Percakapan antara Sinyo dan Rynsia terasa seperti angin sepoi-sepoi yang menenangkan. Sinyo tak menyangka bahwa di balik sikap pendiam Rynsia, ada kehangatan yang perlahan muncul melalui setiap cerita yang ia bagi. Seiring waktu, Sinyo mulai memahami bahwa Rynsia bukan hanya sosok yang sulit ditebak, tetapi juga seseorang yang menyimpan dunia yang begitu luas di dalam dirinya.
Saat Rynsia berbicara tentang pantai, awalnya Sinyo tidak terlalu tertarik dengan suasana pantai, namun saat Sinyo membayangkan sosoknya duduk di tepi laut, menikmati debur ombak sambil membaca buku. Dalam gambaran itu, Rynsia terlihat begitu damai, seperti seseorang yang benar-benar tahu cara menghargai momen kecil dalam hidup. Ia mulai menyukai suasana pantai dan menyadari bahwa Rynsia adalah tipe orang yang menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan—hal yang jarang ia temui pada orang lain.
Semakin lama mereka berbicara, Sinyo merasakan ada lapisan demi lapisan dari diri Rynsia yang terbuka. Ia menyadari bahwa di balik mata Rynsia yang tenang, tersimpan cerita-cerita yang belum terungkap. Ada sesuatu yang begitu menarik tentang cara Rynsia melihat dunia, seolah ia selalu mampu menemukan makna dalam hal-hal yang terlihat biasa.
Bagi Sinyo, momen itu menjadi sebuah perjalanan kecil menuju pemahaman yang lebih dalam tentang Rynsia. Ia terkejut mendapati bahwa orang yang awalnya ia anggap pendiam dan tertutup ternyata memiliki sisi yang sangat hidup. Rynsia adalah seseorang yang penuh dengan ide-ide, yang mampu mengubah kata-kata sederhana menjadi sesuatu yang menyentuh hati. Hal ini membuat Sinyo semakin penasaran, semakin ingin mengenalnya lebih jauh.
Ketika malam mulai larut dan percakapan mereka juga harus berakhir, beberapa teka teki dibalik tatapan yang pertama kali membuat Sinyo terpana kini ia merasa seperti baru saja membuka pintu menuju dunia yang berbeda—dunia yang penuh misteri dan keindahan yang belum sepenuhnya ia pahami.
Di tengah malam yang semakin larut, Sinyo mulai bertanya-tanya, apa yang membuatnya begitu tertarik pada Rynsia? Apakah itu cara Rynsia menerangkan tentang hal-hal yang ia sukai? Ataukah kehangatan yang tersirat dalam obrolan yang ia sampaikan, meskipun hanya satu dua kata yang ia sampaikan. Namun, satu hal yang ia sadari adalah bahwa pertemuan ini telah meninggalkan kesan yang begitu mendalam di hatinya.
Malam itu, Sinyo merasa bahwa perjalanannya bersama Rynsia baru saja dimulai. Ada banyak hal yang belum ia ketahui tentang gadis itu, dan ia ingin menjadi bagian dari cerita-cerita yang akan datang. Di balik semua rasa penasaran dan kekagumannya, Sinyo tahu bahwa pertemuan ini adalah awal dari sesuatu yang besar.
Bagaimana tatapan itu bisa membawa Sinyo pada ruang yang begitu luas, yang begitu gelap, apakah ada sisi lain dari Rynsia atau ia tetaplah orang yang ceria sesuai dengan apa yang ia ceritakan, ataukah itu hanya wujud pertama dalam karakter dari Rynsia. Pertanyaan itu terus membentur dipikiran Sinyo.
Dan begitulah, bab ini berakhir. Sebuah akhir yang bukan benar-benar akhir, tetapi lebih kepada awal dari perjalanan panjang yang menanti di depan mereka.