Hallo teman teman saya akan menceritakan sahabat baik saya yg baik banget, namun nama nama nya saya samar kan, jadi sahabat saya nama nya apri dari kelas 1-6 sd
Cerita ini di mulai pada tahun 2014 pas saya masuk SD, Saya anak ke 5 dari 6 bersaudara sedangkan sahabat saya Anak tunggal,
Hari Pertama Bertemu apri
Tahun 2014, saya memulai perjalanan sekolah dasar. Saya masih ingat betapa gembiranya saya berangkat sekolah bersama kakak perempuan saya.
saya: " yey yey aku
mulai masuk sekolah "
kakak: " iyaa dek, nanti kalau di kelas kamu cari temen ya karna kita akan beda kelas "
saya: " kok gitu sih kak, kan kita satu sekolah kenapa harus pisah kelas"?
kakak: " kan kakak kelas 5 kalau adek kan baru kelas 1,
saya: " oh gitu!!!! baik lah, tapi aku belum punya temen.
kakak: " gak usah khawatir nanti juga punya,
saya: " ohhh!!!! okeyy
saya: "semoga adek punya temen yg baik" ya kak.
kakak: " iyaaa,
setelah sampai di sekolah saya pun berpisah sama kakak saya dan mulai masuk ke kelas,
Namun, saat memasuki kelas, saya merasa kesepian. Saya tidak memiliki teman karena belum pernah bersekolah sebelumnya.
Saya duduk sendirian di bangku pojok, menunggu sesuatu yang tidak pasti. Semua orang sudah memiliki teman, kecuali saya. Saya merasa terisolasi dan kesepian.
Saat itu, saya bertemu apri untuk pertama kalinya, Apri itu orang nya cantik, putih, rapih, pinter, dan baik.
Kami berpapasan di kelas, tetapi kami tidak saling mengenal atau menyapa.
Hari-hari berlalu, Karna saya tidak mempunyai teman, saya selalu sendiri dan saya menjadi korban bullying. Teman-teman sekelas saya sering mengejek dan melepas kerudung saya. Namun, apri tidak pernah ikut-ikutan. Dia hanya memandang saya dengan wajah yang kosong.
Bel pulang sudah ber bunyi yg menandakan sudah saat nya untuk pulang, Trus saya pulang sendiri karna jam pulang kelas 1 dan kelas 5 ber beda makan nya saya pulang sendiri, Kakak saya pulang nya jam 12 siang sedangkan saya jam 10 pagi.
Saat perjalanan pulang saya bertemu dengan orang yg suka membully saya, Dia nama nya, Jesika!!! Jesika dan aku satu kampung namun beda lingkungan, Aku lingkungan pesantren, Sedangkan jesika dan apri satu lingkungan dan mereka hanya orang biasa bukan dari lingkungan pesantren.
Saat itu aku sendiri, Sedangkan jesika bareng sama apri, Jesika yg pada saat itu melihat saya langsung menghampiri saya di ikuti dengan apri, dan dia mulai membully saya dengan kata kata dan tindakan
Jesika: " hey lo, mau pulang"!!!
Saya: " iya"
Jesika: " ahahahah sendiri? dasar gaa punya temen"
Setelah berkata kata itu dia mau mencoba membuka kerudung saya, namun tidak berhasil karna saya menahan nya, Lagi lagi apri tidak ikut ikutan untuk membully saya dia hanya berdiri dan melihat saya, Saya juga aneh kenapa apri tidak pernah ikut ikutan untuk membully saya? padahal dia bisa melakukan semua itu,
Dan dalam hati saya berkata" kok anak ini ga ikut ikutan untuk menghina saya??? dia hanya diem dan cuman menyaksikan saja" . S etalh itu, untuk menghindari diri dari Jesika saya pun bergegas lari, dan mengambil jalan pintas untuk sampai kerumah,
Jesika: " heyyy mau kemana lo? dasar pengecut,
Namun saya tidak memperdulikan itu, saya terus berlari dan sampai ke rumah,
"Assalamualaikum" kata saya " Waalaikumsalam" jawab mamah saya
Sesampai nya di rumah saya pun langsung masuk ke kamar dan mengganti pakaian.
Episode 2
Awal Persahabatan
Setelah dua bulan, kami memiliki sesi pemotretan untuk foto raport. Saya dan apri dipasangkan bersama. Kami saling menatap, tetapi tidak ada ekspresi atau kata-kata yang keluar. Saat itu, saya tidak tahu bahwa apri akan menjadi sahabat sejati saya.
Dua bulan telah berlalu sejak saya memulai sekolah baru. Suasana masih terasa asing, dan wajah-wajah baru masih belum terlalu familiar. Saat itu, sekolah mengadakan sesi pemotretan untuk foto raport. Saya dipanggil ke ruang fotografi bersama siswa lainnya. Saat guru memanggil nama saya, saya mendekati kamera bersama seorang gadis yang belum pernah saya lihat sebelumnya, apri
Kami berdua berdiri berdampingan, menunggu instruksi fotografer. Saat itu, tidak ada kata yang terucap antara kami. Kami hanya saling menatap dengan ekspresi polos. Saya tidak menyadari saat itu bahwa apri akan menjadi sahabat yang sangat berarti dalam hidup saya. Pertemuan singkat itu menjadi awal dari persahabatan yang tak terduga dan berharga.
Tahun 2015, Kelas 2 SD
Aku masih ingat saat pertama kali masuk kelas 2 SD. Aku merasa sedikit canggung karena belum memiliki teman dekat. Namun, hal itu berubah saat kelas kami dibagi menjadi dua, kelas A dan kelas B. Aku dan apri tergabung dalam kelas B yang sama.
Awal Pertemuan
Meskipun kami berada di kelas yang sama, kami belum saling mengenal. Aku masih mengamati apri dari jauh, melihatnya sebagai teman baru yang menarik. Aku bertanya-tanya apa yang membuatnya spesial.
Saat kelas 2 SD, saya memiliki teman sebangku yang bernama sinta. Dia anak yang sedikit manja, tapi hatinya baik dan lembut. Kami menjadi sahabat karib selama 2,5 bulan, berbagi cerita dan tawa.
sinta adalah anak pertama, dia tidak punya adik. Ibu nya meninggal dunia saat dia masih kecil, Trus ayah nya menikah lagi.. Dan dia punya ibu sambung.
Kata sinta ibu nya lumayan galak. Dia suka di bentak dimarahin dan pernah gak di kasih uang jajan.
selama berteman saya selalu bareng berangkat nya sama sinta, karna dia juga sendiri dan hampir setiap hari saya bareng berangkat nya sama sinta.
Namun, namun semua itu berubah ketika sinta bertemu ani, teman baru yang menarik perhatiannya.
Ani adalah anak satu satu nya dari pasangan janda dan duda, jadi ani mempunyai kakak dari ayah dan ibu nya namun ber beda ayah dan ibu nya.
Perlahan-lahan, sinta menjauhkan diri dari saya dan memilih untuk bersama ani. Saya merasa sedih, tapi juga bahagia karena sinta menemukan teman baru.
saya begitu sedih karna sinta tidak mau berteman sama saya, dan akhir nya saya sendiri lagi dan gaa punya temen,
Terus saya pulang dan berangkat sendiri lagi.
Namun semua itu berubah ketika di suatu hari.
Saat itu, tahun 2015, saya baru tiba di sekolah sekitar pukul 06:20 pagi. Saat menuruni anak tangga, saya melihat apri berlari kecil ke arah saya. Saya pikir dia ingin membeli jajan atau keluar gerbang. Tapi, dia mendekati saya dan memulai percakapan yang tak terlupakan.
Percakapan Pertama
Apri : "Hey, ..."
Saya: "Iya, ada apa?"
Apri : "Kamu punya teman?"
Saya: "Hmmm, ga sih, aku sendiri."
Apri : "Gitulah, kayaknya kamu butuh teman."
Saya: "Emangnya kenapa? Kamu butuh teman buat hari ini?"
Apri : "Iya, mau kamu jadi teman aku?"
Silah : "Emang kamu mau?"
Apri : "Iya, mau!!"
Awal Persahabatan
Dengan senyum indah, apri mengajak berjabat tangan sebagai simbol pertemanan. Kami saling berkenalan.
Apri : "Hai, nama aku apri."
Saya: "Nama aku silah."
Kenangan indah
Saat itu, kami tidak menyadari bahwa pertemuan singkat itu akan menjadi awal persahabatan yang indah dan langgeng. Terima kasih, apri, atas persahabatan yang tulus.
Setelah berkenalan, apri dan saya masuk kelas bersama. Saya menyimpan tas dan duduk di bangku, tapi apri memanggil saya untuk bergabung dengannya. Kami mulai mengobrol, berbincang, dan bercanda tentang hal hal konyol.
Apri : "silah orang mana?"
Saya: "Saya orang kampung taman indah."
Apri : "Oh, sama dong! Aku juga orang taman indah!"
Saya: "Aku tahu, kamu dari kampung taman indah barat , kan?"
Apri : "Iya, kok kamu tahu?"
Saya menjelaskan bahwa apri teman sekampung jesika, yang sering membully saya. Apri mengaku tidak menyukai jesika dan hanya berteman karena ibunya menyuruhnya.
Apri : "Aku ga suka sama jesika! Aku cuman berteman karena ibu aku bilang supaya ada teman sekolah."
Persahabatan kami mulai tumbuh, dan saya merasa senang memiliki teman seperti apri.
Saya masih ingat hari itu, saat sinta pindah ke bangku lain dengan ani. Saya sendirian lagi. Namun, kekosongan itu segera terisi ketika apri teman baru saya, meminta saya untuk satu bangku.
Sebelumnya, Apri satu bangku dengan jesika. Namun, apri merasa tidak nyaman karena jesika sering memanfaatkan dirinya, bahkan sampai uang jajan dan makanannya. apri memutuskan untuk mencari teman baru.
Apri meminta saya untuk satu bangku. Saya menerima tawarannya. Saat itu, Jesika terlihat kecewa. "Kamu mau sebangku sama orang ini?" tanyanya dengan nada kesal.
Apri menjawab tegas, "Bangku ini hak saya, karena saya yang pertama menempatinya."
Awal Persahabatan
Saya dan apri mulai bersahabatan denga baik. Kami berbagi cerita, tawa, dan impian. Saya merasa beruntung memiliki apri sebagai teman.
Persahabatan saya dengan apri mengajarkan saya tentang pentingnya memilih teman yang tepat dan menghargai hubungan yang sehat.
Setelah jesika pindah dari bangku kami, konflik antara kami semakin memburuk. Kami sering berdebat dan bertengkar. jesika merasa sakit hati dan merasa telah dikhianati oleh apri.
Saya sendiri merasa tertekan dan stres. Konflik itu mempengaruhi suasana hati dan keseimbangan saya. Saya pernah menangis karena masalah ini.
Namun, apri selalu ada untuk saya. Dia menenangkan saya dengan candaan dan kata-kata penyemangat. apri membantu saya melihat sisi positif dan mengabaikan konflik.
"Jangan peduli dengan jesika, silahhhh," kata apri. "Kamu lebih baik dari itu."
Persahabatan saya dengan apri mengajarkan saya tentang penting nya memilih teman yg tepat.
Setelah menjadi teman, apri semakin dekat denganku. Kami berbagi cerita dan tawa. Namun, persahabatan kami diuji saat apri mengalami kejadian tidak menyenangkan dengan jesika.
Kejadian Tak Terduga
Suatu hari, saya tidak masuk sekolah karena ada kepentingan keluarga. apri harus duduk sendiri di bangku kami, tapi kemudian jesika bergabung dengannya. apri membawa uang sebesar Rp7.000 untuk membayar buku LKS. Saat akan mengambilnya dari tas, uang itu tidak ada lagi.
apri merasa khawatir dan panik. Dia mencari uang tersebut di seluruh tas, tapi tidak menemukannya. Dia bertanya kepada apri, "Kamu melihat uang saya?"
Jesika menjawab dengan santai, "Aku tidak lihat."
Konflik Meningkat
apri menjelaskan, "Uang Rp7.000 hilang dari tas saya. Aku sangat membutuh kan nya untuk membayar buku LKS hari ini." jesika hanya menjawab, "Coba cari lagi, siapa tau ada di bawah atau di kolong meja."
Teman-teman lain menyadari kejadian tersebut dan menyarankan apri melaporkan kejadian itu kepada guru. "Laporkan ke guru, . laporkan saja pada guru siapa tau ketemu uang kamu apri," kata salah satu teman.
, apri pun melaporkan kehilangan uang tersebut kepada Guru Kelas. "Bu, saya kehilangan uang Rp7.000. Saya menyimpannya di tas, tapi sekarang tidak ada lagi," kata apri.
Guru Kelas bertanya, "Apakah kamu sudah mencari di seluruh tas?"
apri menjawab, "Sudah, Bu. Saya sudah mencari, tapi tidak menemukannya."
Tindakan Selanjutnya
Guru Kelas meminta apri membuat surat keterangan kehilangan uang. jesika diam dan tidak mengatakan apa apa.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!