NovelToon NovelToon

Hamil Anak Guruku

bab 1 perkenalan

Dipagi hari yang cerah dengan mentari pagi menyinari melalui celah celah jendela, gadis cantik dan manis mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang menembus kamarnya.

Gadis cantik itu bernama Mutia Kalinga Saputri. Suara kokokan ayam jantan dipagi itu menyambutnya dengan sangat nyaring.

Mutia bangun kemudian mencuci wajahnya dan bersiap memasak, Mutia pagi ini memasak masakan andalannya yaitu nasi goreng spesial. Dengan telaten Mutia mulai menyiapkan bumbu bumbu yang akan melengkapi nasi gorengnya.

Mutia yang memang hidup sebatang kara dipaksa harus hidup mandiri dikota yang sangat besar ini. orang tua Mutia sudah meninggal dunia dua tahun lalu tepatnya saat Mutia baru lulus SMP karena kecelakaan saat akan menghadiri acara perpisahan Mutia.

Satu satunya peninggalan orangtuanya ya rumah yang ditempatinya sekarang, rumah minimalis dengan desain sederhana.

Sesudah masakannya siap mutia kemudian bersiap untuk pergi kesekolah. tak lupa Mutia juga membawa bekal untuk menghemat pengeluarannya.

Mutia berangkat kesekolah dengan mengendarai montor butut peninggalan ayahnya. Meski begitu Mutia tidak merasa malu karena memang itu keadaannya. Saat ini Mutia bersekolah di SMA guna darma sekolah favorit yang ada di kota itu. Karena kepintarannya mutia mendapatkan beasiswa sampai dia lulus.

Saat akan memasuki kelas mutia dikejutkan dengan suara nyaring yang memanggilnya.

"mutiaa,,oh my BESTie, yuhuuuu IM coming!" suara nyaring yang sangat cempreng itu tak lain tak bukan adalah suara sahabatnya viona.

Viona Wijaya adalah sahabatnya sedari kelas sepuluh dulu, viona adalah anak salah satu donatur disekolah itu. Meski viona anak orang kaya viona tetap berteman dengan Mutia saat semua teman teman menjauhi Mutia, viona lah yang menjadi teman pertamanya disekolah itu. Sampai sekarang viona tetap berteman baik dengan Mutia.

"kamu mau buat aku masuk rumahsakit ya?" ucap Mutia mendengar suara sahabatnya yang sangat cempreng itu.

"lagian Lo dipanggil ngak nyaut" vio kesal karena Mutia tidak mendengar pangilannya.

"hehehe,,maafin aku ya soalnya ngak kedengeran" dengan cengirannya Mutia meminta maaf kepada vio.

"hihihihi,,miifin Iki Yi siilnyi ngik kedingirin" jawab vio dengan suara mengejek Mutia.

"lagian Lo mikirin tugas sekolah Mulu,,,sekali kali mikirin tu cowok!" vio kesal karena temannya ini tidak bisa menikmati momen masa mudanya.

"kan kamu tau sendiri, aku harus pertahanin beasiswa aku, aku ingin buat orang tuaku bangga di atas sana" ucap Mutia merasa sedih vio yang melihat itu merasa bersalah kepada Mutia. Dia juga prihatin dengan hidup temannya ini.

Mutia harus menghidupi dirinya sendiri dengan kerja paruh waktu di cafe kakak vio, dengan menjadi pelayan. Tapi Mutia tak pernah mengeluh sedikitpun, terkadang vio berpikir meminta orang tuanya untuk mengangkat Mutia menjadi anak mereka. Tapi Mutia tak pernah mau, karena tidak mau merepotkan keluarga vio.

"elah Lo bisa ae bikin gue nanggis" ucap vio dengan menyeka sedikit air matanya.

"kamu aja yang baperan" Mutia kemudian meninggalkan vio sendiri didepan pintu kelas.

"ehh mut,, tungguin gue, elah lu!".

jam istirahat pun tiba seperti biasa vio dan Mutia pergi kekantin untuk makan siang. Untuk menghemat pengeluarannya seperti biasa Mutia akan mengeluarkan kotak bekalnya yang sudah disiapkannya dirumah tadi, dan untuk menghormati temannya Mutia hanya memesan minuman. Beda dengan vio, dia memesan banyak makanan alasannya karena makanan itu terus memanggilnya. Meski banyak makan vio ini terlihat tetap kurus dan langsing.

"eh Lo tau ngak?"

"ngak!" jawab Mutia enteng.

"elah Lo, orang belum dilanjutin udah maen nyaut aja!" jika sudah seperti itu pasti si vio ingin mulai mengosip.

"yaudah apaan?" pada akhirnya Mutia mengalah dan mulai mendengarkan cerita vio yang kegantung.

"Lo tau ngak? akan ada guru baru disekolah ini" kata vio dengan sedikit antusias Mutia hanya diam dan menyimak vio.

"dan katanya guru baru kita itu cowok, dan katanya juga dia ganteng!" ucap vio sambil menyeruput minuman didepannya.

"namanya juga cowok, ya pasti ganteng lah, kalau cantik, brati cewek" jawab Mutia dengan sedikit candaan.

"ya gue juga tau kali, kalo ganteng tu cowok kalo cantik cewek,, tapi ini tu gantengnya beda" ucap vio dengan tangan yang diletakkan didagu dan mata yang mendongak keatas seperti membayangkan sesuatu.

"bedanya apa?"

"bedanya dia itu mirip sama om ichang yang idola gue itu lhoh. Tau kan Lo babang ichang?" tanya vio pada Mutia.

"dan yang lebih gong lagi tuguru ternyata duda anak 1, gila ngak tuh, pasti hot banget"

"mana aku tau kacang itu siapa, kenal aja ngak!" jawab Aulia dengan cuek

"isss Lo gak seru banget sih mut,,, masa idola gue seganteng itu Lo katain kacang, masa Lo ngak tau sih, itu loh yang dari Korea" jelas vio tapi memang dasarnya simutia yang tidak tau, memang Mutia lebih fokus ke belajarnya ketimbang menonton oppa oppa Korea.

"iya, yang kata kamu suami kamu itukan?"

"nah, tu Lo tau,, Lo kalo ngak percaya nih gue tunjukkin Ig tu guru baru" pada saat akan menunjukan foto guru baru mereka bell masuk kelas pun berbunyi.

"nanti aja,,udah masuk tuh!" jawab Mutia.

bab 2. nabrak

jam pulang sekolah pun tiba. Saat ini Mutia dan vio sedang berada diparkiran sekolah.

"Lo ngak mau bareng gue mut?" tanya vio karena dia mau mampir ke cafe kakanya tempat Mutia kerja. Pikir vio sekalian jadi Mutia tidak capek harus bolak balik.

"ngak vio,,kamu duluan aja, aku mau mampir rumah dulu soalnya" jawab Mutia karena baju gantinya ketinggalan. Ngak mungkin kan dia pakai seragam sekolahnya.

"yaudah kalau gitu, gue duluan ya mut!"

"iya vio, hati hati ya kamu" jawab Mutia kepada vio. Mereka saling melambaikan tangan. Setelah mobil vio sudah tidak terlihat lagi Mutia mulai menjalankan motornya untuk pulang.

Saat sedang asik mengendarai motornya tiba tiba ada sebuah mobil berhenti didepannya secara mendadak. Karena kaget reflek mutia mengerem motornya, tapi sayang motornya tetap tidak mau berhenti, dan akhirnya motor yang dikendarai Mutia menabrak mobil yang ada didepannya. Mutia terjatuh dengan sedikit kuat.

Tak lama keluar seorang pria tampan dengan perawakan tinggi dan kacamata yang bertengger di hidungnya. Pria itu menatap Bagain belakang mobilnya dan mengeram marah. Dia kemudian melihat gadis berseragam SMA yang sedang kesakitan karena terjatuh.

"apa kamu tidak punya mata untuk melihat?" dengan teganya bukannya membantu, pria itu malah menghina Mutia.

Mutia yang merasa dirinya dimarahi kemudian meminta maaf dengan pria itu.

"maafkan saya om, saya tidak sengaja, tadi tiba tiba mobil om berhenti didepan" jelas Mutia pada pria galak itu.

"heh,,maaf kamu bilang, mobil saya lecet dan kamu hanya minta maaf?" jawab si pria itu dengan sangat arogannya, padahal mobilnya hanya lecet kenapa harus semarah itu, pikir Mutia.

"maaf om, saya akan menggantinya" mendengar ucapan Mutia pria itu menatapnya dengan sinis dan memandang Mutia dadi atas Sampai bawah.

"dengan apa kamu akan menggantinya, bahkan motor bututmu ini tidak bisa Menganti perbaikan mobilku!" ucap pria itu lagi, pria itu sudah kelewatan karena telah menghina motor peninggalan ayah Mutia.

Mutia hanya diam mendengar penghinaan yang dilontarkan pria itu. Pria yang tampan dengan perpaduan wajah Korea dan Indonesia yang kental, dan badan yang tinggi dan atletis menambah kesempurnaan pria itu. Namun sifat pria itu tak sebaik wajahnya.

"maafkan saya om!" Mutia hanya bisa meminta maaf pada pria itu.

"aku muak mendengar kata maafmu, pergilah tak perlu kamu Mengantinya, karena kamu pasti tidak akan mampu, merepotkan saja!". mendengar ucapan pria itu Mutia bergegas menyalakan motornya dan melanjutkan menuju kerumahnya.

Sesampainya dirumah Mutia langsung bersiap untuk pergi ke cafe, Karena sudah waktunya dia bekerja. meski lelah Mutia tetap harus semangat mengumpulkan uang untuk biaya kuliahnya kelak.

 

ditempat lain tepatnya di sebuah apartemen mewah dikawasan kota J sepasang kekasih sedang duduk berdua dengan posisi berpelukan. dengan wajah si pria yang nampak kesal.

"kamu kenapa sayang, apa ada masalah dikantor?" tanya si wanita dengan membelai mesra dada pria itu dengan pola abstrak.

"hari ini aku sangat sial sayang, ada yang menabrak mobil ku dari belakang" jawab pria itu si wanita tampak kaget dengan cerita kekasihnya.

"kok bisa sayang? tapi mobilnya ngak papa kan?" tanya wanita itu.

"cuma lecet, tapi tetap aja orang itu udah bikin aku kesel!"

"tenang sayang!, cuma lecet aja kok yang penting kamunya ngak papa" ucap si wanita mesra sambil membelai bibir pria itu dan menciumnya mesra, pria itu kemudian membalas ciuman wanitanya dengan lembut, dan semakin menuntut. Tapi sebelum semakin jauh pria itu menyudahi tautan bibirnya. Tampak si wanita kecewa dengan penolakan kekasihnya itu. Karena alasannya selalu sama.

"aku tidak akan menyentuhmu sebelum kita halal sayang!" ucap si pria .

Pria itu adalah Adnan Prayoga Aditama. pria berusia 32 tahun itu adalah anak dari pemimpin ADM grup perusahaan yang sangat terkenal dan sukses di negara Ini. Dia juga merupakan pewaris utama dari perusahaan yang dibangun kakeknya itu, Karena dia adalah anak tunggal dari tuan Prayoga Aditama. Kekasih Adnan yang saat ini bersamanya bernama Clarisa, kekasih yang selama dua tahun ini menemaninya.

bahkan mereka sudah merencanakan pernikahan impian mereka tahun depan, tapi terlahalang oleh Restu dari Anindia putri adimata.

Bab 3 Anindia putri Aditama

  Anindia putri aditama adalah putri pertama dari adnan Prayoga Aditama. Ya Adnan adalah seorang duda beranak satu yang ditinggal mati istrinya 6 tahun yang lalu. Pada saat itu Anindia masih berusia 1 tahun, istri pertamanya meninggal karena penyakit kanker serviks stadium akhir yang dialaminya.

Adnan sempat terpuruk dengan kepergian istrinya namun Adnan bangkit karena ada anak yang harus dia jaga. Lambat Laun Adnan mulai menerima kepergian istrinya, dan memulai hubungannya dengan Clarisa. Mereka bertemu saat Adnan melakukan perjalanan bisnis bersama papanya. Saat itu Clarisa menjabat sebagai sekretaris kolega bisnis papanya. Dan disaat itulah buih buih cinta muncul diantara keduanya. kemudian mereka memulai hubungan mereka 2 tahun yang lalu. Tapi sayang hubungan mereka ditentang keras oleh keluarganya dan yang paling utama adalah putrinya sendiri.

 

Dicafe tempat Mutia berkerja sedang ada banyak pelangan Mutia dan temannya dibuat kuwalahan dengan pengunjung cafe hari ini. Karena malem Minggu semua muda mudi berkumpul untuk menyambut hari libur dengan bepergian. Dan salah satunya berkumpul di cafe kenanga tempat Mutia bekerja sebagai pelayan

"Mutia, ini kamu antar ke meja nomor 6 ya yang dipojok, aku kebelet soalnya" ucap ratih teman Mutia, menyuruhnya untuk mengantarkan pesanan dimeja nomor enam. "Iya mbak,siap laksanakan" jawab Mutia dengan diiringi tawa mbk Ratih senior dicafe itu.

Kemudian Mutia menuju meja nomor enam untuk mengantarkan pesanan.

"Silahkan kak" ucap Mutia tersenyum dengan begitu manis. Saat Mutia menatap pelangan yang berada dihadapannya Mutia bertemu tatap dengan pria yang ditabraknya tadi siang. Pria itu juga menatapnya dengan tajam kearah Mutia.

"Kamu!" Ucap Adnan menunjuk Mutia dengan jarinya.

"ma,,maaf pak, kak saya permisi, silahkan menikmati" sebelum Adnan marah lagi Mutia segera permisi dan menuju kebelakang.

Clarisa bingung dengan keterkejutan Adnan saat melihat pelayan tadi yang tidak lain adalah Mutia.

"Kenapa sayang?" Tanya Clarisa bingung

"Dia yang menabrak mobilku tadi, tapi sudahlah lupakan, tidak penting" jawab Adnan, Clarisa hanya menganggukkan kepalanya.

Saat Sampai dapur Mutia mengatur nafasnya karena takut dengan Adnan. Bahkan Adnan masih mengenalinya.

"Untung aja aku langsung pergi,,huh,," gumam Aulia dengan masih mengatur nafasnya. Mbk Ratih yang melihat Mutia seperti dikejar setan jadi penasaran.

"Kamu kenapa mut?" Tanya mbk Ratih

"Tidak mbak, hanya buru buru kebelet aku mau kekamar mandi" jawab Mutia dengan cengiran, Mutia kemudian pergi kekamar mandi untuk menghindari pertanyaan mbk Ratih. Mbak Ratih yang melihat Mutia berlalu, mengedikkan bahunya acuh.

Mutia saat ini memang mendapatkan sif malam jadi pulangnya juga sedikit larut karena ramenya pengunjung cafe. Mutia membawa motornya dengan sedikit lebih ngebut supaya cepat sampai rumah.

Sesampainya dirumah Mutia kemudian membersihkan diri dan mulai tidur. Karena besok hari libur Mutia harus kecafe pagi hari.

Keesokan harinya,Mutia sudah disibukan dengan aktifitas paginya. Seperti memasak,dan membersihkan rumah. dengan diiringi nyanyian kecil dari Mutia.

Setelah semuanya selesai Mutia kemudian bersiap untuk berangkat kecafe.

Jarak cafe dari rumahnya memang sedikit jauh,tapi Mutia tetap semangat bekerja untuk mencukupi kebutuhannya dan menabung untuk biaya kuliahnya.

"selamat pagi mbak Ratih" sapa Mutia pada mbak Ratih, mbak Ratih memang kebagian sift pagi hari ini karena mbak Ratih yang seorang janda tak tega meninggalkan anaknya sendiri jika malam hari, hanya hari Sabtu saja mbak Ratih memilih lembur, dan menitipkan anaknya di tetangga.

"pagi, Mutia" jawab mbak Ratih dengan tersenyum, karena cafe dipagi hari agak sepi jadi mbak Ratih dan Mutia bisa sedikit mengobrol dan membersihkan cafe.

"gimana kabar Cika, mbak?" Cika adalah anak mbak Ratih, Cika masih berumur 3 tahun.

"baik mut, kamu kapan maen kesana?Cika udah menanyakan kamu" memang Mutia sering berkunjung kerumah mbak Ratih, Mutia sudah menganggap mbak Ratih kakanya sendiri. Cika juga sangat senang kalau dia berkunjung kerumahnya, karena Cika jadi punya temen bermain.

jika mbak Ratih bekerja biasanya Cika memang dititipkan ke orang tua mbak Ratih, tapi kalau mbak Ratih buru buru biasanya mbak Ratih menitipkan Cika ke tetangga.

"kapan kapan deh mbak, soalnya sebentar lagi ujian" jawab Mutia, karena memang 1 bulan lagi Mutia akan menghadapi ujian sekolah.

"iya mut, sebisanya kamu aja" mereka kemudian melanjutkan acara bersih bersihnya.

Siang harinya, cafe kedatangan bos mereka yaitu kakak dari vio, bernama Angga, dia dikenal ramah bagi karyawannya. Apalagi kepada Mutia.

"hai mut, bagaimana, betah kerja disini?" sapa Angga kepada Mutia.

"Alhamdulillah, saya betah pak!"

"biasa aja kali manggilnya, emang aku bapakmu" jawab Angga dengan sedikit sewot karena memang Angga tidak suka semua karyawannya memanggilnya pak.

"maaf kak, saya belum terbiasa" jawab Mutia sopan.

"oh iya, antarkan kopi ke ruanganku ya!" pinta Angga pada Mutia.

"iya kak" Mutia kemudian pergi ke dapur untuk membuat kopi untuk bosnya itu.

Tok

Tok

Tok

Mutia mengetuk pintu ruangan Angga

"permisi kak?" seru Mutia didepan pintu ruangan bosnya.

"masukk!" mendengar jawaban Angga,Mutia kemudian masuk ke dalam untuk mengantarkan kopi pesanannya.

Saat sudah berada didalam Mutia kaget dengan kehadiran wanita cantik di ruangan bosnya. Sepertinya aku pernah melihatnya,tapi kapan, batin Mutia.

"silahkan kak!."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!