NovelToon NovelToon

Pemilik Spirit War Terkuat

Bab 1. Upacara Kedewasaan.

Bab 1. Upacara Kedewasaan.

Di bawah hamparan langit biru yang tak berbatas, terhampar sebuah daratan megah yang dikenal sebagai Benua Tianwu. Tempat ini adalah dunia di mana seni bela diri tidak hanya menjadi jalan hidup tetapi juga fondasi dari segala hal. Di sini, setiap napas dipenuhi oleh energi Qi yang melimpah, memberkati tanah, air, dan udara dengan kekuatan spiritual yang murni.

Benua Tianwu adalah mahakarya alam semesta, dihiasi dengan pegunungan megah yang menjulang, lembah-lembah yang diselimuti kabut Qi, dan hutan purba yang menyimpan rahasia dari zaman dahulu kala.

Sungai yang berkilauan membelah daratan, membawa aliran Qi yang tampak seperti cahaya surgawi, sementara danau-danau di pedalaman memantulkan sinar bulan, menciptakan pemandangan yang menghipnotis.

Di antara keindahan ini berdiri kota-kota besar, dikelilingi oleh tembok tinggi yang melindungi pusat-pusat kultivasi. Menara kultivasi menjulang di atas atap rumah-rumah, menjadi tempat di mana para kultivator melatih diri untuk menyerap dan mengolah energi Qi.

Namun, tidak semua tempat memiliki menyamar kultivasi. Yang memilikinya hanyalah mereka yang memiliki latar belakang yang besar. Di benua Tianwu tidak semua tempat ramah bagi manusia. Beberapa wilayah dikenal sebagai Zona Qi Berbahaya, di mana energi tidak stabil, memakan mereka yang berani mendekat tanpa persiapan.

Energi Qi di Tianwu adalah anugerah terbesar yang diberikan alam. Energi Qi membentuk segalanya, mulai dari kekuatan seseorang hingga hubungan mereka dengan dunia.

Di berbagai wilayah benua ini, kepasaran energi Qi berbeda-beda. Qi Dasar ditemukan di dataran rendah, sementara Qi Langit hanya ada di tempat-tempat sakral seperti puncak gunung atau gua kuno.

Bagi penduduk Tianwu, menyerap Qi adalah hal mendasar dalam hidup. Qi tidak hanya memperkuat tubuh tetapi juga membuka jalan menuju kekuatan yang luar biasa. Dengan Qi, seseorang dapat melampaui batas kemanusian menempuh jalan kultivasi hingga akhirnya menjadi seorang kultivator dengan tujuan yang sudah pasti yaitu Jalan Keabadian yang abadi.

Sejak kecil, setiap anak di benua Tianwu diajarkan bahwa seni bela diri adalah segalanya. Tidak hanya sebagai alat untuk bertahan hidup, tetapi juga sebagai cerminan jiwa seseorang. Perjalanan kultivasi di Tianwu terdiri dari tiga tahap besar.

Pertama: Memadatkan Dantian.

Dantian, pusat energi dalam tubuh, adalah fondasi pertama bagi setiap kultivator. Dengan meditasi yang intens dan pelatihan keras, seseorang dapat memadatkan Dantian mereka, menjadikannya wadah yang kokoh untuk menyimpan Qi. Pemadatan yang sempurna adalah langkah pertama menuju kekuatan sejati.

Membangkitkan Akar Elemen

Setelah Dantian terbentuk, langkah berikutnya adalah membangkitkan Akar Elemen, yang merupakan koneksi spiritual seseorang dengan alam. Lima elemen dasar — Api, Air, Tanah, Angin, dan Logam — adalah yang paling umum ditemukan. Namun, legenda juga berbicara tentang elemen langka seperti Petir, Cahaya, atau Kegelapan, yang hanya muncul pada individu berbakat.

Membangkitkan Spirit War.

Tahap akhir setelah membangkitkan dantian dan akar elemen adalah membangkitkan Spirit War. Spirit War sendiri adalah perwujudan sejati dari semangat bela diri seseorang.

Proses ini dilakukan melalui Upacara Kebangkitan, sebuah ritual sakral yang melibatkan penyaluran Qi ke dalam Dantian, menguatkan jiwa seorang seniman beladiri dan di saat yang sama membangkitkan Spirit War dengan semangat seni beladiri masing-masing.

Spirit War dapat berupa senjata legendaris, makhluk mistis, atau bahkan elemen murni. Mereka tidak hanya menjadi sumber kekuatan, tetapi juga teman dan pelindung bagi pemiliknya.

--

Benua Tianwu adalah dunia yang dipenuhi oleh kehidupan. Kota-kota besar, seperti Lembah Langit dan Kota Seribu Harimau, adalah pusat dari segala aktivitas. Di sini, dojo-dojo besar berdiri megah, tempat para pemuda belajar seni bela diri di bawah bimbingan para tetua dan master kultivasi.

Namun, kehidupan di Tianwu bukan tanpa konflik. Sekte-sekte besar dan klan-klan kuno memegang kekuasaan, sering kali berkompetisi untuk menguasai wilayah dengan Qi yang melimpah. Perang perebutan kekuasaan ini adalah hal yang lumrah, menciptakan ketegangan yang terus membara di seluruh benua.

Setiap tahun, Tianwu mengadakan Festival Kebangkitan, di mana generasi muda mencoba membangkitkan Spirit War mereka di hadapan para tetua. Mereka yang berhasil akan diakui sebagai kultivator sejati dan berhak memasuki sekte-sekte besar.

Di benua ini, terdapat empat kerajaan besar yang terletak di wilayah timur, barat, utara, dan selatan.

Di wilayah timur berdiri Kerajaan Qingyu, di wilayah barat ada Heiyu, di wilayah utara ada Wushuang, dan di wilayah selatan ada Longwu.

Mari kita fokus pada wilayah timur, di Kerajaan Qingyu.

Jauh dari Kerajaan Qingyu yang agung, di sebuah tempat di wilayah pinggiran yang jauh dari keramaian, terdapat sebuah desa bernama Desa Kayu Hitam.

Desa ini sangat unik karena di tengah-tengahnya berdiri sebuah pohon besar dengan batang berwarna hitam. Kayunya sangat kuat, kokoh, dan berat.

Menurut cerita para leluhur, pohon ini pernah disambar petir dan hangus terbakar. Namun, alih-alih mati, pohon itu justru semakin kuat dan memiliki jejak elemen petir yang menyertainya.

Pada saat insiden tersebut terjadi, salah satu cabang pohon yang sebesar lengan orang dewasa jatuh dan tertancap di tanah. Cabang kayu itu memiliki panjang sekitar 4 meter.

Namun, beratnya sungguh luar biasa. Selama puluhan tahun, tidak ada yang berhasil mencabutnya, bahkan orang dewasa dan orang tua sekalipun. Cabang itu seolah berdiri kokoh, menunggu sang pewaris datang untuk mencabutnya sendiri.

Sejak saat itu, pohon hitam ini dijadikan simbol harapan, kekuatan, dan kehidupan bagi warga desa. Fenomena kebangkitan pohon yang tadinya biasa saja, menjadi sangat luar biasa setelah tersambar petir, telah menjadi motivasi bagi penduduk desa, terutama bagi para generasi muda.

Di desa ini, setiap anak yang telah mencapai usia 10 tahun akan memulai upacara kedewasaan yang diadakan setiap tahun. Upacara ini bertujuan untuk membantu membentuk dantian dan membangkitkan akar elemen dalam diri mereka.

Di benua Tianwu, terdapat tiga tingkatan kualitas akar elemen:

Tingkat rendah (bintang 1-3),

Tingkat menengah (bintang 4-6),

Tingkat tinggi (bintang 7-9).

Begitu juga dengan Spirit War yang dibangkitkan, yang juga dibagi menjadi tiga tingkatan yang sama:

Rendah (ditandai dengan warna putih),

Menengah (ditandai dengan warna emas),

Tinggi (ditandai dengan warna merah).

Pagi itu, suasana desa masih terasa sejuk dengan embusan angin lembut yang membawa aroma embun pagi. Di depan sebuah rumah sederhana, seorang pemuda berusia 14 tahun berdiri sambil memegang tongkat kayu kecil. Wajahnya penuh semangat, matanya bersinar, dan suaranya menggema di antara rumah-rumah yang masih diselimuti sisa kabut pagi.

"Kakek, Ling Yue! Cepat, ayo kita pergi ke lapangan desa! Upacara kedewasaan akan segera dimulai. Kita tidak boleh terlambat!" teriaknya penuh semangat sambil melompat-lompat kecil di depan pintu rumah.

Tak lama, suara langkah berat terdengar dari dalam rumah. Sang kakek, seorang pria tua dengan tubuh tinggi dan kekar—hasil dari masa lalu sebagai veteran perang—muncul sambil membawa tongkat panjang yang biasa membantunya berjalan. Meskipun usia senjanya telah membuat gerakannya lebih lambat, tubuh kekarnya masih tampak kuat dan penuh wibawa. Di belakangnya, seorang gadis kecil berusia sekitar 10 tahun dengan rambut tergerai muncul sambil mengikat tali sepatunya dengan tergesa-gesa.

"Tenanglah, Han Yu," ujar sang kakek dengan suara tenang namun penuh wibawa. "Ini masih pagi, dan upacara itu baru akan dimulai tiga jam lagi," ucapnya.

Adik Han Yu, yang bernama Ling Yue, tersenyum sambil menyahut, "Iya, Kak Han Yu. Kakek benar, kamu tidak perlu teriak-teriak seperti itu. Semua orang pasti sudah tahu upacara ini penting."

Han Yu terkekeh kecil sambil menggaruk kepala. "Maaf, aku hanya terlalu bersemangat. Ini kan hari penting bagi kita semua!"

Tanpa membuang waktu lagi, mereka bertiga mulai berjalan menyusuri jalan setapak menuju lapangan desa, di mana kerumunan orang sudah mulai berkumpul. Suara musik tradisional dan gemuruh obrolan penduduk mulai terdengar, menambah suasana meriah pagi itu.

Setelah berjalan sekitar setengah jam, akhirnya mereka tiba di lapangan desa. Kakek Han Yu segera disambut oleh orang-orang, karena semua orang tahu bahwa dirinya adalah seorang mantan veteran perang Kerajaan Qingyu yang sangat dihormati dan disegani.

Sementara Han Yu saat ini sedang menikmati suasana yang meriah. Ling Yue sudah pergi bersama dengan teman-temannya yang lain, karena selain cantik, dia juga sangat berbakat dan menunjukkan tanda-tanda bahwa dia akan menjadi seorang calon kultivator yang hebat. Itu sudah terlihat dari dirinya yang saat ini sudah mencapai tingkat Penguatan Fisik level 5, yang cukup langka pada anak-anak seusianya.

Han Yu juga sangat luar biasa. Di usianya yang baru 14 tahun, kekuatannya sudah mencapai tahap Penguatan Fisik level 9 tahap puncak. Cukup membuatnya menjadi sosok yang dikagumi dan disegani. Ditambah dengan sikapnya yang rendah hati dan tidak sombong, membuat kepribadiannya disukai banyak orang.

Hanya saja, terkadang orang-orang lebih cenderung merasa sungkan karena merasa rendah diri.

Namun, jika ada yang suka, pasti ada yang membenci. Di antara mereka semua, selalu ada saja orang yang tidak suka dengan kehadiran Han Yu, karena kehadirannya mencuri semua pusat perhatian yang seharusnya dia dapatkan. Pemuda itu adalah Gong Lei, dari klan Gong, yang memiliki kemampuan hampir setara dengan Han Yu dan saat ini berada di tingkat Penguatan Fisik level 8 tahap puncak.

Di Benua Tianwu tahapan kultivasi di bagi dua tingkat. Tingkat Fana dan Tingkat Dewa.

Tingkat Fana

1. Penguatan fisik.

2. Pengumpulan Qi.

3. Evolusi tubuh.

4. Kebangkitan Jiwa.

5. Kesempurnaan

6. Bumi.

7. langit.

8. Surga.

9. Immortal.

Tingkat Dewa.

1. Dewa Sejati

2. Dewa Agung

3. Dewa Bintang

4. Dewa Bulan

5. Dewa Matahari

6. Raja Alam

7. Penguasa Alam

8. Penguasa Agung

9. Penguasa Abadi.

Masing-masing memiliki 9 level dan setiap levelnya di bagi menjadi tiga tahap. Tahap awal, menengah dan puncak.

Bab 2. Waktu Akan Menjawab Semuanya.

Bab 2. Waktu Akan Menjawab Semuanya.

Upacara kedewasaan pun dimulai dengan penuh khidmat. Setiap anak, berpakaian tradisional yang melambangkan kebanggaan suku mereka, berbaris dengan rapi di bawah sinar matahari pagi. Raut wajah mereka penuh semangat dan harapan, menanti giliran untuk melangkah maju ke altar utama. Di tengah lapangan, pemimpin upacara berdiri tegak, siap memimpin ritual yang akan mengubah status anak-anak itu menjadi anggota dewasa masyarakat. Di udara, terdengar lantunan doa dan alunan musik tradisional, menambah kekhidmatan suasana.

Seorang pria paruh baya bernama Qin Hao Ran melangkah maju ke depan. Dia adalah kepala desa Kayu Hitam. Meski usianya telah menginjak 70 tahun, tubuhnya masih bugar dan semangatnya tetap membara. Dengan suara lantang dan penuh wibawa, dia berkata,

"Upacara kedewasaan dimulai. Semua anak yang mengikuti upacara kali ini, harap berbaris dengan rapi."

"Upacara Kedewasaan kali ini akan dibantu oleh petugas dari Akademi Kerajaan Qingyu yang secara khusus datang ke sini untuk membantu pelaksanaannya di Desa Kayu Hitam kita, Upacara kedewasaan dimulai. Semua anak yang mengikuti upacara kali ini, harap berbaris dengan rapi." kata Qin Hao Ran dengan lantang.

Tahap Pertama: Pembentukan Dantian

Upacara dimulai dengan langkah yang paling mendasar, yaitu pembentukan dantian. Di bawah bimbingan langsung petugas dari Akademi Kerajaan Qingyu, setiap peserta dengan sabar dibantu untuk membangun fondasi kekuatan mereka. Dantian, sebagai pusat energi dalam tubuh, merupakan kunci utama untuk memulai perjalanan kultivasi. Petugas dengan teliti menyalurkan energi Qi mereka, memastikan dantian peserta terbentuk dengan sempurna, memberikan dasar yang kuat bagi masa depan mereka.

Tahap Kedua: Kebangkitan Akar Elemen

Setelah dantian terbentuk, tahap selanjutnya adalah kebangkitan akar elemen. Proses ini dilakukan dengan hati-hati, menggunakan energi Qi untuk memancing elemen dasar yang tersembunyi di dalam dantian. Setiap anak memiliki potensi unik, dan akar elemen yang terbangkitkan akan menentukan jalur kekuatan mereka.

Seorang anak berhasil membangkitkan akar elemen air tingkat rendah bintang 3. Meski bukan yang paling menonjol, potensi ini tetap menjadi awal yang menjanjikan untuk masa depan anak tersebut.

Tahap Ketiga: Kebangkitan Spirit War

Tahap terakhir adalah yang paling menantang dan menentukan. Dalam sesi ini, petugas memberikan tekanan jiwa yang terukur kepada peserta untuk menggali potensi terdalam mereka. Spirit War, manifestasi jiwa bela diri, kemudian mulai terbentuk, mencerminkan kekuatan sejati yang dimiliki oleh peserta.

Anak pertama dengan gigih melawan tekanan tersebut dan akhirnya berhasil membangkitkan Spirit War Tombak Air dengan bola energi putih yang menyelimutinya, menandakan jika itu adalah tingkat rendah.

Namun, ketika giliran Gong Lei, suasana upacara berubah drastis. Saat dantiannya dibentuk dan akar elemennya dibangkitkan, kejutan besar terjadi. Gong Lei memunculkan akar elemen api tingkat tinggi dengan 9 bintang, sebuah pencapaian yang sangat langka dan hampir tidak pernah terlihat di Desa Kayu Hitam. Ketika Spirit Warnya dibangkitkan, semua orang tercengang.

Gong Lei memunculkan Spirit War Harimau Api, yang berselubung bola energi emas, simbol kekuatan yang luar biasa. Aura kekuatan yang terpancar begitu menggetarkan, meninggalkan kesan mendalam bagi semua yang hadir.

Kepala Desa Qin Hao Ran dan para penduduk tak bisa menyembunyikan keterkejutan dan kekaguman mereka. Bahkan petugas dari Akademi Kerajaan Qingyu, yang sudah terbiasa menyaksikan berbagai talenta hebat, terlihat terpukau.

Bahkan petugas dari Akademi Kerajaan juga memuji dia berkata,

"Sangat jarang di tempat kecil seperti ini ada seorang pemuda berbakat dangan akar elemen tingkat tinggi dengan 9 bintang, bahkan membangkitkan Spirit War tingkat menengah." ucapnya.

Gong Lei, dengan bakat dan potensinya yang luar biasa, kini dianggap sebagai harapan besar Desa Kayu Hitam. Bisikan-bisikan penuh pujian mulai terdengar di antara para penonton, menyebutnya sebagai calon kultivator hebat di masa depan.

Upacara Kedewasaan di Desa Kayu Hitam tahun ini menjadi momen yang tidak akan terlupakan. Penampilan Gong Lei yang memukau membawa harapan baru bagi desa kecil ini. Bagi Gong Lei, ini adalah awal dari perjalanan panjangnya untuk menjadi pelindung Desa Kayu Hitam dan mungkin, seorang legenda yang akan dikenang sepanjang masa.

Namun, saat giliran Han Yu, semua orang terkejut dan terdiam. Ia yang digadang-gadang akan menjadi seorang jenius karena sudah mencapai tingkat Penguatan Fisik Level 9 tahap puncak, ternyata setelah dantiannya terbentuk malah membangkitkan akar elemen petir tingkat rendah dengan satu bintang.

Tidak berhenti di situ, yang membuat semua orang semakin tercengang adalah fakta bahwa Spirit War-nya berupa batu retak yang dibungkus dengan energi berwarna putih, menandakan bahwa itu adalah spiritual dengan kualitas rendah.

"Melihat hal itu, raut wajah Han Yu langsung berubah menjadi suram. Ia tidak menyangka bahwa setelah dantiannya terbentuk, ia justru membangkitkan akar spiritual elemen petir dengan satu bintang. Ditambah lagi, Spirit War-nya hanyalah sebuah batu retak berwarna putih, yang menandakan kualitas rendah. Akhirnya, ia hanya bisa menghela napas pasrah.

Tidak lama kemudian, Spirit War-nya berubah menjadi sekumpulan energi yang masuk ke dalam keningnya. Dengan langkah gontai, Han Yu berjalan meninggalkan tempat itu. Namun, baru dua langkah ia berjalan, tiba-tiba ia mendapatkan sebuah pencerahan. Tubuhnya terdiam kaku, seolah tidak bisa bergerak.

Dalam sekejap, kesadarannya seperti dibawa ke sebuah alam semesta yang berbeda. Saat itu, rahasia di balik batu retak pun terungkap.

Mata Han Yu terbuka lebar. Di dalam alam tersebut, ia melihat batu retak itu perlahan mengalami evolusi, berubah menjadi sebuah entitas luar biasa. Dengan satu langkah, jutaan mil terlampaui. Dengan satu lambaian tangan, planet-planet hancur. Dengan satu serangan, musuh-musuh terbakar menjadi abu. Kekaguman yang tak terbatas menyelimuti hatinya. Sosok tersebut terlihat seperti dewa yang tak terkalahkan, berdiri di puncak alam semesta sebagai yang terkuat.

Saat kesadarannya kembali ke dunia nyata, hanya satu detik waktu yang berlalu. Han Yu tiba-tiba tertawa terbahak-bahak dan berseru,

"Hahaha..Aku akan menjadi dewa terkuat yang tak terkalahkan di alam semesta!"

Mendengar itu, semua orang tertegun hingga tidak mampu berkata-kata. Beberapa dari mereka menggelengkan kepala sambil menghela napas. Salah satu dari kerumunan berkata dengan pelan,

"Sungguh disayangkan. Seorang jenius ini telah menjadi gila karena tidak mampu menerima kenyataan," ucapnya.

 

Waktu terus berjalan, tanpa terasa tujuh hari telah berlalu. Dalam satu minggu ini, banyak hal terjadi. Gong Lei kini menjadi buah bibir di Desa Kayu Hitam. Bakatnya yang mencengangkan membuat semua orang kagum, menganggapnya sebagai seorang jenius yang tak tertandingi. Statusnya meningkat drastis dibandingkan dengan sebelumnya.

Sebaliknya, Han Yu, yang sebelumnya dipuji sebagai seorang jenius, kini dianggap sampah oleh semua orang. Ia yang dulu dikagumi, kini dibenci dan direndahkan tanpa ampun. Sungguh, perubahan hati manusia bisa begitu cepat dan mencolok. Han Yu, yang dahulu seolah berada di puncak langit, kini jatuh ke dasar bumi, berada di titik terendah dalam hidupnya.

"Seperti saat ini, ketika Ling Yue sedang berjalan bersama kakaknya di pasar untuk membeli beberapa bahan herbal, terdengar bisik-bisik dengan nada menghina. Namun, karena pendengarannya yang tajam.

Ling Yue dapat mendengar semuanya dengan jelas. Mereka menghina dan merendahkan Han Yu, menyebutnya sebagai sampah yang telah mempermalukan kakek dan adiknya. Mendengar itu, Ling Yue sangat marah hingga tubuhnya gemetar

Kerumunan itu tidak lagi berani berkata dengan keras karena Ling Yue sendiri adalah sosok yang berbakat, dia telah telah membangkitkan akar elemen es bintang 9 dan Spirit War dengan wujud Dewi Bulan, yang diselimuti lingkaran energi emas yang menandakan bahwa Spirit War miliknya berada pada kelas menengah, sama dengan milik Gong Lie.

Seperti saat ini, ketika Ling Yue sedang berjalan bersama kakaknya di pasar untuk membeli beberapa bahan herbal, terdengar bisik-bisik bernada menghina. Namun, karena pendengarannya yang tajam, Ling Yue dapat mendengar semuanya dengan jelas. Mereka menghina dan merendahkan Han Yu, menyebutnya sebagai sampah yang telah mempermalukan kakek dan adiknya. Mendengar itu, Ling Yue sangat marah hingga tubuhnya bergetar.

Kerumunan itu tidak lagi berani berbicara keras karena Ling Yue adalah sosok berbakat. Ia telah membangkitkan akar elemen es bintang 9 dan Spirit War dengan wujud Dewi Bulan yang diselimuti lingkaran energi emas, menandakan bahwa Spirit War miliknya berada pada kelas menengah, setara dengan milik Gong Lie.

Saat ini, wajah Ling Yue terlihat sangat dingin. Elemen es yang ada di dalam tubuhnya berfluktuasi dengan liar, membuat suhu udara turun tajam. Dengan suara lantang, ia berkata,

"Siapapun yang masih membicarakan kakakku, aku akan membekukan kalian menjadi patung es!"

Seketika semua orang terdiam, karena suhu udara semakin lama semakin dingin. Setelah suara bisik-bisik hilang, Ling Yue tersenyum puas, dan suhu perlahan kembali normal.

Han Yu hanya menggelengkan kepala melihat adiknya bertindak dengan begitu agresif. Namun, ia tidak bisa menyembunyikan rasa hangat yang mengalir di hatinya. Ia hanya tersenyum dan tidak memberikan tanggapan apa pun.

Han Yu adalah orang yang paling tahu Spirit War macam apa yang telah ia bangkitkan. Itu adalah Spirit War Kaisar Perang Dewa Petir. Sederhananya, batu retak itu hanyalah cangkang luarnya saja. Bentuk paling awal sebelum Spirit Warnya benar-benar terbangun.

Setelah mendapatkan pencerahan, kegelisahannya hilang, digantikan oleh semangat juang yang tinggi dan tekad pantang menyerah. Ia memahami alasan mengapa akar elemennya hanya memiliki satu bintang dan Spirit War-nya berwarna putih. Hal itu karena akar elemen dan Spirit War miliknya adalah tipe pertumbuhan.

Keduanya dapat berkembang seiring pencapaiannya di masa depan. Berbeda dengan kualitas akar elemen pada umumnya yang sudah ditentukan sejak awal, akar elemen Han Yu memiliki potensi yang tak terbatas.

Semakin banyak energi yang ia serap dan sumber daya yang ia konsumsi, semakin cepat akar elemen petirnya serta Spirit War-nya meningkat. Dalam pencerahannya, ia melihat bahwa Spirit War-nya bukan lagi spiritual tingkat rendah berwarna putih, melainkan spiritual berwarna merah yang melambangkan kualitas tertinggi.

Tidak hanya itu, ia juga menyadari bahwa akar elemen petirnya memiliki potensi untuk berkembang hingga mencapai tingkat bintang sembilan.

Dengan pemahaman ini, bagaimana mungkin ia masih gelisah atau peduli dengan omongan orang-orang yang tidak penting?

Han Yu hanya perlu membuktikan dirinya dan membungkam semua ejekan dengan kekuatannya. Ini hanyalah masalah waktu sebelum semua itu terbukti nyata.

Melihat kakaknya hanya diam, Ling Yue menghentakkan kakinya dengan kesal dan memarahi,

"Kakak, kenapa kamu diam saja? Seharusnya kamu tidak membiarkan mereka menghina seperti itu!" ucapnya dengan cemberut.

Mendengar itu, Han Yu hanya terkekeh. Ia mengulurkan tangannya, mengusap kepala adiknya dengan lembut, dan berkata dengan suara tenang namun tegas,

"Waktu yang akan menjawab semuanya."

Merasakan usapan lembut kakaknya, Ling Yue merasa sangat nyaman. Ia sangat suka ketika Han Yu mengusap kepalanya seperti ini. Semua beban di hatinya lenyap tanpa sisa, bahkan kekesalannya pun sirna.

Bab 3. Paviliun Longtian.

Bab 3. Paviliun Longtian.

Dua orang kini berjalan sambil bercanda, tanpa memedulikan orang-orang di sekeliling mereka. Mereka adalah Han Yu dan Ling Yue. Saat ini, kondisi hati Ling Yue telah membaik setelah menerima perlakuan penuh perhatian dari kakaknya. Namun, tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara yang begitu familiar, bernada sarkas dan dipenuhi provokasi.

"Hei... bukankah ini Han Yu, si jenius dari Desa Kayu Hitam kita, yang sekarang berubah menjadi tukang batu?" ejek suara itu dengan terang-terangan.

Julukan "tukang batu" semakin sering terdengar sejak Han Yu membangkitkan Spirit War Batu Retak—sebuah manifestasi yang dianggap kurang mengesankan oleh sebagian orang.

Mendengar ejekan tersebut, suasana hati Ling Yue yang semula cerah langsung berubah drastis. Raut wajahnya menjadi dingin, dan amarah yang terpendam mulai terpancar.

Suhu udara di sekitarnya langsung turun tajam, membuat orang-orang yang berada di pasar itu menggigil. Mereka secara refleks mengecilkan leher dan menutup mulut rapat-rapat, tidak ada satu pun yang berani mengeluh atau bersuara.

Ling Yue berbalik, menatap pemuda di depannya dengan permusuhan yang begitu jelas. Dengan suara rendah namun tajam, dia berkata,

"Gong Lie... tarik kembali ucapanmu."

Amarah Ling Yue semakin terlihat dari sorot matanya yang sedingin es. Detik berikutnya, elemen es meletus dari tubuhnya, mengembun di udara dan membentuk wujud Dewi Bulan setinggi empat meter. Di tangan kanan Dewi Bulan itu, kristal es melayang mengambang, sementara di tangan kirinya, ia memegang tongkat es yang dihiasi bola bercahaya terang, memancarkan kekuatan bulan.

Ling Yue sendiri, juga bukan gadis biasa, saat upacara Kedewasaan dia secara mengejutkan membangkitkan Spirit War berelemen ganda, Es dan Cahaya. Kedua elemen itu saling melengkapi, memberinya kekuatan yang luar biasa.

Di sisi lain, Gong Lie yang melihat perubahan itu segera memasang sikap serius. Elemen api meletus dari tubuhnya, membentuk Spirit War berbentuk Harimau Api setinggi empat meter. Harimau itu berdiri gagah di belakangnya, memancarkan hawa panas yang melawan dinginnya elemen es Ling Yue.

Ketika kedua elemen itu bertabrakan, badai energi dahsyat tercipta, siap menghancurkan segala sesuatu di sekitar mereka. Namun, sebelum ledakan besar itu sempat terjadi, sebuah kubah energi tiba-tiba terbentuk dan menyelimuti keduanya. Kubah itu meredam dampak energi, melindungi pasar desa dari kehancuran.

Sejak kebangkitan Spirit Warnya, kekuatan Lin Yue secara ajaib langsung menerobos ke ranah Pengumpulan Qi level 2 tahap puncak. Padahal sebelumnya dia hanya berada di di ranah penguatan fisik level 5. Sungguh Spirit War yang sangat mengagumkan.

Untungnya kubah energi itu menghalangi tabrakan dua energi tepat waktu. Jika tidak, maka hasilnya tidak akan pernah terbayangkan. Perlu di ketahui, saat ini keduanya masih berada di tengah pasar desa.

Sebenarnya Han Yu juga ingin mencegah adiknya mengamuk, tapi kalau adiknya sedang sangat marah, tidak akan ada yang bisa menghentikannya kecuali sang kakek.

"Pergi!"

Tiba-tiba terdengar suara keras yang menggema di telinga Gong Lie. Mendengar suara itu, tubuh Gong Lie bergetar, dan tanpa sadar, auranya menyusut seketika.

Dengan ekspresi muram, dia berbalik dan pergi meninggalkan area tersebut.

Namun, tiba-tiba terdengar suara mengeluh dari Ling Yue.

"Kakek, mengapa kau menyuruhnya pergi? Urusanku dengannya belum selesai," ucap Ling Yue dengan cemberut.

Mendengar itu, wajah sang kakek seketika menjadi gelap. Dengan ekspresi galak, dia memarahi cucunya.

"Dasar gadis kecil! Lihatlah! Keributan macam apa yang sudah kau buat? Apakah kau ingin menghancurkan pasar? Apakah kau ingin melukai orang-orang di sini? Kendalikan kekuatanmu, atau aku akan mengurungmu di rumah selama satu bulan!" ucapnya dengan nada keras sambil melotot.

Orang yang baru saja datang untuk melerai keduanya adalah Zhong Wei Jian, kakek dari Ling Yue dan Han Yu.

Mendengar dirinya akan dikurung selama satu bulan, Ling Yue langsung terdiam dan berubah menjadi gadis penurut dalam sekejap. Dia tidak lagi membantah. Hanya membayangkan harus diam di rumah tanpa bisa ke mana-mana sudah membuatnya ketakutan setengah mati.

Zhong Wei Jian sendiri berada di ranah Kesempurnaan level 5 tahap puncak. Dia hanya tinggal selangkah lagi untuk menerobos ke ranah Bumi.

Namun, menerobos ke ranah Bumi adalah sebuah tantangan yang sangat sulit. Kebanyakan orang terhenti di ranah Kesempurnaan tanpa pernah mampu melangkah lebih jauh.

Kembali Ke Cerita.

"Baiklah, ayo kita pulang sekarang," kata Zhong Wei Jian sambil menatap Ling Yue dan Han Yu.

Namun, tiba-tiba Han Yu berkata,

"Kakek, aku ingin pergi ke suatu tempat untuk mengurus sesuatu. Anda dan Adik Yue bisa pulang terlebih dahulu. Aku akan pulang sedikit terlambat."

Mendengar itu, Zhong Wei Jian mengerutkan kening, sementara raut wajah Ling Yue menunjukkan kekhawatiran yang jelas.

Melihat reaksi mereka, Han Yu hanya bisa menghela napas panjang. Sejak seminggu lalu, saat dirinya membangkitkan Spirit War Batu Retak, kakek dan adiknya menjadi sangat protektif terhadapnya.

Hal ini membuat Han Yu merasa sedikit terbebani. Namun, di saat yang sama, ada kehangatan yang mengalir di hatinya. Ia tahu betul bahwa kakek dan adiknya hanya khawatir padanya.

Bagaimanapun, dirinya adalah orang yang membangkitkan Spirit War yang dianggap lemah dan tidak berguna. Di mata dunia, dirinya adalah pemborosan, sampah yang tidak berguna. Dunia ini kejam dan menganut hukum rimba. Siapa yang kuat, dia yang mendominasi dan dihormati. Yang lemah, hanya akan ditindas.

Sejak Han Yu membangkitkan Spirit War Batu Retak-nya, pandangan orang-orang terhadapnya langsung berubah total. Mata-mata yang sebelumnya penuh hormat kini menatapnya dengan sinis. Tatapan hina dan cemoohan menjadi pemandangan sehari-hari baginya, sejak saat itu.

Inilah yang menyebabkan kakek dan adiknya menjadi sangat khawatir. Mereka takut Han Yu akan diperlakukan semena-mena, atau lebih buruk lagi, menjadi korban penindasan oleh mereka yang memiliki Spirit War yang jauh lebih kuat.

Setelah beberapa saat merenung, dan melihat tatapan penuh harap di mata Han Yu, akhirnya Zhong Wei Jian menghela napas panjang dan berkata,

"Baiklah, tapi setelah urusanmu selesai, kamu harus segera pulang."

Mendengar itu, mata Han Yu berbinar. Senyum cerah terpancar di wajahnya saat dia berkata,

"Baik, Kakek. Aku akan segera pulang setelah urusanku selesai."

Setelah itu, mereka berpisah. Han Yu segera melangkah menuju sebuah bangunan besar bernama Paviliun Longtian. Bangunan ini adalah satu-satunya struktur megah di Desa Kayu Hitam dan berfungsi sebagai cabang dari Paviliun Longtian Utama yang terletak di ibu kota Kerajaan Qingyu.

Paviliun ini melayani kebutuhan para kultivator, mulai dari jual beli herbal, pil, hingga senjata. Selain itu, ada juga berbagai misi yang dapat ditukar dengan koin emas sebagai alat pembayaran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Di Benua Tianwu, alat pembayaran yang digunakan sehari-hari adalah emas, perak, dan perunggu:

1 koin emas \= 1000 koin perak

1 koin perak \= 1000 koin perunggu

Namun, terdapat satu alat pembayaran yang sangat berharga dan langka, yaitu koin platinum. 1 koin platinum setara dengan 1000 koin emas.

Kembali ke Han Yu.

Saat ini, Han Yu telah memasuki Paviliun Longtian dengan satu tujuan: mengerjakan misi yang disediakan. Tentu saja, misi ini dapat ditukar dengan koin emas yang akan digunakan untuk membeli sumber daya demi mendukung kebutuhannya dalam berkultivasi.

Ada satu rahasia yang tidak diketahui orang lain, kecuali dirinya sendiri, basis kultivasi Han Yu telah menembus ke ranah Pengumpulan Qi level 1 tahap awal.

Selama tujuh hari penuh, Han Yu terus berkultivasi dengan tekun. Ia menyerap energi Qi dari langit dan bumi, menyimpannya di dalam dantian. Ketika dantiannya mulai terasa jenuh, retakan-retakan halus mulai terdengar. Detik berikutnya, retakan itu semakin intens hingga akhirnya pecah, mengakibatkan semburan energi deras yang mengalir ke seluruh tubuhnya.

Energi Qi yang dahsyat itu membersihkan dan memurnikan tubuhnya, mengaliri setiap titik akupunktur serta jalur meridian di dalam tubuhnya. Pada momen puncak…

"BOM!"

Terdengar ledakan teredam dari dalam tubuhnya. Dalam sekejap, Han Yu berhasil melangkah ke ranah Pengumpulan Qi level 1 tahap awal.

Ada hal lain yang membuat Han Yu sangat bahagia. Saat berkultivasi, Spirit War Batu Retak di dalam dirinya beresonansi dengan energi Qi dari langit dan bumi, meningkatkan kecepatan kultivasinya hingga 10 kali lipat dibandingkan kultivator biasa.

Akibat resonansi ini, Han Yu berhasil membuka 20 jalur meridian utama dan 380 jalur meridian kecil, menghasilkan total 400 jalur meridian yang aktif di dalam tubuhnya. Temuan ini membuatnya sangat terkejut sekaligus bahagia, sampai ia kehilangan kata-kata.

Ketika ia mencoba meninju udara untuk menguji kekuatannya, ia mendapati bahwa kekuatannya telah meningkat sembilan kali lipat dibandingkan sebelumnya. Matanya berbinar penuh kegembiraan.

Sebuah pemikiran langsung melintas di benaknya.

"Siapa bilang aku sampah yang tidak berguna? Aku adalah seorang Kultivator jenius tiada tara dengan kekuatan sembilan kali lipat.

Ada 10 kelebihan yang di miliki Han Yu saat 400 jalur meridian di tubuhnya terbuka, diantaranya

1. Sirkulasi Qi Cepat: Aliran energi menjadi lebih efisien, mempercepat kultivasi.

2. Pemurnian Tubuh: Kekuatan fisik, daya tahan, dan organ dalamnya menjadi lebih kuat.

3. Peningkatan Kekuatan Fisik: Serangannya sembilan kali lebih kuat dari kultivator biasa.

4. Penyerapan Qi Optimal: Mampu menyerap energi dalam jumlah besar dengan cepat.

5. Stamina dan Ketahanan Tinggi: Bisa bertarung atau berkultivasi lebih lama tanpa lelah.

6. Teknik Diperkuat: Jurus-jurusnya menjadi lebih kuat, presisi, dan stabil.

7. Resonansi dengan Spirit War: Membuka potensi tersembunyi dari Spirit War Batu Retak.

8. Regenerasi Cepat: Pemulihan luka berlangsung jauh lebih cepat.

9. Potensi Peningkatan Ranah: Fondasi kokoh untuk menerobos ke level kultivasi lebih tinggi.

10. Kesadaran Tajam: Lebih sensitif terhadap energi dan bahaya di sekitarnya.

 

Saat di pintu depan, dia di sambut dengan ramah oleh petugas. Dia adalah seorang gadis muda yang cantik.

Petugas itu berkata dengan ramah,

"Selamat datang di Paviliun Longtian, Tuan."

Han Yu membalasnya dengan senyuman kecil dan anggukan sebelum melangkah masuk ke dalam paviliun.

Begitu berada di dalam, matanya terpukau oleh keindahan ruangan yang penuh gaya klasik. Pilar-pilar besar dengan ukiran naga emas menjulang kokoh, sementara lantai marmer hitam berkilauan memantulkan cahaya dari lentera kristal yang menggantung megah di langit-langit. Aroma rempah-rempah yang halus memenuhi udara, memberikan suasana yang tenang dan memikat.

Di sudut kanan ruangan, ada meja resepsionis yang di jaga oleh seorang wanita muda yang cantik dan anggun.

Di sudut lainnya, terlihat sebuah area khusus tempat senjata dipajang. Rak-rak kayu eboni dengan ukiran rumit menampilkan berbagai senjata, mulai dari pedang, tombak, kapak, hingga busur dan anak panah. Semua senjata itu dibagi menjadi tingkatan rendah, menengah, hingga tinggi, masing-masing bersinar dengan cahaya redup yang menunjukkan kualitas dan keunikannya.

Di sisi lain, terdapat rak-rak kaca yang menampilkan pil-pil berwarna-warni dalam botol-botol kristal. Setiap botol memiliki label yang mencantumkan fungsi dan tingkatannya, mulai dari pil penyembuhan, pil pemulihan Qi, hingga pil peningkatan kekuatan.

Tidak jauh dari sana, ada rak besar yang dipenuhi dengan buku-buku teknik bela diri. Buku-buku itu dikelompokkan berdasarkan jenisnya, seperti teknik serangan, pertahanan, dan gerakan langkah kaki. Masing-masing kategori juga dibagi menjadi tingkat rendah, menengah, dan tinggi, memberikan pilihan yang sesuai dengan kebutuhan kultivator dari berbagai tingkatan.

Di sisi lainnya lagi, terdapat meja panjang yang dipenuhi jimat-jimat formasi dengan berbagai jenis. Ada jimat pelindung, jimat serangan, hingga jimat teleportasi, semuanya memancarkan aura energi yang kuat. Tak jauh dari meja itu, ada deretan rak yang menampilkan berbagai herbal langka, mulai dari yang umum digunakan hingga yang sangat sulit ditemukan. Setiap herbal memiliki tingkatannya sendiri, disertai deskripsi singkat mengenai kegunaan dan efeknya.

Namun, yang paling menarik perhatian Han Yu saat ini adalah papan misi besar di tengah ruangan. Papan itu terbuat dari kayu hitam berkilau dan dihiasi dengan ukiran-ukiran naga yang berputar di sekelilingnya. Di sana tergantung berbagai gulungan misi, mulai dari tugas sederhana seperti mencari bahan herbal hingga misi berbahaya yang melibatkan perburuan binatang buas.

Han Yu berjalan mendekati papan misi tersebut. Matanya penuh tekad, karena dia tahu, di sinilah dia bisa mendapatkan uang untuk membeli sumber daya yang dia butuhkan untuk kultivasinya. Dia menyadari bahwa di dunia ini, tidak ada yang gratis, dan semua kemajuan membutuhkan investasi besar. Dengan keyakinan itu, dia mulai memindai misi-misi yang tersedia, mencari yang paling cocok dengan kemampuannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!