelah mengetahui tidak ada tuannya, kedua orang tersebut berbalik pergi dan pulang ke rumahnya masing-masing.

"Kalau begitu, kami pamit dulu, Nek," ucap Agung.

"Iya, hati-hati," jawab Nenek Rumi.

DI SISI LAIN

Yaitu di rumah Ratna, dia mengamuk dan menghancurkan semua barang-barangnya. Para penjaga dan pelayannya sangat ketakutan melihat majikannya marah. Bahkan beberapa pengawalnya ada yang dibunuh.

"Bajingan mana yang mengambil anakku?" teriak Ratna dengan ekspresi frustasi.

Tiba-tiba pintu utama terbuka dan menampakan pria tua. Walaupun pria paruh baya  Dia adalah Tuan Patra, ketua Gen Petir dan ayah Galang.

Tuan Patra melihat ke arah pacarnya dengan ekspresi yang sulit diartikan. Dia melihat Ratna yang rambutnya acak-acakan dan tangan kanannya gosong akibat bertarung melawan penculik.

"Mas, anak kita diculik!" ucap Ratna sambil meneteskan air mata.

Tuan Patra berpura-pura memasang ekspresi sedih, padahal dia yang menyuruh Alex dan Agung untuk mengambil anaknya karena dia malu sudah menghamili wanita yang bukan istrinya dan dia tidak ingin punya anak.

"Bajingan mana yang mengambil anak kita? Aku berjanji akan menghabisinya dan membawa kembali anak kita!" ucap Tuan Patra yang berpura-pura sedih.

"Tanganmu kenapa gosong?" tanya Tuan Patra.

"Tadi aku bertarung melawan anak muda. Dia benar-benar sangat kuat. Dia bahkan melumpuhkan para penjaga hanya dengan satu hentakan kaki," jawab Ratna sambil menangis.

"Kamu tenang saja pasti aku bakalan bantu buat nyari anak kita bagaimanapun dia juga anaku.

"Harus kamu harus mencari anak kita dan bunuh pemuda itu aku ga mau tau gi mana caranya yang penting anak kita bisa kembali" ucap ratna dengan mata sembab

"Iya kamu tenang saja" ucap tuan patra

primitif

Singkat cerita 16 tahun berlalu dengan sangat cepat tetapi ratna belum menemukan anaknya

Saat ini dia sedang berada di sofa ruang tamu sambil memandangi foto bayi kecil dia menangis

Kamu di mana nak ibu kangen kamu gumam ratna dalam hati

Sementara itu

Di sekolah SMA Bintang, seorang pria kurus dengan wajah pucat sedang memperhatikan ke depan. Dia adalah Galang Bhaskara.

"Hari ini adalah hari perkenalan siswa baru. Harap semua siswa maju satu persatu dan perkenalkan diri kalian," ucap Bu Yuni, wali kelas Galang.

"Halo, perkenalkan namaku Aditya Rizky hendrawan" ucap siswa pertama dengan ekspresi dagu yang didongakkan seolah merendahkan orang lain.

"Bukankah dia anaknya Tuan Abimanyu?" itu ucapan para siswa-siswi ketika melihat pria di depan mereka.

hampir dari semua siswa mengenak siapa aditya bagaimana tidak aditya adalah tuan muda dari keluarga hendrawan.

setelah beberapa siswa maju akhirnya sampai pada perkenalan Galang.

"Hai, namaku Galang Bhaskara," ucap Galang dengan ekspresi bersemangat, berharap ada yang mau berteman dengannya.

Para siswa-siswi hanya menganggapnya angin lalu. Hanya ada ekspresi dingin di wajah mereka. Sementara Aditya sudah memasang wajah tidak suka dengan orang yang di depannya.

"Haha, sok banget!" ucap Aditya dalam hati.

Galang kembali ke tempat duduknya dengan ekspresi kecewa. Dia duduk sendirian di depan.

"Apa aku bakalan punya teman disini?" ucap Galang sedih. Galang berkata seperti itu karena waktu smp dia tidak memiliki teman galang hanya punya 1 teman di desanya tetapi karena biaya dia tidak bisa melanjutkan sekolahnya

Setelah sesi perkenalan, semua siswa disuruh mencatat jadwal pelajaran dan ditinggal wali kelasnya sampai pulang untuk membuat mereka dapat lebih dekat satu sama lain. Tetapi di kelas tidak ada yang berbicara. Semua siswa-siswi sibuk dengan ponselnya. Galang memilih untuk tidur di kelas karena hanya dia yang tidak memiliki ponsel.

Bel istirahat pun berbunyi. Semua siswa-siswi pergi ke kantin. Hanya ada Galang yang masih tertidur di mejanya.

Tiba-tiba Galang terbangun saat mejanya digebrak oleh seseorang. Orang itu adalah Aditya.

"Lu ga usah caper. Biar apa lu perkenalan pake masang wajah kaya gitu? Lu tuh cuman orang miskin yang beruntung bisa masuk sekolah ini," ucap Aditya sambil berjalan pergi dan mengacungkan jari tanganya

Galang hanya diam. Dia sudah kebal dihina miskin oleh orang-orang, karena memang itu faktanya.

Melihat para siswa-siswi keluar, Galang memutuskan untuk makan bekalnya yang sudah dibuatkan oleh ibunya. Galang hanya makan nasi dan telur kecap.

Jam pelajaran pun selesai. Siswa-siswi kembali ke rumahnya masing-masing. Galang mengayuh sepedanya dari SMA Bintang yang terletak di tengah ibu kota menuju Desa Mergosari.

Sesampainya di rumah, Galang menyalami ibunya.

"Kamu udah pulang, Lang?" tanya Bu Sari basa-basi.

"Iya, Bu," jawab Galang.

"Gimana sekolah kamu di kota, Lang?" tanya Bu Sari.

"Di sana enak, Bu. Banyak teman-teman dan mereka juga pada baik-baik semua," jawab Galang berbohong, tidak ingin ibunya sedih.

"Syukurlah kamu yang rajin belajarnya supaya bisa jadi orang sukses. Jangan kayak Ibu, cuma nyari kayu bakar," ucap Bu Sari.

"Galang ga perlu jadi orang sukses, Bu. Asalkan sama Ibu, itu udah cukup bagi Galang," ucap Galang.

Bu Sari tersenyum senang mendengar ucapan Galang, karena memang dia hidup sangat kesepian semenjak menemukan Galang. Dia sudah tidak kesepian dan sudah menganggap Galang sebagai anaknya sendiri.

"Ya sudah, kamu sekarang ganti baju terus istirahat," ucap Bu Sari.

"Iya, Bu," jawab Galang sambil berjalan pergi.

DI SISI LAIN

Aditya belum pulang ke rumahnya. Dia masih nongkrong di warung dan merokok bersama anggota gengnya.

"Gimana di kelas lu, bro? Ceweknya cakep-cakep kaga?" tanya Ucup.

"Biasa aja, ga ada yang cakep. Semuanya burik-burik," jawab Aditya.

"Ada satu cewek cakep, tapi dia pendiam dan tidak asik," tambah Aditya.

"Kelas lu ada murid yang songong, kaga? Kalo ada, hajar aja!" ucap Ucup.

"Ada, dia itu caper," jawab Aditya.

"Caper? Mungkin dia pengin temenan ama lo, kan pasti dia udah tau lo anaknya Tuan Abimanyu," ucap Ucup.

"Haha, gua kaga bakalan temenan ama orang cupu kaya gitu," ucap Aditya.

"Ngomongin apa, bro? Kayanya asik," ucap Aldi.

Ucup menjelaskan cerita tadi. "Oh, kalo gitu kita bully aja gimana orang cupu itu!"

"Gua setuju," jawab Ucup.

"Namanya siapa, bro, bocah cupu itu?" tanya Aldi.

"Namanya Galang Bhaskara. Dia sekelas ama gua," jawab Aditya.

"Rencananya gimana nih apa cegat di jalan tanya ucup mengawali pembicaraan rencana untuk menghajar galang

"Cegat kayanya kurang. Ucap aldi jawab aldi

"Gimana kalau gue tabrak dulu ban sepedanya dari belakang pasti dia langsung jatoh ucap aditya

Setuju gimana menurut lo di tanya ucup

Gw juga setuju jawab aldi

Perlu bawa anggota yang lain kaga tanya aldi

Ga usah kita bertiga udah cukup kalau cuma ngejar bocah culun jawab aditya

Aditya adalah anak dari tuan abimanyu pengusaha sukses di kota humarsa. Dan dia juga merupakan ketua dari geng serigala liar yang sudah terkenal dengan kenakalanya mulai dari tawuran di mana mana mabuk mabukan dan masih banyak kenakalan lainya

Polisi tidak ada yang menangkap aditya karena mereka di sogok oleh abimanyu sementara anggota lainya banyak yang sudah di tanggkap.

waktu berjalan cepat,saat ini galang sedang menaiki sepedanya menuju ke sekolahnya.

tiba tiba datang tiga motor sports dari arah belakang.

Tanpa aba-aba, motor yang paling depan menabrak ban sepeda Galang, membuatnya jatuh tersungkur.

"Aduhhh!" ucap lirih Galang.

"Hahahahah!" tawa ketiga orang tersebut. Mereka membuka helmnya.

"Aditya, kenapa lo nabrak gue?" ucap Galang sedikit marah.

"Karena gue benci sama lo! Lo sok-sokan caper, biar jadi teman gue. Gue ga level temenan ama lo. Liat aja pakain lo, kaya orang primitif. Pasti orang tua lo orang primitif, hahahaha!" ucap Aditya sambil tertawa dan kedua temannya juga tertawa.

Galang menggertakan giginya. Dia sangat marah, tidak terima orang tuannya dihina.

"Lo ga usah gr! Siapa juga yang mau temenan sama lo? Lo ngehina gue, primitif? Apa lo ga ngaca? Kalo ga ada orang tua lo, lo bahkan lebih burik dari orang primitif! Kulit lu item, gigi lu kuning. Bahkan orang primitif lebih bersih!" ucap Galang.

"BRENGSEK!" teriak Aditya.

"Akkh!" rintih Galang ketika rahangnya dipukul sangat keras oleh Aditya. Bukan cuma rahangnya saja yang dipukul, tetapi seluruh tubuhnya dipukul dan diinjak-injak oleh Aditya dan kedua temannya.

Orang-orang di sekitarnya tidak ada yang berani melerai karena mereka tahu yang memukuli adalah Aditya dan anggota gengnya mereka tidak takut pada Aditya, tetapi takut pada ayahnya Aditya.

"Cuih, cuih, cuih!" Setelah puas memukuli Galang, Aditya dan teman-temannya pergi sambil meludah ke arah Galang yang sudah tidak berdaya.

Di sisi lain...

"Duh, ko perasaan ku ga enak, yah? Apa terjadi apa-apa pada Galang? Apa jangan-jangan Galang kenapa, napa?" gumam Sari sambil mengambil kayu bakar. Walaupun bukan anak kandung, Sari memiliki perasaan khawatir pada Galang.

"Apa aku pergi ke sekolah Galang aja, yah? Tapi kalau hanya firasat ku saja, bagaimana? Buang-buang uang aja, mending uangnya ditabung buat beli motor Galang." Sari kembali mencari kayu bakar.

Sementara itu, Ratna, ibu kandung Galang, persaannya juga tidak enak seperti Sari. Ratna sedang duduk di ranjang. Tiba-tiba air matanya mengalir saat kembali teringat kejadian 16 tahun yang lalu.

Tiba tiba air matanya mengalir saat kembali teringat kejadian 16 tahun yang lalu di mana dengan mudahnya seorang anak muda tiba tiba datang dengan sangat cepat dan mengambil bayi yang dalam ranjang dan berjalan keluar dengan santai tetapi ratna menghadangnya dan tejadilah pertarung antara ratna dan anak muda tersebut ratna tidak berdaya sama sekali menghadapi anak muda tersebut dia meratapi kebodohanya dalam menjaga anaknya dan ratna benar benar heran padahal dia dan seluruh anak buahnya sudah mencari ke seluruh kota bahkan organisasi gen petir ikut mencarinya tetapi tetap tidak bisa bertemu dengan pemuda tersebut karena oraganisasi gen petir tidak mencari pemuda tersebut sama sekali. Ratna juga sudah kenal dengan alex tetapi itu tidak berguna karena alex menggunakan ajian seribu wajah.

Setelah 16 tahun akhirnya tuan patra menikahi ratna karena dia benar benar mencintai wanita tersebut dan sudah memiliki anak perempuan sekarang patra tahu anak adalah hal penting dia ingin anaknya menjadi penerusnya tetapi dia sudah tidak perduli dengan anak yang sudah di buang alex dan agung waktu itu toh waktu tidak bisa di putar kembali

"Anakku, di mana? Apa kamu masih hidup? Ibu benar-benar kangen kamu," gumam Ratna sambil memandangi foto anaknya.

"Kamu kenapa nangis lagi?" tanya Tuan Patra yang tiba-tiba masuk kamar.

"Aku kangen sama anak kita, Mas," ucap Ratna sambil menangis.

"Sudahlah, kita kan sudah punya Elsa," ucap Patra.

"Apa kamu ga sedih anak kita hilang, Mas? Katanya organisasi kamu kuat, bahkan bisa mengimbangi kekuatan ibu kota. Tapi apa kamu cari pemuda bajingan itu saja ga ketemu-temu?" ucap Ratna dengan mata merah karena marah kepada suaminya yang tidak sedih anaknya hilang.

"Tentu saja aku sedih anak kita hilang, tapi itu kan sudah sangat lama. Mending kita fokus saja merawat dan melatih Elsa agar bisa menjadi penerus ayahnya. Mungkin dia tidak tenang di alam sana karena kamu terus menangisinya," ucap Tuan Patra.

Tuan Patra menganggap anak pertamanya sudah meninggal. Tuan Patra sangat yakin bahwa anak pertamanya sudah meninggal.

"DIA BELUM MATI!" bentak Ratna.

Dia yakin bahwa anaknya masih hidup.

Kalau tau gini mending ga usah di buang anak itu. Nyusahin aja paling juga sudah mati gumam patra dalam hati.

BERSAMBUNG

cinta pada pandangan pertama

"Terserah kamu saja," ucap Tuan Patra sambil berjalan pergi.

Sementara itu, Galang berbaring tak berdaya di rumah sakit bersama seorang perempuan cantik dan pria tampan berusia 30 tahunan.

"Siapa orang yang kamu tolong itu? Kenapa dia bisa seperti ini?" tanya pria tersebut.

"Aku tidak tahu, Yah. Tadi, aku melihat cowok itu dipukuli oleh Aditya dan dua temannya," jawab Tanty. "Temen Aditya yang satu sekelas sama aku, namanya Ucup, tapi yang satunya aku tidak kenal. Kayanya cowok itu satu sekolah sama aku."

"Aditya anak Abimanyu, kenapa dia selalu buat masalah? Untung saja anakku tidak diapa-apakan sama dia. Kalau sampai anakku diapa-apakan, akan ku ratakan keluarga Hendrawan," gumam pria tersebut dalam hati.

Kelurga Hendrawan adalah keluarga besar Abimanyu, terkenal sebagai pengusaha sukses di Ibu Kota Humarsa. Tetapi, mengapa pria tersebut menganggap keluarga Hendrawan biasa saja? Siapa pria tersebut?

"Yah, cowok itu sadar," ucap Tanty.

Pria tersebut langsung melihat arah yang ditunjuk anaknya. "Anak ini kayak pernah lihat, tapi di mana?"

Galang memaksa bangun dengan tubuhnya yang masih terasa sangat sakit. Galang tertegun melihat wanita di depannya karena wanita tersebut sangat cantik seperti dewi.

"Hei, jangan dipaksa bangun, kamu masih sangat lemah," ujar Tanty.

Galang hanya melongo, melihat wanita tersebut. Ayah Tanty wajahnya berubah sangat masam karena baru kali ini melihat anaknya dekat dengan pria, kecuali dia dan supirnya.

"Kalian siapa?" tanya Galang sambil menahan sakit.

"Aku Tanty Kartika putri. Kami satu sekolah di SMA Bintang, dan dia adalah ayahku, Alex," jawab Tanty sambil tersenyum.

"Kalau dilihat dari deket, ni cowok ganteng juga," gumam Tanty dalam hati.

Alex hanya memasang wajah datar ketika dipandang Galang.

Kamu siapa? Kenapa kamu dipukuli oleh Aditya, Ucup, dan temannya? Apa kamu kenal sama mereka?" tanya Tanty.

"Namaku Galang Bhaskara. Aku tidak punya masalah apa-apa dengan mereka. Aku hanya kenal Aditya, dua temannya tidak kenal," jawab Galang.

"Tanty sekelas dengan Ucup. Dia adalah gadis yang dibicarakan oleh Ucup dan Aditya di warung. Oh, mendingan kamu jangan deket-deket sama Aditya, dia itu ketua geng Serigala Liar. Terus, dia juga anak Tuan Abimanyu. Ngomong-ngomong, rumah kamu di mana? Biar aku antar kamu pulang," ucap Tanty.

"Iya, aku tidak bakal ngurusin dia lagi kok. Rumah aku di Desa Mergosari."

"Wah, gila! Jauh banget kamu naik sepeda dari desa kamu sampai sekolah?" tanya Tanty dengan ekspresi terkejut.

Alex juga sedikit terkejut, bukan karena jaraknya yang jauh, tapi karena dia teringat pada kejadian 16 tahun yang lalu. "Apa dia anak itu?" gumam Alex dalam hati.

"Kamu tidur aja dulu, kamu masih sakit. Pulang nanti aja," ucap Tanty.

"Iya," jawab Galang, dan dia pun tertidur.

Galang tidak bisa tidur, dia hanya memejamkan mata dan membayangkan Tanty. "Kenapa aku ga bisa tidur? Malah membayangkan Tanty terus. Apa aku suka sama dia? Kalaupun aku suka sama Tanty, tidak mungkin dia suka sama aku. Haha, aku kan cuman orang miskin," ucap Galang dalam hati.

Galang terbangun saat sudah sore. Tiba-tiba pintu terbuka, menampakan Tanty dan Alex.

"Kamu sudah bangun. Apa kamu mau pulang sekarang?" tanya Tanty.

"Iya," jawab Galang.

"Tapi kamu belum sembuh," ucap Tanty.

"Ga papa, aku pulang sekarang. Ibu ku pasti khawatir aku belum pulang," ucap Galang.

"Telefon aja ibu kamu biar ga khawatir," ucap Tanty.

"Aku ga punya handphone, ibuku juga ga punya," ucap Galang.

"Ya sudah, aku antar kamu pulang," ucap Tanty.

Alex hanya memperhatikan obrolan mereka dengan perasaan bimbang. "Apa dia anak yang aku dan Agung buang?" Pertanyaan itu terus ada di fikiran Alex.

Akhirnya, Tanty dan Alex menghantar Galang pulang. Sepeda Galang diikat di mobil Alex. Singkat cerita, mereka sampai di Desa Mergosari pada waktu sore menjelang malam.

"Astaga, kamu kenapa, Lang? Hiks-hiks!" tanya Bu Sari sambil menangis saat melihat banyak perban di tubuh Galang.

"Galang ga papa, Bu. Tadi cuman ada sedikit masalah," jawab Galang.

"Tapi ini kenapa kamu sampai begini?" tanya Bu Sari.

"Tadi cuman jatoh dari sepeda," jawab Galang, tidak ingin ibunya khawatir.

Sementara Alex dan Tanty memperhatikan obrolan ibu dan anak itu, Bu Sari mengucapkan terima kasih.

"Makasih, yah, Mas, Mba, udah nolong anak saya," kata Bu Sari sambil menangis.

"Iya, Bu, sama-sama. Tadi cuman kebetulan lewat aja," jawab Tanty.

"Kalian nginep aja di sini, ini sudah malam," ucap Bu Sari.

"Iya, Bu, kami nginep di sini" jawab Alex.

Bu Sari tersenyum dan mengajak mereka masuk.

Malam itu, Bu Sari membuatkan makan malam untuk Alex dan Tanty.

"Wah, ga usah repot-repot, Bu," ucap Alex.

"Kalian kan tamu sekaligus udah nolongin Galang," jawab Bu Sari.

"Galang cuman tinggal sama ibu di sini?" tanya Alex.

"Iya, bapaknya udah ninggalin ibu sama Galang saat masih kecil," jawab Bu Sari.

Sementara itu, Alex lega karena Galang bukan anak Tuan Patra.

Ternyata tadi cuman firasatku saja, gumam Alex dalam hati sambil makan.

"Wah, masakan Ibu enak banget!" ucap Tanty sambil tersenyum senang.

"Tuh, bu, orang lain aja bilang masakan Ibu enak, kan?" kata Galang sambil ikut tersenyum ke arah Bu Sari.

Bu Sari hanya membalasnya dengan tersenyum tipis.

Malam itu, mereka tertidur dengan lelap. Namun, Alex tiba-tiba bangun karena merasakan aura kuat di belakang rumah.

"Aura apa ini? Kuat sekali!" gumam Alex.

Tanpa berpikir panjang, Alex melesat ke pinggir hutan Demit. Aura itu semakin kuat ketika dia sampai di belakang rumah.

Di dalam hutan, Alex melihat banyak siluman dengan berbagai bentuk: manusia, hewan, bahkan raksasa.

Tiba tiba muncul asap putih tipis. seorang kakek kakek tua bungkuk datang tepat di  depan alex dan langsung membuat alex terkejut.

"Aku tahu kamu sangat kuat, anak muda, tapi kamu tidak akan bisa mengambil apa yang berada di tengah hutan ini," ucap kakek tua bungkuk yang membawa tongkat.

Aura kakek tua sangat kuat, membuat Alex tidak bisa berbicara.

Kekuatan macam apa ini gumam alex dalam hati

"Pergilah, anak muda, sebelum aku mengusirmu dengan caraku!" ucap kakek tua dengan penekanan.

Tanpa berlama-lama, Alex melesat kembali ke rumah Bu Sari dengan nafas ngos-ngosan.

"Sial! Sebenarnya, ada apa di dalam hutan itu? Aura orang tua itu bahkan jauh lebih kuat dari aku!" gumam Alex.

Alex kembali masuk ke rumah dan tidur, dia tidak bisa tidur karena  masih merasa takjub dengan kekuatan kakek tua tersebut.

Mereka terbangun pagi pagi alex dan tanty bersiap siap untuk pulang kali ini mereka sedang sarapan

"Hutan apa yang ada di belakang desa ini bu tanya alex penasaran.

"Nama hutan itu hutan demit jawab bu sari

"Nak alex jangan pernah masuk kedalam hutan itu bahaya ibu kalau nyari kayu di pinggir hutan aja auranya ga enak kaya banyak yang

ngawasin ucap sari

"Ihh serem ucap tanty

"Apa kamu pernah masuk ke hutan itu lang? tanya tanty

Sering tapi,cuman di pinggir aja Ibu nglarang aku buat masuk ke hutan itu jawab galang

Emangnya ada apa di hutan itu bu tanya kembali alex

Kata kakek ibu konon katanya banyak siluman yang tinggal di sana,mereka sering menyerang warga desa,bahkan membunuhnya sampai datanglah seorang kakek kakek tua yang membuat perjanjian dengan penguasa hutan demit itu untuk tidak mengganggu manusia lagi dan manusia juga tidak boleh merusak lingkungan hutan lagi. Jawab bu sari

Alex diam setelah mendengar penjelasan sibuk dengan pikiranya sendiri

Siapa kakek kakek tua itu?? apa dia yang membuat perjanjian dengan penguasa hutan demit?? atau kakek kakek tua itu penguasa hutan demit?? Ucap alex dalam hati

Mereka ber empat selesai sarapan alex langsung mengantar tanty kesekolahnya sedangkan galang tinggal di rumah karena dia sedang sakit dia juga sudah membuat surat dan menitipkanya ke tanty.

Yah kenapa ayah tiba tiba tanya begitu sama bu sari?? Tanya tanty

Ayah hanya penasaran aja sama hutan itu

jawab alex singkat dia tidak ingin anaknya tau tentang kejadian semalam

Oh ucap tanty dengan wajah datar berbeda ketika bersama galang.

BERSAMBUNG

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!