Ayah Anakku (1)
" Nda, aku mau sekolah di sana!," tunjuk bocah laki-laki yang tahun baru ajaran ini sudah harus masuk SD. Usianya sudah tujuh tahun
" Itu sekolah Bang Raka. Bagus," jelasnya lagi membuat kening sang bunda semakin berkerut.
Raka adalah anak tetangga sebelah rumah mereka.
" Aksa, tahu dari mana kalau itu sekolah Bang Raka?,"
" Bang Raka bilang, sekolahnya dekat alun-alun kota. Cat gedungnya berwarna Biru,"
Kiara pun akhirnya paham. Bagaimana sang putra bisa tahu kalau gedung yang di tunjuk adalah tempat Raka bersekolah.
" Ya sudah. Nanti coba bunda tanya ya. Hari ini hari Minggu, sekolah libur,"
Aksara hanya mengangguk. Ia berlari ke arah seorang laki-laki yang menyewakan mobil mainan yang bisa ia tumpangi dan di lakukan menggunakan remote control.
Kiara tersenyum melihat sang putra yang mulai asyik bermain.
Ia melihat ke arah gedung sekolah. Ada keraguan dalam hatinya. Bukan perkara uang yang harus di bayarkan apalagi itu sekolah swasta. Tapi, semua berkas miliknya tertinggal di kota. Lebih tepatnya tak sempat ia bawa saat ia kabur ke desa itu.
Flashback on
" Apa?? Kamu hamil??," tanya sang pria dalam sambungan telepon.
Kiara terpaku saat mendengar suara suaminya di balkon kamar mereka. Ia tidak bisa melihat bagaimana ekspresi laki-laki itu. Senangkah?.
Bodoh. Sudah pasti Pak Bayu senang kan? Kiara menertawakan dirinya sendiri. Mana mungkin ada laki-laki yang tidak senang saat istri yang di cintai hamil.
" Jangan g1la. Aku tidak akan menceraikan Kia. Dia istriku, dia mengandung anakku," tegasnya membuat Kiara mematung.
Kiara menunduk mengusap perut buncitnya. Helaan nafas berat terdengar.
Tak ingin ketahuan menguping, ia pun duduk di kursi yang menghadap meja riasnya.
" Kenapa belum siap? Katanya mau makan sate ayam di tempatnya?," Bayu mengerutkan keningnya.
Ya, sebelumnya Kiara sangat menginginkan olahan ayam itu. Dengan bumbu kacang sangat menggiurkan. Tapi, saat mendengar obrolan laki-laki yang bergelar suaminya, ia jadi tak berselera.
" Pak Bayu bisa ceraikan aku. Bu Yumna sudah mau hamil kan sekarang? Jadi Bapak tidak memerlukan lagi anak yang ada dalam kandunganku," ucap Kiara.
" Kamu menguping?," Bayu tampak tidak suka.
" Tidak sengaja. Tadi mau ajak Pak Bayu keluar, tapi bapak sedang serius bicara di telpon."
Bayu menghela nafasnya.
" Tidak akan ada perceraian. Kamu dengar kan? Tidak akan pernah ada perceraian antara kita. Aku bahkan berniat mensahkan pernikahan kita secara negara." tegas Bayu membuat Kiara terkejut. Ini di luar perjanjian pernikahan mereka.
Sejak menemani kehamilan Kiara, Bayu semakin terikat dengan gadis muda itu. Walaupun ia tak pernah menyentuh Kiara lebih dalam karena kehamilan Kiara terjadi dengan proses inseminasi, Bayu mulai nyaman. Ikatan batin ia dan sang calon buah hati begitu kuat.
Ia pun merasa jauh lebih nyaman bersama Kiara ketimbang Yumna.
" Tapi, Pak. Bu Yumna..."
" Yumna itu urusanku. Yang pasti harus kamu ingat adalah tidak akan ada perpisahan, bahwa status pernikahan kita akan sah secara negara tidak lama lagi. Kamu dan Yumna akan memiliki status yang sama,"
Kiara hanya diam. Firasatnya tak baik dengan apa yang di rencanakan oleh laki-laki berpostur gagah itu.
Istri pertama Bayu pasti tidak akan menyukainya. Sekarang saja ia bisa melihat tatapan benci Yumna padanya. Karena Bayu lebih banyak menghabiskan waktu dengannya.
" Ayo pergi sekarang!,"
Akhirnya Kiara hanya manut saja. Mengikuti apa yang suaminya perintahkan.
...******...
Kenalkan, perempuan yang baru lulus sekolah menengah atas ini namanya Kiara Putri. Dia adalah istri kedua seorang Bayu Aksara Yudhistira.
Istri pertama yang bernama Yumna Cempaka, tidak mau mengandung dan melahirkan karena tidak ingin repot merasakan apa yang ibu hamil rasakan.
Dengan persetujuan Yumna, Kiara menjadi istri siri Bayu yang hanya bertugas untuk hamil dan melahirkan keturunan Yudhistira saja. Saat anak itu lahir, bahkan anak itu akan jadi milik Yumna dan Bayu,masuk ke KK mereka.
Kiara sendiri adalah anak dari salah satu pelayan di kediaman orang tua Yudhistira. Demi pengobatan sang ibu yang mulai sakit-sakitan, ia pun rela menerima tawaran majikannya.
...******...
Sejak obrolan itu, Bayu lebih sibuk. Jarang menemui Kiara yang memang tinggal terpisah. Di sebuah rumah yang letaknya di pinggiran kota.
" Kiara!!! Kiara!!! Dimana kamu!!," teriakan itu menggelegar.
Kiara yang terperanjat. Bahkan wadah berisi makanan ikan itu pun langsung masuk ke dalam kolam.
Kiara hanya menghela nafas. Entah badai apa yang akan terjadi. Dari suaranya saja, kakak madu nya itu pasti dalam keadaan emosi.
"ini pasti soal rencana pak Bayu," gumam Kiara yang langsung beranjak menuju sumber suara.
" Ada apa, Bu??,"
Plakkk
" Bu!!..." pekik Kiara terkejut dengan serangan mendadak Yumna.
" Jangan pura-pura kamu. Kamu pasti sudah tahu kan kalau Mas Bayu mau menjadikan kamu istri kedua secara sah?," emosi sudah sampai ke ubun-ubun.
Tamparan keras di pipi Kiara tidak terelakkan.
" Saya sudah menolak, Bh. Tapi, Pak Bayu tetap ngotot dengan rencananya," jawab Kiara. Ia sedikit menundukkan wajahnya.
Ia bisa saja melawan. Tapi, kondisinya tidak memungkinkan. Keselamatan sang ibu dan calon buah hatinya di pertaruhkan. Jika saja Bayu ada disana, ia tenang. Tapi, jika Yumna bisa datang, itu artinya Bayi sedang sibuk.
" Alah... kamu pasti bohong."
" Saya serius, Bu. Ibu sendiri tahu saya tidak bisa berpendapat apapun. Semua keputusan ada di tangan Pak Bayu."
Yumna sadar dan tahu itu. Tapi, ia menutup mata. Ia menjadikan Kiara sasaran kemarahannya karena pada Bayu ia jelas tidak berani. Ia pun tidak bisa melawan Bayu.
" Kamu tahu kan aku sedang hamil anak Mas Bayu?,"
Kiara mengangguk.
" Jadi, kamu sudah tidak dibutuhkan lagi,"
Jlebb
" Saya tahu. Tapi, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau Pak Bayu menahan saya, apa yang bisa saya perbuat?," Kiara bingung harus bagaimana. Keduanya sangat menakutkan.
Bayu menahannya tapi Yumna malah mendorongnya pergi.
" Kamu tidak akan pergi?"
" Maaf, Bu. Kalau Pak Bayu tidak berkenan, apa yang bisa saya lakukan?," Kiara mengulang pertanyaannya.
Jika dibandingkan dengan Yumna, jelas Bayu lebih berkuasa.
" Jadi, kamu berniat menyaingi ku?," Yumna berkacak pinggang. Menatap rendah Kiara.
Lihatlah perbedaannya sangat besar. Bagaimanapun kasta itu nyata.
" Kamu tahu kan kalau aku bisa melakukan apapun? Bahkan pada ibumu yang tak berdaya itu?,"
Deg
" Bu, Tolong jangan libatkan ibuku," Kiara mengiba. Ibunya tak berdaya.
" Kalau bukan karena ibumu aku yakin kamu tidak akan mau menikah dengan suamiku kan?,"
Kiara mematung. Benar, pernikahan ini terjadi karena ibunya yang sakit. Demi membayar biaya pengobatan sang ibu.
" Pergi sekarang juga atau kamu akan menyesal," ancam Yumna.
Kiara terdiam. Sakit di pipinya tak lagi terasa. Kini yang ia pikirkan adalah keselamatan sang ibu. Ia sudah tidak punya siapa-siapa selain ibunya.
.
.
TBC
Ayah Anakku (2)
Masih Flashback
Khawatir dengan keadaan ibunya, Kiara akhirnya nekat untuk pergi.
" Mau kemana kamu??,"
Deg
Kiara mematung. Bayu sudah berdiri di ambang pintu memperhatikan Kiara yang memasukkan barang ke dalam tas besar miliknya.
" Mm..."
Brakkk
Tas itu dilempar dan isinya berhamburan.
" Jangan pernah berpikir untuk pergi. Sampai kapanpun kamu akan ada disini," tegasnya walaupun tak berteriak namun, membuat Kiara syok.
Kiara masih menormalkan detak jantungnya. Ia baru pertama kali melihat kemarahan Bayu.
Kiara bungkam. Tidak berani mengatakan apapun.
Brakkk
Klek
Pintu kamar di banting dan langsung di kunci dari luar.
Dentuman yang keras itu menyadarkan Kiara dari keterkejutan nya.
" Pak, tolong buka!! Jangan kunci saya!!," Teriak Kiara sambil memukul-mukul pintu kamar.
Brakk... Brakk.. Brakk..
Kiara cemas. Jika sesuatu terjadi pada ibunya bagaimana??
" Dan membiarkan kamu kabur?? Jangan mimpi!!," Dengan amarah yang memuncak, Bayu pergi meninggalkan Pintu kamar Kiara.
Banyak hal yang sedang Bayu pikirkan. Berharap bisa menenangkan diri dengan pulang ke tempat Kiara, nyatanya malah membuatnya emosi karena memergoki Kiara sedang memasukkan baju ke dalam tas besarnya.
Bayu sudah menduga kalau Kiara akan kabur.
" Pak, tolong. Saya tidak mau sesuatu terjadi pada ibu saya!!," teriakan Kiara tak terdengar karena Bayu sudah pergi dari sana. Daripada kelepasan menyakiti sang istri lebih baik ia menghindar dulu.
Tidak lama kemudian, ponselnya berbunyi.
" Kamu menantangku?? Sudah aku bilang pergi sekarang juga!!," bentak Yumna.
Entah dari mana Yumna tahu jika Kiara masih ada di dalam rumah itu.
" Bukan begitu, Bu. Aku .."
" Tunggu sebentar lagi, kau akan tahu apa yang bisa aku lakukan," Kiara tidak diberikan waktu untuk menjelaskan. Yumna sudah menyela ucapannya. Lalu sambungan telponnya di putus sepihak.
" Tidak. Bu Yumna...!!!,"
" Pak Bayu!!! Buka Pintunya!!!,"
Kiara berusaha memanggil Bayu. Tapi, gagal. Bayu ada di ruang kerjanya yang ada di rumah itu.
Jantung Kiara berdegup kencang saat melihat ponselnya. Dokter Alex yang menangani ibunya menelpon.
" Ada apa , dok? Ibu saya baik-baik saja kan?,"
" Maafkan saya. Ibu anda barusan keadaannya mendadak kritis dan kami tidak bisa menyelamatkannya..."
" tidak. Dokter bohong kan? Tadi pagi saya masih bisa berbicara dengan ibu,"
Setiap pagi, Kiara selalu menelpon ibunya. Memantau keadaannya dari jauh. Karena ia tidak mau ibunya tahu kalau dia sedang mengandung anak majikannya. pernikahan kontrak ini sangat rahasia.
" Benar. Tadi pagi masih tidak apa-apa, tapi barusan kondisinya mendadak drop,"
Brukkk
Kiara menangis.."Tidak. Ibu, kenapa ??," tanyanya di sela-sela tangisnya.
Brakk... Brakk... Brakk...
Kiara masih menggedor pintu berharap Bayu membukanya. Namun nihil.
Puas menangis akhirnya ia pingsan.
.
.
Kiara menyaksikan proses pemakaman dari kejauhan. Keluarga Bayu ada disana. Kalau dia datang dengan kondisi hamil besar, pasti mereka akan bertanya-tanya. Apalagi setahu mereka Kiara belum menikah.
Akhirnya, dia berbohong bahwa ia sedang di luar kota. Bekerja dan sedang dalam perjalanan pulang. Kiara bahkan bilang kalau pesawatnya delay hingga mau tak mau tidak bisa melihat prosesi pemakaman ibunya.
Kiara memang berbohong bahwa ia bekerja di luar kota sambil kuliah.
" Bu, maafkan Kia. Ini salah Kia," nisan itu di usapnya.
Kalau kamu masih sayang dengan nyawamu dan anakmu, pergi dari hidup Mas Bayu sekarang juga.
Sebuah pesan kembali masuk ke ponselnya. Dari semalam, sejak ibunya tiada, Yumna meneror nya dengan banyak pesan ancaman.
Jantung Kiara semakin berdebar. Ia sudah melihat kenekatan Yumna. Wanita itu benar-benar kejam. Kiara yakin, Yumna lah di balik kematian ibunya.
" Bu, Kia akan pergi jauh. Maafkan Kia. Semua salah Kia. " pamit Kiara.
Ia yang saat itu hanya datang dengan supir, akhirnya pergi mencari jalan lain agar tidak diketahui supir suruhan Bayu.
Entah apa yang akan terjadi kedepannya, ia harus pergi sekarang juga.
Sejumlah uang yang ia miliki beserta perhiasan sudah ia bawa semuanya. Dari awal, Kiara sudah berencana kabur setelah melihat pemakaman ibunya. Alasannya ia tak mau Yumna melakukan hal nekat lainnya.
Berbekal tas selempang ia pergi. Tidak membawa apapun agar tidak mencolok dan di curigai.
Namun, sayangnya semua berkas miliknya ada di tangan Bayu. Laki-laki itu membawanya untuk mengurus berkas pernikahan mereka.
Flashback end
"Nda, hari pertama Aksa masuk SD, ayah pulang kan?," ucap Sakha pandangannya tetap lurus kedepan.
Kiara dan Aksa dalam perjalanan pulang. Mereka menggunakan motor matic milik Kiara, satu-satunya transportasi yang ia miliki.
" Bunda tidak bisa janji, sayang. Ayah kerjanya jauh. Disana kerjaan ayah banyak," jawab Kiara.
Sebenarnya Kiara bisa saja berbohong jika Bayu telah meninggal. Tapi, ia tak Meu melakukan itu. Karena kebohongan yang ia buat pastinya akan di tambah dengan kebohongan-kebohongan berikutnya.
" Ayahnya Bang Raka juga kerja. Tapi, bisa pulang ke rumah. Saat TK, ayah bang Raka antar ke sekolah," nada suara Aksara mulai terdengar sendu.
helaan nafas berat terdengar. Kiara memang pernah berbohong bahwa ayahnya akan datang saat hari pertama Aksara masuk TK. Tapi, kemudian ia bilang sang ayah mendadak ada pekerjaan.
Ternyata, jujur ataupun tidak soal keberadaan Bayu, ia tetap banyak berbohong pada buah hatinya.
" Maaf," hanya itu yang bisa Kiara ucapkan.
" Nda tidak salah,"
Jika Aksara mengartikan kata maaf itu karena ketidakhadiran ayahnya. Kiara justru meminta maaf atas semua kebohongan yang ia buat.
" Nda, tapi Aksa bukan anak h@ram kan?"
Deg
" Aksa memangnya tahu apa anak h@ram itu?,"
" Hmm. Anak yang lahir tanpa ayah. Katanya, kalau anak yang lahir tapi ayah dan ibunya tidak menikah namanya anak h@ram,"
Jlebb
"Aksa bukan anak haram kan, Nda?,"
Merasa butuh konsentrasi untuk menyetir, Kiara menepikan motornya. Ia lalu meminta sang anak melihat ke arahnya.
" Siap yang bilang?,"
" Orang-orang. Mereka bilang Aksa anak h@ram," wajahnya tertunduk. Hati Kiara semakin terluka.
Kiara menangkup wajah Aksa agar melihat ke arahnya.
" Kamu bukan anak h@ram, sayang. Aksa anak ayah dan Bunda. Ayah Aksa namanya Bayu. Ayah Bayu ada di kota yang sangat jauh sedang bekerja."
" Kenapa tidak pulang?. Aksa belum pernah bertemu satu kali pun."
Kiara diam. alasan apa lagi yang harus ia buat. Sang putra semakin berpikir kritis dari hari ke hari.
" Ayah Bayu akan pulang. Beberapa bulan lagi akan menemani Aksa saat hari pertama sekolah," janji yang entah apakah akan bisa ia tepati atau tidak. Yang pasti Kiara akan berusaha tidak mengecewakan putranya.
" Jadi, jangan lagi berpikir tentang anak h@ram, hmm?. Lagipula tidak ada anak h@ram. Sekalipun ia terlahir tanpa pernikahan ayah dan bundanya. Kamu harus ingat itu ya,"
" iya, Nda. Nda janji ya, ayah harus datang. Beberapa bulan lagi Aksa masuk SD,"
Kiara hanya mengangguk. Ia melanjutkan perjalanan pulang ke rumah. Hari semakin petang.
Hatinya masih gamang. Akankah ia kembali ke kota atau membuat kebohongan baru yang pastinya akan menambah luka bagi Aksa.
.
.
TBC
Ayah Anakku (3)
" Datanglah nanti malam. Pak Handoko mengundang kita makan malam di kediamannya,"
" Dan mengenalkan putrinya untuk di jodohkan denganku?,"timpal Bayu sinis.
Galih terkekeh karena sang anak menebaknya dengan tepat. Tujuannya memang ingin menjodohkan Clara putri bungsu Handoko dengan Bayu, anak keduanya yang masih menduda. Itu yang Galih tahu.
" Aku tidak akan datang." tegas Bayu.
" Nak, cobalah buka hatimu. Tidak semua perempuan seperti mantan istrimu itu," jelas Galih. " Papa juga sudah ingin menimang cucu,"
" CK, Papa sudah punya tiga cucu kalau Papa lupa. Kak Fathur sudah punya tiga anak," jelas Bayu mengingatkan ayahnya soal Fathur, sang kakak yang berprofesi sebagai dokter.
" Iya. Tapi, dari kamu kan belum,"
Hufh
Bayu meletakkan berkas yang ia baca.
" Pa, sebelum aku bisa ingat semuanya, aku tidak akan menikah lagi. Aku merasa melupakan sesuatu yang berharga. Tapi, aku lupa apa itu," lirihnya.
Galih terdiam. Bayu Aksara Yudhistira memang mengalami amnesia. Lebih dari enam tahun yang lalu, ia mengalami kecelakaan yang membuatnya hilang ingatan bahkan kelumpuhan.
Kelumpuhan yang pada akhirnya membuat Yumna mulai jengah karena ia harus merawat laki-laki itu yang tidak bisa apa-apa.
Namun, demi tetap bisa menikmati harta sang suami, ia berpura-pura tidak masalah. Padahal, di belakang sang suami, Yumna sering menemui laki-laki yang tidak lain adalah s3lingkuha nya. Berpikir bahwa tindakannya tidak akan diketahui Bayu yang masih terbaring di rumah sakit.
Nyatanya, Galih justru mengetahui dari orang-orang suruhannya. Akhirnya, perceraian itu terjadi tanpa Yumna bisa mengelak karena Bukti yang dimiliki mertuanya.
" Kamu masih memikirkan perkataan Yumna?," selidik Galih.
Saat itu Yumna mengatakan bahwa Bayu akan menyesal. Karena ia mengetahui rahasia Bayu.
" Ya. Aku merasa ucapan Yumna bukan kebohongan,"
" Kalau bohong?,"
Bayu mengedikkan bahunya.
Galih diam. "Apa yang sudah kamu ingat?," Selidik sang ayah.
" Aku tidak tahu apa ini hanya bunga tidur atau bagian dari kepingan ingatan yang hilang,"
" maksudnya?,"
" Aku sering bermimpi berada di sebuah rumah sederhana. Anehnya disana ada seorang perempuan yang sedang hamil besar. Kami menghabiskan waktu bersama. Aku bahkan mengatakan pada wanita itu bahwa aku sangat menunggu kelahiran anak kita."
Galih terdiam mencoba mencerna.
" Anak kita?,"
" Ya, aku yakin itu anakku dan wanita itu. Walaupun aku tidak bisa melihat wajahnya, aku yakin dia bukan Yumna,"
Lagipula setelah tes DNA itu, membuktikan bahwa janin yang di kandung Yumna tidak cocok kan?.
" Papa akan membantumu mencari tahu."
" Ya, sepertinya aku memang butuh bantuan Papa,"
" Tapi, bayarannya kamu harus datang malam ini..."
" Lebih baik aku usaha sendiri jika ujung-ujungnya harus datang ke acara perjodohan itu," tegas Bayu membuat Galih tertawa.
" Lupakan. Kita akan mencari tahu dulu semuanya. Jika terbukti itu hanya bunga tidur, maka carilah calon istri jka tidak mau dijodohkan."
Bayu hanya berdehem. Ia merasa tidak berminat.
Sepeninggal sang ayah, Bayu menyandarkan punggungnya. Menatap langit-langit kantornya.
" Siapa kamu? Kenapa aku tidak bisa mengingat mu?," gumam Bayu.
...******...
" Semuanya Delapan puluh tujuh ribu," ucap Kiara pada laki-laki di hadapannya.
" Kembaliannya ambil saja," ucap sang laki-laki yang berprofesi sebagai mandor di sebuah proyek yang sedang di kerjakan tidak jauh disana.
Kiara membuka toko sembako demi menghidupi dirinya dan sang putra. Uang dari menjual emas cukup banyak. Tokonya selalu ramai. Karena jauh dari kota, dan warung yang lengkap sembakonya juga jarang.
" Tidak. Ini ambil saja kembaliannya, Pak,"
" Ck, sudah aku bilang, jangan panggil pak. panggil Mas saja," ucapnya membuat Kiara sedikit bergidik ngeri apalagi melihat mata sang pembeli yang berkedip-kedip. Genit.
" Oh, iya Mas," jawab Kiara sedikit takut.
" Nah gitu lebih enak kan?,"
Kiara hanya meringis.
" Buat jajan Aksa saja,"
" Maaf, pak. Suami saya akan marah kalau tahu saya menerima uang dari laki-laki lain apalagi untuk jajan anaknya," tegas Kiara menolak.
" Dek Ara jangan bohong. Aku belum pernah lihat suami Dek Ara,"
" Suami saya memang berkerja jauh, Mas."
" Ya, sudah tinggalkan saja suami seperti itu. Bisa jadi dia punya istri di tempat jauh sana. Sampai tak ingat pulang,"
Bukan bisa jadi, lah Pak Bayu memang punya dua istri. Sayangnya aku yang kedua. Kiara membatin.
Kiara menghela nafasnya. Lelah menghadapi para laki-laki yang ia tahu punya niat tersembunyi. Itu yang tidak ia sukai saat berjaga di depan. Tapi, karena Lilis izin ada keperluan, jadilah ia yang ada di depan.
" Pak, tolong hargai perasaan istrinya. Saya tidak mau Bu Ratna datang lagi mengintrogasi saya. Padahal kita tidak punya hubungan apapun," Kiara berbicara formal lagi.
Awalnya ia mengikuti keinginan laki-laki bernama Ferdi itu agar dia cepat pergi. Eh, malah berlama-lama disana. Mana suasana toko sedang sepi.
" Eh, kenapa lama belanjanya? Ditunggu dari tadi," seorang perempuan paruh baya datang dengan mata melotot.
Sudah aku duga. Dia pasti akan datang menyusul. Batin Kiara.
Dialah Ratih, istri dari Ferdi.
" Ini juga sudah, Bu," jawab Ferdi gelagapan karena istrinya datang menjemput.
" Cepat!!," bentak sang istri.
" Hah... Kalau ada toko yang lebih lengkap dari toko ini, aku tidak Sudi belanja disini." kesal Ratih.
Kiara hanya tersenyum saja. Membiarkan wanita itu bersungut-sungut. Menanggapinya malah makan hati.
" Sudah, Bu. Ayo pulang. Ini belanjanya juga sudah selesai," Ferdi menarik Ratih dari sana.
Apalagi toko mulai ramai. mereka jadi bahan tontonan.
" Malu, Bu." ucap Ferdi saat menarik lengan sang istri
" Kalau malu jangan menggoda Ara terus. Kamu pikir aku tidak tahu kelakuan busukmu. Berlagak belanja padahal mau menggoda pemilik tokonya. Lagipula kenapa dia jaga di depan? Mana si Lilis, biasanya sama dia," ketus Ratih masih misuh-misuh.
" Sabar ya, Teh. Bu Ratih memang begitu. Yang salah suaminya, yang di marahi malah orang lain," seorang pembeli meletakkan barang belanjaannya di atas meja.
Konsep toko Kiara memang seperti mini market. Pembeli mengambil belanjaannya lalu bayar di kasir.
" Iya, Bu," jawab Kiara sambil menghitung belanjanya.
Akhirnya toko sepi, ia pun sudah beranjak untuk berbenah sebelum pulang.
" Ya, Ambu. Ini juga sudah selesai. Sudah mau tutup toko,"
" Neng, Ini Aksa Deman. Panasnya tinggi. Dari tadi manggil ayahnya terus.."
Deg
" Ara datang sebentar lagi. Nanti, kita bawa ke mantri Ali, Ambu,"
" Iya. Hati-hati di jalan ya,neng,"
" Iya, Ambu,"
Kiara cepat-cepat keluar dari toko dan menarik rolling door dan menguncinya.
Toko yang sedikit berantakan ia abaikan. Keadaan Aksara lebih penting. Anak laki-lakinya itu jarang sakit. Jadi,Kiara khawatir.
Dengan cepat, ia menemui Aksara di kamar anak itu.
" Ayah. Aksa mau Ayah..."
Deg
.
.
TBC
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!