NovelToon NovelToon

Takdir Cinta Beda Hati

Prolog

Gadis cantik berhijab yang baru sampai di depan rumah bertingkat dua itu tersenyum bahagia. Akhirnya setelah dua tahun menjadi relawan di daerah terpencil sebagai seorang Dokter, hari ini Ia kembali pulang setelah tugasnya selesai. Rasa rindu dalam dirinya sangat lah besar sampai membuat netra nya berkaca-kaca. Hari itu masih teringat jelas di benaknya saat keluarga nya melarang keras keputusan nya dan setelah segala bujuk rayu selama beberapa hari untuk mendapatkan izin.

" Assalamualaikum. " Salamnya mengetuk pintu.

Tak butuh waktu lama agar pintu di depan nya terbuka. Sahutan suara salam dari dalam membuat jantung nya berdebar. Ia merindukan pelukan kedua orangtuanya juga merindukan omelan keduanya.

" Waalaikummussalam. "

Khalisa tersenyum lebar saat melihat ternyata Mama nya yang membuka pintu. Raut terkejut terlihat jelas di wajah cantik Mama nya saat melihat Putri semata wayang nya akhirnya pulang setelah dua tahun pergi menjadi relawan.

" Khalisa!! " Pelukan hangat segera Ia dapatkan setelah Mama nya berteriak keras hingga membuat Papa nya keluar dengan wajah panik.

" Kenapa? Ada apa dengan Putriku? "

" Khalisa pulang, Pa. Anak Aku udah pulang. " Teriak Mamanya memeluk erat Putri kesayangan nya hingga membuat Khalisa sulit bernapas.

Fatah yang menyadari hal itu segera menarik tubuh Putri nya dan segera memeriksa apakah Putri nya terluka atau tidak selama menjadi relawan. Jika sampai Putri nya terluka akan Ia habisi adiknya karena telah memberi tugas itu kepada Putrinya.

" Adek sehat Pa dan nggak ada luka sama sekali. " Katanya yang segera dihadiahi pelukan dari Pria paruh baya yang masih terlihat tampan diusianya.

Sekar yang melihatnya tidak ingin ketinggalan dan ikut bergabung bersama Suami dan Putrinya. Khalisa bahagia sangat bahagia akhirnya Ia bisa kembali dan berkumpul dengan keluarga nya setelah sekian lama.

" Jangan pergi lagi karena ini adalah yang terakhir kalinya. " Ucap Fatah yang segera diangguki oleh Putrinya.

" Tugas terakhir Adek sebagai Dokter udah selesai dan setelah ini cuman datang saat ada panggilan darurat yang tidak bisa dihandle oleh Dokter lainnya. " Fatah tersenyum lega mendengar nya.

Sekar segera membawa Putrinya masuk dan menyuruhnya istirahat selagi Ia memasak makanan kesukaan Putrinya untuk makan malam. Hari ini adalah hari paling bahagia untuk keluarga nya karena setelah sekian lama bisa berkumpul kembali.

......

Malam telah tiba dan setelah melaksanakan solat Magrib berjama'ah mereka duduk bersama untuk makan malam sekaligus bertukar cerita dengan Putri mereka.

Khalisa Almeera Sapphire, atau kerap disapa Khalisa itu dengan serunya bercerita kepada kedua orangtua nya tentang apa yang telah Ia lalui selama menjadi relawan. Khalisa sangat jarang menghubungi orang tuanya karena akses jaringan yang sangat minim atau bisa dikatakan tidak ada sinyal internet.

" Anak Papa hebat bisa lawan phobia nya sampai jadi Dokter hebat kayak sekarang. " Usapan lembut Ia dapatkan di kepala nya.

" Iya dong, Khalisa. " Serunya bangga membuat kedua orangtuanya terkekeh.

" Oh iya, Abang mana? " Tanya nya saat tidak mendapati batang hidung Abang nya dari tadi.

Sekarang sudah pukul 21.30 tidak mungkin rasanya jika Abangnya belum pulang kerja. Biasanya juga jam 19.00 sudah ada di rumah dan bermanja dengan Mama nya. Sungguh menjengkelkan memang, sudah tua masih aja manja.

" Belum pulang kerja. Semenjak Kamu pergi hari itu, Abang Kamu milih untuk gila kerja biar nggak rindu Kamu katanya. " Jawab Mama nya membuat Khalisa geleng kepala.

" Emang perusahaan lagi emergency sampai Abang gila kerja? "

" Kayak nggak tau Abang Kamu aja. Bentar lagi juga pulang. " Ucap Papa nya.

" Oh iya, Mama udah kasih tau keluarga Walton kalo Kamu udah pulang. Besok kayaknya mereka bakal kesini sekalian bahas pernikahan Kamu. "

" Pernikahan? Siapa? Aku? " Ulang nya seakan menyangkal. Ayolah Ia baru saja pulang, bagaimana mungkin sudah membahas pernikahan saja.

" Iya, Papa sama Mama udah atur perjodohan buat Kamu. Mungkin bisa dikatakan memenuhi wasiat dari Tetua dua keluarga terdahulu. " Ucapan Mama nya membuat Khalisa syok bukan main.

Ia belum mau menikah dan hal itu sudah Ia katakan berulang kali. Lalu bagaimana bisa kedua orang tuanya malah mengatur perjodohan tanpa sepengetahuan nya sama sekali. Sungguh ini tidak lucu sama sekali.

" Ih Mama. Khalisa belum mau menikah tau. Khalisa masih 24 tahun, mentalnya belum siap. " Bagaimanapun Ia harus menolak perjodohan gila ini untuk keselamatan hidupnya. Enak saja baru habis lelah harus lelah lagi. Khalisa mau istirahat dulu untuk memulihkan diri sekaligus menghabiskan waktu dengan keluarga nya.

" Tapi wasiat perjodohan itu harus segera dilakukan, Sayang. Keluarga Walton sudah menunggu lama pernikahan ini. " Dengan lembut Sekar memberi pengertian kepada Putrinya. Mereka juga tidak mau pernikahan ini cepat terjadi apalagi Putri mereka baru pulang setelah sekian lama. Rasa rindu mereka belum habis diluapkan.

Tapi, keluarga Walton terus menunggu dan menuntut jawaban mereka dari dua tahun lalu setelah pernikahan Putrinya batal. Sekar dan Fatah tidak dapat berbuat apapun karena adanya wasiat dari dua Tetua keluarga yang telah ditandatangani dan cap merah darah keduanya.

" Kenapa mereka nggak cari perempuan lain aja? Kenapa harus nungguin Adek? "

" Yang mereka mau itu Kamu, Sayang. "

Khalisa tertunduk lesu. Kepalanya seketika penuh dengan kata perjodohan yang membuat nya hampir gila. Dengan langkah gontai Khalisa pamit untuk masuk ke kamarnya dan segera menjatuhkan tubuhnya keatas kasur empuknya.

" Aaaa nggak mau nikah! "

......

Ditempat yang berbeda, tepatnya di sebuah perusahaan yang menduduki peringkat pertama dalam negeri juga luar negeri. Seorang Pria yang sangat tampan masih berkutat dengan komputer nya dan memeriksa laporan yang baru saja dibawakan oleh Asistennya.

Fokusnya tidak terganggu sama sekali meskipun Asisten nya berdiri di samping nya sambil menjelaskan jadwalnya untuk besok.

Arkana Xander Walton atau kerap disapa Arkan oleh orang disekitar nya dengan serius memeriksa laporan diatas mejanya meskipun sekarang jarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Tak ada kata lelah untuk nya karena memimpin perusahaan besar yang memiliki banyak anak cabang harus mengambil alih waktu istirahat nya.

Tapi, fokusnya segera teralihkan ketika Asisten nya melaporkan satu hal yang sukses menganggu pikiran nya.

" Besok keluarga Anda akan datang kerumah keluarga Sapphire karena Nona Khalisa baru saja pulang setelah dua tahun menjadi relawan. Dan Anda diminta untuk datang oleh Nyonya. " Lapor Lukas, Asisten Arkan.

Perempuan itu ternyata sudah kembali setelah kabur selama dua tahun. Bagaimana rupanya sekarang? Apakah tetap cantik seperti dulu atau lebih cantik lagi. Tunggu, apa yang baru saja Ia pikirkan. Mengapa Ia malah membayangkan hal yang tidak seharusnya Ia bayangkan. Ia tidak peduli mau perempuan itu pulang atau tidak. Toh Ia juga tidak berminat dengan pernikahan konyol itu.

" Waktu Ku tidak se senggang itu. " Jawabnya tidak berminat sama sekali dengan apa yang dilaporkan Lukas.

Pertemuan Pertama

Sesuai dengan apa yang Mama nya katakan kemarin. Hari ini keluarga Walton akan datang ke rumahnya dan hal itu membuat mood Khalisa menjadi buruk. Saking buruknya setelah solat subuh Khalisa tidak beranjak sedikitpun dari atas sajadah nya. Ia berusaha mengatur suasana hati nya dengan terus mengatakan 'dibawa santai aja, semua sudah di atur sama Allah. "

Tapi, rasanya hal itu menjadi sia-sia ketika pintu kamarnya di ketuk dengan kencang bahkan di buka paksa oleh orang yang tak lain adalah Abang nya. Setelah semalam tidak terlihat batang hidungnya sampai Khalisa terlelap akhirnya pagi-pagi buta seperti ini menjadi ajang bagi Abang nya untuk melepas rindu.

" Adek! " Serunya hampir berteriak membuat Khalisa terkejut.

Sebastian Cairo Sapphire, atau di sapa Bastian adalah anak sulung dari keluarga Sapphire sekaligus Abang dari Khalisa. Semalam Bastian pulang hampir pagi tepatnya pada pukul 01.00 yang dimana semua orang sudah tidur.

Awalnya Ia tidak tau jika Adiknya sudah pulang. Jika bukan karena tidak sengaja bertemu Mama nya yang sedang mengambil air minum di dapur, Ia tidak akan tau jika kesayangannya sudah pulang. Bahkan semalam Ia sempat datang ke kamar Adiknya untuk memastikan dan ternyata benar, Adiknya sedang tidur dengan begitu cantik diatas kasurnya.

" Ini masih pagi Abang. Nggak usah teriak-teriak, Adek nggak budek sampai nggak denger suara Abang. " Ucapnya sambil melipat sajadah dan membuka mukena nya.

" Kenapa nggak bilang kalo mau pulang? Abang bisa jemput. " Bastian memeluk erat Adiknya sampai Khalisa tidak jadi membuka mukenanya.

" Surprise."

Satu sentilan yang tidak terlalu kuat mendarat di kening nya dan sukses membuat nya merengut kesal.

" Nggak usah aneh-aneh. Terima tawaran Paman aja Kamu udah aneh, jadi jangan nambah aneh lagi. " Decak Bastian kesal.

" Ada yang lebih aneh lagi dari itu. Masa Aku baru pulang udah dijodohin aja, Aku kan belum siap buat nikah. " Adunya dengan tangan mengusap keningnya yang terasa sedikit nyeri akibat ulang Abang nya.

Bastian sudah tau tentang perjodohan antara keluarga Walton dan Sapphire. Dulu sekali saat jaman Kakek mereka, perjanjian itu dibuat dan gila nya malah di stempel dengan darah mereka sendiri. Kedua Tetua itu adalah sahabat dan mereka ingin menyatukan anak cucu mereka melalui perjodohan agar hubungan keduanya semakin erat.

Namun dulu, Tetua keluarga Sapphire tidak memiliki anak perempuan begitu juga dengan Tetua Walton. Perjodohan itu tetap berlanjut pada masa cucu mereka yang mana adalah zaman Bastian. Keluarga Walton memiliki dua orang cucu perempuan yang umurnya tidak jauh berbeda. Dan disinilah perjodohan itu terjadi, keluarga Walton malah memilih Khalisa sebagai calon menantu mereka.

" Terus? " Untuk mendengar cerita Adiknya yang sepertinya akan panjang, Bastian memilih untuk duduk di sofa.

" Ya, terus kenapa harus Aku coba? Kan ada Kak Dela yang juga keluarga Sapphire. Kak Dela juga udah siap buat jadi Istri. Lagi pula nama Aku harus nya udah nggak masuk daftar lagi karena kemarin sempat di lamar orang walaupun nggak jadi. " Ceritanya dengan berkacak pinggang di depan Abang nya.

Bastian hanya menjadi pendengar saja. Rasanya sudah lama Ia tidak mendengar Adiknya bercerita seperti ini. Inilah Khalisa jika bersama orang terdekatnya. Ia akan menjadi sosok yang cerewet sekaligus manja dan segala sifat kekanak-kanakan nya akan keluar. Namun berbeda saat diluar, Khalisa akan menjadi sosok yang agak pendiam, tenang sekaligus dewasa.

" Abang juga kurang tau soal itu. Tapi kita bisa minta sama Papa buat batalin atau mundurin pernikahan kalian. " Saran Bastian yang menjadi angin segar untuk Khalisa. Benarkah bisa dibatalkan? Khalisa akan sangat senang jika hal itu terjadi.

" Benarkah? Yes! Aku bisa istirahat dengan tenang kalo gitu. " Sorak nya penuh kegembiraan.

🥜🥜

Ba'da Ashar sudah berkumandang dan Khalisa baru selesai menjalankan kewajiban nya sebelum turun untuk menemui Mama nya. Khalisa tampak cantik dengan baju kemeja berwarna baby blue dengan hiasan sedikit bunga di depan nya, juga rok berwarna putih yang membuatnya terlihat sangat anggun dengan hijab pasmina yang senada dengan rok nya.

Niat nya Khalisa akan jalan-jalan keluar sekaligus menghindari pertemuan yang membahas pernikahan nya jika bisa. Kata Mamanya, keluarga Walton akan datang jam 4 sore jika tidak macet. Dan berhubung sekarang baru jam setengah 4 Khalisa akan beralasan jalan-jalan sebentar dan pulang jika tamu nya sudah pergi.

Dengan riang, Khalisa menuruni anak tangga satu persatu tanpa tau apa yang sedang menunggu nya di bawah.

Keluarga Walton ternyata datang lebih cepat dari janji dan sekarang sudah berbincang dengan pemilik rumah. Khalisa belum menyadarinya sampai kakinya tiba di anak tangga terakhir dan tubuhnya seketika menegang melihat suasana ramai di ruang keluarga.

Niatnya gagal total!

Khalisa sekarang malah menjadi pusat perhatian semua orang. Tatapan mereka membuat Khalisa ingin tenggelam saja, apalagi ketika dirinya tidak sengaja bersitatap dengan Pria tampan pemilik mata tajam dan rahang tegas yang duduk di antara dua paruh baya yang Khalisa tidak tau siapa.

Siapapun tolong bawa Khalisa kabur dari sini.

🥜🥜

Setelah meeting yang menguras waktu hampir 3 jam, Arkan melirik arlojinya dan meminta Lukas untuk membacakan jadwalnya.

Keduanya baru saja keluar dari salah satu restoran bintang lima, tempat dimana meeting mereka dilakukan. Pikiran Arkan terus fokus pada perkerjaan sampai lupa jika hari ini adalah pertemuan dengan calon Istrinya.

" Meeting dengan perusahaan Atmaja akan dimulai 30 menit lagi, Tuan. Tapi 10 menit lagi Anda harus menghadiri pertemuan keluarga Anda dengan keluarga Sapphire. " Langkah Lukas sontak terhenti ketika Tuan nya tiba-tiba berhenti.

" Kau tidak mendengar apa yang Aku katakan kemarin, Lukas? Perkerjaan Ku lebih penting dari pernikahan konyol itu. " Ucap Arkan tajam membuat Lukas tertunduk.

" Tapi Nyonya memaksa agar Anda datang. " Bujuknya lagi.

" Aku yang menggaji Mu, jadi Kau hanya perlu menuruti perintah Ku saja. "

" Maaf Tuan. " Sesal Lukas kemudian dengan cepat membuka pintu mobil untuk Tuannya.

Dalam hati Lukas menjerit mengatakan beribu maaf kepada sang Nyonya karena tidak bisa memenuhi perintah nya untuk membujuk sang atasan datang ke rumah calon Istri nya.

Di dalam mobil, Arkan sibuk membaca proposal yang diajukan oleh perusahaan lain tanpa berminat untuk mengingat kejadian tadi. Terserah bagaimana pernikahan itu akan terjadi, Ia tidak peduli.

Tapi....

" Kediaman Sapphire. "

" Ha? Apa Tuan? "

Dukk

" Pergi ke kediaman Sapphire. "

Lukas terdiam untuk sesaat. Bukankah semenit yang lalu Tuan nya baru saja mengatakan tidak ingin datang. Lalu kenapa sekarang mendadak merubah keputusan nya disaat mereka hampir sampai di tujuan.

🥜🥜

Khalisa tersenyum canggung kemudian menyalami tamu orang tuanya setelah Mama nya memanggil. Khalisa tidak akan bergerak jika saja Mama nya tidak memanggil nya. Tapi ketika giliran Arkan, Khalisa menunduk dan mengatup kedua tangannya dan memilih duduk di samping Mamanya.

" Wah, Kamu makin cantik ya sayang. Masih ingat sama, Mommy? " Kata wanita paruh baya yang Khalisa yakini sebagai Nyonya Walton. Tapi kenapa harus Mommy coba. Kenapa nggak Tante aja, Khalisa jadi semakin canggung sekarang.

Khalisa diam karena Ia memang tidak tau siapa wanita itu.

" Ini Mommy Aca loh sayang. Masa Kamu lupa sih. " Katanya lagi membuat Khalisa semakin diam tidak tau. Ingatan nya tidak mengenal siapa wanita paruh baya itu bahkan saat Ia menyebutkan namanya.

" Maaf Tante, Saya nggak ingat." Katanya tak enak hati.

Aca tersenyum maklum jika perempuan cantik itu tidak mengenal nya. Karena sudah sangat lama sekali mereka tidak bertemu. Mungkin terakhir bertemu saat Khalisa masih bayi.

" Khalisa ini Tante Aca sama Om Bima, mereka dari keluarga Walton. " Kata Papa nya.

Mampus. Sudah Ia duga.

" Hallo Om, Tante. Aku Khalisa, maaf karena sempat nggak ngenalin kalian. " Sapanya tersenyum lembut.

" Nggak papa Sayang. Panggil nya Mommy aja jangan Tante. Ini anak Mommy yang akan jadi calon Suami Kamu. " Ucapan Aca membuat Khalisa kesulitan menelan salivanya.

Khalisa sempat melihat rupa Pria yang katanya akan menjadi calon suaminya. Tapi Khalisa sedikit ngeri karena tatapan nya sangat tajam seakan ingin menguliti dirinya. Khalisa semakin menunduk ketika merasakan Pria tadi menatapnya dengan dalam atau mungkin sangat tajam.

Siapa saja tolong Khalisa sekarang. Biar perlu berikan Ia karung untuk menutupi wajah Pria itu. Khalisa ingin menjerit apalagi ketika Tuan Walton mulai membicarakan hal yang sangat ingin Khalisa hindari sedari tadi.

" Kapan pernikahan mereka bisa dilaksanakan? Aku dan Aca sudah menyewa sebuah hotel untuk acara resepsi nya karena akad nya akan dilakukan di kediaman kalian. "

Tunggu! Sudah sejauh mana pembahasan mereka sampai sudah menyewa sebuah hotel sebelum pernikahan ini disetujui olehnya. Khalisa ingin menolak dan mengatakan jika Ia tidak menginginkan pernikahan ini.

Khalisa memberi kode kepada Papanya untuk membatalkan semua nya. Ia sungguh tidak ingin pernikahan ini terjadi. Ia masih ingin istirahat dari lelah nya kegiatan selama ini. Ia ingin tetap bersama keluarganya.

" Bagaimana jika pernikahan mereka di undur saja? Khalisa baru saja pulang dan Kami masih merindukan nya. "

I LOVE YOU PAPA.

Papanya adalah yang terbaik. Bila perlu batalkan saja sekarang, Khalisa akan dengan senang hati menerima nya.

Berbeda dengan Khalisa yang berbunga-bunga. Pihak Walton merasa tidak terima terutama sang pemeran utama. Siapa lagi jika bukan Arkan yang sangat tidak terima jika pernikahan mereka diundur.

" Saya tidak setuju. Pernikahan akan tetap dilakukan sesuai tanggal yang telah ditentukan. " Ucap nya membuat Khalisa kaget.

" Tapi Khalisa baru saja kembali setelah dua tahun. Dia mungkin masih ingin menyesuaikan diri dengan keadaan. " Tandas Fatah kembali membuat Khalisa semakin girang.

Benar Ia masih ingin menyesuaikan diri.

" Bagaimana menurut Mu, Nak? " Akhirnya giliran nya untuk berbicara datang. Terimakasih kepada Mommy Aca yang telah mengingat nya.

" Sebelumnya maaf Om, Tante. Saya masih ingin menyesuaikan diri dengan keadaan. Dan jujur, Saya belum siap jika harus menjadi seorang Istri. " Suaranya begitu lembut agar tidak ada yang tersinggung dengan jawabannya.

" Apa yang membuat Mu belum siap? " Tanya Bima menatap calon menantunya dengan seksama.

" Semuanya. Mental Saya belum cukup siap untuk menjalani kehidupan pernikahan. Masih banyak yang harus Saya perbaiki agar bisa menjalani kehidupan pernikahan. Terlebih Saya tidak ingin melangkahi Abang Saya dengan menikah terlebih dahulu. "

Perkataan terakhir Khalisa membuat Arkan terkekeh. Tidak ingin melangkahi katanya, alasan bodoh macam apa itu. Arkan menatap tajam pada sosok perempuan cantik di depan nya yang sialnya sama sekali tidak melihat kearahnya.

" Kalian bisa menjalani nya dulu. " Ucap Bima lagi berusaha membujuk.

" Maaf Om. Saya tetap belum siap. "

Setelah terdiam cukup lama untuk memikirkan jawaban Khalisa, keluarga Walton menyimpulkan jika Khalisa hanya butuh waktu saja untuk menerima semuanya. Memberinya sedikit waktu lagi bukan jadi masalah. Khalisa butuh ruang untuk berpikir dan mereka mengerti itu. Pernah gagal dalam kata pernikahan mungkin menjadi alasan kuat untuk Khalisa menjawab belum siap.

" Pikirkan lagi Nak. Kami akan menunggu jawaban Mu. "

" Tidak perlu menunggu apapun. Pernikahan akan tetap dilakukan mau dia siap atau tidak siap. " Kata Arkan telak tak mau dibantah.

Belum siap

Khalisa mengerjap tak percaya pada Pria di depan nya. Kenapa kesannya jika Pria itu ngebet banget ingin menikah dengannya. Mata Khalisa menyipit menyiratkan ketidaksetujuan nya.

" Maaf sebelumnya. Jika Anda memang sangat ingin menikah kenapa Anda tidak memilih Kakak sepupu Saya saja. Kami sama-sama berasal dari keluarga Sapphire. Bukankah wasiat itu untuk seluruh keluarga bukan hanya untuk Saya. " Jawab Khalisa dengan berani membuat orang tuanya tak enak hati dengan ucapan Putri mereka.

Arkan tersenyum miring mendapatkan jawaban demikian dari calon Istrinya. Tak ada sorot keraguan saat mengatakan hal itu seolah mengatakan lebih baik jangan memilih dirinya.

Aca sudah panas dingin dan melihat Putranya dengan cemas. Jangan sampai Arkan mengamuk di kediaman Sapphire karena ucapan Khalisa yang menyinggung nya. Sorot wajah Arkan mengeras dengan netra semakin tajam membuat Khalisa ngeri bukan main. Jika calon suaminya modelan begini lebih baik Khalisa mundur di awal saja.

" Saya tidak perduli. Jawaban Kamu tidak dibutuhkan disini. " Ucap Arkan membuat Khalisa tidak terima.

Bagaimana bisa jawabannya tidak dibutuhkan jika yang akan menjalani nya saja adalah dirinya. Khalisa tidak suka ucapan Arkan yang terkesan angkuh dihadapan orang tuanya. Jika tau akan dijodohkan kembali Khalisa memilih untuk tidak pulang dan memperpanjang masa kerjanya menjadi relawan.

Tangan Khalisa mengepal dengan dada bergemuruh. Jika bukan karena masih memikirkan sopan santun sudah dari tadi Khalisa akan menampar wajah angkuh Arkan. Dia bukanlah perempuan yang bisa diatur seenaknya oleh seorang laki-laki. Ia mempunyai prinsip serta harga diri yang Ia junjung tinggi. Ia tidak mau menikah dengan Pria seperti Arkan.

" Pernikahan akan dilaksanakan minggu depan sesuai kesepakatan kita sebelumnya. Semuanya akan di urus oleh Asisten Saya. Kamu hanya perlu duduk diam menunggu semuanya. "

Entah mengapa Khalisa merasa ini adalah pemaksaan dan Ia tidak suka dipaksa. Siapa Arkan sampai bisa memaksa nya. Orang tuanya saja tidak pernah memaksa nya lalu kenapa Arkan merasa mampu melakukan nya.

" Silahkan cari mempelai yang lain jika Anda memaksa. " Ucap Khalisa tidak suka namun masih terkesan lembut.

" Tapi Nak, apa Kamu tidak mau memikirkan nya lagi? " Aca menatap penuh harap pada calon menantunya.

" Kami akan memberikan Mu waktu untuk berpikir. Mungkin keputusan ini membuat Mu syok apalagi Kamu baru pulang kemarin. Kami tidak akan memaksa Mu. Jangan dengarkan apa yang dikatakan Arkan. Pikirkan dengan baik dan Kami akan menerima semua keputusan Mu. " Ucap Bima membuat Khalisa tersenyum.

" Terima kasih, Om. Khalisa akan memikirkan nya. "

🥜🥜

Setelah keluarga Walton pulang saat menjelang ba'da Isya. Khalisa langsung mendapatkan siraman rohani dari Mama nya bahkan pahanya ikut menjadi korban.

Tidak ada pembicaraan apapun diantara dirinya maupun Arkan. Mereka kompak saling diam setelah pembahasan pernikahan yang berakhir dengan usulan Bima. Tentu saja hal itu di tolak mentah-mentah oleh Putra mereka. Pria itu tetap kukuh ingin pernikahan mereka dilaksanakan minggu depan.

" Lagian kenapa dia kayak ngebet banget pengen nikahin, Adek. Kenapa nggak sama Kak Dela aja yang udah jauh lebih siap. " Cemberut nya sambil mengusap pahanya yang terasa panas akibat pukulan Mama nya.

" Khalisa! Astaghfirullah. " Decak Mama nya membuat Khalisa tersenyum polos.

" Lagian sih, Mama pake terima gitu aja perjodohannya. Kan Adek belum siap nikah. Lagian bukannya Adek udah nggak masuk daftar ya, kan dulu Adek sempet hampir nikah walaupun nggak jadi. "

Ucapan Putri nya membuat Fatah dan Sekar terdiam dengan perasaan bersalah. Fatah menatap sendu Putrinya yang malah mengingat kejadian kelam dua tahun lalu. Kejadian yang membuat keluarga nya sempat malu dan merasa sangat marah.

" Emangnya apa sih isi wasiat Kakek sampai kita harus nikah? Pasti ada sesuatu kalo nggak mereka nggak mungkin akan seingin ini agar Aku nikah sama anak mereka. "

Khalisa sempat curiga jika ada sesuatu di balik wasiat itu. Jangan-jangan dirinya dijadikan alat pertukaran atau dijadikan alat penebus hutang keluarga seperti di novel yang Ia baca. Apa keluarga nya berhutang sangat besar dan tidak bisa melunasi nya dan menjadikannya sebagai jaminan hutang. Tega sekali Mama dan Papa nya jika itu benar terjadi.

Tukk

" Jangan mikir sembarangan. Papa nggak ada hutang sama keluarga Walton sampai Kamu harus jadi jaminan. " Tukas Fatah mengetuk kening Putrinya yang berpikir sembarangan.

" Hehe. Kok Papa tau. "

" Wajah Kamu jelas banget kalo lagi mikirin itu. Papa nggak akan memaksa keputusan Kamu. Pikirkan dengan baik dan minta petunjuk dari Allah. Jangan takut Kami akan kecewa karena Kamu menolak perjodohannya. Papa nggak akan pernah marah. " Fatah memberikan nasihat dengan mengusap pucuk kepala Putri nya.

Pernikahan memang bukanlah sesuatu yang bisa di permainkan. Menikah artinya adalah menyatukan dua jiwa yang berbeda, menyatukan pendapat yang berbeda dan membuat dua sifat yang berbeda hidup bersama dalam satu atap. Seorang Ayah hanya ingin Putrinya menikah satu kali dalam hidupnya jika bisa. Maka dari itu Fatah akan menyerahkan semua keputusan kepada Putrinya.

Yang akan menjalani pernikahan itu adalah Putrinya dan tugasnya hanya mendukung semua keputusan Putrinya. Dulu sebelum menerima perjodohan ini, Fatah sudah sempat menolak dengan alasan Putrinya tidak akan setuju apalagi saat itu pernikahan Putrinya baru saja batal.

Tapi melihat bagaimana kesungguhan Arkan dalam meminta restunya dan perjuangan nya untuk bisa bersama Putrinya, akhirnya Fatah luluh dan menerima perjodohan itu dengan syarat semua keputusan ada pada Putri nya dan Arkan menyetujuinya.

🥜🥜

Wajah Arkan kusut dengan mood yang memburuk setelah pulang dari kediaman Sapphire. Arkan saat ini berada di ruang kerjanya yang ada di mansion orang tuanya. Kepalanya berputar memikirkan berbagai rencana. Terutama memikirkan kejadian tadi dimana Khalisa yang menolak menikah dengannya.

" Sh*t! Perempuan itu sangat berani menolak pernikahan ini. " Marahnya membuat Lukas yang sedang menyusun jadwal Tuannya untuk besok kaget dengan berkeringat dingin.

Apa yang sebenarnya terjadi saat dikediaman Sapphire sampai mood Tuannya menjadi buruk seperti ini. Lukas jadi ingin cepat-cepat pulang agar tidak menjadi sasaran amukan Tuannya yang kejam.

" Tuan... "

Brak

Lukas terjingkat kaget saat tiba-tiba saja Tuan nya memukul meja dengan sangat kuat untuk menyalurkan amarahnya.

Sial. Perempuan berhijab itu sukses membuat pikiran Arkan kacau balau karena penolakan nya. Semua wanita berlomba-lomba ingin menjadi Istrinya bahkan ada yang sampai nekat menjebaknya dengan obat perangsang. Tapi mengapa Khalisa yang jelas-jelas sudah diberikan kesempatan emas itu malah menolaknya dengan mudah. Apa pikiran perempuan itu bermasalah sampai membuang kesempatan emas nya.

" Pernikahan harus dilakukan minggu depan. Harus. "

Arkan bersumpah akan membuat Perempuan berhijab itu bertekuk lutut dibawah nya. Akan Ia buat hidup perempuan itu sengsara karena telah berani menolak pernikahan mereka. Harga diri Arkan tercoreng dan Khalisa harus membayar nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!