NovelToon NovelToon

You Are Mine

sinopsis

Sinopsis

London 18 tahun lalu.

Sebuah pertemuan di salah satu hotel di London adalah pertemuan antar perusahaan perusahaan besar dari seluruh dunia. Dan mereka membahas permasalahan Global yang cukup pelik.

Di sudut ruangan aula besar terdapat laki laki berusia 14 tahun hanya memandang sekitar dan terlihat bosan. Raut wajahnya sangat ingin keluar dari pertemuan yang tidak seharusnya dia hadiri namun sang ayah yang sedang merintis menjadi seorang politikus mencari sponsor untuk dirinya maju menjadi salah satu anggota di negaranya.

Laki laki itu pun memilih keluar dan memgambil segelas minuman yang tak seharusnya anak seusianya minum. Berdiri di balkon hotel sedikit membuatnya terhibur. Melihat lalu lalang kendaraan dan lampu lampu yang membuat kota London malam itu terlihat sangat cantik.

Sebuah insiden terjadi dan terdengar kegaduhan dari dalam aula. Lampu tiba tiba meredup dan terlihat beberapa orang berbaju hitam dengan senjata laras panjangnya memasuki aula seolah mengepung dan akan siap menyerang.

Hingga saat salah satu pria itu menyadari bahwa ada seorang laki laki di balkon berusaha mendekatinya. Namun tangan laki laki itu ditarik dan dibawa kesebuah lorong dan masuk ke dalam sebuah kamar. Laki laki yang tak lain adalah Aland terlihat kaget serta menarik nafas lega karena telah berhasil kabur dari pengepungan itu.

Diliriknya seorang yang menarik dan menyelamatkan nyawanya sedang mengintip dari celah lubang pintu memastikan keadaan aman. Setelah mengunci dan memasang beberapa kursi dibaliknya orang tersebut mendekati Aland yang sudah pasti bingung dengan apa yang sudah terjadi.

“Kita sudah aman disini sementara. Hubungi asisten atau ajudanmu untuk menjemput dikamar suite 550. Tidak perlu mengucap terima kasih karena aku sedang lewat saja dan melihatmu disana. Bye..” ucapnya setelah mengeluarkan kalimat panjang dan mengintip lalu keluar dari kamar itu tanpa mendengar apapun yang akan Aland katakan.

“Wuahh.. gadis yang menarik..” ucapnya sambil tersenyum dan mengambil ponsel dan mencoba menghubungi Asistennya.

“Kamar suite 550” ucapnya dan mematikan sambungan telpon.

*****

Cast Singkat

Aland Rey Dewantara

Memiliki wajah khas keturunan Korea dari ibunya menjadi kan Aland layaknya artis Kpop namun tak lantas dirinya menyukai hal berbau kampung halaman sang ibu (Lee Min Ah). Lahir dan besar dari keluarga seorang Politikus Dion Dewantara tak lantas pula Aland mengikuti jejak sang ayah. Aland lebih memilih untuk mengabdikan dirinya menjadi seorang Pengusaha Retail dan membuatnya sukses besar.

Sera Swan

Gadis cantik berusia 27 tahun adalah keturunan Inggris-Indo. Lahir dan besar di London membuatnya terlihat sangat cantik. Mata hazelnut milik ayahnya, Harry Alexander terlihat sangat menawan dengan rupa yang bisa di katakan salah satu pahatan Tuhan yang sempurna. Namun sejak kedua orang tuanya bercerai, Sera memilih tinggal sendiri di salah satu apartement dan meninggalkan dunia glamournya hingga saat berusia 21 tahun Sera memilih untuk menjadi seorang WNI di tanah kelahiran sang Ibunda Nadin Atmajaya. Dan Sera menolak untuk meneruskan perusahaan ayahnya dan lebih memilih menjadi seorang prajurit wanita. Dan saat usianya 23 tahun Sera sudah menjadi salah satu anggota TNI wanita yang cukup disegani dan terpilih menjadi salah satu anggota kopassus. Namun persaingan sesama anggota membuatnya terlibat suatu konflik dan mengancam dirinya dikeluarkan bahkan dipecat secara tidak hormat.

Part 1 : Skorsing

Di sebuah gudang tua terdengar beberapa kali suara tembakan. Terlihat beberapa orang berbaju hitam sedang mencoba adu tembak dengan geng preman yang sudah menjadi target lama penangkapan di daerah itu.

Kegiatan yang bukan hanya meresahkan warga sekitar tetapi juga membuat dampak ekonomi daerah tersebut menurun. Sekelompok berbaju hitam itu adalah kopassus yang ditugaskan untuk menangkap geng tersebut.

Terlihat seseorang memakai masker dan topi mengejar pria yang diyakini ketua geng tersebut. Orang itu tanpa takut maju dan mendekati pria tua itu dengan sangat yakin.

“Berhenti disana atau kutembak.!”

Pria itu terus berlari dan berbelok untuk ke salah satu lorong.

“Athena mengejar Kepala..!” lapor orang tersebut dan mengongkang senjata.

“Jangan sendiri! Tunggu Zeus kesana..” jawaban dari earpiece yang mereka pakai.

Duukk Duukk

Athena yang melihat sang kepala akan kabur langsung menyergap sendirian tanpa memperdulikan pesan dari teman kelompoknya.

“Angkat tanganmu Roy! Atau kupecahkan kepala mu disini..” ucap Athena.

Pria yang dipanggil Roy itu melepaskan kayu yang digunakannya untuk membuka pintu dan mengangkat tangannya.

“Okay.. aku menyerah”. Ucap Roy berbalik dan melihat Athena sedang menodongkan senjata kearahnya.

Athena mendekat dan segera mengambil borgol untuk menangkap Roy.

“Athena turun bersama Kepala” Lapornya lagi melalui earpiece miliknya.

Athena mendorong Roy untuk segera cepat turun dari tangga. Sambil dirinya berhati hati.

Namun tanpa Athena sadari dari balik pintu sebelah tangga seseorang memukul kepalanya dengan keras menggunakan balok kayu dan membuat Athena tergeletak bergulung dengan sisa anak tangga lalu tak sadarkan diri.

“Athena..posisi sekarang!” ucap Zeus.

Orang yang tak lain adalah salah satu yang memakai baju yang sama dengan Athena membuka borgol Roy.

“Pergilah! Dan hutangku padamu selesai! Jika lain kali aku melihatmu lagi, tidak segan aku menangkapmu!”. Ucapnya.

Roy tersenyum bangga. “Sebaiknya kau bergabung dengan geng ku dan akan kutempatkan kau sebagai tangan kananku.. Dobby.. atau bisa kupanggil dengan Ares”.

“Pergilah brengxxk!!!” ucapnya geram dan melihat Roy berlari dan melompat melalui jendela belakang gedung.

Orang itu menekan sedikit tombol ditelinganya dan menjawab untuk Athena. “Di lantai 2 dekat tangga, Athena terluka”.

“Ares bawa Athena segera ke mobil. Kita mundur karena Roy terlihat kabur dari lantai atas.”

“Baik”

Percakapan tersebut berakhir dan sebelum mengangkat tubuh Athena. Pria yang dipanggil Ares tersebut mengeluarkan pisau dan sedikit menyayat lengannya.

Tanpa disadarinya Athena sadar dengan sangat lemah lalu melihat Ares menyayat lengannya sendiri dan membantunya bangun sebelum kesadarannya kembali hilang.

****

Biippp biipp..

Bunyi dari alat pendeteksi jantung terdengar nyaring di ruangan serba putih itu. Di atas kasur Athena terbaring dengan balutan perban dikepala.

Pria itu menggenggam tangan Athena dengan cemas setelah tahu bahwa rekannya tetap maju menghadapi musuhnya sendirian.

Sang Athena perlahan membuka matanya dan melihat dengan samar sekitarnya. Dan tatapannya teralih ke samping kepada pria yang terlihat raut wajahnya khawatir.

“Sean.. apa yang terjadi?” tanya Athena.

“Kamu mengalami gegar otak ringan akibat pukulan dibagian kepala.. untung hanya itu, aku sangat khawatir saat Dobby mengabarkan kamu tidak sadarkan diri. Sebentar aku panggilkan dokternya.”

Sean masuk bersma dokter dan segera memeriksa keadaan Athena.

“Ibu Sera sudah melewati masa kritisnya dan observasi lanjutan akan dilaksanakan seminggu ini untuk melihat apakah tidak ada yang fatal lebih dari ini. Saya permisi.!” Ucap dokter itu.

Sera nama asli dari Athena tersenyum samar dan menatap lurus ke depan. Mencoba mengingat hal terakhir saat dirinya tak sadarkan diri.

“Kenapa aku tidak bisa mengingat kejadian itu?” tanyanya pada Sean.

Sean mengambil dan memberikannya pada Sera. “Amnesia jangka pendek. Kamu mengalami shock dan ingatannya akan kembali nanti. Jadi benar kamu tidak mengingat apa yang terjadi terakhir kali.” Sera menggeleng lemah.

“Baiklah. Aku bertanggung jawab penuh atas anggota ku.”

“Maksud kamu?”

“Ini bukan salahmu Sera. Kita kehilangan Roy kemarin dan Jenderal sangat marah karena kamu dianggap terlalu gegabah saat itu.”

“Ah.. aku merasa pusing.!”

“Baiklah baiklah . Aku tidak akan memaksamu dan kamu jangan memaksakan diri untuk mengingat kejadian itu.”

“Tapi aku harus bisa menjelaskan kepada Jenderal, atau aku akan selesai.” Ucap Sera.

Sera mengalami amnesia hanya pada saat peristiwa terakhir yang membuatnya tak sadarkan diri namun Sera tak lupa bahwa 6 bulan terakhir ini dia selalu melakukan hal ceroboh dan kemarin adalah kesempatan terakhirnya untuk menunjukkan performa terbaiknya namun Sera menggagalkan misi mereka.

“Aku akan membantumu berbicara dengan Jenderal.”

“Tidak perlu Sean. Aku tidak ingin kamu juga menerima konsekuensinya.”

*****

1 Minggu Kemudian

Sera sudah berada di mobil. Sean-lah yang menemaninya di rumah sakit selama 1 minggu ini. Karena selama masa tugas seorang prajurit dilarang keras untuk memberikan kabar pada keluarga. Dan Sera pun tak ingin Ibunya cemas.

Tujuan mereka menemui Jenderal. Sera sudah sangat yakin akan konsekuensi yang akan diterimanya. Selama di rumah sakit Sera berusaha mengingat kejadian itu namun kepala terus berdenyut dan akhirnya menyerah hingga ingatan itu kembali dengan sendirinya.

“Saya sudah mendengar dari Sean. Bahwa kamu melakukannya dan menghadapi Roy sendirian! Dan saat ini kamu tahu apa yang terjadi?"

Sang jenderal duduk dengan menatap Sera mengintimidasi. Seharusnya misi yang mereka jalani hari itu berjalan dengan baik. Sera seharusnya tidak ikut dalam misi tersebut, namun Sean meyakinkan bahwa Sera akan membantu dan hasilnya gagal.

“Siap saya tahu!” ucap Sera dengan tegas dan hormat.

“Kamu saya skorsing dan tidak boleh memasuki daerah militer. kamu dibebas tugaskan selama 1 tahun. Silahkan pergi!” Tegas sang Jenderal bernama Benny.

“Siap terima kasih” ucap Sera lalu berbalik berjalan keluar.

Sudah ada Sean dan beberapa teman kelompoknya menunggu hasil dari keputusan sang Jenderal.

“Skorsing Ser?” Tanya gadis disamping Sean.

“Setahun guys”. Jawabnya lemah

“GILAAA! Lama banget. Lo dikeluarin apa gimana tuh.” Sambung Jay

Sera mengangkat bahu dan mulai mencopot atribut prajuritnya dan menyerahkannya pada Sean. Lalu Sera berjalan mendekati Dobby yang melihatnya dengan ekspresi sulit diartikan.

“Apa lo gak lihat apa yang terjadi saat nemuin gue kemarin Dob?” tanya Sera.

Dobby yang hanya diam dan mendengarkan menggeleng lemah, “Gue naik ke atas saat denger lo lagi sama Roy dan pas gue sampe, lo udah tergeletak berdarah di lantai dan Roy kabur ke arah jendela belakang.” Jawabnya.

Sera merasa ada yang janggal namun ingatannya belum kembali dan hanya pasrah dengan keadaannya sekarang.

“Thanks Sean udah anterin aku. Jangan kangen sama aku yah. Kabarin aja kalo mau main .. hehehe” ucap Sera melepas seatbeltnya.

“Tentu Athena. Aku bakal kangen. Aku akan ajak anak anak main kapan kapan kerumah kamu. Get Well Soon Dear”.

Sean sangat perduli terhadap Sera. Mereka adalah rekan 1 angkatan dan Sean sangat menyayangi Sera layaknya saudara. Karena Sera sangat mirip dengan adiknya yang sama sama bercita cita ingin menjadi Tentara namun Tuhan berkehendak lain, adik Sean meninggal akibat kecelakaan.

*****

Sera bangun setelah semalaman tidur begitu pulas dan jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Perutnya meronta meminta makanan. Setelah dinyatakan sembuh dan kenyataan bahwa dia harus di skors membuat Sera mendadak bingung apa yang harus dilakukannya selama setahun kedepan.

Suara kata sandi yang di tekan memberitahukan bahwa ada seseorang yang datang. Itu ibunya, Nadin. Seanlah pasti yang memberi tahu Nadin hal ini.

“How are you dear?” tanya Nadin sambil meletakkan banyak paper bag ke atas meja dapur.

“Aku gak papa ma. Semua sudah di tes dan hasilnya aku aman dan tidak ada luka apapun lagi.”

“Kenapa gak pulang ke rumah?” nadin memeluk anak satu satunya itu sambil mengelus rambutnya.

Sera melepas pelukannya dan mencium tangan Nadin, “Aku lebih nyaman disini ma. Lagian tanpa aku beritahu pun mama bisa tahu aku sudah di apartemen”.

“Lalu apa yang akan kamu lakukan setahun ke depan? Apa mereka hanya alibi saja menskors kamu . Apa kamu dipecat?” Nadin berujar sambil mengambil botol kaca berisi susu segar alami yang selalu diberikannya kepada Sera saat berkunjung.

Sera menerimanya dan meminum susu tersebut hingga tak bersisa. “Entahlah! Mungkin aku ingin menghabiskan uang mama dan menikmati hidup layaknya warga sipil. Hhaa” jawabnya.

“Kunjungi ayahmu. Bukankah kalian sudah 3 tahun tak bertemu?”

“Masuk ke dalam list rencanaku ma” ujarnya lalu berlalu menuju kamar.

“Mama akan menginap semalam disini. Ada pertemuan di hotel dekat sini dan mama sekalian mau mengajak kamu kesana ya.”

Sera menarik nafas. “Oh come on ma... its my first day”

“Mama mau keluar dulu. Sore mama pulang kamu sudah harus siap. Istirahatlah sayang” Nadin keluar dengan cepat sebelum mendapat amukan dari Sera yang sangat enggan namun inilah waktu yang bisa diberikannya kepada Nadin.

****

Sera berjalan berdampingan dengan mamanya. Sudah sangat lama dirinya tak pernah hadir dalam pesta. Karena terakhir kali dirinya menghadiri pesta semua menjadi hal yang mengerikan. Sera hampir kehilangan sang ayah dalam acara tersebut.

“Kamu boleh berkeliling sebentar atau duduk disana dulu ya, Mama mau menemui rekan kerja mama disana sebentar dan akan mengenalkannya kepada kamu nanti.”

Sera yang menggunakan gaun dengan tali segaris itu cukup risih karena sebagian belahan dadanya terlihat dan Sera tahu banyak yang mencuri pandang ke arahnya dengan tatapan kurang ajar.

Salahkan sang mama yang memberikan ukuran baju lebih kecil dari yang seharusnya. Sera yang terbiasa menggunakan setelan jeans dan kaos terasa cukup sesak menggunakan gaun tersebut.

Kerongkongannya sangat haus dan menghampiri stand minuman. Dilihatnya sebuah cairan putih dengan gelas menyerupai segitiga terbalik lengkap dengan lemon dipinggirannya. Sera tau itu adalah minuman beralkohol. Rasa penasarannya ingin mencoba sedikit dan saat akan meminumnya seseorang mengambil gelas itu.

“Bukankah seorang prajurit dilarang untuk meminum alkohol.” Ucapnya berbisik sambil tersenyum kearah Sera.

Sera menatap pria itu dan membalas dengan berbisik juga, “Tidak akan ada yang tahu kalau lo gak bocorin ke markas” jawab Sera.

Pria itu tertawa pelan menatap Sera dengan tatapan mengagumi. “Setahun bukanlah waktu yang sebentar loh Ra. Jadi ibu persit aja yuk banyak juga kegiatannya.”

Sera tertawa mendengar ucapan pria itu, “Gak enak Mas jadi ibu persit. Mainnya voli mulu.” Candanya.

Pria itu menanggapinya dengan tersenyum, “Apa lo udah beneran baik baik aja, Ra?”

“Gue baik kok Mas, Gimana Mas Raga sendiri? Kok bisa ada disini? Setahu gue ini acara untuk pengusaha aja ya..?”

“Besok ballroomnya ini mau dipake sama kesatuan jadi yah gue ngecek tempat dulu Ra. Beruntung banget gue ketemu lo. Kenapa telfon gue gak dijawab?”

Yah, Raga mendapat kabar dari Jay, sepupunya kalo Sera mengalami kejadian yang buruk dan mengakibatkannya di skors. Saat itu juga Raga mencoba menghubungi Sera namun panggilan dan pesannya tak ada satupun dibalas.

“Gue sumpel juga tuh si Jay lama lama. Apalah pake lapor segala sama lo.”

“Gak papa lah Ra, gue juga khawatir sama lo..”

Sera tahu bahwa Raga memiliki perasaan padanya namun bagi Sera, Raga hanyalah temannya dan tidak lebih dari itu.

Dari arah kejauhan tepatnya di salah satu meja seorang Pria tersenyum bahagia melihat ke arah Sera. Pria itu meneguk habis minuman yang dipegangnya

“Kamar Suite 550.” Gumamnya.

Part 2 : Masih Menarik

Selesai mengobrol dengan Raga, Sera berpamitan menuju toilet. Diliriknya Nadin sedang mengobrol dengan rekan bisnisnya, Sera pun langsung masuk ke dalam toilet yang letaknya cukup ke sudut di ujung lorong.

Setelah di rasa cukup rapi, Sera segera keluar dan bertujuan menemui ibunya untuk segera pulang. Terlalu lama disini membuatnya pusing.

Dilihatnya Nadin masih disana, langkahnya pun tertuju kepada sepasang suami istri yang sedang mengobrol bersama Nadin.

“Ini anakku satu satunya Pak Ridwan dan Bu Diana. Sera Swan.” Ucapnya mengenalkan Sera rekannya.

“Wah cantik banget kamu nak. Andai Fahri belum punya calon, pasti aku kenalin kalian.. hahaha” ucap Bu Diana terlihat sangat menyukai Sera.

Sera yang mendengarnya hanya tersenyum samar.

Nadia yang tau karakter anaknya menimpali, “Jangan deh bu. Nih anak jarang pulang.. libur kerja saja gak bilang sama saya. Nanti Fahri gak ada yang urus..” ucapnya sambil tertawa mencairkan suasana yang agak sedikit garing bagi Sera.

“Owalah, memangnya Nak Sera kerja apa ya bu Nadin?” tanya Pak Ridwan.

“Jadi TKI bu..” Jawab Sera asal.

Kedua suami istri tersebut agak terkejut mendengarnya. “Ma, Sera balik ke apart ya..” jawabnya lalu meluncur pergi sebelum mendapat jawaban dari Nadin.

“Ikut kerja sama ayahnya, jadi jarang ketemu sama saya.. maklum ya bu..” timpal Nadin setelah Sera pergi.

Sera tetap ingin merahasiakan pekerjaannya dan Sera sudah mewanti wanti Nadin untuk tidak membuka rahasianya tersebut. Sera tidak ingin orang beranggapan bahwa dia diterima sebagai anggota karena jalur orang dalam.

*****

Sera menuju lobi hotel setelah pulang menaiki taksi. Sebenarnya supir mamanya ingin mengantar namun Sera tak ingin menunggu terlalu lama dan akhirnya memilih taksi.

Sera menunggu lift untuk menuju lantai apartementnya namun saat akan menutup tangan seseorang membuat pintu tersebut terbuka kembali dan untuk pertama kalinya setelah puluhan tahun Sera menatap mata hitam yang begitu kelam dan indah bersamaan baginya.

Begitu sebaliknya, orang tersebut tak melepas pandangannya pada Sera hingga dirinya masuk dan bersandar di sudut lift.

“Lantai berapa pak?” tanya Sera sopan.

Orang yang dipanggil “Pak” oleh Sera itu tersenyum dan berdiri tegak di samping Sera. Dengan jarak tersebut Sera bisa mencium parfum maskulin milik pria itu yang baginya sangat menenangkan.

“Saya belum setua itu untuk di panggil Pak. Kita tetangga. Saya baru pindah seminggu yang lalu. Kamu bisa panggil saya.....”

Tiinnggg

Sera melenggang keluar begitu saja tanpa mendengarkan penjelasan panjang yang sudah dimengerti dirinya. Baginya sudah cukup wangi parfum pria itu membuat seketika jantungnya berdetak cepat. Dan rasanya begitu lega saat keluar dari lift setelah terasa sesak berdua bersama pria itu.

Pria itu tersenyum bahagia, “Ternyata kamu masih menarik seperti dulu. Sera Swan.” Ucapnya keluar dari lift dan sudah melihat Sera memasuki ruanganya.

*****

Sera terbangun dan mematikan alarmnya. Pukul 5.30 pagi Sera terbangun dan segera memulai aktifitasnya.

Pagi ini Sera berniat lari pagi. Baginya kebiasaannya saat masih sebagai pasukan khusus harus tetap dijaga . Hitung hitung untuk menghabiskan waktu luang sambil merencanakan hal hal apa saja yang akan dilakukannya selama setahun. Dan juga untuk menjaga tubuhnya tetap bugar hingga kembali nanti.

Matahari mulai menampakkan sinarnya. Dan sudah 1 jam Sera berkeliling komplek apartemen miliknya. Sera memilih untuk duduk di bangku taman dan diikuti oleh seseorang yang juga duduk di bangku tersebut.

“Kuat juga lari sampe 1 jam.” Ucapnya yang juga terlihat menarik nafas.

“Maaf pak.. “

“Aland... bukan pak. Karena saya belum jadi bapak bapak.”

“Baiklah bapak Aland atau siapapun lo. Apa tidak ada kerjaan lain selain ngikutin gue?” tanya Sera sarkas.

Namun jantungnya terus berdetak kencang setelah mengenali wangi parfum yang kemarin di ciumnya di lift .

“Hari ini weekend. Dan bukan Cuma saya yang sedang berlari disini. Banyak orang juga nona cantik.”

Blushh

Wajah Sera memerah mendengar dirinya di puji. Namun sera langsung menggeleng menyadarkan dirinya. Dilihatnya ucapan pria bernama Aland tersebut benar. Semakin membuatnya malu karena mengira dirinya diikuti.

Insting sebagai pasukan khusus selalu digunakannya. Melalui sudut matanya pun Sera bisa melihat betapa rupawan seorang Aland. Keringat di dahinya mengalir hingga ke pipinya. Serta hidung mancung miliknya semakin menambah nilai plus.

Sera segera sadar dari lamunannya dan kembali memasang headphone dan berjalan pulang. Aland segera mengikutinya dan berhenti di hadapan Sera.

Sera mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya ‘Mau Apalagi?’

“Apa kamu punya waktu sebentar? Bagaimana sarapan bubur dulu disana?” ajak Aland.

Sera mengabaikan Aland dan berlari kecil namun masih dengan gigihnya Aland mengejar

“Saya traktir apapun yang kamu mau.” Ucapnya terengah mengikuti langkah kaki Sera.

Sera yang mendengarnya sedikit tergiur akan tawaran Aland. Alisnya naik satu dan melepaskan headphone yang belum ia putar sama sekali lagunya.

“Well. Bubur ayam bang Ridho di sana aja. Bubur dan sate ampelanya dan jus jeruk. Dan lo yang bayar.”

Sera mendahului Aland yang terlihat kegirangan saat tawarannya diterima.

****

“Wah segarnya...” Jus jeruk yang dipesannya sudah setengah habis. Dan mereka sedang menunggu pesanan buburnya.

Tingkah kecil itu tak luput dari pandangan Aland. Sera terlihat menggemaskan bagi Aland, apalagi ditambah dengan postur tubuhnya yang hanya sebatas pundak Aland.

“Mau pesen lagi?” tawarnya.

“Lo gak takut gue buat bangkrut?” tanya Sera.

“Gak masalah kamu habiskan uang saya. Tapi kita ke KUA dulu ya biar SAH.”

UHukk uhukk...

“Pelan pelan Ser, jangan kaget gitu dilamar sama Pria mapan ini.” Ucapnya sambil mengambil Tisu dan diberikannya kepada Sera.

“Lo psycho apa gimana sih. Gue aja kenal lo baru sekarang udah mau di ajak nikah. Emang gue cewek apaan. Jangan karena traktir gjnian lo pikir gue tertarik.. salah besar bapak Aland Yang Terhormat!” jawabnya dengan tegas.

Tak ada lagi bahasa halus dan sopan yang ditujukannya namun sepertinya orang yang selalu membuatnya berdebar ini sudah semakin akut membuat jantungnya berdebar. Namun jantungnya begitu kencang berdebar.

Aland tertawa cukup keras sehingga beberpa orang melihat ke arah mereka, “Serius banget kamu. Saya bercanda tapi ya serius juga..” jawabnya sambil tertawa.

“Ntar gue sebutin mahar gue , lo gak sanggup lagi.!”

“Aku-kamu aja Sera. Yang sopan dong sama saya.” Aland mencoba mendekati Sera.

“Gak mau! Lo aja gak sopan main lamar aja kayak gini...”

“Jadi mau yang gimana ngelamarnya?” Aland tersenyum menang.

Sera hampir saja tersedak buburnya saat akan menyendok suapan pertama. Seketika Sera tersadar dengan sesuatu.

“Ntar ntar. Lo tau nama gue darimana?” Mata Sera menyelidik Aland dengan seksama.

Aland bangkit dan mendekat ke telinga Sera.

“Sera Swan Alexander. Putri Tunggal dari Pengusaha asal Inggris Harry Alexander dan Nadin Atmajaya.” Bisiknya. Senyum penuh kemenangan amat terlihat dari wajah blasteran korea tersebut.

Sedangkan Sera yang selama ini merahasiakan identitasnya amat sangat terkejut.

Aland melahap buburnya masih dengan wajah tersenyum penuh arti. Baginya penantian 18 tahun sudah mulai terbayarkan.

“Apa mau lo sebenarnya?” tanya Sera berhenti mengunyah makanannya dan menatap sengit ke arah Aland.

“Nah ini yang aku tunggu..”

Aland memajukan kepalanya dan berbisik lagi tepat ditelinga Sera yang sudah geram dengan tingkah pria dihadapannya ini.

“Kamu jadi milikku.”

****

Tinggalkan koment ya.. Kritik dan sarannya juga boleh..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!